28.10.2014 Views

20120423_MajalahDetik_21

20120423_MajalahDetik_21

20120423_MajalahDetik_21

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

interview<br />

“<br />

Jangan<br />

berbuat halhal<br />

yang<br />

menyakiti<br />

rakyat kecil.<br />

Terutama kita<br />

nggak boleh<br />

menyakiti<br />

perempuan. Itu<br />

sudah prinsip<br />

saya.<br />

“<br />

bangsa Indonesia. Kita nggak bicara etnis, kita bicara<br />

si kaya dan si miskin terlalu mencolok.<br />

Nah dengan situasi seperti ini, saya membuat gerakan<br />

dalam kelompok, bukan geng ya, tapi anak-anak<br />

kampung yang idenya timbul dari saya. Ayo kita rampok<br />

orang kaya untuk kita bagikan ke orang miskin.<br />

Tujuannya apa? Menegur pemerintah. Ini ada semacam<br />

protes dari masyarakat. Dengan beberapa<br />

persyaratan, antara lain jangan berbuat hal-hal yang<br />

menyakiti rakyat kecil. Terutama kita nggak boleh<br />

menyakiti perempuan, kita nggak ganggu. Itu sudah<br />

prinsip saya.<br />

Kedua, kita ambil harta orang kaya, jangan disakiti,<br />

ditakut-takuti saja dengan senjata api karena kita dulu<br />

banyak senjata dari black market.<br />

Peredaran senjata api sudah marak pada waktu<br />

itu?<br />

Marak sekali. Zaman dulu malah lebih mudah. Karena<br />

bapak saya tentara dari Garut, saya anak kolong lah.<br />

Jadi kita sedikit memahami bagaimana menggunakan<br />

senjata tanpa membahayakan diri sendiri dan orang<br />

lain. Nah itu kita gunakan untuk shock therapy. Supaya<br />

korban yang mau kita ambil hartanya, takut.<br />

Kita punya aturan, tidak boleh melukai perempuan,<br />

itu satu. Yang kedua, tidak merampok seluruhnya. Di<br />

depan mata misalnya ada uang Rp 100 juta, yang kita<br />

ambil Rp 60 juta. Sisanya yang Rp 40 juta sebenarnya<br />

tinggal kita bawa tanpa halangan, tapi tidak kita bawa.<br />

Karena saya kasihan, biar dia bisa usaha lagi.<br />

Misalnya toko emas, yang dipajang ada 4 kg, yang<br />

kita ambil hanya 3 kg, yang 1 kg kita pulangi, jangan<br />

sampai habis benar. Tujuannya saya ingin menyejahterakan<br />

rakyat, dengan mengambil pajak secara tidak<br />

sah.<br />

Lalu saya dari tahun 70-an, tahun 1977, merampok<br />

bagikan ke fakir miskin. Di daerah Jakarta semua, se-<br />

Majalah detik 23 - 29 APRIL 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!