Nov-Des-2013
Nov-Des-2013
Nov-Des-2013
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Nov</strong> - <strong>Des</strong> <strong>2013</strong> M<br />
Shafar 1435 H<br />
TAHUN BARU - SEMANGAT BARU<br />
TEKNOLOGI INFORMASI,<br />
SEMANGAT BARU<br />
MANAJEMEN ZAKAT<br />
KEWAJIBAN ZAKAT PROFESI<br />
KARYAWAN BERZAKAT,<br />
ARTAJASA PUN TUMBUH PESAT<br />
K.H. AGUS SALIM<br />
DIPLOMAT ULUNG YANG<br />
SEDERHANA
ii • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
Zakat minimal Rp. 1.000.000,-<br />
Hotline Layanan Jemput Zakat<br />
Senin - Jumat pukul 08.00 - 16.00<br />
3904555<br />
email. layananmuzaki@baznas.or.id<br />
L a y a n a n J e m p u t Z a k a t<br />
0 8 7 8 7 7 3 7 3 5 5 5<br />
badanamilzakat<br />
@baznasindonesia<br />
www.baznas.or.id<br />
Salurkan zakat dan infak<br />
anda melalui rekening:<br />
BRI Syariah<br />
Zakat : 701311637555<br />
Infak : 701311631477<br />
BCA Syariah<br />
Zakat : 0011555510<br />
Infak : 00777711
HIKMAH<br />
Setelah mengikuti pelajaran olah raga, sejumlah siswa SD Pasanggrahan,<br />
Tegalwaru, Purwakarta, mandi bersama di sebuah empang di dekat<br />
sekolahnya (12/11/<strong>2013</strong>). <strong>Des</strong>a Pasanggrahan, Tegalwaru, Purwakarta<br />
adalah salah satu desa binaan BAZNAS melalui program Zakat Community<br />
Development yang bekerja sama dengan Yayasan Nurani Dunia.<br />
©miroslavarofich
SALAM<br />
2 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
SALAM,<br />
Waktu begitu cepat berlalu. Tidak terasa tahun baru 1435<br />
Hijriyah dan 2014 Masehi telah datang menghampiri kita hampir<br />
bersamaan Kita bersyukur kepada Allah atas rahmat dan karunia-<br />
Nya sehingga kita bisa sampai ke tahun baru ini. Hanya persoalannya,<br />
apa yang harus kita lakukan untuk mengisi hari-hari di sepanjang<br />
tahun baru ini<br />
Untuk menjawab pertanyaan itu, maka majalah Zakat edisi akhir<br />
tahun <strong>2013</strong>, mengangkat tema utama tentang tahun baru khususnya<br />
tentang Semangat Berzakat dengan menyajikan tulisan-tulisan pada<br />
rubrik Zakat Utama, Wawancara, dan Catatan Zakat.<br />
Pada rubrik Inspirasi, kami tampilkan seorang pimpinan<br />
perusahaan yang salah satu layanannya, ATM Bersama, yaitu Arya<br />
Damar, Direktur Utama Artajasa. Dia mengaku, tak bisa mengukur<br />
manfaat yang diraih setelah perusahaannya berzakat. “Yang saya<br />
rasakan, saya tak pusing mengurus karyawan dan Artajasa juga<br />
tumbuh bagus,” katanya.<br />
Sementara itu, di rubrik Kiprah kami tampilkan program Zakat<br />
Community Development (ZCD) BAZNAS di <strong>Des</strong>a Pasanggrahan, Purwarkata,<br />
Jawa Barat. Lewat tulisan ini, bisa tergambarkan bagaimana<br />
sebuah program ZCD dijalankan. Intinya, program ini berupaya<br />
memberdayakan para dhuafa hingga mereka bisa mandiri dan<br />
sejahtera.<br />
Semoga yang kami sajikan dalam majalah Zakat ini, benarbenar<br />
bermanfaat, antara lain, bisa menginspirasi atau memotivasi<br />
pembaca untuk terus-menerus mau melakukan berbagai amal<br />
shaleh, seperti berzakat, berinfak, dan bersedekah.<br />
Majalah ini diterbitkan oleh Badan<br />
Amil Zakat Nasional (BAZNAS)<br />
DEWAN REDAKSI<br />
Prof Dr. Didin Hafidhuddin, Teten<br />
Kustiawan, M. Fuad Nasar, M.Sc,<br />
Hermin R. Rachim, Ndari Rumi<br />
Widyawati, Nuri Fitriyani Fauzia<br />
KONSULTAN MEDIA<br />
rubudesign.co<br />
REDAKSI<br />
Karsono Tadjuddin, Sunan Hasan<br />
FOTOGRAFER<br />
Miroslav Arofich<br />
Dika Kurniawan<br />
DESAIN GRAFIS<br />
Gunadi Gaisani, Miroslav Arofich<br />
REDAKSI DAN IKLAN<br />
Jl. Kebon Sirih Raya No. 57<br />
Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555<br />
Fax. (021) 3913777<br />
www.baznas.or.id<br />
01 HIKMAH<br />
03 KHAZANAH<br />
11 SURAT KEBON SIRIH<br />
12 KAIDAH<br />
Kewajiban Zakat Profesi<br />
14 PROGRAM BAZNAS<br />
19 KABAR BASNAS<br />
DAERAH<br />
24 DUNIA ZAKAT<br />
Zakat di Pakistan<br />
28 TOKOH<br />
KH. Agus Salim<br />
30 KIPRAH<br />
Berdayakan Dhuafa <strong>Des</strong>a<br />
Pasanggrahan<br />
33 AGENDA BAZNAS<br />
36 OPINI<br />
Berjamaah dalam<br />
Muamalah<br />
38 TANYA JAWAB<br />
43 MAS ZAKI<br />
44 CATATAN ZAKAT<br />
4<br />
SULUH<br />
22<br />
INSPIRASI<br />
14<br />
Putuskan MK<br />
Perkuat Optimalisasi<br />
Pengelolaan Zakat<br />
8Teknologi Informasi,<br />
Semangat Baru<br />
Manajemen Zakat
KOLOM AGAMA KOSONG, GANGGU<br />
PELAYANAN ZAKAT<br />
BAZNAS mendukung kolom agama pada<br />
kartu tanda penduduk (KTP) harus tetap<br />
dipertahankan. Sebab, bukan hanya sebatas<br />
pelengkap identitas. “Dengan disahkannya UU<br />
Administrasi Kependudukan oleh DPR yang<br />
mempersilakan penduduk tidak mengisi kolom<br />
agama pada KTP patut disayangkan. Sebab, Indonesia<br />
bukan negara sekular apalagi atheis,” ujar Wakil<br />
Sekretaris BAZNAS, M Fuad Nasar di Jakarta, Jumat<br />
(20/12/<strong>2013</strong>).<br />
Jika kolom agama dihilangkan dari KTP, katanya,<br />
akan mengganggu kelancaran pelayanan lembaga<br />
zakat. Sebab, KTP dan kolom agama menjadi sangat<br />
penting untuk administrasi pengajuan dana zakat di<br />
BAZNAS dan semua lembaga zakat.<br />
“Dari situ bisa diketahui identitas agama seorang<br />
mustahik yang diprioritaskan Muslim, kecuali dalam<br />
kondisi darurat kemanusiaan,” katanya. (POL)<br />
PUASA 2 KALI SEMINGGU BISA<br />
CEGAH ALZHEIMER<br />
Para peneliti dari National Institute on Aging<br />
menemukan fakta, dengan berpuasa selama satu<br />
atau dua hari selama seminggu dapat melindungi<br />
otak terhadap beberapa efek buruk dari Alzheimer,<br />
Parkinson, dan menjadi kunci untuk kehidupan yang<br />
lebih panjang.<br />
Penelitian ini awalnya dilakukan pada tikus<br />
yang diberi makanan dengan kalori minimum.<br />
Hasilnya, umur tikus ternyata dua kali lebih panjang.<br />
Percobaan selanjutnya dilakukan pada manusia<br />
dan ternyata memiliki manfaat yang sama, yaitu<br />
melindungi jantung, sistem peredaran darah dan<br />
otak dari penyakit Alzheimer.<br />
Dengan berpuasa, kimia di otak mendorong<br />
asupan kalori terbatasi. “Mengurangi asupan<br />
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 3<br />
kalori bisa membantu otak Anda, tapi dengan cara<br />
mengurangi asupan makanan atau berpuasa,” jelas<br />
Mark Mattson, Kepala Laboratorium Institut Ilmu<br />
Saraf di Johns Hopkins University School of Medicine,<br />
Baltimore, seperti dilansir dari guardian.co.uk akhir<br />
<strong>Nov</strong>ember <strong>2013</strong>(arrahmah.com).<br />
MASJID PERTAMA AKAN DIBANGUN<br />
DI ATHENA<br />
Muslim Yunani nanti tak perlu lagi shalat di dalam<br />
gudang. Sebab, sebuah masjid agung akan<br />
segera dibangun di kota Athena. Ini akan menjadi<br />
masjid pertama di Yunani.<br />
Dilansir dari World Bulletin (17/11/<strong>2013</strong>),<br />
pembangunan masjid yang akan menelan biaya<br />
sekitar $ 1,27 juta itu akan ditangani oleh perusahaan<br />
properti Yunani : J&P AVAX, Terna, Aktor dan Intrakat,<br />
yang telah memenangkan sayembara tempat ibadah<br />
umat Islam Yunani itu.<br />
Athena tidak memiliki masjid resmi sejak Yunani<br />
merdeka dari rezim Ottoman tahun 1832. Keadaan<br />
ini telah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia<br />
seperti Amnesti Internasional, yang menyebut Athena<br />
sebagai salah satu ibukota di Eropa yang tak memiliki<br />
satu pun masjid sebagai tempat ibadah umat Muslim<br />
(republika online)<br />
Rp2.212.398.951.344<br />
Zakat yang Dihimpun BAZNAS Pusat, 33<br />
BAZNAS Provinsi, 502 BAZNAS Kabupaten/Kota,<br />
dan 18 LAZ Nasional ( <strong>2013</strong>)<br />
Rp 50.212.435.875<br />
Zakat yang Dihimpun BAZNAS Pusat (2012)<br />
Rp 1.432.968.925.426<br />
Zakat yang Dihimpun BAZNAS Prov. dan Kab/<br />
Kota (2012)<br />
Rp 729.217.590.043<br />
Zakat yang Dihimpun LAZ Nasional ( 2012)<br />
Sumber: Annual Report BAZNAS 2012)<br />
KHA<br />
ZANAH
4 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
SINERGI HATI,<br />
PIKIRAN, DAN AMAL<br />
UNTUK KEMAJUAN<br />
DUNIA ZAKAT<br />
SULUH<br />
Selasa 27 <strong>Nov</strong>ember <strong>2013</strong> lalu berlangsung silaturrahim BAZNAS dan Lembaga<br />
Amil Zakat (LAZ) di Jakarta. Pertemuan semacam ini sebetulnya bukan yang<br />
pertama diadakan sejak terbentuknya BAZNAS. Tapi kali ini mengandung makna<br />
dan pesan yang khusus karena diselenggarakan setelah terbitnya Undang-<br />
Undang Pengelolaan Zakat yang baru dan keluarnya putusan Mahkamah<br />
Konstitusi tentang uji materi (judicial review) Undang-Undang Nomor 23 Tahun<br />
2011 tentang Pengelolaan Zakat.<br />
Sebagian masyarakat mungkin<br />
mempunyai kesan uji materi<br />
Undang-Undang Pengelolaan<br />
Zakat di Mahkamah Konstitusi<br />
membawa BAZNAS dan LAZ<br />
seolah berada dalam posisi yang<br />
saling “berhadapan”. Padahal<br />
hakikatnya tidak sejauh itu.<br />
Undang-Undang merupakan<br />
produk DPR dan Pemerintah,<br />
sedangkan BAZNAS dan LAZ<br />
adalah subyek hukum yang<br />
mesti tunduk dan melaksanakan<br />
peraturan perundang-undangan.<br />
Namun BAZNAS sebagai lembaga<br />
pemerintah diberi mandat dan<br />
tugas untuk mengkoordinasikan<br />
pengelola zakat yang lain<br />
dalam rangka mencapai tujuan<br />
pengelolaan zakat nasional.<br />
Tujuan Pengelolaan Zakat<br />
menurut Undang-Undang<br />
Nomor 23 Tahun 2011 ialah:<br />
(1) meningkatkan efektivitas<br />
dan efisiensi pelayanan<br />
dalam pengelolaan zakat, dan<br />
(2) meningkatkan manfaat<br />
zakat untuk mewujudkan<br />
kesejahteraan masyarakat dan<br />
penanggulangan kemiskinan.<br />
Dalam pertemuan dengan<br />
LAZ maupun BAZNAS daerah<br />
kami selalu menekankan<br />
pentingnya sinergi antarpengelola<br />
zakat, yaitu pengelola<br />
zakat yang dibentuk oleh<br />
pemerintah sebagai lembaga<br />
non-struktural dalam hal ini<br />
BAZNAS dengan pengelola zakat<br />
yang dibentuk masyarakat<br />
sesuai syarat dan ketentuan yang<br />
berlaku.<br />
Sinergi merupakan<br />
kebutuhan dan keharusan bagi<br />
pengelola zakat di tanah air,<br />
mengingat problematika umat<br />
bersifat kompleks. Apalagi<br />
para amil zakat (BAZNAS dan<br />
LAZ) selaku orang-orang yang<br />
mendapat amanah sebagai<br />
pengelola zakat. Oleh karena<br />
itu, semua satuan organisasi<br />
pengelola zakat baik BAZNAS<br />
maupun LAZ harus menyadari<br />
kesamaan tujuan dan<br />
mengoptimalkan peran zakat di<br />
tempat masing-masing.
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 5<br />
Sinergi antar-pengelola zakat<br />
tentu saja harus dibangun dalam<br />
kerangka ukhuwah islamiyah.<br />
Dalam bingkai semangat ukhuwah<br />
islamiyah, sesama pengelola zakat<br />
tidak boleh saling menafikan, atau<br />
menggugat peran yang lain, atau<br />
memandang lembaga yang lain<br />
sebagai pesaing. Pengelola zakat<br />
harus saling mendukung dan<br />
menguatkan satu sama lain.<br />
Sebab, wajah umat Islam<br />
terlihat pada institusi yang<br />
dimilikinya, di antaranya ialah<br />
lembaga pengelola zakat ini.<br />
Sinergi antar-stake holder<br />
(pemangku kepentingan<br />
perzakatan) akan memudahkan<br />
akselerasi peran pengelolaan<br />
zakat secara nasional untuk<br />
menanggulangi kemiskinan dan<br />
memperbaiki kesejahteraan<br />
masyarakat di negara kita.<br />
Dalam berbagai kesempatan<br />
kami sering menyampaikan ada 5<br />
agenda zakat nasional yang perlu<br />
disukseskan bersama, yaitu:<br />
Pertama, sosialisasi dan<br />
edukasi zakat.<br />
Sosialisasi dan edukasi<br />
mencakup pengertian, hikmah,<br />
manfaat, obyek, dan regulasi<br />
pengelolaan zakat, serta zakat dan<br />
pajak, kampanye berzakat melalui<br />
amil (BAZNAS dan LAZ), peran<br />
(amil) zakat dalam mewujudkan<br />
kesejahteraan masyarakat dan<br />
penanggulangan kemiskinan,<br />
serta penggunaan berbagai media<br />
dalam sosialisasi dan edukasi<br />
dengan mempertimbangkan<br />
efektifitas dan efisiensi.<br />
Kedua, penguatan kelembagaan<br />
pengelola (amil) zakat.<br />
Penguatan kelembagaan<br />
mencakup aspek Sumber Daya<br />
Manusia (SDM), manajemen<br />
yang transparan, profesional dan<br />
amanah, sistem IT (Teknologi<br />
Informasi) yang kuat, data-base<br />
muzaki dan mustahik, pelaporan<br />
per lembaga dan nasional, serta<br />
membangun pola koordinasi yang<br />
efektif antar-pengelola zakat di<br />
semua tingkatan.<br />
Ketiga, optimalisasi<br />
pendayagunaan zakat.<br />
Dalam pendayagunaan zakat<br />
kita menginginkan dilakukan<br />
berbasis data-base mustahik<br />
yang menggambarkan asnaf,<br />
menyeluruh, terintegrasi,<br />
dan mutakhir, memenuhi<br />
kebutuhan dasar mustahik dan<br />
meningkatkan kesejahteraan<br />
mustahik, pendayagunaan<br />
yang sistematis dan<br />
berkesinambungan, pelayanan<br />
pada mustahik zakat dengan<br />
pendekatan komprehensif<br />
(misalnya pendekatan agama,<br />
pendidikan, kesehatan, dan<br />
ekonomi), memiliki SOP<br />
(Standard Operasional Procedure)<br />
di dalam pendayagunaan zakat<br />
yang harus sama pada setiap amil<br />
zakat, serta merujuk pada bab 1<br />
pasal 2 Undang-Undang Nomor<br />
23 Tahun 2011 bahwa asas<br />
pengelolaan zakat adalah: syariat<br />
Islam, amanah, kemanfaatan,<br />
keadilan, kepastian hukum,<br />
terintegrasi, dan akuntabilitas.<br />
Keempat, penguatan regulasi<br />
pengelolaan zakat.<br />
Terbitnya peraturan<br />
pelaksanaan Undang-Undang<br />
Nomor 23 Tahun 2011 (seperti PP,<br />
PMA, Peraturan BAZNAS dan lainlain)<br />
yang komprehensif, aplikatif,<br />
dan adaptif diharapkan akan<br />
dapat mendorong terwujudnya<br />
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc<br />
Ketua Umum BAZNAS<br />
good amil governance (GAG),<br />
pemahaman dan implementasi<br />
yang relatif sama dari pengelola<br />
zakat, Pemerintah (khususnya<br />
Kementerian Agama), Pemerintah<br />
Daerah, serta para pemangku<br />
kepentingan zakat lainnya atas<br />
Undang-Undang dan peraturan<br />
pelaksanaannya.<br />
Kelima, sinergi antar semua<br />
stake holder perzakatan.<br />
Sinergi yang harmonis<br />
perlu dipekuat antar-seluruh<br />
pemangku kepentingan zakat;<br />
BAZNAS, LAZ, Kementerian<br />
Agama, Pemerintah Daerah,<br />
organisasi kemasyarakatan<br />
Islam, lembaga pendidikan, dan<br />
pemangku kepentingan zakat<br />
lainnya. Sinergi dibutuhkan<br />
untuk mewujudkan tujuan<br />
pengelolaan zakat sebagaimana<br />
disinggung di atas, sehingga<br />
zakat dapat berperan secara<br />
signifikan dalam kehidupan<br />
berbangsa dan bernegara dan<br />
terutama dalam mewujudkan<br />
kesejahteraan masyarakat.<br />
Sinergi yang meliputi sinergi hati,<br />
pikiran dan amal, pada akhirnya<br />
diharapkan menjadi kekuatan<br />
yang mendorong kemajuan dunia<br />
perzakatan di tanah air.<br />
Wallahu a’lam bisshawab.<br />
SULUH
6 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
ZAKAT<br />
UTAMA<br />
TAHUN BARU,<br />
SEMANGAT<br />
BERZAKAT PUN BARU<br />
Tahun terus berganti, datang dan pergi. Yang<br />
pergi jadi usang dan tak akan kembali lagi.<br />
Sedangkan yang datang jadi baru dan tak bisa<br />
ditahan-tahan lagi. Karena itu, ketika tahun baru<br />
datang, tak perlu disambut secara berlebihan,<br />
tapi harus dibuat evaluasi diri dan agenda kerja<br />
ke depan untuk mengisi tahun baru dengan yang<br />
lebih baik agar hidup tak merugi.
