14.01.2015 Views

Download (123Kb) - Webmail Universitas Negeri Papua

Download (123Kb) - Webmail Universitas Negeri Papua

Download (123Kb) - Webmail Universitas Negeri Papua

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

UJI PENGARUH PATOGEN (Rhizoctania solani) TERHADAP<br />

PERKECAMBAHAN BENIH MERBAU (Instia spp)<br />

Oleh<br />

ENDANG EKASARI KURNIASIH<br />

JURUSAN BUDIDAYA HUTAN<br />

FAKULTAS KEHUTANAN<br />

UNIVERSITAS NEGERI PAPUA<br />

MANOKWARI<br />

2008


LEMBAR PENGESAHAN<br />

JUDUL<br />

NAMA<br />

NIM<br />

JURUSAN<br />

PROGRAM STUDI<br />

:<br />

:<br />

:<br />

:<br />

:<br />

UJI PENGARUH PATOGEN (Rhizoctania solani)<br />

TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH MERBAU<br />

(Instia spp)<br />

ENDANG EKASARI KURNIASIH<br />

02 400 318<br />

BUDI DAYA HUTAN<br />

BUDI DAYA HUTAN<br />

Menyetujui<br />

Komisi pembimbing<br />

Ir. B . B. Rettob, M.Si<br />

ketua<br />

Srihartati Harto, S.Hut<br />

Anggota<br />

Mengetahui<br />

Ketua Jurusan Budidaya Hutan<br />

Dekan Fakultas Kehutanan<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Negeri</strong> <strong>Papua</strong><br />

Hendri, S.Si,M.Si<br />

Ir. Rudi Maturbongs, M.Si<br />

Tanggal lulus : 25 januari 2008


RINGKASAN<br />

ENDANG EKASARI KURNIASIH. Pengaruh Patogen (Rhizoctonia solani)<br />

Terhadap Perkecambahan Benih Merbau (Instia spp). Dibawah bimbingan Ir.B.B. Rettob,<br />

M. Si sebagai Ketua dan Srihartati Harto S. Hut sebagai Anggota .<br />

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh patogen (Rizoctonia solani)<br />

terhadap perkecambahan benih Merbau (Itsia spp). Metode yang di gunakan adalah metode<br />

Eksperimen dengan teknik Observasi yang di rancang dalam pola Rancangan Acak<br />

Kelompok (RAK) dengan mengunakan dasar berat benih. Jumlah perlakuan yang di berikan<br />

sebanyak 3 perlakuan dan di ulang sebanyak 3 kali sehingga di peroleh 9 satuan percobaan.<br />

Pada setiap satuan percobaan menggunakan 50 biji sehingga biji yang diperlukan untuk<br />

semua perlakuan sebanyak 450 biji.<br />

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah G0 (Benih dikikir tanpa inokulasi<br />

patogen Rhizoctonia solani), G1 (Benih dikikir dan diinokulasikan patogen Rhizoctonia<br />

solani yang direndam selama 1 jam), G2 (Benih dikikir dan diinokulasikan patogen<br />

Rhizoctonia solani yang direndam selama 24 jam).<br />

Hasil penelitian menunjukan perbedaan lama Inokolasi patogen Rhizoctania solani<br />

terhadap benih Merbau (Instia spp) memberi pengaruh yang tidak nyata terhadap persentase<br />

perkecambahan, persen kecambahan normal, persen kecambah abnormal, persen kecambah<br />

mati, laju perkecambahan dan nilai kecambah.


Rata-rata persen perkecambahan tertinggi terjadi pada perlakuan G2 sebesar 93,33<br />

persen disusul perlakuan G0 sebesar 91,33 persen dan perlakuan G1 sebesar 88 persen.<br />

Untuk rata-rata persen kecambah normal pada perlakuan G0,G1,G2 adalah sama yaitu<br />

sebesar 100 persen. Sedangkan persen kecambah abnormal dan kecambah mati selama<br />

penelitian berlangsung tidak ditemukan adanya kecambah abnormal dan kecambah mati<br />

melainkan berupa biji busuk dan biji mati.<br />

Rata-rata laju perkecambahan tertinggi terjadi pada perlakuan G0 yaitu sebesar 8,79<br />

hari kemudian disusul perlakuan G2 sebesar 9,79 hari dan perlakuan G1 sebesar 10,21 hari.<br />

