03.01.2015 Views

Nov-Des-2013

Nov-Des-2013

Nov-Des-2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Nov</strong> - <strong>Des</strong> <strong>2013</strong> M<br />

Shafar 1435 H<br />

TAHUN BARU - SEMANGAT BARU<br />

TEKNOLOGI INFORMASI,<br />

SEMANGAT BARU<br />

MANAJEMEN ZAKAT<br />

KEWAJIBAN ZAKAT PROFESI<br />

KARYAWAN BERZAKAT,<br />

ARTAJASA PUN TUMBUH PESAT<br />

K.H. AGUS SALIM<br />

DIPLOMAT ULUNG YANG<br />

SEDERHANA


ii • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

Zakat minimal Rp. 1.000.000,-<br />

Hotline Layanan Jemput Zakat<br />

Senin - Jumat pukul 08.00 - 16.00<br />

3904555<br />

email. layananmuzaki@baznas.or.id<br />

L a y a n a n J e m p u t Z a k a t<br />

0 8 7 8 7 7 3 7 3 5 5 5<br />

badanamilzakat<br />

@baznasindonesia<br />

www.baznas.or.id<br />

Salurkan zakat dan infak<br />

anda melalui rekening:<br />

BRI Syariah<br />

Zakat : 701311637555<br />

Infak : 701311631477<br />

BCA Syariah<br />

Zakat : 0011555510<br />

Infak : 00777711


HIKMAH<br />

Setelah mengikuti pelajaran olah raga, sejumlah siswa SD Pasanggrahan,<br />

Tegalwaru, Purwakarta, mandi bersama di sebuah empang di dekat<br />

sekolahnya (12/11/<strong>2013</strong>). <strong>Des</strong>a Pasanggrahan, Tegalwaru, Purwakarta<br />

adalah salah satu desa binaan BAZNAS melalui program Zakat Community<br />

Development yang bekerja sama dengan Yayasan Nurani Dunia.<br />

©miroslavarofich


SALAM<br />

2 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

SALAM,<br />

Waktu begitu cepat berlalu. Tidak terasa tahun baru 1435<br />

Hijriyah dan 2014 Masehi telah datang menghampiri kita hampir<br />

bersamaan Kita bersyukur kepada Allah atas rahmat dan karunia-<br />

Nya sehingga kita bisa sampai ke tahun baru ini. Hanya persoalannya,<br />

apa yang harus kita lakukan untuk mengisi hari-hari di sepanjang<br />

tahun baru ini<br />

Untuk menjawab pertanyaan itu, maka majalah Zakat edisi akhir<br />

tahun <strong>2013</strong>, mengangkat tema utama tentang tahun baru khususnya<br />

tentang Semangat Berzakat dengan menyajikan tulisan-tulisan pada<br />

rubrik Zakat Utama, Wawancara, dan Catatan Zakat.<br />

Pada rubrik Inspirasi, kami tampilkan seorang pimpinan<br />

perusahaan yang salah satu layanannya, ATM Bersama, yaitu Arya<br />

Damar, Direktur Utama Artajasa. Dia mengaku, tak bisa mengukur<br />

manfaat yang diraih setelah perusahaannya berzakat. “Yang saya<br />

rasakan, saya tak pusing mengurus karyawan dan Artajasa juga<br />

tumbuh bagus,” katanya.<br />

Sementara itu, di rubrik Kiprah kami tampilkan program Zakat<br />

Community Development (ZCD) BAZNAS di <strong>Des</strong>a Pasanggrahan, Purwarkata,<br />

Jawa Barat. Lewat tulisan ini, bisa tergambarkan bagaimana<br />

sebuah program ZCD dijalankan. Intinya, program ini berupaya<br />

memberdayakan para dhuafa hingga mereka bisa mandiri dan<br />

sejahtera.<br />

Semoga yang kami sajikan dalam majalah Zakat ini, benarbenar<br />

bermanfaat, antara lain, bisa menginspirasi atau memotivasi<br />

pembaca untuk terus-menerus mau melakukan berbagai amal<br />

shaleh, seperti berzakat, berinfak, dan bersedekah.<br />

Majalah ini diterbitkan oleh Badan<br />

Amil Zakat Nasional (BAZNAS)<br />

DEWAN REDAKSI<br />

Prof Dr. Didin Hafidhuddin, Teten<br />

Kustiawan, M. Fuad Nasar, M.Sc,<br />

Hermin R. Rachim, Ndari Rumi<br />

Widyawati, Nuri Fitriyani Fauzia<br />

KONSULTAN MEDIA<br />

rubudesign.co<br />

REDAKSI<br />

Karsono Tadjuddin, Sunan Hasan<br />

FOTOGRAFER<br />

Miroslav Arofich<br />

Dika Kurniawan<br />

DESAIN GRAFIS<br />

Gunadi Gaisani, Miroslav Arofich<br />

REDAKSI DAN IKLAN<br />

Jl. Kebon Sirih Raya No. 57<br />

Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555<br />

Fax. (021) 3913777<br />

www.baznas.or.id<br />

01 HIKMAH<br />

03 KHAZANAH<br />

11 SURAT KEBON SIRIH<br />

12 KAIDAH<br />

Kewajiban Zakat Profesi<br />

14 PROGRAM BAZNAS<br />

19 KABAR BASNAS<br />

DAERAH<br />

24 DUNIA ZAKAT<br />

Zakat di Pakistan<br />

28 TOKOH<br />

KH. Agus Salim<br />

30 KIPRAH<br />

Berdayakan Dhuafa <strong>Des</strong>a<br />

Pasanggrahan<br />

33 AGENDA BAZNAS<br />

36 OPINI<br />

Berjamaah dalam<br />

Muamalah<br />

38 TANYA JAWAB<br />

43 MAS ZAKI<br />

44 CATATAN ZAKAT<br />

4<br />

SULUH<br />

22<br />

INSPIRASI<br />

14<br />

Putuskan MK<br />

Perkuat Optimalisasi<br />

Pengelolaan Zakat<br />

8Teknologi Informasi,<br />

Semangat Baru<br />

Manajemen Zakat


KOLOM AGAMA KOSONG, GANGGU<br />

PELAYANAN ZAKAT<br />

BAZNAS mendukung kolom agama pada<br />

kartu tanda penduduk (KTP) harus tetap<br />

dipertahankan. Sebab, bukan hanya sebatas<br />

pelengkap identitas. “Dengan disahkannya UU<br />

Administrasi Kependudukan oleh DPR yang<br />

mempersilakan penduduk tidak mengisi kolom<br />

agama pada KTP patut disayangkan. Sebab, Indonesia<br />

bukan negara sekular apalagi atheis,” ujar Wakil<br />

Sekretaris BAZNAS, M Fuad Nasar di Jakarta, Jumat<br />

(20/12/<strong>2013</strong>).<br />

Jika kolom agama dihilangkan dari KTP, katanya,<br />

akan mengganggu kelancaran pelayanan lembaga<br />

zakat. Sebab, KTP dan kolom agama menjadi sangat<br />

penting untuk administrasi pengajuan dana zakat di<br />

BAZNAS dan semua lembaga zakat.<br />

“Dari situ bisa diketahui identitas agama seorang<br />

mustahik yang diprioritaskan Muslim, kecuali dalam<br />

kondisi darurat kemanusiaan,” katanya. (POL)<br />

PUASA 2 KALI SEMINGGU BISA<br />

CEGAH ALZHEIMER<br />

Para peneliti dari National Institute on Aging<br />

menemukan fakta, dengan berpuasa selama satu<br />

atau dua hari selama seminggu dapat melindungi<br />

otak terhadap beberapa efek buruk dari Alzheimer,<br />

Parkinson, dan menjadi kunci untuk kehidupan yang<br />

lebih panjang.<br />

Penelitian ini awalnya dilakukan pada tikus<br />

yang diberi makanan dengan kalori minimum.<br />

Hasilnya, umur tikus ternyata dua kali lebih panjang.<br />

Percobaan selanjutnya dilakukan pada manusia<br />

dan ternyata memiliki manfaat yang sama, yaitu<br />

melindungi jantung, sistem peredaran darah dan<br />

otak dari penyakit Alzheimer.<br />

Dengan berpuasa, kimia di otak mendorong<br />

asupan kalori terbatasi. “Mengurangi asupan<br />

Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 3<br />

kalori bisa membantu otak Anda, tapi dengan cara<br />

mengurangi asupan makanan atau berpuasa,” jelas<br />

Mark Mattson, Kepala Laboratorium Institut Ilmu<br />

Saraf di Johns Hopkins University School of Medicine,<br />

Baltimore, seperti dilansir dari guardian.co.uk akhir<br />

<strong>Nov</strong>ember <strong>2013</strong>(arrahmah.com).<br />

MASJID PERTAMA AKAN DIBANGUN<br />

DI ATHENA<br />

Muslim Yunani nanti tak perlu lagi shalat di dalam<br />

gudang. Sebab, sebuah masjid agung akan<br />

segera dibangun di kota Athena. Ini akan menjadi<br />

masjid pertama di Yunani.<br />

Dilansir dari World Bulletin (17/11/<strong>2013</strong>),<br />

pembangunan masjid yang akan menelan biaya<br />

sekitar $ 1,27 juta itu akan ditangani oleh perusahaan<br />

properti Yunani : J&P AVAX, Terna, Aktor dan Intrakat,<br />

yang telah memenangkan sayembara tempat ibadah<br />

umat Islam Yunani itu.<br />

Athena tidak memiliki masjid resmi sejak Yunani<br />

merdeka dari rezim Ottoman tahun 1832. Keadaan<br />

ini telah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia<br />

seperti Amnesti Internasional, yang menyebut Athena<br />

sebagai salah satu ibukota di Eropa yang tak memiliki<br />

satu pun masjid sebagai tempat ibadah umat Muslim<br />

(republika online)<br />

Rp2.212.398.951.344<br />

Zakat yang Dihimpun BAZNAS Pusat, 33<br />

BAZNAS Provinsi, 502 BAZNAS Kabupaten/Kota,<br />

dan 18 LAZ Nasional ( <strong>2013</strong>)<br />

Rp 50.212.435.875<br />

Zakat yang Dihimpun BAZNAS Pusat (2012)<br />

Rp 1.432.968.925.426<br />

Zakat yang Dihimpun BAZNAS Prov. dan Kab/<br />

Kota (2012)<br />

Rp 729.217.590.043<br />

Zakat yang Dihimpun LAZ Nasional ( 2012)<br />

Sumber: Annual Report BAZNAS 2012)<br />

KHA<br />

ZANAH


4 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

SINERGI HATI,<br />

PIKIRAN, DAN AMAL<br />

UNTUK KEMAJUAN<br />

DUNIA ZAKAT<br />

SULUH<br />

Selasa 27 <strong>Nov</strong>ember <strong>2013</strong> lalu berlangsung silaturrahim BAZNAS dan Lembaga<br />

Amil Zakat (LAZ) di Jakarta. Pertemuan semacam ini sebetulnya bukan yang<br />

pertama diadakan sejak terbentuknya BAZNAS. Tapi kali ini mengandung makna<br />

dan pesan yang khusus karena diselenggarakan setelah terbitnya Undang-<br />

Undang Pengelolaan Zakat yang baru dan keluarnya putusan Mahkamah<br />

Konstitusi tentang uji materi (judicial review) Undang-Undang Nomor 23 Tahun<br />

2011 tentang Pengelolaan Zakat.<br />

Sebagian masyarakat mungkin<br />

mempunyai kesan uji materi<br />

Undang-Undang Pengelolaan<br />

Zakat di Mahkamah Konstitusi<br />

membawa BAZNAS dan LAZ<br />

seolah berada dalam posisi yang<br />

saling “berhadapan”. Padahal<br />

hakikatnya tidak sejauh itu.<br />

Undang-Undang merupakan<br />

produk DPR dan Pemerintah,<br />

sedangkan BAZNAS dan LAZ<br />

adalah subyek hukum yang<br />

mesti tunduk dan melaksanakan<br />

peraturan perundang-undangan.<br />

Namun BAZNAS sebagai lembaga<br />

pemerintah diberi mandat dan<br />

tugas untuk mengkoordinasikan<br />

pengelola zakat yang lain<br />

dalam rangka mencapai tujuan<br />

pengelolaan zakat nasional.<br />

Tujuan Pengelolaan Zakat<br />

menurut Undang-Undang<br />

Nomor 23 Tahun 2011 ialah:<br />

(1) meningkatkan efektivitas<br />

dan efisiensi pelayanan<br />

dalam pengelolaan zakat, dan<br />

(2) meningkatkan manfaat<br />

zakat untuk mewujudkan<br />

kesejahteraan masyarakat dan<br />

penanggulangan kemiskinan.<br />

Dalam pertemuan dengan<br />

LAZ maupun BAZNAS daerah<br />

kami selalu menekankan<br />

pentingnya sinergi antarpengelola<br />

zakat, yaitu pengelola<br />

zakat yang dibentuk oleh<br />

pemerintah sebagai lembaga<br />

non-struktural dalam hal ini<br />

BAZNAS dengan pengelola zakat<br />

yang dibentuk masyarakat<br />

sesuai syarat dan ketentuan yang<br />

berlaku.<br />

Sinergi merupakan<br />

kebutuhan dan keharusan bagi<br />

pengelola zakat di tanah air,<br />

mengingat problematika umat<br />

bersifat kompleks. Apalagi<br />

para amil zakat (BAZNAS dan<br />

LAZ) selaku orang-orang yang<br />

mendapat amanah sebagai<br />

pengelola zakat. Oleh karena<br />

itu, semua satuan organisasi<br />

pengelola zakat baik BAZNAS<br />

maupun LAZ harus menyadari<br />

kesamaan tujuan dan<br />

mengoptimalkan peran zakat di<br />

tempat masing-masing.


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 5<br />

Sinergi antar-pengelola zakat<br />

tentu saja harus dibangun dalam<br />

kerangka ukhuwah islamiyah.<br />

Dalam bingkai semangat ukhuwah<br />

islamiyah, sesama pengelola zakat<br />

tidak boleh saling menafikan, atau<br />

menggugat peran yang lain, atau<br />

memandang lembaga yang lain<br />

sebagai pesaing. Pengelola zakat<br />

harus saling mendukung dan<br />

menguatkan satu sama lain.<br />

Sebab, wajah umat Islam<br />

terlihat pada institusi yang<br />

dimilikinya, di antaranya ialah<br />

lembaga pengelola zakat ini.<br />

Sinergi antar-stake holder<br />

(pemangku kepentingan<br />

perzakatan) akan memudahkan<br />

akselerasi peran pengelolaan<br />

zakat secara nasional untuk<br />

menanggulangi kemiskinan dan<br />

memperbaiki kesejahteraan<br />

masyarakat di negara kita.<br />

Dalam berbagai kesempatan<br />

kami sering menyampaikan ada 5<br />

agenda zakat nasional yang perlu<br />

disukseskan bersama, yaitu:<br />

Pertama, sosialisasi dan<br />

edukasi zakat.<br />

Sosialisasi dan edukasi<br />

mencakup pengertian, hikmah,<br />

manfaat, obyek, dan regulasi<br />

pengelolaan zakat, serta zakat dan<br />

pajak, kampanye berzakat melalui<br />

amil (BAZNAS dan LAZ), peran<br />

(amil) zakat dalam mewujudkan<br />

kesejahteraan masyarakat dan<br />

penanggulangan kemiskinan,<br />

serta penggunaan berbagai media<br />

dalam sosialisasi dan edukasi<br />

dengan mempertimbangkan<br />

efektifitas dan efisiensi.<br />

Kedua, penguatan kelembagaan<br />

pengelola (amil) zakat.<br />

Penguatan kelembagaan<br />

mencakup aspek Sumber Daya<br />

Manusia (SDM), manajemen<br />

yang transparan, profesional dan<br />

amanah, sistem IT (Teknologi<br />

Informasi) yang kuat, data-base<br />

muzaki dan mustahik, pelaporan<br />

per lembaga dan nasional, serta<br />

membangun pola koordinasi yang<br />

efektif antar-pengelola zakat di<br />

semua tingkatan.<br />

Ketiga, optimalisasi<br />

pendayagunaan zakat.<br />

Dalam pendayagunaan zakat<br />

kita menginginkan dilakukan<br />

berbasis data-base mustahik<br />

yang menggambarkan asnaf,<br />

menyeluruh, terintegrasi,<br />

dan mutakhir, memenuhi<br />

kebutuhan dasar mustahik dan<br />

meningkatkan kesejahteraan<br />

mustahik, pendayagunaan<br />

yang sistematis dan<br />

berkesinambungan, pelayanan<br />

pada mustahik zakat dengan<br />

pendekatan komprehensif<br />

(misalnya pendekatan agama,<br />

pendidikan, kesehatan, dan<br />

ekonomi), memiliki SOP<br />

(Standard Operasional Procedure)<br />

di dalam pendayagunaan zakat<br />

yang harus sama pada setiap amil<br />

zakat, serta merujuk pada bab 1<br />

pasal 2 Undang-Undang Nomor<br />

23 Tahun 2011 bahwa asas<br />

pengelolaan zakat adalah: syariat<br />

Islam, amanah, kemanfaatan,<br />

keadilan, kepastian hukum,<br />

terintegrasi, dan akuntabilitas.<br />

Keempat, penguatan regulasi<br />

pengelolaan zakat.<br />

Terbitnya peraturan<br />

pelaksanaan Undang-Undang<br />

Nomor 23 Tahun 2011 (seperti PP,<br />

PMA, Peraturan BAZNAS dan lainlain)<br />

yang komprehensif, aplikatif,<br />

dan adaptif diharapkan akan<br />

dapat mendorong terwujudnya<br />

Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc<br />

Ketua Umum BAZNAS<br />

good amil governance (GAG),<br />

pemahaman dan implementasi<br />

yang relatif sama dari pengelola<br />

zakat, Pemerintah (khususnya<br />

Kementerian Agama), Pemerintah<br />

Daerah, serta para pemangku<br />

kepentingan zakat lainnya atas<br />

Undang-Undang dan peraturan<br />

pelaksanaannya.<br />

Kelima, sinergi antar semua<br />

stake holder perzakatan.<br />

Sinergi yang harmonis<br />

perlu dipekuat antar-seluruh<br />

pemangku kepentingan zakat;<br />

BAZNAS, LAZ, Kementerian<br />

Agama, Pemerintah Daerah,<br />

organisasi kemasyarakatan<br />

Islam, lembaga pendidikan, dan<br />

pemangku kepentingan zakat<br />

lainnya. Sinergi dibutuhkan<br />

untuk mewujudkan tujuan<br />

pengelolaan zakat sebagaimana<br />

disinggung di atas, sehingga<br />

zakat dapat berperan secara<br />

signifikan dalam kehidupan<br />

berbangsa dan bernegara dan<br />

terutama dalam mewujudkan<br />

kesejahteraan masyarakat.<br />

Sinergi yang meliputi sinergi hati,<br />

pikiran dan amal, pada akhirnya<br />

diharapkan menjadi kekuatan<br />

yang mendorong kemajuan dunia<br />

perzakatan di tanah air.<br />

Wallahu a’lam bisshawab.<br />

SULUH


6 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

ZAKAT<br />

UTAMA<br />

TAHUN BARU,<br />

SEMANGAT<br />

BERZAKAT PUN BARU<br />

Tahun terus berganti, datang dan pergi. Yang<br />

pergi jadi usang dan tak akan kembali lagi.<br />

Sedangkan yang datang jadi baru dan tak bisa<br />

ditahan-tahan lagi. Karena itu, ketika tahun baru<br />

datang, tak perlu disambut secara berlebihan,<br />

tapi harus dibuat evaluasi diri dan agenda kerja<br />

ke depan untuk mengisi tahun baru dengan yang<br />

lebih baik agar hidup tak merugi.