Saat ini, kita telah memasuki<br />
tahun baru 1435 H dan<br />
2014 M. Berarti kita perlu<br />
mengintrospeksi tentang amal<br />
yang diperbuat di tahun lalu.<br />
Lebih banyak amal shalehkah atau<br />
sebaliknya Bagaimana dengan<br />
ibadah shalat, puasa, dan haji<br />
kita Apakah sudah dilaksanakan<br />
dengan sebaik-baiknya sehingga<br />
kita menjadi orang bertakwa atau<br />
belum<br />
Dalam hal ibadah zakat,<br />
apa kah sudah dilaksanakan<br />
dan spiritual kita merasakan<br />
kenikmatan sehingga kita ketagihan<br />
untuk berzakat Menurut<br />
Dr. Ahmad Muchlis Yusuf, dalam<br />
hal zakat, kalau logika inginnya<br />
menahan harta, tapi kalau<br />
spiritual merasakan kenikmatan.<br />
“Maka, zakat itu addicted<br />
(ketagihan) karena urusannya dengan<br />
Maha Pencipta,” kata mantan<br />
Dirut Antara itu.<br />
Atau kita masih bersikap<br />
masa bodoh terhadap zakat,<br />
seperti dikatakan Ustaz Mudzoffar,<br />
Pengasuh Pesantren Mahasiswa<br />
Mahad Ukhuwah Islamiyah, Surabaya.<br />
Menurut dia, selama<br />
ini zakat belum mendapatkan<br />
perhatian yang semestinya dari<br />
umat Islam, baik dalam tataran<br />
pemahaman maupun pelaksanaan<br />
dibanding dengan ibadah lainnya<br />
seperti shalat, puasa, dan haji.<br />
Dia membandingkan zakat<br />
dengan puasa Ramadhan.<br />
Umat begitu antusias berpuasa<br />
Ramadhan. Zakat, Sedekah, dan<br />
Infak pun semarak pada bulan<br />
itu. Tapi, tidak semarak pada<br />
bulan lainnya. Melihat ini, zakat<br />
seakan mendompleng, atau hanya<br />
bagian dari amal ibadah puasa.<br />
Padahal, zakat itu semestinya<br />
bergandengan dengan shalat.<br />
Sebab, dalam Al-Quran dan Hadis,<br />
shalat dan zakat hampir selalu<br />
digandengkan penyebutannya.<br />
Ar tinya, perhatian terhadap zakat<br />
sebagaimana perhatian terhadap<br />
shalat, bersifat harian sepanjang<br />
tahun.<br />
Lalu, bila zakat dibandingkan<br />
dengan haji juga sangat jauh<br />
perbedaannya. Perhatian dan<br />
semangat kaum muslimin terhadap<br />
haji demikian besar, bahkan<br />
kadang berlebihan. Se men tara<br />
tingkat perhatian dan semangat<br />
terhadap zakat masih kecil. Ini<br />
bisa dilihat, antara lain, dari masih<br />
rendahnya penerimaan dana zakat<br />
dibanding jumlah calon haji setiap<br />
tahun.<br />
Ada beberapa faktor penyebab<br />
munculnya sikap ‘diskriminatif‘<br />
umat terhadap zakat. Antara<br />
lain, lemahnya pemahaman umat<br />
tentang ajaran Islam secara<br />
umum termasuk zakat; lemahnya<br />
dakwah atau sosialisasi tentang<br />
zakat; lemahnya kesadaran<br />
dan dukungan terhadap peran<br />
lembaga amil zakat; dan adanya<br />
tabiat dasar yang melekat pada<br />
manusia, yaitu cinta harta ( QS Al-<br />
Fajr:20, Al-Adiyat: 8, dan lainnya).<br />
Setelah mengevaluasi diri,<br />
maka pada tahun baru ini kita<br />
membuat langkah-langkah nyata<br />
ke depan yang lebih baik.<br />
Katakanlah, melakukan perubahan.<br />
Sebab, makna dari tahun<br />
baru adalah melakukan<br />
perubahan ke arah yang lebih<br />
baik dengan penuh semangat.<br />
Kalau amal shalehnya kurang,<br />
ditingkatkan menjadi banyak dan<br />
berkualitas. Waktu-waktunya diisi<br />
dengan berbagai ibadah baik yang<br />
wajib maupun yang sunah.<br />
Dalam hal zakat, kita<br />
tidak akan melakukan sikap<br />
diskriminatif lagi. Kalau kita<br />
bersemangat dan penuh perhatian<br />
terhadap shalat, puasa dan haji.<br />
Maka, pada tahun baru ini kita<br />
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 7<br />
pun akan bersemangat berzakat<br />
dan berzakatnya melalui badan<br />
atau lembaga amil zakat. Kalau<br />
cinta dunia menjadi penyakit kita<br />
sehingga kita tak mau berzakat,<br />
kita akan berusaha mengobatinya<br />
dengan taat berzakat. Sebab,<br />
ancaman Allah terhadap yang tak<br />
berzakat sangat mengerikan.<br />
Tentang ini, Rasulullah Saw.<br />
bersabda: ‘’Siapa yang dikaruniai<br />
oleh Allah kekayaan tetapi tidak<br />
mengeluarkan zakatnya, maka<br />
pada hari kiamat nanti ia akan<br />
didatangi oleh seekor ular jantan<br />
gundul, yang sangat berbisa<br />
dan sangat menakutkan dengan<br />
sambil berteriak, ‘Saya adalah<br />
kekayaanmu, yang kau timbuntimbun<br />
dulu.’’ Nabi kemudian<br />
mem baca ayat,(QS Ali Imran:20)<br />
‘Janganlah orang-orang yang<br />
kikir sekali dengan karunia yang<br />
diberikan Allah kepada mereka<br />
itu mengira bahwa tindakannya<br />
itu baik bagi mereka. Tidak, tetapi<br />
buruk bagi mereka. Segala yang<br />
mereka kikirkan itu dikalungkan<br />
di leher mereka nanti pada hari<br />
kiamat.’ (HR Bukhari).<br />
Untuk menumbuhkan sema<br />
ngat umat berzakat, para pengelola<br />
zakat pun perlu melakukan<br />
agenda pada tahun baru<br />
ini dengan lebih bersemangat<br />
dan kreatif. “Semangat manajemen<br />
zakat di tahun baru ini,<br />
antara lain, berinovasi dalam<br />
pelayanan, akuntabilitas good<br />
amil governance, dan produk,”<br />
kata Ahmad Muchlis Yusuf.<br />
Menurut Ketua Umum BAZ-<br />
NAS Didin Hafidhuddin, ada lima<br />
age nda yang perlu dilakukan,<br />
yaitu sosialisasi dan edukasi zakat,<br />
pe ng uatan kelembagaan pe -<br />
ngelola zakat, optimalisasi pen -<br />
daya gunaan, penguatan re gu lasi<br />
pengelolaan zakat, dan si ner -<br />
gisitas BAZNAS dan LAZNAS.<br />
ZAKAT<br />
UTAMA
8 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
MANAJEMEN BERBASIS<br />
TEKNOLOGI INFORMASI,<br />
SEMANGAT BARU PENGELOLAAN ZAKAT<br />
WAWAN<br />
CARA<br />
Saat ini kita telah memasuki tahun baru 1435 Hijriyah dan 2014 Masehi. Apa<br />
sebenarnya makna tahun baru ini bagi kita dikaitkan dengan zakat Untuk<br />
mengetahui ini, redaksi Zakat mewawancarai Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf, dari<br />
Divisi Pengembangan BAZNAS. Berikut hasil wawancaranya:<br />
Apa makna tahun baru bagi<br />
kita<br />
Dengan adanya tahun baru<br />
kita punya energi yang<br />
lebih untuk meningkatkan<br />
ketaatan kita kepada Allah.<br />
Kita yakin, hidup ini untuk<br />
beribadah kepada Allah baik<br />
ibadah mahdah maupun ghair<br />
mahdah.<br />
Tahun baru ini adalah tahun<br />
renungan untuk kembali<br />
ke nilai-nilai sesuai dengan<br />
pedoman yang Allah buat.<br />
Lalu, kita manifestasikan,<br />
misalnya, dalam gerakan<br />
ekonomi syariah, yang tidak<br />
harus sektor perbankan<br />
syariah, tapi juga sektor zakat<br />
yang jelas-jelas jadi instrumen<br />
ilahiyah dan kepedulian atas<br />
kemiskinan.<br />
Semangat baru ekonomi<br />
syariah adalah semangat nilainilai<br />
etika, nilai-nilai ilahiyah,<br />
atau rabbani. Kebenaran<br />
yang sudah ada di dalam<br />
hati kita, kita rawat, lalu kita<br />
manifestasikan dalam hidup<br />
kita. Ini benar-benar tahun<br />
rohani. Artinya, rohani harus<br />
jadi panglima atau kendali<br />
hidup kita.<br />
Semangat baru dalam soal<br />
zakat ini, kongkretnya<br />
bagaimana<br />
Kami sedang membahas<br />
berbagai hal, antara lain,<br />
fungsi standarisasi pelayanan,<br />
good amil governance<br />
yang meliputi, antara lain<br />
profesionalitas. Ada unsurunsur<br />
yang sifatnya lebih<br />
terukur, bukan normatif.<br />
Untuk itu, Information<br />
Technology (IT) atau<br />
Teknologi Informasi akan<br />
dijadikan sebagai backbone<br />
(tulang punggung) pelayanan<br />
zakat, mulai dari muzaki<br />
hingga mustahik, termasuk<br />
juga organisasi pelayanan<br />
zakat baik badan amil zakat<br />
(BAZ) maupun lembaga amil<br />
zakat (LAZ).<br />
Ada tiga titik kritis,<br />
yaitu muzaki didekatkan<br />
kesadarannya, mustahik<br />
diubah mentalnya, dan<br />
organisasi pelayanan zakat<br />
harus governance, dan<br />
transparan. Ketiganya bisa<br />
disambung dengan<br />
teknologi berbasis IT.<br />
Kami dibantu<br />
para ahli<br />
IT untuk<br />
merumuskan<br />
ulang<br />
pengembangan IT.<br />
Misalnya, bagi muzaki,<br />
SIMBAZNAS berhenti hanya<br />
pada berapa zakat yang<br />
sudah dibayarkan. Kalau bisa<br />
mengakses, dia tahu siapa<br />
mustahiknya. Tapi, dengan<br />
IT backbone muzaki bisa<br />
tahu juga akuntabilitas amil,<br />
misalnya, program apa yang<br />
dijalankan dari uang zakatnya.
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 9<br />
Ini manajemen muzaki.<br />
Dalam hal manajemen<br />
mustahik, dengan IT backbone<br />
kita bisa mengendalikan<br />
mustahik supaya dia hanya<br />
mendapatkan kebutuhan<br />
pokok. Misalnya, dia punya<br />
kartu mustahik. Dia datang ke<br />
mart tertentu. Kartu itu hanya<br />
bisa ditukar dengan sembako,<br />
atau obat, bukan dengan<br />
rokok atau hal-hal yang tak<br />
syariah.<br />
Sistem ini bisa dibangun dari<br />
sisi muzaki sampai mustahik.<br />
Dan ini bisa meningkatkan<br />
penghimpunan dana zakat.<br />
Misalnya, bekerja sama<br />
dengan supermarket, dengan<br />
IT backbone, muzaki tak<br />
hanya berbelanja, tapi juga<br />
bisa berzakat.<br />
Jadi, semangat manajemen<br />
zakat di tahun baru ini adalah<br />
inovasi pelayanan, inovasi<br />
akuntabilitas good amil<br />
governance. Dan yang paling<br />
penting, inovasi produk yang<br />
membuat muzaki jatuh cinta<br />
dan mustahik juga terjaga<br />
hidupnya supaya jangan<br />
menjadi konsumtif.<br />
Akhir Oktober lalu, UU<br />
Zakat No. 23/2011 direvisi<br />
Mahkamah Konstitusi (MK).<br />
Bagaimana pengaruhnya<br />
terhadap semangat zakat ini<br />
Posisi BAZNAS adalah<br />
bekerja. Revisi MK atas UU<br />
Zakat adalah ikhtiar negara<br />
dan para pegiat zakat untuk<br />
mencari cara yang terbaik<br />
dalam pengelolaan zakat. Apa<br />
pun hasilnya, tak ada kalah<br />
dan menang. Ini urusannya<br />
bekerja dan bekerja.<br />
Momentum ini harus kita<br />
gunakan untuk bekeja sama<br />
menuntaskan amanah dari<br />
para muzaki yang makin hari<br />
makin tumbuh, terutama di<br />
kalangan menengah atas.<br />
Misalnya<br />
dengan<br />
melakukan kampanye,<br />
komunikasi, dan membenahi<br />
standar pelayanan yang<br />
lebih baik secara bersama,<br />
ketimbang memikirkan soal<br />
hukum yang sebenarnya multi<br />
tafsir.<br />
Bagaimana merealisasikan<br />
kerja sama ini Apakah mudah<br />
Ada dua hal yang ada pada<br />
para penggiat zakat, yaitu<br />
trust dan semangat berlomba<br />
untuk kebaikan. Kedua hal<br />
ini bisa diintegrasikan dalam<br />
gerakan bersama dengan<br />
berpedoman pada tujuan<br />
zakat nasional dalam UU<br />
Zakat itu. Jadi, kita bisa<br />
saling bekerja sama untuk<br />
peningkatan efektivitas<br />
pelayanan, bisa saling berbagi<br />
pengalaman tentang amil<br />
yang amanah dan profesioanal<br />
serta tentang aspek-aspek<br />
manajemen pelayanan<br />
kepada muzaki dan<br />
mustahik.. Kalau kita punya<br />
data base mustahik nasional,<br />
lalu kita share ,kita rayonisasi .<br />
Dalam manajemen mustahik<br />
ini, yang perlu dilakukan<br />
adalah berbagi peran<br />
WAWAN<br />
CARA
10 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
ZAKAT<br />
UTAMA<br />
dengan LAZ..Misalnya, dalam<br />
spesialisasi bencana. jaringan<br />
yang sudah ada biasanya<br />
Dompet Dhuafa (DD).<br />
Maka, DD kita pakai. Kalau<br />
urusan Zakat Community<br />
Development (ZCD), BAZNAS.<br />
Pendekatannya bisa program<br />
atau wilayah. Kita bisa<br />
melakukan itu. Yang penting,<br />
mustahik terselesaikan<br />
masalahnya dan tidak overlap.<br />
Untuk menumbuhkan<br />
kepercayaan muzaki, lembaga<br />
amil harus transparan. Para<br />
amil langsung berhubungan<br />
dengan mustahik. Kita bagi<br />
tugas, tentu dengan online.<br />
Misalnya, ada mustahik yang<br />
datang ke suatu counter zakat.<br />
Dia punya kartu mustahik<br />
yang bisa dipakai di BAZ atau<br />
LAZ mana saja, dan tak bisa<br />
dipalsukan.<br />
Lebih dari itu, BAZ dan LAZ<br />
harus masuk ke pembinaan.<br />
Kita membuat satu model<br />
manusia yang utuh yang<br />
kemudian kita sharing antar<br />
penggiat zakat, sehingga<br />
nanti ada gerakan yang<br />
mengumandangkan bahwa<br />
kemiskinan itu bukan hanya<br />
urusan ekonomi, tapi juga<br />
urusan mental yang harus kita<br />
bangkitkan.<br />
LAZ punya keunggulan<br />
masing-masing. Kenapa<br />
tidak di-share .Sejarahnya,<br />
BAZNAS juga hasil sharing<br />
para LAZ. Mestinya, zakat ini<br />
bergeraknya lebih cepat . Tapi,<br />
wajar untuk sebuah tujuan<br />
yang mulia tantangannya<br />
lebih besar. Mengatasinya, ya,<br />
dengan silaturahim.<br />
Bagaimana semangat umat<br />
dalam berzakat<br />
Saya melihat<br />
perkembangannya luar biasa.<br />
Memang, ekonomi tahun 2014<br />
agak melambat dibandingkan<br />
<strong>2013</strong>. Sekarang banyak yang<br />
wait and see. Dollar disimpan,<br />
rupiah melemah. Tapi, kondisi<br />
itu tidak menyurutkan umat<br />
berzakat. Umat akan tetap<br />
berzakat bila ada gerakan<br />
nyata, misalnya, ada satu<br />
program yang menarik yang<br />
bisa mengajak setiap muzaki<br />
yang potensial berzakat.<br />
Karena itu, ada dua unsur<br />
yang nanti melekat dalam<br />
gerakan zakat dengan IT<br />
backbone. Yaitu,Membersihkan<br />
Harta Muzaki dan<br />
Menyejahterakan Mustahik.<br />
Saat ekonomi slow down<br />
adalah saat yang baik untuk<br />
melakukan kampanye zakat.<br />
Sebab, ketika itu ada waktu<br />
untuk merenung, mengisi<br />
kembali relung-relung<br />
spiritual. Ini kesempatan<br />
untuk melihat ke dalam, apa<br />
yang menjadi hak orang lain<br />
yang melekat pada harta kita.<br />
Jadi, semangat muzaki itu<br />
dimulai dari para pengelola<br />
zakat<br />
Ya, dari para pengelola zakat,<br />
kemudian nyambung ke<br />
muzaki. Bukan zakat saja, infak<br />
dan sedekah juga demikian.<br />
Saya melihat, gerakan infak<br />
ini dimana-mana ada,. Ada<br />
“Tangan di Atas”, “Sedekah<br />
Rombongan”. Benar-benar<br />
tidak terpengaruh oleh krisis.<br />
Ini momentum, Artinya,<br />
manusia itu makhluk spiritual<br />
benar. Itu sudah di luar logika.<br />
Kalau logika menahan, tapi<br />
kalau spiritual merasakan<br />
kenikmatan. Maka, zakat<br />
itu addicted atau angaged<br />
(mengikat).karena urusannya<br />
dengan Maha Pencipta .
