30.01.2015 Views

20140317_MajalahDetik_120

20140317_MajalahDetik_120

20140317_MajalahDetik_120

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

MISTERI HILANGNYA MH-370<br />

JOKOWI JADI CAPRES PDI PERJUANGAN.<br />

JALAN MASIH PANJANG.<br />

EDISI <strong>120</strong> | 17 - 23 MARET 2014


DAFTAR ISI<br />

Edisi <strong>120</strong> 17 - 23 maret 2014<br />

Tap Pada konten untuk membaca artikel<br />

Fokus<br />

dapat karpet merah<br />

lalu bismillah<br />

Jokowi mendapat mandat untuk menjadi<br />

capres PDIP 2014. Perjalanan politiknya<br />

mulus.<br />

Nasional<br />

Hukum<br />

baca juga<br />

jokowi MASAlah BUAT lo<br />

edisi 102<br />

baca juga<br />

presiden idaman lain<br />

edisi 105<br />

n Kalau PK Bisa Berulang<br />

internasional<br />

n Akibat Pamer Membantai Kucing<br />

kriminal<br />

n terimpit utang, ibu benamkan anak<br />

ekonomi<br />

n All Right, Good Night, dan Hilang<br />

n ke timur atau ke barat<br />

n ‘musik setan’ dari teheran<br />

interview<br />

n ketua umum mui, din syamsuddin<br />

kolom<br />

n sara: dibunuh atau terbunuh<br />

sisi lain CAPRES<br />

n sampai tak mempan ditembak<br />

n Renegosiasi Tambang Penuh Ganjalan<br />

n sepucuk surat berlogo kpk<br />

n beda nasib, beda kepentingan<br />

bisnis<br />

n dari pegawai bank ke juragan gorengan<br />

n herbalife dijegal, pejabat dielus-elus<br />

buku<br />

n kisah gus dur dan si semlohai<br />

lensa<br />

spoRT<br />

n Ini Bukan Jabulani<br />

n Berkah Kampanye<br />

people<br />

Seni hiburan<br />

n Fuad Rahmany | Miley Cyrus | Gugun<br />

GAya hidup<br />

n suara lirih perempuan penyintas<br />

n riuh-rendah solferino<br />

n film pekan ini<br />

n agenda<br />

Cover:<br />

Ilustrasi: Kiagus Auliansyah | Musik: Bento - Iwan Fals<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

n Asyiknya Backpacker-an<br />

n singgah ke pecinan tertua bangka<br />

n pong me! if you can<br />

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />

Nugroho, Mulat Esti Utami, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif<br />

Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita,<br />

Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar<br />

Rifai Bahasa: Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus<br />

Purnomo Product Management: Sena Achari, Eko Tri Hatmono Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus<br />

Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi<br />

Wahyono, Fuad Hasim, Luthfy Syahban.<br />

Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />

Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />

appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />

No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.


lensa<br />

Berkah Kampanye<br />

Tap untuk melihat foto UKURAN BESAR<br />

Para pengusaha sablon dan percetakan kembali memanen rezeki lima tahunan. Mereka mengerjakan atribut kampanye pemilu, seperti<br />

kaus, spanduk, dan bendera partai/caleg. Omzet naik lebih dari dua kali lipat, kendati sebagian waswas tidak dibayar.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


lensa<br />

Suasana percetakan sablon di Tebet, Jakarta Selatan (12/3). Pemilik menyatakan omzet naik sampai 50 persen dengan pemesan dari kawasan<br />

Jabodetabek. (Rachman Heryanto/detikcom)


lensa<br />

Cetak dengan teknik sablon tetap diburu meski sudah ada teknik cetak mesin yang lebih mudah dan cepat. Salah satunya karena harga lebih murah.<br />

(Ari Saputra/detikcom)


Pekerja mesti menyelesaikan pesanan mulai pukul 08.00 WIB hingga tengah malam mendekati musim kampanye. Pada hari biasa, pekerjaan<br />

normal hanya memakan waktu 8 jam. (Ari Saputra/detikcom)


lensa<br />

Bukan hanya di Jakarta, di daerah juga merasakan manisnya rezeki pesanan atribut kampanye hingga lima kali lipat. Pekerja sedang menyelesaikan<br />

pesanan caleg Partai Demokrat di Makassar, caleg Hanura di Madiun, dan caleg Partai Golkar di Jakarta. (Antarafoto)


lensa<br />

Selain sablon, konveksi turut kebanjiran order atribut kampanye, seperti topi, baju, dan bendera. Tampak para pedagang atribut kampanye di<br />

Pasar Senen, Jakarta. (Rachman Heryanto/detikcom)


lensa<br />

Banyaknya atribut kampanye yang dipajang membuat ruang publik kotor sehingga perlu ditertibkan, seperti terlihat di Yogyakarta, Aceh, dan<br />

Depok. (AntaraFoto)


nasional<br />

Kalau<br />

PK<br />

Bisa Berulang<br />

Putusan Mahkamah Konstitusi yang membuka peluang<br />

peninjauan kembali bisa diajukan berkali-kali bakal memancing<br />

gelombang pengajuan permohonan PK kedua ke pengadilan.<br />

Namun syarat pengajuannya diperketat oleh Mahkamah Agung.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


nasional<br />

Suasana tempat pendaftaran<br />

permohonan banding, kasasi,<br />

dan PK di PN Jakarta Selatan,<br />

Jumat (14/3).<br />

Ari Saputra/detikfoto<br />

Edih Kusnadi bungah. Terpidana kasus<br />

narkotik ini tak mampu menyembunyikan<br />

kebahagiaannya ketika ditemui di<br />

Lembaga Pemasyarakatan Cipinang,<br />

Jakarta Timur, pekan lalu. Putusan Mahkamah<br />

Konstitusi yang membatalkan Pasal 268 Ayat<br />

3 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana<br />

(KUHAP)—yang mengatur peninjauan kembali<br />

hanya bisa diajukan satu kali—menerbitkan<br />

kembali harapannya.<br />

“Setidaknya saya punya kesempatan untuk<br />

membuktikan kebenaran,” kata pria berusia 34<br />

tahun itu kepada majalah detik.<br />

Edih dijerat dengan Pasal 114 Undang-Undang<br />

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika<br />

karena dituduh menerima sabu seberat 25<br />

gram dari temannya, Iswadi, Mei 2011. Saat itu,<br />

ia sedang menunggu Iswadi di depan Gajah<br />

Mada Plaza, Jakarta Pusat, sebelum ditangkap<br />

rombongan polisi, dan digiring ke Markas Kepolisian<br />

Daerah Metro Jaya.<br />

Setiba di Polda, ia kaget karena Iswadi telah<br />

ditangkap bersama seorang pengemudi ojek<br />

lantaran membawa sabu. Saat itulah Edih<br />

merasa dijebak karena Iswadi, kepada polisi,<br />

mengaku sabu itu akan diserahkan kepadanya.<br />

Padahal, ia berdalih, rencana pertemuannya<br />

dengan Iswadi itu untuk membahas asuransi.<br />

Edih, bapak dua anak, adalah agen asuransi.<br />

Nasib pun berkata lain. Edih tetap dijatuhi hukuman.<br />

Karena itu, dalam waktu dekat, warga Tangerang,<br />

Banten, tersebut bersama pengacaranya<br />

akan mengajukan permohonan PK<br />

di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Apalagi ia<br />

telah mengantongi bukti baru (novum) sebagai<br />

syarat diajukannya upaya hukum itu, di antaranya<br />

pengakuan Iswadi dan tukang ojek bahwa<br />

mereka terpaksa menyebut namanya karena<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


saja dia dan para staf panitera pidana sudah<br />

sangat sibuk menerima permohonan kasasi<br />

dan PK, apalagi setelah putusan MK tentang<br />

peninjauan kembali ini dijatuhkan. Para terpidana<br />

atau ahli warisnya bakal ramai-ramai mengajukan<br />

PK ke pengadilan.<br />

Saat ini PN Jakarta Pusat memang belum<br />

menerima pengajuan permohonan PK kedua<br />

setelah keluarnya putusan MK. Namun tandatanda<br />

itu sudah terlihat dengan banyaknya<br />

orang yang datang untuk menanyakan pronasional<br />

Antasari Azhar setelah menjalani<br />

sidang putusan uji materi<br />

KUHAP yang diajukannya di<br />

Mahkamah Konstitusi, Jakarta,<br />

Kamis (6/3).<br />

Hasan/detikfoto<br />

tidak tahan atas paksaan polisi saat diperiksa.<br />

Bukan hanya Edih, setelah keluarnya putusan<br />

MK itu, diperkirakan akan ada banyak terpidana<br />

yang meminta PK ke Mahkamah Agung, terutama<br />

mereka yang mengajukan PK untuk kedua<br />

kalinya setelah permohonan pertama ditolak.<br />

“Pascaputusan, pasti akan banyak yang mengajukan,”<br />

ujar Harryawan, pegawai bagian kasasi<br />

dan PK di PN Jakarta Pusat, Rabu, 12 Maret lalu.<br />

Pria yang akrab disapa Harry ini memperkirakan<br />

bakal makin sibuk ke depannya. Sehari-hari<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


nasional<br />

Pendiri LBH Masyarakat,<br />

Taufik Basari<br />

ari saputra/detikfoto<br />

sedur serta persyaratan pengajuan PK dalam<br />

beberapa hari belakangan. Senada, Sri Pudji<br />

Sumaryanti, pegawai bagian kasasi dan PK di<br />

PN Jakarta Selatan, menyatakan pihaknya belum<br />

menerima permohonan PK kedua, setelah<br />

putusan MK tersebut keluar. Termasuk dari<br />

Antasari Azhar, terpidana kasus pembunuhan<br />

Nasrudin Zulkarnaen.<br />

Putusan pembatalan Pasal 268 Ayat 3 KU-<br />

HAP dibacakan Ketua MK Hamdan Zoelva<br />

dalam sidang uji materi yang digelar Kamis, 6<br />

Maret lalu. Uji materi diajukan oleh Antasari<br />

karena bekas Ketua Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi itu merasa pasal tersebut menghalanginya<br />