Saat ini, kita telah memasuki<br />

tahun baru 1435 H dan<br />

2014 M. Berarti kita perlu<br />

mengintrospeksi tentang amal<br />

yang diperbuat di tahun lalu.<br />

Lebih banyak amal shalehkah atau<br />

sebaliknya Bagaimana dengan<br />

ibadah shalat, puasa, dan haji<br />

kita Apakah sudah dilaksanakan<br />

dengan sebaik-baiknya sehingga<br />

kita menjadi orang bertakwa atau<br />

belum<br />

Dalam hal ibadah zakat,<br />

apa kah sudah dilaksanakan<br />

dan spiritual kita merasakan<br />

kenikmatan sehingga kita ketagihan<br />

untuk berzakat Menurut<br />

Dr. Ahmad Muchlis Yusuf, dalam<br />

hal zakat, kalau logika inginnya<br />

menahan harta, tapi kalau<br />

spiritual merasakan kenikmatan.<br />

“Maka, zakat itu addicted<br />

(ketagihan) karena urusannya dengan<br />

Maha Pencipta,” kata mantan<br />

Dirut Antara itu.<br />

Atau kita masih bersikap<br />

masa bodoh terhadap zakat,<br />

seperti dikatakan Ustaz Mudzoffar,<br />

Pengasuh Pesantren Mahasiswa<br />

Mahad Ukhuwah Islamiyah, Surabaya.<br />

Menurut dia, selama<br />

ini zakat belum mendapatkan<br />

perhatian yang semestinya dari<br />

umat Islam, baik dalam tataran<br />

pemahaman maupun pelaksanaan<br />

dibanding dengan ibadah lainnya<br />

seperti shalat, puasa, dan haji.<br />

Dia membandingkan zakat<br />

dengan puasa Ramadhan.<br />

Umat begitu antusias berpuasa<br />

Ramadhan. Zakat, Sedekah, dan<br />

Infak pun semarak pada bulan<br />

itu. Tapi, tidak semarak pada<br />

bulan lainnya. Melihat ini, zakat<br />

seakan mendompleng, atau hanya<br />

bagian dari amal ibadah puasa.<br />

Padahal, zakat itu semestinya<br />

bergandengan dengan shalat.<br />

Sebab, dalam Al-Quran dan Hadis,<br />

shalat dan zakat hampir selalu<br />

digandengkan penyebutannya.<br />

Ar tinya, perhatian terhadap zakat<br />

sebagaimana perhatian terhadap<br />

shalat, bersifat harian sepanjang<br />

tahun.<br />

Lalu, bila zakat dibandingkan<br />

dengan haji juga sangat jauh<br />

perbedaannya. Perhatian dan<br />

semangat kaum muslimin terhadap<br />

haji demikian besar, bahkan<br />

kadang berlebihan. Se men tara<br />

tingkat perhatian dan semangat<br />

terhadap zakat masih kecil. Ini<br />

bisa dilihat, antara lain, dari masih<br />

rendahnya penerimaan dana zakat<br />

dibanding jumlah calon haji setiap<br />

tahun.<br />

Ada beberapa faktor penyebab<br />

munculnya sikap ‘diskriminatif‘<br />

umat terhadap zakat. Antara<br />

lain, lemahnya pemahaman umat<br />

tentang ajaran Islam secara<br />

umum termasuk zakat; lemahnya<br />

dakwah atau sosialisasi tentang<br />

zakat; lemahnya kesadaran<br />

dan dukungan terhadap peran<br />

lembaga amil zakat; dan adanya<br />

tabiat dasar yang melekat pada<br />

manusia, yaitu cinta harta ( QS Al-<br />

Fajr:20, Al-Adiyat: 8, dan lainnya).<br />

Setelah mengevaluasi diri,<br />

maka pada tahun baru ini kita<br />

membuat langkah-langkah nyata<br />

ke depan yang lebih baik.<br />

Katakanlah, melakukan perubahan.<br />

Sebab, makna dari tahun<br />

baru adalah melakukan<br />

perubahan ke arah yang lebih<br />

baik dengan penuh semangat.<br />

Kalau amal shalehnya kurang,<br />

ditingkatkan menjadi banyak dan<br />

berkualitas. Waktu-waktunya diisi<br />

dengan berbagai ibadah baik yang<br />

wajib maupun yang sunah.<br />

Dalam hal zakat, kita<br />

tidak akan melakukan sikap<br />

diskriminatif lagi. Kalau kita<br />

bersemangat dan penuh perhatian<br />

terhadap shalat, puasa dan haji.<br />

Maka, pada tahun baru ini kita<br />

Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 7<br />

pun akan bersemangat berzakat<br />

dan berzakatnya melalui badan<br />

atau lembaga amil zakat. Kalau<br />

cinta dunia menjadi penyakit kita<br />

sehingga kita tak mau berzakat,<br />

kita akan berusaha mengobatinya<br />

dengan taat berzakat. Sebab,<br />

ancaman Allah terhadap yang tak<br />

berzakat sangat mengerikan.<br />

Tentang ini, Rasulullah Saw.<br />

bersabda: ‘’Siapa yang dikaruniai<br />

oleh Allah kekayaan tetapi tidak<br />

mengeluarkan zakatnya, maka<br />

pada hari kiamat nanti ia akan<br />

didatangi oleh seekor ular jantan<br />

gundul, yang sangat berbisa<br />

dan sangat menakutkan dengan<br />

sambil berteriak, ‘Saya adalah<br />

kekayaanmu, yang kau timbuntimbun<br />

dulu.’’ Nabi kemudian<br />

mem baca ayat,(QS Ali Imran:20)<br />

‘Janganlah orang-orang yang<br />

kikir sekali dengan karunia yang<br />

diberikan Allah kepada mereka<br />

itu mengira bahwa tindakannya<br />

itu baik bagi mereka. Tidak, tetapi<br />

buruk bagi mereka. Segala yang<br />

mereka kikirkan itu dikalungkan<br />

di leher mereka nanti pada hari<br />

kiamat.’ (HR Bukhari).<br />

Untuk menumbuhkan sema<br />

ngat umat berzakat, para pengelola<br />

zakat pun perlu melakukan<br />

agenda pada tahun baru<br />

ini dengan lebih bersemangat<br />

dan kreatif. “Semangat manajemen<br />

zakat di tahun baru ini,<br />

antara lain, berinovasi dalam<br />

pelayanan, akuntabilitas good<br />

amil governance, dan produk,”<br />

kata Ahmad Muchlis Yusuf.<br />

Menurut Ketua Umum BAZ-<br />

NAS Didin Hafidhuddin, ada lima<br />

age nda yang perlu dilakukan,<br />

yaitu sosialisasi dan edukasi zakat,<br />

pe ng uatan kelembagaan pe -<br />

ngelola zakat, optimalisasi pen -<br />

daya gunaan, penguatan re gu lasi<br />

pengelolaan zakat, dan si ner -<br />

gisitas BAZNAS dan LAZNAS.<br />

ZAKAT<br />

UTAMA


8 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

MANAJEMEN BERBASIS<br />

TEKNOLOGI INFORMASI,<br />

SEMANGAT BARU PENGELOLAAN ZAKAT<br />

WAWAN<br />

CARA<br />

Saat ini kita telah memasuki tahun baru 1435 Hijriyah dan 2014 Masehi. Apa<br />

sebenarnya makna tahun baru ini bagi kita dikaitkan dengan zakat Untuk<br />

mengetahui ini, redaksi Zakat mewawancarai Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf, dari<br />

Divisi Pengembangan BAZNAS. Berikut hasil wawancaranya:<br />

Apa makna tahun baru bagi<br />

kita<br />

Dengan adanya tahun baru<br />

kita punya energi yang<br />

lebih untuk meningkatkan<br />

ketaatan kita kepada Allah.<br />

Kita yakin, hidup ini untuk<br />

beribadah kepada Allah baik<br />

ibadah mahdah maupun ghair<br />

mahdah.<br />

Tahun baru ini adalah tahun<br />

renungan untuk kembali<br />

ke nilai-nilai sesuai dengan<br />

pedoman yang Allah buat.<br />

Lalu, kita manifestasikan,<br />

misalnya, dalam gerakan<br />

ekonomi syariah, yang tidak<br />

harus sektor perbankan<br />

syariah, tapi juga sektor zakat<br />

yang jelas-jelas jadi instrumen<br />

ilahiyah dan kepedulian atas<br />

kemiskinan.<br />

Semangat baru ekonomi<br />

syariah adalah semangat nilainilai<br />

etika, nilai-nilai ilahiyah,<br />

atau rabbani. Kebenaran<br />

yang sudah ada di dalam<br />

hati kita, kita rawat, lalu kita<br />

manifestasikan dalam hidup<br />

kita. Ini benar-benar tahun<br />

rohani. Artinya, rohani harus<br />

jadi panglima atau kendali<br />

hidup kita.<br />

Semangat baru dalam soal<br />

zakat ini, kongkretnya<br />

bagaimana<br />

Kami sedang membahas<br />

berbagai hal, antara lain,<br />

fungsi standarisasi pelayanan,<br />

good amil governance<br />

yang meliputi, antara lain<br />

profesionalitas. Ada unsurunsur<br />

yang sifatnya lebih<br />

terukur, bukan normatif.<br />

Untuk itu, Information<br />

Technology (IT) atau<br />

Teknologi Informasi akan<br />

dijadikan sebagai backbone<br />

(tulang punggung) pelayanan<br />

zakat, mulai dari muzaki<br />

hingga mustahik, termasuk<br />

juga organisasi pelayanan<br />

zakat baik badan amil zakat<br />

(BAZ) maupun lembaga amil<br />

zakat (LAZ).<br />

Ada tiga titik kritis,<br />

yaitu muzaki didekatkan<br />

kesadarannya, mustahik<br />

diubah mentalnya, dan<br />

organisasi pelayanan zakat<br />

harus governance, dan<br />

transparan. Ketiganya bisa<br />

disambung dengan<br />

teknologi berbasis IT.<br />

Kami dibantu<br />

para ahli<br />

IT untuk<br />

merumuskan<br />

ulang<br />

pengembangan IT.<br />

Misalnya, bagi muzaki,<br />

SIMBAZNAS berhenti hanya<br />

pada berapa zakat yang<br />

sudah dibayarkan. Kalau bisa<br />

mengakses, dia tahu siapa<br />

mustahiknya. Tapi, dengan<br />

IT backbone muzaki bisa<br />

tahu juga akuntabilitas amil,<br />

misalnya, program apa yang<br />

dijalankan dari uang zakatnya.


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 9<br />

Ini manajemen muzaki.<br />

Dalam hal manajemen<br />

mustahik, dengan IT backbone<br />

kita bisa mengendalikan<br />

mustahik supaya dia hanya<br />

mendapatkan kebutuhan<br />

pokok. Misalnya, dia punya<br />

kartu mustahik. Dia datang ke<br />

mart tertentu. Kartu itu hanya<br />

bisa ditukar dengan sembako,<br />

atau obat, bukan dengan<br />

rokok atau hal-hal yang tak<br />

syariah.<br />

Sistem ini bisa dibangun dari<br />

sisi muzaki sampai mustahik.<br />

Dan ini bisa meningkatkan<br />

penghimpunan dana zakat.<br />

Misalnya, bekerja sama<br />

dengan supermarket, dengan<br />

IT backbone, muzaki tak<br />

hanya berbelanja, tapi juga<br />

bisa berzakat.<br />

Jadi, semangat manajemen<br />

zakat di tahun baru ini adalah<br />

inovasi pelayanan, inovasi<br />

akuntabilitas good amil<br />

governance. Dan yang paling<br />

penting, inovasi produk yang<br />

membuat muzaki jatuh cinta<br />

dan mustahik juga terjaga<br />

hidupnya supaya jangan<br />

menjadi konsumtif.<br />

Akhir Oktober lalu, UU<br />

Zakat No. 23/2011 direvisi<br />

Mahkamah Konstitusi (MK).<br />

Bagaimana pengaruhnya<br />

terhadap semangat zakat ini<br />

Posisi BAZNAS adalah<br />

bekerja. Revisi MK atas UU<br />

Zakat adalah ikhtiar negara<br />

dan para pegiat zakat untuk<br />

mencari cara yang terbaik<br />

dalam pengelolaan zakat. Apa<br />

pun hasilnya, tak ada kalah<br />

dan menang. Ini urusannya<br />

bekerja dan bekerja.<br />

Momentum ini harus kita<br />

gunakan untuk bekeja sama<br />

menuntaskan amanah dari<br />

para muzaki yang makin hari<br />

makin tumbuh, terutama di<br />

kalangan menengah atas.<br />

Misalnya<br />

dengan<br />

melakukan kampanye,<br />

komunikasi, dan membenahi<br />

standar pelayanan yang<br />

lebih baik secara bersama,<br />

ketimbang memikirkan soal<br />

hukum yang sebenarnya multi<br />

tafsir.<br />

Bagaimana merealisasikan<br />

kerja sama ini Apakah mudah<br />

Ada dua hal yang ada pada<br />

para penggiat zakat, yaitu<br />

trust dan semangat berlomba<br />

untuk kebaikan. Kedua hal<br />

ini bisa diintegrasikan dalam<br />

gerakan bersama dengan<br />

berpedoman pada tujuan<br />

zakat nasional dalam UU<br />

Zakat itu. Jadi, kita bisa<br />

saling bekerja sama untuk<br />

peningkatan efektivitas<br />

pelayanan, bisa saling berbagi<br />

pengalaman tentang amil<br />

yang amanah dan profesioanal<br />

serta tentang aspek-aspek<br />

manajemen pelayanan<br />

kepada muzaki dan<br />

mustahik.. Kalau kita punya<br />

data base mustahik nasional,<br />

lalu kita share ,kita rayonisasi .<br />

Dalam manajemen mustahik<br />

ini, yang perlu dilakukan<br />

adalah berbagi peran<br />

WAWAN<br />

CARA


10 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

ZAKAT<br />

UTAMA<br />

dengan LAZ..Misalnya, dalam<br />

spesialisasi bencana. jaringan<br />

yang sudah ada biasanya<br />

Dompet Dhuafa (DD).<br />

Maka, DD kita pakai. Kalau<br />

urusan Zakat Community<br />

Development (ZCD), BAZNAS.<br />

Pendekatannya bisa program<br />

atau wilayah. Kita bisa<br />

melakukan itu. Yang penting,<br />

mustahik terselesaikan<br />

masalahnya dan tidak overlap.<br />

Untuk menumbuhkan<br />

kepercayaan muzaki, lembaga<br />

amil harus transparan. Para<br />

amil langsung berhubungan<br />

dengan mustahik. Kita bagi<br />

tugas, tentu dengan online.<br />

Misalnya, ada mustahik yang<br />

datang ke suatu counter zakat.<br />

Dia punya kartu mustahik<br />

yang bisa dipakai di BAZ atau<br />

LAZ mana saja, dan tak bisa<br />

dipalsukan.<br />

Lebih dari itu, BAZ dan LAZ<br />

harus masuk ke pembinaan.<br />

Kita membuat satu model<br />

manusia yang utuh yang<br />

kemudian kita sharing antar<br />

penggiat zakat, sehingga<br />

nanti ada gerakan yang<br />

mengumandangkan bahwa<br />

kemiskinan itu bukan hanya<br />

urusan ekonomi, tapi juga<br />

urusan mental yang harus kita<br />

bangkitkan.<br />

LAZ punya keunggulan<br />

masing-masing. Kenapa<br />

tidak di-share .Sejarahnya,<br />

BAZNAS juga hasil sharing<br />

para LAZ. Mestinya, zakat ini<br />

bergeraknya lebih cepat . Tapi,<br />

wajar untuk sebuah tujuan<br />

yang mulia tantangannya<br />

lebih besar. Mengatasinya, ya,<br />

dengan silaturahim.<br />

Bagaimana semangat umat<br />

dalam berzakat<br />

Saya melihat<br />

perkembangannya luar biasa.<br />

Memang, ekonomi tahun 2014<br />

agak melambat dibandingkan<br />

<strong>2013</strong>. Sekarang banyak yang<br />

wait and see. Dollar disimpan,<br />

rupiah melemah. Tapi, kondisi<br />

itu tidak menyurutkan umat<br />

berzakat. Umat akan tetap<br />

berzakat bila ada gerakan<br />

nyata, misalnya, ada satu<br />

program yang menarik yang<br />

bisa mengajak setiap muzaki<br />

yang potensial berzakat.<br />

Karena itu, ada dua unsur<br />

yang nanti melekat dalam<br />

gerakan zakat dengan IT<br />

backbone. Yaitu,Membersihkan<br />

Harta Muzaki dan<br />

Menyejahterakan Mustahik.<br />

Saat ekonomi slow down<br />

adalah saat yang baik untuk<br />

melakukan kampanye zakat.<br />

Sebab, ketika itu ada waktu<br />

untuk merenung, mengisi<br />

kembali relung-relung<br />

spiritual. Ini kesempatan<br />

untuk melihat ke dalam, apa<br />

yang menjadi hak orang lain<br />

yang melekat pada harta kita.<br />

Jadi, semangat muzaki itu<br />

dimulai dari para pengelola<br />

zakat<br />

Ya, dari para pengelola zakat,<br />

kemudian nyambung ke<br />

muzaki. Bukan zakat saja, infak<br />

dan sedekah juga demikian.<br />

Saya melihat, gerakan infak<br />

ini dimana-mana ada,. Ada<br />

“Tangan di Atas”, “Sedekah<br />

Rombongan”. Benar-benar<br />

tidak terpengaruh oleh krisis.<br />

Ini momentum, Artinya,<br />

manusia itu makhluk spiritual<br />

benar. Itu sudah di luar logika.<br />

Kalau logika menahan, tapi<br />

kalau spiritual merasakan<br />

kenikmatan. Maka, zakat<br />

itu addicted atau angaged<br />

(mengikat).karena urusannya<br />

dengan Maha Pencipta .