Sedangkan rata-rata nilai kecambah tertinggi terjadi pada perlakuan G2 yaitu sebesar 0,97<br />

persen / hari kemudian disusul perlakuan G0 sebesar 0,44 persen / hari dan perlakuan G1<br />

sebesar 0,29 persen /hari


RIWAYAT HIDUP<br />

Penulis di lahirkan di Wamena pada tanggal 22 Oktober 1984 sebagai anak keempat<br />

dari delapan bersaudara dari ayah bernama Samidjan Amir Syarifudin dan ibu bernama<br />

Mudjilah.<br />

Penulis mulai menempuh pendidikan formalnya pada tahun 1991 pada SD N. 2 Arfai<br />

Manokwari dan menyelesaikan studi tahun 1996, pada tahun yang sama melanjutkan ke<br />

SMP N. 4 Manokwari dan lulus pada tahun 1999, di tahun tersebut melanjutkan ke SMA N.<br />

2 Manokwari dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis terdaftar sebagai<br />

mahasiswa Fakultas Kehutanan Jurusan Budidaya Hutan dan Program studi Budidaya<br />

Hutan.


UJI PENGARUH PATOGEN (Rhizoctonia solani) TERHADAP<br />

PERKECAMBAHAN BENIH MERBAU ( Intsia spp )<br />

ENDANG EKASARI KURNIASIH<br />

Skipsi sebagai salah satu syarat untuk meraih<br />

gelar Sarjana Kehutanan<br />

pada<br />

Fakultas Kehutanan <strong>Universitas</strong> <strong>Negeri</strong> <strong>Papua</strong><br />

JURUSAN BUDIDAYA HUTAN<br />

FAKULTAS KEHUTANAN<br />

UNIVERSITAS NEGERI PAPUA<br />

MANOKWARI<br />

2008


KATA PENGANTAR<br />

Bismillahirrahmanirrahim<br />

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.<br />

Alhamdulillah. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan<br />

rahmat dan karunia-Nya sehingga tulisan ini dapat selesai dengan lancar. Shalawat dan<br />

salam semoga selalu tercurahkan kepada junjunganku Rasulullah SAW.<br />

Skripsi berjudul Uji Pengaruh Patogen (Rhizoctonia solani) Terhadap<br />

Perkecambahan Benih Merbau (Intsia spp) merupakan hasil penelitian yang disusun<br />

sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas<br />

Kehutanan <strong>Universitas</strong> <strong>Negeri</strong> <strong>Papua</strong> Manokwari.<br />

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. B.B. Rettob, M.<br />

Si selaku pembimbing utama dan Srihartati Harto, S. Hut selaku Co. Pembimbing yang<br />

telah mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, dorongan semangat dan arahannya, serta Nathan<br />

Kadam, S. Hut yang telah membimbing penulis untuk beberapa waktu. Ucapan terima<br />

kasih juga penulis haturkan kepada :<br />

1. Rektor UNIPA, Dekan Fahutan, Ketua Jurusan / PS Budidaya Hutan, Ketua PS D3<br />

MHAP dan Kepala Lab. Hama dan Penyakit Tanaman Fepertek.<br />

2. Ir. Widodo, MP selaku dosen wali, Ir. J. Wanggai, MP dan Petrus A. Dimara, S. Hut<br />

selaku moderator dan penguji<br />

3. Dr. Ir. Eko Agus Martanto, MP dan Balai Taman Nasional Teluk Cenderawasi<br />

SPORC Brigade Kasuari Manokwari


4. Keluarga besar Pondok An-nisa (Ulfa, Nur, Leni, dan Ami), The kill Tem (k’Pram, k<br />

’ Anom), Syukur, Rais, Mustakim, Udin, Agus, Mitra kampus (k’ unding team).<br />

5. Rekan- rekan Forester’ 02 dan khususnya minat BDH (Neni, Amilda, Nunang,<br />

Binsar, Frengki, Peni, Dewi, dan Elda).<br />

Skripsi ini dipersembahkan kepada Ayahanda tersayang Samidjan A. Syarifudin,<br />