kembali mengajukan permohonan PK.<br />

Antasari, yang diganjar 18 tahun penjara dalam<br />

kasus pembunuhan Nasrudin, sebelumnya<br />

mengajukan PK tapi ditolak Mahkamah<br />

Agung.<br />

Pengacara Antasari, Maqdir Ismail, membenarkan<br />

bahwa kliennya akan mengajukan PK<br />

kedua setelah keluarnya putusan MK itu. Tapi<br />

PK baru akan diajukan setelah novum yang kuat<br />

terkumpul. “Tunggu saja. Yang pasti novum<br />

sudah kami pilah,” tuturnya.<br />

Ketua Dewan Pengurus sekaligus pendiri<br />

Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, Taufik<br />

Basari, juga memperkirakan pengajuan PK kedua<br />

oleh terpidana ataupun ahli warisnya bakal<br />

membeludak. Kendati begitu, ia mendukung<br />

putusan MK yang membatalkan pasal bahwa<br />

PK hanya bisa diajukan satu kali.<br />

Menurut Taufik, semestinya PK dipandang<br />

sebagai putusan yang menjunjung tinggi hak<br />

asasi manusia. Sebab, jika PK diatur hanya bisa<br />

diajukan sekali, kecil peluang<br />

terpidana ataupun ahli<br />

waris terpidana untuk<br />

menunjukkan kebenaran.<br />

Ia pun mencontohkan<br />

kasus Sengon<br />

dan Karta<br />

yang dihukum<br />

seumur hidup<br />

dengan tuduhan<br />

pembunuhan.<br />

Saat Se-<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


nasional<br />

Hakim MK, Harjono<br />

rengga sencaya/detikfoto<br />

ngon dan Karta menjalani masa hukuman,<br />

datang seseorang yang mengaku sebagai<br />

pembunuh sebenarnya. Secara peradilan, kata<br />

Taufik, Sengon dan Karta telah menanggung<br />

hukuman, meskipun mereka tidak bersalah.<br />

Namun, kendati dengan putusan itu terpidana<br />

bisa mengajukan PK lebih dari satu kali, bukan<br />

berarti upaya hukum tersebut bisa diajukan<br />

ujug-ujug. Hakim MK, Harjono, menuturkan<br />

novum yang diajukan kepada hakim harus<br />

benar-benar kuat. Harjono juga membantah<br />

jika dikatakan bahwa putusan soal PK itu<br />

dijatuhkan karena lembaganya ditekan<br />

pihak tertentu. “Tidak ada tekanan<br />

dari pihak mana<br />

pun,” ucap Harjono<br />

saat ditemui di<br />

kantornya.<br />

Putusan MK<br />

yang memberi<br />

peluang<br />

permohonan<br />

PK bisa diajukan berulang-ulang<br />

bakal membuat Mahkamah Agung bekerja ekstrakeras.<br />

Apalagi putusan tersebut memberi<br />

peluang kepada terpidana yang merasa tidak<br />

puas untuk terus-menerus mengajukan PK.<br />

“Yang di kuburan pun bisa mengajukan PK,”<br />

kata juru bicara MA, Ridwan Mansyur, Selasa,<br />

11 Maret lalu.<br />

Karena itu, lembaganya akan segera membuat<br />

peraturan yang memperberat syarat pengajuan<br />

PK. Alasannya, supaya PK tidak digunakan<br />

untuk mencari peruntungan bagi terpidana<br />

atau ahli waris terpidana yang sudah meninggal.<br />

PK juga harus tetap dianggap sebagai upaya<br />

hukum luar biasa.<br />

Lagi pula, putusan telah berkekuatan hukum<br />

tetap di tingkat kasasi, sehingga pengajuan PK<br />

tidak menunda pelaksanaan hukuman baginya,<br />

baik pidana, perdata, maupun tata usaha negara.<br />

Sebab, jika tidak, MA mengkhawatirkan<br />

hilangnya asas kepastian hukum. “Kalau tidak<br />

begitu, sampai kapan mau ada keadilan” ujar<br />

Ridwan. n Kustiah | dimas<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


hukum<br />

Akibat Pamer<br />

Membantai<br />

Kucing<br />

Danang Sulistyo harus berurusan<br />

dengan polisi gara-gara menembak<br />

mati kucing dan mengunggah fotonya<br />

di media sosial. Ia juga dipecat dari<br />

pekerjaannya.<br />

Majalah detik 10 17 - 16 23 Maret 2014


hukum<br />

Foto kucing yang dibantai.<br />

Twitter @dominico_danang. Tak hanya foto,<br />

sang penembak juga menulis komentar yang<br />

menunjukkan kebanggaannya setelah menembak<br />

mati kucing itu.<br />

“Anak kucing ini meregang nyawa di ujung<br />

laras Sharp TIGER baru saya. Kucing naas ini<br />

menjadi korban keganasan proyektil kaliber 4,5<br />

mm yang dilesatkan senapan baru saya. Kucing<br />

ini saya tembak dari jarak sekitar 20 meter dengdok.change.org<br />

Para pengguna jejaring sosial, seperti<br />

Facebook, Twitter, dan Path, geram<br />

gara-gara foto sadis seekor anak kucing<br />

dengan kepala bersimbah darah<br />

beredar beberapa pekan terakhir ini. Kucing itu<br />

tewas ditembak dengan senapan angin.<br />

Parahnya, sang penembak sendiri yang<br />

mem-posting foto tersebut melalui akun Facebook<br />

bernama Danang Sutowijoyo, dan akun<br />

Majalah detik 17 - 23 Maret 2014


hukum<br />

Danang dijerat Pasal<br />

302 Ayat 2 Kitab<br />

Undang-Undang<br />

Hukum Pidana tentang<br />

penganiayaan hewan<br />

dengan ancaman<br />

hukuman penjara<br />

9 tahun.<br />

an kekuatan 12 kali pompaan. Hasilnya, peluru<br />

menembus bagian rahang kucing dan melaju<br />

terus hingga keluar dari wajah kucing. Kucing<br />

sempat mengalami kejang-kejang dan akhirnya<br />

mati 2 menit kemudian. 1 shot 1 kill. Hahahaha”,<br />

begitu kata sang penembak di akun jejaring<br />

sosialnya.<br />

Foto berikut komentar Danang<br />

begitu cepat beredar karena<br />

sejumlah pengguna Twitter<br />

mengunggah ulang foto tersebut<br />

disertai ribuan cuit<br />

kecaman. Seketika nama<br />

Danang Sutowijoyo pun<br />

mendadak populer di<br />

media sosial. Tindakan<br />

Danang tersebut juga<br />

membuat resah sejumlah<br />

aktivis perlindungan hewan.<br />

Kelompok pencinta hewan<br />

lalu membuat kampanye anti-penembakan<br />

kucing yang dilakukan Danang.<br />

Bahkan kelompok Animal Protect membuat<br />

petisi menuntut pembantai kucing itu diadili.<br />

Petisi yang disuarakan melalui situs www.change.org<br />

itu didukung lebih dari 4.900 orang.<br />

Di Facebook, sejumlah pencinta hewan yang<br />

tergabung dalam Animal Lover juga membuat<br />

aksi serupa dengan akun “Kecam Danang Sutowijoyo<br />

Sang Pembantai Kucing”. Aksi ini hingga<br />

Kamis pekan lalu sudah mendulang 8.718<br />

dukungan. Sementara itu, Animal Defenders<br />

melaporkan Danang ke polisi karena dianggap<br />

melanggar hukum.<br />

Organisasi pencinta hewan itu melaporkan<br />

Danang Sutowijoyo, yang bernama asli Danang<br />

Sulistyo, ke Kepolisian Resor Sleman, Daerah<br />

Istimewa Yogyakarta, pada Rabu, 5 Maret lalu.<br />

Warga Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah,<br />

Kabupaten Sleman, itu dijerat Pasal 302 Ayat 2<br />

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)<br />

tentang penganiayaan hewan dengan ancaman<br />

hukuman penjara 9 tahun atau denda Rp 300<br />

juta.<br />

“Penganiayaan hewan, apalagi pembunuhan<br />

Majalah detik 17 - 23 Maret 2014


hukum<br />

Screenshot foto dan komentar<br />

Danang di media sosial.<br />

Danang saat menunjukkan kuburan kucing<br />

yang ditembaknya kepada polisi.<br />

bagus kurniawan/detikcom<br />

tanpa belas kasih atau kejam, harus dihentikan<br />

dan pelaku harus dijerat hukum agar<br />

memberi efek jera,” kata anggota Animal<br />

Defenders, Doni Herdaru Tona, kepada majalah<br />

detik.<br />

Danang sendiri menembak kucing dan memamerkan<br />

kekejiannya itu sekitar 10 bulan lalu,<br />

tepatnya Mei 2013. Namun baru mencuat dan<br />

menuai kemarahan publik sejak Februari lalu.<br />

Danang pun mengaku sudah sering menerima<br />

teror, seperti melalui telepon, sebelum akhirnya<br />

berurusan dengan polisi. Bekas karyawan<br />

swasta ini juga sempat digeruduk beberapa<br />

aktivis pencinta satwa agar tak lagi mengulangi<br />

perbuatannya.<br />

Pria berusia 30 tahun itu mulai dipe riksa polisi<br />

pada Jumat, 7 Maret lalu, dilanjutkan sehari<br />

sesudahnya. Sejumlah penyidik yang dipimpin<br />

Kepala Unit II Reserse Kriminal (Reskrim)<br />

Polres Sleman, Inspektur Satu Dani Permana,<br />

juga mendatangi rumah mertua Danang yang<br />

ditempati Danang dan istrinya di Dusun Jomblang,<br />

Desa Tegaltirto. Di kebun pisang belakang<br />

rumah itulah polisi menemukan lokasi<br />

penguburan kucing tersebut.<br />

Tulang-belulang kucing itu lalu dibawa untuk<br />

dijadikan alat bukti. Polisi juga membawa<br />

beberapa peluru senapan angin yang tersisa.<br />

Sedangkan senapan angin untuk menembak<br />

kucing itu belum ditemukan karena, ternyata,<br />

sudah dijual Danang ke pedagang rongsokan<br />

seharga Rp 300 ribu.<br />

“Saya diperiksa dua kali. Pertama di Mapolsek<br />

Majalah detik 17 - 23 Maret 2014


hukum<br />

Status yang dituliskan Danang<br />

lewat jejaring sosial.<br />

facebook<br />

Berbah dan kedua hari Sabtu di Polres Sleman,”<br />

ujar Danang secara terpisah. Di Polres Sleman,<br />

ia diperiksa selama lima jam.<br />

Polisi menanyakan kronologi penembakan<br />

kucing tersebut hingga fotonya diunggah di Facebook<br />

dan Twitter. Namun Danang mengaku<br />

tidak tahu siapa yang mengunggah foto hasil<br />

aksinya di Path. Ia berdalih tidak mempunyai<br />

akun media sosial tersebut. Danang juga membantah<br />

tindakannya itu untuk gagah-gagahan.<br />

Dia berdalih menembak kucing karena jengkel<br />

hewan tersebut sering mencuri makanan di<br />

rumahnya.<br />

Tidak hanya berurusan dengan polisi, akibat<br />

ulahnya itu Danang diberhentikan dari tempat<br />

kerjanya, sebuah perusahaan swasta asing,<br />

yang tidak mau kena getah dari masalah Danang<br />

yang mengundang perhatian publik. Ayah<br />

satu anak itu kini menganggur di rumah, yang<br />

ditinggalinya bersama mertua, istri, dan satu<br />

anaknya yang masih balita.<br />

“Sekarang menganggur, belum kerja lagi. La,<br />

gimana Kemarin kontrak kerjanya juga langsung<br />

tidak diperpanjang,” tuturnya.<br />

Ditemui terpisah, Kepala Satuan Reskrim<br />

Polres Sleman, Ajun Komisaris Alaal Prasetyo,<br />

mengatakan status Danang masih sebatas<br />

saksi, dan belum meningkat ke tersangka.<br />

Saat ini polisi masih mencari barang bukti<br />

lain, yakni senapan angin yang telah dijual ke<br />

tukang rongsokan.<br />

Majalah detik 17 - 23 Maret 2014


hukum<br />

Doni Herdaru Tona<br />

dok. Animal Defenders<br />

“Kita juga masih melakukan pengkajian dan<br />

mencari saksi ahli untuk melengkapi pembuktian<br />

adanya pelanggaran. Kita juga akan<br />

memanggil pelapor,” ucapnya.<br />

Setelah peristiwa ini, Danang menutup<br />

akun Twitter-nya. Namun ia masih mempertahankan<br />

akun Facebook miliknya. Dari media<br />

sosial itu pula diketahui bahwa Danang<br />

lebih dari lima kali membantai kucing.<br />

Danang sejatinya bukan warga asli Dusun<br />

Jomblang. Mertuanyalah yang warga asli desa<br />

itu. Sepengetahuan tetangga, Danang adalah<br />

pendatang dari Jambi. Sekitar setahun lebih<br />

setelah menikah, mereka tinggal di rumah<br />

mertuanya. “Sehari-harinya (Danang) cuma<br />

kelihatan kalau pergi kerja. Paling kalau<br />

beli makanan di warung baru kelihatan,”<br />

kata Purwanti, seorang warga. “Dia juga<br />

jarang bergaul dengan tetangga,” ujarnya.<br />

■<br />

M. riZAL, BAGUS kurniAWAN (yogyAKARTA) | DIMAS<br />

Majalah detik 17 - 23 Maret 2014


kriminal<br />

Terimpit<br />

Utang, Ibu<br />

Benamkan<br />

Anak<br />

Dedeh tak menunjukkan<br />

penyesalan telah membunuh<br />

anaknya. Polisi mendalami dugaan<br />

pelaku terlibat aliran sesat.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kriminal<br />

Suami Dedeh, Kasito,<br />

berkemeja batik, saat<br />

berada di rumah sakit.<br />

baban g/detikcom<br />

Kampung Cijenjing, RT 05 RW 22,<br />

Desa Kertamulya, Padalarang, Kabupaten<br />

Bandung, Jawa Barat, dini hari<br />

itu, Senin, 10 Maret 2014, begitu sunyi.<br />

Hampir seluruh warganya terlelap. Namun,<br />

sekitar pukul 03.00 WIB, Rostika terbangun<br />

gara-gara ada yang mengetuk pintu rumahnya<br />

keras-keras, disusul teriakan minta tolong dari<br />

teras.<br />

Alangkah terkejutnya Rostika ketika tahu<br />

yang membuat gaduh itu adalah Muhammad<br />

Fahrul Robani, 10 tahun, keponakannya, yang<br />

tinggal tidak jauh dari rumahnya. “Fahrul menangis<br />

sambil bilang adiknya ada di dalam tangki<br />

air. Saya langsung pergi ke rumah Dedeh, kakak<br />

saya, untuk mencari tahu. Ada tetangga yang<br />

juga ikut,” kata Rostika.<br />

Setiba di rumah Dedeh Uum Fatimah, 38<br />

tahun—ibu Fahrul—Rostika langsung menuju<br />

tangki air, yang terletak di lantai dua. Ia kaget<br />

bukan kepalang, setelah penutup tangki plastik<br />

berkapasitas 1.000 liter tersebut dibuka, terlihat<br />

Aisyah Fany, anak bungsu Dedeh yang berusia<br />

2,5 tahun, sudah kaku dan tak bernyawa. “Saat<br />

itu Dedeh sudah tidak ada di rumah,” ujarnya.<br />

Beberapa jam kemudian, Rostika mendapat<br />

kabar kakak perempuannya itu sudah berada<br />

di kantor Kepolisian Sektor Padalarang. Berdasarkan<br />

keterangan polisi, Dedeh menyerahkan<br />

diri beberapa saat setelah melakukan aksi keji,<br />

membunuh anak kandungnya. Fahrul bercerita,<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kriminal<br />

Kasito menatap jasad<br />

anaknya, saat berada di<br />

rumah sakit.<br />

baban g/detikcom<br />

ia juga sempat diangkat oleh ibunya ke lantai<br />

dua dan dibenamkan ke dalam tangki air. Bocah<br />

yang masih duduk di kelas IV sekolah dasar itu<br />

terbangun ketika badannya nyemplung di air. Ia<br />

pun selamat dari upaya pembunuhan tersebut.<br />

Fahrul berupaya keluar dari tangki air sembari<br />

berteriak minta tolong. Namun sang ibu malah<br />

menekan kepalanya dan menutup tandon air<br />

tersebut. “Ibu nyuntrungin (mendorong) kepala<br />

saya,” tutur bocah yang biasa dipanggil Arul itu.<br />

Teriakan Arul rupanya didengar Muhammad<br />

Rizaldi atau Ijal, 15 tahun, kakaknya. Ijal berniat<br />

menolong adiknya itu. Namun, saat Ijal menghampiri,<br />

ia malah disuruh ibunya pergi ke rumah<br />

Rostika. Nah, saat perhatian Dedeh terpecah ke<br />

Rizaldi itulah Arul meloncat keluar dari tempat<br />

penampungan air tersebut dan kabur ke kamar<br />

Andrin, sepupunya yang tinggal di lantai dua<br />

rumah itu. “Pas Aa (kakak) Ijal turun, Arul sama<br />

Teh Andrin. Pas kami keluar, Ibu sudah enggak<br />

ada,” ucap Arul.<br />

Fahrul dan Andrin kemudian lari meminta<br />

pertolongan ke rumah Rostika, disusul Rizaldi.<br />

Saat itu, kata Arul, Aisyah belum dimasukkan<br />

ke tangki oleh sang ibu. Rupanya, saat mereka<br />

pergi ke rumah Rostika, Dedeh pergi ke kamar<br />

dan membopong Aisyah yang masih terlelap<br />

ke lantai dua, dan membenamkannya di tangki<br />

air. Lubang tangki ditutup hingga bocah malang<br />

itu ditemukan tewas.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kriminal<br />

Kami akan mendalami kemungkinan pelaku<br />

mengikuti ajaran aliran sesat. Kami akan<br />

melihat ke sana.<br />

Kepala Polda Jawa<br />

Barat Inspektur Jenderal<br />

Mochamad Iriawan.<br />

baban g/detikcom<br />

Setelah melakukan aksi kejinya, Dedeh<br />

mendatangi kantor Polsek Padalarang untuk<br />

menyerahkan diri. “Saat datang ke kantor,<br />

kondisi pelaku sehat, tapi kondisi jiwanya labil,”<br />

kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian<br />

Resor Kota Cimahi Ajun Komisaris Suparma<br />

kepada majalah detik.<br />

Kepada polisi, Dedeh berterus terang telah<br />

menghabisi nyawa anak kandungnya. Parahnya,<br />

Dedeh sama sekali tidak menyesali perbuatannya.<br />

Ia justru menyesal dua darah dagingnya<br />

yang lain, Rizaldi dan Fahrul, tidak ikut tewas.<br />

“Menyesal dua anak lagi enggak ikut meninggal.<br />

Kalau meninggal, kan masuk surga,” ujar<br />

Dedeh di hadapan polisi.<br />

Menurut Dedeh, perbuatan itu sengaja dilakukan<br />

akibat impitan ekonomi. Dia mengaku<br />

punya banyak utang, namun ia tidak menyebut<br />

berapa jumlah utangnya. “Saya enggak mau<br />

membebani anak,” tuturnya. Kepada polisi pula<br />

Dedeh mengaku siap menanggung risiko. Ia sadar,<br />

akibat perbuatannya itu, ia bakal dipenjara.<br />

Sementara itu, Kasito, 38 tahun, suami Dedeh,<br />

mengaku baru mengetahui kejadian pagi<br />

harinya, sekitar pukul 07.30 WIB. Pengemudi<br />

truk ekspedisi di sebuah perusahaan farmasi<br />

di Bogor itu kaget ketika menyalakan telepon<br />

selulernya. Ia menerima banyak pesan singkat<br />

(SMS) yang mengabarkan bahwa anaknya tewas.<br />

Ia juga mendapat panggilan telepon.<br />

Saat itu juga Kasito bergegas ke Rumah Sakit<br />

Hasan Sadikin, Bandung. Ia semakin shock<br />

ketika tahu Aisyah tewas dibunuh ibunya sendiri.<br />

“Enggak menduga. Soalnya, enggak ada<br />

masalah,” ucapnya berulang-ulang saat ditemui<br />

terpisah.<br />

Kasito mengakui memang jarang mengobrol<br />

dengan istrinya. Selama ia bekerja di Bogor,<br />

komunikasi dengan istrinya hanya soal anak.<br />

Selama ini, kata dia, istrinya itu tidak pernah<br />

memukul anak-anaknya kalau sedang marah.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kriminal<br />

Dedeh saat menjalani<br />

pemeriksaan di kantor<br />

polisi.<br />

baban g/detikcom<br />

Hal itulah yang membuat Kasito tidak menyangka<br />

Dedeh bisa berbuat sekejam itu.<br />

Hasil sementara penyidikan polisi, motif<br />

pembunuhan itu diduga depresi akibat kondisi<br />

ekonomi. Meski begitu, polisi terus memeriksa<br />

Dedeh secara intensif. Termasuk menelisik<br />

dugaan hubungan perbuatan Dedeh dengan<br />

aliran sesat.<br />

“Kami akan mendalami kemungkinan pelaku<br />

mengikuti ajaran aliran sesat. Kami akan<br />

melihat ke sana,” kata Kepala Kepolisian Daerah<br />

Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad<br />

Iriawan di tempat berbeda.<br />

Tim psikiater Polda Jawa Barat sudah dikirim<br />

ke Polresta Cimahi untuk memeriksa kondisi<br />

kejiwaan Dedeh. Pemeriksaan itu diharapkan<br />

bisa mengungkap alasan Dedeh membunuh<br />

anaknya.<br />

Secara terpisah, ahli psikiatri dari RS Hasan<br />

Sadikin, Bandung, Dr Teddy Hidayat, berpendapat,<br />

dari hasil wawancaranya dengan<br />

Dedeh, wanita itu tak menunjukkan gejala<br />

depresi, stres, atau frustrasi berat. Pelaku malah<br />

tersenyum, dan tidak menyesali perbuatannya.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kriminal<br />

bisa memicu tindakan psikopat. “Termasuk<br />

kemungkinan mendalami lebih jauh soal bagaimana<br />

pola pelajaran yang selama ini dia<br />

terima, itu saja,” Teddy menuturkan. n<br />

M. Rizal, Baban Gandapurnama, Tya Eka Yulianti (Bandung) | Deden<br />

Fahrul saat menunjukkan<br />

tangki air tempat adiknya<br />

dibenamkan sang ibu.<br />

tya eka yulianti/detikcom<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

“Saya kira, kelainan jiwanya memang ada.<br />

Tapi bukan depresi atau frustrasi. Kalau depresi<br />

kan kelihatan raut wajah dan anggota<br />

tubuh akan bergerak tanpa beraturan. Tetapi<br />

lebih kepada psikopat, karena senang dan<br />

tertawa setelah melakukannya,” ujar Teddy.<br />

Namun ia berharap kepolisian mendalami<br />

kondisi Dedeh dengan melakukan visum kejiwaan.<br />

Persoalan utang, penghasilan kurang,<br />

sering ditinggal suami, dan masalah lain<br />

Majalah detik 20 17 - 26 - 23 januari maret 2014


Kolom<br />

SARA: DIBUNUH ATAU<br />

TERBUNUH<br />

Oleh: Reza Indragiri Amriel<br />

Motif membunuh Sara terkandung lebih nyata<br />

pada Syifa ketimbang pada Hafitd.<br />

Biodata<br />

Nama :<br />

Reza Indragiri Amriel<br />

Tempat/Tanggal<br />

Lahir:<br />

Jakarta, 19 Desember 1974<br />

Pendidikan:<br />

■ Sarjana, Fakultas Psikologi<br />

Universitas Gadjah Mada,<br />

Yogyakarta, lulus 1998<br />

■ Master Psikologi Forensik,<br />

University of Melbourne,<br />

Australia, lulus 2003<br />

Foto di Detik.com itu mengguncang banyak orang. Syifa dan Hafitd,<br />

dua tersangka pembunuhan Sara, duduk bersebelahan. Wajah<br />

Hafitd tampak kuyu. Syifa, kontras dengan Hafitd, terlihat seperti<br />

menyunggingkan senyum. Mudah bagi siapa pun yang melihat foto<br />

itu untuk langsung menyimpulkan, “Dua anak muda psikopat!”<br />

Jika disederhanakan, psikopat adalah sebutan bagi individu yang terlihat<br />

mempesona, mempunyai kecerdasan di atas rata-rata, dan berdaya adaptasi<br />

tinggi terhadap situasi. Itu casing mereka. Namun, jika dilongok ke dalam,<br />

psikopat adalah sosok manipulatif dengan visi hidup menjadi raja diraja atas<br />

seluruh umat manusia. Bagi psikopat, segala sesuatu dibingkai menjadi siapa<br />

yang bisa dimanfaatkan, siapa yang bisa ditaklukkan.<br />

Persoalannya, dengan kecenderungan psikologis sedemikian rupa, seorang<br />

psikopat pun tidak akan mengakui ia adalah psikopat. Semua orang,<br />

hampir bisa dipastikan, ingin selalu terlihat punya citra positif betapa pun<br />

niat hidupnya sedemikian destruktif. Jadi tidak hanya sukar membedakan<br />

antara psikopat dan bukan psikopat, istilah yang terkesan ilmiah itu tak ba-


Karier:<br />

■ Departemen Luar Negeri,<br />

1998-2000<br />

■ Dosen Psikologi Forensik<br />

di Perguruan Tinggi Ilmu<br />

Kepolisian, sejak 2004<br />

■ Dosen Kajian Ilmu Komunikasi<br />

Universitas Indonesia untuk<br />

mata kuliah psikologi forensik<br />

■ Dosen Fakultas Ilmu Psikologi<br />

Universitas Tarumanagara,<br />

sejak 2007<br />

nyak membantu untuk mendudukkan masalah menjadi lebih jernih.<br />

Ilmuwan saraf semisal James Fallon menemukan keunikan kerja otak para<br />

individu yang disebut psikopat. Menurut dia, ketika kepada individu tersebut<br />

dipertontonkan tayangan-tayangan brutal, bagian otak yang membuat<br />

lintasan menuju amigdala serta mengatur kerja emosi, empati, etika, dan<br />

moralitas itu tetap tidak memberikan respons sebagaimana yang terjadi<br />

pada orang-orang biasa.<br />

Jika temuan tersebut dibawa ke ranah hukum, terbuka peluang bagi—<br />

sebutlah—para kriminal psikopat untuk memperoleh peringanan, bahkan<br />

pembebasan, hukuman. Pasalnya, keunikan kerja otak tersebut bisa diasosiasikan<br />