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 11<br />

BAZNAS RAIH<br />

SERTIFIKAT ISO 9001:2008<br />

UNTUK KE-5 KALINYA<br />

Hermin R. Rachim<br />

Corporate Secretary BAZNAS<br />

Mempertahankan prestasi terbaik sebagai<br />

lembaga terpercaya umumnya lebih sulit<br />

dibanding meraihnya pertama kali. Sebab, setelah<br />

sukses meraih prestasi terbaiknya, lembaga itu<br />

biasanya terlena. Akhirnya, prestasinya melorot<br />

dan ia tak berhak lagi menyandang gelar sebagai<br />

lembaga terpercaya.<br />

Agar tidak terjadi seperti itu,<br />

maka setelah selama empat<br />

tahun kami menjadi badan amil<br />

zakat terpercaya dengan diraihnya<br />

sertifikat ISO 9001:2008 dari<br />

WQA, kami tak pernah terlena.<br />

Kami terus bekerja penuh<br />

semangat melayani muzaki dan<br />

mustahik dengan sebaiknyabaiknya.<br />

Kami bekerja tertib<br />

sesuai dengan standar atau aturan.<br />

Ya, bagaimanapun juga kami<br />

memang harus berusaha menjaga<br />

dan memelihara amanah itu.<br />

Kerja keras kami mem buahkan<br />

hasil. Audit ISO 9001: 2008<br />

yang dilakukan WQA pada 18<br />

<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> berjalan lancar.<br />

Alhamdulillah, berkat doa dari<br />

semuanya, akhirnya, pada tahun ini<br />

kami kembali bisa mendapatkan<br />

sertifikat ISO 9001:2008 untuk<br />

kelima kalinya. Terima kasih<br />

atas doa dan dukungan dari<br />

semua pihak. Semoga ke depan,<br />

kami bisa semakin amanah,<br />

transparan dan profesional.<br />

Kami bisa meraih kembali<br />

prestasi terbaik ini selain kami<br />

bekerja tertib sesuai standar,<br />

kami juga melakukan perbaikanperbaikan<br />

yang terus menerus<br />

di semua lini atau divisi. Di<br />

Divisi Penghimpunan, misalnya,<br />

sekarang kami punya muzaki<br />

corner yang bisa dimanfaatkan<br />

oleh muzaki untuk melihat<br />

laporan setoran zakatnya<br />

dan kegiatan BAZNAS. Kami<br />

juga punya rekening mobile.<br />

Sekarang, dengan handphone<br />

muzaki bisa membayar zakat.<br />

Di Divisi Pendayagunaan,<br />

sekarang kami punya 100 titik<br />

program Zakat Community<br />

Development (ZCD). Alhamdulillah,<br />

sudah ada 51 desa yang<br />

melakukan program ini. Dan<br />

kick off-nya dilakukan pada 29<br />

<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> di Sumatera Barat.<br />

Dari sisi pendukungnya,<br />

sekarang kami sudah punya<br />

pola perekrutan sumber<br />

daya manusia (SDM) BAZNAS.<br />

Yaitu, setelah diterima lewat<br />

testing, mereka dilatih melalui<br />

Amil BAZNAS Development<br />

Program (ABDP). Setelah itu,<br />

ada juga pelatihan Officer<br />

Development Program (ODP).<br />

Dalam hal Information<br />

Technology (IT) kami sudah punya<br />

yang namanya Sistem Manajemen<br />

dan Informasi BAZNAS (Simba)<br />

yang diimplementasikan pada<br />

<strong>2013</strong>. Dengan Simba ini, laporan<br />

zakat nasional sudah bisa<br />

real time. Secara IT, kami<br />

sudah memenuhi standar<br />

termasuk Pernyataan Standar<br />

Akuntansi Keuangan (PSAK).<br />

SURAT<br />

KEBON<br />

SIRIH


12 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

KAIDAH<br />

ZAKAT<br />

KEWAJIBAN<br />

ZAKAT PROFESI<br />

Salah satu topik yang sangat<br />

menarik untuk dibahas adalah<br />

kewajiban zakat penghasilan atau<br />

zakat profesi. Yang sering menjadi<br />

pertanyaan di tengah masyarakat<br />

adalah, bagaimana hukum zakat<br />

profesi ini Hal ini sangat penting<br />

diketahui agar kita semakin yakin<br />

bahwa zakat profesi ini juga<br />

merupakan bagian integral dari<br />

pelaksanaan ibadah yang kita<br />

lakukan.<br />

Untuk menjawab pertanyaan hukum<br />

zakat profesi, ada beberapa hal<br />

yang perlu untuk kita pahami. Pertama,<br />

penulis setuju bahwa zakat adalah ibadah<br />

mahdhah yang wajib dikerjakan seperti<br />

yang dicontohkan Nabi. Namun, ada<br />

ketentuan ibadah mahdhah yang tidak<br />

berlaku untuk zakat, yaitu ketentuan<br />

tentang mukallaf. Mukallaf adalah<br />

orang yang sudah memenuhi syarat<br />

untuk diberikan taklif syarak (tuntutan<br />

dan kewajiban syara). Di antara syarat<br />

tersebut, antara lain, telah cukup umur<br />

(akil baligh).<br />

Khusus zakat, ketentuan akil baligh,<br />

yang menjadi dasar pembebanan<br />

kewajiban syariat, tidak berlaku. Dengan<br />

kata lain, seorang muzaki tidak mesti telah<br />

akil baligh. Seorang anak laki-laki berusia 5<br />

tahun, dan ditinggal wafat oleh kedua orang<br />

tuanya namun mewarisi harta senilai Rp 10<br />

miliar misalnya, telah memenuhi syarat untuk<br />

mengeluarkan zakat, meskipun ia belum wajib<br />

melaksanakan shalat. Hal ini didasarkan pada<br />

sabda Rasulullah Saw. : “Barangsiapa diserahi<br />

harta anak yatim, maka usahakanlah ia dan<br />

jangan ditinggalkan hingga habis termakan<br />

zakat” (HR Ad-Daaruquthni, Al-Baihaqi, At<br />

Tirmidzi).<br />

Pada hadis lain, Imam Malik dalam kitab<br />

Al-Muwatha meriwayatkan sebuah hadis<br />

dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya:<br />

“Aisyah adalah seorang yang mengurus<br />

aku dan saudara laki-lakiku yang yatim. Ia<br />

mengeluarkan zakat dari harta-harta kami”.<br />

Yang mendukung wajibnya zakat pada harta<br />

anak yatim, selain Aisyah ra, juga Ibnu Umar<br />

ra, Jaabir ra, dan Hasan bin Ali bin Abi Thalib<br />

ra. Sehingga dapat disimpulkan, di samping<br />

dikaitkan dengan orang, kewajiban zakat juga<br />

dikaitkan dengan harta.<br />

Kedua, berdasarkan penjelasan di<br />

atas, maka pendekatan dalam menentukan<br />

harta obyek zakat ini tidak hanya dilakukan<br />

melalui pendekatan tafshili, melainkan<br />

juga ijmali. Pendekatan tafshili berarti<br />

harta obyek zakat hanyalah yang disebut<br />

secara eksplisit dalam Al-Quran dan hadis,


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 13<br />

dan tidak boleh dikembangkan.<br />

Sehingga, jumlahnya sangat sedikit.<br />

Sementara pendekatan ijmali,<br />

menuntun kita pada konsep harta<br />

yang sangat dinamis, di mana harta<br />

bisa berkembang seiring dengan<br />

perkembangan zaman. Banyak jenis<br />

harta yang didapat dari pekerjaan<br />

yang tidak ada pada zaman Nabi,<br />

namun ada pada zaman sekarang.<br />

Misalnya, harta yang didapat dari<br />

profesi pilot dan ahli listrik. Menurut<br />

Didin Hafidhuddin (2002), dengan<br />

keumuman makna amwal atau harta<br />

pada nash-nash yang ada, seperti<br />

QS 9 : 103, maka terbuka ruang<br />

ijtihadi untuk menentukan kriteria<br />

kewajiban zakat atas segala jenis<br />

harta yang dihasilkan oleh manusia,<br />

selama harta tersebut didapatkan<br />

dengan jalan yang halal dan sesuai<br />

dengan ketentuan Allah Swt. Apalagi<br />

ada perintah untuk mengeluarkan<br />

zakat dari segala hasil usaha yang<br />

baik, sebagaimana yang Allah<br />

nyatakan dalam QS 2 : 267.<br />

Ketiga, dari sisi pertimbangan<br />

keadilan dan kemaslahatan. Islam<br />

adalah agama yang adil, sehingga<br />

menjadi tidak adil jika para petani<br />

yang mayoritas miskin, harus<br />

membayar zakat sebesar 5 %<br />

ketika hasil panen dari sawah<br />

yang diairi melalui sistem irigasi<br />

melebihi 5 ausaq (setara 524 kg<br />

beras), sementara banyak orang<br />

kaya tidak terkena kewajiban zakat<br />

hanya karena profesinya tidak<br />

disebut secara eksplisit dalam<br />

nash. Meskipun ada pendapat yang<br />

menyatakan bahwa argumentasi<br />

semacam ini adalah ta’lil bil hikmah<br />

dan tidak bisa dijadikan rujukan/<br />

sandaran pengambilan hukum, tidak<br />

pula bisa kita abaikan. Apalagi di<br />

dalam QS 16 : 90 dinyatakan, basis<br />

dari perintah Allah itu adalah adil<br />

dan ihsan. Karena itu, mewajibkan<br />

orang kaya yang hartanya bersumber<br />

dari profesi yang baru ada pada masa<br />

sekarang, sejalan dengan prinsip<br />

keadilan dalam Al-Quran.<br />

Tinggal sekarang, bagaimana<br />

ketentuan nishab, kadar, dan cara<br />

mengeluarkan zakatnya. Pada<br />

praktiknya, ada tiga pendekatan<br />

yang dapat dilakukan. Pertama,<br />

dianalogikan dengan zakat<br />

perdagangan atau zakat emas<br />

perak. Haulnya 1 tahun, artinya<br />

dikeluarkannya setahun sekali.<br />

Nishabnya 85 gram emas dan<br />

kadarnya 2,5 %. Kedua, dianalogikan<br />

dengan zakat pertanian. Nishabnya<br />

senilai 653 kg gabah atau 524 kg<br />

beras, dengan kadar 5 %. Tidak ada<br />

haul, artinya setiap kali menerima<br />

penghasilan segera dikeluarkan<br />

zakatnya. Misalnya sebulan sekali.<br />

Ketiga, dianalogikan dengan dua hal<br />

sekaligus (disebut qiyas syabah).<br />

Yaitu, untuk nishab dianalogikan<br />

dengan zakat pertanian (senilai 524<br />

kg beras) dan tanpa haul. Sementara<br />

kadarnya dianalogikan dengan zakat<br />

emas perak, yaitu 2,5 %.<br />

Munculnya pendekatan yang<br />

menganalogikan zakat penghasilan<br />

dengan zakat pertanian, karena<br />

adanya sejumlah argumentasi.<br />

Pertama, hadis-hadis tentang<br />

ketentuan bahwa tidak wajib zakat<br />

kecuali telah berlalu satu tahun<br />

(ketentuan haul), menurut Yusuf<br />

Al Qardhawi, lemah dari sisi sanad.<br />

Hadis-hadis tersebut, antara lain,<br />

hadis dari Ali yang diriwayatkan<br />

Abu Daud, kelemahannya terletak<br />

pada Ashim dan Haris yang dianggap<br />

cacat dan tidak bisa dipercaya.<br />

Kemudian, hadis dari Ibnu Umar<br />

yang di antara jalur sanadnya ada<br />

Ismail bin Iyasy yang dianggap dha’if.<br />

Selanjutnya, hadis dari Anas yang<br />

kelemahannya terletak pada Hasan<br />

bin Siyah, dan hadis dari Aisyah yang<br />

kelemahannya terletak pada Harisha<br />

bin Abur Rijal.<br />

Dengan adanya kelemahan pada<br />

sisi sanad ini, maka ketentuan bahwa<br />

Irfan Syauqi Beik<br />

Staf Ahli BAZNAS<br />

zakat profesi harus satu tahun, tidak<br />

bisa dijadikan rujukan. Kecuali jika<br />

zakat penghasilan/profesi<br />

itu dianalogikan dengan<br />

zakat perdagangan, maka<br />

pasti ada haul. Kedua, ada<br />

kedekatan antara profesi KAIDAH<br />

hari ini dengan pertanian ZAKAT<br />

pada masa lalu. Yaitu,<br />

keduanya adalah sektor<br />

yang dominan dalam perekonomian<br />

pada masanya. Ekonomi yang<br />

dominan pada masa Rasul Saw<br />

adalah ekonomi pertanian,<br />

sementara ekonomi yang dominan<br />

saat ini adalah sektor jasa. Ketiga,<br />

adanya aspek keadilan sebagaimana<br />

yang telah dijelaskan di atas.<br />

Kesimpulannya, kewajiban<br />

zakat profesi memiliki basis dalil<br />

yang kuat. Perbedaannya hanya<br />

pada pendekatan yang digunakan.<br />

Kewajiban zakat penghasilan ini<br />

juga sudah dinyatakan dalam UU<br />

No 23/2011 tentang Pengelolaan<br />

Zakat, Pasal 4 ayat 2 poin h<br />

(pendapatan dan jasa). Ketentuan<br />

UU ini menjadi pemutus perbedaan<br />

pendapat yang ada, karena<br />

ada kaidah yang menyatakan :<br />

“hukmul wali yarfa’ul khilaf”, yang<br />

artinya ketentuan penguasa/<br />

hukum menghapuskan perbedaan<br />

(pendapat). Jadi, janganlah kita ragu<br />

untuk menunaikan kewajiban zakat<br />

penghasilan/profesi kita. Wallahu<br />

a’lam.


14 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

PUTUSAN MK<br />

PERKUAT OPTIMALISASI<br />

PENGELOLAAN ZAKAT<br />

PROGRAM<br />

BAZNAS<br />

Setelah hampir setahun ditunggu semua pihak, terutama<br />

para pengelola zakat, akhirnya Mahkamah Konstitusi<br />

(MK) memutuskan gugatan uji materi Undang-Undang<br />

No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat pada Kamis, 31<br />

Oktober <strong>2013</strong>. Isinya, MK mengabulkan sebagian pasal<br />

yang diujimaterikan, yakni persyaratan pendirian lembaga<br />

amil zakat (LAZ) tak harus berlatar belakang ormas Islam<br />

dan pengelolaan zakat tanpa izin tak bisa dikriminalisasi.<br />

Masjid dan mushalla juga bisa mengelola zakat.<br />

“Mereka cukup melaporkan pengelolaan zakatnya kepada<br />

pengawas syariah eksternal atau pemegang kewenangan<br />

di wilayahnya, “kata Wakil Ketua MK Hamdan Zoelva<br />

dalam sidang putusan itu<br />

Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin menyambut<br />

baik putusan itu. “Tak ada kalah dan menang. Semua<br />

adalah amanah yang harus dijalankan dengan sebaikbaiknya.<br />

Insya Allah ke putus an ini semakin mem per kuat<br />

optimalisasi peng himpun an dan penyaluran zakat secara<br />

nasional dalam mewujudkan kesejah tera an masyarakat<br />

sebagai bagian dari tujuan pegelolaan zakat,” katanya.<br />

Sementara itu, menanggapi putusan MK ini, Presiden<br />

Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini mengatakan,<br />

meskipun MK tidak mengabulkan semua permohonan<br />

penggugat, paling tidak keputusan ini memberi jaminan<br />

bahwa LAZ, bahkan pengelola zakat kecil-kecil, seperti<br />

mushala dan masjid, dilindungi. “Ini yang utama. Jadi,<br />

menurut kami, keputusan ini sudah baik,” tegasnya. DD<br />

adalah salah satu LAZ yang melakukan uji materi UU Zakat.<br />

Dia mengapresiasi keputusan ini karena sebenarnya<br />

seluruh permintaan umat diterima dan direkam dengan<br />

baik oleh MK. “Keputusannya cukup jelas. Kami bukan lagi<br />

sub-ordinasi BAZNAS. Kami setara. Kami hanya diminta<br />

membuat laporan. Itu wajar, “katanya.<br />

BAZNAS & LAZNAS<br />

SEPAKAT INTENSIFKAN<br />

KERJA SAMA<br />

Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) merivisi<br />

Undang-Undang No. 23/2011 tentang Pengelolaan<br />

Zakat, maka BAZNAS dan Lembaga Amil Zakat<br />

Nasional (LAZNAS) menyelenggarakan pertemuan<br />

si la tu rahim untuk menyusun ber sa ma tentang<br />

strategi dan agenda perzakatan nasional sebagai<br />

wu jud nyata Ukhuwah Islamiyah.<br />

Pada pertemuan yang di ada kan di Jakarta, 27 <strong>Nov</strong>ember<br />

<strong>2013</strong> ini hadir, antara lain, BAZ NAS Jawa Barat, Dompet<br />

Dhuafa, dan Rumah Zakat. Yang dibahas, antara lain, lima<br />

agenda perzakatan nasional. Yaitu, so siali sasi dan edukasi<br />

zakat; penguatan kelem bagaan pengelola (amil) zakat;<br />

optimalisasi pendaya gu naan zakat; penguatan regulasi<br />

pengelolaaan zakat; dan sinergi.<br />

Menurut Ketua Umum BAZ NAS Didin Hafidhuddin,<br />

sosialisasi dan edukasi zakat perlu terus dilakukan<br />

karena masih banyak pemahaman masyarakat yang keliru<br />

tentang zakat. Misalnya, zakat dipahami sebagai<br />

urusan pribadi, sehingga tak perlu keterlibatan lembaga


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 15<br />

amil zakat. “Ada yang berpendapat,<br />

agar ikhlas. maka zakat itu tak perlu<br />

diketahui orang lain. Padahal, seperti<br />

shalat Jumat yang wajib berjamaah di<br />

masjid, ya zakat juga harus diketahui<br />

orang lain,”ujarnya pada pengarahan<br />

silaturahim itu.<br />

Dalam hal penguatan lembaga<br />

amil zakat, agendanya diarahkan<br />

agar amil itu bisa dipercaya. Untuk<br />

itu, katanya, diperlukan SDM yang<br />

profesional, manajemen yang baik<br />

dan terbuka, sistem Information<br />

Technology(IT) yang kuat, data base<br />

muzaki dan mustahik yang baik,<br />

pelaporannya per lembaga dan<br />

nasional, dan pola koordinasi yang<br />

efektif antar pengelola zakat.<br />

Karena makin kompleknya<br />

persoalan kemiskinan, kata Didin<br />

lebih lanjut, maka pengelolaan zakat<br />

harus dilakukan dengan sinergi dan<br />

koordinasi yang lebih intensif dan<br />

berkesinambungan.<br />

Kerja sama itu perlu di in tensifkan,<br />

juga karena adanya kesenjangan<br />

yang lebar antara potensi<br />

zakat dan aktualitasnya. .<br />

Karena itu, BAZNAS dan<br />

LAZNAS sepakat untuk bekerja<br />

sama dalam melakukan lima agenda<br />

perzakatan nasiona itu. Misal nya<br />

dalam pengembangan IT, Yayasan<br />

Baitul Maal BRI me nyiapkan dirinya<br />

untuk jadi tuan rumah pelatihan<br />

atau pe ngem bangan IT. Dua ming gu<br />

setelah pertemuan ini akan di bentuk<br />

kelompok kerja (working group).<br />

GRES DIHARAPKAN<br />

TINGKATKAN KESADARAN<br />

BERZAKAT LEWAT AMIL RESMI<br />

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi<br />

mencanangkan Gerakan Ekonomi Syariah (GRES) di<br />

silang Monumen Nasional (Monas), Minggu (17/11/<strong>2013</strong>).<br />

PROGRAM<br />

BAZNAS<br />

Dalam acara yang dihadiri<br />

Gubernur DKI Jokowi dan<br />

Guberbur BI Agus Martowardojo,<br />

Presiden SBY berharap, dengan<br />

pencanangan GRES tersebut<br />

masyarakat Indonesia bisa lebih<br />

berperan aktif dalam pengembangan<br />

ekonomi syariah.<br />

Menurut Staf Ahli BAZNAS Irfan<br />

Syauki Beiq, pencanangan GRES ini<br />

menunjukkan adanya penguatan<br />

komitmen dan dukungan pemerintah<br />

terhadap gerakan ekonomi syariah<br />

yang telah berkembang dalam kurun<br />

dua dekade terakhir ini.<br />

“Diharapkan, GRES ini akan<br />

memberikan dampak positif terhadap<br />

akselerasi pembangunan ekonomi<br />

syariah nasional, sehingga peran<br />

institusi ekonomi syariah, seperti<br />

perbankan syariah dan lembaga zakat<br />

bisa signifikan,” tegas Irfan.<br />

Selain itu, ia juga berharap,<br />

dengan diluncurkannya GRES ini<br />

kesadaran publik untuk berekonomi<br />

syariah meningkat, termasuk<br />

kesadaran untuk berzakat melalui<br />

amil resmi.<br />

Gerakan ini juga diluncurkan<br />

secara masif di daerah, baik di<br />

tingkat provinsi maupun kabupaten/<br />

ko ta. Karena itu, kata Irfan, ini harus<br />

dimanfaatkan seoptimal mungkin<br />

oleh para pegiat zakat, se hing ga<br />

potensi zakat yang besar ini bisa<br />

diaktualisasikan secara riil.


16 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

BERBAGI PAKET GIZI<br />

UNTUK YANG TERASING<br />

Perjalanan menuju Dusun Sidowayah, <strong>Des</strong>a Sidoharjo,<br />

Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur bukan tanpa<br />

hambatan, mulai dari kondisi geografi hingga masalah<br />

komunikasi dengan warganya. Namun justru itulah yang<br />

menjadi alasan kenapa warga di sana patut dibantu.<br />

TERIMA KASIH<br />

KEPADA PARA SPONSOR DAN<br />

MITRA BAZNAS<br />

YANG TURUT MENYUKSESKAN<br />

PROGRAM PEKAN GIZI<br />

NUSANTARA<br />

Dusun Sidowayah merupakan<br />

salah satu daerah di<br />

Ponorogo yang sebagian besar<br />

warganya miskin<br />

dan menderita down<br />

syndrom.<br />

BAZNAS beker<br />

jasama de ngan<br />

PROGRAM BAZ Jatim mem bagikan<br />

bantuan paket<br />

BAZNAS<br />

gizi berupa daging<br />

sapi pada 300 warga miskin di<br />

dusun tersebut, Sabtu (19/10).<br />

Ini merupakan rangkaian dari<br />

program Pekan Gizi Nusantara,<br />

yang sedang dilaksanakan<br />

BAZNAS.<br />

Bantuan ini diberikan karena<br />

warga penderita down<br />

sindrom selama ini tidak bisa<br />

bekerja dan hidupnya tergantung<br />

pada bantuan tetangga di<br />

sekitarnya.<br />

Di kawasan ini, BAZNAS Jatim<br />

telah mengembangkan sejumlah<br />

program sejak dua tahun. Ada<br />

bedah rumah dan bantuan karitas<br />

bulanan.<br />

Lain halnya dengan cerita dari<br />

Tim BAZNAS Sumatera Selatan<br />

yang menyalurkan paket gizi dan<br />

sapi dari muzaki BAZNAS kepada<br />

masyarakat di Kabupaten Ogan<br />

Komering Ulu (OKU) Timur. Di<br />

sela-sela membelah hutan, mobil<br />

tim yang membawa 1,5 ton paket<br />

gizi harus berhenti di tengah jalan<br />

karena dua rodanya meletus.<br />

Perjalanan selama 7 jam<br />

ke kampung tertinggal, tempat<br />

para petani jagung bermukim itu<br />

menjadi makin berarti.<br />

Sementara itu, di Cilincing,<br />

Jakarta Utara, daerah yang<br />

dihuni para nelayan miskin, tim<br />

menyasar menyalurkan paket gizi<br />

dan menyembelih sapi dengan<br />

melibatkan masyarakat setempat<br />

agar suasana rohani dalam Idul<br />

Adha dapat mereka rasakan.<br />

Pekan Gizi Nusantara<br />

merupakan program penyaluran<br />

paket gizi senilai Rp250.000<br />

termasuk daging sapi, kerbau dan<br />

kambing ke lebih dari 60 titik di<br />

berbagai daerah di Indonesia.<br />

Program ini merupakan salah<br />

satu penyaluran dana zakat, infak<br />

dan sedekah dari para muzaki<br />

yang dilaksanakan untuk turut<br />

merayakan Idul Adha.<br />

Menyasar masyarakat yang<br />

rawan pangan, rawan akidah dan<br />

tak tersentuh bantuan hewan<br />

kurban, turut didukung pula<br />

oleh Wardah, Bank Bukopin<br />

Syariah dan Perusahaan Asuransi<br />

InHealth.