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 11<br />
BAZNAS RAIH<br />
SERTIFIKAT ISO 9001:2008<br />
UNTUK KE-5 KALINYA<br />
Hermin R. Rachim<br />
Corporate Secretary BAZNAS<br />
Mempertahankan prestasi terbaik sebagai<br />
lembaga terpercaya umumnya lebih sulit<br />
dibanding meraihnya pertama kali. Sebab, setelah<br />
sukses meraih prestasi terbaiknya, lembaga itu<br />
biasanya terlena. Akhirnya, prestasinya melorot<br />
dan ia tak berhak lagi menyandang gelar sebagai<br />
lembaga terpercaya.<br />
Agar tidak terjadi seperti itu,<br />
maka setelah selama empat<br />
tahun kami menjadi badan amil<br />
zakat terpercaya dengan diraihnya<br />
sertifikat ISO 9001:2008 dari<br />
WQA, kami tak pernah terlena.<br />
Kami terus bekerja penuh<br />
semangat melayani muzaki dan<br />
mustahik dengan sebaiknyabaiknya.<br />
Kami bekerja tertib<br />
sesuai dengan standar atau aturan.<br />
Ya, bagaimanapun juga kami<br />
memang harus berusaha menjaga<br />
dan memelihara amanah itu.<br />
Kerja keras kami mem buahkan<br />
hasil. Audit ISO 9001: 2008<br />
yang dilakukan WQA pada 18<br />
<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> berjalan lancar.<br />
Alhamdulillah, berkat doa dari<br />
semuanya, akhirnya, pada tahun ini<br />
kami kembali bisa mendapatkan<br />
sertifikat ISO 9001:2008 untuk<br />
kelima kalinya. Terima kasih<br />
atas doa dan dukungan dari<br />
semua pihak. Semoga ke depan,<br />
kami bisa semakin amanah,<br />
transparan dan profesional.<br />
Kami bisa meraih kembali<br />
prestasi terbaik ini selain kami<br />
bekerja tertib sesuai standar,<br />
kami juga melakukan perbaikanperbaikan<br />
yang terus menerus<br />
di semua lini atau divisi. Di<br />
Divisi Penghimpunan, misalnya,<br />
sekarang kami punya muzaki<br />
corner yang bisa dimanfaatkan<br />
oleh muzaki untuk melihat<br />
laporan setoran zakatnya<br />
dan kegiatan BAZNAS. Kami<br />
juga punya rekening mobile.<br />
Sekarang, dengan handphone<br />
muzaki bisa membayar zakat.<br />
Di Divisi Pendayagunaan,<br />
sekarang kami punya 100 titik<br />
program Zakat Community<br />
Development (ZCD). Alhamdulillah,<br />
sudah ada 51 desa yang<br />
melakukan program ini. Dan<br />
kick off-nya dilakukan pada 29<br />
<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> di Sumatera Barat.<br />
Dari sisi pendukungnya,<br />
sekarang kami sudah punya<br />
pola perekrutan sumber<br />
daya manusia (SDM) BAZNAS.<br />
Yaitu, setelah diterima lewat<br />
testing, mereka dilatih melalui<br />
Amil BAZNAS Development<br />
Program (ABDP). Setelah itu,<br />
ada juga pelatihan Officer<br />
Development Program (ODP).<br />
Dalam hal Information<br />
Technology (IT) kami sudah punya<br />
yang namanya Sistem Manajemen<br />
dan Informasi BAZNAS (Simba)<br />
yang diimplementasikan pada<br />
<strong>2013</strong>. Dengan Simba ini, laporan<br />
zakat nasional sudah bisa<br />
real time. Secara IT, kami<br />
sudah memenuhi standar<br />
termasuk Pernyataan Standar<br />
Akuntansi Keuangan (PSAK).<br />
SURAT<br />
KEBON<br />
SIRIH
12 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
KAIDAH<br />
ZAKAT<br />
KEWAJIBAN<br />
ZAKAT PROFESI<br />
Salah satu topik yang sangat<br />
menarik untuk dibahas adalah<br />
kewajiban zakat penghasilan atau<br />
zakat profesi. Yang sering menjadi<br />
pertanyaan di tengah masyarakat<br />
adalah, bagaimana hukum zakat<br />
profesi ini Hal ini sangat penting<br />
diketahui agar kita semakin yakin<br />
bahwa zakat profesi ini juga<br />
merupakan bagian integral dari<br />
pelaksanaan ibadah yang kita<br />
lakukan.<br />
Untuk menjawab pertanyaan hukum<br />
zakat profesi, ada beberapa hal<br />
yang perlu untuk kita pahami. Pertama,<br />
penulis setuju bahwa zakat adalah ibadah<br />
mahdhah yang wajib dikerjakan seperti<br />
yang dicontohkan Nabi. Namun, ada<br />
ketentuan ibadah mahdhah yang tidak<br />
berlaku untuk zakat, yaitu ketentuan<br />
tentang mukallaf. Mukallaf adalah<br />
orang yang sudah memenuhi syarat<br />
untuk diberikan taklif syarak (tuntutan<br />
dan kewajiban syara). Di antara syarat<br />
tersebut, antara lain, telah cukup umur<br />
(akil baligh).<br />
Khusus zakat, ketentuan akil baligh,<br />
yang menjadi dasar pembebanan<br />
kewajiban syariat, tidak berlaku. Dengan<br />
kata lain, seorang muzaki tidak mesti telah<br />
akil baligh. Seorang anak laki-laki berusia 5<br />
tahun, dan ditinggal wafat oleh kedua orang<br />
tuanya namun mewarisi harta senilai Rp 10<br />
miliar misalnya, telah memenuhi syarat untuk<br />
mengeluarkan zakat, meskipun ia belum wajib<br />
melaksanakan shalat. Hal ini didasarkan pada<br />
sabda Rasulullah Saw. : “Barangsiapa diserahi<br />
harta anak yatim, maka usahakanlah ia dan<br />
jangan ditinggalkan hingga habis termakan<br />
zakat” (HR Ad-Daaruquthni, Al-Baihaqi, At<br />
Tirmidzi).<br />
Pada hadis lain, Imam Malik dalam kitab<br />
Al-Muwatha meriwayatkan sebuah hadis<br />
dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya:<br />
“Aisyah adalah seorang yang mengurus<br />
aku dan saudara laki-lakiku yang yatim. Ia<br />
mengeluarkan zakat dari harta-harta kami”.<br />
Yang mendukung wajibnya zakat pada harta<br />
anak yatim, selain Aisyah ra, juga Ibnu Umar<br />
ra, Jaabir ra, dan Hasan bin Ali bin Abi Thalib<br />
ra. Sehingga dapat disimpulkan, di samping<br />
dikaitkan dengan orang, kewajiban zakat juga<br />
dikaitkan dengan harta.<br />
Kedua, berdasarkan penjelasan di<br />
atas, maka pendekatan dalam menentukan<br />
harta obyek zakat ini tidak hanya dilakukan<br />
melalui pendekatan tafshili, melainkan<br />
juga ijmali. Pendekatan tafshili berarti<br />
harta obyek zakat hanyalah yang disebut<br />
secara eksplisit dalam Al-Quran dan hadis,
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 13<br />
dan tidak boleh dikembangkan.<br />
Sehingga, jumlahnya sangat sedikit.<br />
Sementara pendekatan ijmali,<br />
menuntun kita pada konsep harta<br />
yang sangat dinamis, di mana harta<br />
bisa berkembang seiring dengan<br />
perkembangan zaman. Banyak jenis<br />
harta yang didapat dari pekerjaan<br />
yang tidak ada pada zaman Nabi,<br />
namun ada pada zaman sekarang.<br />
Misalnya, harta yang didapat dari<br />
profesi pilot dan ahli listrik. Menurut<br />
Didin Hafidhuddin (2002), dengan<br />
keumuman makna amwal atau harta<br />
pada nash-nash yang ada, seperti<br />
QS 9 : 103, maka terbuka ruang<br />
ijtihadi untuk menentukan kriteria<br />
kewajiban zakat atas segala jenis<br />
harta yang dihasilkan oleh manusia,<br />
selama harta tersebut didapatkan<br />
dengan jalan yang halal dan sesuai<br />
dengan ketentuan Allah Swt. Apalagi<br />
ada perintah untuk mengeluarkan<br />
zakat dari segala hasil usaha yang<br />
baik, sebagaimana yang Allah<br />
nyatakan dalam QS 2 : 267.<br />
Ketiga, dari sisi pertimbangan<br />
keadilan dan kemaslahatan. Islam<br />
adalah agama yang adil, sehingga<br />
menjadi tidak adil jika para petani<br />
yang mayoritas miskin, harus<br />
membayar zakat sebesar 5 %<br />
ketika hasil panen dari sawah<br />
yang diairi melalui sistem irigasi<br />
melebihi 5 ausaq (setara 524 kg<br />
beras), sementara banyak orang<br />
kaya tidak terkena kewajiban zakat<br />
hanya karena profesinya tidak<br />
disebut secara eksplisit dalam<br />
nash. Meskipun ada pendapat yang<br />
menyatakan bahwa argumentasi<br />
semacam ini adalah ta’lil bil hikmah<br />
dan tidak bisa dijadikan rujukan/<br />
sandaran pengambilan hukum, tidak<br />
pula bisa kita abaikan. Apalagi di<br />
dalam QS 16 : 90 dinyatakan, basis<br />
dari perintah Allah itu adalah adil<br />
dan ihsan. Karena itu, mewajibkan<br />
orang kaya yang hartanya bersumber<br />
dari profesi yang baru ada pada masa<br />
sekarang, sejalan dengan prinsip<br />
keadilan dalam Al-Quran.<br />
Tinggal sekarang, bagaimana<br />
ketentuan nishab, kadar, dan cara<br />
mengeluarkan zakatnya. Pada<br />
praktiknya, ada tiga pendekatan<br />
yang dapat dilakukan. Pertama,<br />
dianalogikan dengan zakat<br />
perdagangan atau zakat emas<br />
perak. Haulnya 1 tahun, artinya<br />
dikeluarkannya setahun sekali.<br />
Nishabnya 85 gram emas dan<br />
kadarnya 2,5 %. Kedua, dianalogikan<br />
dengan zakat pertanian. Nishabnya<br />
senilai 653 kg gabah atau 524 kg<br />
beras, dengan kadar 5 %. Tidak ada<br />
haul, artinya setiap kali menerima<br />
penghasilan segera dikeluarkan<br />
zakatnya. Misalnya sebulan sekali.<br />
Ketiga, dianalogikan dengan dua hal<br />
sekaligus (disebut qiyas syabah).<br />
Yaitu, untuk nishab dianalogikan<br />
dengan zakat pertanian (senilai 524<br />
kg beras) dan tanpa haul. Sementara<br />
kadarnya dianalogikan dengan zakat<br />
emas perak, yaitu 2,5 %.<br />
Munculnya pendekatan yang<br />
menganalogikan zakat penghasilan<br />
dengan zakat pertanian, karena<br />
adanya sejumlah argumentasi.<br />
Pertama, hadis-hadis tentang<br />
ketentuan bahwa tidak wajib zakat<br />
kecuali telah berlalu satu tahun<br />
(ketentuan haul), menurut Yusuf<br />
Al Qardhawi, lemah dari sisi sanad.<br />
Hadis-hadis tersebut, antara lain,<br />
hadis dari Ali yang diriwayatkan<br />
Abu Daud, kelemahannya terletak<br />
pada Ashim dan Haris yang dianggap<br />
cacat dan tidak bisa dipercaya.<br />
Kemudian, hadis dari Ibnu Umar<br />
yang di antara jalur sanadnya ada<br />
Ismail bin Iyasy yang dianggap dha’if.<br />
Selanjutnya, hadis dari Anas yang<br />
kelemahannya terletak pada Hasan<br />
bin Siyah, dan hadis dari Aisyah yang<br />
kelemahannya terletak pada Harisha<br />
bin Abur Rijal.<br />
Dengan adanya kelemahan pada<br />
sisi sanad ini, maka ketentuan bahwa<br />
Irfan Syauqi Beik<br />
Staf Ahli BAZNAS<br />
zakat profesi harus satu tahun, tidak<br />
bisa dijadikan rujukan. Kecuali jika<br />
zakat penghasilan/profesi<br />
itu dianalogikan dengan<br />
zakat perdagangan, maka<br />
pasti ada haul. Kedua, ada<br />
kedekatan antara profesi KAIDAH<br />
hari ini dengan pertanian ZAKAT<br />
pada masa lalu. Yaitu,<br />
keduanya adalah sektor<br />
yang dominan dalam perekonomian<br />
pada masanya. Ekonomi yang<br />
dominan pada masa Rasul Saw<br />
adalah ekonomi pertanian,<br />
sementara ekonomi yang dominan<br />
saat ini adalah sektor jasa. Ketiga,<br />
adanya aspek keadilan sebagaimana<br />
yang telah dijelaskan di atas.<br />
Kesimpulannya, kewajiban<br />
zakat profesi memiliki basis dalil<br />
yang kuat. Perbedaannya hanya<br />
pada pendekatan yang digunakan.<br />
Kewajiban zakat penghasilan ini<br />
juga sudah dinyatakan dalam UU<br />
No 23/2011 tentang Pengelolaan<br />
Zakat, Pasal 4 ayat 2 poin h<br />
(pendapatan dan jasa). Ketentuan<br />
UU ini menjadi pemutus perbedaan<br />
pendapat yang ada, karena<br />
ada kaidah yang menyatakan :<br />
“hukmul wali yarfa’ul khilaf”, yang<br />
artinya ketentuan penguasa/<br />
hukum menghapuskan perbedaan<br />
(pendapat). Jadi, janganlah kita ragu<br />
untuk menunaikan kewajiban zakat<br />
penghasilan/profesi kita. Wallahu<br />
a’lam.
14 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
PUTUSAN MK<br />
PERKUAT OPTIMALISASI<br />
PENGELOLAAN ZAKAT<br />
PROGRAM<br />
BAZNAS<br />
Setelah hampir setahun ditunggu semua pihak, terutama<br />
para pengelola zakat, akhirnya Mahkamah Konstitusi<br />
(MK) memutuskan gugatan uji materi Undang-Undang<br />
No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat pada Kamis, 31<br />
Oktober <strong>2013</strong>. Isinya, MK mengabulkan sebagian pasal<br />
yang diujimaterikan, yakni persyaratan pendirian lembaga<br />
amil zakat (LAZ) tak harus berlatar belakang ormas Islam<br />
dan pengelolaan zakat tanpa izin tak bisa dikriminalisasi.<br />
Masjid dan mushalla juga bisa mengelola zakat.<br />
“Mereka cukup melaporkan pengelolaan zakatnya kepada<br />
pengawas syariah eksternal atau pemegang kewenangan<br />
di wilayahnya, “kata Wakil Ketua MK Hamdan Zoelva<br />
dalam sidang putusan itu<br />
Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin menyambut<br />
baik putusan itu. “Tak ada kalah dan menang. Semua<br />
adalah amanah yang harus dijalankan dengan sebaikbaiknya.<br />
Insya Allah ke putus an ini semakin mem per kuat<br />
optimalisasi peng himpun an dan penyaluran zakat secara<br />
nasional dalam mewujudkan kesejah tera an masyarakat<br />
sebagai bagian dari tujuan pegelolaan zakat,” katanya.<br />
Sementara itu, menanggapi putusan MK ini, Presiden<br />
Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini mengatakan,<br />
meskipun MK tidak mengabulkan semua permohonan<br />
penggugat, paling tidak keputusan ini memberi jaminan<br />
bahwa LAZ, bahkan pengelola zakat kecil-kecil, seperti<br />
mushala dan masjid, dilindungi. “Ini yang utama. Jadi,<br />
menurut kami, keputusan ini sudah baik,” tegasnya. DD<br />
adalah salah satu LAZ yang melakukan uji materi UU Zakat.<br />
Dia mengapresiasi keputusan ini karena sebenarnya<br />
seluruh permintaan umat diterima dan direkam dengan<br />
baik oleh MK. “Keputusannya cukup jelas. Kami bukan lagi<br />
sub-ordinasi BAZNAS. Kami setara. Kami hanya diminta<br />
membuat laporan. Itu wajar, “katanya.<br />
BAZNAS & LAZNAS<br />
SEPAKAT INTENSIFKAN<br />
KERJA SAMA<br />
Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) merivisi<br />
Undang-Undang No. 23/2011 tentang Pengelolaan<br />
Zakat, maka BAZNAS dan Lembaga Amil Zakat<br />
Nasional (LAZNAS) menyelenggarakan pertemuan<br />
si la tu rahim untuk menyusun ber sa ma tentang<br />
strategi dan agenda perzakatan nasional sebagai<br />
wu jud nyata Ukhuwah Islamiyah.<br />
Pada pertemuan yang di ada kan di Jakarta, 27 <strong>Nov</strong>ember<br />
<strong>2013</strong> ini hadir, antara lain, BAZ NAS Jawa Barat, Dompet<br />
Dhuafa, dan Rumah Zakat. Yang dibahas, antara lain, lima<br />
agenda perzakatan nasional. Yaitu, so siali sasi dan edukasi<br />
zakat; penguatan kelem bagaan pengelola (amil) zakat;<br />
optimalisasi pendaya gu naan zakat; penguatan regulasi<br />
pengelolaaan zakat; dan sinergi.<br />
Menurut Ketua Umum BAZ NAS Didin Hafidhuddin,<br />
sosialisasi dan edukasi zakat perlu terus dilakukan<br />
karena masih banyak pemahaman masyarakat yang keliru<br />
tentang zakat. Misalnya, zakat dipahami sebagai<br />
urusan pribadi, sehingga tak perlu keterlibatan lembaga
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 15<br />
amil zakat. “Ada yang berpendapat,<br />
agar ikhlas. maka zakat itu tak perlu<br />
diketahui orang lain. Padahal, seperti<br />
shalat Jumat yang wajib berjamaah di<br />
masjid, ya zakat juga harus diketahui<br />
orang lain,”ujarnya pada pengarahan<br />
silaturahim itu.<br />
Dalam hal penguatan lembaga<br />
amil zakat, agendanya diarahkan<br />
agar amil itu bisa dipercaya. Untuk<br />
itu, katanya, diperlukan SDM yang<br />
profesional, manajemen yang baik<br />
dan terbuka, sistem Information<br />
Technology(IT) yang kuat, data base<br />
muzaki dan mustahik yang baik,<br />
pelaporannya per lembaga dan<br />
nasional, dan pola koordinasi yang<br />
efektif antar pengelola zakat.<br />
Karena makin kompleknya<br />
persoalan kemiskinan, kata Didin<br />
lebih lanjut, maka pengelolaan zakat<br />
harus dilakukan dengan sinergi dan<br />
koordinasi yang lebih intensif dan<br />
berkesinambungan.<br />
Kerja sama itu perlu di in tensifkan,<br />
juga karena adanya kesenjangan<br />
yang lebar antara potensi<br />
zakat dan aktualitasnya. .<br />
Karena itu, BAZNAS dan<br />
LAZNAS sepakat untuk bekerja<br />
sama dalam melakukan lima agenda<br />
perzakatan nasiona itu. Misal nya<br />
dalam pengembangan IT, Yayasan<br />
Baitul Maal BRI me nyiapkan dirinya<br />
untuk jadi tuan rumah pelatihan<br />
atau pe ngem bangan IT. Dua ming gu<br />
setelah pertemuan ini akan di bentuk<br />
kelompok kerja (working group).<br />
GRES DIHARAPKAN<br />
TINGKATKAN KESADARAN<br />
BERZAKAT LEWAT AMIL RESMI<br />
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi<br />
mencanangkan Gerakan Ekonomi Syariah (GRES) di<br />
silang Monumen Nasional (Monas), Minggu (17/11/<strong>2013</strong>).<br />
PROGRAM<br />
BAZNAS<br />
Dalam acara yang dihadiri<br />
Gubernur DKI Jokowi dan<br />
Guberbur BI Agus Martowardojo,<br />
Presiden SBY berharap, dengan<br />
pencanangan GRES tersebut<br />
masyarakat Indonesia bisa lebih<br />
berperan aktif dalam pengembangan<br />
ekonomi syariah.<br />
Menurut Staf Ahli BAZNAS Irfan<br />
Syauki Beiq, pencanangan GRES ini<br />
menunjukkan adanya penguatan<br />
komitmen dan dukungan pemerintah<br />
terhadap gerakan ekonomi syariah<br />
yang telah berkembang dalam kurun<br />
dua dekade terakhir ini.<br />
“Diharapkan, GRES ini akan<br />
memberikan dampak positif terhadap<br />
akselerasi pembangunan ekonomi<br />
syariah nasional, sehingga peran<br />
institusi ekonomi syariah, seperti<br />
perbankan syariah dan lembaga zakat<br />
bisa signifikan,” tegas Irfan.<br />
Selain itu, ia juga berharap,<br />
dengan diluncurkannya GRES ini<br />
kesadaran publik untuk berekonomi<br />
syariah meningkat, termasuk<br />
kesadaran untuk berzakat melalui<br />
amil resmi.<br />
Gerakan ini juga diluncurkan<br />
secara masif di daerah, baik di<br />
tingkat provinsi maupun kabupaten/<br />
ko ta. Karena itu, kata Irfan, ini harus<br />
dimanfaatkan seoptimal mungkin<br />
oleh para pegiat zakat, se hing ga<br />
potensi zakat yang besar ini bisa<br />
diaktualisasikan secara riil.
16 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
BERBAGI PAKET GIZI<br />
UNTUK YANG TERASING<br />
Perjalanan menuju Dusun Sidowayah, <strong>Des</strong>a Sidoharjo,<br />
Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur bukan tanpa<br />
hambatan, mulai dari kondisi geografi hingga masalah<br />
komunikasi dengan warganya. Namun justru itulah yang<br />
menjadi alasan kenapa warga di sana patut dibantu.<br />
TERIMA KASIH<br />
KEPADA PARA SPONSOR DAN<br />
MITRA BAZNAS<br />
YANG TURUT MENYUKSESKAN<br />
PROGRAM PEKAN GIZI<br />
NUSANTARA<br />
Dusun Sidowayah merupakan<br />
salah satu daerah di<br />
Ponorogo yang sebagian besar<br />
warganya miskin<br />
dan menderita down<br />
syndrom.<br />
BAZNAS beker<br />
jasama de ngan<br />
PROGRAM BAZ Jatim mem bagikan<br />
bantuan paket<br />
BAZNAS<br />
gizi berupa daging<br />
sapi pada 300 warga miskin di<br />
dusun tersebut, Sabtu (19/10).<br />
Ini merupakan rangkaian dari<br />
program Pekan Gizi Nusantara,<br />
yang sedang dilaksanakan<br />
BAZNAS.<br />
Bantuan ini diberikan karena<br />
warga penderita down<br />
sindrom selama ini tidak bisa<br />
bekerja dan hidupnya tergantung<br />
pada bantuan tetangga di<br />
sekitarnya.<br />
Di kawasan ini, BAZNAS Jatim<br />
telah mengembangkan sejumlah<br />
program sejak dua tahun. Ada<br />
bedah rumah dan bantuan karitas<br />
bulanan.<br />
Lain halnya dengan cerita dari<br />
Tim BAZNAS Sumatera Selatan<br />
yang menyalurkan paket gizi dan<br />
sapi dari muzaki BAZNAS kepada<br />
masyarakat di Kabupaten Ogan<br />
Komering Ulu (OKU) Timur. Di<br />
sela-sela membelah hutan, mobil<br />
tim yang membawa 1,5 ton paket<br />
gizi harus berhenti di tengah jalan<br />
karena dua rodanya meletus.<br />
Perjalanan selama 7 jam<br />
ke kampung tertinggal, tempat<br />
para petani jagung bermukim itu<br />
menjadi makin berarti.<br />
Sementara itu, di Cilincing,<br />
Jakarta Utara, daerah yang<br />
dihuni para nelayan miskin, tim<br />
menyasar menyalurkan paket gizi<br />
dan menyembelih sapi dengan<br />
melibatkan masyarakat setempat<br />
agar suasana rohani dalam Idul<br />
Adha dapat mereka rasakan.<br />
Pekan Gizi Nusantara<br />
merupakan program penyaluran<br />
paket gizi senilai Rp250.000<br />
termasuk daging sapi, kerbau dan<br />
kambing ke lebih dari 60 titik di<br />
berbagai daerah di Indonesia.<br />
Program ini merupakan salah<br />
satu penyaluran dana zakat, infak<br />
dan sedekah dari para muzaki<br />
yang dilaksanakan untuk turut<br />
merayakan Idul Adha.<br />
Menyasar masyarakat yang<br />
rawan pangan, rawan akidah dan<br />
tak tersentuh bantuan hewan<br />
kurban, turut didukung pula<br />
oleh Wardah, Bank Bukopin<br />
Syariah dan Perusahaan Asuransi<br />
InHealth.