sebagai kelainan bawaan yang pengaruhnya terhadap pembentukan<br />

perilaku sama sekali tidak bisa dihindari oleh pelaku kejahatan.<br />

Lantas, apa penjelasan tentang aksi keji yang dituduhkan kepada Hafitd<br />

dan Syifa terhadap Sara, teman mereka sejak SMA<br />

Kasus ini melibatkan dua tersangka yang menjalankan satu aksi kejahatan<br />

yang sama. Meski bersekongkol, Hafitd dan Syifa mengirim indikasi bahwa<br />

mereka memiliki motif yang berlainan satu sama lain, bahkan bersilangan.<br />

Hafitd—seperti dikabarkan media—ingin bisa berhubungan (berkomunikasi)<br />

lagi dengan Sara. Keinginan seperti itu bisa terpenuhi hanya apabila Sara<br />

tetap dalam kondisi hidup. Jadi, berdasarkan pengakuannya tersebut, Hafitd<br />

tidak punya kepentingan untuk menghabisi Sara. Berbeda dengan Syifa,<br />

yang dilaporkan merasa cemburu<br />

kepada Sara dan khawatir Hafitd<br />

kembali menjalin asmara dengan<br />

Sara. Agar perasaan tersebut bisa<br />

diredakan, kuncinya adalah membuat<br />

Sara menjadi tidak ada.<br />

Situasi di tempat kejadian perkara<br />

(mobil) menjadi pelik karena<br />

Hafitd bukan seorang kriminal<br />

profesional. Anggaplah ia ingin


ertemu dengan Sara agar bisa<br />

mengungkapkan kekecewaan,<br />

kekesalan, dan segala perasaan<br />

negatif lainnya. Namun, karena ia<br />

ingin bisa berhubungan kembali<br />

dengan Sara, secara spekulatif<br />

pengungkapan perasaan itu<br />

maksimal akan diluapkan dalam<br />

perilaku penyiksaan. Bahwa Hafitd<br />

dikabarkan menyerang Sara<br />

dengan alat kejut listrik, terdapat<br />

dua kemungkinan.<br />

Pertama, alat setrum dipakai<br />

hanya setelah Sara melakukan<br />

tindakan di luar kehendak dan<br />

antisipasi Hafitd, misalnya perlawanan.<br />

Reaksi Sara membuat Hafitd<br />

kalap, panik, dan menggunakan<br />

alat setrum sebagai tindakan<br />

spontan guna menjinakkan perlawanan<br />

Sara. Perilaku menganiaya<br />

dalam sekejap berubah menjadi<br />

perbuatan yang berakibat fatal,<br />

betapa pun itu di luar kendali Hafitd sendiri. Kedua, alat kejut tersebut<br />

memang sudah sejak awal direncanakan untuk dipakai sebagai instrumen<br />

penganiayaan. Baik kemungkinan pertama maupun kedua, tidak ada niat<br />

sejak awal pada diri Hafitd untuk memanfaatkan instrumen tersebut guna<br />

mencabut nyawa Sara.<br />

Collateral damage berupa tewasnya Sara, dengan gambaran situasi di atas,<br />

merupakan bentuk accidental murder. Hafitd melakukan serangkaian tindakan


kekerasan terhadap Sara, tanpa niat membunuh, namun berakhir pada peristiwa<br />

tragis yang juga tak diduga oleh Hafitd sendiri. Kematian lebih sebagai<br />

sebuah kecelakaan, ketimbang sebagai bagian dari rencana aksi kekerasan.<br />

Ceritanya menjadi lain pada Syifa. Motif untuk membunuh Sara terkandung<br />

lebih nyata pada Syifa ketimbang pada Hafitd. Apakah rangkaian<br />

perilaku Syifa berikutnya memang ditujukan untuk merealisasi visi kejahatannya<br />

tersebut, perlu didalami dengan mengurai perincian gerak-gerik Syifa<br />

selama ia, Hafitd, dan Sara berada di dalam mobil.<br />

Jadi, walaupun Syifa terkesan mempunyai motif maut, tetap terbuka<br />

kemungkinan bahwa Syifa sebenarnya juga tidak berkeinginan meneruskan<br />

efek negatifnya dengan membunuh Sara. Apabila itu yang terjadi, maka—<br />

bagi Syifa—kematian Sara juga merupakan accidental murder.<br />

Mengaku Membunuh<br />

Uraian di atas justru mengasumsikan bahwa Hafitd dan Syifa tidak mempunyai<br />

kesengajaan membunuh. Tetapi, seperti dinyatakan polisi, Hafitd dan<br />

Syifa memberikan pengakuan bahwa mereka membunuh Sara. Polisi perlu<br />

tetap kritis menyikapi pengakuan kedua tersangka tersebut. Sebagai orang<br />

biasa, bisa dibayangkan bahwa Hafitd dan Syifa pada gilirannya juga mengalami<br />

kecemasan luar biasa pascakejadian. Munculnya sensasi disorientasi,<br />

mulai linglung, hingga rusaknya ingatan menjadi fenomena umum yang<br />

dialami setelah individu melalui peristiwa dahsyat yang tak ia duga-duga.<br />

Apalagi ditambah dengan tekanan yang berasal dari situasi interogasi, membuat<br />

tersangka rentan memberikan pengakuan yang keliru (false confession),<br />

termasuk membuat tersangka pengakuan bahwa mereka adalah duet yang<br />

sudah secara sengaja merancang dan melaksanakan aksi pembunuhan.<br />

Allahu alam.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


uku<br />

Kisah Gus Dur<br />

Bercelana Pendek<br />

dan Si Semlohai<br />

Osdar mengkritik tanpa menghakimi.<br />

Tetap jail, juga sinis.<br />

Judul:<br />

Sisi Lain Istana (Dari Zaman<br />

Bung Karno sampai SBY)<br />

Penulis:<br />

J. Osdar<br />

Penerbit:<br />

Penerbit Buku Kompas<br />

Terbitan:<br />

Februari 2014<br />

Tebal:<br />

x + 294 halaman<br />

Penguasa di republik ini boleh datang-pergi silih berganti, tapi<br />

wartawan peliputnya tetap sama. Begitulah Josef Osdar, yang<br />

menjadi wartawan Istana semasa Soeharto masih berkuasa hingga<br />

era Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini. Tapi bukan sebuah<br />

pemakluman bila lelaki kelahiran 9 Maret 1953 itu kemudian bisa menuliskan<br />

beragam kisah seputar Istana dan para penghuninya.<br />

Sebagai wartawan senior, sosok Osdar, yang bergabung dengan<br />

Kompas sejak 1978, tergolong pendiam, santun, terkadang jail. Setidaknya<br />

begitu kesan yang penulis tangkap saat sama-sama meliput<br />

di Istana pada 2003-2004. Dia bisa membaur dengan para wartawan<br />

muda tanpa menonjolkan keseniorannya. Juga tak sungkan<br />

bertanya atau meminjam rekaman bila datang terlambat karena<br />

keasyikan di salon, misalnya.<br />

Sejak 2010, Kompas memberi ruang kepada Osdar untuk menuliskan<br />

beragam pengalamannya meliput lewat rubrik “Sisi Lain Istana”.<br />

Kumpulan tulisan itu lalu dibukukan menjadi Sisi Lain Istana:


Dok. Rahmi Hidayati<br />

J. Osdar, berbatik biru<br />

Dari Zaman Bung Karno sampai SBY yang diluncurkan<br />

Jumat, 7 Maret 2014, di Bentara<br />

Budaya Jakarta.<br />

Dengan jam terbang yang dimiliki, ia memotret<br />

kehidupan Istana dan orang-orang<br />

yang terlibat di dalamnya. Membandingkan<br />

satu presiden dengan presiden lainnya, satu<br />

era dengan era lainnya. Meracik antara peristiwa<br />

aktual dan pengalamannya di masa<br />

lewat.<br />

Dalam tulisan berjudul "Gaya Para Presiden<br />

Hadapi Unjuk Rasa", misalnya, ada<br />

cerita bagaimana Hari man Siregar dan<br />

teman-teman aktivis mahasiswa berdialog<br />

langsung dengan Presiden Soeharto pada<br />

11 Januari 1978. Seusai pertemuan, seorang<br />

mahasiswa yang paling lantang mengkritik<br />

Soeharto justru meminta tanda tangan dan<br />

berfoto bersama Soeharto. (halaman 33). Sementara SBY, yang<br />

tidak berhadapan langsung dengan pengunjuk rasa, menjelaskan<br />

isu yang dipersoalkan dari tempat lain.<br />

Dari tulisan-tulisannya, kita jadi mafhum, sarjana filsafat dari<br />

sebuah seminari di Manado itu menyimpan selera humor yang baik.<br />

Kesantunannya membuat dia tak suka menghakimi meski, toh, daya<br />

usil dan sinismenya terhadap suatu isu tetap terasa.<br />

Ketika banyak pihak terenyak melihat adegan Gus Dur yang bercelana<br />

pendek melambaikan tangan kepada massa di seberang Istana<br />

Merdeka pada Juli 2001, Osdar membuat penjelasan. Lewat<br />

tulisan "Juli, Bulan Dekrit, Gus Dur Mundur" terungkap bahwa itu<br />

merupakan adegan kedua. Pada yang pertama, Gus Dur masih berpakaian<br />

lengkap tapi para wartawan belum banyak yang melihat<br />

dan memotretnya. Gus Dur dengan enteng bersedia mengulang


adegan, yang sayangnya sudah tak berpakaian lengkap.<br />

Karakter Osdar yang usil dan sinis bisa tergambar dari artikel "Gus<br />

Dur, Fidel Castro, dan Si 'Semlohai'” di halaman 56. Di situ dikisahkan<br />

tentang kunjungan mendadak Presiden Kuba Fidel Castro ke kamar<br />

hotel Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Havana.<br />

Setelah mengutip beberapa joke cerdas Gus Dur selama pertemuan,<br />

Osdar menutup cerita dengan menggambarkan sosok wartawati televisi<br />

swasta yang turut meliput. Perawakan si wartawati yang mengenakan<br />

pakaian seadanya itu besar, gempal, semlohai, dan putih.<br />

Petugas keamanan presiden, yang berdiri di samping si wartawati,<br />

sempat berujar, “Waduh, saya sampai ngos-ngosan.”<br />

Dalam penulisan berita sehari-hari, Osdar memang dikenal suka<br />

memasukkan nama wartawan Istana ke dalam tulisan. Tak mengherankan,<br />

bila sedang bergerombol dan ngerumpi bersamanya, sering<br />

ada yang mengingatkan untuk hati-hati dalam bersikap dan berucap.<br />

“Awas, nanti dikutip Mas Osdar masuk Kompas, lo.”<br />

lll<br />

Empat tahun lalu, junior Osdar di Kompas dan sama-sama pernah belajar<br />

ilmu filsafat, Antonius Wisnu Nugroho, juga menerbitkan empat seri buku<br />

tentang lingkungan Istana. Bedanya, Wisnu cuma menulis tentang lingkungan<br />

Istana di lima tahun pertama pemerintahan SBY-JK. Tulisan-tulisan yang<br />

dibukukan diambil dari catatannya di blog Kompasiana. Karena tak dibatasi<br />

kolom, seperti tulisan Osdar di Kompas, tulisan Wisnu lebih panjang-lebar.<br />

Buku-buku yang ditulis dua wartawan Kompas itu mengajarkan, sejatinya<br />

menjadi wartawan tak cuma menampung dan menuliskan pernyataan para<br />

pejabat. Juga bukan sekadar beradu angle dan bermain-main dengan judul<br />

berita. Tapi juga butuh kejelian dan kepekaan dalam menangkap sebuah<br />

isu dan peristiwa lalu menyajikannya menjadi informasi yang benar-benar<br />

penting dan menarik. n SUDRAJAT<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

dapat<br />

karpet merah<br />

lalu bismillah<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

dok. pemprov DKI Jakarta<br />

Jokowi mendapat mandat untuk menjadi capres PDIP 2014.<br />

Perjalanan Menuju Puncak Karier politiknya mulus. Ia<br />

memulai dengan bismillah.<br />

Dering telepon genggam menghentikan<br />

langkah Gubernur DKI Jakarta<br />

Joko Widodo. Saat itu, ia tengah berkeliling<br />

melihat-lihat rumah Si Pitung<br />

di Marunda, Jakarta Utara.<br />

Pitung adalah pendekar Jakarta yang melawan<br />

ketidakadilan penjajahan Belanda. Pitung<br />

diberi julukan “Robin Hood dari Betawi” karena<br />

merampok tuan tanah dan rentenir yang menyengsarakan<br />

rakyat Betawi.<br />

Sebelum ke rumah Si Pitung, Jokowi telah<br />

blusukan ke sejumlah tempat. Seorang bapak,<br />

yang menggendong anaknya, sempat meminta<br />

berfoto bersama ketika Jokowi berkeliling meninjau<br />

rumah pahlawan legendaris yang terbuat<br />

dari kayu itu. Anak-anak yang sedang bermain<br />

di rumah itu juga dibiarkan tetap bermain meskipun<br />

Jokowi datang.<br />

Wajah Jokowi, yang mengenakan pakaian<br />

khas Betawi, baju koko putih dan celana hitam<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Joko Widodo mencium tangan<br />

Ketua Umum DPP PDIP<br />

Megawati Soekarnoputri usai<br />

menerima nasi tumpeng saat<br />

perayaan ulang tahun ke-41<br />

PDIP di Lenteng Agung 99,<br />

Jakarta, 10 Januari 2014.<br />

Widodo S. Jusuf / antara<br />

lengkap dengan sarung kotak-kotak berwarna<br />

merah menggantung di leher dan peci hitam<br />

menutup kepala, terlihat selalu serius.<br />

Kadang, Jokowi juga terlihat sedih melihat<br />

kejauhan. Di rumah panggung khas Betawi itu<br />

Jokowi lantas berdiskusi dengan sejumlah orang<br />

yang sebagian besar adalah tim suksesnya saat<br />

menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Sekitar<br />

satu jam kemudian, telepon genggam Jokowi<br />

berbunyi. Nama Ketua Umum PDIP Megawati<br />

Soekarnoputri muncul di layar telepon.<br />

Usai menerima telepon, ia turun ke halaman.<br />

Saat itu, Jumat, 14 Maret 2014, jam menunjuk<br />

pukul 14.40 WIB. Sampai di bawah, di dekat<br />

bendera Merah Putih, Jokowi berdiri. Mantan<br />

Wali Kota Solo ini lantas memberikan pengumuman<br />

penting.<br />

“Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua<br />

Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri<br />

untuk jadi calon presiden RI dari PDI<br />

Perjuangan. Dengan mengucap bismillah, saya<br />

siap melaksanakan,” ucap Jokowi.<br />

Kemudian pria kerempeng itu mencium<br />

bendera Merah Putih. Selebihnya ia tidak mau<br />

bicara. “Hari kerja, ya lanjut kerja,” katanya,<br />

lantas meninggalkan wartawan.<br />

•••<br />

Hampir bersamaan saat Jokowi tiba di rumah<br />

Si Pitung di Marunda, di kantor DPP PDI<br />

Perjuangan di Jalan Lenteng Agung Raya No.<br />

99 Jakarta Selatan tengah berlangsung rapat.<br />

Megawati mengumpulkan tujuh pengurus DPP<br />

PDI Perjuangan di ruang rapat lantai 2 kantor<br />

DPP PDIP itu setelah bubaran salat Jumat.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Puan Maharani dan Tjahjo<br />

Kumolo memperlihatkan<br />

Surat Perintah Harian Ketua<br />

Umum PDI Perjuangan terkait<br />

pencalonan Jokowi sebagai<br />

presiden pada Pemilu 2014.<br />

Wahyu Putro /antara<br />

Megawati, Ketua Badan Pemenangan Pemilu<br />

PDIP Puan Maharani, dan Sekjen DPP PDI Perjuangan<br />

Tjahjo Kumolo duduk di ujung meja.<br />

Sedangkan tiga Wakil Sekjen PDIP, yakni Eriko<br />

Sotarduga, Ahmad Basarah, dan Hasto Kristianto,<br />

lalu Ketua DPP Maruarar Sirait dan Cornelis Lay,<br />

duduk di samping.<br />

“Melihat situasi seperti ini, mendengarkan<br />

masukan masyarakat, sudah waktunya untuk<br />

mengumumkan calon presiden PDIP,” kata<br />

Mega mengawali pertemuan tersebut. Suara<br />

Mega terdengar bergetar.<br />

Semua yang hadir diselimuti rasa haru. Tidak<br />

ada seorang pun yang menyela pernyataan<br />

putri proklamator itu. Mega lantas memegang<br />

bolpoin dan lantas sambil bicara menulis Surat<br />

Perintah Harian Ketua Umum PDI Perjuangan<br />

tentang keputusannya mencalonkan Jokowi<br />

sebagai presiden untuk Pemilu 2014. Semua<br />

yang hadir juga ikut menulis.<br />

“Kita semua tidak tahu. Tadi langsung begitu<br />

saja,” kata Eriko. Sekitar 15 menit surat perintah<br />

harian untuk pengusungan Jokowi sebagai capres<br />

itu selesai dibuat. “Ibu itu cepat menulisnya,”<br />

ungkap Eriko.<br />

Satu jam pertemuan, rapat pun selesai. Puan,<br />

sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilihan<br />

Umum PDIP, didapuk untuk membacakan surat<br />

perintah Mega tersebut. Lalu pengumuman<br />

Jokowi jadi capres PDIP pun menyebar ke<br />

seluruh pelosok Indonesia.<br />

Langkah Megawati memutuskan pencapresan<br />

Jokowi menuai pujian. Ketua MPR dari<br />

Fraksi PDIP Sidarto Danusubroto menganggap<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Eva Kusuma Sundari<br />