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 17<br />

MENERANGI GULITA<br />

KOTA TACLOBAN<br />

Topan Haiyan yang menimpa pulau Leyte Philipina adalah<br />

badai terkuat di dunia dengan kategori 5, berkecepatan<br />

300 km/jam, dan menimbulkan gelombang laut yang<br />

melanda daratan hingga mencapai 6 meter. Hampir 80%<br />

bangunan di Kota Tacloban rusak atau hancur. Laporan<br />

tidak resmi dari berbagai pihak menyebutkan 13 ribu<br />

jiwa tewas akibat topan ini. BAZNAS mengirimkan tim<br />

kemanusiaannya untuk membantu saudara-saudara di<br />

Negara tetangga tersebut.<br />

Tim Kemanusiaan BAZNAS<br />

yang dipimpin oleh Maman<br />

Kardiman, saat ini berkedudukan<br />

di Kota Ormoc, pulau Leyte.<br />

Sebagian besar kota ini juga<br />

rusak parah akibat topan. Hingga<br />

sekarang listrik hanya mengalir<br />

di sebagian kecil wilayah kota,<br />

sedang sebagian besarnya masih<br />

gelap gulita.<br />

Tim kemanusiaan BAZNAS<br />

kali ini membawa misi bantuan<br />

berupa Pembangkit Listrik<br />

Tenaga Surya (PLTS) yang akan<br />

memproduksi listrik serta Filter<br />

air teknologi membrane yang akan<br />

memproduksi air bersih. Praktis<br />

alat-alat ini sangat dibutuhkan<br />

oleh para korban. Listrik akan<br />

dapat menerangi kegelapan yang<br />

saat ini terjadi di hampir semua<br />

kawasan dan juga untuk keperluan<br />

aktivitas lain. Pun air bersih<br />

sangat dibutuhkan oleh kehidupan<br />

manusia.<br />

Rencana bantuan tersebut<br />

akan dipasang di rumah sakit,<br />

sekolah, dan tempat ibadah.<br />

Masyarakat kota Tacloban dan<br />

Ormoc sangat menyambut dan<br />

terharu akan bantuan yang akan<br />

diberikan oleh BAZNAS. Semoga<br />

bantuan kemanusiaan masyarakat<br />

Indonesia ini bermanfaat bagi para<br />

korban dan menjadikan hubungan<br />

kemanusiaan yang lebih dekat<br />

antara masyarakat Indonesia dan<br />

Philipina.<br />

Menurut Direktur Eksekutif<br />

Teten Kustiawan, meskipun<br />

mayoritas masyarakat di Filipina<br />

bukan umat Islam, bencana<br />

alam besar yang terjadi pada<br />

<strong>Nov</strong>ember lalu tetap menjadi<br />

perhatian BAZNAS. Agama<br />

Islam merupakan rahmatan lil<br />

alamin dan tidak memandang<br />

agama ras atau golongan dalam<br />

hal penyaluran bantuan. Hal ini<br />

menunjukkan dana infak yang<br />

disalurkan melalui BAZNAS akan<br />

bermanfaat tidak hanya kepada<br />

masyarakat di Indonesia namun<br />

juga internasional.<br />

PROGRAM<br />

BAZNAS


18 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

PENGOBATAN GRATIS<br />

BERSAMA NUSANTARA<br />

PARKERIZING<br />

PENGOBATAN & PEMBAGIAN<br />

PAKET GIZI ARTAJASA<br />

UPZ<br />

BAZNAS<br />

Bekerja sama dengan BAZNAS, PT Nusantara<br />

Parkerizing menyelenggarakan kegiatan pengo<br />

batan gratis bagi warga dhuafa di sekitar pabrik<br />

yang berlokasi di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur,<br />

Sabtu (7/12/<strong>2013</strong>). Acara dihadiri oleh Direktur Pemasaran<br />

PT Nusan tara Pakerizing, H. Mu ham mad<br />

Syahrial, SE dan Kepala Divisi Penghimpunan BAZNAS<br />

M. Nasir Tajang. Kegiatan ini merupakan wujud dari<br />

tang gung jawab sosial (CSR) perusahaan dan dalam<br />

rangka mem peringati HUT perusahaan yang ke-31.<br />

Sebanyak 100 pasien terlayani pada acara<br />

pengobatan gratis yang diselenggarakan PT<br />

Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) dan<br />

BAZNAS bagi war ga dhuafa RT 04/13 Kaceot I,<br />

Tunggakjati, Karawang Barat, Sabtu (14/12).<br />

Menurut Direktur Utama Arta jasa Arya<br />

Damar, kegiatan Bazar Amal Arta Jasa (Bazmala),<br />

baik bidang pendidikan, ekonomi, maupun<br />

kesehatan, me rupakan wujud dari tanggung<br />

jawab sosial perusahaan (CSR). “Setiap tahun<br />

kami mengadakan Bazmala di berbagai daerah<br />

yang benar-benar membutuhkan, "katanya.<br />

KUNJUNGAN KOMISI VIII DPR RI KE BALI<br />

DPR RI APRESIASI<br />

PROGRAM ZCD BAZNAS<br />

Komisi VIII DPR RI<br />

berkesempatan mengunjungi<br />

<strong>Des</strong>a Candi Kuning, Baturiti,<br />

Bedugul, Bali yang merupakan<br />

desa dilaksanakan Program<br />

Zakat Community Development,<br />

kerjasama BAZNAS dalam<br />

program Rumah Makmur<br />

bekerjasama dengan Universitas<br />

Udayana.<br />

Ketua Komisi VIII DPR RI<br />

mengapresiasi kinerja BAZNAS<br />

dan BAZNAS Provinsi Bali yang<br />

berhasil mengelola zakat untuk<br />

memberdayakan keluarga yang<br />

masuk kategori miskin.<br />

Keberhasilan ini diharapkan<br />

dapat menjadi inspirasi dan<br />

memotivasi organisasi serupa di<br />

daerah lain.<br />

"Kami sangat mengapresiasi<br />

karena bantuan usaha diberikan<br />

kepada masyarakat yang memang<br />

membutuhkan, yaitu mereka yang<br />

masuk dalam kategori mustahik.<br />

Alhamdulillah bantuan tersebut<br />

digunakan sebagai usaha yang<br />

akhirnya bisa meningkatkan<br />

perekonomian keluarga, bahkan<br />

meningkat menjadi muzzaki," kata<br />

ketua Komisi VIII, Ida Fauziyah.<br />

Baznas Bali telah<br />

menyalurkan Rp170 juta untuk<br />

35 orang berbentuk pemberian<br />

modal usaha untuk keluarga yang<br />

berhak menerima zakat. "Hari<br />

ini kami melihat sendiri bahwa<br />

penyaluran zakat oleh Baznas itu<br />

benar benar digunakan untuk<br />

yang membutuhkan. Di antaranya<br />

digunakan untuk usaha budidaya<br />

strawberry, jagung dan berbagai<br />

sayuran yang kemudian dijual<br />

dan akhirnya bisa meningkatkan<br />

ekonomi keluarga," ungkap Ida.


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 19<br />

BAZNAS JATIM RESMIKAN<br />

BERDIRINYA SAUNG BAZNAS<br />

BAZNAS Provinsi Jawa Timur (Jatim) meresmikan<br />

berdirinya Saung BAZNAS sebagai sarana pendidikan<br />

bagi anak- anak di wilayah Dusun Sidowayah, <strong>Des</strong>a<br />

Sidoarjo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Saung ini<br />

digunakan sebagai tempat singgah belajar siswa-siswi<br />

Sekolah Dasar (SD) di wilayah tersebut.<br />

Dusun Sidowayah merupakan<br />

salah satu daerah di Kabupaten<br />

Ponorogo yang sebagian besar<br />

warganya miskin dengan keadaan<br />

down syndrom. Menurut salah<br />

seorang tokoh masyarakat di<br />

kawasan tersebut, Devit, warga<br />

yang down syndrom di daerah<br />

ini di antaranya masih dapat<br />

berkomunikasi secara terbatas.<br />

Tapi, ada pula yang sama sekali<br />

tidak mampu berkomunikasi dan<br />

mengurus dirinya sendiri.<br />

Direktur Pelaksana BAZNAS<br />

Teten Kustiawan mengatakan,<br />

pendidikan merupakan salah<br />

satu unsur penentu kemiskinan<br />

masyarakat. “Dan karena<br />

sebagian kemiskinan juga bersifat<br />

kultural, maka penyaluran dana<br />

zakat ideal nya tidak hanya<br />

untuk bantuan yang bersifat<br />

karitas yang langsung tetapi<br />

juga melalui program-program<br />

pemberdayaan,” kata Teten.<br />

Saung BAZNAS ini diharapkan<br />

dapat memberikan manfaat yang<br />

berkelanjutan sehingga mampu<br />

meningkatkan mutu pendidikan<br />

warga miskin di sekitarnya.<br />

Selain meresmikan berdirinya<br />

Saung BAZNAS, BAZNAS Jawa<br />

Timur juga melakukan peletakan<br />

batu pertama pembangunan<br />

Madrasah Thariqul Jannah di<br />

Dusun Sidowayah ini.<br />

KABAR<br />

BAZNAS<br />

DAERAH<br />

Segenap Pimpinan dan Karyawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)<br />

mengucapkan selamat kepada BAZNAS Provinsi Banten yang telah<br />

mendapatkan hasil audit independen<br />

Kantor Akuntan Publik Drs. Soewarno, Ak dengan<br />

Wajar dalam Semua Hal yang Material (Wajar Tanpa Pengecualian)<br />

No. 073/GA/KAP SWN/XI/<strong>2013</strong><br />

Semoga hasil tersebut semakin menambah semangat untuk selalu<br />

meningkatkan pengelolaan zakat yang amanah dan profesional


20 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

MISI ZAKAT COMMUNITY<br />

DEVELOPMENT DI PULAU KERA<br />

Badan Amil Zakat<br />

Nasional (BAZNAS)<br />

menyelenggarakan<br />

program pemberdayaan<br />

untuk meningkatkan<br />

kualitas hidup masyarakat<br />

di Pulau Kera<br />

PROGRAM<br />

BAZNAS<br />

Pulau ini secara geografis<br />

berada di antara Pulau Semau<br />

dan Pulau Timor. Merupakan<br />

bagian dari Kecamatan Sulamu,<br />

Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa<br />

Tenggara Timur. Pulau yang indah<br />

namun dengan kondisi sosial<br />

ekonomi yang sebaliknya. Tidak<br />

ada akses listrik di pulau ini, air<br />

tawarpun harus didapat dari Kota<br />

Kupang, diangkut melalui perahu<br />

tempel dengan harga Rp. 2.000<br />

untuk 20 liter air tawar.<br />

Satu-satunya sekolah hanya<br />

madrasah. Itupun kondisinya<br />

memprihatinkan. Demikian juga<br />

fasilitas kesehatan, nihil. Jika ada<br />

warga biasanya cukup ditangani<br />

dengan pengobatan tradisional.<br />

Warga yang sakit agak berat<br />

dibawa kepuskesmas yang harus<br />

ditempuh dengan menyeberangi<br />

laut ke Pulau Sulamu. Jika ada yang<br />

mengalami sakit berat, haruslah<br />

BAZNAS menggandeng<br />

MetroTV, Persatuan Dokter Mata<br />

Indonesia (Perdami), RSCM Kirana<br />

dan PT Pelindo II dalam acara<br />

pengobatan dan operasi mustahik<br />

penderita katarak (23/11).<br />

BAZNAS menyalurkan dana zakat<br />

dibawa berobat ke Kota Kupang.<br />

BAZNAS mengawali program<br />

Zakat Community Development<br />

(ZCD) pertama untuk penduduk<br />

di pulau ini berupa santunan<br />

seperti pakaian, alat tulis, alat<br />

ibadah dan peralatan mandi dari<br />

para munfik (pemberi infak) yang<br />

peduli. Diajarkan juga pada anakanak<br />

di pulau ini cara menggosok<br />

gigi. Selanjutnya program<br />

pemberdayaan komu-nitas<br />

berbasis dana zakat, infaq dan<br />

sedekah. yang meliputi 4 fokus<br />

bidang; ekonomi, pendidikan,<br />

kesehatan dan keagamaan.<br />

Program ini berbasis pada<br />

masalah dan potensi yang ada<br />

pada sasaran program, dengan<br />

menekankan pada partisipasi<br />

aktif masyarakat. Saat ini, sedang<br />

dilaksanakan tahap pengkajian<br />

oleh Tim Pengelola dan Pengawas<br />

(TPP) ZCD oleh Baznas Provinsi<br />

NTT. Hasil dari pengkajian<br />

tersebut berupa berbagai<br />

program penyaluran zakat yang<br />

akan dilaksanakan selama 3<br />

hingga 5 tahun ke depan. Ketua<br />

BAZNAS Provinsi NTT, Abdullah<br />

Said Sagran memaparkan bahwa<br />

Pulau Kera akan dijadikan sebagai<br />

titik program pemberdayaan<br />

masyarakat, program ini bersih<br />

dari kepentingan politik, program<br />

ini lahir atas dasar kajian masalah<br />

dan potensi yang ada di pulau ini.<br />

Masyarakat Pulau Kera lah yang<br />

akan lebih berperan aktif kelak.<br />

“Islam tidak hanya berbicara<br />

masalah aspek spiritual, karena<br />

islam adalah agama yang<br />

komprehensif, juga menyangkut<br />

aspek kesejahteraan, pendidikan,<br />

kesehatan dan lingkungan, yang<br />

kesemuanya akan masuk ke dalam<br />

Program ZCD,” katanya. (Furkon)<br />

OPERASI 100 MUSTAHIK PENDERITA KATARAK<br />

Rp 100 juta untuk membantu 100<br />

orang penderita katarak menjalani<br />

operasi pemulihan dari penyakit<br />

Hadir Ketua Perdami, Prof. Nila<br />

Moe loek, Pemimpin Redaksi Metro<br />

TV Suryopratomo, dan Direktur<br />

Eksekutif Teten Kustiawan.


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 21<br />

BAZNAS-BRI SYARIAH-WARDAH-METROTV<br />

PERSEMBAHKAN "SEJUTA CINTA UNTUK IBU,<br />

PAHLAWAN KELUARGA"<br />

Banyak ibu yang telah berjuang<br />

merawat dan mem besarkan<br />

anak-anaknya tak menikmati<br />

keindahan dan ke ba hagiaan itu,<br />

karena mereka di te lantarkan oleh<br />

anak-anaknya. Be berapa di antara<br />

mereka, lalu ada yang diasuh di<br />

panti-panti wredha.<br />

Karena itu, dalam upaya<br />

mem beri kebahagian dan<br />

keindahan di Hari Ibu, 22<br />

<strong>Des</strong>ember 213, BAZNAS bersama<br />

BRI Syariah, Wardah, dan<br />

MetroTV mengadakan kegiatan<br />

dengan tema "Sejuta Cinta untuk<br />

Ibu, Pahlawan Keluarga". Pada<br />

kegiatan itu, ibu-ibu dhuafa yang<br />

tinggal di panti wredha diberi<br />

hadiah kejutan berupa perhiasan<br />

(giwang), ditambah kain samping,<br />

parcel buah-buahan, seperangkat<br />

alat mandi, dan mukena.<br />

“Saya bahagia mendapat kunjungan<br />

dari BAZNAS, Wardah, dan<br />

MetroTV. Terima kasih atas segala<br />

pemberiannya,”kata ibu Ami nah,<br />

yang baru 2 tahun tinggal di Panti<br />

Sosial Tresna Werdha Budi Mulia<br />

2, Cengkareng Barat. Nenek asal<br />

Cirebon ini hidup sebatangkara<br />

tak punya tempat berteduh bertahun-tahun,<br />

akhirnya ia diasuh<br />

di Panti Sosial Tresna Werdha<br />

Budi Mulia 2.<br />

Kebahagiaan yang sama<br />

juga dirasakan seorang nenek<br />

di Pan ti Sosial Tresna Werdha<br />

Budhi Dharma, Bekasi Timur.<br />

“Saya benar-benar senang dapat<br />

perhiasan giwang dari Bapak<br />

semuanya. Terima kasih,” katanya<br />

sambil meneteskan air mata<br />

bahagia saat diberi giwang oleh<br />

Ketua Umum BAZNAS Didin<br />

Hafidhuddin yang disaksikan<br />

Direktur Kepatuhan BRI Syariah<br />

Budi Wisakseno.<br />

Menurut Didin, banyak pelaja<br />

ran yang bisa dipetik dari<br />

kunjungan ke panti wredha,<br />

antara lain, bahwa ibu itu berhati<br />

mulia. “Ada ibu yang ditelantarkan<br />

anak nya. tapi ia tetap mendoakan<br />

anak-anaknya agar suk ses dan<br />

sehat. Tak ada dendam se dikit<br />

pun kepada anak-anaknya,”. Ka rena<br />

itu ia berpesan agar anak-anak<br />

berbakti dan memuliakan ibunya.<br />

Persembahan Sejuta Cinta<br />

un tuk Ibu juga diberikan kepada<br />

Ibu Sutarsih (78) dan Ibu Juarsih<br />

(53). Sutarsih adalah janda yang<br />

ber juang menghidupi anaknya dengan<br />

membuka warung sayuran.<br />

Sedangkan Ibu Juarsih juga berjuang<br />

menghidupi anak-anak nya<br />

dengan menjadi se orang penyapu<br />

jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta.<br />

PROGRAM<br />

BAZNAS<br />

ZAKAT ARMINAREKA PERDANA<br />

Direktur Utama Arminareka Perdana, Ibu Hj. Darnelly Guril<br />

membayarkan zakatnya langsung melalui konter BAZNAS di Jl.<br />

Kebon Sirih no.57 Jakarta. Tahun ini, perusahaan yang bergerak di<br />

bidang perjalanan haji dan umrah plus ini membayarkan zakatnya<br />

sebesar Rp85 juta.