Ibunda tercinta Mudjilah yang tak pernah bosan berdoa demi keberhasilan ananda,<br />

dorongan, kasih sayang dan semua yang tak dapat ananda balas, suami tercinta Firdaus<br />

muchtar yang setia mendampingi penulis, Kakanda (Sri+Jupri, Mei+Purwanto dan<br />

Ayu+Karno) dan Adinda (Retno, Yuli, Nur, Oka dan sulis) terima kasih atas doa dan<br />

kasih sayang untuk penulis serta kepada semua yang tidak sempat penulis sebutkan satu<br />

persatu.<br />

Diharapkan tulisan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dasar untuk penelitian<br />

selanjutnya dan pihak terkait dalam rangka upaya penanganan benih.<br />

Menyadari akan keterbatasan dalam penyusunan tulisan ini, maka dengan lapang hati<br />

penulis akan menerima segala kritik dan saran demi penyempurnaan tulisan ini.<br />

Manokwari, 25 Januari 2008<br />

Penulis


DAFTAR ISI<br />

LEMBAR JUDUL..................................................................................<br />

RINGKASAN.........................................................................................<br />

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................<br />

RIWAYAT HIDUP.................................................................................<br />

KATA PENGANTAR…………….........................................................<br />

DAFTAR ISI...........................................................................................<br />

DAFTAR GAMBAR...............................................................................<br />

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................<br />

PENDAHULUAN<br />

Latar Belakang..........................................................................................<br />

Masalah.....................................................................................................<br />

Tujuan dan Manfaat..................................................................................<br />

Hipotesis....................................................................................................<br />

TINJAUAN PUSTAKA<br />

Biji dan Benih Tanaman...........................................................................<br />

Benih Sehat...............................................................................................<br />

Gangguan pada Biji...................................................................................<br />

Patogen Terbawa Benih............................................................................<br />

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Patogen pada<br />

Benih........................................................................................................<br />

Rhizoctonia solani……………………………………..................................<br />

Penyakit Damping Off……………………………………......................<br />

Perkecambahan…………………………………………….....................<br />

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan.................................<br />

Dormansi Benih........................................................................................<br />

Tipe-tipe Dormansi...................................................................................<br />

Pemecahan Dormansi................................................................................<br />

Jenis Merbau (Intsia spp)..........................................................................<br />

Habitat dan Penyebarannya.......................................................................<br />

Morfologi dan Ciri Umum........................................................................<br />

Halaman<br />

i<br />

ii<br />

iii<br />

iv<br />

v<br />

vi<br />

vii<br />

viii<br />

1<br />

3<br />

4<br />

4<br />

5<br />

5<br />

6<br />

7<br />

9<br />

10<br />

12<br />

12<br />

16<br />

19<br />

19<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24


METODOLOGI PENELITIAN<br />

Waktu dan Tempat....................................................................................<br />

Alat dan Bahan..........................................................................................<br />

Metode Penelitian.....................................................................................<br />

Prosedur Penelitian...................................................................................<br />

Variabel Pengamatan................................................................................<br />

Analisa Data.............................................................................................<br />

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

Persen Perkecambahan..............................................................................<br />

Kecambah Normal....................................................................................<br />

Kecambah Abnormal................................................................................<br />

Kecambah Mati.........................................................................................<br />

Laju Perkecambahan.................................................................................<br />

Nilai Kecambah.........................................................................................<br />

25<br />

25<br />

26<br />

27<br />

29<br />

31<br />

32<br />

34<br />

36<br />

36<br />

37<br />

38<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Kesimpulan ..............................................................................................<br />

Saran.........................................................................................................<br />

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................<br />

LAMPIRAN.............................................................................................<br />

