29.01.2015 Views

harmony september 2011.FH11 - High Desert

harmony september 2011.FH11 - High Desert

harmony september 2011.FH11 - High Desert

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tahukah Anda<br />

Nila Berbentuk<br />

Susu Formula<br />

2. Streptococcus cremoris<br />

Secara alami, bakteri ini bisa ditemukan dalam jumlah sedikit dalam susu<br />

segar karena berfungsi menghambat bakteri patogen (merugikan) dengan<br />

cara menghasilkan asam laktat. Namun dalam jumlah banyak, pada<br />

manusia bakteri ini bisa memicu radang tenggorokan, radang amandel<br />

(tonsilitis) serta radang paru-paru (pneumonia).<br />

3. Mycobacterium spp<br />

Salah satu bakteri yang termasuk dalam kelompok Mycobacterium adalah<br />

bakteri penyebab tuberculosis (TBC) yakni M.tuberculosis. Namun TBC<br />

yang ditularkan oleh susu tidak disebabkan oleh M.tuberculosis melainkan<br />

oleh M.avium yang masih satu kerabat.<br />

Publik kini sedang menanti tindakan kementerian kesehatan yang<br />

diwajibkan Mahkamah Agung (MA) untuk mengumumkan susu formula<br />

yang mengandung bakteri Enterobacter Sakazakii. Selain Sakazakii,<br />

ternyata masih banyak bakteri lain yang bisa mencemari susu formula.<br />

Kontaminasi Enterobacter Sakazakii terungkap dalam sebuah penelitian<br />

di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dipublikasikan tahun 2008. Penelitian<br />

tersebut mengungkap ada 22 sampel susu formula yang beredar antara<br />

tahun 2003-2006 yang mengandung Enterobacter Sakazakii dalam kadar<br />

22,73 persen.<br />

Tingkat Kerentanan Bayi<br />

Pada manusia yang memiliki daya tahan tubuh kurang baik, infeksi<br />

Enterobacter Sakazakii dapat memicu berbagai gangguan kesehatan<br />

yang cukup serius dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Di antaranya<br />

meningitis, infeksi pada aliran darah dan inflamasi atau radang di saluran<br />

pencernaan.<br />

Meskipun demikian, dampak serius dari infeksi tersebut sangat jarang<br />

terjadi pada manusia dewasa. Dikutip dari Dairyreporter, Center for<br />

Disease Control and Prevention mencatat hingga tahun 2004 hanya ada<br />

60 kasus di seluruh dunia yang berakibat fatal.<br />

Sebagian besar dari kasus tersebut terjadi pada bayi usia kurang dari 5<br />

pekan, sementara risiko paling tinggi dialami oleh bayi yang lahir prematur<br />

atau yang memiliki berat badan rendah. Meski infeksi Enterobacter<br />

Sakazakii jarang terjadi, risiko kematian pada yang terinfeksi cukup tinggi<br />

yakni antara 33-80 persen.<br />

Sakazakii, Bakteri Susu yang Sedang Naik Daun<br />

Dikutip dari Microbiologyprocedure, Enterobacter Sakazakii bukan satusatunya<br />

jenis bakteri yang bisa mencemari susu formula. Sejak diperah<br />

dari ambing (puting) binatang, susu bisa terkontaminasi oleh berbagai<br />

jenis bakteri antara lain sebagai berikut:<br />

1. Staphylococcus aureus<br />

Bakteri ini merupakan pemicu utama gastroenteritis atau radang lambung<br />

dan ditularkan oleh binatang melalui susu segar. Binatang yang mengalami<br />

mastitis atau radang ambing akan menghasilkan susu yang terkontaminasi<br />

jika saat diperah ambingnya tidak dicuci terlebih dahulu.<br />

4. Pseudomonas sp<br />

Bakteri ini biasanya hanya ditemukan dalam susu segar yang belum<br />

diolah, namun susu pasteurisasi juga bisa tercemar akibat rekontaminasi<br />

dengan susu mentah. Meski tidak terlalu membahayakan, bakteri ini<br />

dapat menurunkan kualitas susu karena bersifat menguraikan protein.<br />

Fungsi alami dari bakteri yang juga ditemukan dalam daging dan bahan<br />

makanan lain ini adalah mempercepat pembusukan. Susu atau bahan<br />

makanan yagn terkontaminasi baktyeri ini biasanya tampak memiliki<br />

lapisan berlendir.<br />

5. Serratia marcescens<br />

Meski lebih jarang dibanding Staphylococcus aureus, bakteri Serratia<br />

marcescens juga bisa menyebabkan mastitis atau radang pada ambing<br />

binatang. Susu yang tercemar bakteri ini biasanya berwarna merah dan<br />

bisa memicu infeksi pada saluran pencernaan, kencing dan pernapasan.<br />

6. Enterobacter sakazakii<br />

Enterobacter sakazakii merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif,<br />

berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Bakteri ini<br />

termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Sampai tahun 1980, E. sakazakii<br />

dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning.<br />

Laporan mengenai infeksi E. sakazakii menunjukkan bahwa bakteri ini<br />

dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi.<br />

Kelompok bayi yang memiliki resiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu<br />

neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem<br />

tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan<br />

bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus<br />

(HIV).<br />

Angka kematian akibat infeksi E. sakazakii mencapai 40-80%. Sebanyak<br />

50% pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal<br />

dalam waktu satu minggu setelah diagnosa. Hingga kini belum ada<br />

penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun sebesar 3 cfu/100 gram<br />

dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi.<br />

Melihat fakta tersebut, kita disadarkan akan keagungan Yang Maha<br />

Kuasa dengan menganugerahkan ASI pada setiap ibu. ASI merupakan<br />

makanan dengan kandungan paling lengkap. Berikan ASI sebagai bukti<br />

cinta kepada buah hati Anda.[HD]<br />

26 Harmony September 2011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!