22 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

KARYAWAN<br />

BERZAKAT,<br />

ARTAJASA PUN<br />

TUMBUH PESAT<br />

INSPIRASI<br />

Dirut Artajasa Arya Damar<br />

Untuk memajukan perusahaan, seorang pemimpin perusahaan tak cukup hanya membina<br />

karyawannya dalam hal profesionalitas bekerja, tetapi juga dalam hal spiritualitas<br />

keberagamaannya. Dengan demikian, perusahaan itu akan memiliki sumber daya manusia<br />

(SDM) yang tidak hanya profesional, tapi juga amanah, mau berbagi dan bersilaturahim,<br />

serta nilai-nilai luhur lainnya sebagai wujud ketaatannya kepada Maha Pencipta.<br />

Karena itu, tak heran kalau<br />

kemudian Direktur Utama<br />

Artajasa Pembayaran Elektronis<br />

(Artajasa) Arya Damar, selalu<br />

mendorong karyawannya untuk<br />

mengikuti kegiatan pengajian atau<br />

tausiah yang diadakan oleh badan<br />

kerohanian Islam Artajasa setiap<br />

dua minggu sekali. “Kami sengaja<br />

membentuk badan kerohanian<br />

Islam agar karyawan kami terbina<br />

spiritualitas atau rohaninya,” kata<br />

alumnus Teknik Elektro Institut<br />

Teknologi Bandung (ITB) itu.<br />

Dalam pengajian yang pada<br />

awal berdiri Artajasa dilakukan dua<br />

bulan sekali itu, dihadirkan para dai,<br />

antara lain Ustaz Didin Hafidhuddin,<br />

Ketua Umum BAZNAS. Dari para dai<br />

itu Arya Damar juga menjadi paham<br />

pentingnya zakat. “Zakat adalah<br />

kewajiban yang benar-benar harus<br />

ditunaikan, sampai-sampai Khalifah<br />

Abu Bakar akan memerangi umat<br />

yang tak mau berzakat,” katanya<br />

mengutip bagian dari isi pengajian<br />

yang sering diikutinya..<br />

Awalnya, Arya Damar hanya<br />

memfasilitasi karyawannya untuk<br />

berzakat secara sendiri-sendiri ke


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 23<br />

lembaga pengelola zakat yang<br />

mereka percayai. Tapi, sejak<br />

2009 , ia menerapkan ketegasan<br />

Abu Bakar dalam hal zakat ini<br />

dengan membuat kebijakan<br />

bahwa gaji karyawan muslim<br />

setiap bulan dipotong langsung<br />

oleh perusahaan sebesar 2,5%<br />

untuk zakat dan diserahkan<br />

melalui BAZNAS. Dia tentu tidak<br />

memerangi yang tak mau berzakat,<br />

tapi hanya membuat surat edaran<br />

buat karyawannya:.”Bagi siapa<br />

saja yang merasa keberatan<br />

berzakat dengan gajinya dipotong<br />

setiap bulan, silakan membuat<br />

surat keberatan ke perusahaan”..<br />

“Alhamdulillah, tak satu pun<br />

karyawan kami yang melakukan<br />

protes atau mengajukan surat<br />

keberatan. Ya, karena memang<br />

simple saja, yaitu hanya dengan<br />

dipotong gajinya setiap bulan<br />

mereka sudah bisa melaksanakan<br />

kewajibannya sebagai muslim.<br />

Lalu, kami pun bisa bekerja<br />

sama dengan BAZNAS, dalam<br />

melakukan kegiatan Bazar Amal<br />

Artajasa atau Bazmala,” ujar Arya<br />

Damar yang memulai kariernya di<br />

PT Indosat itu.<br />

Bazmala ini diadakan setiap<br />

tahun di daerah-daerah yang<br />

memang membutuhkan bantuan<br />

dan ini merupakan bagian atau<br />

perwujudan dari tanggung<br />

jawab sosial perusahaan (CSR).<br />

Beberapa program CSR yang telah<br />

dilakukan Artajasa, antara lain<br />

pembangunan SMAN I Cigalontang<br />

Tasikmalaya, pemberian beasiswa<br />

kepada 25 mahasiswa berprestasi<br />

dari berbagai universitas di<br />

Jakarta dan pembangunan gedung<br />

sekolah (Taman Pendidikan Al-<br />

Quran) di Cikeot, Tunggakjati,<br />

Karawang..<br />

Sebagai muslim, Arya<br />

yakin, zakat, infak, dan sedekah<br />

itu membawa berkah. Tapi, ia<br />

mengaku tak bisa menghitung<br />

atau mengukurnya dengan angkaangka.<br />

Yang jelas, dia mendapat<br />

berbagai kemudahan sehingga<br />

Artajasa bisa bertahan hingga saat<br />

ini. “Yang saya rasakan sih, saya<br />

tidak pusing mengurus karyawan<br />

dan pertumbuhan Artajasa juga<br />

cukup bagus,,”katanya.<br />

Pertumbuhan Artajasa me -<br />

mang pesat. Dulu, saat awal<br />

berdirinya (tahun 2000), karya<br />

wan Artajasa hanya 6 orang.<br />

Tapi sekarang, karyawannya<br />

sudah mencapai sekitar 300<br />

orang. Ini karena customer dan<br />

layanan nya juga bertambah. Yang<br />

tadinya hanya ATM Bersama<br />

tapi kemudian berkembang ke<br />

berbagai pelayanan, seperti pembayaran<br />

online, dan transfer.<br />

Pertumbuhan itu hadir,<br />

mungkin juga karena Artajasa<br />

adalah perusahaan yang bertujuan<br />

memberi kemudahan bagi<br />

masyarakat dengan cara bersilatura<br />

him dan bergotong royong.<br />

“Artajasa ini bisnis silaturahim<br />

dengan semua pemilik bank dan<br />

jasa keuangan lain. Masyarakat<br />

bersilaturahim ke kantor pos,<br />

misalnya, untuk melakukan<br />

pembayaran rekening listrik, atau<br />

premi asuransi. Artajasa mengajak<br />

silaturahim. Akibatnya, semua<br />

perusahaan berumur panjang dan<br />

memperoleh rezeki,” kata anak<br />

ketiga dari empat bersaudara itu<br />

sambil tersenyum.<br />

Artajasa maju pesat juga<br />

karena pimpinannya punya visi<br />

yang kuat, yaitu bahwa Artajasa<br />

ini harus jadi pemain di negeri<br />

sendiri bahkan harus menjadi<br />

leader-nya “Jangan sampai kita<br />

dijadikan pasar saja oleh industriindustri<br />

asing. Kita buktikan<br />

bahwa kita mampu jadi leader, jika<br />

kita berjamaah dalam muamalah<br />

ini,” tegas Arya Damar.<br />

Visi ini didukung oleh nilai-nilai<br />

perusahaan yang ada di<br />

Artajasa. Yaitu, mampu memberikan<br />

pelayanan yang baik,<br />

berinovasi, bekerja sama, baik<br />

keluar maupun ke dalam, dan<br />

mampu melihat perubahan sehingga<br />

bisa memenuhi ke butuhan<br />

masyarakat.. Keempat nilai itu<br />

disebut dengan CITA (Customer<br />

oriented, Inovation, Teamwork,<br />

Adaftibility).<br />

Dari cara memimpinnya,<br />

terlihat Arya Damar adalah<br />

seorang yang religius. Tapi<br />

ia mengaku, dirinya bukan<br />

seorang yang serius religius<br />

yang hafal dalil-dalil.“Sebagai<br />

muslim profesional, saya ingin<br />

menampilkan Islam yang benarbenar<br />

rahmatan lil alamin, bukan<br />

muslim yang pintar dengan dalildalil,”kata<br />

penikmat musik jazz<br />

dan klasik itu..<br />

Karena itu, ia juga punya perhatian<br />

kepada pembinaan rohani<br />

agama lain. Di Artajasa memang<br />

ada juga bagian kerohanian non-<br />

Islamnya. “Ya, mereka juga kami<br />

fasilitasi untuk melaksanakan<br />

ibadahnya dengan baik,” kata Arya.<br />

INSPIRASI


24 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

DUNIA<br />

ZAKAT<br />

DI PAKISTAN PUN<br />

ZAKAT DIKELOLA NEGARA<br />

Hingga saat ini, di Indonesia,<br />

pengumpulan zakat masih<br />

menjadi masalah, terutama soal<br />

siapa yang wajib mengumpulkan<br />

zakat, pemerintah atau swasta.<br />

Begitu pula soal sifatnya, apakah<br />

sentralisasi atau desentralisasi<br />

Namun, di Pakistan, yang<br />

sejak 1947 lepas dari India dan<br />

berdiri sendiri sebagai negara<br />

Islam, pengumpulan zakat<br />

sudah tidak lagi menjadi masalah<br />

seperti di Indonesia. Dengan<br />

tegas, pemerintah Pakistan<br />

menyatakan bahwa zakat dikelola<br />

negara. Maka, dikeluarkanlah<br />

Zakat and Ushr Ordinance 1979<br />

yang kemudian disempurnakan<br />

menjadi Undang-Undang Zakat<br />

dan Ushr 1980. Sejak 2006,<br />

UU ini telah lebih dari 12 kali<br />

diamandemen.<br />

Begitu pula soal sifatnya.<br />

Berdasarkan UU Zakat dan Ushr<br />

1980 tersebut, pengelolaan zakat<br />

di Pakistan bersifat sentralisasi.<br />

Artinya, zakat dikelola secara<br />

sentralistik dengan hirarki,<br />

pusat atau nasional oleh Dewan<br />

Zakat Pusat (Central Zakat<br />

Council), provinsi oleh Dewan<br />

Zakat Provinsi (Provincial Zakat<br />

Council), kabupaten oleh Komite<br />

Zakat Kabupaten, kecamatan<br />

oleh Komite Zakat Kecamatan,<br />

dan perdesaan/ perkotaan oleh<br />

Komite Zakat Lokal<br />

Dewan Zakat Pusat atau<br />

Central Zakat Fund (CZF) dipimpin<br />

secara kolektif oleh 16 orang<br />

anggota yang salah satunya<br />

adalah Hakim Agung Pakistan.<br />

Unsur masyarakat, seperti ulama,<br />

juga terlibat di CZF yang tugas<br />

utamanya adalah melakukan<br />

pengawasan dan membuat<br />

kebijakan tentang penyaluran<br />

dana zakat. Selain itu, CZF juga<br />

bertugas mendistribusikan dana<br />

zakat yang dihimpun ke Dewan<br />

Zakat Provinsi.<br />

Kebijakan dan aturan dari<br />

Dewan Zakat Pusat menjadi<br />

pedoman Dewan Zakat Provinsi<br />

yang di setiap provinsi terdiri dari<br />

10 orang anggota dan dipimpin<br />

seorang Hakim Pengadilan Tinggi.


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 25<br />

Dewan Zakat Provinsi ini bertugas<br />

mengawasi pengelolaan zakat di<br />

tingkat kabupaten, kecamatan,<br />

dan perdesaan/perkotaan serta<br />

mendistribusikan dana zakat ke<br />

Komite Zakat Lokal melalui Komite<br />

Zakat Kecamatan.yang terdiri dari<br />

ketua dengan enam anggota yang<br />

bekerja secara sukarela.<br />

Komite Zakat Lokal ini<br />

keanggotannya bersifat nonofficial<br />

dan dipilih oleh Komite<br />

Zakat Kabupaten. Mereka,<br />

yang bekerja secara sukarela,<br />

mempunyai tanggung jawab<br />

di dalam mengidentifikasi<br />

dan memverifikasi mustahik<br />

yang layak mendapat dana<br />

zakat. Setelah itu, baru mereka<br />

Sejak berlakunya UU Zakat<br />

dan Ushr 1980, selama tiga<br />

dekade (1981-2010) jumlah<br />

dana zakat yang dapat<br />

dihimpun pemerintah<br />

Pakistan umumnya<br />

mengalami peningkatan<br />

yang cukup berarti.<br />

mencairkan dana zakat kepada<br />

para mustahik..<br />

Pemerintah Pakistan<br />

mempunyai wewenang untuk<br />

menentukan pemotongan zakat<br />

bersamaan dengan dimulainya<br />

awal Ramadhan. Penghimpunan<br />

zakat ini dilakukan dengan cara<br />

debit langsung oleh lembaga<br />

keuangan, seperti bank dan<br />

disalurkan ke Central Zakat Fund.<br />

Jenis harta yang dipotong<br />

secara langsung ini, menurut UU<br />

Zakat dan Ushr 1980 ada 11 jenis.<br />

Yaitu, (1) Saving Bank Accounts<br />

& Similar Accounts; (2) Notice<br />

Deposit Receipts and Accounts,<br />

(3) Fixed Deposit Receipts and<br />

Accounts (Periodically), (4) Fixed<br />

Deposit Receipts and Accounts (on<br />

Maturity/Enchasment), (5) NIT<br />

Units; (6) ICP Mutual Funds; (7)<br />

Government Securities; (8) Shares<br />

and Debentures of Companies;<br />

(9) Annuities; (10) Life Insurance<br />

Policies; dan (11) Provident Credit<br />

Balances.<br />

Sedangkan harta lain, seperti<br />

emas dan perak, uang tunai, surat<br />

berharga obligasi dan saham,<br />

zakatnya tidak dipotong langsung<br />

oleh bank yang ditunjuk CZF, tapi<br />

diserahkan sepenuhnya kepada<br />

muzaki dengan cara menghitung<br />

sendiri (self- assessment). Zakat ini<br />

boleh dibayarkan melalui lembaga<br />

zakat baik di tingkat pusat<br />

maupun daerah atau langsung<br />

ke mustahik, baik perorangan<br />

maupun lembaga.<br />

Sejak berlakunya UU Zakat<br />

dan Ushr 1980, selama tiga<br />

dekade (1981-2010) jumlah<br />

dana zakat yang dapat dihimpun<br />

pemerintah Pakistan umumnya<br />

mengalami peningkatan yang<br />

cukup berarti. Pada 1981, dana<br />

zakat yang terhimpun adalah Rs<br />

844 juta. Pada 2005 meningkat<br />

menjadi Rs 4.665 juta. Kemudian,<br />

pada 2010 turun menjadi Rs 4.222<br />

juta. Jumlah tertinggi terjadi pada<br />

1999 yang mencapai Rs 6.512 juta.<br />

Dana zakat tersebut<br />

disalurkan kepada empat provinsi<br />

dengan proporsi sesuai dengan<br />

persentasi jumlah penduduk.<br />

Yaitu, Punjab (57,36%), Sindh<br />

(23,71%), Khyber Pakhtunkhwa<br />

(13,83%), dan Baluchistan (5,11<br />

%).<br />

Berdasarkan UU Zakat<br />

dan Ushr 1980, yang berhak<br />

menerima zakat ada tujuh sektor.<br />

Yaitu, tunjangan hidup, tunjangan<br />

pendidikan umum; tunjangan<br />

pendidikan agama; kesehatan;<br />

kesejahteraan sosial; bantuan<br />

pernikahan; dan rehabilitasi.<br />

Jumlah dana zakat yang<br />

disalurkan dan penerima manfaat<br />

zakat dari tahun ke tahun<br />

berfluktuasi. Misalnya, pada<br />

2001-2002, jumlah dana zakat<br />

yang disalurkan adalah Rs 5.254<br />

juta dengan jumlah penerima<br />

manfaat sebanyak 1.710.000 jiwa.<br />

Kemudian, pada 2002-2003 naik<br />

menjadi Rs 8.009 juta dengan<br />

penerima manfaat 1.754.000<br />

jiwa. Periode ini termasuk<br />

yang tertinggi. Sedangkan yang<br />

terendah terjadi pada periode<br />

2008-2009 ,yaitu sebesar Rs<br />

2,877 juta dengan penerima<br />

manfaat sebanyak 1.085.378<br />

jiwa. (sumber: Indonesia Zakat<br />

Development Report 2012)<br />

DUNIA<br />

ZAKAT


26 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

OPINI<br />

HAPUS KESALAHAN <strong>2013</strong><br />

& WUJUDKAN RESOLUSI 2014<br />

DENGAN SEDEKAH<br />

Alhamdulillah, waktu terus bergulir, dan tanpa terasa kini telah sampai di<br />

pengujung tahun <strong>2013</strong>. Banyak yang telah dilakukan di tahun <strong>2013</strong>, namun masih<br />

banyak lagi yang harus dilakukan. Akhir tahun biasanya menjadi momen untuk<br />

melakukan introspeksi dan kemudian menetapkan resolusi baru.<br />

Menurut ajaran Islam,<br />

introspeksi atau muhasabah<br />

harusnya dilakukan setiap<br />

saat, minimal setiap akhir hari,<br />

tidak perlu menunggu akhir<br />

tahun masehi ataupun hijriyah.<br />

Rasulullah sangat menganjurkan<br />

muhasabah, sebagaimana hadis<br />

berikut: dari Syadad bin Aus<br />

ra, dari Rasulullah saw, bahwa<br />

beliau berkata, “ Orang yang<br />

pandai adalah yang menghisab<br />

(mengevaluasi) dirinya sendiri<br />

serta beramal untuk kehidupan<br />

sesudah kematian. Sedangkan<br />

orang yang lemah adalah yang<br />

dirinya mengikuti hawa nafsunya<br />

serta berangan-angan terhadap


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 27<br />

Allah Swt “ (HR. Imam Turmudzi,<br />

ia berkata, ‘Hadis ini adalah hadis<br />

hasan’).<br />

Setiap Muslim seyogyanya<br />

selalu mengevaluasi diri, apakah<br />

telah menjalankan hidup sesuai<br />

tujuan Allah menciptakanya<br />

Manusia diciptakan tak lain<br />

untuk mengabdi kepada-Nya<br />

dan menjadi khalifah-Nya<br />

untuk memakmurkan bumi.<br />

Nah, sekarang mari kita lihat,<br />

apakah kita telah menghabiskan<br />

detik-detik sepanjang <strong>2013</strong><br />

hanya untuk menghamba<br />

kepadaNya Jangan-jangan<br />

bukannya menghamba, justru<br />

membangkang. Apakah perilaku<br />

kita telah menaburkan kebaikan<br />

bagi lingkungan dan alam<br />

sekitar Mungkin bukannya<br />

memakmurkan bumi, tapi<br />

justru membuat kerusakan dan<br />

kehancuran. Naudzubillahi min<br />

dzalik.<br />

Allah Swt berfirman:<br />

“Wahai orang-orang yang<br />

beriman, bertakwalah kepada<br />

Allah dan hendaknya setiap<br />

diri memperhatikan apa yang<br />

telah diperbuatnya untuk hari<br />

esok (akhirat) dan bertakwalah<br />

kepada Allah, sesungguhnya Allah<br />

mengetahui apa-apa yang kamu<br />

kerjakan.” (QS Al Hasyr (59) : 18).<br />

Muhasabah sangat penting<br />

untuk memastikan apakah<br />

perjalanan hidup kita telah berada<br />

di jalan yang benar Apabila<br />

selama ini terasa jalan menujuNya<br />

terasa berat, banyak godaan<br />

dan banyak resolusi yang tidak<br />

tercapai, bisa jadi itu akibat dari<br />

banyaknya dosa dan kesalahan<br />

yang menggelincirkan kita dari<br />

tujuan hidup itu. Mumpung<br />

masih diberi kesempatan, mari<br />

segera bertaubat, memperbanyak<br />

istighfar dan memperbaiki diri.<br />

Cara lain untuk menghapus<br />

kesalahan adalah dengan<br />

memperbanyak sedekah, sesuai<br />

sabda Rasulullah Saw: “Dengki<br />

itu bisa menghabiskan kebaikan,<br />

sebagaimana api membakar kayu.<br />

Sedekah itu dapat menghapuskan<br />

kesalahan, sebagaimana air<br />

dapat memadamkan api. Shalat<br />

itu adalah cahaya orang yang<br />

beriman, dan puasa adalah perisai<br />

dari siksa api neraka”. (HR. Ibnu<br />

Majah).<br />

Dengan hapusnya kesalahan,<br />

insya Allah kehidupan akan<br />

berjalan lebih mudah, karena<br />

hidup dalam keridhaan dan<br />

perkenan-Nya.<br />

Tahun baru, biasanya juga<br />

ditandai dengan resolusi yaitu<br />

harapan dan niat untuk menjadi<br />

pribadi yang lebih baik, lebih<br />

sukses di tahun 2014 untuk<br />

urusan dunia dan akhiratnya.<br />

Banyak faktor yang diperlukan<br />

agar resolusi itu dapat<br />

terealisasi , antara lain niat yang<br />

istiqamah, motif yang kuat, usaha<br />

yang gigih, disiplin dan doa yang<br />

sungguh-sungguh. Terwujudnya<br />

sebuah resolusi tak lepas dari<br />

izin-Nya, dari takdir yang telah<br />

ditetapkan.<br />

Banyak bersedekah<br />

adalah salah satu cara untuk<br />

mendekatkan diri kepadaNya.<br />

Rasulullah Saw. bersabda: “Orang<br />

yang pemurah itu dekat dengan<br />

Allah, dekat dengan manusia,<br />

dekat dengan syurga, dan jauh dari<br />

neraka. Dan orang yang bakhil itu<br />

jauh dari Allah, jauh dari manusia,<br />

jauh dari surga, dan dekat dengan<br />

neraka. Orang yang jahil (bodoh)<br />

tapi pemurah, itu lebih dicintai<br />

Allah daripada ahli ibadah tapi<br />

bakhil”. (HR. Turmudzi).<br />

Apabila seorang hamba telah<br />

dekat dengan Tuhannya, maka<br />

apapun kebutuhannya, termasuk<br />

resolusinya, selama itu baik<br />

Emmy Hammidiyah<br />

Sekretaris Umum BAZNAS<br />

baginya, pasti akan dicukupi<br />

oleh-Nya.<br />

Rasulullah Saw. bersabda:<br />

“Sikap rendah hati itu hanya<br />

akan menambah seseorang<br />

makin menjadi mulia, maka<br />

dari itu berlaku rendah hatilah<br />

kalian, niscaya Allah Swt. akan<br />

memuliakanmu. Sikap pemaaf<br />

hanya akan menambah seseorang<br />

makin mulia, oleh karena itu banyak<br />

maaflah kalian, niscaya Allah<br />

Swt. akan memuliakanmu. Dan<br />

amal sedekah itu hanyalah akan<br />

menambah seseorang makin banyak<br />

hartanya, maka bersedekahlah<br />

kalian, niscaya Allah Swt. akan<br />

melimpahkan rahmat-Nya kepada<br />

kalian”. (HR. Ibnu Abu Dunya)<br />

Selamat ber mu ha sabah,<br />

se lamat mene tapkan resolusi<br />

baru. Yang harus diingat adalah<br />

per gantian tahun, bulan, hari, jam<br />

atau bahkan detik berarti jatah<br />

hidup kita berkurang. Berarti<br />

kesempatan untuk berladang<br />

amal semakin terbatas. Berarti<br />

ber kurangnya waktu untuk<br />

bersiap menghadapi hisab<br />

yang sesungguhnya. Mari menghitung-hitung<br />

posisi amal dan<br />

menetapkan target baru agar<br />

hasil hisab kita layak untuk<br />

menempatkan kita di dekat-Nya.<br />

OPINI


28 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

TOKOH<br />

K.H. AGUS SALIM<br />

DIPLOMAT ULUNG<br />

YANG SEDERHANA<br />

Dengan jabatan yang pernah di<br />

sandangnya, yaitu diplomat dan<br />

menteri luar negeri, ia sebenarnya<br />

bisa hidup berkecukupan. Tapi,<br />

karena ia seorang yang sederhana,<br />

tak mau memanfaatkan jabatannya<br />

untuk meraup harta. Maka, hidupnya<br />

miskin hingga akhir hayatnya, hingga<br />

ia tak mampu mewariskan kemilau<br />

harta buat anak-anaknya..<br />

Itulah pilihan hidup K.H. Agus Salim yang lahir di Kota<br />

Gadang, Agam, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884. Bagi<br />

putra keempat pasangan Soetan Mohamad Salim dan Siti<br />

Zainab itu, hidup tanpa gelimang harta adalah berkah<br />

yang harus disyukurinya.<br />

Tentang kesederhanaan Agus Salim, Mohamad Roem<br />

bercerita bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,<br />

Agus Salim itu rela berjualan minyak tanah eceran tanpa<br />

merasa malu.. Padahal ketika itu, dia adalah seorang<br />

yang sudah pernah menjabat menteri luar negeri dan<br />

perwakilan tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa-<br />

Bangsa (PBB).


