April 2012 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2012 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2012 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Oleh Hilary Watkins Lemon<br />
Berdasarkan kisah nyata<br />
Baiklah, semuanya. Mari kita<br />
adakan waktu bicara,” ibu<br />
memanggil.<br />
Josie telah menantikan waktu<br />
bicara sepanjang hari. Setiap sore,<br />
Josie dan dua adik lelakinya, Ben<br />
serta Wes, berkumpul di ruang tamu<br />
dengan Ayah dan Ibu untuk membicarakan<br />
tentang apa yang terjadi<br />
dalam hidup mereka.<br />
Malam ini Ayah telah mengatakan<br />
bahwa dia akan membantu<br />
Josie latihan naskahnya untuk<br />
pengumuman pagi. Membaca<br />
pengumuman pagi merupakan<br />
kesempatan istimewa di sekolah<br />
Josie. Besok Josie akan memainkan<br />
bagian kecil dari lagu favoritnya<br />
lewat pengeras suara sekolah dan<br />
menggunakan mikr<strong>of</strong>on untuk<br />
mengumumkan kegiatan hari itu<br />
dan menu makan siang.<br />
Josie berlari ke ruang tamu,<br />
bersemangat untuk berlatih dengan<br />
naskahnya.<br />
“Itu pembaca pengumuman kita<br />
yang terkenal!” Ayah berkata ketika<br />
Josie melompat ke s<strong>of</strong>a di sampingnya.<br />
“Bagaimana perasaanmu mengenai<br />
besok?”<br />
“Saya senang tetapi sedikit<br />
58 <strong>Liahona</strong><br />
Waktu<br />
Bicara<br />
“Saya akan menghormati<br />
orang tua saya dan melakukan<br />
bagian saya untuk memperkuat<br />
keluarga saya” (Standar<br />
Injil Saya).<br />
gugup. Saya takut saya akan mengacaukan<br />
semuanya di depan seluruh<br />
sekolah,” tutur Josie.<br />
“Itulah sebabnya kita berlatih,”<br />
Ayah menjawab. “Lanjutkan dan bacalah<br />
seluruh naskahmu, dan Ayah<br />
akan mendengarkan di bagian-<br />
bagian yang perlu kamu perbaiki.”<br />
“terima kasih, Ayah,” ujar Josie.<br />
Dia dan Ayah memeriksa naskah<br />
itu beberapa kali sehingga Josie<br />
tidak bisa menghitung lagi. Lalu<br />
Josie berdiri dan menyampaikan<br />
naskahnya yang terakhir kali untuk<br />
keluarganya. Ayah dan Ibu gembira.<br />
Ben memberinya ucapan selamat,<br />
dan Wes tersenyum dan bertepuk<br />
tangan.<br />
Josie pergi tidur dengan bahagia<br />
dan yakin.<br />
Keesokan harinya segala sesuatunya<br />
berjalan mulus. Meskipun<br />
dia gugup, Josie tersenyum ketika<br />
dia mendengar musik diperdengarkan<br />
melalui pengeras suara sekolah.<br />
Dia senang dia telah berlatih<br />
dengan naskahnya bersama Ayah,<br />
dan dia membacanya perlahan<br />
dan secara jelas tanpa kesalahan<br />
apa pun.<br />
“Kamu melakukannya dengan<br />
baik sekali,” Ibu Blake, asisten kepala<br />
sekolah, bertutur.<br />
Usai sekolah hari itu, Josie berdiri<br />
mengantre bus. Seorang anak yang<br />
lebih besar berpaling dan bertanya,<br />
“Apakah kamu anak yang membaca<br />
pengumuman hari ini?”<br />
Josie tersenyum. “Ya,” katanya.<br />
“Mengapa kamu memilih lagu<br />
itu?” Anak lelaki itu bertanya. “itu<br />
lagu yang jelek. Kamu benar-<br />
benar mengacaukan pengumuman<br />
pagi.” Lalu dia mengolok-oloknya