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 17<br />
MENERANGI GULITA<br />
KOTA TACLOBAN<br />
Topan Haiyan yang menimpa pulau Leyte Philipina adalah<br />
badai terkuat di dunia dengan kategori 5, berkecepatan<br />
300 km/jam, dan menimbulkan gelombang laut yang<br />
melanda daratan hingga mencapai 6 meter. Hampir 80%<br />
bangunan di Kota Tacloban rusak atau hancur. Laporan<br />
tidak resmi dari berbagai pihak menyebutkan 13 ribu<br />
jiwa tewas akibat topan ini. BAZNAS mengirimkan tim<br />
kemanusiaannya untuk membantu saudara-saudara di<br />
Negara tetangga tersebut.<br />
Tim Kemanusiaan BAZNAS<br />
yang dipimpin oleh Maman<br />
Kardiman, saat ini berkedudukan<br />
di Kota Ormoc, pulau Leyte.<br />
Sebagian besar kota ini juga<br />
rusak parah akibat topan. Hingga<br />
sekarang listrik hanya mengalir<br />
di sebagian kecil wilayah kota,<br />
sedang sebagian besarnya masih<br />
gelap gulita.<br />
Tim kemanusiaan BAZNAS<br />
kali ini membawa misi bantuan<br />
berupa Pembangkit Listrik<br />
Tenaga Surya (PLTS) yang akan<br />
memproduksi listrik serta Filter<br />
air teknologi membrane yang akan<br />
memproduksi air bersih. Praktis<br />
alat-alat ini sangat dibutuhkan<br />
oleh para korban. Listrik akan<br />
dapat menerangi kegelapan yang<br />
saat ini terjadi di hampir semua<br />
kawasan dan juga untuk keperluan<br />
aktivitas lain. Pun air bersih<br />
sangat dibutuhkan oleh kehidupan<br />
manusia.<br />
Rencana bantuan tersebut<br />
akan dipasang di rumah sakit,<br />
sekolah, dan tempat ibadah.<br />
Masyarakat kota Tacloban dan<br />
Ormoc sangat menyambut dan<br />
terharu akan bantuan yang akan<br />
diberikan oleh BAZNAS. Semoga<br />
bantuan kemanusiaan masyarakat<br />
Indonesia ini bermanfaat bagi para<br />
korban dan menjadikan hubungan<br />
kemanusiaan yang lebih dekat<br />
antara masyarakat Indonesia dan<br />
Philipina.<br />
Menurut Direktur Eksekutif<br />
Teten Kustiawan, meskipun<br />
mayoritas masyarakat di Filipina<br />
bukan umat Islam, bencana<br />
alam besar yang terjadi pada<br />
<strong>Nov</strong>ember lalu tetap menjadi<br />
perhatian BAZNAS. Agama<br />
Islam merupakan rahmatan lil<br />
alamin dan tidak memandang<br />
agama ras atau golongan dalam<br />
hal penyaluran bantuan. Hal ini<br />
menunjukkan dana infak yang<br />
disalurkan melalui BAZNAS akan<br />
bermanfaat tidak hanya kepada<br />
masyarakat di Indonesia namun<br />
juga internasional.<br />
PROGRAM<br />
BAZNAS
18 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
PENGOBATAN GRATIS<br />
BERSAMA NUSANTARA<br />
PARKERIZING<br />
PENGOBATAN & PEMBAGIAN<br />
PAKET GIZI ARTAJASA<br />
UPZ<br />
BAZNAS<br />
Bekerja sama dengan BAZNAS, PT Nusantara<br />
Parkerizing menyelenggarakan kegiatan pengo<br />
batan gratis bagi warga dhuafa di sekitar pabrik<br />
yang berlokasi di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur,<br />
Sabtu (7/12/<strong>2013</strong>). Acara dihadiri oleh Direktur Pemasaran<br />
PT Nusan tara Pakerizing, H. Mu ham mad<br />
Syahrial, SE dan Kepala Divisi Penghimpunan BAZNAS<br />
M. Nasir Tajang. Kegiatan ini merupakan wujud dari<br />
tang gung jawab sosial (CSR) perusahaan dan dalam<br />
rangka mem peringati HUT perusahaan yang ke-31.<br />
Sebanyak 100 pasien terlayani pada acara<br />
pengobatan gratis yang diselenggarakan PT<br />
Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) dan<br />
BAZNAS bagi war ga dhuafa RT 04/13 Kaceot I,<br />
Tunggakjati, Karawang Barat, Sabtu (14/12).<br />
Menurut Direktur Utama Arta jasa Arya<br />
Damar, kegiatan Bazar Amal Arta Jasa (Bazmala),<br />
baik bidang pendidikan, ekonomi, maupun<br />
kesehatan, me rupakan wujud dari tanggung<br />
jawab sosial perusahaan (CSR). “Setiap tahun<br />
kami mengadakan Bazmala di berbagai daerah<br />
yang benar-benar membutuhkan, "katanya.<br />
KUNJUNGAN KOMISI VIII DPR RI KE BALI<br />
DPR RI APRESIASI<br />
PROGRAM ZCD BAZNAS<br />
Komisi VIII DPR RI<br />
berkesempatan mengunjungi<br />
<strong>Des</strong>a Candi Kuning, Baturiti,<br />
Bedugul, Bali yang merupakan<br />
desa dilaksanakan Program<br />
Zakat Community Development,<br />
kerjasama BAZNAS dalam<br />
program Rumah Makmur<br />
bekerjasama dengan Universitas<br />
Udayana.<br />
Ketua Komisi VIII DPR RI<br />
mengapresiasi kinerja BAZNAS<br />
dan BAZNAS Provinsi Bali yang<br />
berhasil mengelola zakat untuk<br />
memberdayakan keluarga yang<br />
masuk kategori miskin.<br />
Keberhasilan ini diharapkan<br />
dapat menjadi inspirasi dan<br />
memotivasi organisasi serupa di<br />
daerah lain.<br />
"Kami sangat mengapresiasi<br />
karena bantuan usaha diberikan<br />
kepada masyarakat yang memang<br />
membutuhkan, yaitu mereka yang<br />
masuk dalam kategori mustahik.<br />
Alhamdulillah bantuan tersebut<br />
digunakan sebagai usaha yang<br />
akhirnya bisa meningkatkan<br />
perekonomian keluarga, bahkan<br />
meningkat menjadi muzzaki," kata<br />
ketua Komisi VIII, Ida Fauziyah.<br />
Baznas Bali telah<br />
menyalurkan Rp170 juta untuk<br />
35 orang berbentuk pemberian<br />
modal usaha untuk keluarga yang<br />
berhak menerima zakat. "Hari<br />
ini kami melihat sendiri bahwa<br />
penyaluran zakat oleh Baznas itu<br />
benar benar digunakan untuk<br />
yang membutuhkan. Di antaranya<br />
digunakan untuk usaha budidaya<br />
strawberry, jagung dan berbagai<br />
sayuran yang kemudian dijual<br />
dan akhirnya bisa meningkatkan<br />
ekonomi keluarga," ungkap Ida.
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 19<br />
BAZNAS JATIM RESMIKAN<br />
BERDIRINYA SAUNG BAZNAS<br />
BAZNAS Provinsi Jawa Timur (Jatim) meresmikan<br />
berdirinya Saung BAZNAS sebagai sarana pendidikan<br />
bagi anak- anak di wilayah Dusun Sidowayah, <strong>Des</strong>a<br />
Sidoarjo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Saung ini<br />
digunakan sebagai tempat singgah belajar siswa-siswi<br />
Sekolah Dasar (SD) di wilayah tersebut.<br />
Dusun Sidowayah merupakan<br />
salah satu daerah di Kabupaten<br />
Ponorogo yang sebagian besar<br />
warganya miskin dengan keadaan<br />
down syndrom. Menurut salah<br />
seorang tokoh masyarakat di<br />
kawasan tersebut, Devit, warga<br />
yang down syndrom di daerah<br />
ini di antaranya masih dapat<br />
berkomunikasi secara terbatas.<br />
Tapi, ada pula yang sama sekali<br />
tidak mampu berkomunikasi dan<br />
mengurus dirinya sendiri.<br />
Direktur Pelaksana BAZNAS<br />
Teten Kustiawan mengatakan,<br />
pendidikan merupakan salah<br />
satu unsur penentu kemiskinan<br />
masyarakat. “Dan karena<br />
sebagian kemiskinan juga bersifat<br />
kultural, maka penyaluran dana<br />
zakat ideal nya tidak hanya<br />
untuk bantuan yang bersifat<br />
karitas yang langsung tetapi<br />
juga melalui program-program<br />
pemberdayaan,” kata Teten.<br />
Saung BAZNAS ini diharapkan<br />
dapat memberikan manfaat yang<br />
berkelanjutan sehingga mampu<br />
meningkatkan mutu pendidikan<br />
warga miskin di sekitarnya.<br />
Selain meresmikan berdirinya<br />
Saung BAZNAS, BAZNAS Jawa<br />
Timur juga melakukan peletakan<br />
batu pertama pembangunan<br />
Madrasah Thariqul Jannah di<br />
Dusun Sidowayah ini.<br />
KABAR<br />
BAZNAS<br />
DAERAH<br />
Segenap Pimpinan dan Karyawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)<br />
mengucapkan selamat kepada BAZNAS Provinsi Banten yang telah<br />
mendapatkan hasil audit independen<br />
Kantor Akuntan Publik Drs. Soewarno, Ak dengan<br />
Wajar dalam Semua Hal yang Material (Wajar Tanpa Pengecualian)<br />
No. 073/GA/KAP SWN/XI/<strong>2013</strong><br />
Semoga hasil tersebut semakin menambah semangat untuk selalu<br />
meningkatkan pengelolaan zakat yang amanah dan profesional
20 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
MISI ZAKAT COMMUNITY<br />
DEVELOPMENT DI PULAU KERA<br />
Badan Amil Zakat<br />
Nasional (BAZNAS)<br />
menyelenggarakan<br />
program pemberdayaan<br />
untuk meningkatkan<br />
kualitas hidup masyarakat<br />
di Pulau Kera<br />
PROGRAM<br />
BAZNAS<br />
Pulau ini secara geografis<br />
berada di antara Pulau Semau<br />
dan Pulau Timor. Merupakan<br />
bagian dari Kecamatan Sulamu,<br />
Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa<br />
Tenggara Timur. Pulau yang indah<br />
namun dengan kondisi sosial<br />
ekonomi yang sebaliknya. Tidak<br />
ada akses listrik di pulau ini, air<br />
tawarpun harus didapat dari Kota<br />
Kupang, diangkut melalui perahu<br />
tempel dengan harga Rp. 2.000<br />
untuk 20 liter air tawar.<br />
Satu-satunya sekolah hanya<br />
madrasah. Itupun kondisinya<br />
memprihatinkan. Demikian juga<br />
fasilitas kesehatan, nihil. Jika ada<br />
warga biasanya cukup ditangani<br />
dengan pengobatan tradisional.<br />
Warga yang sakit agak berat<br />
dibawa kepuskesmas yang harus<br />
ditempuh dengan menyeberangi<br />
laut ke Pulau Sulamu. Jika ada yang<br />
mengalami sakit berat, haruslah<br />
BAZNAS menggandeng<br />
MetroTV, Persatuan Dokter Mata<br />
Indonesia (Perdami), RSCM Kirana<br />
dan PT Pelindo II dalam acara<br />
pengobatan dan operasi mustahik<br />
penderita katarak (23/11).<br />
BAZNAS menyalurkan dana zakat<br />
dibawa berobat ke Kota Kupang.<br />
BAZNAS mengawali program<br />
Zakat Community Development<br />
(ZCD) pertama untuk penduduk<br />
di pulau ini berupa santunan<br />
seperti pakaian, alat tulis, alat<br />
ibadah dan peralatan mandi dari<br />
para munfik (pemberi infak) yang<br />
peduli. Diajarkan juga pada anakanak<br />
di pulau ini cara menggosok<br />
gigi. Selanjutnya program<br />
pemberdayaan komu-nitas<br />
berbasis dana zakat, infaq dan<br />
sedekah. yang meliputi 4 fokus<br />
bidang; ekonomi, pendidikan,<br />
kesehatan dan keagamaan.<br />
Program ini berbasis pada<br />
masalah dan potensi yang ada<br />
pada sasaran program, dengan<br />
menekankan pada partisipasi<br />
aktif masyarakat. Saat ini, sedang<br />
dilaksanakan tahap pengkajian<br />
oleh Tim Pengelola dan Pengawas<br />
(TPP) ZCD oleh Baznas Provinsi<br />
NTT. Hasil dari pengkajian<br />
tersebut berupa berbagai<br />
program penyaluran zakat yang<br />
akan dilaksanakan selama 3<br />
hingga 5 tahun ke depan. Ketua<br />
BAZNAS Provinsi NTT, Abdullah<br />
Said Sagran memaparkan bahwa<br />
Pulau Kera akan dijadikan sebagai<br />
titik program pemberdayaan<br />
masyarakat, program ini bersih<br />
dari kepentingan politik, program<br />
ini lahir atas dasar kajian masalah<br />
dan potensi yang ada di pulau ini.<br />
Masyarakat Pulau Kera lah yang<br />
akan lebih berperan aktif kelak.<br />
“Islam tidak hanya berbicara<br />
masalah aspek spiritual, karena<br />
islam adalah agama yang<br />
komprehensif, juga menyangkut<br />
aspek kesejahteraan, pendidikan,<br />
kesehatan dan lingkungan, yang<br />
kesemuanya akan masuk ke dalam<br />
Program ZCD,” katanya. (Furkon)<br />
OPERASI 100 MUSTAHIK PENDERITA KATARAK<br />
Rp 100 juta untuk membantu 100<br />
orang penderita katarak menjalani<br />
operasi pemulihan dari penyakit<br />
Hadir Ketua Perdami, Prof. Nila<br />
Moe loek, Pemimpin Redaksi Metro<br />
TV Suryopratomo, dan Direktur<br />
Eksekutif Teten Kustiawan.
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 21<br />
BAZNAS-BRI SYARIAH-WARDAH-METROTV<br />
PERSEMBAHKAN "SEJUTA CINTA UNTUK IBU,<br />
PAHLAWAN KELUARGA"<br />
Banyak ibu yang telah berjuang<br />
merawat dan mem besarkan<br />
anak-anaknya tak menikmati<br />
keindahan dan ke ba hagiaan itu,<br />
karena mereka di te lantarkan oleh<br />
anak-anaknya. Be berapa di antara<br />
mereka, lalu ada yang diasuh di<br />
panti-panti wredha.<br />
Karena itu, dalam upaya<br />
mem beri kebahagian dan<br />
keindahan di Hari Ibu, 22<br />
<strong>Des</strong>ember 213, BAZNAS bersama<br />
BRI Syariah, Wardah, dan<br />
MetroTV mengadakan kegiatan<br />
dengan tema "Sejuta Cinta untuk<br />
Ibu, Pahlawan Keluarga". Pada<br />
kegiatan itu, ibu-ibu dhuafa yang<br />
tinggal di panti wredha diberi<br />
hadiah kejutan berupa perhiasan<br />
(giwang), ditambah kain samping,<br />
parcel buah-buahan, seperangkat<br />
alat mandi, dan mukena.<br />
“Saya bahagia mendapat kunjungan<br />
dari BAZNAS, Wardah, dan<br />
MetroTV. Terima kasih atas segala<br />
pemberiannya,”kata ibu Ami nah,<br />
yang baru 2 tahun tinggal di Panti<br />
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia<br />
2, Cengkareng Barat. Nenek asal<br />
Cirebon ini hidup sebatangkara<br />
tak punya tempat berteduh bertahun-tahun,<br />
akhirnya ia diasuh<br />
di Panti Sosial Tresna Werdha<br />
Budi Mulia 2.<br />
Kebahagiaan yang sama<br />
juga dirasakan seorang nenek<br />
di Pan ti Sosial Tresna Werdha<br />
Budhi Dharma, Bekasi Timur.<br />
“Saya benar-benar senang dapat<br />
perhiasan giwang dari Bapak<br />
semuanya. Terima kasih,” katanya<br />
sambil meneteskan air mata<br />
bahagia saat diberi giwang oleh<br />
Ketua Umum BAZNAS Didin<br />
Hafidhuddin yang disaksikan<br />
Direktur Kepatuhan BRI Syariah<br />
Budi Wisakseno.<br />
Menurut Didin, banyak pelaja<br />
ran yang bisa dipetik dari<br />
kunjungan ke panti wredha,<br />
antara lain, bahwa ibu itu berhati<br />
mulia. “Ada ibu yang ditelantarkan<br />
anak nya. tapi ia tetap mendoakan<br />
anak-anaknya agar suk ses dan<br />
sehat. Tak ada dendam se dikit<br />
pun kepada anak-anaknya,”. Ka rena<br />
itu ia berpesan agar anak-anak<br />
berbakti dan memuliakan ibunya.<br />
Persembahan Sejuta Cinta<br />
un tuk Ibu juga diberikan kepada<br />
Ibu Sutarsih (78) dan Ibu Juarsih<br />
(53). Sutarsih adalah janda yang<br />
ber juang menghidupi anaknya dengan<br />
membuka warung sayuran.<br />
Sedangkan Ibu Juarsih juga berjuang<br />
menghidupi anak-anak nya<br />
dengan menjadi se orang penyapu<br />
jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta.<br />
PROGRAM<br />
BAZNAS<br />
ZAKAT ARMINAREKA PERDANA<br />
Direktur Utama Arminareka Perdana, Ibu Hj. Darnelly Guril<br />
membayarkan zakatnya langsung melalui konter BAZNAS di Jl.<br />
Kebon Sirih no.57 Jakarta. Tahun ini, perusahaan yang bergerak di<br />
bidang perjalanan haji dan umrah plus ini membayarkan zakatnya<br />
sebesar Rp85 juta.
