01.04.2014 Views

elemen-elemen pokok pembentukan peraturan daerah tentang ...

elemen-elemen pokok pembentukan peraturan daerah tentang ...

elemen-elemen pokok pembentukan peraturan daerah tentang ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pelbagai kegiatan advokasi juga dilakukan untuk menciptakan situasi<br />

yang kondusif bagi terlaksananya upaya pencegahan dan penanggulangan<br />

HIV & AIDS. Kegiatan-kegiatan tersebut mencetuskan pelbagai kebijakan,<br />

pernyataan bersama, rekomendasi dan komitmen, contohnya: Deklarasi<br />

Sanur (1997), Komitmen Sentani (2004), Komitmen Sanur (2004), Komitmen<br />

FLOBAMORA (2006), Kesepakatan Blambangan, dan lain sebagainya.<br />

Untuk mengisi kekosongan dalam <strong>peraturan</strong>, berbagai pihak sudah<br />

melakukan kegiatan advokasi baik di tingkat Provinsi maupun kabupaten/kota<br />

untuk memulai pembuatan Perda <strong>tentang</strong> pencegahan dan penanggulangan<br />

HIV & AIDS. Dalam proses advokasi tersebut, ada dua pertanyaan yang<br />

sering diajukan:<br />

1. Jika tidak ada perintah dari <strong>peraturan</strong> yang lebih tinggi, apakah<br />

pemerintah Daerah dan DPRD berwewenang membuat Perda?<br />

2. Jika Pemerintah Daerah & DPRD berwewenang, apa dasar hukumnya<br />

dan dalam hal apa sajakah Perda tersebut diperlukan?<br />

Permasalahan ini sebenarnya dapat dikonfirmasikan ke<br />

Pasal 12 UU Nomor 10 Tahun 2004 <strong>tentang</strong> Pembentukan Peraturan<br />

Perundang-undangan − selanjutnya disebut UU P3 (lihat pula Pasal 136 ayat<br />

(2) UU Nomor 32 Tahun 2004 <strong>tentang</strong> Pemerintahan Daerah yang telah<br />

diubah dengan UU Nomor 8 tahun 2005 dan diubah untuk kedua kalinya<br />

dengan UU Nomor 12 Tahun 2008, selanjutnya disebut UU Pemda).<br />

Ketentuan di atas mengatur <strong>tentang</strong> materi muatan Perda yakni seluruh<br />

materi muatan dalam rangka:<br />

a. penyelenggaraan otonomi <strong>daerah</strong>,<br />

b. penyelenggaraan tugas pembantuan,<br />

c. menampung kondisi khusus <strong>daerah</strong>, serta<br />

d. penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.<br />

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, pemerintah <strong>daerah</strong><br />

berwenang membentuk Perda sekalipun tidak ada perintah dari <strong>peraturan</strong><br />

perundang-undangan yang lebih tinggi sepanjang urusan yang hendak diatur<br />

itu merupakan urusan yang menjadi kewenangan <strong>daerah</strong>.<br />

Sebagai dasar hukum, pembuatan Perda <strong>tentang</strong> Pencegahan dan<br />

Penanggulangan HIV & AIDS dapat merujuk kepada:<br />

a. Pasal 13 ayat (1) huruf e UU Pemda untuk Provinsi, “Urusan wajib yang<br />

menjadi kewenangan pemerintahan <strong>daerah</strong> provinsi merupakan urusan<br />

dalam skala provinsi yang meliputi: … e. penanganan bidang kesehatan;<br />

… “, dan Pasal 14 ayat (1) huruf e UU Pemda untuk Kabupaten/Kota,<br />

“Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan <strong>daerah</strong><br />

kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota yang<br />

meliputi: … e. penanganan bidang kesehatan; … “,<br />

b. PP Nomor 38 Tahun 2007 <strong>tentang</strong> Pembagian Urusan Pemerintah antara<br />

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah<br />

Kabupaten/Kota Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) dan<br />

ayat (2) yang memuat ketentuan bahwa pemerintahan <strong>daerah</strong> Provinsi<br />

dan pemerintahan <strong>daerah</strong> kabupaten/kota mengatur dan mengurus urusan<br />

wajib meliputi: “… b. kesehatan; … .” Dalam Lampiran PP Nomor 38<br />

3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!