BAB I PENDAHULUAN - KontraS
BAB I PENDAHULUAN - KontraS
BAB I PENDAHULUAN - KontraS
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok<br />
melakukan pelarangan terhadap penempelan pamflet-pamflet tersebut. Terhadap<br />
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig tersebut dilakukan<br />
penangkapan, penahanan dan penyiksaan.<br />
Dari rangkaian peristiwa yang terjadi sebelum meletusnya peristiwa penembakan<br />
pada tanggal 12 September 1984 tersebut, jelas-jelas bahwa pemerintah pada waktu<br />
itu mengkategorikan kritik-kritik yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya<br />
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang menentang kebijakan politik<br />
pemerintah. Sebagai aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran institusi<br />
militer mulai dari level terendah hingga ke panglima ABRI/Pangkopkamtib pada<br />
waktu itu. Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap masyarakat tersebut,<br />
yang berlanjut hingga terjadinya peristiwa 12 September 1984, atau yang dikenal<br />
dengan kasus Tanjung Priok, adalah merupakan kelanjutan dari kebijakan negara<br />
yang berkaitan dengan mono ideologisasi.<br />
Kedua ; Tentang Bentuk-bentuk Pelanggaran HAM, dari Laporan Komnas HAM<br />
menemukan empat bentuk pelanggaran HAM berat yaitu, Pembunuhan kilat (summary<br />
killing), Penangkapan dan penahanan sewenang-wenang (unlawful arrest<br />
and detention), Penyiksaan (torture), Penghilangan orang secara Paksa (enforced<br />
or involuntary disappearance).<br />
Dari hasil investigasi <strong>KontraS</strong> menemukan bentuk-bentuk pelanggaran HAM<br />
lainnya selain dari empat yang disebut oleh Komnas HAM yaitu berupa, pelarangan<br />
atas kebebasan berekspresi, menyatakan pendapat dan kebebasan berkumpul (freedom<br />
of expression, freedom of speech and right of peacefull assembly) dan telah<br />
terjadi peradilan yang tidak jujur (Unfair Trial) terhadap para korban peristiwa<br />
Tanjung Priok.<br />
Ketiga: Tentang Jumlah Korban, Komnas HAM berhasil mendata 88 orang<br />
jumlah korban yang terdiri dari 36 orang luka-luka dirawat, 19 orang luka-luka<br />
mendapat pengobatan tapi tidak dirawat, dan 33 orang meninggal.<br />
Hasil Investigasi jumlah korban yang berhasil didokumentasikan oleh <strong>KontraS</strong><br />
adalah 131 orang yang mengalami 15 korban pembunuhan kilat atau pembunuhan<br />
di luar proses hukum (extra judicial or summary killing). Mengenai jumlah korban<br />
tewas masih terlihat beberapa kejanggalan, karena banyaknya spekulasi mengenai<br />
hal ini. Salah satunya adalah dengan ditemukannya 8 kerangka, yang diduga<br />
kuat milik korban Tanjung Priok, pada saat penggalian yang dilakukan oleh KP3T<br />
di Pemakaman Pondok Rangon. Walaupun menurut kesaksian Jenderal (Purn)Try<br />
Sutrisno, di pemakaman Pondok Rangon dimakamkam 7 orang. Selain itu juga<br />
terdapat perbedaan keterangan yang diberikan oleh Jenderal (Purn) L.B. Moerdani<br />
33