07.07.2014 Views

Bagian 4 – Australia kini - Australian Citizenship

Bagian 4 – Australia kini - Australian Citizenship

Bagian 4 – Australia kini - Australian Citizenship

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Perang Dunia II, 1939 - 1945<br />

Dalam Perang Dunia II, warga <strong>Australia</strong> berjuang<br />

untuk Sekutu di padang pasir Afrika Utara dan<br />

banyak tempat lainnya. Di Afrika Utara, mereka<br />

berjuang dalam pengepungan Jerman dan Italia yang<br />

berlarut-larut di kota kecil Tobruk. Musuh menjuluki<br />

mereka ‘Tikus Besar Tobruk’ (Rats of Tobruk) karena<br />

mereka tersudut dan terpaksa makan apa saja yang<br />

mereka temukan. Orang-orang <strong>Australia</strong> berjuang<br />

dan bertahan dalam kondisi yang keras dan karena<br />

itu mereka mengangkat julukan tersebut untuk<br />

menamakan dirinya sendiri. Pengepungan tersebut<br />

memperlihatkan mereka memiliki semangat tempur<br />

yang gigih seperti diggers di Perang Dunia I. Serdaduserdadu<br />

tersebut telah mengerti bahwa mereka<br />

memiliki tradisi yang patut diagungkan.<br />

Setelah Jepang mulai serangan perangnya di Pasifik,<br />

para angkatan <strong>Australia</strong> pulang kembali ke negaranya.<br />

Namun sebelum mereka sempat tiba, Papua dan<br />

New Guinea perlu dibela. Tugas yang amat besar<br />

ini diserahkan pada serdadu-serdadu biasa dan<br />

serdadu-serdadu muda wajib militer yang kurang<br />

sekali mendapat pelatihan. Mereka memerangi<br />

musuh di rimba belantara, di sepanjang jalan setapak<br />

yang curam dan berlumpur, yang dikenal sebagai<br />

Jejak Kokoda (Kokoda Track). Pasukan <strong>Australia</strong><br />

menghentikan ekspansi Jepang dan Kokoda Track<br />

telah bergabung dengan Semenanjung Gallipoli Anzac<br />

sebagai tempat ziarah bagi banyak warga <strong>Australia</strong>.<br />

Salah satu ingatan tertajam <strong>Australia</strong> akan perang<br />

tersebut ialah perlakuan kejam terhadap orang-orang<br />

tersebut oleh tentara Jepang. Walaupun tawanan<br />

perang <strong>Australia</strong> berusaha sekuat tenaga mereka<br />

untuk saling menjaga, dengan atasan dan serdadu<br />

biasa memperlakukan satu sama lain setara, banyak<br />

warga <strong>Australia</strong> yang gugur.<br />

Hari Pahlawan (Remembrance Day)<br />

Selain upacara Anzac Day, Remembrance Day juga<br />

hari bangsa <strong>Australia</strong> mengenang mereka yang telah<br />

berjuang dan gugur dalam peperangan. Pada jam 11<br />

pagi tanggal 11 November (bulan kesebelas) setiap<br />

tahun, bangsa <strong>Australia</strong> berhenti sejenak untuk<br />

mengenang pengorbanan pria dan wanita yang telah<br />

gugur atau menderita dalam perang dan konflik, serta<br />

juga semua yang telah mengabdi. Kami menyematkan<br />

bunga madat (poppy) merah pada hari ini.<br />

Seorang serdadu yang terluka di Kokoda Track ditolong oleh<br />

seorang pemandu Papua<br />

Ketika Jepang menduduki markas Inggris di Singapura<br />

pada tahun 1942, terdapat 15 000 anggota pasukan<br />

<strong>Australia</strong> yang ditawan dan diangkut untuk bekerja<br />

di Rel Kereta Api Thai-Burma (Thai-Burma Railway).<br />

Dalam masa konstruksi Thai-Burma Railway tersebut di<br />

bawah Jepang dalam Perang Dunia II ribuan tawanan<br />

perang <strong>Australia</strong> dan Inggris gugur.<br />

Bunga madat merah telah digunakan sebagai lambang peringatan<br />

sejak Perang Dunia I<br />

Angkatan Pertahanan <strong>Australia</strong> baru-baru ini telah<br />

terlibat dalam konflik-konflik di Timor Leste, Irak,<br />

Sudan and Afghanistan serta ikut serta dalam operasi<br />

penjagaan perdamaian di banyak bagian dunia,<br />

meliputi Afrika, Timur Tengah dan wilayah Asia-Pasifik.<br />

66<br />

Kewarganegaraan <strong>Australia</strong>: Ikatan Umum Kita

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!