40<br />

41<br />

43<br />

44


DAFTAR GAMBAR<br />

Halaman<br />

1. Persen Perkecambahan......................................................................<br />

2. Keadaan Biji yang Busuk dan Mati...................................................<br />

3. Persen Kecambah Normal.................................................................<br />

4. Kecambah Normal.............................................................................<br />

5. Laju Perkecambahan.........................................................................<br />

6. Nilai Puncak......................................................................................<br />

7. Perkecambahan Harian .....................................................................<br />

8. Nilai Kecambah................................................................................<br />

9. Isolat Rhizoctonia solani...................................................................<br />

32<br />

33<br />

34<br />

34<br />

37<br />

38<br />

39<br />

39<br />

45


DAFTAR LAMPIRAN<br />

Halaman<br />

1. Persen Perkecambahan Benih Merbau (Intsia spp) ........................<br />

2. Persen Kecambah Normal Benih Merbau (Intsia spp)....................<br />

3. Laju Perkecambahan Benih Merbau (Intsia spp).............................<br />

4. Nilai Puncak Benih Merbau (Intsia spp).........................................<br />

45<br />

45<br />

45<br />

45<br />

5. Rata-rata Perkecambahan Harian Benih Merbau<br />

(Intsia spp)........................................................................................<br />

6. Nilai Kecambah Benih Merbau (Intsia spp)....................................<br />

45<br />

46<br />

7.Transformasi Arsine-¹ √x/100 dari Persen Perkecambahan Benih<br />

Merbau (Intsia spp)...........................................................................<br />

46<br />

8.Transformasi Arsine-¹ √x/100 dari Laju Perkecambahan Benih<br />

Merbau (Intsia spp)...........................................................................<br />

46<br />

9.Transformasi Arsine-¹ √x/100 dari Nilai Kecambah Benih Merbau<br />

(Intsia spp).........<br />

46<br />

10. Analisa Sidik Ragam Terhadap Data Arsine -¹ √x/100 dari Persen<br />

Perkecambahan Benih Merbau (Intsia spp).................<br />

46<br />

11. Analisa Sidik Ragam Terhadap Data Arsine -¹ √x/100 dari Persen<br />

Kecambah Normal Benih Merbau (Intsia spp).................................<br />

12. Analisa Sidik Ragam Terhadap Data Arsine -¹ √x/100 dari Laju<br />

Perkecambahan Benih Merbau (Intsia spp)...............................


13. Analisa Sidik Ragam Terhadap Data Arsine -¹ √x/100 dari Nilai<br />

Kecambah Benih Merbau (Intsia spp)..........................................<br />

47<br />

14. Suhu dan Kelembaban Udara di Lokasi Penelitian Selama<br />

Penelitian Berlangsung..........................................<br />

47<br />

47


METODOLOGI PENELITIAN<br />

Tempat dan Waktu<br />

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian dan<br />

Teknologi Pertanian, dan di Pondok Annisa Kompleks Perumahan Amban Permai Kelurahan<br />

Amban Kabupaten Manokwari yang berlangsung selama ± 2 bulan dari tanggal 4 Mei sampai<br />

tanggal 14 Juli tahun 2007.<br />

Bahan dan Alat<br />

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih Merbau (Intsia spp.) asal Serui,<br />

isolat Rhizoctonia solani asal Agathis labilladieri, alkohol 70 %, asam laktat 25 %, media<br />

tanah + pasir kali steril, medium PDA (Potato Dextro Agar), kertas saring, plastik wrap,<br />

aquades steril, tisu, kapas, aluminium foil, gelas pelastik (gelas vit ), sungkup, karung terigu,<br />

kertas pasir.<br />

Alat yang digunakan antara lain tabung reaksi, labu erlenmeyer, cawan petri, autoklaf,<br />

laminar air flow, timbangan analitik, sudip pengaduk, bunsen, hand sprayer, inkubator, alat<br />

tulis menulis, kamera digital, jam (timer) dan thermohygrometer.


Metode Penelitian<br />

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan teknik<br />

observasi yang dirancang dalam pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan<br />

menggunakan dasar berat benih. Jumlah perlakuan yang diberikan sebanyak 3 perlakuan dan<br />

diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 9 satuan percobaan. Pada setiap satuan percobaan<br />

menggunakan 50 biji sehingga jumlah biji yang diperlukan untuk semua perlakuan sebanyak<br />

450 biji.<br />

berikut :<br />

Perlakuan inokulasi patogen R. solani pada benih Merbau (Intsia spp) adalah sebagai<br />