Andika Wahyu / antara<br />

Megawati tak hanya memberikan peluang<br />

karier politik kepada Jokowi. Tapi membuktikan<br />

kepercayaan trah Sukarno kepada kader PDIP.<br />

Namun cerita pengusungan Jokowi tidak<br />

sekilat itu. Pada pertengahan Februari 2014,<br />

sumber majalah detik menuturkan Jokowi<br />

memberi pengakuan sudah mengantongi mandat<br />

Mega untuk menjadi capres PDIP 2014.<br />

“Tinggal menunggu deklarasi yang tepat,” kata<br />

sumber itu. Berita yang beredar kemudian deklarasi<br />

akan dilakukan menjelang pemilu legislatif.<br />

Banyak pihak sudah menduga Mega pada<br />

akhirnya akan legowo memilih Jokowi sebagai<br />

capres, meskipun sempat beredar isu ia hanya<br />

mematok Jokowi sebagai cawapresnya. Anggota<br />

DPR dari Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari<br />

mengaku sudah melihat gelagat mendukung<br />

Jokowi sejak tiga pekan terakhir ini.<br />

“Kami melihat gesture tubuhnya sudah pro-<br />

Jokowi sebetulnya,” ungkap Eva.<br />

Kedekatan Mega dan Jokowi sudah terjalin<br />

sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.<br />

Bila Mega datang ke Solo, Jokowilah yang<br />

menjemput dan mengantarkan Mega ke mana<br />

pun ingin pergi.<br />

Hubungan keduanya semakin akrab setelah<br />

Jokowi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta<br />

pada 15 Oktober 2012. Apalagi rumah Mega<br />

dan rumah dinas Jokowi sangat dekat. “Kalau<br />

ditelepon (Ibu Mega), saya langsung datang.<br />

Wong cuma lima menit sampai. Ya, kadang<br />

diajak makan, kadang nganter kondangan,” aku<br />

Jokowi kepada majalah detik.<br />

Baru tiga bulanan menjadi gubernur, sejumlah<br />

survei langsung mengunggulkan Jokowi<br />

sebagai capres. Pamor Jokowi jauh melampaui<br />

Mega sendiri maupun Prabowo Subianto.<br />

Namun Jokowi selalu menjawab tidak pernah<br />

berpikir menjadi capres. “Enggak mikir, enggak<br />

mikir.”<br />

Sejak sering memuncaki survei itu, Mega<br />

mulai menimang Jokowi untuk diberikan pulung.<br />

Ia mulai memberikan sinyal-sinyal akan<br />

memberikan tugas penting pada mantan Wali<br />

Kota Solo itu. Sinyal itu, misalnya, menjadikan<br />

Jokowi sebagai ajudan saat upacara Hari Lahir<br />

Pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta, 1 Juni<br />

2013.<br />

Lalu, saat Rapat Kerja Nasional III PDI Perju-<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Wakil Bendahara<br />

DPP PDIP Ari Abu<br />

Bakar mengaku<br />

partainya sudah<br />

memberikan<br />

nomor rekening<br />

kepada 60<br />

pengusaha.<br />

angan di Jakarta 6 September 2013, Jokowi didapuk<br />

membacakan dedikasi hidup (dedication<br />

of life) Presiden pertama Sukarno. Setelah itu<br />

Mega dan Jokowi semakin sering muncul bersama.<br />

Bahkan, kadang didampingi anak-anak<br />

Mega, baik Puan ataupun Prananda Prabowo.<br />

Puan mengakui Mega sudah mempertimbangkan<br />

memilih Jokowi sejak setahun yang<br />

lalu. Mega sangat memperhatikan popularitas<br />

dan elektabilitas Jokowi. Dengan popularitas<br />

Jokowi, Mega berharap pemilu berjalan fair<br />

sehingga partainya tidak dipecundangi. “Ini<br />

bukan keputusan ujug-ujug,” aku Puan.<br />

Mantap dengan pilihannya, Mega mengajak<br />

Jokowi berziarah ke makam Sukarno di Blitar,<br />

Jawa Timur, pada Rabu 12 Maret 2014. Beberapa<br />

pengurus PDIP yang ikut dalam ziarah itu<br />

adalah Ahmad Basarah, Hasto, Eriko, Bambang<br />

Wuryanto, dan Djarot Saiful Hidayat.<br />

Di makam sang proklamator, Mega, yang<br />

berhadap-hadapan dengan Jokowi, khusyuk<br />

membaca surat Yasin. “Ini untuk menguatkan<br />

pilihan Bu Mega, menguatkan secara batin,”<br />

jelas Wasekjen PDIP Ahmad Basarah.<br />

Dua hari sebelum nyekar ke makam Bung<br />

Karno, Jokowi pun memberi isyarat siap menjadi<br />

capres. Ia mengucapkan kata-kata pamit ketika<br />

menggelar pertemuan dengan ratusan PNS<br />

DKI di Balai Kota pada Senin 10 Maret 2014.<br />

“Saya titip Jakarta ke Bapak dan Ibu,” ucapnya.<br />

Malam usai nyekar dari makam Bung Karno,<br />

Mega menemui pengusaha. Mereka sudah<br />

siap menggalang dana dari pengusaha. Wakil<br />

Bendahara DPP PDIP Ari Abu Bakar mengaku<br />

partainya sudah memberikan nomor rekening<br />

kepada 60 pengusaha yang berkumpul pada<br />

Kamis, 13 Maret 2014, di kantor DPP PDIP.<br />

“Kami sampaikan kalau sumbangan pribadi<br />

itu maksimal Rp 1 miliar dan kalau perusahaan<br />

itu maksimal Rp 7,5 miliar,” jelas Ari kepada<br />

majalah detik.<br />

Mengusung Jokowi sebagai capres, PDIP<br />

mantap menatap Pemilu Legislatif yang akan<br />

digelar 9 April mendatang. PDIP memiliki target<br />

27,5 persen untuk pemilu legislatif. Deklarasi ini<br />

diperkirakan mengerek suara PDIP.<br />

“Jika deklarasi ini ditunda, maka popularitas<br />

Jokowi tidak memberikan dampak ke peme-<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

Joko Widodo mencium bendera Merah Putih seusai<br />

menyatakan kesiapannya sebagai calon presiden<br />

dari PDI Perjuangan, di rumah Si Pitung, Marunda,<br />

Jakarta Utara (14/3).<br />

Heru / antara<br />

nangan pileg,” aku Eva.<br />

Survei Cirus Surveyor Group (CSG) mengakui<br />

Jokowi effect sangat mempengaruhi perolehan<br />

suara partai banteng moncong putih<br />

ini. Ia memperkirakan deklarasi pengusungan<br />

Jokowi akan memberikan tambahan suara 10<br />

persen bagi PDIP dalam pemilu legislatif nanti.<br />

“Ini tugas yang berat. Semua harus bekerja<br />

keras,” kata Jokowi tentang mandat sebagai capres<br />

PDIP.<br />

Jokowi pun menepis anggapan lebih mementingkan<br />

partai daripada rakyat karena<br />

meninggalkan Jakarta. Persoalan Jakarta, baik<br />

kemacetan maupun banjir, banyak berkaitan<br />

dengan kebijakan pemerintah pusat. “Ini kan<br />

bukan masalah Jokowi. Ini kan masalah rakyat.<br />

Masalah bangsa dan negara.” tegas Jokowi. n<br />

ISFARI HIKMAT, KUSTIAH, BAHTIAR RIFAI, MONIQUE SHINTAMI, ARIF ARIANTO, DAN<br />

ARYO BHAWONO<br />

Khusyuk Ziarah<br />

Sampai Mobil Salah<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi capres<br />

Eriko Sotarduga tidak menduga bertemu<br />

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo<br />

ketika mendarat di Bandara Abdul Rachman<br />

Saleh, Malang, Jawa Timur. Ia baru<br />

saja mendarat bersama rombongan Ketua<br />

Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.<br />

Jokowi sudah berdiri di ruang tunggu.<br />

Rabu, 12 Maret 2014, rombongan Mega<br />

tidak membawa banyak orang. Enam<br />

pengurus DPP PDIP yang mendampingi<br />

Mega turun dari pesawat pada pukul<br />

10.30 WIB. Mereka hendak menuju Blitar,<br />

berziarah ke makam Bung Karno.<br />

Rombongan tersebut antara lain Puan<br />

Maharani, Ahmad Basarah, Hasto Kristiyanto,<br />

Eriko Sotarduga, Bambang Wuryanto,<br />

dan Djarot Saiful Hidayat.<br />

“Kami sampai, Jokowi sudah datang.<br />

Ketemuannya di bandara di Malang,” aku<br />

Eriko.<br />

Kehadiran Jokowi cukup mengagetkan<br />

pengurus lainnya. Pasalnya, ajakan<br />

berziarah datang mendadak. Wuryanto<br />

mengaku baru mendapat pesan dari Sekjen<br />

PDIP Tjahjo Kumolo melalui telepon<br />

seluler pada pukul 21.00 WIB semalam<br />

sebelumnya.<br />

Rombongan ini harus bersiap pagi-pagi<br />

karena pesawat akan terbang dari Bandara<br />

Halim, Jakarta, pada pukul 09.00<br />

WIB. Namun Jokowi datang lebih pagi. Ia<br />

sudah mendahului dengan penerbangan<br />

sebelumnya.<br />

Ziarah ke makam Bung Karno bersama<br />

Mega merupakan agenda keramat bagi<br />

kader PDIP. Ahmad Basarah menganggap<br />

Bung Karno sebagai sosok karomah.<br />

Kehadiran bersama Mega dan Jokowi di<br />

tahun politik memiliki makna politik.<br />

“Yang pasti hari Rabu ziarah, Kamis<br />

rapat DPP PDIP, dan Jumat deklarasi,”<br />

ungkapnya.<br />

Rombongan ini khusyuk memberikan<br />

doa di pusara presiden pertama Republik<br />

Indonesia. Keluar makam, Jokowi, yang<br />

dikerubuti banyak orang, salah tingkah<br />

sampai ia salah masuk mobil. Ia memasuki<br />

mobil Toyota Kijang Innova dengan<br />

nomor polisi B 1419 UKA, padahal ia<br />

seharusnya menaiki mobil dengan merek<br />

yang sama bernomor polisi B 1189 POV.<br />

Jokowi gelagapan menghadapi pertanyaan<br />

wartawan ketika mampir di<br />

Hotel Tugu, Malang. Mereka meminta<br />

konfirmasi karena Jokowi berziarah ke<br />

Blitar tetapi meninggalkan tugas sebagai<br />

Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan Wakil<br />

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama<br />

merasa tidak dipamiti Jokowi.<br />

Selain itu, Jokowi juga mengabaikan<br />

undangan Forum Asosiasi Pemerintahan<br />

Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di<br />

Hotel Shangri-La, Surabaya. Padahal Presiden<br />

Susilo Bambang Yudhoyono turut<br />

hadir dan mengagendakan makan siang<br />

bersama.<br />

Jokowi sendiri mengaku pekerjaannya<br />

di Jakarta hari itu sudah selesai, makanya<br />

ia terbang ke Malang untuk berziarah.<br />

“Tadi ke kantor, terus jam 10, naik (terbang)<br />

terus balik lagi sore. Malam fight<br />

kerja lagi,” akunya.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Jalan<br />

Jokowi<br />

untuk Say Yes<br />

Jokowi berkali-kali menyatakan tidak pernah berpikir<br />

untuk menjadi calon presiden meski sejumlah survei<br />

mengunggulkannya sebagai calon paling populer.<br />

Bagaimana proses Jokowi hingga akhirnya bersedia jadi capres<br />

15 Okt<br />

Dilantik sebagai Gubernur Jakarta bersama<br />

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).<br />

2012<br />

19 Feb<br />

“Saya enggak mikir. Saya mau ngurus<br />

macet dan banjir.”<br />

(Menanggapi Lembaga Survei Jakarta bahwa<br />

Jokowi sebagai capres terpopuler.)<br />

29 Mei<br />

“Tiap disurvei nomor urut satu terus ya<br />

gimana, enggak tahu. Saya enggak pernah<br />

mikir.”<br />

(Menanggapi survei CSIS bahwa Jokowi<br />

merupakan capres dengan elektabilitas<br />

tertinggi.)<br />

1 Juni<br />

Menjadi ajudan Mega dalam upacara<br />

hari lahir Pancasila di Tugu Proklamasi,<br />

Jakarta.<br />

19 Juni<br />

Ditanya lagi soal capres, “Saya mikir<br />

DKI. Sampai detik ini, saya enggak<br />

mikir capres. Tanyakan ke Ibu<br />

Ketum.”<br />

4 Sep<br />

“Saya enggak mikir (capres), fokus<br />

dan bekerja untuk Jakarta saja<br />

sudah pusing.”<br />

(Menanggapi permintaan Gerindra<br />

agar PDIP tidak mencalonkan Jokowi<br />

sebagai presiden, melainkan mendukung<br />

pencalonan Prabowo.)<br />

2013<br />

6 Sep<br />

Saat Rapat Kerja Nasional III PDI Perjuangan di Jakarta,<br />

Jokowi didapuk membacakan dedikasi hidup (dedication of<br />

life) Presiden Sukarno.<br />

5 Okt<br />

Bersama Mega memantau Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio.<br />

Putra Megawati, Prananda Prabowo, ikut hadir.<br />

10 Nov<br />

Bersama Mega blusukan ke perkampungan padat di Condet.<br />

Mereka menanam salak. Kali ini putri Mega, Puan Maharani,<br />

ikut mendampingi.<br />

8 Des<br />

Bersama Ahok makan siang di kediaman Mega, Jalan Teuku<br />

Umar, Jakarta.<br />

11 Des<br />

“Copras-capres, enggaklah. Sekarang kita masih kerja berdua<br />

jumpalitan kayak begitu, kok.”<br />

(Ketika ditanyai tentang kabar akan dipasangkan dengan Ahok.)<br />

8 Jan<br />

“Ibarat air, semua pasti ada muaranya. Coba kita lihat, di depan<br />

hujan deras. Ya, sudah, saya urusin hujan saja. Kayak yang sebelumnya<br />

saja.”<br />

(Menanggapi survei Litbang Kompas bahwa Jokowi capres yang paling<br />

diinginkan publik.)<br />

2014<br />

17 Feb<br />

“Kalau yang enggak dekat air, yang kering-kering, bisa diaspal. Jalan ke<br />

sananya biar mulus,” kata Jokowi sambil menunjuk ke arah Istana<br />

Merdeka (Menanggapi kabar adanya restu dari Mega<br />

untuk Jokowi menjadi capres PDIP.)<br />

10 Mar<br />

Jokowi dua kali mengucapkan “saya titip Jakarta” ketika memberi<br />

pengarahan kepada pejabat eselon III dan IV Pemerintah Provinsi DKI.<br />

12 Mar<br />

Bersama Mega berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.<br />

14 Mar<br />

Saat blusukan ke kompleks Si Pitung, akhirnya mengaku mendapat mandat<br />

untuk menjadi capres dari PDIP. “Dengan bismillah, saya siap melaksanakan.”<br />

Pasti Liberti Mappapa<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Tuan Putri dan Pengusaha<br />

di Tangan Mega<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

PDIP menyiapkan dua skenario calon pendamping Jokowi. Puan<br />

Maharani kandidat favorit dari kalangan internal partai, tapi<br />

Jusuf Kalla lebih menjanjikan sebagai pendulang suara.<br />

Puan Maharani (memegang<br />

mikrofon) disebut-sebut<br />

calon kuat dari kalangan<br />

internal. “Lihat dulu hasil pileg<br />

(pemilihan legislatif), baru<br />

bicara cawapres,” kata Puan.<br />

hasan alhabhsy / detikcom<br />

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan<br />

mematok target tinggi setelah<br />

mendeklarasikan Joko Widodo sebagai<br />

calon presiden. Targetnya, kata Jokowi,<br />

“Menang dengan suara di atas 20 persen.”<br />

Pengumuman Jokowi sebagai jagoan dari PDIP<br />

memang dipercepat dari rencana awal sehari<br />

setelah pengumuman hasil pemilihan anggota<br />

legislatif. Ketua Badan Pemenangan Pemilihan<br />

Umum PDIP Puan Maharani tidak menampik<br />

jika dikatakan keputusan mempercepat itu demi<br />

mendongkrak perolehan suara partai agar bisa<br />

memenuhi syarat presidential threshold.<br />

Ambang batas pencalonan presiden adalah<br />

meraih 20 persen kursi di Dewan Perwakilan<br />

Rakyat atau 25 persen perolehan suara nasional.<br />

Jika mampu mencapai presidential threshold<br />

itu sendirian, partai banteng moncong putih ini<br />

leluasa menentukan calon presiden dan wakil<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

