Download PDF (4.5 MB) - DhammaCitta
Download PDF (4.5 MB) - DhammaCitta
Download PDF (4.5 MB) - DhammaCitta
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Photo: Himaone<br />
Memahami Potensi Diri<br />
Melalui Palmistri<br />
Vihara Dhammadipa Surabaya<br />
menyelenggarakan seminar unik<br />
bertema “Merajut Kehidupan<br />
Mendatang, Bercermin Kehidupan<br />
Lampau: Palmistri, Palmterapi vs<br />
Kamma” di Hotel Equator Surabaya,<br />
11 November 2006. Seminar menarik<br />
ini menghadirkan Budi Daruputra dan<br />
Bhante Uttamo sebagai pembicara,<br />
dengan moderator Adi W. Gunawan.<br />
Masa depan selalu menjadi<br />
topik menarik bagi kita. Beragam<br />
cara dilakukan untuk mendapatkan<br />
gambaran tentang apa yang akan<br />
terjadi di masa mendatang. Baik<br />
pendekatan secara relijius, fisiologis,<br />
mistis, statistik ataupun berbagai<br />
pendekatan lainnya, semua berbaur<br />
menjadi satu dalam perbincangan<br />
yang tiada habisnya, bahkan sering kali<br />
saling beradu dengan bukti sesuai versi<br />
masing-masing.<br />
Terlepas pendekatan siapa yang<br />
benar, semua tentu paham bahwa<br />
kita tidak bisa merubah masa lampau,<br />
tetapi tidak demikian untuk masa kini<br />
dan masa depan, karena hal-hal yang<br />
kita lakukan saat ini pasti bisa merubah<br />
masa depan.<br />
“Palmistri adalah pengetahuan<br />
analisis tangan untuk mengungkap<br />
potensi diri seseorang, baik masa lalu,<br />
saat ini dan kecenderungan masa<br />
depan. Sedang palmterapi adalah<br />
temuan terapi alternatif yang berharga<br />
dan efektif untuk membantu orang<br />
lain memperbaiki kesehatan dan<br />
jalan hidupnya,” tutur Budi Daruputra,<br />
seorang terapis telapak tangan<br />
bersertifikat.<br />
Sementara itu, Bhante Uttamo<br />
mengatakan bahwa bukan hal baru soal<br />
adanya tanda-tanda gambaran masa<br />
lalu ataupun masa mendatang. Seperti<br />
misalnya, petunjuk dan tanda-tanda<br />
manusia luar biasa yang telah ada sejak<br />
zaman Buddha. Ditambahkan pula,<br />
bahwa konsep kamma (karma) sangat<br />
relevan dengan kehidupan, yang mana<br />
segala sesuatu yang kita peroleh saat<br />
ini adalah akibat dari perbuatan yang<br />
kita lakukan di masa lampau.<br />
Apapun pendekatan yang diyakini,<br />
yang terpenting adalah mengertikah kita<br />
bahwa segala sesuatu itu senantiasa<br />
berubah dan tidak kekal adanya sesuai<br />
benih yang kita tabur Dengan adanya<br />
pemahaman ini, masihkah kita takut<br />
menjalani kehidupan ini (shc)<br />
***<br />
26 27