G0 = Benih dikikir tanpa inokulasi patogen R. solani<br />

G1= Benih dikikir dan diinokulasikan patogen R. solani yang direndam selama 1 jam<br />

G2 = Benih dikikir dan diinokulasikan patogen R. solani yang direndam selama 24 jam<br />

Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut :<br />

Yij = µ + αi + βk + εik<br />

Dimana :<br />

Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-I dan kelompok ke-k<br />

µ = Nilai tengah dari seluruh perlakuan<br />

αi = Pengaruh perlakuan ke-I (i = 0,1dan 2) dengan<br />

0 = Benih dikikir tanpa inokulasi patogen<br />

1 = Benih dikikir dan diinokulasikan patogen selama 1 jam<br />

2 = Benih dikikir dan diinokulasikan patogen selama 24 jam<br />

βk = Pengaruh kelompok ke-k (kel 1 = 5,0 – 6,3 gr; kel 2 = 6,4 – 7,7 gr; kel 3 = 7,8 – 9,1 gr)<br />

εik = Galat percobaan


Prosedur Penelitian<br />

A. Tahap Persiapan<br />

1. Persiapan Media<br />

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media campuran tanah dan pasir kali<br />

(2:1) yang telah disterilkan melalui pemanasan (menggunakan autoclaf) pada tekanan 1<br />

atm dan suhu 120 °c selama 30 menit, kemudian media dituangkan dalam pot-pot satuan<br />

percobaan.<br />

2. Persiapan Benih<br />

Pemilihan benih dilhat berdasarkan morfologi biji (tidak cacat dan biji berwarna coklat),<br />

dan harus bebas dari hama dan penyakit. Biji yang akan dijadikan benih ditimbang untuk<br />

menentukan ukuran keragaman berat benih, kemudian ditentukan berdasarkan selang<br />

tertentu.<br />

3. Perbanyakan Patogen<br />

Isolat Rhizoctonia solani dibiakan pada media PDA dalam cawan petri yang diinkubasikan<br />

pada suhu kamar selama 5 hari, dan diperbanyak sesuai kebutuhan untuk diinokulasikan<br />

ke benih Merbau.<br />

4. Pembuatan suspensi Rhizoctonia solani dengan dosis 10 cawan petri / 1000 ml aquades<br />

Biakan murni Rhizoctonia solani, dipanen sebanyak 10 cawan petri dengan menggunakan<br />

gelas preparat, lalu dimasukan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi 1000 ml aquades<br />

steril, kemudian dikocok-kocok hingga homogen dan siap digunakan untuk inokulasi ke<br />

benih.


B. Tahap Pelaksanaan<br />

1. Perlakuan Benih<br />

Benih sebelum digunakan dilakukan perlakuan pendahuluan pengikiran, perlakuan ini<br />

dimaksud untuk mempercepat atau merangsang berkecambah karena dengan perlakuan<br />

mengikir, kulit biji menjadi tipis sehingga mempermudah masuknya air ke benih.<br />

2. Desinfeksi Benih<br />

Desinfeksi benih dilakukan dengan mengusap benih menggunakan kapas yang telah<br />

dibasahi alkohol, lalu benih dibilas dengan air steril dan dikeringkan dengan kertas saring.<br />

3. Inokulasi Patogen Rhizoctonia solani ke Benih<br />

Benih yang sudah steril diinokulasikan dengan patogen melalui perendaman 1 jam dan 24<br />

jam dengan dosis 10 cawan Petri / 1000 ml air ada masing-masing wadah.<br />

4. Penanaman Benih<br />

Benih ditanam dalam gelas vit, untuk satu biji persatu gelas vit dan jarak antar gelas vit 1<br />

cm, dengan cara membenamkan ke dalam tanah sedalam satu centi meter. Bagian benih<br />

dimana bakal embrio akan muncul ditanam dengan posisi menghadap ke atas.<br />

5. Pemeliharaan<br />

Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman pada waktu pagi dan sore hari serta<br />

disesuaikan dengan kondisi tanah. Selain itu diamati suhu dan kelembaban harian serta<br />

dilakukan pembersihan dari tumbuhan pengganggu atau gulma.<br />

6. Waktu Pengamatan<br />

Pengamatan dilakukan pada waktu pagi (pukul 07.00 - 09.00 Wit), siang (pukul 12.00 -<br />

