You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
. Zaman Mesolithikum<br />
Mesolithikum berasal dari kata Meso yang artinya tengah dan Lithos yang artinya<br />
batu sehingga zaman ini dapat disebut zaman batu tengah. Ciri kebudayaan Mesolithikum<br />
tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Palaeolithikum. Namun pada masa Mesolithikum,<br />
manusia yang hidup sudah ada yang menetap sehingga kebudayaan Mesolithikum sangat<br />
menonjol dan sekaligus menjadi ciri dari zaman ini yang disebut dengan kebudayaan<br />
Kjokkenmoddinger dan Abris sous Roche.<br />
Gambar 2.6 Pebble.<br />
Sumber: www.wikipedia.org<br />
Kjokkenmoddinger yaitu istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken<br />
artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger arti sebenarnya<br />
adalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger dapat diartikan juga timbunan atau tumpukan<br />
kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah menjadi fosil.<br />
Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa<br />
dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut, menunjukkan bahwa manusia purba<br />
yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V.Van Stein Callenfels<br />
melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak ditemukan kapak<br />
genggam yang ternyata berbeda dengan chopper, yakni kapak genggam Palaeolithikum.<br />
Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan<br />
pebble atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya, yaitu di Pulau Sumatra.<br />
Pebble bentuknya dapat dikatakan sudah agak sempurna dan sudah mulai halus.<br />
Bahan untuk membuatnya berasal dari batu kali yang dipecah-pecah. Selain pebble dalam<br />
Kjokkenmoddinger juga ditemukan sejenis kapak, tetapi bentuknya pendek seperti<br />
setengah lingkaran yang disebut dengan Hache Courte atau kapak pendek.<br />
Di dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan fosil manusia yang berupa tulang<br />
belulang, pecahan tengkorak dan gigi. Meskipun tulang-tulang tersebut tidak memberikan<br />
gambaran yang lengkap, dari hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa manusia yang<br />
hidup pada masa Mesolithikum adalah jenis Homo Sapiens.<br />
Selain Kjokkenmoddinger, ciri lain yang sangat menonjol dari zaman Mesolithikum<br />
seperti yang disebut di atas adalah Abris sous Roche. Abris Sous Roche adalah gua-gua<br />
yang dijadikan tempat tinggal manusia purba pada zaman Mesolithikum dan berfungsi<br />
sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Penyelidikan pertama pada<br />
Abris Sous Roche dilakukan tahun 1928 – 1931 oleh Dr. Van Stein Callenfels di gua<br />
Lawa dekat Sampung Ponorogo Jawa Timur.<br />
26 Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah <strong>Kelas</strong> <strong>VII</strong>