Panduan tentang Perubahan Iklim dan Masyarakat Adat - LifeMosaic
Panduan tentang Perubahan Iklim dan Masyarakat Adat - LifeMosaic
Panduan tentang Perubahan Iklim dan Masyarakat Adat - LifeMosaic
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
−<br />
−<br />
−<br />
−<br />
−<br />
−<br />
bentang alam Mediteranean<br />
Ekosistem hutan yang mencakup hutan tropis <strong>dan</strong> sub-tropis serta hutan boreal <strong>dan</strong><br />
beriklim se<strong>dan</strong>g<br />
Ekosistem tempat tinggi <strong>dan</strong> pegunungan tinggi<br />
Ekosistem pertanian<br />
Ekosistem daerah pesisir <strong>dan</strong> dataran rendah serta pulau-pulau kecil, perairan<br />
pedalaman<br />
Dataran basah<br />
Daerah bakau<br />
EKOSISTEM TROPIS DAN SUB TROPIS<br />
Terdapat lebih dari 1.400 masyarakat adat yang berbeda di ekosistem ini, kebanyakan<br />
adalah pemburu <strong>dan</strong> peramu yang tinggal di hutan hujan tropis di seluruh dunia <strong>dan</strong><br />
pela<strong>dan</strong>g bergilir atau pela<strong>dan</strong>g berpindah. Kebanyakan dari masyarakat rimba, yang<br />
sebagian besar adalah masyarakat adat, sangat bergantung pada ekosistem hutan. Ada<br />
juga nelayan <strong>dan</strong> petani dataran rendah yang ditemukan di dataran ekosistem ini.<br />
Ekosistem semacam itu ditemukan di Asia, Amerika Latin, Afrika <strong>dan</strong> beberapa bagian<br />
dari Australia. Kebanyakan negara di mana ekosistem ini ditemukan dianggap sebagai<br />
negara yang sangat beragam. <strong>Perubahan</strong> iklim mempengaruhi hal-hal berikut:<br />
638 giga ton karbon tersimpan dalam ekosistem hutan, seperti yang dilaporkan pada<br />
tahun 2005, <strong>dan</strong> ini melebihi jumlah karbon di atmosfer secara keseluruhan. 1<br />
• Praktik pertanian yang mengandalkan hujan yang terdapat pada perla<strong>dan</strong>gan<br />
bergilir atau berpindah sangat terganggu karena hujan yang tidak teratur, musim<br />
hujan yang lebih singkat atau musim hujan yang berkepanjangan yang<br />
menyebabkan hasil panen berkurang <strong>dan</strong> kondisi ini diperparah oleh rentang hidup<br />
hama yang lebih panjang <strong>dan</strong> munculnya hama baru. Penyemaian bibit <strong>dan</strong><br />
pertumbuhan bibit berubah. Jadwal <strong>dan</strong> pelaksanaan ritual budaya yang menyertai<br />
musim tanam, mulai dari penanaman, penyiangan sampai pemanenan, terganggu.<br />
• <strong>Perubahan</strong> pada tingkah laku <strong>dan</strong> pola migrasi burung yang biasanya digunakan<br />
sebagai petunjuk para pemburu <strong>dan</strong> menandai musim tanam membingungkan para<br />
pemburu <strong>dan</strong> peramu serta pela<strong>dan</strong>g berpindah.<br />
• Semakin memburuknya kondisi kekeringan <strong>dan</strong> penggurunan, yang mengarah<br />
pada berkurangnya persediaan air minum, meningkatnya jumlah kebakaran hutan<br />
yang menyebabkan hilangnya tutupan hutan dengan cepat, dampak negatif<br />
terhadap hak-hak masyarakat adat akan tanah <strong>dan</strong> sistem kepemilikan tanah<br />
terhadap praktik mata pencaharian pela<strong>dan</strong>g bergilir, pemburu <strong>dan</strong> peramu; serta<br />
kehilangan besar akan keanekaragaman hayati, termasuk obat-obatan tradisional<br />
<strong>dan</strong> tumbuhan ritual.<br />
• <strong>Perubahan</strong> dalam habitat atau daerah tinggal <strong>dan</strong> pergerakan menjauh dari<br />
komunitas yang diserang penyakit, daerah yang rawan tanah longsor, kekeringan<br />
atau banjir telah menyebabkan kekacauan budaya karena daerah atau hutan<br />
keramat harus ditinggalkan, praktik mata pencaharian tradisional tidak dapat terus<br />
berlanjut <strong>dan</strong> kegiatan ritual budaya yang berhubungan dengan praktik pertanian<br />
<strong>dan</strong> kehutanan semakin jarang dilakukan. Hak atas tanah <strong>dan</strong> sistem penguasaan<br />
13