KEBIJAKAN KABUPATEN KONSERVASI - Tropenbos International
KEBIJAKAN KABUPATEN KONSERVASI - Tropenbos International
KEBIJAKAN KABUPATEN KONSERVASI - Tropenbos International
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2<br />
<strong>KEBIJAKAN</strong> <strong>KONSERVASI</strong> DARI PERSPEKTIF DAERAH DAN MASYARAKAT<br />
Kabupaten Konservasi. Analisis Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Konservasi<br />
merupakan dasar bagi kebijakan konservasi dan pembangunan berkelanjutan 5 untuk<br />
mensejahterakan masyarakat, di samping pengelolaan kawasan konservasi, serta<br />
hubungan dengan masyarakat.<br />
Studi kasus dilakukan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur (Kaltim) dengan<br />
didasarkan atas adanya inisiatif pemerintah kabupaten untuk menjadi Kabupaten<br />
Konservasi, sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tulisan ini<br />
juga membahas tentang Gerakan Pembangunan Desa Mandiri (GERBANG DEMA)<br />
yang merupakan strategi pembangunan Kabupaten Malinau dalam mewujudkan<br />
masyarakat mandiri dengan berbasis pada potensi daerah dengan mendasarkan pada<br />
prinsip-prinsip kelestarian dan konservasi di dalam memanfaatkan kekayaan sumber<br />
daya alam (SDA) sebagai modal pembangunan.<br />
Tujuan di atas akan tercapai dengan adanya informasi yang mendukung baik di tingkat<br />
provinsi, kabupaten maupun masyarakat. Informasi diperoleh dari data sekunder dan<br />
21 responden kunci di level Provinsi Kaltim, Kabupaten Malinau dan masyarakat<br />
yang berada di Kabupaten Malinau (Lihat Lampiran 1).<br />
5<br />
Dikutip dari Komisi Bruntland bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan<br />
yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang<br />
untuk mencukupi kebutuhan mereka. Pembangunan mempunyai 2 konsep kunci yaitu: (1).<br />
Kebutuhan, khususnya kebutuhan para fakir miskin dinegara berkembang, dan (2). Keterbatasan<br />
dari teknologi dan organisasi sosial yang berkaitan dengan kapasitas lingkungan untuk mencukupi<br />
kebutuhan generasi sekarang dan masa depan. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan<br />
sebagaimana diinterpretasikan sesungguhnya berangkat dari konsep antroposentrik yang<br />
menjadikan manusia sebagai tema sentralnya.