(Searah jarum jam): Puan<br />

Ma ha rani, Jokowi, Prananda<br />

Prabowo, Pramono Anung, Jusuf<br />

Kalla, Mahfud Md., Pramono Edhie<br />

Wibowo, dan Prabowo Subianto.<br />

Dok detikcom<br />

presiden tanpa perlu koalisi. Berbagai survei<br />

menunjukkan, dengan Jokowi sebagai calon<br />

presiden, bukan mustahil PDIP menembus<br />

angka itu.<br />

Puan mengatakan tidak tertutup kemungkinan<br />

partainya mengusung kader sendiri buat<br />

dipasangkan dengan Jokowi. “Lihat dulu hasil<br />

pileg (pemilihan legislatif), baru bicara cawapres,”<br />

kata Puan.<br />

PDIP memang sudah menyiapkan dua skenario<br />

buat calon wakil presiden sejak Rapat Kerja<br />

Nasional di Ancol pada awal September 2013.<br />

Menurut politikus PDIP, Hendrawan Supratikno,<br />

enam kandidat diusulkan sejumlah ketua<br />

dewan pimpinan daerah dan dewan pimpinan<br />

cabang dalam rapat tersebut. Bahkan, kata dia,<br />

sebagian calon itu sudah melobi langsung ke<br />

Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.<br />

Tiga nama berasal dari kalangan internal,<br />

yakni Puan Maharani, Kepala Ruang Pengendali<br />

dan Analisa Situasi DPP PDIP Prananda<br />

Prabowo, dan Wakil Ketua DPR Pramono<br />

Anung. Lalu ada tiga orang luar: Ketua Dewan<br />

Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya<br />

Prabowo Subianto, anggota Dewan Pembina<br />

Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo,<br />

dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Jusuf Kalla (kiri) diprediksi<br />

lembaga survei sebagai<br />

pasangan ideal buat makin<br />

menaikkan elektabilitas<br />

Jokowi.<br />

detikcom<br />

Mahfud Md.<br />

Namun, menurut Sekretaris<br />

Koordinator Nasional PDIP<br />

Pro-Jokowi, Budi Arie Setiadi,<br />

sejak itu jumlah calon wakil<br />

presiden mengerucut jadi<br />

empat nama. Selain mantan<br />

wakil presiden Jusuf Kalla,<br />

muncul calon dari kalangan<br />

pengusaha, yakni CEO CT<br />

Corp Chairul Tanjung.<br />

Dua nama lain dari kader<br />

partai sendiri. Terfavorit tetap<br />

Puan karena perempuan dan muda. Prananda<br />

juga masuk pertimbangan karena dianggap<br />

anak ideologis Sukarno.<br />

Sementara itu, Sekretariat Nasional Jokowi<br />

menyebut dua kandidat kuat teman sejalan Jokowi<br />

adalah Prananda dan Chairul Tanjung. “Di<br />

antara semua nama yang muncul, dua itu yang<br />

santer dibicarakan,” kata Sekretaris Jenderal<br />

Sekretariat Nasional Jokowi, Dono Prasetyo.<br />

Pengamat politik Charta Politika, Arya Fernandes,<br />

juga menangkap mencuatnya nama<br />

Kalla dan Chairul Tanjung. “Saya kira cawapres<br />

yang pas untuk Jokowi adalah seorang teknokrat,<br />

kemudian latar belakang profesional yang<br />

jago dalam mengurus ekonomi,” kata Arya.<br />

“Jadi ada figur yang mengimbangi dengan kemampuan<br />

teknis administrasi dan ekonomi.”<br />

Namun pengamat politik Sukardi Rinakit<br />

berpendapat figur militer tetaplah harus jadi<br />

pertimbangan, juga dari pengusaha yang punya<br />

kekuatan finansial. “Sekarang pasar untuk<br />

wapres ini kan ramai militer, ada pengusaha.<br />

Bisa Jenderal Moeldoko, Jenderal Budiman,<br />

Chairul Tanjung,” katanya.<br />

Sukardi meragukan PDIP mengajukan pasangan<br />

yang keduanya berasal dari partai sendiri.<br />

Menurut dia, tetap perlu ada koalisi kecil<br />

demi melanggengkan jalan di parlemen.<br />

Namun, jika PDIP bisa maju ke pemilihan<br />

presiden tanpa koalisi, Puan-lah yang paling<br />

berpeluang jadi pendamping Jokowi. Peneliti<br />

politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,<br />

Siti Zuhro, menilai peluang besar Puan terutama<br />

karena dia trah Sukarno.<br />

Prananda juga anak Mega. Namun, Siti me­<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Survei Indo Barometer, Jokowi<br />

menduduki posisi puncak calon<br />

presiden.<br />

Agung Pambudhy/Detikcom<br />

lihat, Prananda, yang merupakan putra Mega<br />

dari suami pertamanya, Surindro Supjarso,<br />

lebih banyak di balik layar, sehingga popularitas<br />

dan karier politiknya tidak secemerlang Puan,<br />

putri Mega dari perkawinannya dengan Taufiq<br />

Kiemas.<br />

Sumber di PDIP menceritakan, Tuan Putri—<br />

sebutan Puan oleh sebagian kader partai—juga<br />

sudah bermanuver. “Tuan Putri pingin jadi<br />

wapres. Katanya mau minta 5 menteri,” kata<br />

sumber majalah detik itu.<br />

Puan membantah ada pertimbangan trah<br />

Sukarno dalam penentuan calon presiden dan<br />

wakil presiden di partainya. Menurut Puan,<br />

PDIP bukan partai keluarga, melainkan partai<br />

terbuka, yang keputusannya diambil berdasarkan<br />

aspirasi masyarakat.<br />

Meski jadi calon favorit secara internal, penelitian<br />

lembaga riset politik Indo Barometer<br />

menemukan, Puan bukan pasangan ideal bagi<br />

Jokowi. Pasangan Jokowi-Puan hanya mendapat<br />

dukungan 35 persen. “Dukungan terhadap Jokowi<br />

sedikit menurun jika berpasangan dengan<br />

Puan,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer<br />

M. Qodari.<br />

Kesimpulan itu didapatkan Indo Barometer<br />

setelah mengadakan penelitian bersama Lembaga<br />

Penelitian dan Pengkajian Universitas Indonesia<br />

pada pertengahan Februari lalu. Kedua<br />

lembaga itu menyurvei 1.200 responden di 33<br />

provinsi soal elektabilitas calon wakil presiden.<br />

Qodari menjelaskan, survei dengan tingkat<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

kepercayaan mencapai 95 persen itu juga menunjukkan<br />

Jusuf Kalla sebagai pasangan terbaik<br />

Jokowi. Jika keduanya disandingkan, dukungannya<br />

jauh melampaui pasangan yang calon<br />

presidennya Prabowo Subianto dan Aburizal<br />

Bakrie.<br />

Lembaga riset politik Cirus Surveyor Group<br />

juga mengkonfirmasi temuan itu. Hasil simulasi<br />

pengusungan Jokowi dengan banyak calon<br />

wakil presiden menunjukkan Kalla sebagai<br />

Jokowi berpasangan dengan cawapres terlemah<br />

pun, pilpres tetap akan dimenangkan Jokowi.<br />

pendulang pemilih terbaik. Bersama Kalla,<br />

elektabilitas Jokowi menembus 50 persen.<br />

Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan<br />

Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, menilai Kalla memang<br />

pasangan yang paling pas untuk Jokowi.<br />

“Kalau mau menggabungkan Indonesia bagian<br />

barat dan timur, ini pas,” ujar Ikrar.<br />

Kalla menyatakan bersedia mendampingi<br />

Jokowi. Namun sejauh ini Kalla mengatakan<br />

belum menerima lamaran dari PDIP. “Saya<br />

tidak pernah menolak. Untuk bangsa, kalau<br />

dibutuhkan, saya siap,” kata Kalla seusai acara<br />

peluncuran biografi Surya Paloh di Hotel Grand<br />

Hyatt Jakarta pada Senin, 10 Maret 2014, yang<br />

juga dihadiri Jokowi.<br />

Hingga kini Kalla masih menjadi calon presiden<br />

dari Partai Kebangkitan Bangsa bersama<br />

Mahfud Md. dan Rhoma Irama. Mahfud juga<br />

didorong buat dipasangkan dengan Jokowi.<br />

Anggota tim sukses Mahfud, Masduki Bai d ­<br />

lowi, menilai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi<br />

itu lebih pas jadi pasangan Jokowi. Selain<br />

usia kepala lima, yang jauh lebih muda dari<br />

Kalla yang 71 tahun, “Pak Mahfud disukai para<br />

kiai nahdliyin,” kata Wakil Sekretaris Jenderal<br />

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.<br />

PDIP memang punya sejarah “koalisi”<br />

dengan PBNU. Dalam pemilihan umum presiden<br />

2004, Megawati berpasangan dengan<br />

KH Hasyim Muzadi, yang merupakan Ketua<br />

Umum PBNU.<br />

Mahfud pun tidak berkeberatan dipasangkan<br />

dengan Jokowi. “Mungkin itu karena informasi<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

CEO CT Corp Chairul Tanjung<br />

(kiri) berbincang dengan Jokowi.<br />

detikfoto<br />

dari masyarakat bahwa<br />

Jokowi layak, saya kredibel.<br />

Itu sah saja,” ujarnya.<br />

Meski diusung PKB sebagai<br />

calon presiden, Mahfud<br />

tetap menjalin komunikasi<br />

politik dengan banyak pihak.<br />

“Termasuk dengan Ibu<br />

Mega.”<br />

Simulasi Cirus Surveyor<br />

Group menunjukkan<br />

pasangan Jokowi-Mahfud<br />

hanya terpaut tipis dari<br />

Jokowi-Kalla. Elektabilitas<br />

bersama Mahfud besarnya<br />

47,6 persen atau jauh lebih baik daripada<br />

jika Jokowi dipasangkan dengan Ketua Umum<br />

Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Gubernur<br />

Bank Indonesia Agus Martowardojo,<br />

ataupun Puan.<br />

PDIP tidak mau berkomentar terlalu jauh<br />

soal survei dan politikus yang menyatakan siap<br />

jadi pasangan Jokowi. “Ya, boleh saja Pak JK<br />

ngomong bersedia. Saya dengar yang lain juga<br />

ingin,” kata Puan.<br />

Ditegaskan Puan, hingga kini belum ada<br />

pembicaraan soal calon wakil presiden dengan<br />

pihak mana pun. Menurut dia, partainya baru<br />

akan mengumumkan calon wakil presiden<br />

pada 9 Juli 2014.<br />

Seperti penentuan calon presiden, Rapat<br />

Kerja Nasional PDIP di Ancol juga memutuskan<br />

kandidat wakil presiden ditentukan oleh ketua<br />

umum partai. “Ibu Mega pemilih siapa cawapres<br />

yang layak,” kata Wakil Sekretaris Jenderal<br />

PDIP Ahmad Basarah.<br />

Namun siapa pun yang akhirnya dipilih oleh<br />

Megawati, Direktur Eksekutif Cirus Surveyor<br />

Group Andrinof Chaniago yakin tidak akan<br />

terlalu banyak berpengaruh pada elektabilitas<br />

Jokowi. Bahkan, jika lawan kuat seperti Prabowo<br />

Subianto dipasangkan dengan cawapres<br />

yang elektabilitasnya tinggi pun, Jokowi tetap<br />

unggul. “Jokowi berpasangan dengan cawapres<br />

terlemah pun, pilpres tetap akan dimenangkan<br />

Jokowi,” kata Andrinof. ■ Kustiah, Khaerur Reza, Danu<br />

Damarjati, Taufan Noor Ismailian, Elvan Dany Sutrisno, rIna Atriana,<br />

Khairur Reza | Okta wIguna<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Capres Konvensi PD Gita<br />

Wirjawan:<br />

Saya menghormati sikap PDIP<br />

dan Ibu Mega yang menunjuk<br />

Jokowi sebagai capres. Siapa pun<br />

yang terpilih, gerakan politik<br />

perubahan yang ditawarkan<br />

kaum muda pada akhirnya<br />

menjadi alternatif demokrasi<br />

yang paling menentukan masa<br />

depan bangsa.<br />

Capres PKS Anis Matta:<br />

Sebagai pesaing dalam<br />

kompetisi demokrasi yang<br />

sehat, saya berharap deklarasi<br />

Mas Jokowi meningkatkan<br />

kualitas demokrasi pada<br />

Pemilu 2014. Ini penting agar<br />

kualitas pertandingan pemilu<br />

tahun ini tidak kalah dengan<br />

gawe Piala dunia.<br />

Apa<br />

Kata<br />

pAra<br />

Lawan<br />

Capres PAN<br />

Hatta Rajasa:<br />

Kita menyambut<br />

baik. Saya tidak<br />

khawatir. Strategi<br />

selalu ada, parpol<br />

selalu punya strategi.<br />

Capres Konvensi PD<br />

Dino Patti Djalal:<br />

Sehebat apa pun Jokowi, dia tak akan<br />

bisa menyelesaikan persoalan bangsa<br />

sendirian. Dengan pendeklarasian<br />

Jokowi, lanskap perpolitikan<br />

Indonesia semakin jelas.<br />

Majalah detik 10 17 - 16 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Sisa<br />

Bara<br />

Batu<br />

Tulis<br />

Dokumen perjanjian<br />

Batu Tulis beredar<br />

setelah pencalonan<br />

Jokowi sebagai presiden<br />

diumumkan. Ahok juga<br />

“dikipas-kipasi” untuk<br />

menandingi Jokowi.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Ketua Umum PDIP Megawati<br />

Sukarnoputri bersama<br />

Gubernur DKI Jakarta Joko<br />

Widodo yang kini sudah<br />

diusung menjadi capres<br />

PDIP.<br />

detik foto<br />

Ketika mandat untuk nyapres diumumkan<br />

Partai Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan, nama Gubernur<br />

DKI Jakarta Joko Widodo langsung<br />

melejit. Di media sosial Twitter, Jokowi dan<br />

tanda pagar #JKW4P menjadi trending topic<br />

sepanjang Jumat sore, 14 Maret 2014.<br />

Terlebih PDIP melalui akun Twitter @PDI_<br />

Perjuangan mengunggah dokumen tulisan<br />

tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri<br />

itu ke khalayak luas. Dibungkus dengan gaya<br />

breaking news, publikasi itu juga menyertakan<br />

foto Mega saat membacakan mandatnya.<br />

Selain oleh media massa Tanah Air, pengukuhan<br />

Jokowi “disahut” oleh media-media<br />

asing. The Sydney Morning Herald menyebut<br />

pencalonan Jokowi mengakhiri spekulasi yang<br />

berkembang dalam beberapa bulan terakhir<br />

tentang sikap Mega.<br />

Tensi politik memanas. Dalam hitungan jam,<br />

apresiasi atas pencalonan Jokowi datang dari<br />

berbagai tokoh. Bahkan penunjukan Jokowi itu<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Dokumen Perjanjian Batu Tulis<br />

antara PDIP dan Gerindra, 16<br />

Mei 2009 (kiri), Istana Batu<br />

Tulis (kanan)<br />

(istimewa)<br />

mendapat dukungan dari<br />

22 purnawirawan jenderal<br />

di bawah komando Letnan<br />

Jenderal (Purnawirawan)<br />

Luhut B. Panjaitan.<br />

Namun sindiran juga<br />

muncul. Ketua Dewan Pembina<br />

Partai Demokrat Achmad Mubarok menyatakan<br />

Jokowi meninggalkan Jakarta dalam<br />

keadaan dikepung masalah, antara lain masih<br />

semrawutnya Tanah Abang serta dugaan korupsi<br />

pengadaan bus Transjakarta. “Ini akan<br />

berat bagi Jokowi,” kata Mubarok.<br />

Di pihak lain, Partai Gerindra sebagai mitra<br />

koalisi PDIP dalam pilpres 2009 mulai menyinggung<br />

kembali tentang perjanjian Batu Tulis.<br />

Perjanjian yang ditandatangani di Istana Batu<br />

Tulis, Bogor, itu salah satunya berisi dukungan<br />

Mega kepada Prabowo Subianto dalam pilpres<br />

2014 mendatang.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Wakil Ketua Umum Partai<br />

Gerindra Fadli Zon.<br />

Wahyu Putro /antara<br />

Berdasarkan catatan majalah detik,<br />

perjanjian Batu Tulis jadi biang<br />

ketegangan antara PDIP dan Gerindra<br />

pada Desember 2013. Pemicunya<br />

adalah pernyataan politikus PDIP,<br />

Ribka Tjiptaning, tentang pelitnya<br />

Gerindra dalam pendanaan kampanye<br />

2009. Sindiran Prabowo mengenai<br />

naiknya popularitas Jokowi<br />

dalam survei menambah runyam<br />

suasana. “Survei kan tergantung<br />

yang bayar,” ujarnya kala itu.<br />

Gerindra mengklaim perjanjian<br />

Batu Tulis benar adanya. Wakil<br />

Ketua Umum Gerindra Fadli Zon<br />

mengatakan dialah yang mengonsep<br />

surat itu dan mengetiknya.<br />

Perjanjian tersebut diteken oleh Megawati dan<br />

Prabowo pada kertas bermeterai. "Saya yang<br />

membikin draf-nya. Ibu Mega membaca sebelum<br />

menandatangani," kata Fadli Zon kepada<br />

majalah detik.<br />

Perjanjian itu memuat tujuh poin, antara lain<br />

pencalonan Megawati-Prabowo, pendanaan<br />

kampanye dengan pembagian 50 : 50, pembagian<br />

tugas Megawati-Prabowo jika terpilih, dan<br />

pembagian jatah menteri. Adapun dukungan<br />

Megawati kepada Prabowo diletakkan di<br />

urutan buntut. Namun Gerindra belum berani<br />

mengungkap secara terang-terangan isi perjanjian<br />

tersebut. Hanya mengancam saja. “Biarlah<br />

waktu yang berbicara,” tutur Prabowo.<br />

Kini, setelah Mega resmi memberikan mandat<br />

calon presiden PDIP kepada Jokowi, dokumen<br />

perjanjian Batu Tulis beredar di media<br />

massa. Di luar urusan keasliannya, isi dokumen<br />

tertanggal 16 Mei 2009 yang beredar luas itu<br />

memang tidak jauh berbeda.<br />

Diduga, kubu Gerindra yang menyebarkan<br />

dokumen itu. Namun Fadli Zon langsung<br />

membantahnya. Dia justru mengaku kaget<br />

dokumen itu sudah bisa dibaca oleh banyak<br />

orang. “Saya belum melihatnya,” ujarnya.<br />

Sementara sebelumnya menyanggah keberadaan<br />

perjanjian Batu Tulis, PDIP kini mengakuinya.<br />

Namun, menurut politikus PDIP, Eva<br />

Kusuma Sundari, tidak ada yang dilanggar oleh<br />

Mega dalam perjanjian tersebut.<br />

Poin-poin dalam perjanjian itu, menurut dia,<br />

berlaku apabila dalam pilpres 2009 pasangan<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Mega-Prabowo menang. Hal itu dikuatkan<br />

dalam poin pembagian anggota kabinet, yang<br />

hanya bisa dilakukan kalau pasangan itu menjadi<br />

presiden dan wakil presiden. “Masak tibatiba<br />

nomor tujuh ditagih” cetus Eva kepada<br />

majalah detik.<br />

Lagi pula, kondisi politik sangat dinamis.<br />

Tidak ada koalisi partai politik yang permanen,<br />

Masak tinggal panen raya lalu menyerahkan<br />

kepada pesaing<br />

Politikus PDIP Eva Kusuma<br />

Sundari<br />

termasuk PDIP-Gerindra, karena pemilu tak<br />

bisa dikendalikan. PDIP juga bekerja sendiri<br />

dengan serius selama ini. “Masak tinggal panen<br />

raya lalu menyerahkan kepada pesaing” katanya.<br />

“Jadi polemik Batu Tulis sebaiknya diakhiri,”<br />

katanya.<br />

Selain mengungkit perjanjian Batu Tulis lima<br />

tahun lalu, Gerindra mengembuskan wacana<br />

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja<br />

Purnama sebagai calon pendamping Prabowo.<br />

Pengusungan Ahok, yang menjabat Ketua<br />

Bidang Politik Dalam Negeri Gerindra, disebut<br />

merupakan keinginan dari berbagai daerah.<br />

“Gaya kepemimpinannya yang tegas serta<br />

kinerjanya sangat dibutuhkan untuk mewujudkan<br />

perubahan,” kata Fadli Zon.<br />

Senada dengan Fadli Zon, anggota Dewan<br />

Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat,<br />

mengatakan Ahok dipertimbangkan sebagai<br />

cawapres bagi Prabowo lantaran prestasinya.<br />

Ahok bahkan satu-satunya kader Gerindra<br />

yang dipertimbangkan untuk mendampingi<br />

Prabowo. Meski baru wacana, pernyataan<br />

Gerindra bakal mengusung Ahok tetap saja<br />

menyedot perhatian. Pasalnya, jika Ahok maju<br />

mendampingi Prabowo dalam pilpres, Jakarta<br />

bakal ditinggal kedua pemimpinnya.<br />

Menurut informasi yang diperoleh majalah<br />

detik dari sumber internal Gerindra, wacana<br />

mengusung Ahok sebagai cawapres sengaja diembuskan<br />

untuk “menyandera” Jokowi. Sebab,<br />

dalam pilkada DKI 2012, Gerindra mendukung<br />

Jokowi lantaran komitmen pria asal Solo itu un-<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