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 29<br />

Dengan segala kesederhana<br />

an nya ini, Agus Salim tak<br />

pernah merasa minder. Ia tetap<br />

berkiprah sebagai negarawan<br />

yang tangguh. Sehingga banyak<br />

yang mengaguminya. Salah<br />

satu di antaranya adalah Prof.<br />

Schermerhoon, seorang diplomat<br />

Kerajaan Belanda, yang sering<br />

berdebat alot dengan K.H. Agus<br />

Salim, saat Agus Salim menjadi<br />

menteri luar negeri<br />

Dalam buku harian Schermerhoon,<br />

Schemerhoon menyatakan<br />

bahwa K.H. Agus Salim itu<br />

adalah orang tua yang sangat<br />

pandai. “Ia seorang yang genius.<br />

Ia mampu bicara dan menulis<br />

secara sempurna dalam 9 bahasa.<br />

Kelemahannya hanya satu, yaitu ia<br />

hidup melarat,” tulisnya.<br />

Agus Salim yang nama aslinya<br />

Mashudul Haq (berarti ‘pembela<br />

kebenaran’) ini memang anak yang<br />

cerdas. Karena kecerdasannya,<br />

putra jaksa ini, ketika duduk<br />

di Europe Lagere School (ELS),<br />

sekolah Eropa setingkat lanjutan<br />

pertama di Riau, sang kepala<br />

sekolah tertarik langsung untuk<br />

mendidiknya dengan bahasa<br />

Belanda.<br />

Kemudian, ketika ia lulus dari<br />

Hoogere Burger School (HBS),<br />

sekolah menengah atas (SMA)<br />

lima tahun, berhasil menjadi<br />

lulusan terbaik HBS se-Hindia<br />

Belanda yang ada di tiga kota,<br />

yaitu Surabaya, Semarang, dan<br />

Jakarta.<br />

Dengan prestasinya yang<br />

ting gi ini, ia berharap pemerintah<br />

Belanda memberikannya beasiswa<br />

un tuk melanjutkan studi di bidang<br />

kedokteran di Belanda. Tapi, Belan<br />

da menolak. Atas rekomendasi<br />

RA Kartini, Agus Salim disetujui<br />

mendapat beasiswa menggantikan<br />

RA Kartini.<br />

Tapi, tawaran ini ditolak oleh<br />

Agus Salim. Dia merasa, pemerintah<br />

Belanda telah diskriminatif.<br />

Beasiswa itu diberikan bukan<br />

karena kecerdasan dan jerih<br />

payahnya belajar, tapi karena<br />

kebangsawanan RA Kartini.<br />

Meski ia tak bisa sekolah<br />

tinggi ke Belanda, ia belajar sendiri<br />

(otodidak) berbagai ilmu<br />

peng etahuan dari kegiatan membacanya.<br />

Ini didukung oleh kemampuannya<br />

menguasai minimal<br />

9 bahasa asing, antara lain, Belanda,<br />

Inggris, Jerman, Perancis, Arab,<br />

Turki, dan Jepang.<br />

Ilmu diplomasi dan agama<br />

Islam dia dalami ketika ia bekerja<br />

di Konsulat Belanda di Jedah, Arab<br />

Saudi sebagai penerjemah (1906-<br />

1911). Dia belajar kedua ilmu<br />

itu dari pamannya yang menjadi<br />

Imam Masjidil Haram, yaitu Syekh<br />

Ahmad Khatib.<br />

Dengan kemampuan berba<br />

hasa asing, ilmu agama, dan<br />

diplomasi, ia menjadi tokoh<br />

pemberani yang pandai berargumentasi.<br />

Suatu ketika, dalam<br />

sidang Dewan (Volksraad) dia<br />

berpidato dalam bahasa Indonesia.<br />

Ketua Dewan menyuruh Agus<br />

Salim berbahasa Belanda. Tapi,<br />

ia tetap berbahasa Indonesia<br />

yang saat itu dikenal juga sebagai<br />

bahasa Melayu dan itu dibolehkan<br />

oleh peraturan Dewan.<br />

Ketika dia mengucapkan ka<br />

ta ekonomi, seorang Belanda bertanya<br />

dengan maksud menghina.<br />

“Apa kata ekonomi itu dalam<br />

bahasa Melayu. Menjawab pertanyaan<br />

ini, Agus Salim balik<br />

bertanya,”Coba tuan sebutkan<br />

dahulu, apa kata ekonomi itu<br />

dalam bahasa Belanda, nanti saya<br />

sebutkan bahasa Indonesianya”.<br />

Jawabannya mengagetkan pria<br />

Belanda. Sebab, kata ekonomi<br />

juga tidak ada padanannya dalam<br />

bahasa Belanda.<br />

Muso, tokoh Sarekat Islam<br />

(SI) yang jadi tokoh PKI, pernah<br />

mengejek Agus Salim dalam rapat<br />

SI. Di podium Muso berkata,”<br />

Saudara-saudara, yang berjanggut<br />

itu seperti apa “Kambing!”.<br />

“Lalu, yang berkumis itu seperti<br />

apa “Kucing!”. Agus Salim yang<br />

berkumis dan berjanggut itu<br />

menjawab, ”Saudara-saudara,<br />

yang tak berkumis dan tak<br />

berjanggut itu seperti apa.<br />

Hadirin berteriak riuh,”Anjing!”<br />

Muso yang tak berkumis dan<br />

berjanggut itu pun diam.<br />

Dengan kepiawaian berdiplomasi<br />

dan berbahasa asing<br />

mengantarkan tokoh kharismatik<br />

SI ini jadi menteri luar negeri<br />

dalam beberapa kabinet. Yaitu,<br />

pada masa Sutan Syahrir, Amir<br />

Sayrifudin dan Hatta. Meski<br />

begitu dia tetap sederhana sampai<br />

wafatnya, di Jakarta, 4 <strong>Nov</strong>ember<br />

1954. Atas jasa-jasanya, Agus<br />

Salim ditetapkan sebagai salah<br />

satu pahlawan nasional Indonesia<br />

pada tanggal 27 <strong>Des</strong>ember 1961.<br />

TOKOH


30 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

BAZNAS-NURANI DUNIA<br />

BERDAYAKAN DHUAFA<br />

DESA PASANGGRAHAN<br />

KIPRAH<br />

Untuk mengentaskan<br />

masya rakat miskin (dhuafa)<br />

dari kemiskinannya,<br />

mereka tak cukup hanya<br />

diberi berbagai macam<br />

program kegiatan yang<br />

sifatnya proyek, yang<br />

setelah proyek itu selesai,<br />

selesai pulalah programprogram<br />

kegiatan bantuan<br />

itu dan kemudian, mereka<br />

kembali miskin.<br />

Akan tetapi lebih dari itu,<br />

mereka harus diberi<br />

program kegiatan partisifatif,<br />

yang melibatkan me reka<br />

sejak dari perencanaan,<br />

pelaksanaan, monitoring hingga<br />

pemeliharaan program. Dengan<br />

cara ini, mereka akan merasa memiliki<br />

program, sehingga mau<br />

melaksanakan dan merawat, bahkan<br />

mengembangkannya, meskipun<br />

program itu sudah berakhir.<br />

Akhirnya, mereka akan berubah<br />

semakin mandiri dan sejahtera.<br />

Itulah yang dilakukan BAZ-<br />

NAS dengan program Zakat<br />

Com munity Development (ZCD)-<br />

nya di sejumlah desa miskin di<br />

seluruh Nusantara. Salah satu di<br />

antaranya di <strong>Des</strong>a Pasanggrahan,<br />

Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten<br />

Purwakarta, Jawa Barat. Sebab,<br />

berdasarkan survei, desa ter pencil<br />

di bawah kaki Gunung Bongkok<br />

ini adalah desa miskin dengan<br />

sejumlah masalahnya, antara lain,<br />

anak-anak, khususnya anak SDN,<br />

gizinya kurang baik; sumber air<br />

minumnya tidak sehat, yaitu<br />

sungai atau kali, dan tidak ada<br />

tempat singgah bagi siswa yang<br />

rumahnya jauh (1-3 km) dari<br />

sekolah.<br />

Untuk membantu mengatasi<br />

ketiga masalah masyarakat <strong>Des</strong>a<br />

Pasanggrahan itu, BAZNAS menggandeng<br />

mitra kerja yang punya<br />

kom petensi dan kepedulian<br />

tinggi di bidang pengembangan<br />

ko munitas atau pembangunan<br />

masyarakat secara partisipatif<br />

dan terpadu, yaitu Yayasan Nura<br />

ni Dunia, di bawah pimpinan<br />

sosiolog Dr. Imam Budidarmawan<br />

Prasodjo (53).


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 31<br />

Agar lahir masyarakat mandiri,<br />

Nurani Dunia yang berkantor<br />

pusat di Jakarta mem berdayakan<br />

masyarakat <strong>Des</strong>a Pasanggrahan<br />

itu melalui yayasan setempat<br />

(lokal) yang dibentuknya bersama<br />

warga, terutama guru-guru SDN<br />

dan SMPN, yaitu Pena Hijau.<br />

Di bawah fasilitasi, bimbingan<br />

dan dorongan Nurani Dunia,<br />

Pena Hijau ini menggerakkan<br />

masyarakat <strong>Des</strong>a Pasanggrahan<br />

untuk mengatasi masalahnya,<br />

an tara lain, membangun ja ringan<br />

air bersih. Misalnya, anak<br />

SDN 2 Pasanggrahan dan warganya<br />

bergotong royong memba<br />

wa material bangunan. Mereka<br />

melewati pematang sawah<br />

dan kebun menuju lokasi pembangunan<br />

bendungan.<br />

Karena medannya berat, untuk<br />

mempermudah peng ang kutan<br />

material bangunan dari pinggir<br />

jalan, mereka mendirikan lima<br />

unit Menara Bambu (semacam<br />

flying fox) yang antar menara itu<br />

dihubungkan dengan tali sling.<br />

Lewat tali sling inilah mereka<br />

pindahkan material bangunan<br />

se cara estafet dari satu menara<br />

ke menara lainnya hingga ke<br />

pertengahan perjalanan dekat kali<br />

kecil.<br />

Dengan bantuan tambahan<br />

dari Direktorat Jenderal Cipta<br />

Karya dalam pemasangan pipanisasi<br />

dari bendungan ke bak filter<br />

dan bak distribusi, maka sejak Juni<br />

<strong>2013</strong> warga <strong>Des</strong>a Pasanggrahan<br />

sudah bisa menikmati air bersih<br />

melalui 9 bak distribusi.<br />

Penerima sambungan air bersih<br />

itu berjumlah 286 rumah yang<br />

dimanfaatkan oleh 355 kepala<br />

keluarga (KK). Selain rumah,<br />

sambungan air bersih juga diman<br />

faatkan oleh fasilitas umum,<br />

seperti masjid, mushala, madrasah,<br />

MCK, kebun, dan PAUD.<br />

Untuk pemeliharaan fasilitas<br />

air bersih ini, akan dibentuk<br />

kelompok pengguna air bersih.<br />

Melalui pendekatan pem bangunan<br />

partispatif seperti itu,<br />

<strong>Des</strong>a Pasanggrahan juga punya<br />

Perpustakaan Komunitas dengan<br />

nama Saung Ilmu yang diresmikan<br />

BAZNAS, 28 <strong>Nov</strong>ember 2011.<br />

Saung Ilmu yang berlokasi di<br />

Kampung Cilele ini tidak hanya<br />

dimanfaatkan oleh siswa SDN I<br />

Pasanggrahan, tapi juga oleh siswa<br />

SD lain, siswa SMPN dan warga<br />

sekitarnya.<br />

Agar Saung Ilmu ini terus<br />

aktif dimanfaatkan, Nurani Dunia<br />

mendidik para penanggung jawab<br />

perpustakaan. Ini dilakukan bekerja<br />

sama dengan Warung<br />

Baca Lebakwangi (Warabal), Parung<br />

Bogor yang dikelola Ibu<br />

Kiswanti , seorang pencinta buku<br />

yang mengenalkan buku ke<br />

masyarakat saat ia berjualan jamu.<br />

Selama seminggu, di Warabal<br />

inilah mereka belajar tentang<br />

perpustakaan komunitas dan cara<br />

mengelolanya .<br />

Dalam hal program pembe<br />

rian makanan tambahan<br />

(PMT) dari BAZNAS, Nurani<br />

Dunia tak hanya sekadar bagibagi<br />

makanan tambahan, tapi<br />

juga melakukan kajian masalah<br />

sehingga diketahui jalan keluar<br />

dari masalah kekurangan gizi<br />

itu. Maka, dilakukanlah kerja<br />

sama dengan tiga mahasiswa<br />

Departemen Gizi Masyarakat,<br />

Fakultas Ekologi Manuisia, Institut<br />

Pertanian Bogor yang didampingi<br />

dosen pembimbingnya. Kegiatan<br />

ini menghasilkan tiga skripsi yang<br />

bisa jadi pedoman pelaksanaan<br />

pemberian makanan tambahan.<br />

Nurani Dunia tak ingin<br />

setelah program pemberian<br />

makanan tambahan berakhir,<br />

berakhir pulalah kegiatan untuk<br />

memperbaiki gizi anak dan warga<br />

dhuafa. Maka, saat ini tengah<br />

dirintis pendirian pusat kebun<br />

organik yang akan dijadikan<br />

tempat bagi siswa dan warga<br />

melakukan beragam aktivitas<br />

seperti belajar membuat pupuk,<br />

melakukan pembibitan, dan<br />

menanam sayuran dan buahbuahan<br />

organik.<br />

Dari kebun ini akan<br />

dihasilkan sayuran dan buahbuahan<br />

yang bergizi yang bisa<br />

dikonsumsi anak-anak siswa<br />

dan orang tuanya. Lalu, mereka<br />

akan terdorong juga menanam<br />

sayuran dan buah-buahan atau<br />

padi organik di lahannya. Awalnya,<br />

produk pertanian organik ini<br />

hanya untuk konsumsi sendiri,<br />

tapi nanti, bisa jadi untuk dijual ke<br />

pasar.<br />

Untuk keperluan itu, telah<br />

disiapkan kader penanggung<br />

jawab dan ahli pertanian organik<br />

dengan cara melatih empat<br />

pemuda desa, tiga di antaranya<br />

alumni SMPN 3 Tegalwaru, di The<br />

Learning Farm, Karang Widya,<br />

Pacet, Cianjur. Di perkebunan<br />

Maleber, di kaki Gunung Gede itu,<br />

selama 3 bulan, mereka belajar<br />

tidak hanya tentang membuat<br />

kompos, tapi juga tentang bisnis<br />

pertanian organik. Merekalah<br />

nanti yang akan melatih para<br />

siswa SD, SMP, dan para petani<br />

desa dan sekitarnya.<br />

Riki, salah seorang alumni<br />

pelatihan itu, mengaku bahwa<br />

pelatihan itu sangat bermanfaat,<br />

khususnya dalam mengubah<br />

visi hidupnya. Dulu, sebelum<br />

mengikuti pelatihan ini, selepas<br />

Sekolah Menengah Atas (SMA)<br />

ia ingin bekerja di pabrik. Tapi,<br />

sekarang tidak lagi. “Setelah<br />

mengikuti latihan, saya ditawari<br />

bekerja di perusahaan, tapi saya<br />

tolak. Saya lebih baik membangun<br />

desa," kata Riki.<br />

KIPRAH


32 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

IMAM B. PRASODJO<br />

BERBAGI ITU<br />

MEMBAHAGIAKAN<br />

“Saya bahagia, kalau lewat sekolah yang<br />

kami bangun bersama masyarakat ada<br />

seorang tukang kebun yang jadi sarjana<br />

dan guru di desa”<br />

SAHABAT<br />

Berbagi ternyata bisa memberi<br />

kebahagiaan tersendiri buat<br />

Imam B. Prasodjo yang aktif dalam<br />

berbagai kegiatan sosial dan<br />

pendidikan bagi kalangan dhuafa.<br />

Ia mau berbagi karena terinspi<br />

rasi pamannya, seorang ca rik<br />

yang mampu menggerakkan ma s-<br />

yarakat bergotong-royong membangun<br />

masjid, sekolah,<br />

kli nik, balai desa, dan<br />

lainnya. Pamannya jadi<br />

tempat curhat war ga dari berbagai<br />

persoalan, seperti ekonomi, dan<br />

keluarga. “Hidupnya sungguh<br />

bermakna,”ujar dosen FISIP UI<br />

kelahiran Purwokerto, 53 tahun<br />

lalu itu.<br />

Yang paling menginspirasi<br />

dia adalah adanya penderitaan<br />

hebat puluhan ribu orang korban<br />

konflik di Poso dan Maluku<br />

Utara dan ia saksikan sendiri sepulangnya<br />

menyelesaikan pro-<br />

gram doktornya dari Brown<br />

University, AS. Hingga akhirnya, ia<br />

dan teman-temannya mendirikan<br />

Yayasan Nurani Dunia.<br />

Imam memang punya kepedu<br />

lian terhadap masyarakat<br />

dhuafa. Selain itu, ia juga punya<br />

kompetensi dalam pembangunan<br />

komunitas yang partisifatif dan<br />

integratif. Maka, ia digandeng<br />

BAZNAS membangun <strong>Des</strong>a<br />

Pasang grahan, Purwakarta.<br />

DAHLAN ISKAN<br />

BAZNAS ITU AMANAH<br />

Ramadhan lalu, Meneg BUMN Dahlan Iskan<br />

membayar zakat Rp100 juta melalui BAZNAS.<br />

Ia mempercayakan sebagian zakat nya ke<br />

BAZNAS karena, katanya, BAZNAS adalah<br />

lembaga amil zakat yang terpercaya<br />

dalam me nya lurkan zakat ke mustahik.<br />

Ia mengatakan hal itu karena<br />

ia punya pengalaman yang cukup<br />

berkesan tentang BAZNAS usai<br />

melakukan senam pagi di Monas,<br />

Jakarta. “Ketika itu, kebetulan hujan.<br />

Tak jauh dari tempat saya senam<br />

ada tenda berwarna biru. Di tenda<br />

itu, saya melihat ada bayi berumur<br />

sekitar 2 minggu. Saya heran, kok<br />

bayi ditaruh di tenda. Dalam hati<br />

saya, apa tidak kedinginan bayi itu<br />

Akhirnya, saya dekati,” katanya saat<br />

buka puasa bersama BAZNAS.<br />

Setelah dia dekati, ternyata<br />

ibu yang berjualan rokok itu baru<br />

me lahirkan di bawah patung<br />

Kuda Monas. “Setelah melahirkan<br />

dengan kondisi seperti itu, akhirnya<br />

dibawa ke rumah sakit. Dia<br />

dibawa dulu ke BAZNAS untuk<br />

medapatkan bantuan,”tutur Dahlan.<br />

“Alhamdulillah, ibu dan anaknya<br />

saat ini sehat. Ini kasus konkrit<br />

yang pernah dibantu BAZNAS”.