22 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
KARYAWAN<br />
BERZAKAT,<br />
ARTAJASA PUN<br />
TUMBUH PESAT<br />
INSPIRASI<br />
Dirut Artajasa Arya Damar<br />
Untuk memajukan perusahaan, seorang pemimpin perusahaan tak cukup hanya membina<br />
karyawannya dalam hal profesionalitas bekerja, tetapi juga dalam hal spiritualitas<br />
keberagamaannya. Dengan demikian, perusahaan itu akan memiliki sumber daya manusia<br />
(SDM) yang tidak hanya profesional, tapi juga amanah, mau berbagi dan bersilaturahim,<br />
serta nilai-nilai luhur lainnya sebagai wujud ketaatannya kepada Maha Pencipta.<br />
Karena itu, tak heran kalau<br />
kemudian Direktur Utama<br />
Artajasa Pembayaran Elektronis<br />
(Artajasa) Arya Damar, selalu<br />
mendorong karyawannya untuk<br />
mengikuti kegiatan pengajian atau<br />
tausiah yang diadakan oleh badan<br />
kerohanian Islam Artajasa setiap<br />
dua minggu sekali. “Kami sengaja<br />
membentuk badan kerohanian<br />
Islam agar karyawan kami terbina<br />
spiritualitas atau rohaninya,” kata<br />
alumnus Teknik Elektro Institut<br />
Teknologi Bandung (ITB) itu.<br />
Dalam pengajian yang pada<br />
awal berdiri Artajasa dilakukan dua<br />
bulan sekali itu, dihadirkan para dai,<br />
antara lain Ustaz Didin Hafidhuddin,<br />
Ketua Umum BAZNAS. Dari para dai<br />
itu Arya Damar juga menjadi paham<br />
pentingnya zakat. “Zakat adalah<br />
kewajiban yang benar-benar harus<br />
ditunaikan, sampai-sampai Khalifah<br />
Abu Bakar akan memerangi umat<br />
yang tak mau berzakat,” katanya<br />
mengutip bagian dari isi pengajian<br />
yang sering diikutinya..<br />
Awalnya, Arya Damar hanya<br />
memfasilitasi karyawannya untuk<br />
berzakat secara sendiri-sendiri ke
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 23<br />
lembaga pengelola zakat yang<br />
mereka percayai. Tapi, sejak<br />
2009 , ia menerapkan ketegasan<br />
Abu Bakar dalam hal zakat ini<br />
dengan membuat kebijakan<br />
bahwa gaji karyawan muslim<br />
setiap bulan dipotong langsung<br />
oleh perusahaan sebesar 2,5%<br />
untuk zakat dan diserahkan<br />
melalui BAZNAS. Dia tentu tidak<br />
memerangi yang tak mau berzakat,<br />
tapi hanya membuat surat edaran<br />
buat karyawannya:.”Bagi siapa<br />
saja yang merasa keberatan<br />
berzakat dengan gajinya dipotong<br />
setiap bulan, silakan membuat<br />
surat keberatan ke perusahaan”..<br />
“Alhamdulillah, tak satu pun<br />
karyawan kami yang melakukan<br />
protes atau mengajukan surat<br />
keberatan. Ya, karena memang<br />
simple saja, yaitu hanya dengan<br />
dipotong gajinya setiap bulan<br />
mereka sudah bisa melaksanakan<br />
kewajibannya sebagai muslim.<br />
Lalu, kami pun bisa bekerja<br />
sama dengan BAZNAS, dalam<br />
melakukan kegiatan Bazar Amal<br />
Artajasa atau Bazmala,” ujar Arya<br />
Damar yang memulai kariernya di<br />
PT Indosat itu.<br />
Bazmala ini diadakan setiap<br />
tahun di daerah-daerah yang<br />
memang membutuhkan bantuan<br />
dan ini merupakan bagian atau<br />
perwujudan dari tanggung<br />
jawab sosial perusahaan (CSR).<br />
Beberapa program CSR yang telah<br />
dilakukan Artajasa, antara lain<br />
pembangunan SMAN I Cigalontang<br />
Tasikmalaya, pemberian beasiswa<br />
kepada 25 mahasiswa berprestasi<br />
dari berbagai universitas di<br />
Jakarta dan pembangunan gedung<br />
sekolah (Taman Pendidikan Al-<br />
Quran) di Cikeot, Tunggakjati,<br />
Karawang..<br />
Sebagai muslim, Arya<br />
yakin, zakat, infak, dan sedekah<br />
itu membawa berkah. Tapi, ia<br />
mengaku tak bisa menghitung<br />
atau mengukurnya dengan angkaangka.<br />
Yang jelas, dia mendapat<br />
berbagai kemudahan sehingga<br />
Artajasa bisa bertahan hingga saat<br />
ini. “Yang saya rasakan sih, saya<br />
tidak pusing mengurus karyawan<br />
dan pertumbuhan Artajasa juga<br />
cukup bagus,,”katanya.<br />
Pertumbuhan Artajasa me -<br />
mang pesat. Dulu, saat awal<br />
berdirinya (tahun 2000), karya<br />
wan Artajasa hanya 6 orang.<br />
Tapi sekarang, karyawannya<br />
sudah mencapai sekitar 300<br />
orang. Ini karena customer dan<br />
layanan nya juga bertambah. Yang<br />
tadinya hanya ATM Bersama<br />
tapi kemudian berkembang ke<br />
berbagai pelayanan, seperti pembayaran<br />
online, dan transfer.<br />
Pertumbuhan itu hadir,<br />
mungkin juga karena Artajasa<br />
adalah perusahaan yang bertujuan<br />
memberi kemudahan bagi<br />
masyarakat dengan cara bersilatura<br />
him dan bergotong royong.<br />
“Artajasa ini bisnis silaturahim<br />
dengan semua pemilik bank dan<br />
jasa keuangan lain. Masyarakat<br />
bersilaturahim ke kantor pos,<br />
misalnya, untuk melakukan<br />
pembayaran rekening listrik, atau<br />
premi asuransi. Artajasa mengajak<br />
silaturahim. Akibatnya, semua<br />
perusahaan berumur panjang dan<br />
memperoleh rezeki,” kata anak<br />
ketiga dari empat bersaudara itu<br />
sambil tersenyum.<br />
Artajasa maju pesat juga<br />
karena pimpinannya punya visi<br />
yang kuat, yaitu bahwa Artajasa<br />
ini harus jadi pemain di negeri<br />
sendiri bahkan harus menjadi<br />
leader-nya “Jangan sampai kita<br />
dijadikan pasar saja oleh industriindustri<br />
asing. Kita buktikan<br />
bahwa kita mampu jadi leader, jika<br />
kita berjamaah dalam muamalah<br />
ini,” tegas Arya Damar.<br />
Visi ini didukung oleh nilai-nilai<br />
perusahaan yang ada di<br />
Artajasa. Yaitu, mampu memberikan<br />
pelayanan yang baik,<br />
berinovasi, bekerja sama, baik<br />
keluar maupun ke dalam, dan<br />
mampu melihat perubahan sehingga<br />
bisa memenuhi ke butuhan<br />
masyarakat.. Keempat nilai itu<br />
disebut dengan CITA (Customer<br />
oriented, Inovation, Teamwork,<br />
Adaftibility).<br />
Dari cara memimpinnya,<br />
terlihat Arya Damar adalah<br />
seorang yang religius. Tapi<br />
ia mengaku, dirinya bukan<br />
seorang yang serius religius<br />
yang hafal dalil-dalil.“Sebagai<br />
muslim profesional, saya ingin<br />
menampilkan Islam yang benarbenar<br />
rahmatan lil alamin, bukan<br />
muslim yang pintar dengan dalildalil,”kata<br />
penikmat musik jazz<br />
dan klasik itu..<br />
Karena itu, ia juga punya perhatian<br />
kepada pembinaan rohani<br />
agama lain. Di Artajasa memang<br />
ada juga bagian kerohanian non-<br />
Islamnya. “Ya, mereka juga kami<br />
fasilitasi untuk melaksanakan<br />
ibadahnya dengan baik,” kata Arya.<br />
INSPIRASI
24 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
DUNIA<br />
ZAKAT<br />
DI PAKISTAN PUN<br />
ZAKAT DIKELOLA NEGARA<br />
Hingga saat ini, di Indonesia,<br />
pengumpulan zakat masih<br />
menjadi masalah, terutama soal<br />
siapa yang wajib mengumpulkan<br />
zakat, pemerintah atau swasta.<br />
Begitu pula soal sifatnya, apakah<br />
sentralisasi atau desentralisasi<br />
Namun, di Pakistan, yang<br />
sejak 1947 lepas dari India dan<br />
berdiri sendiri sebagai negara<br />
Islam, pengumpulan zakat<br />
sudah tidak lagi menjadi masalah<br />
seperti di Indonesia. Dengan<br />
tegas, pemerintah Pakistan<br />
menyatakan bahwa zakat dikelola<br />
negara. Maka, dikeluarkanlah<br />
Zakat and Ushr Ordinance 1979<br />
yang kemudian disempurnakan<br />
menjadi Undang-Undang Zakat<br />
dan Ushr 1980. Sejak 2006,<br />
UU ini telah lebih dari 12 kali<br />
diamandemen.<br />
Begitu pula soal sifatnya.<br />
Berdasarkan UU Zakat dan Ushr<br />
1980 tersebut, pengelolaan zakat<br />
di Pakistan bersifat sentralisasi.<br />
Artinya, zakat dikelola secara<br />
sentralistik dengan hirarki,<br />
pusat atau nasional oleh Dewan<br />
Zakat Pusat (Central Zakat<br />
Council), provinsi oleh Dewan<br />
Zakat Provinsi (Provincial Zakat<br />
Council), kabupaten oleh Komite<br />
Zakat Kabupaten, kecamatan<br />
oleh Komite Zakat Kecamatan,<br />
dan perdesaan/ perkotaan oleh<br />
Komite Zakat Lokal<br />
Dewan Zakat Pusat atau<br />
Central Zakat Fund (CZF) dipimpin<br />
secara kolektif oleh 16 orang<br />
anggota yang salah satunya<br />
adalah Hakim Agung Pakistan.<br />
Unsur masyarakat, seperti ulama,<br />
juga terlibat di CZF yang tugas<br />
utamanya adalah melakukan<br />
pengawasan dan membuat<br />
kebijakan tentang penyaluran<br />
dana zakat. Selain itu, CZF juga<br />
bertugas mendistribusikan dana<br />
zakat yang dihimpun ke Dewan<br />
Zakat Provinsi.<br />
Kebijakan dan aturan dari<br />
Dewan Zakat Pusat menjadi<br />
pedoman Dewan Zakat Provinsi<br />
yang di setiap provinsi terdiri dari<br />
10 orang anggota dan dipimpin<br />
seorang Hakim Pengadilan Tinggi.
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 25<br />
Dewan Zakat Provinsi ini bertugas<br />
mengawasi pengelolaan zakat di<br />
tingkat kabupaten, kecamatan,<br />
dan perdesaan/perkotaan serta<br />
mendistribusikan dana zakat ke<br />
Komite Zakat Lokal melalui Komite<br />
Zakat Kecamatan.yang terdiri dari<br />
ketua dengan enam anggota yang<br />
bekerja secara sukarela.<br />
Komite Zakat Lokal ini<br />
keanggotannya bersifat nonofficial<br />
dan dipilih oleh Komite<br />
Zakat Kabupaten. Mereka,<br />
yang bekerja secara sukarela,<br />
mempunyai tanggung jawab<br />
di dalam mengidentifikasi<br />
dan memverifikasi mustahik<br />
yang layak mendapat dana<br />
zakat. Setelah itu, baru mereka<br />
Sejak berlakunya UU Zakat<br />
dan Ushr 1980, selama tiga<br />
dekade (1981-2010) jumlah<br />
dana zakat yang dapat<br />
dihimpun pemerintah<br />
Pakistan umumnya<br />
mengalami peningkatan<br />
yang cukup berarti.<br />
mencairkan dana zakat kepada<br />
para mustahik..<br />
Pemerintah Pakistan<br />
mempunyai wewenang untuk<br />
menentukan pemotongan zakat<br />
bersamaan dengan dimulainya<br />
awal Ramadhan. Penghimpunan<br />
zakat ini dilakukan dengan cara<br />
debit langsung oleh lembaga<br />
keuangan, seperti bank dan<br />
disalurkan ke Central Zakat Fund.<br />
Jenis harta yang dipotong<br />
secara langsung ini, menurut UU<br />
Zakat dan Ushr 1980 ada 11 jenis.<br />
Yaitu, (1) Saving Bank Accounts<br />
& Similar Accounts; (2) Notice<br />
Deposit Receipts and Accounts,<br />
(3) Fixed Deposit Receipts and<br />
Accounts (Periodically), (4) Fixed<br />
Deposit Receipts and Accounts (on<br />
Maturity/Enchasment), (5) NIT<br />
Units; (6) ICP Mutual Funds; (7)<br />
Government Securities; (8) Shares<br />
and Debentures of Companies;<br />
(9) Annuities; (10) Life Insurance<br />
Policies; dan (11) Provident Credit<br />
Balances.<br />
Sedangkan harta lain, seperti<br />
emas dan perak, uang tunai, surat<br />
berharga obligasi dan saham,<br />
zakatnya tidak dipotong langsung<br />
oleh bank yang ditunjuk CZF, tapi<br />
diserahkan sepenuhnya kepada<br />
muzaki dengan cara menghitung<br />
sendiri (self- assessment). Zakat ini<br />
boleh dibayarkan melalui lembaga<br />
zakat baik di tingkat pusat<br />
maupun daerah atau langsung<br />
ke mustahik, baik perorangan<br />
maupun lembaga.<br />
Sejak berlakunya UU Zakat<br />
dan Ushr 1980, selama tiga<br />
dekade (1981-2010) jumlah<br />
dana zakat yang dapat dihimpun<br />
pemerintah Pakistan umumnya<br />
mengalami peningkatan yang<br />
cukup berarti. Pada 1981, dana<br />
zakat yang terhimpun adalah Rs<br />
844 juta. Pada 2005 meningkat<br />
menjadi Rs 4.665 juta. Kemudian,<br />
pada 2010 turun menjadi Rs 4.222<br />
juta. Jumlah tertinggi terjadi pada<br />
1999 yang mencapai Rs 6.512 juta.<br />
Dana zakat tersebut<br />
disalurkan kepada empat provinsi<br />
dengan proporsi sesuai dengan<br />
persentasi jumlah penduduk.<br />
Yaitu, Punjab (57,36%), Sindh<br />
(23,71%), Khyber Pakhtunkhwa<br />
(13,83%), dan Baluchistan (5,11<br />
%).<br />
Berdasarkan UU Zakat<br />
dan Ushr 1980, yang berhak<br />
menerima zakat ada tujuh sektor.<br />
Yaitu, tunjangan hidup, tunjangan<br />
pendidikan umum; tunjangan<br />
pendidikan agama; kesehatan;<br />
kesejahteraan sosial; bantuan<br />
pernikahan; dan rehabilitasi.<br />
Jumlah dana zakat yang<br />
disalurkan dan penerima manfaat<br />
zakat dari tahun ke tahun<br />
berfluktuasi. Misalnya, pada<br />
2001-2002, jumlah dana zakat<br />
yang disalurkan adalah Rs 5.254<br />
juta dengan jumlah penerima<br />
manfaat sebanyak 1.710.000 jiwa.<br />
Kemudian, pada 2002-2003 naik<br />
menjadi Rs 8.009 juta dengan<br />
penerima manfaat 1.754.000<br />
jiwa. Periode ini termasuk<br />
yang tertinggi. Sedangkan yang<br />
terendah terjadi pada periode<br />
2008-2009 ,yaitu sebesar Rs<br />
2,877 juta dengan penerima<br />
manfaat sebanyak 1.085.378<br />
jiwa. (sumber: Indonesia Zakat<br />
Development Report 2012)<br />
DUNIA<br />
ZAKAT
26 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
OPINI<br />
HAPUS KESALAHAN <strong>2013</strong><br />
& WUJUDKAN RESOLUSI 2014<br />
DENGAN SEDEKAH<br />
Alhamdulillah, waktu terus bergulir, dan tanpa terasa kini telah sampai di<br />
pengujung tahun <strong>2013</strong>. Banyak yang telah dilakukan di tahun <strong>2013</strong>, namun masih<br />
banyak lagi yang harus dilakukan. Akhir tahun biasanya menjadi momen untuk<br />
melakukan introspeksi dan kemudian menetapkan resolusi baru.<br />
Menurut ajaran Islam,<br />
introspeksi atau muhasabah<br />
harusnya dilakukan setiap<br />
saat, minimal setiap akhir hari,<br />
tidak perlu menunggu akhir<br />
tahun masehi ataupun hijriyah.<br />
Rasulullah sangat menganjurkan<br />
muhasabah, sebagaimana hadis<br />
berikut: dari Syadad bin Aus<br />
ra, dari Rasulullah saw, bahwa<br />
beliau berkata, “ Orang yang<br />
pandai adalah yang menghisab<br />
(mengevaluasi) dirinya sendiri<br />
serta beramal untuk kehidupan<br />
sesudah kematian. Sedangkan<br />
orang yang lemah adalah yang<br />
dirinya mengikuti hawa nafsunya<br />
serta berangan-angan terhadap
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 27<br />
Allah Swt “ (HR. Imam Turmudzi,<br />
ia berkata, ‘Hadis ini adalah hadis<br />
hasan’).<br />
Setiap Muslim seyogyanya<br />
selalu mengevaluasi diri, apakah<br />
telah menjalankan hidup sesuai<br />
tujuan Allah menciptakanya<br />
Manusia diciptakan tak lain<br />
untuk mengabdi kepada-Nya<br />
dan menjadi khalifah-Nya<br />
untuk memakmurkan bumi.<br />
Nah, sekarang mari kita lihat,<br />
apakah kita telah menghabiskan<br />
detik-detik sepanjang <strong>2013</strong><br />
hanya untuk menghamba<br />
kepadaNya Jangan-jangan<br />
bukannya menghamba, justru<br />
membangkang. Apakah perilaku<br />
kita telah menaburkan kebaikan<br />
bagi lingkungan dan alam<br />
sekitar Mungkin bukannya<br />
memakmurkan bumi, tapi<br />
justru membuat kerusakan dan<br />
kehancuran. Naudzubillahi min<br />
dzalik.<br />
Allah Swt berfirman:<br />
“Wahai orang-orang yang<br />
beriman, bertakwalah kepada<br />
Allah dan hendaknya setiap<br />
diri memperhatikan apa yang<br />
telah diperbuatnya untuk hari<br />
esok (akhirat) dan bertakwalah<br />
kepada Allah, sesungguhnya Allah<br />
mengetahui apa-apa yang kamu<br />
kerjakan.” (QS Al Hasyr (59) : 18).<br />
Muhasabah sangat penting<br />
untuk memastikan apakah<br />
perjalanan hidup kita telah berada<br />
di jalan yang benar Apabila<br />
selama ini terasa jalan menujuNya<br />
terasa berat, banyak godaan<br />
dan banyak resolusi yang tidak<br />
tercapai, bisa jadi itu akibat dari<br />
banyaknya dosa dan kesalahan<br />
yang menggelincirkan kita dari<br />
tujuan hidup itu. Mumpung<br />
masih diberi kesempatan, mari<br />
segera bertaubat, memperbanyak<br />
istighfar dan memperbaiki diri.<br />
Cara lain untuk menghapus<br />
kesalahan adalah dengan<br />
memperbanyak sedekah, sesuai<br />
sabda Rasulullah Saw: “Dengki<br />
itu bisa menghabiskan kebaikan,<br />
sebagaimana api membakar kayu.<br />
Sedekah itu dapat menghapuskan<br />
kesalahan, sebagaimana air<br />
dapat memadamkan api. Shalat<br />
itu adalah cahaya orang yang<br />
beriman, dan puasa adalah perisai<br />
dari siksa api neraka”. (HR. Ibnu<br />
Majah).<br />
Dengan hapusnya kesalahan,<br />
insya Allah kehidupan akan<br />
berjalan lebih mudah, karena<br />
hidup dalam keridhaan dan<br />
perkenan-Nya.<br />
Tahun baru, biasanya juga<br />
ditandai dengan resolusi yaitu<br />
harapan dan niat untuk menjadi<br />
pribadi yang lebih baik, lebih<br />
sukses di tahun 2014 untuk<br />
urusan dunia dan akhiratnya.<br />
Banyak faktor yang diperlukan<br />
agar resolusi itu dapat<br />
terealisasi , antara lain niat yang<br />
istiqamah, motif yang kuat, usaha<br />
yang gigih, disiplin dan doa yang<br />
sungguh-sungguh. Terwujudnya<br />
sebuah resolusi tak lepas dari<br />
izin-Nya, dari takdir yang telah<br />
ditetapkan.<br />
Banyak bersedekah<br />
adalah salah satu cara untuk<br />
mendekatkan diri kepadaNya.<br />
Rasulullah Saw. bersabda: “Orang<br />
yang pemurah itu dekat dengan<br />
Allah, dekat dengan manusia,<br />
dekat dengan syurga, dan jauh dari<br />
neraka. Dan orang yang bakhil itu<br />
jauh dari Allah, jauh dari manusia,<br />
jauh dari surga, dan dekat dengan<br />
neraka. Orang yang jahil (bodoh)<br />
tapi pemurah, itu lebih dicintai<br />
Allah daripada ahli ibadah tapi<br />
bakhil”. (HR. Turmudzi).<br />
Apabila seorang hamba telah<br />
dekat dengan Tuhannya, maka<br />
apapun kebutuhannya, termasuk<br />
resolusinya, selama itu baik<br />
Emmy Hammidiyah<br />
Sekretaris Umum BAZNAS<br />
baginya, pasti akan dicukupi<br />
oleh-Nya.<br />
Rasulullah Saw. bersabda:<br />
“Sikap rendah hati itu hanya<br />
akan menambah seseorang<br />
makin menjadi mulia, maka<br />
dari itu berlaku rendah hatilah<br />
kalian, niscaya Allah Swt. akan<br />
memuliakanmu. Sikap pemaaf<br />
hanya akan menambah seseorang<br />
makin mulia, oleh karena itu banyak<br />
maaflah kalian, niscaya Allah<br />
Swt. akan memuliakanmu. Dan<br />
amal sedekah itu hanyalah akan<br />
menambah seseorang makin banyak<br />
hartanya, maka bersedekahlah<br />
kalian, niscaya Allah Swt. akan<br />
melimpahkan rahmat-Nya kepada<br />
kalian”. (HR. Ibnu Abu Dunya)<br />
Selamat ber mu ha sabah,<br />
se lamat mene tapkan resolusi<br />
baru. Yang harus diingat adalah<br />
per gantian tahun, bulan, hari, jam<br />
atau bahkan detik berarti jatah<br />
hidup kita berkurang. Berarti<br />
kesempatan untuk berladang<br />
amal semakin terbatas. Berarti<br />
ber kurangnya waktu untuk<br />
bersiap menghadapi hisab<br />
yang sesungguhnya. Mari menghitung-hitung<br />
posisi amal dan<br />
menetapkan target baru agar<br />
hasil hisab kita layak untuk<br />
menempatkan kita di dekat-Nya.<br />
OPINI
28 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
TOKOH<br />
K.H. AGUS SALIM<br />
DIPLOMAT ULUNG<br />
YANG SEDERHANA<br />
Dengan jabatan yang pernah di<br />
sandangnya, yaitu diplomat dan<br />
menteri luar negeri, ia sebenarnya<br />
bisa hidup berkecukupan. Tapi,<br />
karena ia seorang yang sederhana,<br />
tak mau memanfaatkan jabatannya<br />
untuk meraup harta. Maka, hidupnya<br />
miskin hingga akhir hayatnya, hingga<br />
ia tak mampu mewariskan kemilau<br />
harta buat anak-anaknya..<br />
Itulah pilihan hidup K.H. Agus Salim yang lahir di Kota<br />
Gadang, Agam, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884. Bagi<br />
putra keempat pasangan Soetan Mohamad Salim dan Siti<br />
Zainab itu, hidup tanpa gelimang harta adalah berkah<br />
yang harus disyukurinya.<br />
Tentang kesederhanaan Agus Salim, Mohamad Roem<br />
bercerita bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,<br />
Agus Salim itu rela berjualan minyak tanah eceran tanpa<br />
merasa malu.. Padahal ketika itu, dia adalah seorang<br />
yang sudah pernah menjabat menteri luar negeri dan<br />
perwakilan tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa-<br />
Bangsa (PBB).