tuk menangani permasalahan Jakarta. Wacana<br />

itu juga diharapkan sedikit-banyak membuat<br />

PDIP kembali menimbang-nimbang keputusannya<br />

mencalonkan Jokowi.<br />

Sejumlah kader Gerindra mengakui Jokowi<br />

merupakan ancaman serius buat Prabowo.<br />

Apalagi Jokowi selalu memuncaki survei elektabilitas<br />

capres di antara tokoh lain. Seandainya<br />

Jokowi tidak maju, peluang Prabowo terbuka<br />

lebar. Sebab, nama Prabowo selalu berada<br />

tepat di belakang Jokowi.<br />

Berdasarkan survei terbaru Soegeng Sarjadi<br />

School of Government (SSSG), elektabilitas<br />

Jokowi bertengger di angka 40,32 persen,<br />

sedangkan Prabowo di urutan kedua dengan<br />

10,64 persen suara. Adapun urutan ketiga dan<br />

seterusnya adalah Jusuf Kalla (6,08 persen),<br />

Wiranto 4,96 (persen), Aburizal Bakrie (1,12<br />

persen), dan Megawati 1,04 (persen).<br />

Sambil bergurau, Ahok menyatakan sebenarnya<br />

lebih berminat menjadi capres. Namun,<br />

karena Jokowi sudah dicalonkan PDIP sebagai<br />

presiden, dia akan memberikan dukungan<br />

sepenuhnya. “Kalau Pak Jokowi yang bagus,<br />

kenapa kita mesti lawan dia” ujarnya kepada<br />

majalah detik. “Saya bisa mendukung beliau,”<br />

ucap Ahok.<br />

■ Deden Gunawan, M. Rizal, Irwan N., Arif Arianto | Dimas<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Jokowi:<br />

Bukan Saya<br />

Pentingkan<br />

Partai<br />

daripada<br />

Rakyat<br />

angung pambudhy/detikfoto<br />

“Ini kan bukan masalah Jokowi.<br />

Ini kan masalah rakyat. Masalah<br />

bangsa dan negara.”<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Yang jelas, kita<br />

ingin konsentrasi<br />

semuanya ke<br />

pemilu legislatif<br />

9 April terlebih<br />

dulu, bagaimana<br />

memenangkannya<br />

dengan persentase<br />

di atas 20 persen.<br />

Joko Widodo akhirnya resmi menjadi<br />

calon presiden Partai Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan. Bersedia menjadi<br />

calon presiden di saat tugasnya sebagai<br />

Gubernur Jakarta belum selesai, Jokowi<br />

dicap lebih mementingkan partai.<br />

Pria yang mendapat gelar wali kota terbaik<br />

ketiga dunia dari Yayasan Wali Kota Sedunia<br />

(The City Mayors Foundation) saat memimpin<br />

Kota Solo itu mengaku menjadi calon presiden<br />

merupakan tugas berat yang harus diembannya.<br />

“Sangat berat,” kata Jokowi.<br />

Jokowi pun menepis anggapan, dengan bersedia<br />

menjadi capres, ia lebih mementingkan partai<br />

daripada rakyat. “Bukan seperti itu,” ujarnya.<br />

Berikut ini wawancara dengan Joko Widodo<br />

dalam dua kesempatan, setelah mengunjungi<br />

kompleks rumah Si Pitung dan saat berada di<br />

rumah dinasnya, Jumat, 14 Maret 2014.<br />

Anda menerima mandat Ketua Umum<br />

PDI Perjuangan untuk menjadi capres….<br />

Ini semua masih dalam proses. Yang jelas, kita<br />

ingin konsentrasi semuanya ke pemilu legislatif<br />

9 April terlebih dulu, bagaimana memenangkannya<br />

dengan persentase di atas 20 persen.<br />

Sehingga semuanya harus bekerja keras, baik<br />

kader partai, relawan, maupun semuanya yang<br />

memberikan dukungan.<br />

Anda dicap lebih mementingkan amanat<br />

partai daripada amanat rakyat Jakarta.<br />

Bagaimana tanggapannya<br />

Bukan seperti itu. Saya kira konstitusi memperbolehkan<br />

(saya menjadi capres). Peraturan<br />

memperbolehkan. Saya kira itu.<br />

Prosesnya seperti apa sehingga Anda<br />

bersedia jadi capres<br />

Ini kan bukan masalah Jokowi. Ini kan masalah<br />

rakyat. Masalah bangsa dan negara. Tidak<br />

gampang menerima amanat seperti itu, tidak<br />

mudah mendapatkan mandat seperti itu. Ini<br />

sebuah mandat kepercayaan yang diberikan<br />

kepada saya dari Ketua Umum PDI Perjuangan<br />

Ibu Megawati Soekarnoputri. Sangat berat.<br />

Kapan Megawati menyampaikan mandat<br />

itu kepada Anda<br />

Mendadak tadi. Tapi ini kan proses panjang,<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Apakah ziarah ke makam Bung Karno di<br />

Blitar merupakan sinyal Anda mendapatkan<br />

mandat untuk jadi capres<br />

Enggak. Itu ziarah ke makam pendiri bangsa,<br />

sang proklamator. Ya, ziarah. Artinya, kita mendoakan<br />

agar beliau diberi tempat yang paling<br />

baik di sisi Allah.<br />

Megawati bersama Jokowi saat<br />

Rakernas III PDIP di Ancol,<br />

September lalu.<br />

Grandyos Zafna/detikfoto<br />

proses internal partai dan proses kami dengan<br />

Ibu Ketua Umum. Ini sebuah proses panjang.<br />

Selama ini Anda sering bersama Megawati.<br />

Apakah dalam pertemuan-pertemuan<br />

itu sudah ada pembicaraan soal capres<br />

Pembicaraan seperti yang saya sampaikan. Ini<br />

proses hampir setiap dua hari. Selalu bertemu<br />

tapi tidak pernah bicara soal capres-capresan.<br />

Prosesnya seperti apa sampai Mega<br />

memberikan mandat capres kepada Anda<br />

Saya kira dinamika politik berproses dan bergerak,<br />

tidak bisa serta-merta harus ini, harus<br />

itu, kan…. Melihat perubahan di luar, melihat<br />

dinamika di lingkup internal.<br />

Kita harus lihat kematangan Ibu Mega. Ingat,<br />

Ibu Mega jadi Ketua Umum PDI Perjuangan<br />

itu lebih dari 20 tahun. Pernah jadi anggota<br />

Dewan, pernah jadi wakil presiden, pernah<br />

jadi presiden. Pernah dalam kehidupan politik<br />

yang panjang itu jatuh-bangun, jatuh-bangun.<br />

Kematangan beliau itu sebenarnya sudah saya<br />

rasakan empat bulan lalu.<br />

Beliau tidak seperti yang digambarkan orangorang,<br />

gambaran bahwa di PDI Perjuangan<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Puan Maharani saat<br />

membacakan mandat<br />

pencalonan Jokowi sebagai<br />

presiden di kantor DPP PDIP,<br />

Lenteng Agung, Jakarta Selatan.<br />

hasan/detikfoto<br />

ini semua di Ibu Mega, tidak. Ini kan amanat<br />

kongres, dari DPC partai, dari anak ranting. Ini<br />

proses panjang, sehingga kongres memutuskan<br />

bahwa beliaulah yang memutuskan (siapa)<br />

capres dan cawapres.<br />

Apa program Anda menjadi presiden<br />

Tentu saja, kalau diberi kepercayaan, kita<br />

harus siap. Sekali lagi, ini kita masih berbicara<br />

soal pemilu legislatif 9 April. Kita ingin seluruh<br />

kader, relawan, dan masyarakat memberikan<br />

dukungan kepada PDI Perjuangan. Nanti bicara<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Banjir setinggi 2-4 meter<br />

merendam kawasan Jalan KH<br />

Abdullah Syafei, Kebon Baru,<br />

Tebet, Jakarta Selatan pada<br />

Rabu (22/1). Banjir ini akibat<br />

jebolnya tanggul Sungai Ciliwung<br />

sepanjang 30-40 meter di Kebon<br />

Baru.<br />

Grandyos Zafna/detikfoto<br />

itu setelah pemilu legislatif saja.<br />

Anda akhirnya bersedia menjadi capres.<br />

Apakah karena posisi sebagai Gubernur<br />

Jakarta, Anda tidak bisa efektif membereskan<br />

masalah Jakarta<br />

Saya kira Jakarta sebagai ibu kota negara,<br />

baik urusan banjir maupun hampir semua urusan<br />

sungai itu ada di pemerintah pusat. Macet<br />

itu bukan cuma urusan Jakarta, tapi juga Jabodetabek.<br />

Banjir juga urusan Jakarta, Jawa Barat,<br />

dan Banten. Artinya, pemerintah pusat dan<br />

pemerintah daerah punya peran penting sekali.<br />

Sebetulnya, ditempatkan di mana saja, kalau<br />

kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan mendedikasikan<br />

semua pekerjaan itu untuk masyarakat,<br />

saya kira tidak ada masalah selama konstitusi<br />

membolehkan, selama undang-undang membolehkan,<br />

dan selama aturan membolehkan. ■<br />

Isfari hIkmat<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Jokowi Effect<br />

Terpa Bursa<br />

Joko Widodo ditetapkan sebagai capres, harga saham melonjak. Meski mungkin<br />

sesaat, hal itu menjadi indikator bahwa investor asing menyukai pencalonan<br />

Gubernur Jakarta ini.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Gedung Bursa Efek Indonesia<br />

(BEI)<br />

ari saputra/detikfoto<br />

PERDAGANGAN saham di Bursa<br />

Efek Indonesia pada Jumat, 14 Maret,<br />

cenderung negatif. Seperti di sebagian<br />

besar bursa Asia-Pasifik, para<br />

investor di Indonesia lebih banyak menjual saham,<br />

sehingga harganya turun, bahkan sampai<br />

minus 1 persen.<br />

Tapi, sekitar pukul 15.00 WIB, harga saham<br />

tiba-tiba melonjak drastis. Selama satu jam<br />

terakhir perdagangan hari itu, investor memborong<br />

saham-saham di bursa. Harganya pun<br />

naik. Indeks harga saham gabungan memperlihatkan<br />

kenaikan sampai 3,23 persen. Kenaikan<br />

yang cukup signifikan, apalagi nyaris sehari itu<br />

indeks dalam posisi melemah.<br />

Penyebab lonjakan harga saham itu sederhana:<br />

menjelang pukul 15.00 WIB, Gubernur<br />

Jakarta Joko Widodo resmi dicalonkan dalam<br />

pemilihan presiden 2014. Pencalonan ini,<br />

menurut David N. Sutyanto, analis First Asia<br />

Capital, bisa membawa angin baru.<br />

“Karena selama ini banyak yang belum terlaksana,<br />

MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan<br />

Pembangunan Ekonomi Indonesia) juga belum<br />

berjalan,” katanya. “Dengan adanya Jokowi,<br />

mungkin akan lebih baik, bisa lebih berkembang<br />

ke depannya.”<br />

Tapi euforia pencalonan Jokowi ini diperkirakan<br />

tidak akan bertahan lama di bursa. “Saya<br />

kira reaksi-reaksi seperti ini tidak akan lama,<br />

hanya respons sementara,” kata Ahmad Erani<br />

Yustika, ekonom yang menjadi Direktur Eksekutif<br />

Institute for Development of Economics<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Jokowi dan Gubernur BI Agus<br />

Martowardojo meninjau Blok G<br />

Tanah Abang, beberapa waktu<br />

lalu.<br />

agung pambudhy/detikfoto<br />

and Finance.<br />

Ia mengatakan nantinya pasar akan tajam<br />

memelototi suami Iriana itu. “Nantinya akan lebih<br />

obyektif,” katanya. Apalagi, katanya, “Jokowi<br />

selama ini belum pernah memberi platform<br />

ekonomi.”<br />

Hal yang sama diungkapkan ekonom dari<br />

Universitas Indonesia, Telisa Aulia Felianty.<br />

“Mungkin ini hanya (kenaikan) sesaat,” katanya.<br />

Tapi ia menambahkan, “Kita berharap pengaruh<br />

ini akan permanen.”<br />

Karena itu, kata Telisa, Jokowi mesti menjelaskan<br />

kebijakan ekonomi, sehingga lonjakan<br />

ini permanen. Visi ekonomi, menurut dia, tidak<br />

bisa dijelaskan hanya dengan blusukan meskipun<br />

itu bagus. Ia berharap Jokowi melanjutkan<br />

dengan menjelaskan platform ekonominya.<br />

Pasar bersemangat karena ada dampak psikologis<br />

jika Jokowi nantinya benar menjadi presiden.<br />

“Kalau leader bagus, pasar akan bagus,”<br />

katanya. “Mereka berharap ekonomi ke depan<br />

di bawah Pak Jokowi jadi lebih bagus.”<br />

Selain itu, secara politik, Jokowi banyak didukung<br />

negara Barat. “Ini jika foreign net buy<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Fokus<br />

jokowi resmi<br />

capres<br />

Kenaikan indeks harga saham gabungan<br />

setelah Joko Widodo dinyatakan<br />

sebagai calon Presiden.<br />

Harga penutupan naik 3,2 persen<br />

dibanding pembukaan<br />

4,850<br />

4,800<br />

Level harga pembukaan<br />

4,750<br />

4,700<br />

9:00AM 10:00AM 11:00AM 12:00AM 01:00AM 02:00AM 03:00AM 04:00AM<br />

(pembelian saham oleh investor asing) tinggi,”<br />

katanya. Dalam perdagangan kemarin, investor<br />

asing lebih banyak membeli saham daripada<br />

menjual, bahkan Rp 7,47 triliun dana asing<br />

masuk ke bursa dalam sehari, sehingga indeks<br />

melonjak lebih dari 3 persen.<br />

Faktor lain yang mendorong kenaikan harga<br />

saham, saat pengumuman pencalonan, adalah<br />

berkurangnya ketidakpastian dalam beberapa<br />

Jam saat Joko Widodo resmi dinyatakan akam maju sebagai<br />

calon presiden dalam pemilihan umum.<br />

bulan ke depan. Peluang Jokowi memimpin Indonesia<br />

semakin tinggi karena calon presiden<br />

ini banyak mendapat dukungan. “Politik akan<br />

lebih stabil,” kata Ahmad Erani. “Pasar sangat<br />

menyukai kepastian.” ■<br />

Monique Shintami | Nur Khoiri<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


gaya hidup<br />

Asyiknya<br />

Backpacker-an<br />

Traveling dengan biaya minim<br />

Enggak usah malu. Kini lagi ngetren, kok.<br />

foto-foto: thinkstock<br />

Asyiknya<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


gaya hidup<br />

Pada dasarnya, semua orang doyan<br />

sama yang namanya traveling. Sebuah<br />

penelitian membuktikan, 7 dari<br />

10 orang di dunia senang bepergian.<br />

Tapi, zaman dulu, rasanya berwisata ke<br />

tempat-tempat baru hanya bisa dilakukan<br />

orang berduit lebih saja. Apalagi kalau pingin<br />

pergi ke luar negeri, yang biayanya selangit.<br />

Rasanya itu cuma ada di awang-awang saja.<br />

Mira contohnya. Dari kecil dia ingin sekali<br />

pelesir ke daerah-daerah di Indonesia. Dia juga<br />

punya mimpi berkeliling dunia. Tapi keinginan<br />

itu agaknya susah terwujud. Mira merasa semua<br />

terhambat oleh biaya dan waktu.<br />

“Berapa uang yang harus disiapkan, belum<br />

lagi waktu untuk jalan-jalan. Belum tentu dapat<br />

cuti dari kantor,” ujarnya.<br />

Tapi sebenarnya kini traveling bukan lagi milik<br />

orang yang punya banyak uang saja. Orangorang<br />

yang duitnya, ya, tak banyak-banyak<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