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 33<br />

AGENDA BAZNAS<br />

DESEMBER <strong>2013</strong>-JANUARI 2014<br />

29-DES<br />

Kick Off ZCD<br />

Tanah Datar,<br />

Sumatera Barat<br />

7-8 JAN<br />

Workshop Program<br />

Nasional "ZCD"<br />

Bedugul, Bali<br />

8 JAN<br />

Milad BAZNAS dan<br />

Launching Program<br />

Mustahik<br />

Berdaya Balikpapan<br />

17-JAN<br />

AGENDA<br />

18-DES<br />

Peresmian Pembangunan<br />

Sarana Air Bersih BAZNAS<br />

bersama AIA Lumajang<br />

Audit Eksternal<br />

ISO BAZNAS<br />

14 JAN<br />

Talkshow<br />

"Economic<br />

Challenge"<br />

bersama<br />

Metro TV<br />

Jakarta<br />

16 JAN<br />

Seminar Zakat Nasional I<br />

Balikpapan


34 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

SILATU<br />

RAHIM<br />

MASJID JOGOKARIYAN<br />

MEMBANGUN PERADABAN<br />

MASYARAKAT MELALUI MASJID<br />

“Sebaik-baik tempat di muka bumi dan yang paling<br />

dicintai Allah adalah masjid. Seburuk-buruknya ialah<br />

pasar. Jika pasar mengalahkan masjid, maka masjid mati<br />

(sepi). Jika masjid mengalahkan pasar, maka pasar hidup<br />

(ramai),” - Abu Bakar Ash Shiddiq<br />

Pagi itu, mulai sekitar pukul<br />

tujuh, satu persatu orang<br />

mulai berdatangan. Ada yang<br />

berjalan kaki, bersepeda,<br />

mengendarai motor, dan<br />

mobil. Yang meng gunakan<br />

alat transportasi memar kir<br />

kendaraanya rapi di halaman<br />

masjid yang teduh. Mereka datang<br />

untuk tujuan yang sama,<br />

menghadiri Pengajian Dhuha<br />

yang rutin diadakan setiap hari<br />

Kamis di Masjid Jogokariyan,<br />

Jogjakarta.<br />

Pengajian Dhuha adalah<br />

salah satu dari berbagai kegiatan<br />

yang didakan, merupakan bagian<br />

dari layanan pembinaan jamaah<br />

yang digagas oleh Ustadz HM<br />

Jazir ASP. Beliau secara sederhana<br />

membagi manajemen masjid<br />

dalam tiga hal, yaitu pemetaan,<br />

pelayanan, dan pemberdayaan<br />

jamaah.<br />

Kegiatan pemetaan jamaah,<br />

masjid harus memiliki data<br />

jamaah yang mencakup potensi,<br />

kebutuhan, peluang, tantangan,<br />

kekuatan sekaligus kelemahan.<br />

Sensus Masjid ini menghasilkan<br />

data base dan peta dakwah yang<br />

komprehensif. Data base jamaah<br />

tidak hanya mencakup nama


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 35<br />

warga, pendapatan, pendidikan.<br />

Tapi juga profil warga, siapa saja<br />

yang sudah menjalankan shalat<br />

secara istiqamah dan yang belum.<br />

Yang sudah shalat berjamaah di<br />

masjid dan yang belum. Jamaah<br />

yang sudah berqurban dan<br />

berzakat di Baitul Maal Masjid<br />

Jogokariyan, yang aktif mengikuti<br />

kegiatan masjid atau belum.<br />

Bahkan sampai golongan<br />

darah jamaahpun didata. Sehingga<br />

tidak asing lagi apalagi PMI kota<br />

Jogja atau RS Sardjito sedang<br />

memerlukan golongan darah<br />

tertentu yang kebetulan stok<br />

mereka habis, akan menghubungi<br />

pengurus Masjid Jogokariyan.<br />

Pengurus Masjid Jogokariyan<br />

memilih wilayah dakwah masjid<br />

meliputi 4 RW dan 18 RT yang<br />

terdapat 907 Kepala Keluarga<br />

(KK) sebanyak 2.973 jiwa. Dari<br />

jumlah tersebut ditingkatkan lagi<br />

pendataanya mukalaf (yg sudah<br />

wajib melaksanakan ibadah<br />

terutama shalat) ada 1.839 jiwa.<br />

Pada tahun 2000, dari<br />

1.839 jiwa yang belum shalat<br />

masih ada 816 orang. Kemudian<br />

Masjid Jogokariyan mengadakan<br />

pelayanan shalat dari rumah ke<br />

rumah. Mereka yang mau belajar<br />

shalat disediakan pembimbingnya,<br />

buku-bukunya dan hadiah<br />

mukena dan sajadah bagi ibu-ibu.<br />

Sedangkan untuk bapak-bapak<br />

disediakan sarung, peci dan baju<br />

takwa. Alhamdulillah banyak<br />

warga yang berminat. Sehingga<br />

pada tahun 2005 mukallaf yang<br />

belum shalat berkurang tinggal<br />

315 orang. Dan dilanjutkan sampai<br />

tahun 2009 mukallaf yang belum<br />

shalat tinggal 27 orang. Sekarang<br />

ini yang masih belum shalat masih<br />

ada sekitar 11 orang saja.<br />

Pada tahun 2000, pengelolaan<br />

Masjid Jogokariyan ini<br />

mulai dirintis, bagi yang sudah<br />

shalat diundang berjamaah<br />

di masjid. Dengan undangan<br />

seperti undangan perkawinan<br />

yang menarik dan dikutipkan<br />

hadis-hadis keutamaan shalat<br />

berjamaah di masjid. Jamaah juga<br />

digembirakan dengan hadiah<br />

seperti kompor gas, radio, dll.<br />

Dengan kriteria jamaah yang<br />

paling aktif berjamaah di masjid<br />

selama empat bulan.<br />

Kemudian ditingkatkan<br />

secara periodik dengan lomba<br />

shalat berjamaah dengan hadiah<br />

utama 4 tiket umroh gratis setiap<br />

periode bagi jamaah yang paling<br />

aktif berjamaah shalat lima waktu<br />

di masjid. Hadiah umrahnya dari<br />

sponsor jamaah masjid sendiri<br />

maupun dari luar lingkungan<br />

Masjid Jogokariyan yang simpati<br />

dengan program-program ini.<br />

Tidak mengherankan apabila<br />

Anda, pembaca, menemukan<br />

pemandangan yang menakjubkan<br />

saat shalat Subuh. Jamaah sholat<br />

Subuhnya sudah setengah<br />

dari jamaah shalat Jumat yang<br />

berjumlah lebih dari 500 orang.<br />

Bagi jamaah yang kurang<br />

mampu ada program lumbung<br />

masjid, berupa pengumpulan<br />

beras dari jamaah, yg disalurkan<br />

untuk anak-anak yatim setiap<br />

15 hari diberikan 5 Kg per anak<br />

yatim, di sini ada 68 anak yatim.<br />

Di sekitar Masjid Jogokariyan ada<br />

280 kepala keluarga (KK) miskin.<br />

Masjid Jogokariyan mengadakan<br />

Kampung Ramadhan<br />

sudah tahun ke-9. Mereka<br />

menamakannya Pasar Sore yang<br />

pesertanya ada sekitar 260 lapak<br />

yang diisi oleh jamaah baik warga<br />

sekitar masjid maupun yang<br />

dari luar. Pasar Sore ini, tahun<br />

lalu pernah diteliti oleh Fakultas<br />

Ekonomi UII Jogjakarta, rata-rata<br />

omsetnya Rp400 ribu per lapak<br />

per hari. Omsetnya sebulan hampir<br />

Rp3,5 miliar. Pasar Sore diadakan<br />

di sepanjang Jalan Jogokariyan.<br />

Jamaah tidak hanya diberikan<br />

lapak gratis tapi bagi yang butuh<br />

modal usaha disediakan juga.<br />

“Ini bagian dari upaya<br />

menyebarkan barakah keberadaan<br />

masjid untuk masyarakat,” ujar<br />

Ustadz HM Jazir ASP yang juga<br />

penemu metode cara cepat baca Al<br />

Quran, Iqra bersama almarhum KH<br />

As’ad Humam RA dari Kotagede.<br />

Kini, setelah lebih dari 10<br />

tahun, Masjid Jogokariyan mampu<br />

memberikan berbagai layanan<br />

untuk jamaah. Mulai majelis<br />

ilmu untuk beragam usia, klinik<br />

kesehatan yang lengkap; cek gula<br />

darah, asam urat, kolesterol dan<br />

dokter gratis. Jamaah yang putraputrinya<br />

memerlukan seragam<br />

sekolah, sepatu atau biaya sekolah<br />

bulanan pun bisa datang ke masjid.<br />

Kini bangunan megah berupa<br />

penginapan dan Islamic Centre<br />

tempat segala aktivitas warga<br />

sekitar berdiri megah menyatu<br />

dengan Masjid Jogokariyan. Bagi<br />

masyarakat, Masjid Jogokariyan,<br />

tempat untuk mencari solusi, baik<br />

duniawi maupun ukhrawi.<br />

SILATU<br />

RAHIM


36 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

OPINI<br />

BERJAMAAH<br />

DALAM MUAMALAH<br />

Pergantian tahun, adalah<br />

sebuah peristiwa yang selalu<br />

berulang. Tidak sekadar menjadi<br />

catatan kejadian yang ada di<br />

kehidupan kita. Ada hikmah dan<br />

ibrah di baliknya. Salah satu ibrah<br />

(pelajaran) yang bisa kita ambil<br />

adalah berupa semangat untuk<br />

terus memperbaiki diri dari tahun<br />

ke tahun.<br />

Apa prestasi yang telah kita<br />

torehkan pada tahun ini Bisakah<br />

kita mengulang prestasi tersebut<br />

pada tahun depan Atau bahkan<br />

memperbaikinya. Pertanyaannya,<br />

ketika para generasi Muslim<br />

pendahulu kita punya legacy<br />

berupa catatan emas sejarah Islam<br />

yang luar biasa berupa penaklukan<br />

wilayah dan musuh, menghasilkan<br />

kitab-kitab pengetahuan dalam<br />

beragam disiplin ilmu, mewarisi<br />

perdagangan dan jalurnya hampir<br />

di seluruh pelosok dunia, apa<br />

catatan sejarah yang kita akan<br />

tinggalkan untuk ditorehkan di<br />

buku sejarah Bila belum ada,<br />

sudah semestinya kita mulai<br />

memikirkannya di tahun baru<br />

nanti.<br />

Minimal marilah kita<br />

mendedikasikan waktu, tenaga,<br />

dan sumber daya kita untuk medan<br />

jihad dalam bentuk dakwah yang<br />

mengajak sesama pada jalanNya<br />

dengan cara yang hikmah. Salah<br />

satu metode dakwah yang bisa<br />

dijalankan adalah jihad dalam<br />

bidang ekonomi.<br />

Harus diakui bangsa yang<br />

mayoritas Muslim ini belum<br />

menjadi pemain dalam bidang<br />

ekonomi. Ia hanya menjadi pasar<br />

besar yang menjadi obyek jualan<br />

para pemain ekonomi yang<br />

mayoritas dikuasai Asing dan<br />

‘Aseng’. Disadari atau tidak, saat<br />

ini Muslim hanya pandai sebatas<br />

shalat berjamaah. Belum pintar<br />

berjamaah dalam muamalah.<br />

Boleh jadi ini kelemahan menjadi<br />

mayoritas, sehingga merasa tak<br />

perlu berjamaah dalam muamalah.<br />

Hikmah Tahun Baru yang


Lembaga zakat bisa ikut berperan serta menciptakan<br />

wirausaha baru. Atau minimal mampu berperan<br />

mengubah mustahik menjadi muzaki melalui program<br />

penyaluran zakat produktif. Sebaiknya ini menjadi agenda<br />

utama para pengelola zakat tersebut.<br />

Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 37<br />

mengajarkan kita untuk menjadi<br />

pribadi baru dengan semangat<br />

baru semestinya menjadi titik<br />

tolak kita untuk berjihad juga<br />

dalam bidang ekonomi. Bagaimana<br />

sesama Muslim membiasakan<br />

berjamaah juga dalam bidang<br />

muamalah. Bagaimana sesama<br />

pengusaha Muslim saling mendukung<br />

dan saling berlombalomba<br />

menumbuhkan para<br />

entrepreneur baru yang punya<br />

komitmen terhadap kemajuan<br />

agama dan bangsa.<br />

Bentuk jihad yang bisa<br />

dilakukan, misalnya; para<br />

pengusaha muslim yang sudah<br />

cukup mapan rajin mendorong<br />

business plan competition untuk<br />

para mahasiswa. Tujuannya mencari<br />

para calon entrepreneur<br />

baru. Semakin banyak yang<br />

menyelenggarakan kompetisi semacam<br />

ini akan semakin mempercepat<br />

lahirnya pengusaha baru.<br />

Saat ini kecenderungan para<br />

mahasiswa menerjuni dunia<br />

wirausaha luar biasa besar. Anakanak<br />

muda ini sudah tak minder<br />

lagi memilih jalan wirausaha.<br />

Mereka muda. Mereka punya<br />

ide segar. Dan mereka punya<br />

semangat yang luar biasa. Yang<br />

mereka perlukan adalah sedikit<br />

modal, bimbingan dan jaringan.<br />

Para pengusaha Muslim yang<br />

sudah mapan hendaknya mampu<br />

menangkap semangat ini. Membantu<br />

memfasilitasi mereka<br />

menjadi bapak asuh atau menjadi<br />

semacam lembaga inkubator<br />

bisnis. Melalui inkubator bisnis<br />

inilah ide-ide yang dicetuskan<br />

para anak muda melalui ajang<br />

kompetisi wirausaha ini bisa<br />

direalisasikan menjadi sebuah<br />

bisnis baru.<br />

Memasukkan materi kewirausahaan<br />

ke dalam kurikulum<br />

pendidikan di sekolah-sekolah<br />

Islam maupun pesantren. Saat<br />

ini sudah banyak yang me masukkan<br />

wirausaha dalam kurikulum<br />

pendidikan, namun belum<br />

menjadi perhatian utama.<br />

Hen daknya kesadaran pentingnya<br />

menjadi pribadi mandiri sebagai<br />

wirausaha terus ditumbuhkan di<br />

kalangan pelajar dan santri kita.<br />

Sehingga mereka terbiasa berpikir<br />

bagaimana membuat usaha daripada<br />

mencari pekerjaan selepas<br />

mereka lulus sekolah atau lulus<br />

dari pesantren.<br />

Cara lain bisa melalui membiasakan<br />

membeli barang atau<br />

menggunakan jasa dari produsen<br />

atau penyedia layanan jasa dalam<br />

negeri (baca umat). Ini adalah<br />

bagian keberpihakan terhadap<br />

tum buhnya usaha ummat. Sebagai<br />

Muslim akan lebih baik apabila<br />

mengonsumsi kebutuhan seharihari<br />

atau membeli produk-produk<br />

yang dihasilkan oleh Muslim<br />

yang lain meskipun sedikit lebih<br />

mahal. Namun sebagai produsen,<br />

pengusaha muslim tetap dituntut<br />

untuk menghasilkan barang atau<br />

jasa yang berkualitas dengan<br />

harga bersaing terhadap barang<br />

atau layanan yang ada di pasaran.<br />

Juga lembaga pengelola Zakat,<br />

Infak, Sedekah, semisal BAZNAS<br />

Soetrisno Bachir<br />

Ketua Umum Keluarga Besar<br />

Persatuan Pelajar Islam Indonesia<br />

atau yang lainnya yang sekarang<br />

banyak sekali jumlahnya ini juga<br />

ikut berperan serta menciptakan<br />

wirausaha baru. Atau minimal<br />

mampu berperan mengubah<br />

mustahik menjadi muzaki melalui<br />

program penyaluran zakat produktif.<br />

Sebaiknya ini menjadi<br />

agenda utama para pengelola<br />

zakat tersebut.<br />

Harapan yang lain, adalah<br />

pemerintah dalam hal ini yang<br />

mem buat kebijakan banyakbanyak<br />

membuat kebijakan yang<br />

berpihak untuk para pengusaha<br />

UKM yang baru tumbuh dan memberikan<br />

fasilitas yang mendukung<br />

berkembangnya usaha mereka.<br />

Semangat mengubah para<br />

mustahik menjadi para muzakki,<br />

menumbuhkan wirausaha baru<br />

ini menjadi tema jihad ekonomi<br />

kita bersama di tahun baru<br />

ini. Bahwa jihad ekonomi juga<br />

tak kalah pentingnya untuk<br />

diperjuangkan. Kelak, generasi<br />

mendatang akan mencatat<br />

bahwa generasi pendahulunya,<br />

pernah mencatatkan prestasi<br />

dalam bidang jihad ekonomi<br />

untuk kemaslahatan umat Islam<br />

di Indonesia. Sehingga dengan<br />

munculnya banyak pengusaha,<br />

insya Allah akan melahirkan juga<br />

banyaknya pembayar zakat baru.<br />

Amien.<br />

OPINI


38 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc<br />

Ketua umum BAZNAS<br />

TANYA<br />

JAWAB<br />

BERHAKKAH<br />

ORANG SAKIT MENERIMA ZAKAT<br />

S<br />

ebuah keluarga hidup dari<br />

penghasilan yang cukup,<br />

tidak kaya tidak miskin dan<br />

tidak fakir. Suatu saat mereka<br />

mendapat musibah, yaitu salah<br />

seorang anaknya sakit berat. Untuk<br />

mengobatinya diperlukan uang<br />

banyak, sedangkan mereka tak<br />

memilikinya. Apakah ia berhak<br />

menerima zakat<br />

Sutan, Aceh<br />

J<br />

Keluarga yang mendapat<br />

musibah dan tak memiliki<br />

dana untuk pengobatan,<br />

ia termasuk kategori mustahik<br />

(berhak untuk menerima zakat).<br />

Seorang pedagang atau petani<br />

kaya raya yang jatuh pailit karena<br />

mendapat musibah, juga termasuk<br />

kategori mustahik.<br />

Mayoritas ulama memasukkan<br />

kelompok orang yang mendapat<br />

musibah ini ke dalam mustahik<br />

zakat golongan gharimin (orang<br />

yang berutang). Lihat buku Fikih<br />

Zakat karya Yusuf Qhardhawi,<br />

halaman 591.<br />

Di dalam kitab Mushannif<br />

Ibnu Abi Syaibah (III:27), Imam<br />

Mujahid mengatakan bahwa<br />

ada tiga kelompok yang masuk<br />

kategori orang yang berutang.<br />

Pertama, orang yang hartanya<br />

terbawa banjir. Kedua, orang yang<br />

hartanya musnah terbakar. Ketiga,<br />

orang yang mempunyai keluarga,<br />

tetapi tak mempunyai harta untuk<br />

memenuhi kebutuhan hidupnya,<br />

sehingga ia berutang untuk<br />

menanggulanginya.<br />

Pendapat mayoritas ulama<br />

tersebut didasarkan pada<br />

sebuah hadis Imam Ahmad,<br />

Muslim, Nasa’i, dan Abu Daud<br />

dari Kabishas bin Muharrik Al-<br />

Hilal (Nailul Authar,IV:168). Sakit<br />

adalah sebuah musibah yang<br />

hampir terjadi pada setiap orang<br />

(QS Al-Baqarah:155). Karenanya,<br />

Islam memberi perhatian yang<br />

jelas, yaitu memerintah untuk<br />

mengobati orang sakit.<br />

Dalam sebuah hadis,<br />

Rasulullah Saw. menyatakan,”<br />

Setiap penyakit itu ada obatnya,<br />

maka berobatlah kamu<br />

sekalian (jika sakit) dan jangan<br />

berobat dengan sesuatu yang<br />

diharamkan.”<br />

Bagi orang yang sakit atau<br />

keluarganya yang sakit yang tak<br />

mampu mengobatinya, maka kaum<br />

muslimin wajib membantunya<br />

dengan zakat, infak dan sedekah<br />

(ZIS).


