27.12.2013 Views

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

13<br />

Pada pertemuan karet internasional di London tahun 1949, delegasi Perancis<br />

untuk pertama kalinya mengemukakan suatu cara baru bagi penggolongan mutu karet<br />

alam. Menurut cara ini karet alam dibedakan jenis mutunya atas dasar sifat<br />

keterolahan dan sifat pematangan (vulkanisasi) nya diketahui dengan menentukan<br />

viskositas Mooney karet alam mentah dengan ”Mooney-viscosimeter” (Kartowardoyo,<br />

1980).<br />

2.6. Komponen-Komponen yang Mempengaruhi Sifat Lateks<br />

Komponen-komponen bukan karet didalam lateks sangat mempengaruhi sifat lateks,<br />

diantaranya ada yang berakibat bagus tetapi ada juga yang berakibat buruk terhadap<br />

lateks. Adapun komponen-komponen tersebut yaitu protein, karbohidrat dan ion-ion<br />

logam.<br />

Protein<br />

Kandungan protein yang terdapat dalam lateks segar berkisar antara 1,0-1,5% (b/v)<br />

dan sekitar 20% dari protein tersebut teradsorbsi pada partikel karet, dan sebagian<br />

larut dalam serum. Protein yang teradsorbsi pada permukaan partikel karet berfungsi<br />

sebagai lapisan pelindung, dimana protein akan memberikan muatan negatif yang<br />

mengelilingi partikel karet sehingga mencegah terjadinya interaksi antara sesama<br />

partikel karet, dengan demikian sistem koloid lateks akan tetap stabil. Namun dengan<br />

adanya mikroorganisme maka protein tersebut akan terurai sehingga lapisan pelindung<br />

partikel karet akan rusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk<br />

flokulasi atau gumpalan.<br />

Karbohidrat<br />

Karbohidrat yang terdapat dalam lateks adalah sukrosa, glukosa, galaktosa dan<br />

fruktosa. Ini merupakan sumber energi dan media yang baik bagi pertumbuhan<br />

mikroorganisme, sebagai akibatnya akan terbentuk asam lemak. Asam lemak ini<br />

menurunkan kemantapan mekanik dan pH lateks. Jika pH berada pada titik isoeletrik<br />

maka lateks menggumpal. Untuk menghindarkan aktivitas mikroba biasanya<br />

ditambahkan bahan pengawet seperti amonia, natrium sulfit dan formaldehid.<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> Utara

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!