14.00 Wit) dan sore hari (pukul 16.00 – 18.00 Wit) selama penelitian berlangsung.


Variabel Pengamatan<br />

Variabel pengamatan yang diamati adalah persentase kecambah dan waktu mulai biji<br />

berkecambah serta lama waktu berkecambah.<br />

A. Variabel Utama<br />

1. Persen Perkecambahan (Germination Percentage)<br />

Rumus :<br />

Persen Perrkecambahan (%) = Jumlah benih yang kecambah x 100<br />

Jumlah contoh uji yang dikecambahkan<br />

a. Persen Kecambah Normal<br />

Rumus :<br />

Kecambah Normal (%) = Jumlah Kecambah Normal x 100<br />

Jumlah Seluruh Kecambah yang tumbuh<br />

Kriteria :<br />

- Infeksi primer sedikit oleh jamur, dianggap sebagai kecambah normal, kecuali ada terdapat<br />

pembusukan pada struktur esensial sehingga kecambah tidak bisa tumbuh baik kembali<br />

- Infeksi sekunder, disebabkan penularan dari kecambah atau biji sebelahnya yang terinfeksi,<br />

tetapi tidak terdapat pembusukan yang disebabkan tidak baiknya pelaksanaan pengujian,<br />

kecambah termasuk kecambah normal<br />

b. Kecambah Abnormal<br />

Rumus :<br />

Kecambah Abnormal (%) = Jumlah Kecambah Abnormal x 100<br />

Jumlah seluruh kecambah yang tumbuh


Kriteria :<br />

Infersi primer banyak oleh jamur, sehingga kecambah menjadi lemah atau busuknya satu<br />

atau lebih struktur esensial, dianggap kecambah tersebut abnormal<br />

c. Kecambah Mati<br />

Rumus :<br />

Kecambah Mati (%) = Jumlah Kecambah Mati x 100<br />

Kriteria :<br />

Jumlah seluruh kecamah yang tumbuh<br />

Kriteria ini ditunjukan untuk kecambah yang busuk, layu dan mati setelah jangka waktu<br />

pengujian yang ditentukan.<br />

2. Laju Perkecambahan (Germination Rate)<br />

Rumus :<br />

N1 T1 + N2 T2 + - - - + Nn Tt<br />

Jumlah Benih yang Berkecambah<br />

Dimana :<br />

N = Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu (hari)<br />

T = Jumlah hari awal pengamatan sampai dengan akhir dan interval tertentu suatu<br />

pengamatan<br />

Data yang akan dikumpulkan adalah :<br />

1. Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu (hari)<br />

2. Jumlah hari awal pengamatan sampai dengan akhir dan interval<br />

tertentu suatu pengamatan


3. Nilai Kecambah (Germination Value)<br />

Rumus :<br />

GV = PV X MDG<br />

Dimana :<br />

GV<br />

PV<br />

MDG<br />

= Nilai Kecambah (Germination Value)<br />

= Nilai Puncak (Peak Value)<br />

= Energi berkecambah atau rata-rata perkecambahan<br />

Harian (Mean Daily Germination)<br />

Nilai Puncak dapat dinyatakan dengan rumus :<br />

Nilai Puncak (PV) =<br />

% Perkecambahan pada T<br />

Jumlah hari yang diperlukan untuk mencapainya<br />

Rata-rata Perkecambahan harian dapat dinyatakan dengan rumus :<br />

Rata-rata perkecambahan (MDG) =<br />

Persen perkecambahan pada G<br />

Jumlah hari uji seluruhnya<br />

Data yang dikumpulkan adalah :<br />

1. Persen perkecambahan benih pada saat dimana perkecambahan mulai menurun<br />

2. Jumlah hari saat perkecambahan mulai menurun<br />

B. Variabel Penunjang<br />

Variabel penunjang yaitu suhu dan kelembaban harian yang diukur pada lokasi<br />

penelitian setiap pagi, siang dan sore selama penelitian berlangsung.


Analisa Data<br />

Analisa data dilakukan secara statistik menggunakan sidik ragam atau anova dan secara<br />

tabulasi.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!