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 29<br />
Dengan segala kesederhana<br />
an nya ini, Agus Salim tak<br />
pernah merasa minder. Ia tetap<br />
berkiprah sebagai negarawan<br />
yang tangguh. Sehingga banyak<br />
yang mengaguminya. Salah<br />
satu di antaranya adalah Prof.<br />
Schermerhoon, seorang diplomat<br />
Kerajaan Belanda, yang sering<br />
berdebat alot dengan K.H. Agus<br />
Salim, saat Agus Salim menjadi<br />
menteri luar negeri<br />
Dalam buku harian Schermerhoon,<br />
Schemerhoon menyatakan<br />
bahwa K.H. Agus Salim itu<br />
adalah orang tua yang sangat<br />
pandai. “Ia seorang yang genius.<br />
Ia mampu bicara dan menulis<br />
secara sempurna dalam 9 bahasa.<br />
Kelemahannya hanya satu, yaitu ia<br />
hidup melarat,” tulisnya.<br />
Agus Salim yang nama aslinya<br />
Mashudul Haq (berarti ‘pembela<br />
kebenaran’) ini memang anak yang<br />
cerdas. Karena kecerdasannya,<br />
putra jaksa ini, ketika duduk<br />
di Europe Lagere School (ELS),<br />
sekolah Eropa setingkat lanjutan<br />
pertama di Riau, sang kepala<br />
sekolah tertarik langsung untuk<br />
mendidiknya dengan bahasa<br />
Belanda.<br />
Kemudian, ketika ia lulus dari<br />
Hoogere Burger School (HBS),<br />
sekolah menengah atas (SMA)<br />
lima tahun, berhasil menjadi<br />
lulusan terbaik HBS se-Hindia<br />
Belanda yang ada di tiga kota,<br />
yaitu Surabaya, Semarang, dan<br />
Jakarta.<br />
Dengan prestasinya yang<br />
ting gi ini, ia berharap pemerintah<br />
Belanda memberikannya beasiswa<br />
un tuk melanjutkan studi di bidang<br />
kedokteran di Belanda. Tapi, Belan<br />
da menolak. Atas rekomendasi<br />
RA Kartini, Agus Salim disetujui<br />
mendapat beasiswa menggantikan<br />
RA Kartini.<br />
Tapi, tawaran ini ditolak oleh<br />
Agus Salim. Dia merasa, pemerintah<br />
Belanda telah diskriminatif.<br />
Beasiswa itu diberikan bukan<br />
karena kecerdasan dan jerih<br />
payahnya belajar, tapi karena<br />
kebangsawanan RA Kartini.<br />
Meski ia tak bisa sekolah<br />
tinggi ke Belanda, ia belajar sendiri<br />
(otodidak) berbagai ilmu<br />
peng etahuan dari kegiatan membacanya.<br />
Ini didukung oleh kemampuannya<br />
menguasai minimal<br />
9 bahasa asing, antara lain, Belanda,<br />
Inggris, Jerman, Perancis, Arab,<br />
Turki, dan Jepang.<br />
Ilmu diplomasi dan agama<br />
Islam dia dalami ketika ia bekerja<br />
di Konsulat Belanda di Jedah, Arab<br />
Saudi sebagai penerjemah (1906-<br />
1911). Dia belajar kedua ilmu<br />
itu dari pamannya yang menjadi<br />
Imam Masjidil Haram, yaitu Syekh<br />
Ahmad Khatib.<br />
Dengan kemampuan berba<br />
hasa asing, ilmu agama, dan<br />
diplomasi, ia menjadi tokoh<br />
pemberani yang pandai berargumentasi.<br />
Suatu ketika, dalam<br />
sidang Dewan (Volksraad) dia<br />
berpidato dalam bahasa Indonesia.<br />
Ketua Dewan menyuruh Agus<br />
Salim berbahasa Belanda. Tapi,<br />
ia tetap berbahasa Indonesia<br />
yang saat itu dikenal juga sebagai<br />
bahasa Melayu dan itu dibolehkan<br />
oleh peraturan Dewan.<br />
Ketika dia mengucapkan ka<br />
ta ekonomi, seorang Belanda bertanya<br />
dengan maksud menghina.<br />
“Apa kata ekonomi itu dalam<br />
bahasa Melayu. Menjawab pertanyaan<br />
ini, Agus Salim balik<br />
bertanya,”Coba tuan sebutkan<br />
dahulu, apa kata ekonomi itu<br />
dalam bahasa Belanda, nanti saya<br />
sebutkan bahasa Indonesianya”.<br />
Jawabannya mengagetkan pria<br />
Belanda. Sebab, kata ekonomi<br />
juga tidak ada padanannya dalam<br />
bahasa Belanda.<br />
Muso, tokoh Sarekat Islam<br />
(SI) yang jadi tokoh PKI, pernah<br />
mengejek Agus Salim dalam rapat<br />
SI. Di podium Muso berkata,”<br />
Saudara-saudara, yang berjanggut<br />
itu seperti apa “Kambing!”.<br />
“Lalu, yang berkumis itu seperti<br />
apa “Kucing!”. Agus Salim yang<br />
berkumis dan berjanggut itu<br />
menjawab, ”Saudara-saudara,<br />
yang tak berkumis dan tak<br />
berjanggut itu seperti apa.<br />
Hadirin berteriak riuh,”Anjing!”<br />
Muso yang tak berkumis dan<br />
berjanggut itu pun diam.<br />
Dengan kepiawaian berdiplomasi<br />
dan berbahasa asing<br />
mengantarkan tokoh kharismatik<br />
SI ini jadi menteri luar negeri<br />
dalam beberapa kabinet. Yaitu,<br />
pada masa Sutan Syahrir, Amir<br />
Sayrifudin dan Hatta. Meski<br />
begitu dia tetap sederhana sampai<br />
wafatnya, di Jakarta, 4 <strong>Nov</strong>ember<br />
1954. Atas jasa-jasanya, Agus<br />
Salim ditetapkan sebagai salah<br />
satu pahlawan nasional Indonesia<br />
pada tanggal 27 <strong>Des</strong>ember 1961.<br />
TOKOH
30 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
BAZNAS-NURANI DUNIA<br />
BERDAYAKAN DHUAFA<br />
DESA PASANGGRAHAN<br />
KIPRAH<br />
Untuk mengentaskan<br />
masya rakat miskin (dhuafa)<br />
dari kemiskinannya,<br />
mereka tak cukup hanya<br />
diberi berbagai macam<br />
program kegiatan yang<br />
sifatnya proyek, yang<br />
setelah proyek itu selesai,<br />
selesai pulalah programprogram<br />
kegiatan bantuan<br />
itu dan kemudian, mereka<br />
kembali miskin.<br />
Akan tetapi lebih dari itu,<br />
mereka harus diberi<br />
program kegiatan partisifatif,<br />
yang melibatkan me reka<br />
sejak dari perencanaan,<br />
pelaksanaan, monitoring hingga<br />
pemeliharaan program. Dengan<br />
cara ini, mereka akan merasa memiliki<br />
program, sehingga mau<br />
melaksanakan dan merawat, bahkan<br />
mengembangkannya, meskipun<br />
program itu sudah berakhir.<br />
Akhirnya, mereka akan berubah<br />
semakin mandiri dan sejahtera.<br />
Itulah yang dilakukan BAZ-<br />
NAS dengan program Zakat<br />
Com munity Development (ZCD)-<br />
nya di sejumlah desa miskin di<br />
seluruh Nusantara. Salah satu di<br />
antaranya di <strong>Des</strong>a Pasanggrahan,<br />
Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten<br />
Purwakarta, Jawa Barat. Sebab,<br />
berdasarkan survei, desa ter pencil<br />
di bawah kaki Gunung Bongkok<br />
ini adalah desa miskin dengan<br />
sejumlah masalahnya, antara lain,<br />
anak-anak, khususnya anak SDN,<br />
gizinya kurang baik; sumber air<br />
minumnya tidak sehat, yaitu<br />
sungai atau kali, dan tidak ada<br />
tempat singgah bagi siswa yang<br />
rumahnya jauh (1-3 km) dari<br />
sekolah.<br />
Untuk membantu mengatasi<br />
ketiga masalah masyarakat <strong>Des</strong>a<br />
Pasanggrahan itu, BAZNAS menggandeng<br />
mitra kerja yang punya<br />
kom petensi dan kepedulian<br />
tinggi di bidang pengembangan<br />
ko munitas atau pembangunan<br />
masyarakat secara partisipatif<br />
dan terpadu, yaitu Yayasan Nura<br />
ni Dunia, di bawah pimpinan<br />
sosiolog Dr. Imam Budidarmawan<br />
Prasodjo (53).
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 31<br />
Agar lahir masyarakat mandiri,<br />
Nurani Dunia yang berkantor<br />
pusat di Jakarta mem berdayakan<br />
masyarakat <strong>Des</strong>a Pasanggrahan<br />
itu melalui yayasan setempat<br />
(lokal) yang dibentuknya bersama<br />
warga, terutama guru-guru SDN<br />
dan SMPN, yaitu Pena Hijau.<br />
Di bawah fasilitasi, bimbingan<br />
dan dorongan Nurani Dunia,<br />
Pena Hijau ini menggerakkan<br />
masyarakat <strong>Des</strong>a Pasanggrahan<br />
untuk mengatasi masalahnya,<br />
an tara lain, membangun ja ringan<br />
air bersih. Misalnya, anak<br />
SDN 2 Pasanggrahan dan warganya<br />
bergotong royong memba<br />
wa material bangunan. Mereka<br />
melewati pematang sawah<br />
dan kebun menuju lokasi pembangunan<br />
bendungan.<br />
Karena medannya berat, untuk<br />
mempermudah peng ang kutan<br />
material bangunan dari pinggir<br />
jalan, mereka mendirikan lima<br />
unit Menara Bambu (semacam<br />
flying fox) yang antar menara itu<br />
dihubungkan dengan tali sling.<br />
Lewat tali sling inilah mereka<br />
pindahkan material bangunan<br />
se cara estafet dari satu menara<br />
ke menara lainnya hingga ke<br />
pertengahan perjalanan dekat kali<br />
kecil.<br />
Dengan bantuan tambahan<br />
dari Direktorat Jenderal Cipta<br />
Karya dalam pemasangan pipanisasi<br />
dari bendungan ke bak filter<br />
dan bak distribusi, maka sejak Juni<br />
<strong>2013</strong> warga <strong>Des</strong>a Pasanggrahan<br />
sudah bisa menikmati air bersih<br />
melalui 9 bak distribusi.<br />
Penerima sambungan air bersih<br />
itu berjumlah 286 rumah yang<br />
dimanfaatkan oleh 355 kepala<br />
keluarga (KK). Selain rumah,<br />
sambungan air bersih juga diman<br />
faatkan oleh fasilitas umum,<br />
seperti masjid, mushala, madrasah,<br />
MCK, kebun, dan PAUD.<br />
Untuk pemeliharaan fasilitas<br />
air bersih ini, akan dibentuk<br />
kelompok pengguna air bersih.<br />
Melalui pendekatan pem bangunan<br />
partispatif seperti itu,<br />
<strong>Des</strong>a Pasanggrahan juga punya<br />
Perpustakaan Komunitas dengan<br />
nama Saung Ilmu yang diresmikan<br />
BAZNAS, 28 <strong>Nov</strong>ember 2011.<br />
Saung Ilmu yang berlokasi di<br />
Kampung Cilele ini tidak hanya<br />
dimanfaatkan oleh siswa SDN I<br />
Pasanggrahan, tapi juga oleh siswa<br />
SD lain, siswa SMPN dan warga<br />
sekitarnya.<br />
Agar Saung Ilmu ini terus<br />
aktif dimanfaatkan, Nurani Dunia<br />
mendidik para penanggung jawab<br />
perpustakaan. Ini dilakukan bekerja<br />
sama dengan Warung<br />
Baca Lebakwangi (Warabal), Parung<br />
Bogor yang dikelola Ibu<br />
Kiswanti , seorang pencinta buku<br />
yang mengenalkan buku ke<br />
masyarakat saat ia berjualan jamu.<br />
Selama seminggu, di Warabal<br />
inilah mereka belajar tentang<br />
perpustakaan komunitas dan cara<br />
mengelolanya .<br />
Dalam hal program pembe<br />
rian makanan tambahan<br />
(PMT) dari BAZNAS, Nurani<br />
Dunia tak hanya sekadar bagibagi<br />
makanan tambahan, tapi<br />
juga melakukan kajian masalah<br />
sehingga diketahui jalan keluar<br />
dari masalah kekurangan gizi<br />
itu. Maka, dilakukanlah kerja<br />
sama dengan tiga mahasiswa<br />
Departemen Gizi Masyarakat,<br />
Fakultas Ekologi Manuisia, Institut<br />
Pertanian Bogor yang didampingi<br />
dosen pembimbingnya. Kegiatan<br />
ini menghasilkan tiga skripsi yang<br />
bisa jadi pedoman pelaksanaan<br />
pemberian makanan tambahan.<br />
Nurani Dunia tak ingin<br />
setelah program pemberian<br />
makanan tambahan berakhir,<br />
berakhir pulalah kegiatan untuk<br />
memperbaiki gizi anak dan warga<br />
dhuafa. Maka, saat ini tengah<br />
dirintis pendirian pusat kebun<br />
organik yang akan dijadikan<br />
tempat bagi siswa dan warga<br />
melakukan beragam aktivitas<br />
seperti belajar membuat pupuk,<br />
melakukan pembibitan, dan<br />
menanam sayuran dan buahbuahan<br />
organik.<br />
Dari kebun ini akan<br />
dihasilkan sayuran dan buahbuahan<br />
yang bergizi yang bisa<br />
dikonsumsi anak-anak siswa<br />
dan orang tuanya. Lalu, mereka<br />
akan terdorong juga menanam<br />
sayuran dan buah-buahan atau<br />
padi organik di lahannya. Awalnya,<br />
produk pertanian organik ini<br />
hanya untuk konsumsi sendiri,<br />
tapi nanti, bisa jadi untuk dijual ke<br />
pasar.<br />
Untuk keperluan itu, telah<br />
disiapkan kader penanggung<br />
jawab dan ahli pertanian organik<br />
dengan cara melatih empat<br />
pemuda desa, tiga di antaranya<br />
alumni SMPN 3 Tegalwaru, di The<br />
Learning Farm, Karang Widya,<br />
Pacet, Cianjur. Di perkebunan<br />
Maleber, di kaki Gunung Gede itu,<br />
selama 3 bulan, mereka belajar<br />
tidak hanya tentang membuat<br />
kompos, tapi juga tentang bisnis<br />
pertanian organik. Merekalah<br />
nanti yang akan melatih para<br />
siswa SD, SMP, dan para petani<br />
desa dan sekitarnya.<br />
Riki, salah seorang alumni<br />
pelatihan itu, mengaku bahwa<br />
pelatihan itu sangat bermanfaat,<br />
khususnya dalam mengubah<br />
visi hidupnya. Dulu, sebelum<br />
mengikuti pelatihan ini, selepas<br />
Sekolah Menengah Atas (SMA)<br />
ia ingin bekerja di pabrik. Tapi,<br />
sekarang tidak lagi. “Setelah<br />
mengikuti latihan, saya ditawari<br />
bekerja di perusahaan, tapi saya<br />
tolak. Saya lebih baik membangun<br />
desa," kata Riki.<br />
KIPRAH
32 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
IMAM B. PRASODJO<br />
BERBAGI ITU<br />
MEMBAHAGIAKAN<br />
“Saya bahagia, kalau lewat sekolah yang<br />
kami bangun bersama masyarakat ada<br />
seorang tukang kebun yang jadi sarjana<br />
dan guru di desa”<br />
SAHABAT<br />
Berbagi ternyata bisa memberi<br />
kebahagiaan tersendiri buat<br />
Imam B. Prasodjo yang aktif dalam<br />
berbagai kegiatan sosial dan<br />
pendidikan bagi kalangan dhuafa.<br />
Ia mau berbagi karena terinspi<br />
rasi pamannya, seorang ca rik<br />
yang mampu menggerakkan ma s-<br />
yarakat bergotong-royong membangun<br />
masjid, sekolah,<br />
kli nik, balai desa, dan<br />
lainnya. Pamannya jadi<br />
tempat curhat war ga dari berbagai<br />
persoalan, seperti ekonomi, dan<br />
keluarga. “Hidupnya sungguh<br />
bermakna,”ujar dosen FISIP UI<br />
kelahiran Purwokerto, 53 tahun<br />
lalu itu.<br />
Yang paling menginspirasi<br />
dia adalah adanya penderitaan<br />
hebat puluhan ribu orang korban<br />
konflik di Poso dan Maluku<br />
Utara dan ia saksikan sendiri sepulangnya<br />
menyelesaikan pro-<br />
gram doktornya dari Brown<br />
University, AS. Hingga akhirnya, ia<br />
dan teman-temannya mendirikan<br />
Yayasan Nurani Dunia.<br />
Imam memang punya kepedu<br />
lian terhadap masyarakat<br />
dhuafa. Selain itu, ia juga punya<br />
kompetensi dalam pembangunan<br />
komunitas yang partisifatif dan<br />
integratif. Maka, ia digandeng<br />
BAZNAS membangun <strong>Des</strong>a<br />
Pasang grahan, Purwakarta.<br />
DAHLAN ISKAN<br />
BAZNAS ITU AMANAH<br />
Ramadhan lalu, Meneg BUMN Dahlan Iskan<br />
membayar zakat Rp100 juta melalui BAZNAS.<br />
Ia mempercayakan sebagian zakat nya ke<br />
BAZNAS karena, katanya, BAZNAS adalah<br />
lembaga amil zakat yang terpercaya<br />
dalam me nya lurkan zakat ke mustahik.<br />
Ia mengatakan hal itu karena<br />
ia punya pengalaman yang cukup<br />
berkesan tentang BAZNAS usai<br />
melakukan senam pagi di Monas,<br />
Jakarta. “Ketika itu, kebetulan hujan.<br />
Tak jauh dari tempat saya senam<br />
ada tenda berwarna biru. Di tenda<br />
itu, saya melihat ada bayi berumur<br />
sekitar 2 minggu. Saya heran, kok<br />
bayi ditaruh di tenda. Dalam hati<br />
saya, apa tidak kedinginan bayi itu<br />
Akhirnya, saya dekati,” katanya saat<br />
buka puasa bersama BAZNAS.<br />
Setelah dia dekati, ternyata<br />
ibu yang berjualan rokok itu baru<br />
me lahirkan di bawah patung<br />
Kuda Monas. “Setelah melahirkan<br />
dengan kondisi seperti itu, akhirnya<br />
dibawa ke rumah sakit. Dia<br />
dibawa dulu ke BAZNAS untuk<br />
medapatkan bantuan,”tutur Dahlan.<br />
“Alhamdulillah, ibu dan anaknya<br />
saat ini sehat. Ini kasus konkrit<br />
yang pernah dibantu BAZNAS”.