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 39<br />

ZAKAT<br />

DEPOSITO<br />

TANYA<br />

JAWAB<br />

T<br />

Bila kita mendepositokan<br />

sejumlah uang, apakah<br />

zakat yang kita keluarkan<br />

darinya dihitung dari simpanan<br />

pokok atau menunggu setelah<br />

satu tahun<br />

Soal teknis pembayaran<br />

zakatnya, bagaimanakah yang<br />

baik, menunggu setahun atau<br />

dikeluarkan setiap bulan<br />

J<br />

Ani<br />

Perum Antapani, Bandung<br />

Setiap harta yang telah<br />

nisab dan (apalagi)<br />

berkembang serta<br />

bertambah besar, setelah satu<br />

tahun harus dikeluarkan zakatnya.<br />

Akan tetapi, harus diingat<br />

pula bahwa jumlah harta yang<br />

dikeluarkan zakatnya itu setelah<br />

dikurangi berbagai kebutuhan<br />

pokok.<br />

Jika deposito tersebut simpanan<br />

pokoknya sejumlah Rp10 juta,<br />

kemudian setelah setahun<br />

berkembang menjadi, misalnya,<br />

Rp11,8 juta, lalu setelah dikurangi<br />

biaya kebutuhan pokok, seperti<br />

uang kuliah atau kebutuhan<br />

lainnya, akhirnya berjumlah Rp9<br />

juta. Maka, zakat yang harus<br />

dikeluarkan adalah 2,5% x Rp9<br />

juta=Rp225.000,-<br />

Sebenarnya, perhitungan<br />

zakat adalah setahun sekali,<br />

setelah dikurangi kebutuhan<br />

pokok (keperluan hidup seharihari).<br />

Misalnya, seseorang<br />

berpenghasilan Rp2 juta per bulan.<br />

Setelah dikurangi kebutuhan<br />

pokok tersisa Rp1 juta. Maka,<br />

zakatnya setahun adalah 2,5%<br />

dari Rp12 juta, yaitu Rp300.000,- .<br />

Akan tetapi, terkadang untuk<br />

memudahkan teknis pembayaran<br />

zakat, apalagi penghasilannya<br />

bersifat tetap, maka boleh saja<br />

dikeluarkan zakatnya setiap bulan,<br />

yaitu 2,5% dari Rp1 juta= Rp 25.000<br />

Wallahu a’lam bish-shawab.


40 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

UMAR BIN ABDUL AZIZ<br />

KHALIFAH ADIL<br />

DAN SEDERHANA<br />

SIROH<br />

Menjadi seorang<br />

pemimpin negara itu<br />

berat. Sebab, dia harus<br />

mempertanggungjawabkan<br />

di hadapan<br />

Allah Swt di akhirat nanti<br />

tentang apa-apa yang<br />

telah dilakukan untuk<br />

rakyatnya.<br />

Karena itu, ketika nama Umar<br />

bin Abdul Aziz disebut-sebut<br />

menjadi calon khalifah yang baru<br />

menggantikan putra pamannya,<br />

Sulaiman bin Abdul Malik, yang<br />

wafat, dia menolak. “Jangan<br />

sebut-sebut nama saya,” katanya.<br />

Tapi, suatu ketika diumumkan<br />

di muka umum bahwa atas<br />

wa siat khalifah sebelumnya<br />

ditetapkan, Umar bin Abdul<br />

Aziz adalah kha lifah yang baru<br />

dan hadirin pun menyetujuinya.<br />

Maka, ia pun ter kejut, seraya<br />

meng ucapkan: Inna lillahi<br />

wa inna ilaihi rajiun, bukan<br />

Alhamdulillah se per ti umum nya<br />

para pejabat di negeri ini.


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 41<br />

Umar terkejut dan sedih<br />

dengan penetapan itu karena<br />

ia bukanlah tipe orang yang<br />

berambisi menjadi pemimpin,<br />

apalagi mengejarnya. Baginya,<br />

tahta adalah musibah, bukan<br />

kenikmatan.Namun, akhirnya, ia<br />

tak bisa menolaknya lagi setelah<br />

itu.. “Demi Allah, ini betul-betul<br />

bukan atas permintaanku, baik<br />

secara rahasia maupun terangterangan,”<br />

tegas Umar yang lahir<br />

pada tahun 61 H di kampung<br />

Halawan, Mesir.<br />

Setelah dilantik jadi khalifah,<br />

dalam pidatonya dia menyatakan,<br />

tugas dia bukanlah seorang penguasa<br />

yang mewajibkan, tapi hanya<br />

sebagai pelaksana. “Taatlah kalian<br />

kepadaku selama aku taat kepada<br />

Allah. Jika aku durhaka kepada<br />

Allah, maka kalian tidak harus<br />

taat kepadaku,” katanya. Maka, ia<br />

tidak menyalahkan, seandainya<br />

ada orang yang melarikan diri dari<br />

pemimpin yang zalim.<br />

Ya, selama kepemimpinannya,<br />

tidak ada seorang pun rakyatnya<br />

yang melarikan diri. Sebab, Umar<br />

bin Abdul Aziz adalah seorang pemimpin<br />

yang menyayangi rakyatnya,<br />

bukan yang menzalimi rakyatnya.<br />

Orang-orang fakir dia santuni.<br />

Para bujangan ia nikahkan. Baitul<br />

Mal pun dia penuhi sehingga<br />

isinya melimpah. Maka, pada<br />

masanya, tak ada orang fakir yang<br />

mau menerima sedekah.<br />

Umar sangat menghormati<br />

para tamu (musafir). Untuk itu, ia<br />

menyurati gubernurnya di Shugdi<br />

(Sulaiman bin Abi as-Sari) agar<br />

membangun pondok-pondok<br />

untuk menjamu kaum muslimin<br />

yang datang. “Jika salah seorang<br />

di antara mereka lewat, maka<br />

jamulah ia sehari semalam atau<br />

lebih. Rawatlah kendaraannya..<br />

Jika dia punya kesulitan, bantulah<br />

agar dia keluar dari kesulitannya.<br />

Umar yang wafat<br />

pada tahun 101 H<br />

bisa berlaku adil,<br />

sedehana, dan taat<br />

beribadah karena ia<br />

merasa selalu diawasi<br />

oleh Allah Swt.<br />

Karakter ini, diwarisi<br />

dari nenek dan<br />

kakeknya yang shaleh/<br />

shalehah.<br />

Bila tersesat di jalan, bantulah<br />

hingga ia bisa kembali ke tempat<br />

asalnya,” begitu isi surat Umar<br />

bin Abdul Aziz. Perintah ini<br />

dilaksanakan oleh gubernurnya.<br />

Umar juga sangat meresfon<br />

positif pengaduan penduduknya<br />

yang merasa terzalimi oleh<br />

gubernurya terdahulu, seperti<br />

yang dialami negeri Samarkand<br />

yang pada masa Gubernur<br />

Qutaibah bin Muslim al-Bahili<br />

(sebelum Sulaiman bin Abi as-<br />

Sari) dirampas tanpa ada pilihan<br />

perang atau membayar jizyah.<br />

Menanggapi pengaduan<br />

itu, melalui surat, Umar me merin<br />

tahkan gubernurnya untuk<br />

menyelesaikan perkara ini dengan<br />

terlebih dahulu menunjuk seorang<br />

qadhi (hakim). “Jika menurut<br />

hakim, kebenaran ada di pihak<br />

penggugat, maka perintahkan<br />

kepada seluruh pasukan kaum<br />

muslimin beserta kaum muslimin<br />

meninggalkan kota itu, kembali<br />

ke negeri semula. Lalu,<br />

pulihkan situasi kota itu seperti<br />

sebelum dimasuki oleh Gubernur<br />

Qutaibah,” demikian isi surat itu..<br />

Perkara itu dimenangkan<br />

peng gugat. Tapi, ternyata<br />

para pembesar Samarkand<br />

tak mau dipisahkan dengan<br />

kaum muslimin. “Kalian telah<br />

berdampingan dengan kaum<br />

mus li min. Bergaullah dengan<br />

mereka dan berbahagialah kalian<br />

tinggal bersama kaum muslimin,”<br />

kata pembesar Samarkand. Dia<br />

mengatakan itu karena khalifah<br />

yang sekarang, Umar bin Abdul<br />

Aziz adalah khalifah yang adil.<br />

Umar bin Abdul Aziz bisa<br />

membuat rakyatnya merasakan<br />

hidup adil dan sejahtera karena<br />

ia tidak mementingkan dirinya<br />

sendiri, misalnya, dengan hidup<br />

bermewah-mewahan memanfa<br />

at kan kedudukannya sebagai<br />

khalifah. Setelah jadi khalifah,<br />

ia justru lebih sederhana. Dia<br />

me ninggalkan semua harta<br />

kesenangannya.<br />

Sebagai khalifah sebenarnya<br />

Umar bin Abdul Aziz berhak<br />

men dapatkan kendaraan<br />

"dinas" su permewah berupa beberapa<br />

ekor kuda tunggangan,<br />

lengkap dengan kusirnya. Tapi,<br />

ia menolaknya. Ia jual semua<br />

kendaraan itu, termasuk semua<br />

tenda, permadani dan alas kaki<br />

yang biasanya diberikan untuk<br />

khalifah yang baru. Lalu, uang<br />

hasil penjualannya itu ia serahkan<br />

ke Baitul Mal.<br />

Menjadi istri khalifah tentu<br />

akan bergelimang dengan harta<br />

dan perhiasan, seperti emas<br />

berlian. Tapi, jadi istri Khalifah<br />

Umar bin Abdul Aziz malah harus<br />

melepaskan semua perhiasan itu<br />

untuk Baitul Mal. Fatimah, istri<br />

Umar bin Abdul Aziz, sangat ridha<br />

melepas semua itu. “Demi Allah,<br />

aku tidak memilih pendamping<br />

yang lebih mulia daripadamu, ya<br />

Amirul Mukminin. Inilah emas<br />

permata dan seluruh perhiasanku,”<br />

jawabnya ketika diminta Umar bin<br />

Abdul Aziz untuk memilih antara<br />

emas berlian atau suaminya.<br />

SIROH


42 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

KITABAH<br />

PANDUAN<br />

PENCUCIAN HATI<br />

Sesungguhnya harta itu milik Allah Swt. Tapi,<br />

manusia seringkali merasa memiliki penuh<br />

harta itu. Buktinya, ketika Allah meminta dia<br />

untuk membayar zakat atau sedekah dia enggan<br />

mengeluarkannya. Dia takut, gara-gara bersedekah<br />

atau berzakat, ia jadi miskin atau fakir.<br />

Kalau ada seorang muslim yang berpikiran<br />

seperti itu, pintu hatinya jelas-jelas telah dimasuki<br />

setan. Bersifat kikir dan takut fakir adalah salah satu<br />

pintu setan yang berbahaya. Kenapa Ya itu tadi.<br />

Sifat itu bisa mencegah pembayaran zakat, infak dan<br />

sedekah serta mengakibatkan penimbunan kekayaan<br />

dan siksa yang pedih.<br />

Ini sangat berbahaya. Karena itu, hati harus<br />

terus dijaga dari bisikan-bisikan setan. Untuk bisa<br />

mengusirnya, seseorang wajib mengenali pintu-pintu<br />

setan itu. Nah, berbagai pintu setan yang berbahaya<br />

dibahas dalam buku Tazkiyatun Nafs ini.<br />

Selain pintu-pintu jalan masuknya setan, di dalam<br />

buku ini juga dibahas secara detail tentang penyakit<br />

-penyakit hati dan racunnya yang berbahaya, seperti<br />

bicara, melihat, bergaul, makan, dan tidur yang<br />

semuanya dilakukan secara berlebihan.<br />

Menghadapi penyakit dan racun hati, buku ini juga<br />

memberi terapi pengobatannya. Antara lain, dengan<br />

istighfar, zikir, dan shalat malam. Terapi ini menjadi<br />

gizi baik buat hati. Maka, pembahasan tentang kondisi<br />

hati dan terapinya masuk dalam Bab I, yaitu, Gizi Hati.<br />

Bab II adalah Tamasya Hati. Lewat bab ini, hati<br />

Anda seakan diajak bertamasya ke alam setelah<br />

kehidupan ini. Yaitu, untuk mengingat kematian,<br />

membayangkan nikmat dan siksa kubur, hari kiamat,<br />

surga dan neraka. Dengan uraian yang panjang lebar,<br />

buku ini mengajak Anda menelusuri setiap ruang<br />

hidup setapak demi setapak sehingga Anda selamat<br />

sampai tujuan.<br />

Setelah bertamasya, hati juga membutuhkan<br />

gerak agar hati selalu bugar. Gerak atau olah raga hati<br />

dibahas dalam Bab III, yaitu Olahraga Hati. Melalui bab<br />

ini, Anda dipandu untuk melakukan ‘gerakan-gerakan’<br />

yang dapat membugarkan hati, antara lain bertaubat,<br />

beramar makruf nahi munkar, dan bertawakal.<br />

Dengan demikian, buku ini penting dibaca,<br />

terutama bagi yang menginginkan hatinya suci bersih<br />

agar bisa menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.<br />

SPESIFIKASI BUKU:<br />

Judul : Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa<br />

Dalam Islam)<br />

Penulis : Syaikh Ahmad Farid<br />

Penerbit : Ummul Qura


Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 43


CATATAN<br />

44 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

PERGANTIAN WAKTU<br />

DAN PERUBAHAN<br />

“Semangat Terbarukan”. Begitu slogan sebuah<br />

perusahaan milik Negara. Dijelaskan bahwa semangat<br />

terbarukan yang dicanangkan tersebut merupakan<br />

salah satu bukti komitmen perusahaan tersebut dalam<br />

menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber<br />

energi yang lebih efisien dan berkelanjutan serta<br />

berwawasan lingkungan.<br />

Ya. Menciptakan alternatif<br />

baru, membangun semangat<br />

baru, dan berkarya lebih baik lagi<br />

merupakan kewajiban bahkan<br />

kebutuhan tahunan, bulanan,<br />

atau mungkin harian bagi setiap<br />

individu dan organisasi agar tidak<br />

stagnan atau jumud.<br />

Sebuah nasihat yang masyhur<br />

mengajarkan kepada kita bahwa<br />

hari ini harus lebih baik dari<br />

kemarin dan esok harus lebih baik<br />

dari hari ini. Kita harus punya<br />

semangat hijrah atau semangat<br />

untuk melakukan perubahan<br />

dalam berbagai hal sehingga<br />

kondisinya lebih baik, lebih<br />

bermanfaat, lebih peduli dari<br />

sebelumnya.<br />

Perubahan perlu kita lakukan<br />

dalam banyak hal, diantarnya<br />

adalah dalam cara menyambut<br />

atau merayakan tahun baru.<br />

Kebiasaan hura-hura, berpesta<br />

pora, atau kegiatan-kegiatan<br />

yang kurang bermanfaat harus<br />

kita ganti dengan aktivitas yang<br />

bermanfaat, bernilai instrospeksi,<br />

dan menumbuhkan motivasimotivasi<br />

positif untuk mengisi<br />

waktu esok hari, bulan depan,<br />

atau tahun depan yang insya Allah<br />

masih diberikan oleh-Nya.<br />

Banyak kegiatan yang dapat<br />

mendorong perubahan pada diri<br />

kita untuk lebih peduli lagi. Salah<br />

satunya adalah ketika BAZNAS<br />

mendatangi panti wredha di<br />

<strong>Des</strong>ember ini. Banyak kisah miris<br />

yang didapat dari kunjungan ini.<br />

Misalnya, seorang Ibu yang lanjut<br />

usia tak berdaya di bawah pohon<br />

dalam keadaan kedinginan dengan<br />

selimut yang basah. Seseorang<br />

menelepon panti wredha nyaris<br />

tanpa henti tentang keberadaan<br />

Ibu tersebut agar dijemput. Setelah<br />

Ibu tersebut dijemput dan berada<br />

di panti, sungguh menimbulkan<br />

pertanyaan besar ternyata sang<br />

penelepon tak pernah bisa<br />

dihubungi lagi. Maafkan kami Ibu<br />

yang telah menelantarkan engkau.<br />

Ampuni kami ya Allah,<br />

karena ada perasaan su’uzhon<br />

kepada sang penelepon. Sungguh<br />

kisah tersebut harusnya dapat<br />

mendorong untuk lebih peduli,<br />

mulai hari ini dan di masa yang<br />

akan datang.<br />

Menyambut tahun baru juga<br />

bisa dengan muhasabah dengan<br />

semangat hijrah. Artinya, kita<br />

menyesal atas perbuatan dosa<br />

dan maksiat di masa lalu, tidak<br />

mengulangi, dan mengisi harihari<br />

selanjutnya dengan kebaikan.<br />

Keshalehan pribadi yang selama<br />

Teten Kustiawan<br />

Direktur Pelaksana BAZNAS<br />

ini sudah ada ditransformasikan<br />

ke dalam keshalehan sosial<br />

sehingga terwujud keluarga dan<br />

masyarakat yang baik. Inilah<br />

dua sisi yang harus terus kita<br />

bangun dalam setiap pergantian<br />

waktu, keshalehan pribadi dan<br />

keshalehan social.<br />

Khusus dalam berzakat,<br />

dengan semangat hijrah kita<br />

dapat melakukan perubahan dari<br />

kebiasaan berzakat yang kurang<br />

memberi dampak perubahan.<br />

Kebiasaan berzakat langsung ke<br />

mustahik perlu kita ubah dengan<br />

berzakat melalui amil zakat,<br />

sehingga zakat kita bukan hanya<br />

sah secara syariah, namun akan<br />

lebih dapat memberdayakan<br />

para mustahik. Akhirnya zakat<br />

dapat terbukti meningkatkan<br />

kesejahteraan masyarakat.<br />

Sungguh sangat banyak<br />

dan luas tempat kita melakukan<br />

perubahan dalam nilai hijrah.<br />

Sebagaimana diajarkan para<br />

ulama, bahwa hijrah buat kita saat<br />

ini bukan berarti perpindahan<br />

dari satu tempat. Namun hijrah<br />

harus kita maknai perubahan dari<br />

kondisi tidak atau kurang baik<br />

kepada kondisi yang lebih baik;<br />

dari tidak atau kurang bermanfaat<br />

kepada yang lebih bermanfaat;<br />

dari tidak atau kurang peduli<br />

kepada lebih peduli; dan dari<br />

senang menjadi “super man”<br />

kepada menjadi “super team”.<br />

Wallahu’alam.


46 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />

BRI Syariah<br />

rekening zakat<br />

701311637555<br />

rekening infaq<br />

701311631477<br />

hotline<br />

(021)<br />

3904555<br />

BCA Syariah<br />

rekening zakat<br />

0011555510<br />

rekening infaq<br />

00777711<br />

BSM<br />

rekening zakat<br />

009 005 5555<br />

rekening infaq<br />

009 007 7777<br />

layanan<br />

jemput<br />

zakat<br />

banyak cara<br />

agar berkah<br />

harta anda<br />

tunaikan zakat anda lewat berbagai<br />

chanel BAZNAS<br />

08787<br />

7373<br />

555<br />

Bank Mandiri<br />

rekening zakat<br />

070-00-0185555-5<br />

rekening infaq<br />

070-00-0187777-3<br />

BNI Syariah<br />

Prima<br />

rekening zakat<br />

009 555 5554<br />

rekening infaq<br />

009 577 7779<br />

@baznasindonesia<br />

badanamilzakat<br />

www.baznas.or.id

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!