07.07.2014 Views

Bagian 4 – Australia kini - Australian Citizenship

Bagian 4 – Australia kini - Australian Citizenship

Bagian 4 – Australia kini - Australian Citizenship

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Namun selaku Bangsa Eropa yang berada di daerah<br />

dekat dengan Asia, <strong>Australia</strong> juga merasa mudah<br />

diserang, terutama setelah Jepang menjadi sangat<br />

kuat. <strong>Australia</strong> mengandalkan Britania Raya dan<br />

kekuatan angkatan lautnya untuk mempertahankan<br />

kami. <strong>Australia</strong> berperang dalam kedua Perang Dunia<br />

untuk menjaga agar Britania Raya tetap kuat dan<br />

untuk melindungi diri kami sendiri.<br />

Serdadu <strong>Australia</strong> masuk ke dalam Perang Dunia I<br />

pada tahun 1915 dengan menyerang Turki, sekutu<br />

Jerman. Orang-orang <strong>Australia</strong> dan Selandia Baru<br />

diberi tugas menyerang Semenanjung Gallipoli di<br />

bagian mereka sendiri.<br />

Mereka didaratkan di bagian pantai yang salah<br />

dan harus mendaki jurang yang curam sementara<br />

ditembaki oleh pasukan Turki. Mereka berhasil<br />

mencapai puncak jurang dan berlindung di galian<br />

parit, walaupun banyak kaum muda tersebut yang<br />

gugur. Waktu itu, warga <strong>Australia</strong> yang tinggal di<br />

<strong>Australia</strong> amat membanggakan semangat prajuritprajurit<br />

Anzac tersebut.<br />

Tanggal pendaratan di Gallipoli (25 April) merupakan<br />

hari libur nasional. Hari itu disebut Anzac Day menurut<br />

nama Korps <strong>Australia</strong> dan Selandia baru.<br />

Setelah Gallipoli, angkatan pertahanan <strong>Australia</strong><br />

bertempur di Garis Depan <strong>Bagian</strong> Barat di Perancis. Di<br />

situlah mereka mendapat julukan ‘diggers’ (penggali)<br />

karena mereka membuang banyak waktu untuk<br />

menggali dan memperbaiki parit mereka. Di bawah<br />

pimpinan komandan mereka, Jenderal John Monash<br />

(General John Monash), ‘diggers’ <strong>Australia</strong> mendapat<br />

banyak kemenangan dalam pertempuran terakhir<br />

melawan Jerman.<br />

Pria dan wanita yang menjadi anggota angkatan<br />

bersenjata <strong>Australia</strong> juga bertugas di Timur Tengah,<br />

berpartisipasi dalam pertahanan Terusan Suez serta<br />

kemenangan Sekutu atas Semenanjung Sinai.<br />

Simpson dan keledainya –<br />

John Simpson Kirkpatrick<br />

(1892 – 1915)<br />

John Simpson<br />

Kirkpatrick seorang<br />

pejuang dan legenda<br />

<strong>Australia</strong>.<br />

Sebagai Prajurit John<br />

Simpson, dia ikut<br />

dalam pertempuran<br />

di Gallipoli dalam<br />

korps medis ambulans<br />

sebagai pengangkut<br />

tandu. Sungguh sulit<br />

untuk mengangkut<br />

tandu melewati bukitbukit<br />

dan jurang. Melawan perintah angkatan<br />

darat, dia menggunakan keledainya, yang<br />

bernama Duffy, untuk membantu mengangkut<br />

serdadu yang terluka kembali ke tempat yang<br />

aman.<br />

Siang malam, berjam-jam, mereka menempuh<br />

risiko melakukan perjalanan antara pertempuran<br />

dan markas di pantai.<br />

Prajurit John Simpson tiba di Gallipoli pada<br />

tanggal 25 April 1915. Dia terbunuh hanya empat<br />

minggu kemudian karena ditembak senjata<br />

musuh. Para serdadu di markas tepi pantai<br />

tersebut diam-diam dengan penuh kesedihan<br />

menyaksikan Duffy, yang masih membawa<br />

seorang serdadu yang terluka, berlari kecil ke<br />

arah pantai tanpa tuan mudanya di sampingnya.<br />

Semenanjung Gallipoli dalam Perang Dunia I<br />

<strong>Bagian</strong> 5 – Cerita <strong>Australia</strong> kami 63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!