14-02 Gemba ala Presiden Jokowi
Blusukan alias Gemba ala Presiden Jokowi: dipuja dan dicerca, Mengentaskan ganjalan operasional di pemerintahan, inovasi dan komunikasi di Permata Tbk, Toolbox: Voice of Customers
Blusukan alias Gemba ala Presiden Jokowi: dipuja dan dicerca, Mengentaskan ganjalan operasional di pemerintahan, inovasi dan komunikasi di Permata Tbk, Toolbox: Voice of Customers
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
specials<br />
Main Story<br />
Birokrasi berasal dari kata bureau yang<br />
artinya “kantor” dan cracy yang artinya<br />
“pemerintahan”. Secara sederhana,<br />
pengertian birokrasi ad<strong>ala</strong>h sebuah<br />
struktur organisasi yang memiliki ciri-ciri<br />
harus mengikuti tata prosedur pembagian<br />
tanggung jawab, adanya jenjang (hirarki),<br />
serta adanya hubungan yang sifatnya<br />
impersonal.<br />
D<strong>ala</strong>m pengertian umum, birokrasi<br />
ad<strong>ala</strong>h kekuasaan kantor. D<strong>ala</strong>m hal<br />
ini birokrasi dapat diartikan organisasi<br />
pemerintahan, melalui kantor-kantor yang<br />
dibentuknya sehingga pemerintah dapat<br />
menj<strong>ala</strong>nkan roda pemerintahan. Namun,<br />
selain organisasi pemerintah, birokrasi<br />
juga dapat diterapkan pada organisasi<br />
non pemerintah, seperti perusahaan,<br />
pengadilan, rumah sakit, dan sekolah.<br />
Konotasi Negatif<br />
D<strong>ala</strong>m porsi yang pas, birokrasi sebetulnya<br />
berfungsi untuk menciptakan keteraturan<br />
dan kedisiplinan d<strong>ala</strong>m menj<strong>ala</strong>nkan<br />
proses kerja sehingga overlap pekerjaan<br />
dapat dihindari. Namun sayangnya,<br />
kecenderungan yang ada saat ini,<br />
khususnya di kantor-kantor pemerintahan<br />
hingga kabinet, birokrasi ibaratnya<br />
menjelma menjadi sebuah tumor ganas<br />
yang menggerogoti kinerja pemerintah<br />
dan menjadi ganj<strong>ala</strong>n operasional yang<br />
cukup serius. Birokrasi berkonotasi<br />
negatif inilah yang akhirnya mendorong<br />
inefisiensi, biaya membengkak, organisasi<br />
yang gemuk, proses bertele-tele, korupsi,<br />
hingga fobia masyarakat. Birokasi yang<br />
demikian jelas perlu diperbaiki.<br />
Birokrasi di Indonesia dinilai tidak efektif<br />
dan efisien. Pasalnya, indeks efisien dan<br />
efektif Indonesia saat ini masih 8,37 poin<br />
dari kisaran 1 hingga 10 poin pada bulan<br />
Oktober 20<strong>14</strong> ini.<br />
Kementrian sebagai wadah bagi birokrasi<br />
ad<strong>ala</strong>h tempat yang paling tepat untuk<br />
memulai perbaikan. Budaya para pegawai<br />
negeri ketika memberikan pelayanan<br />
publik harus dirombak. Telah menjadi<br />
rahasia umum bahwa sebenarnya<br />
pekerjaan di kementrian sifatnya<br />
perlimpahan. Contohnya saja, ketika<br />
menteri memerintahkan kepada pejabat<br />
setingkat eselon 1 untuk melaksanakan<br />
suatu program kerja, maka pejabat ini<br />
akan memanggil bawahannya yang<br />
terdiri beberapa pejabat eselon 2 untuk<br />
melakukan program tersebut. Selanjutnya,<br />
pejabat setingkat direktur akan<br />
memerintahkan kep<strong>ala</strong> sub-direktorat<br />
eselon 3 dan demikian seterusnya<br />
akhirnya pekerjaan itu dilakukan secara<br />
langsung hanya oleh seorang staf biasa.<br />
Tanpa pengawasan yang memadai dari<br />
kementrian itu sendiri, tentu saja kualitas<br />
program akan dipertaruhkan.<br />
SHIFT light // Issue 2 // 20<strong>14</strong><br />
6