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 33<br />
AGENDA BAZNAS<br />
DESEMBER <strong>2013</strong>-JANUARI 2014<br />
29-DES<br />
Kick Off ZCD<br />
Tanah Datar,<br />
Sumatera Barat<br />
7-8 JAN<br />
Workshop Program<br />
Nasional "ZCD"<br />
Bedugul, Bali<br />
8 JAN<br />
Milad BAZNAS dan<br />
Launching Program<br />
Mustahik<br />
Berdaya Balikpapan<br />
17-JAN<br />
AGENDA<br />
18-DES<br />
Peresmian Pembangunan<br />
Sarana Air Bersih BAZNAS<br />
bersama AIA Lumajang<br />
Audit Eksternal<br />
ISO BAZNAS<br />
14 JAN<br />
Talkshow<br />
"Economic<br />
Challenge"<br />
bersama<br />
Metro TV<br />
Jakarta<br />
16 JAN<br />
Seminar Zakat Nasional I<br />
Balikpapan
34 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
SILATU<br />
RAHIM<br />
MASJID JOGOKARIYAN<br />
MEMBANGUN PERADABAN<br />
MASYARAKAT MELALUI MASJID<br />
“Sebaik-baik tempat di muka bumi dan yang paling<br />
dicintai Allah adalah masjid. Seburuk-buruknya ialah<br />
pasar. Jika pasar mengalahkan masjid, maka masjid mati<br />
(sepi). Jika masjid mengalahkan pasar, maka pasar hidup<br />
(ramai),” - Abu Bakar Ash Shiddiq<br />
Pagi itu, mulai sekitar pukul<br />
tujuh, satu persatu orang<br />
mulai berdatangan. Ada yang<br />
berjalan kaki, bersepeda,<br />
mengendarai motor, dan<br />
mobil. Yang meng gunakan<br />
alat transportasi memar kir<br />
kendaraanya rapi di halaman<br />
masjid yang teduh. Mereka datang<br />
untuk tujuan yang sama,<br />
menghadiri Pengajian Dhuha<br />
yang rutin diadakan setiap hari<br />
Kamis di Masjid Jogokariyan,<br />
Jogjakarta.<br />
Pengajian Dhuha adalah<br />
salah satu dari berbagai kegiatan<br />
yang didakan, merupakan bagian<br />
dari layanan pembinaan jamaah<br />
yang digagas oleh Ustadz HM<br />
Jazir ASP. Beliau secara sederhana<br />
membagi manajemen masjid<br />
dalam tiga hal, yaitu pemetaan,<br />
pelayanan, dan pemberdayaan<br />
jamaah.<br />
Kegiatan pemetaan jamaah,<br />
masjid harus memiliki data<br />
jamaah yang mencakup potensi,<br />
kebutuhan, peluang, tantangan,<br />
kekuatan sekaligus kelemahan.<br />
Sensus Masjid ini menghasilkan<br />
data base dan peta dakwah yang<br />
komprehensif. Data base jamaah<br />
tidak hanya mencakup nama
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 35<br />
warga, pendapatan, pendidikan.<br />
Tapi juga profil warga, siapa saja<br />
yang sudah menjalankan shalat<br />
secara istiqamah dan yang belum.<br />
Yang sudah shalat berjamaah di<br />
masjid dan yang belum. Jamaah<br />
yang sudah berqurban dan<br />
berzakat di Baitul Maal Masjid<br />
Jogokariyan, yang aktif mengikuti<br />
kegiatan masjid atau belum.<br />
Bahkan sampai golongan<br />
darah jamaahpun didata. Sehingga<br />
tidak asing lagi apalagi PMI kota<br />
Jogja atau RS Sardjito sedang<br />
memerlukan golongan darah<br />
tertentu yang kebetulan stok<br />
mereka habis, akan menghubungi<br />
pengurus Masjid Jogokariyan.<br />
Pengurus Masjid Jogokariyan<br />
memilih wilayah dakwah masjid<br />
meliputi 4 RW dan 18 RT yang<br />
terdapat 907 Kepala Keluarga<br />
(KK) sebanyak 2.973 jiwa. Dari<br />
jumlah tersebut ditingkatkan lagi<br />
pendataanya mukalaf (yg sudah<br />
wajib melaksanakan ibadah<br />
terutama shalat) ada 1.839 jiwa.<br />
Pada tahun 2000, dari<br />
1.839 jiwa yang belum shalat<br />
masih ada 816 orang. Kemudian<br />
Masjid Jogokariyan mengadakan<br />
pelayanan shalat dari rumah ke<br />
rumah. Mereka yang mau belajar<br />
shalat disediakan pembimbingnya,<br />
buku-bukunya dan hadiah<br />
mukena dan sajadah bagi ibu-ibu.<br />
Sedangkan untuk bapak-bapak<br />
disediakan sarung, peci dan baju<br />
takwa. Alhamdulillah banyak<br />
warga yang berminat. Sehingga<br />
pada tahun 2005 mukallaf yang<br />
belum shalat berkurang tinggal<br />
315 orang. Dan dilanjutkan sampai<br />
tahun 2009 mukallaf yang belum<br />
shalat tinggal 27 orang. Sekarang<br />
ini yang masih belum shalat masih<br />
ada sekitar 11 orang saja.<br />
Pada tahun 2000, pengelolaan<br />
Masjid Jogokariyan ini<br />
mulai dirintis, bagi yang sudah<br />
shalat diundang berjamaah<br />
di masjid. Dengan undangan<br />
seperti undangan perkawinan<br />
yang menarik dan dikutipkan<br />
hadis-hadis keutamaan shalat<br />
berjamaah di masjid. Jamaah juga<br />
digembirakan dengan hadiah<br />
seperti kompor gas, radio, dll.<br />
Dengan kriteria jamaah yang<br />
paling aktif berjamaah di masjid<br />
selama empat bulan.<br />
Kemudian ditingkatkan<br />
secara periodik dengan lomba<br />
shalat berjamaah dengan hadiah<br />
utama 4 tiket umroh gratis setiap<br />
periode bagi jamaah yang paling<br />
aktif berjamaah shalat lima waktu<br />
di masjid. Hadiah umrahnya dari<br />
sponsor jamaah masjid sendiri<br />
maupun dari luar lingkungan<br />
Masjid Jogokariyan yang simpati<br />
dengan program-program ini.<br />
Tidak mengherankan apabila<br />
Anda, pembaca, menemukan<br />
pemandangan yang menakjubkan<br />
saat shalat Subuh. Jamaah sholat<br />
Subuhnya sudah setengah<br />
dari jamaah shalat Jumat yang<br />
berjumlah lebih dari 500 orang.<br />
Bagi jamaah yang kurang<br />
mampu ada program lumbung<br />
masjid, berupa pengumpulan<br />
beras dari jamaah, yg disalurkan<br />
untuk anak-anak yatim setiap<br />
15 hari diberikan 5 Kg per anak<br />
yatim, di sini ada 68 anak yatim.<br />
Di sekitar Masjid Jogokariyan ada<br />
280 kepala keluarga (KK) miskin.<br />
Masjid Jogokariyan mengadakan<br />
Kampung Ramadhan<br />
sudah tahun ke-9. Mereka<br />
menamakannya Pasar Sore yang<br />
pesertanya ada sekitar 260 lapak<br />
yang diisi oleh jamaah baik warga<br />
sekitar masjid maupun yang<br />
dari luar. Pasar Sore ini, tahun<br />
lalu pernah diteliti oleh Fakultas<br />
Ekonomi UII Jogjakarta, rata-rata<br />
omsetnya Rp400 ribu per lapak<br />
per hari. Omsetnya sebulan hampir<br />
Rp3,5 miliar. Pasar Sore diadakan<br />
di sepanjang Jalan Jogokariyan.<br />
Jamaah tidak hanya diberikan<br />
lapak gratis tapi bagi yang butuh<br />
modal usaha disediakan juga.<br />
“Ini bagian dari upaya<br />
menyebarkan barakah keberadaan<br />
masjid untuk masyarakat,” ujar<br />
Ustadz HM Jazir ASP yang juga<br />
penemu metode cara cepat baca Al<br />
Quran, Iqra bersama almarhum KH<br />
As’ad Humam RA dari Kotagede.<br />
Kini, setelah lebih dari 10<br />
tahun, Masjid Jogokariyan mampu<br />
memberikan berbagai layanan<br />
untuk jamaah. Mulai majelis<br />
ilmu untuk beragam usia, klinik<br />
kesehatan yang lengkap; cek gula<br />
darah, asam urat, kolesterol dan<br />
dokter gratis. Jamaah yang putraputrinya<br />
memerlukan seragam<br />
sekolah, sepatu atau biaya sekolah<br />
bulanan pun bisa datang ke masjid.<br />
Kini bangunan megah berupa<br />
penginapan dan Islamic Centre<br />
tempat segala aktivitas warga<br />
sekitar berdiri megah menyatu<br />
dengan Masjid Jogokariyan. Bagi<br />
masyarakat, Masjid Jogokariyan,<br />
tempat untuk mencari solusi, baik<br />
duniawi maupun ukhrawi.<br />
SILATU<br />
RAHIM
36 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
OPINI<br />
BERJAMAAH<br />
DALAM MUAMALAH<br />
Pergantian tahun, adalah<br />
sebuah peristiwa yang selalu<br />
berulang. Tidak sekadar menjadi<br />
catatan kejadian yang ada di<br />
kehidupan kita. Ada hikmah dan<br />
ibrah di baliknya. Salah satu ibrah<br />
(pelajaran) yang bisa kita ambil<br />
adalah berupa semangat untuk<br />
terus memperbaiki diri dari tahun<br />
ke tahun.<br />
Apa prestasi yang telah kita<br />
torehkan pada tahun ini Bisakah<br />
kita mengulang prestasi tersebut<br />
pada tahun depan Atau bahkan<br />
memperbaikinya. Pertanyaannya,<br />
ketika para generasi Muslim<br />
pendahulu kita punya legacy<br />
berupa catatan emas sejarah Islam<br />
yang luar biasa berupa penaklukan<br />
wilayah dan musuh, menghasilkan<br />
kitab-kitab pengetahuan dalam<br />
beragam disiplin ilmu, mewarisi<br />
perdagangan dan jalurnya hampir<br />
di seluruh pelosok dunia, apa<br />
catatan sejarah yang kita akan<br />
tinggalkan untuk ditorehkan di<br />
buku sejarah Bila belum ada,<br />
sudah semestinya kita mulai<br />
memikirkannya di tahun baru<br />
nanti.<br />
Minimal marilah kita<br />
mendedikasikan waktu, tenaga,<br />
dan sumber daya kita untuk medan<br />
jihad dalam bentuk dakwah yang<br />
mengajak sesama pada jalanNya<br />
dengan cara yang hikmah. Salah<br />
satu metode dakwah yang bisa<br />
dijalankan adalah jihad dalam<br />
bidang ekonomi.<br />
Harus diakui bangsa yang<br />
mayoritas Muslim ini belum<br />
menjadi pemain dalam bidang<br />
ekonomi. Ia hanya menjadi pasar<br />
besar yang menjadi obyek jualan<br />
para pemain ekonomi yang<br />
mayoritas dikuasai Asing dan<br />
‘Aseng’. Disadari atau tidak, saat<br />
ini Muslim hanya pandai sebatas<br />
shalat berjamaah. Belum pintar<br />
berjamaah dalam muamalah.<br />
Boleh jadi ini kelemahan menjadi<br />
mayoritas, sehingga merasa tak<br />
perlu berjamaah dalam muamalah.<br />
Hikmah Tahun Baru yang
Lembaga zakat bisa ikut berperan serta menciptakan<br />
wirausaha baru. Atau minimal mampu berperan<br />
mengubah mustahik menjadi muzaki melalui program<br />
penyaluran zakat produktif. Sebaiknya ini menjadi agenda<br />
utama para pengelola zakat tersebut.<br />
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 37<br />
mengajarkan kita untuk menjadi<br />
pribadi baru dengan semangat<br />
baru semestinya menjadi titik<br />
tolak kita untuk berjihad juga<br />
dalam bidang ekonomi. Bagaimana<br />
sesama Muslim membiasakan<br />
berjamaah juga dalam bidang<br />
muamalah. Bagaimana sesama<br />
pengusaha Muslim saling mendukung<br />
dan saling berlombalomba<br />
menumbuhkan para<br />
entrepreneur baru yang punya<br />
komitmen terhadap kemajuan<br />
agama dan bangsa.<br />
Bentuk jihad yang bisa<br />
dilakukan, misalnya; para<br />
pengusaha muslim yang sudah<br />
cukup mapan rajin mendorong<br />
business plan competition untuk<br />
para mahasiswa. Tujuannya mencari<br />
para calon entrepreneur<br />
baru. Semakin banyak yang<br />
menyelenggarakan kompetisi semacam<br />
ini akan semakin mempercepat<br />
lahirnya pengusaha baru.<br />
Saat ini kecenderungan para<br />
mahasiswa menerjuni dunia<br />
wirausaha luar biasa besar. Anakanak<br />
muda ini sudah tak minder<br />
lagi memilih jalan wirausaha.<br />
Mereka muda. Mereka punya<br />
ide segar. Dan mereka punya<br />
semangat yang luar biasa. Yang<br />
mereka perlukan adalah sedikit<br />
modal, bimbingan dan jaringan.<br />
Para pengusaha Muslim yang<br />
sudah mapan hendaknya mampu<br />
menangkap semangat ini. Membantu<br />
memfasilitasi mereka<br />
menjadi bapak asuh atau menjadi<br />
semacam lembaga inkubator<br />
bisnis. Melalui inkubator bisnis<br />
inilah ide-ide yang dicetuskan<br />
para anak muda melalui ajang<br />
kompetisi wirausaha ini bisa<br />
direalisasikan menjadi sebuah<br />
bisnis baru.<br />
Memasukkan materi kewirausahaan<br />
ke dalam kurikulum<br />
pendidikan di sekolah-sekolah<br />
Islam maupun pesantren. Saat<br />
ini sudah banyak yang me masukkan<br />
wirausaha dalam kurikulum<br />
pendidikan, namun belum<br />
menjadi perhatian utama.<br />
Hen daknya kesadaran pentingnya<br />
menjadi pribadi mandiri sebagai<br />
wirausaha terus ditumbuhkan di<br />
kalangan pelajar dan santri kita.<br />
Sehingga mereka terbiasa berpikir<br />
bagaimana membuat usaha daripada<br />
mencari pekerjaan selepas<br />
mereka lulus sekolah atau lulus<br />
dari pesantren.<br />
Cara lain bisa melalui membiasakan<br />
membeli barang atau<br />
menggunakan jasa dari produsen<br />
atau penyedia layanan jasa dalam<br />
negeri (baca umat). Ini adalah<br />
bagian keberpihakan terhadap<br />
tum buhnya usaha ummat. Sebagai<br />
Muslim akan lebih baik apabila<br />
mengonsumsi kebutuhan seharihari<br />
atau membeli produk-produk<br />
yang dihasilkan oleh Muslim<br />
yang lain meskipun sedikit lebih<br />
mahal. Namun sebagai produsen,<br />
pengusaha muslim tetap dituntut<br />
untuk menghasilkan barang atau<br />
jasa yang berkualitas dengan<br />
harga bersaing terhadap barang<br />
atau layanan yang ada di pasaran.<br />
Juga lembaga pengelola Zakat,<br />
Infak, Sedekah, semisal BAZNAS<br />
Soetrisno Bachir<br />
Ketua Umum Keluarga Besar<br />
Persatuan Pelajar Islam Indonesia<br />
atau yang lainnya yang sekarang<br />
banyak sekali jumlahnya ini juga<br />
ikut berperan serta menciptakan<br />
wirausaha baru. Atau minimal<br />
mampu berperan mengubah<br />
mustahik menjadi muzaki melalui<br />
program penyaluran zakat produktif.<br />
Sebaiknya ini menjadi<br />
agenda utama para pengelola<br />
zakat tersebut.<br />
Harapan yang lain, adalah<br />
pemerintah dalam hal ini yang<br />
mem buat kebijakan banyakbanyak<br />
membuat kebijakan yang<br />
berpihak untuk para pengusaha<br />
UKM yang baru tumbuh dan memberikan<br />
fasilitas yang mendukung<br />
berkembangnya usaha mereka.<br />
Semangat mengubah para<br />
mustahik menjadi para muzakki,<br />
menumbuhkan wirausaha baru<br />
ini menjadi tema jihad ekonomi<br />
kita bersama di tahun baru<br />
ini. Bahwa jihad ekonomi juga<br />
tak kalah pentingnya untuk<br />
diperjuangkan. Kelak, generasi<br />
mendatang akan mencatat<br />
bahwa generasi pendahulunya,<br />
pernah mencatatkan prestasi<br />
dalam bidang jihad ekonomi<br />
untuk kemaslahatan umat Islam<br />
di Indonesia. Sehingga dengan<br />
munculnya banyak pengusaha,<br />
insya Allah akan melahirkan juga<br />
banyaknya pembayar zakat baru.<br />
Amien.<br />
OPINI
38 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc<br />
Ketua umum BAZNAS<br />
TANYA<br />
JAWAB<br />
BERHAKKAH<br />
ORANG SAKIT MENERIMA ZAKAT<br />
S<br />
ebuah keluarga hidup dari<br />
penghasilan yang cukup,<br />
tidak kaya tidak miskin dan<br />
tidak fakir. Suatu saat mereka<br />
mendapat musibah, yaitu salah<br />
seorang anaknya sakit berat. Untuk<br />
mengobatinya diperlukan uang<br />
banyak, sedangkan mereka tak<br />
memilikinya. Apakah ia berhak<br />
menerima zakat<br />
Sutan, Aceh<br />
J<br />
Keluarga yang mendapat<br />
musibah dan tak memiliki<br />
dana untuk pengobatan,<br />
ia termasuk kategori mustahik<br />
(berhak untuk menerima zakat).<br />
Seorang pedagang atau petani<br />
kaya raya yang jatuh pailit karena<br />
mendapat musibah, juga termasuk<br />
kategori mustahik.<br />
Mayoritas ulama memasukkan<br />
kelompok orang yang mendapat<br />
musibah ini ke dalam mustahik<br />
zakat golongan gharimin (orang<br />
yang berutang). Lihat buku Fikih<br />
Zakat karya Yusuf Qhardhawi,<br />
halaman 591.<br />
Di dalam kitab Mushannif<br />
Ibnu Abi Syaibah (III:27), Imam<br />
Mujahid mengatakan bahwa<br />
ada tiga kelompok yang masuk<br />
kategori orang yang berutang.<br />
Pertama, orang yang hartanya<br />
terbawa banjir. Kedua, orang yang<br />
hartanya musnah terbakar. Ketiga,<br />
orang yang mempunyai keluarga,<br />
tetapi tak mempunyai harta untuk<br />
memenuhi kebutuhan hidupnya,<br />
sehingga ia berutang untuk<br />
menanggulanginya.<br />
Pendapat mayoritas ulama<br />
tersebut didasarkan pada<br />
sebuah hadis Imam Ahmad,<br />
Muslim, Nasa’i, dan Abu Daud<br />
dari Kabishas bin Muharrik Al-<br />
Hilal (Nailul Authar,IV:168). Sakit<br />
adalah sebuah musibah yang<br />
hampir terjadi pada setiap orang<br />
(QS Al-Baqarah:155). Karenanya,<br />
Islam memberi perhatian yang<br />
jelas, yaitu memerintah untuk<br />
mengobati orang sakit.<br />
Dalam sebuah hadis,<br />
Rasulullah Saw. menyatakan,”<br />
Setiap penyakit itu ada obatnya,<br />
maka berobatlah kamu<br />
sekalian (jika sakit) dan jangan<br />
berobat dengan sesuatu yang<br />
diharamkan.”<br />
Bagi orang yang sakit atau<br />
keluarganya yang sakit yang tak<br />
mampu mengobatinya, maka kaum<br />
muslimin wajib membantunya<br />
dengan zakat, infak dan sedekah<br />
(ZIS).