gaya hidup<br />

amat juga bisa menikmati bepergian ke berbagai tempat.<br />

Tren yang sedang digilai, khususnya anak-anak muda, saat<br />

ini adalah backpacker. Konsep traveling ini sebenarnya sangat<br />

lumrah di luar negeri. Tapi, di Indonesia, baru tahun-tahun terakhir<br />

ini saja marak.<br />

Backpacker adalah sebutan untuk orang-orang yang gemar<br />

menjelajah dengan bujet minim. Dikenal dengan backpacker<br />

karena biasanya orang-orang ini selalu membawa tas punggung<br />

dalam perjalanannya.<br />

“Itu menjadi ciri khas,” ujar Bima asal Jakarta.<br />

Berbagai forum tentang backpacker kini makin ramai di dunia<br />

maya. Cerita-cerita perjalanan dan biaya yang superminim<br />

membuat banyak orang tertarik mencoba menjadi backpacker.<br />

Siapa yang tak mau jalan-jalan ke Malaysia selama tiga hari<br />

hanya dengan Rp 500 ribu Atau berkeliling di Kalimantan<br />

Timur hingga Derawan selama 15 hari dengan biaya tak lebih<br />

dari 600 ribu<br />

“Kalau murah gitu sih, saya juga mau,” kata Aris, salah satu<br />

peminat backpacking.<br />

Lebih Menyiksa<br />

Karena bujet yang minim, banyak pengeluaran selama traveling<br />

harus ditekan. Misalnya memilih bus, yang lebih murah,<br />

daripada pesawat, yang mahal. Konsekuensinya, perjalanannya<br />

jadi lebih lama.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


gaya hidup<br />

Buat beberapa orang, traveling ala backpacker<br />

terasa lebih menyiksa. Namun mereka penyuka<br />

backpacker punya pendapat berbeda. Buat<br />

mereka, traveling bukan melulu soal tempat<br />

tujuan.<br />

“Tapi juga bagaimana perjalanan menuju<br />

destinasi, itu bisa jadi pengalaman tersendiri,”<br />

kata Bima.<br />

Bima, yang sudah belasan tahun menjadi<br />

backpacker, mengaku jarang mengalami capekcapek<br />

setelah traveling. “Kalau traveling is not<br />

about the destination, but the journey,” ujarnya.<br />

Menurut Bima, backpacking tidak hanya<br />

memberi pengalaman menjelajahi tempattempat<br />

baru saja. Tapi juga bisa mendapatkan<br />

banyak pelajaran hidup serta kesederhanaan.<br />

Menjadi backpacker mungkin terlihat gampang,<br />

tapi sebenarnya tidak. Banyak persiapan<br />

yang mesti dilakukan sebelum memulai<br />

petualangan. Mulai stamina, keuangan, hingga<br />

barang-barang yang sebaiknya dibawa.<br />

Para backpacker biasanya membagi pengalamannya<br />

ke forum-forum diskusi. Forum<br />

ini biasanya diakses oleh para pemula untuk<br />

memperoleh saran atau rekomendasi.<br />

“Di sini pula para backpacker bisa mendapatkan<br />

teman untuk mengunjungi tempat baru,”<br />

kata Bima.<br />

Menurut dia, mengajak banyak teman<br />

kadang bisa menjadi salah satu cara menghemat<br />

ongkos. Misalnya bisa sharing penginapan,<br />

transportasi, dan sebagainya. Nah,<br />

mau back packer-an ke mana kita n<br />

adhenisa | Ken Yunita<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


gaya hidup<br />

Tip untuk Pemula<br />

Bertualang ala backpacker kelihatannya gampang, tapi<br />

sebenarnya tidak, lo. Sebelum memulai perjalanan, coba<br />

simak tip seperti dilansir ratestogo berikut ini.<br />

01. 02. 03. 04. 05.<br />

Tas<br />

Jangan paksakan<br />

membawa<br />

tas yang<br />

sangat besar<br />

dan melebihi<br />

postur Anda.<br />

Sesuaikan.<br />

Pilihlah tas<br />

dengan bahan<br />

yang kuat dan<br />

tahan air.<br />

Packing<br />

Sebelum<br />

packing, buatlah<br />

daftar barang yang<br />

hendak dibawa.<br />

Sesuaikan dengan<br />

medan yang akan<br />

dijelajahi. Perhitungkan<br />

dengan<br />

cermat agar barang<br />

yang dibawa<br />

tidak berlebihan.<br />

Uang<br />

Bawalah uang seperlunya<br />

tapi jangan mepet. Usahakan<br />

menyimpan uang tunai lebih<br />

untuk cadangan. Siapkan<br />

juga uang dalam pecahan<br />

kecil karena bisa jadi Anda<br />

akan membutuhkannya.<br />

Simpan uang di berbagai<br />

tempat berbeda, ini untuk<br />

mengantisipasi berbagai hal<br />

yang tidak diinginkan.<br />

Planning<br />

Jika ini perjalanan pertama<br />

Anda, awali dengan<br />

petualangan yang tak terlalu<br />

sulit. Banyak-banyaklah<br />

bertanya kepada orang<br />

yang berpengalaman. Jangan<br />

lupa menghubungi orang<br />

yang mungkin Anda kenal<br />

di tempat yang dituju. Siapa<br />

tahu Anda bisa mendapat<br />

penginapan gratis.<br />

Orang Asing<br />

Sebagai backpacker baru,<br />

mungkin wajah Anda akan<br />

terlihat bingung saat sampai<br />

di tujuan. Hal ini sering dimanfaatkan<br />

oleh orang yang hendak<br />

berbuat tidak baik. Karena<br />

itu, berhati-hatilah. Jangan<br />

mudah percaya kepada orang<br />

asing, apalagi terhadap mereka<br />

yang getol melancarkan ajakan<br />

atau menawarkan bantuan.<br />

Majalah detik 2 17 - 8 - Desember 23 maret 2014 2013


wisata<br />

foto-foto: indonesia.travel<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


wisata<br />

ari jauh, desa ini terkesan<br />

sepi dan tenang.<br />

Anda mungkin akan teringat<br />

pada film-film jadul<br />

berlatar pecinan. Inilah Desa Gedong, desa<br />

sederhana namun menyimpan kecantikan<br />

tersendiri.<br />

Penduduknya hanya sekitar 50 keluarga atau<br />

300 jiwa. Pantas saja desa seluas 2,5 hektare ini<br />

sepi, apalagi sebelum dinobatkan sebagai Desa<br />

Wisata pada tahun 2000. Nyenyet.<br />

Tentu pemerintah tak sembarangan memberikan<br />

“gelar” pada desa di Kelurahan Kuto<br />

Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka,<br />

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ini. Ya,<br />

Desa Gedong adalah pecinan tertua di Bangka.<br />

Dari Kota Pangkalpinang, desa ini berjarak<br />

sekitar 90 kilometer. Butuh waktu sekitar dua<br />

jam perjalanan darat. Ada beberapa pilihan<br />

transportasi, yakni mobil, bus, dan angkutan<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


wisata<br />

umum.<br />

Jalan menuju desa belum diaspal. Pada musim<br />

hujan, ini tentu merupakan medan yang cukup<br />

berat. Sebagian jalanan di sepanjang desa juga<br />

berupa tanah keras.<br />

Meski telah masuk kawasan wisata, desa ini<br />

belum terjamah listrik. Agak ironis mengingat,<br />

pada zaman kolonial, Belinyu adalah kawasan<br />

pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara.<br />

Belanda membangun PLTU Mantang untuk<br />

memenuhi kebutuhan listrik dalam penambangan<br />

timah. Namun Desa Gedong miskin<br />

listrik bahkan hingga kini.<br />

Warga menggunakan genset untuk memenuhi<br />

kebutuhan listrik mereka. Tentu saja sangat<br />

tidak memadai dan mahal. Listrik hanya<br />

menyala pada malam hari.<br />

Konon, desa ini telah eksis sejak abad ke-18.<br />

Penduduk asli Desa Gedong kabarnya adalah<br />

keturunan dari Cina daratan (Tionghoa Hakka),<br />

yang oleh Belanda sengaja didatangkan ke<br />

Bangka untuk menambang timah.<br />

Provinsi Guangdong disebut-sebut sebagai<br />

daerah asal mereka. Katanya, warga Guangdong<br />

dikenal sebagai penambang andal. Namun<br />

tidak diketahui jelas berapa jumlah pendatang<br />

saat itu.<br />

Kesan tua langsung terekam begitu wisata­<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


wisata<br />

wan tiba di pintu gerbang desa. Ada tulisan<br />

“Selamat Datang di Desa Wisata, Desa<br />

Gedong, Kec. Belinyu” untuk menyambut<br />

tamu.<br />

Para traveler akan langsung tahu ini<br />

bukan desa sembarangan. Arsitektur<br />

khas Cina makin jelas terlihat begitu<br />

kaki melangkah masuk ke Desa Gedong.<br />

Benar-benar antik.<br />

Bangunan di sini sebagian besar<br />

menggunakan kayu dengan sedikit<br />

tembok. Memang beberapa rumah telah<br />

mengalami renovasi. Ada juga bangunan yang<br />

tampak lebih modern.<br />

Beberapa di antaranya dibangun<br />

pada 1950. Bahkan ada<br />

yang dibangun<br />

pada 1990-an, terbuat dari tembok beton.<br />

Namun ada tujuh rumah yang masih mempertahankan<br />

keasliannya.<br />

Bahkan beberapa konstruksi rumah masih<br />

menggunakan pasak, bukan paku. Diperkirakan<br />

bangunan yang masih dihuni itu telah berusia<br />

lebih dari 100 tahun.<br />

Ornamen Tionghoa sangat jelas pada beberapa<br />

rumah. Salah satu yang cantik adalah<br />

kaligrafi Han Zi. Hampir setiap rumah memiliki<br />

tempat pemujaan di depan rumah.<br />

Deretan rumah kayu tua ini menjadi daya<br />

tarik utama Desa Gedong. Jangan lupa membawa<br />

kamera saat datang ke sini. Sungguh<br />

sayang kalau tidak difoto.<br />

Selain rumah-rumah warga, ada tiga kelenteng<br />

sederhana di sini. Konon, ketiga tempat<br />

berdoa ini merupakan pelindung yang menjadi<br />

ciri khas Desa Gedong.<br />

Seperti layaknya kelenteng, bangunan ini<br />

dipenuhi warna merah. Berbagai hiasan serba<br />

Tionghoa memenuhi bangunan ini. Sungguh<br />

pemandangan menarik di tengah alam tropis<br />

pulau penghasil lada dan timah.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


wisata<br />

Berbaur<br />

Jangan cuma menikmati bangunan-bangunan<br />

tua di sini. Cobalah berbaur dan mengamati kehidupan<br />

masyarakatnya yang menarik. Penduduk<br />

Desa Gedong cukup ramah kepada wisatawan.<br />

Namun sayang, tak banyak warga fasih berbahasa<br />

Indonesia atau bahasa Bangka. Untuk<br />

percakapan sehari-hari, kebanyakan warga menggunakan<br />

bahasa Cina. Mereka memegang teguh<br />

adat-istiadat Tionghoa.<br />

Nenek moyang mereka dulu adalah pekerja<br />

timah. Namun, sejak runtuhnya masa kejayaan<br />

timah di Bangka, banyak penduduk beralih pekerjaan<br />

menjadi petani dan nelayan.<br />

Ada juga yang membuka usaha kerupuk kemplang,<br />

yang menjadi salah satu oleh-oleh khas<br />

Bangka. Wisatawan bisa menemukan makanan<br />

ini di salah satu rumah.<br />

Selain membeli, wisatawan sekalian bisa menyaksikan<br />

proses pembuatan kemplang. Katanya,<br />

kemplang produksi desa ini terkenal sebagai salah<br />

satu yang paling enak.<br />

Selain kemplang, wisatawan bisa membeli berbagai<br />

makanan, seperti otak-otak ikan, pempek,<br />

getas, dan sambal khas Bangka yang pedas, untuk<br />

oleh-oleh.<br />

Meski kehidupan masyarakatnya menarik, para<br />

wisatawan tidak bisa menginap di sini. Selain<br />

tidak ada penginapan, warga Desa Gedong tidak<br />

membuka jasa home stay.<br />

Penginapan terdekat berada di Kota Belinyu<br />

(sekitar 14 kilometer) dan Kota Sungailiat (sekitar<br />

14 kilometer). Biasanya wisatawan menjadikan<br />

Desa Gedong sebagai salah satu destinasi dalam<br />

rangkaian wisatanya. Tertarik mengeksplorasi<br />

Desa Gedong n Indonesia.Travel | Ken Yunita<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kuliner<br />

Konsep baru selalu<br />

menarik perhatian.<br />

Pantas saja kalau Pong<br />

Me! ramai pengunjung.<br />

foto-foto : ari saputra | detikfoto<br />

Pong Me!<br />

If You Can<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kuliner<br />

Saya selalu penasaran dengan<br />

bangunan berlantai dua dengan<br />

dominasi kaca-kaca di Jalan<br />

Gunawarman, Jakarta Selatan,<br />

ini. Rasanya, setiap kali lewat di<br />

depannya, halaman parkirnya selalu ramai,<br />

penuh mobil.<br />

Karena penasaran, saya pun nekat<br />

memberhentikan mobil saya. Saya membaca<br />

tulisan besar, “Pong Me!”, di atas pintu<br />

masuknya. Di bawahnya tertulis “Ping Pong<br />

Lounge”.<br />

Oh, jadi ini adalah tempat untuk bermain<br />

pingpong Untuk menjawab rasa penasaran,<br />

saya pun memutuskan mampir. Saya mengajak<br />

dua teman.<br />

Suasana sport langsung terasa begitu saya<br />

masuk. Ini benar-benar Ping Pong Lounge.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kuliner<br />

Desain meja pingpong di<br />

sini juga berbeda. Ada<br />

yang bergaya klasik, ada<br />

juga yang bergaya disko.<br />

Tapi jauh lebih modern dari tempat bermain<br />

pingpong yang biasa. Lebih stylish!<br />

Lounge ini terbagi menjadi dua lantai.<br />

Uniknya, desain interior di kedua lantai itu<br />

memberi kesan berbeda, seakan saya sedang<br />

berada di dua kafe saja.<br />

Di lantai satu suasananya lebih ceria dan<br />

ngepop de ng an sofa-sofa nyaman. Sedangkan<br />

di lantai dua terkesan lebih “gotik” dengan sofasofa<br />

tinggi berwarna hitam.<br />

Pong Me! punya delapan meja pingpong luculucu<br />

untuk pengunjung. Desain meja pingpong<br />

di sini juga berbeda. Ada yang bergaya klasik,<br />

bergaya disko, ada juga yang full print foto Kota<br />

New York.<br />

Perlengkapan bermain pingpong, seperti bet<br />

dan bola, juga tersedia di sini. Lucu-lucu karena<br />

berwarna-warni. Tapi, untuk memainkannya,<br />

tentu tidak gratis.<br />

Setiap pengunjung yang ingin bermain<br />

pingpong dikenai tarif Rp 50 ribu untuk 30<br />

menit dan Rp 100 ribu untuk satu jam. Tapi,<br />

kalau datang pada jam makan siang, Anda bisa<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kuliner<br />

bermain pingpong gratis, lo.<br />

Selain meja-meja pingpong itu, ada beberapa<br />

hal lain yang juga menggemaskan. Misalnya<br />

ilustrasi-ilustrasi dengan tulisan menohok<br />

perasaan di dinding yang membuat tamu<br />

tersenyum saat membaca.<br />

“Cozy dan cukup bikin betah,” ujar Reni, salah<br />

satu tamu Pong Me!, sore itu.<br />

Pong Me! mulai ramai didatangi pengunjung<br />

pada sore hari, sekitar pukul 17.00 WIB, saat jam<br />

pulang kantor. Mungkin banyak tamu sengaja<br />

mampir untuk menunggu macet mereda.<br />

Selain meja-meja pingpong, Pong Me!<br />

menyediakan menu makanan. Tapi sepertinya<br />

makanan di sini bukan menu utama karena<br />

tamu kebanyakan datang untuk bermain<br />

pingpong.<br />

Tapi saya tentu ingin mencicipi menu yang<br />

ditawarkan lounge ini. Saya memilih duduk di<br />

salah satu sofa di lantai satu yang non-smoking.<br />

Sedangkan lantai dua khusus untuk mereka<br />

yang merokok.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kuliner<br />

Banoffee<br />

Seorang mbak pelayan mendatangi saya dan<br />

me nyerahkan dua buku menu makanan dan<br />

minuman. Salah satunya berbentuk seperti bet<br />

pingpong yang lucu.<br />

Dari menu itu, saya tahu tak ada yang<br />

terlalu khas. Makanannya campur-campur dari<br />

berbagai negara. Ada pizza, steak, sandwich, dan<br />

beberapa menu tradisional, seperti nasi goreng<br />

dan sop buntut.<br />

Saya agak khawatir dengan rasanya. Janganjangan<br />

kurang enak meski harganya tergolong<br />

lumayan. Tapi, ah, dari mana saya tahu kalau<br />

tidak mencobanya, kan<br />

Akhirnya, setelah banyak bertanya, saya<br />

memesan snack combo favourite. Dalam satu<br />

piring besar terdiri atas tiga snack: potato skin,<br />

chicken wings, dan bolognaise with cheese.<br />

Masing-masing tiga potong.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kuliner<br />

Burger Me!<br />

Ada dua saus menemani snack itu.<br />

Tampilannya cukup menggoda. Saya pun<br />

mencomot satu bolognaise with cheese<br />

berbentuk segitiga. Masih hangat karena baru<br />

turun dari panggangan. Rasanya enak.<br />

Saya pun semangat mencoba potato skin.<br />

Dan rasanya ternyata sebanding dengan<br />

penampilannya yang cantik. Lezat. Andai saya<br />

datang sendiri, tentu snack berharga Rp 79.500<br />

itu sudah saya habiskan, ha-ha-ha....<br />

Saya lalu tergoda memesan Burger Me!<br />

seharga Rp 65 ribu. Katanya, ini salah satu<br />

yang jadi favorit pengunjung. Wah, saya harus<br />

mencobanya kalau begitu.<br />

Tak lama burger pesanan saya datang.<br />

Ukurannya lumayan jumbo dengan isian<br />

daging, aneka sayuran, dan mayonnaise.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kuliner<br />

Virgin<br />

Lychee<br />

Mojito<br />

Disajikan di atas talenan kayu dengan crispy<br />

onion ring dan saus.<br />

Saking besarnya, saya tak mungkin langsung<br />

menggigit burger itu. Saya memotongnya<br />

menjadi dua terlebih dulu. Dan, begitu suapan<br />

pertama masuk ke mulut, saya langsung jatuh<br />

cinta pada rasanya. Gurih!<br />

Dari dua makanan yang saya pesan, boleh<br />

dibilang saya puas dengan rasanya. Saya pun<br />

meneruskan memesan Rumanian pizza, pizza<br />

Snack<br />

Combo<br />

Favourite<br />

tipis dengan topping jamur, minyak zaitun,<br />

daging sapi asap, dan ayam suwir.<br />

Pizza pesanan saya datang agak lama, harus<br />

dimasak kurang-lebih 15 menit. Saat datang,<br />

pizza dengan dominasi warna putih itu masih<br />

panas. Terlihat menggiurkan dengan lelehan<br />

keju mozzarella di atasnya.<br />

Untuk menyegarkan tenggorokan, saya<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


kuliner<br />

Rumanian<br />

Pizza<br />

Greentea<br />

smoothies<br />

memesan virgin lychee mojito. Minuman bening<br />

dengan isi buah leci, daun mint, perasan lemon,<br />

dan soda yang dihargai Rp 52.500.<br />

Teman saya memesan minuman berharga<br />

sama, green tea smoothies. Dan, untuk menutup<br />

acara makan sore itu, saya memesan banoffee,<br />

yakni potongan pisang dengan krim dan es<br />

krim. Harganya Rp 40 ribu.<br />

Hmm… kalau Anda bosan dengan acara karaoke<br />

atau biliar bersama teman, tempat ini benarbenar<br />

bisa menjadi pilihan. Sambil berolahraga<br />

bisa makan enak, dong! n KEN YUNITA<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

