09.01.2015 Views

keanekaragaman dan pola distribusi longitudinal kerang air tawar

keanekaragaman dan pola distribusi longitudinal kerang air tawar

keanekaragaman dan pola distribusi longitudinal kerang air tawar

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sistem sungai Brantas (Kali Brantas <strong>dan</strong> Kali<br />

Surabaya) terkonsentrasi pada bagian hilir<br />

yaitu di Kali Surabaya. Selain itu juga terjadi<br />

kecenderungan penurunan kelimpahan<br />

individu <strong>kerang</strong> dari daerah hilir ke arah hulu<br />

sungai. Terjadinya dua hal tersebut dapat<br />

disebabkan oleh pengambilan sampel <strong>kerang</strong><br />

yang dilakukan pada saat musim penghujan,<br />

yang mana pada saat itu kondisi volume <strong>air</strong><br />

sungai meningkat <strong>dan</strong> kecepatan arus cukup<br />

deras sehingga menyebabkan kesulitan dalam<br />

teknis sampling <strong>dan</strong> memungkinkan terjadinya<br />

penggelontoran/ penghanyutan (flushing)<br />

hewan-hewan benthos di dasar sungai (Barus,<br />

2002).<br />

Dari hasil analisis stastistik data<br />

keberadaan maka <strong>distribusi</strong> empat spesies<br />

<strong>kerang</strong> <strong>air</strong> <strong>tawar</strong> di sepanjang Sungai Brantas<br />

bersifat kontinu hanya dalam daerah kisaran<br />

persebarannya saja (stasiun 3 hingga 10) jika<br />

dilihat dari keseluruhan stasiun penelitian,<br />

<strong>distribusi</strong>nya menjadi tidak kontinu.<br />

Ketidakkontinuan <strong>distribusi</strong> <strong>kerang</strong> baik dari<br />

famili Unionidae <strong>dan</strong> Corbiculidae di sungai<br />

Brantas dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu<br />

sifat fisik kimia per<strong>air</strong>an yang meliputi pH,<br />

kecepatan arus, ukuran sungai <strong>dan</strong> tekstur<br />

substrat; ketersediaan pakan yang meliputi<br />

plankton <strong>dan</strong> bahan organik yang terkandung<br />

di substrat; ketersediaan <strong>dan</strong> sebaran ikan yang<br />

berperan sebagai inang (Hart, 1995; Junaidi<br />

dkk., 2010).<br />

Pada stasiun 1 <strong>dan</strong> 2 tidak ditemukan<br />

<strong>kerang</strong> <strong>air</strong> <strong>tawar</strong> dikarenakan tingginya laju<br />

sedimentasi ditempat tersebut yang<br />

diakibatkan oleh kecepatan arus yang terlalu<br />

lambat (0,083—0,09 m/s). Kondisi tersebut<br />

selain dapat mengubur kehidupan di dasar juga<br />

menciptakan karakteristik substrat dominan<br />

berupa lumpur lempung yang mana bukan<br />

merupakan habitat alami Corbicula sp.<br />

(Junaidi dkk., 2010) <strong>dan</strong> juga <strong>kerang</strong> famili<br />

Unionidae. Kerang ini lebih menyukai substrat<br />

yang kasar seperti pasir atau kerikil atau<br />

campuran pasir dengan material lain (Hart,<br />

1995; Pennak, 1989). Sementara menurut<br />

Suwignyo (1975) dalam Prihatini (1999),<br />

<strong>kerang</strong> Unionidae menyukai substrat<br />

berlumpur dengan sedikit pasir karena lumpur<br />

lempung juga berpotensial untuk menyumbat<br />

insang <strong>kerang</strong>, menghambat pernafasan,<br />

pencernaan, <strong>dan</strong> reproduksi (Fuller 1974,<br />

Aldridge et al, 1987).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!