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 39<br />
ZAKAT<br />
DEPOSITO<br />
TANYA<br />
JAWAB<br />
T<br />
Bila kita mendepositokan<br />
sejumlah uang, apakah<br />
zakat yang kita keluarkan<br />
darinya dihitung dari simpanan<br />
pokok atau menunggu setelah<br />
satu tahun<br />
Soal teknis pembayaran<br />
zakatnya, bagaimanakah yang<br />
baik, menunggu setahun atau<br />
dikeluarkan setiap bulan<br />
J<br />
Ani<br />
Perum Antapani, Bandung<br />
Setiap harta yang telah<br />
nisab dan (apalagi)<br />
berkembang serta<br />
bertambah besar, setelah satu<br />
tahun harus dikeluarkan zakatnya.<br />
Akan tetapi, harus diingat<br />
pula bahwa jumlah harta yang<br />
dikeluarkan zakatnya itu setelah<br />
dikurangi berbagai kebutuhan<br />
pokok.<br />
Jika deposito tersebut simpanan<br />
pokoknya sejumlah Rp10 juta,<br />
kemudian setelah setahun<br />
berkembang menjadi, misalnya,<br />
Rp11,8 juta, lalu setelah dikurangi<br />
biaya kebutuhan pokok, seperti<br />
uang kuliah atau kebutuhan<br />
lainnya, akhirnya berjumlah Rp9<br />
juta. Maka, zakat yang harus<br />
dikeluarkan adalah 2,5% x Rp9<br />
juta=Rp225.000,-<br />
Sebenarnya, perhitungan<br />
zakat adalah setahun sekali,<br />
setelah dikurangi kebutuhan<br />
pokok (keperluan hidup seharihari).<br />
Misalnya, seseorang<br />
berpenghasilan Rp2 juta per bulan.<br />
Setelah dikurangi kebutuhan<br />
pokok tersisa Rp1 juta. Maka,<br />
zakatnya setahun adalah 2,5%<br />
dari Rp12 juta, yaitu Rp300.000,- .<br />
Akan tetapi, terkadang untuk<br />
memudahkan teknis pembayaran<br />
zakat, apalagi penghasilannya<br />
bersifat tetap, maka boleh saja<br />
dikeluarkan zakatnya setiap bulan,<br />
yaitu 2,5% dari Rp1 juta= Rp 25.000<br />
Wallahu a’lam bish-shawab.
40 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
UMAR BIN ABDUL AZIZ<br />
KHALIFAH ADIL<br />
DAN SEDERHANA<br />
SIROH<br />
Menjadi seorang<br />
pemimpin negara itu<br />
berat. Sebab, dia harus<br />
mempertanggungjawabkan<br />
di hadapan<br />
Allah Swt di akhirat nanti<br />
tentang apa-apa yang<br />
telah dilakukan untuk<br />
rakyatnya.<br />
Karena itu, ketika nama Umar<br />
bin Abdul Aziz disebut-sebut<br />
menjadi calon khalifah yang baru<br />
menggantikan putra pamannya,<br />
Sulaiman bin Abdul Malik, yang<br />
wafat, dia menolak. “Jangan<br />
sebut-sebut nama saya,” katanya.<br />
Tapi, suatu ketika diumumkan<br />
di muka umum bahwa atas<br />
wa siat khalifah sebelumnya<br />
ditetapkan, Umar bin Abdul<br />
Aziz adalah kha lifah yang baru<br />
dan hadirin pun menyetujuinya.<br />
Maka, ia pun ter kejut, seraya<br />
meng ucapkan: Inna lillahi<br />
wa inna ilaihi rajiun, bukan<br />
Alhamdulillah se per ti umum nya<br />
para pejabat di negeri ini.
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 41<br />
Umar terkejut dan sedih<br />
dengan penetapan itu karena<br />
ia bukanlah tipe orang yang<br />
berambisi menjadi pemimpin,<br />
apalagi mengejarnya. Baginya,<br />
tahta adalah musibah, bukan<br />
kenikmatan.Namun, akhirnya, ia<br />
tak bisa menolaknya lagi setelah<br />
itu.. “Demi Allah, ini betul-betul<br />
bukan atas permintaanku, baik<br />
secara rahasia maupun terangterangan,”<br />
tegas Umar yang lahir<br />
pada tahun 61 H di kampung<br />
Halawan, Mesir.<br />
Setelah dilantik jadi khalifah,<br />
dalam pidatonya dia menyatakan,<br />
tugas dia bukanlah seorang penguasa<br />
yang mewajibkan, tapi hanya<br />
sebagai pelaksana. “Taatlah kalian<br />
kepadaku selama aku taat kepada<br />
Allah. Jika aku durhaka kepada<br />
Allah, maka kalian tidak harus<br />
taat kepadaku,” katanya. Maka, ia<br />
tidak menyalahkan, seandainya<br />
ada orang yang melarikan diri dari<br />
pemimpin yang zalim.<br />
Ya, selama kepemimpinannya,<br />
tidak ada seorang pun rakyatnya<br />
yang melarikan diri. Sebab, Umar<br />
bin Abdul Aziz adalah seorang pemimpin<br />
yang menyayangi rakyatnya,<br />
bukan yang menzalimi rakyatnya.<br />
Orang-orang fakir dia santuni.<br />
Para bujangan ia nikahkan. Baitul<br />
Mal pun dia penuhi sehingga<br />
isinya melimpah. Maka, pada<br />
masanya, tak ada orang fakir yang<br />
mau menerima sedekah.<br />
Umar sangat menghormati<br />
para tamu (musafir). Untuk itu, ia<br />
menyurati gubernurnya di Shugdi<br />
(Sulaiman bin Abi as-Sari) agar<br />
membangun pondok-pondok<br />
untuk menjamu kaum muslimin<br />
yang datang. “Jika salah seorang<br />
di antara mereka lewat, maka<br />
jamulah ia sehari semalam atau<br />
lebih. Rawatlah kendaraannya..<br />
Jika dia punya kesulitan, bantulah<br />
agar dia keluar dari kesulitannya.<br />
Umar yang wafat<br />
pada tahun 101 H<br />
bisa berlaku adil,<br />
sedehana, dan taat<br />
beribadah karena ia<br />
merasa selalu diawasi<br />
oleh Allah Swt.<br />
Karakter ini, diwarisi<br />
dari nenek dan<br />
kakeknya yang shaleh/<br />
shalehah.<br />
Bila tersesat di jalan, bantulah<br />
hingga ia bisa kembali ke tempat<br />
asalnya,” begitu isi surat Umar<br />
bin Abdul Aziz. Perintah ini<br />
dilaksanakan oleh gubernurnya.<br />
Umar juga sangat meresfon<br />
positif pengaduan penduduknya<br />
yang merasa terzalimi oleh<br />
gubernurya terdahulu, seperti<br />
yang dialami negeri Samarkand<br />
yang pada masa Gubernur<br />
Qutaibah bin Muslim al-Bahili<br />
(sebelum Sulaiman bin Abi as-<br />
Sari) dirampas tanpa ada pilihan<br />
perang atau membayar jizyah.<br />
Menanggapi pengaduan<br />
itu, melalui surat, Umar me merin<br />
tahkan gubernurnya untuk<br />
menyelesaikan perkara ini dengan<br />
terlebih dahulu menunjuk seorang<br />
qadhi (hakim). “Jika menurut<br />
hakim, kebenaran ada di pihak<br />
penggugat, maka perintahkan<br />
kepada seluruh pasukan kaum<br />
muslimin beserta kaum muslimin<br />
meninggalkan kota itu, kembali<br />
ke negeri semula. Lalu,<br />
pulihkan situasi kota itu seperti<br />
sebelum dimasuki oleh Gubernur<br />
Qutaibah,” demikian isi surat itu..<br />
Perkara itu dimenangkan<br />
peng gugat. Tapi, ternyata<br />
para pembesar Samarkand<br />
tak mau dipisahkan dengan<br />
kaum muslimin. “Kalian telah<br />
berdampingan dengan kaum<br />
mus li min. Bergaullah dengan<br />
mereka dan berbahagialah kalian<br />
tinggal bersama kaum muslimin,”<br />
kata pembesar Samarkand. Dia<br />
mengatakan itu karena khalifah<br />
yang sekarang, Umar bin Abdul<br />
Aziz adalah khalifah yang adil.<br />
Umar bin Abdul Aziz bisa<br />
membuat rakyatnya merasakan<br />
hidup adil dan sejahtera karena<br />
ia tidak mementingkan dirinya<br />
sendiri, misalnya, dengan hidup<br />
bermewah-mewahan memanfa<br />
at kan kedudukannya sebagai<br />
khalifah. Setelah jadi khalifah,<br />
ia justru lebih sederhana. Dia<br />
me ninggalkan semua harta<br />
kesenangannya.<br />
Sebagai khalifah sebenarnya<br />
Umar bin Abdul Aziz berhak<br />
men dapatkan kendaraan<br />
"dinas" su permewah berupa beberapa<br />
ekor kuda tunggangan,<br />
lengkap dengan kusirnya. Tapi,<br />
ia menolaknya. Ia jual semua<br />
kendaraan itu, termasuk semua<br />
tenda, permadani dan alas kaki<br />
yang biasanya diberikan untuk<br />
khalifah yang baru. Lalu, uang<br />
hasil penjualannya itu ia serahkan<br />
ke Baitul Mal.<br />
Menjadi istri khalifah tentu<br />
akan bergelimang dengan harta<br />
dan perhiasan, seperti emas<br />
berlian. Tapi, jadi istri Khalifah<br />
Umar bin Abdul Aziz malah harus<br />
melepaskan semua perhiasan itu<br />
untuk Baitul Mal. Fatimah, istri<br />
Umar bin Abdul Aziz, sangat ridha<br />
melepas semua itu. “Demi Allah,<br />
aku tidak memilih pendamping<br />
yang lebih mulia daripadamu, ya<br />
Amirul Mukminin. Inilah emas<br />
permata dan seluruh perhiasanku,”<br />
jawabnya ketika diminta Umar bin<br />
Abdul Aziz untuk memilih antara<br />
emas berlian atau suaminya.<br />
SIROH
42 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
KITABAH<br />
PANDUAN<br />
PENCUCIAN HATI<br />
Sesungguhnya harta itu milik Allah Swt. Tapi,<br />
manusia seringkali merasa memiliki penuh<br />
harta itu. Buktinya, ketika Allah meminta dia<br />
untuk membayar zakat atau sedekah dia enggan<br />
mengeluarkannya. Dia takut, gara-gara bersedekah<br />
atau berzakat, ia jadi miskin atau fakir.<br />
Kalau ada seorang muslim yang berpikiran<br />
seperti itu, pintu hatinya jelas-jelas telah dimasuki<br />
setan. Bersifat kikir dan takut fakir adalah salah satu<br />
pintu setan yang berbahaya. Kenapa Ya itu tadi.<br />
Sifat itu bisa mencegah pembayaran zakat, infak dan<br />
sedekah serta mengakibatkan penimbunan kekayaan<br />
dan siksa yang pedih.<br />
Ini sangat berbahaya. Karena itu, hati harus<br />
terus dijaga dari bisikan-bisikan setan. Untuk bisa<br />
mengusirnya, seseorang wajib mengenali pintu-pintu<br />
setan itu. Nah, berbagai pintu setan yang berbahaya<br />
dibahas dalam buku Tazkiyatun Nafs ini.<br />
Selain pintu-pintu jalan masuknya setan, di dalam<br />
buku ini juga dibahas secara detail tentang penyakit<br />
-penyakit hati dan racunnya yang berbahaya, seperti<br />
bicara, melihat, bergaul, makan, dan tidur yang<br />
semuanya dilakukan secara berlebihan.<br />
Menghadapi penyakit dan racun hati, buku ini juga<br />
memberi terapi pengobatannya. Antara lain, dengan<br />
istighfar, zikir, dan shalat malam. Terapi ini menjadi<br />
gizi baik buat hati. Maka, pembahasan tentang kondisi<br />
hati dan terapinya masuk dalam Bab I, yaitu, Gizi Hati.<br />
Bab II adalah Tamasya Hati. Lewat bab ini, hati<br />
Anda seakan diajak bertamasya ke alam setelah<br />
kehidupan ini. Yaitu, untuk mengingat kematian,<br />
membayangkan nikmat dan siksa kubur, hari kiamat,<br />
surga dan neraka. Dengan uraian yang panjang lebar,<br />
buku ini mengajak Anda menelusuri setiap ruang<br />
hidup setapak demi setapak sehingga Anda selamat<br />
sampai tujuan.<br />
Setelah bertamasya, hati juga membutuhkan<br />
gerak agar hati selalu bugar. Gerak atau olah raga hati<br />
dibahas dalam Bab III, yaitu Olahraga Hati. Melalui bab<br />
ini, Anda dipandu untuk melakukan ‘gerakan-gerakan’<br />
yang dapat membugarkan hati, antara lain bertaubat,<br />
beramar makruf nahi munkar, dan bertawakal.<br />
Dengan demikian, buku ini penting dibaca,<br />
terutama bagi yang menginginkan hatinya suci bersih<br />
agar bisa menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.<br />
SPESIFIKASI BUKU:<br />
Judul : Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa<br />
Dalam Islam)<br />
Penulis : Syaikh Ahmad Farid<br />
Penerbit : Ummul Qura
Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H • 43
CATATAN<br />
44 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
PERGANTIAN WAKTU<br />
DAN PERUBAHAN<br />
“Semangat Terbarukan”. Begitu slogan sebuah<br />
perusahaan milik Negara. Dijelaskan bahwa semangat<br />
terbarukan yang dicanangkan tersebut merupakan<br />
salah satu bukti komitmen perusahaan tersebut dalam<br />
menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber<br />
energi yang lebih efisien dan berkelanjutan serta<br />
berwawasan lingkungan.<br />
Ya. Menciptakan alternatif<br />
baru, membangun semangat<br />
baru, dan berkarya lebih baik lagi<br />
merupakan kewajiban bahkan<br />
kebutuhan tahunan, bulanan,<br />
atau mungkin harian bagi setiap<br />
individu dan organisasi agar tidak<br />
stagnan atau jumud.<br />
Sebuah nasihat yang masyhur<br />
mengajarkan kepada kita bahwa<br />
hari ini harus lebih baik dari<br />
kemarin dan esok harus lebih baik<br />
dari hari ini. Kita harus punya<br />
semangat hijrah atau semangat<br />
untuk melakukan perubahan<br />
dalam berbagai hal sehingga<br />
kondisinya lebih baik, lebih<br />
bermanfaat, lebih peduli dari<br />
sebelumnya.<br />
Perubahan perlu kita lakukan<br />
dalam banyak hal, diantarnya<br />
adalah dalam cara menyambut<br />
atau merayakan tahun baru.<br />
Kebiasaan hura-hura, berpesta<br />
pora, atau kegiatan-kegiatan<br />
yang kurang bermanfaat harus<br />
kita ganti dengan aktivitas yang<br />
bermanfaat, bernilai instrospeksi,<br />
dan menumbuhkan motivasimotivasi<br />
positif untuk mengisi<br />
waktu esok hari, bulan depan,<br />
atau tahun depan yang insya Allah<br />
masih diberikan oleh-Nya.<br />
Banyak kegiatan yang dapat<br />
mendorong perubahan pada diri<br />
kita untuk lebih peduli lagi. Salah<br />
satunya adalah ketika BAZNAS<br />
mendatangi panti wredha di<br />
<strong>Des</strong>ember ini. Banyak kisah miris<br />
yang didapat dari kunjungan ini.<br />
Misalnya, seorang Ibu yang lanjut<br />
usia tak berdaya di bawah pohon<br />
dalam keadaan kedinginan dengan<br />
selimut yang basah. Seseorang<br />
menelepon panti wredha nyaris<br />
tanpa henti tentang keberadaan<br />
Ibu tersebut agar dijemput. Setelah<br />
Ibu tersebut dijemput dan berada<br />
di panti, sungguh menimbulkan<br />
pertanyaan besar ternyata sang<br />
penelepon tak pernah bisa<br />
dihubungi lagi. Maafkan kami Ibu<br />
yang telah menelantarkan engkau.<br />
Ampuni kami ya Allah,<br />
karena ada perasaan su’uzhon<br />
kepada sang penelepon. Sungguh<br />
kisah tersebut harusnya dapat<br />
mendorong untuk lebih peduli,<br />
mulai hari ini dan di masa yang<br />
akan datang.<br />
Menyambut tahun baru juga<br />
bisa dengan muhasabah dengan<br />
semangat hijrah. Artinya, kita<br />
menyesal atas perbuatan dosa<br />
dan maksiat di masa lalu, tidak<br />
mengulangi, dan mengisi harihari<br />
selanjutnya dengan kebaikan.<br />
Keshalehan pribadi yang selama<br />
Teten Kustiawan<br />
Direktur Pelaksana BAZNAS<br />
ini sudah ada ditransformasikan<br />
ke dalam keshalehan sosial<br />
sehingga terwujud keluarga dan<br />
masyarakat yang baik. Inilah<br />
dua sisi yang harus terus kita<br />
bangun dalam setiap pergantian<br />
waktu, keshalehan pribadi dan<br />
keshalehan social.<br />
Khusus dalam berzakat,<br />
dengan semangat hijrah kita<br />
dapat melakukan perubahan dari<br />
kebiasaan berzakat yang kurang<br />
memberi dampak perubahan.<br />
Kebiasaan berzakat langsung ke<br />
mustahik perlu kita ubah dengan<br />
berzakat melalui amil zakat,<br />
sehingga zakat kita bukan hanya<br />
sah secara syariah, namun akan<br />
lebih dapat memberdayakan<br />
para mustahik. Akhirnya zakat<br />
dapat terbukti meningkatkan<br />
kesejahteraan masyarakat.<br />
Sungguh sangat banyak<br />
dan luas tempat kita melakukan<br />
perubahan dalam nilai hijrah.<br />
Sebagaimana diajarkan para<br />
ulama, bahwa hijrah buat kita saat<br />
ini bukan berarti perpindahan<br />
dari satu tempat. Namun hijrah<br />
harus kita maknai perubahan dari<br />
kondisi tidak atau kurang baik<br />
kepada kondisi yang lebih baik;<br />
dari tidak atau kurang bermanfaat<br />
kepada yang lebih bermanfaat;<br />
dari tidak atau kurang peduli<br />
kepada lebih peduli; dan dari<br />
senang menjadi “super man”<br />
kepada menjadi “super team”.<br />
Wallahu’alam.
46 • Edisi <strong>Nov</strong>ember-<strong>Des</strong>ember <strong>2013</strong> M • Safar 1434 H<br />
BRI Syariah<br />
rekening zakat<br />
701311637555<br />
rekening infaq<br />
701311631477<br />
hotline<br />
(021)<br />
3904555<br />
BCA Syariah<br />
rekening zakat<br />
0011555510<br />
rekening infaq<br />
00777711<br />
BSM<br />
rekening zakat<br />
009 005 5555<br />
rekening infaq<br />
009 007 7777<br />
layanan<br />
jemput<br />
zakat<br />
banyak cara<br />
agar berkah<br />
harta anda<br />
tunaikan zakat anda lewat berbagai<br />
chanel BAZNAS<br />
08787<br />
7373<br />
555<br />
Bank Mandiri<br />
rekening zakat<br />
070-00-0185555-5<br />
rekening infaq<br />
070-00-0187777-3<br />
BNI Syariah<br />
Prima<br />
rekening zakat<br />
009 555 5554<br />
rekening infaq<br />
009 577 7779<br />
@baznasindonesia<br />
badanamilzakat<br />
www.baznas.or.id