All Right, Good Night,<br />

dan Hilang<br />

Tak ada sinyal darurat, tak ada transmisi data. Benarkah pesawat<br />

Malaysia Airlines berbelok ke Selat Malaka<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

IBTIMES<br />

Keluarga Paul Weeks sudah tak<br />

asing dengan kecelakaan dan bencana.<br />

Putra tertua mereka, Lincoln,<br />

lahir saat Kota Christchurch, Selandia<br />

Baru, digoyang lindu empat tahun lalu. Beberapa<br />

bulan lalu, keluarga dari Selandia Baru ini<br />

terlibat kecelakaan mobil saat baru pindah ke<br />

Australia.<br />

Makanya, saat Paul mendapatkan<br />

pekerjaan di satu<br />

tambang di Mongolia awal<br />

bulan lalu, dia sudah bersiap. Dia meninggalkan<br />

cincin kawinnya di rumah karena tak mungkin<br />

mengenakannya di lokasi pertambangan. Beberapa<br />

kali Paul lolos dari maut, namun kali ini<br />

nasibnya sungguh sulit diramal.<br />

Sembari menggenggam erat cincin kawin<br />

Paul, Danica, istrinya, mati-matian menahan<br />

deraian air mata. Sudah lima hari sejak Paul<br />

terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju<br />

Beijing, Cina, pada Sabtu dini hari, 8 Maret lalu,<br />

namun tak kunjung ada kabarnya.<br />

“Ini bagian paling berat setiap hari... bangun<br />

pagi dan melihat berita, tapi tak ada satu pun<br />

kabar. Tak ada kabar pula dari Malaysia mengatakan<br />

mereka telah menemukan sesuatu,” kata<br />

Danica pekan lalu. Paul menghilang bersama<br />

226 penumpang dan 12 awak maskapai Malaysia<br />

Airlines.<br />

Mohammad Lokman Hamid, 31 tahun, baru<br />

tahu bahwa kakak perempuannya, Norli Akmar<br />

Hamid, 33 tahun, ada di pesawat nahas itu setelah<br />

melongok laman Facebook pada Sabtu pagi<br />

itu. Beberapa jam sebelum naik pesawat, Norli<br />

mengunggah foto saat dia dan suaminya, Mohammad<br />

Razahan Zamani, tengah berkemas.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Sangat tak biasa<br />

bagi sebuah pesawat<br />

menghilang secepat<br />

ini dari radar.<br />

Perjalanan itu sekaligus menjadi bulan madu<br />

buat pasangan muda ini.<br />

“Aku tahu mereka memang berencana pergi<br />

ke Beijing untuk berlibur, setelah dia mengalami<br />

keguguran,” kata Lokman, hanya beberapa<br />

jam setelah Malaysia<br />

Airlines MH-370 menghilang.<br />

“Aku segera<br />

menghubungi Malaysia<br />

Airlines untuk memastikan<br />

berita itu, tapi<br />

mereka mengatakan<br />

akan menghubungiku<br />

kembali.”<br />

Pesawat Malaysia<br />

Airlines MH-370 lepas<br />

landas dari Bandara<br />

Kuala Lumpur Internasional<br />

pukul 00.41. Sesuai jadwal, pesawat itu<br />

akan mendarat di Bandara Beijing Capital pukul<br />

06.30 waktu setempat, atau hampir enam<br />

jam setelah terbang. Dari 227 penumpang, menurut<br />

manifes penerbangan Malaysia Airlines,<br />

153 berkewarganegaraan Cina, 38 Malaysia, 7<br />

penumpang dari Indonesia, 6 orang dari Australia,<br />

5 dari India, 4 penumpang dari Prancis,<br />

3 warga Amerika Serikat, dan masing-masing 2<br />

warga Selandia Baru, Ukraina, dan Kanada.<br />

Kurang dari satu jam setelah meninggalkan<br />

landasan, pesawat MH-370 bersiap meninggalkan<br />

wilayah udara Malaysia dan memasuki<br />

wilayah udara Vietnam. Komunikasi akan dialihkan<br />

ke petugas Kontrol Lalu Lintas Udara di<br />

Kota Ho Chi Minh. “All right, good night,” kata<br />

seorang kru di kokpit kepada petugas Menara<br />

Kontrol Lalu lintas Udara Subang di luar Kuala<br />

Lumpur. Tak jelas siapa yang berbicara, apakah<br />

sang pilot, Zaharie Ahmad Shah, atau kopilot,<br />

Fariq Abdul Hamid.<br />

Itulah komunikasi terakhir dengan pesawat<br />

MH-370. Setelah itu, pesawat Boeing 777-<br />

200ER tersebut menghilang seperti menguap<br />

begitu saja di udara. “Kami tak menerima apa<br />

pun sejak pukul 01.07,” kata Ahmad Jauhari Yahyain,<br />

Kepala Eksekutif Malaysia Airlines, Kamis<br />

pekan lalu. Tak ada peringatan, tak ada sinyal<br />

darurat, dan hingga Jumat siang atau tujuh hari<br />

kemudian, tak ada jejak secuil pun.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Prajurit Angkatan Udara Malaysia mencari<br />

jejak pesawat Malaysia Airlines dari balik<br />

jendela pesawat CN-235.<br />

SAMSUL SAID/REUTERS<br />

Hasil analisis radar di sepanjang<br />

Pantai Vietnam juga<br />

tak ditemukan tanda-tanda<br />

pesawat itu telah melewati<br />

wilayah udara Vietnam. Semula,<br />

tim pencari sempat mendeteksi jejak<br />

minyak di Teluk Thailand, sebelah selatan Pulau<br />

Tho Chau. Satelit Cina juga menangkap citra<br />

serpihan material tak jauh dari Pantai Vung<br />

Tau, Vietnam.<br />

“Kami sudah mengirim kapal ke sana, tapi<br />

tak menemukan apa pun,” kata Hishammuddin<br />

Hussein, Menteri Pertahanan merangkap<br />

pelaksana Menteri Transportasi Malaysia. “Tak<br />

ada kejadian seperti ini sebelumnya. Pesawat<br />

itu menghilang.”<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


mendarat, atau jatuh. Yang muncul malah rupa-rupa<br />

spekulasi dan teori. Menurut data dari<br />

Kementerian Transportasi Malaysia, kontak terakhir<br />

dengan kru pesawat MH-370 terjadi pukul<br />

01.07, namun perangkat transmitter responder<br />

atau transponder pesawat itu masih menyala<br />

hingga pukul 01.21.<br />

Perangkat inilah yang mengirimkan data posisi<br />

dan ketinggian pesawat ke menara kontrol.<br />

“Fakta ini menunjukkan ada kemungkinan tindakan<br />

itu satu kesengajaan, bukan kecelakaan,”<br />

analis penerbangan John Nance menduga.<br />

Sekitar pukul 01.30 pesawat itu hilang total dari<br />

pantauan radar. “Sangat tak biasa bagi sebuah<br />

pesawat menghilang secepat ini dari radar,”<br />

kata investigator kecelakaan penerbangan,<br />

David Gleave, kepada BBC.<br />

Selain memiliki transponder yang memantulkan<br />

balik sinyal radio dari radar di darat, sebenarnya<br />

masih ada perangkat lain di pesawat<br />

Boeing 777-200ER ini yang bisa dipakai untuk<br />

mengendus posisinya, yakni Aircraft Communications<br />

Addressing and Reporting System<br />

(ACARS). Perangkat buatan Honeywell Interinternasional<br />

Sangat sulit<br />

dipercaya... pesawat<br />

itu terbang selama<br />

lebih dari empat jam<br />

dan tak tertangkap<br />

radar.<br />

l l l<br />

Selama beberapa hari pekan lalu, Pulau Phu<br />

Quoc, Vietnam, mendadak ramai dikunjungi<br />

wartawan dari pelbagai negara dan warga<br />

Vietnam dari daratan. Sempat beredar kabar<br />

bahwa pesawat Malaysia Airlines MH-370 hilang<br />

di perairan tak jauh dari Pulau Phu Quoc.<br />

Tapi jejak yang dinanti-nanti itu tak kunjung<br />

ditemukan.<br />

Padahal 12 negara, termasuk<br />

Indonesia, 42 kapal<br />

dan 39 pesawat terlibat dalam<br />

operasi besar-besaran<br />

pencarian pesawat Boeing<br />

777-200ER itu. Sejauh ini<br />

hasilnya masih nihil. “Tapi<br />

kami tak akan menyerah,”<br />

kata Hishammuddin Hussein.<br />

“Ini operasi yang sangat<br />

kompleks dan tak selalu<br />

gampang. Semakin lama berjalan, operasi<br />

pencarian ini bakal semakin sulit.”<br />

Sepekan sudah berlalu, namun belum juga<br />

ditemukan petunjuk ke mana MH-370 terbang,<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Seperti beralih<br />

dari papan catur ke<br />

lapangan sepak bola.<br />

national ini terpasang pada mesin Rolls-Royce<br />

di Boeing 777-200ER.<br />

Galibnya, ACARS mengirimkan data konsumsi<br />

bahan bakar dan sejumlah data teknis lain ke<br />

darat lewat satelit Inmarsat paling tidak empat<br />

kali selama penerbangan: saat lepas landas,<br />

menuju ketinggian, selama penerbangan, dan<br />

menjelang pendaratan.<br />

Menurut sumber Wall Street Journal, perangkat<br />

ACARS di pesawat MH-370 masih terus<br />

mengirimkan data “ping”<br />

hingga lima jam setelah lenyap<br />

dari pantauan radar.<br />

“Ping” terakhir dikirimkan<br />

dari wilayah udara di atas<br />

perairan. Namun tak diketahui<br />

mengapa perangkat<br />

ini akhirnya berhenti mengirimkan<br />

data. Seorang<br />

sumber lain menduga, ada<br />

seseorang di kokpit yang mematikannya.<br />

Hishammuddin menyanggah data tersebut.<br />

“Kami sudah bertanya kepada Rolls-Royce dan<br />

Boeing mengenai data tersebut. Menurut mereka,<br />

berita itu tidak akurat,” kata Hishammuddin<br />

Kamis lalu. Pihak Rolls-Royce maupun Boeing<br />

menolak memberikan tanggapan langsung atas<br />

informasi itu. Analis penerbangan, Tom Ballantyne,<br />

juga menyangsikan laporan Wall Street<br />

Journal. “Sangat sulit dipercaya... pesawat itu<br />

terbang selama lebih dari empat jam dan tak<br />

tertangkap radar, dan tak ada satu pun yang<br />

menyaksikan.”<br />

Sejumlah sumber menduga, setelah lepas<br />

dari pantauan radar, entah apa sebabnya,<br />

pesawat MH-370 turun dari ketinggian dan<br />

membelokkan arahnya ke Selat Malaka. Radar<br />

milik Angkatan Udara Malaysia sempat<br />

menangkap sinyal asing pesawat pada pukul<br />

02.15, tak jauh dari Pulau Perak di Selat<br />

Malaka. Pesawat itu berada pada ketinggian<br />

29.500 kaki. “Tapi aku tak bilang itu adalah<br />

MH-370,” kata Kepala Staf Angkatan Udara<br />

Malaysia, Tan Sri Rodzali Daud.<br />

Menurut William Marks, juru bicara Armada<br />

Ketujuh Amerika Serikat, pemerintah Malaysia<br />

sudah meminta kapal dan pesawat milik<br />

Amerika Serikat dan India untuk mencari jejak<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Warga keturunan<br />

Tionghoa di Malaysia<br />

menerbangkan<br />

lampion bertuliskan<br />

doa-doa bagi<br />

penumpang pesawat<br />

Malaysia Airlines<br />

di Lapangan<br />

Kemerdekaan, Kuala<br />

Lumpur.<br />

EDGAR SU/REUTERS<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

pesawat MH-370 di perairan Selat Malaka dan<br />

sekitar Kepulauan Andaman. “Tapi operasi pencarian<br />

utama kami tetap di Laut Cina Selatan,”<br />

kata Hishammuddin. Mencari di perairan seluas<br />

Samudra Hindia, menurut Marks, tak akan<br />

mudah. “Seperti beralih dari papan catur ke<br />

lapangan sepak bola.” n SAPTO pradiTYO | wsJ | Guardian<br />

| CNN | BBC | nsT | Xinhua<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

BELOK KE<br />

BARAT<br />

Radar militer mendeteksi sinyal pesawat<br />

di perairan Selat Malaka. Diduga, pesawat<br />

Malaysia Airlines MH-370 berbelok arah<br />

menuju Samudra Hindia.<br />

2. Komunikasi terakhir pukul<br />

01.07, dan transponder mati<br />

pukul 01.21. Pukul 01.30 MH-<br />

370 hilang dari radar.<br />

3. 4. Radar militer Malaysia<br />

mendeteksi keberadaan<br />

pesawat asing.<br />

5. Satelit Cina mendeteksi<br />

serpihan material di Laut Cina<br />

Selatan. Terbukti citra itu salah.<br />

6. Investigator mengklaim ada<br />

sinyal dari MH-370 hingga<br />

lima jam setelah hilang dari<br />

pantauan radar, menunjukkan<br />

pesawat itu mengarah ke<br />

Samudra Hindia.<br />

Teluk<br />

Thailand<br />

selat malaka<br />

Perkiraan<br />

jangkauan<br />

terbang<br />

pesawat<br />

MH-370.<br />

laut Cina Selatan<br />

Pesawat Malaysia<br />

Airlines MH-370<br />

lepas landas dari<br />

KLIA pukul 00.41.<br />

SUMBER: STUFF.CO.NZ<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Ke Timur<br />

atau ke Barat<br />

“Bagi kami, Ukraina pro-Eropa merupakan satu-satunya<br />

jalan untuk bertahan hidup.”<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Seorang laki-laki<br />

memasang poster<br />

menjelang referendum<br />

Crimea di Kota Sevastopol<br />

pekan lalu.<br />

REUTERS/Baz Ratner<br />

Keturunan Tatar di Wilayah Otonomi<br />

Crimea punya kenangan buruk<br />

dengan Moskow. Pada masa Stalin<br />

berkuasa, dia memerintahkan polisipolisi<br />

Rusia memberi tanda silang di pagar rumah<br />

milik keturunan Tatar.<br />

Beberapa hari kemudian,<br />

pada Mei 1944, ribuan warga<br />

etnis dari Turki dipaksa<br />

naik ke gerbong kereta dan<br />

dikirim ke kamp Siberia dan<br />

Uzbekistan.<br />

Sedeka Memetova, kala itu baru berumur 8<br />

tahun, masih ingat betul perjalanan memilukan<br />

ke pengasingan di Uzbekistan itu. “Prajurit<br />

Rusia hanya memberi waktu lima menit untuk<br />

berkemas. Hampir semuanya kami tinggal di<br />

belakang,” kata Sedeka dua pekan lalu. Kereta<br />

itu penuh sesak. Sedeka duduk persis di samping<br />

seorang perempuan yang sedang hamil.<br />

Nenek Sedeka Memetova kini tinggal di Bakhchysarai,<br />

Crimea.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Mereka menghukum<br />

kami karena menolak<br />

kehadiran Vladimir<br />

Putin di Crimea.<br />

Posisi keturunan Tatar semakin terpojok pada<br />

masa Perang Dunia II. Mereka dicap punya<br />

dosa berat kepada Rusia. Walaupun tak sedikit<br />

keturunan Tatar yang menjadi prajurit Tentara<br />

Merah dan berperang untuk Rusia, keberadaan<br />

Legiun Tatar di pasukan<br />

Nazi Jerman membuat<br />

jasa mereka tak tampak<br />

lagi di mata penguasa<br />

di Moskow.<br />

Dosa itu semakin<br />

berat setelah sejumlah<br />

pemuka agama Islam<br />

etnis Tatar di Crimea<br />

berkolaborasi dengan<br />

pasukan Jerman saat<br />

tentara Adolf Hitler<br />

itu menyerbu Rusia.<br />

Walaupun Kremlin sudah mengampuni “dosa”<br />

orang-orang Tatar di Crimea pada pertengahan<br />

1960-an, pada masa Uni Soviet mereka masih<br />

menjadi orang-orang terpinggirkan. Properti<br />

milik mereka yang diambil alih keturunan Rusia<br />

tak juga dikembalikan.<br />

Sekarang mereka kembali waswas menghadapi<br />

referendum penentuan nasib Crimea<br />

pada Ahad, 16 Maret ini. Mereka takut, jika<br />

warga Crimea memilih bergabung dengan<br />

Rusia, masa-masa gelap itu kembali terulang.<br />

Yakub Nematulayev, 63 tahun, imam masjid di<br />

Stroganovka, pinggiran Ibu Kota Simferopol,<br />

mengatakan, sejak Presiden Viktor Yanukovych<br />

ditendang dari Kiev dan pasukan Rusia menduduki<br />

Crimea, pasukan bela diri Tatar selalu<br />

menjaga masjidnya.<br />

“Orang-orang terus berdatangan menyatakan<br />

kekhawatiran mereka. Sebagian lagi pasrah<br />

karena tak tahu apa yang harus dilakukan,” kata<br />

Yakub. “Tentu saja ada sebagian yang ‘kepalanya<br />

panas’, makanya kami tuangkan air dingin<br />

ke kepalanya.”<br />

Tujuh puluh tahun silam rumah Nenek Sedeka<br />

Memetova diberi tanda silang oleh polisi<br />

Rusia, dan kini kejadian itu terulang kembali.<br />

Dua pekan lalu beberapa pemuda keturunan<br />

Rusia berkeliling di kampungnya sembari memegang<br />

secarik kertas putih dan menenteng<br />

tongkat. Rupanya di kertas itu tertulis daftar<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Pasukan tak dikenal, mungkin<br />

prajurit Rusia, bersiaga di<br />

luar markas militer Ukraina di<br />

Perevalnoye, tak jauh dari ibu<br />

kota Crimea, Simferopol, pekan<br />

lalu.<br />

REUTERS/David Mdzinarishvili<br />

penduduk keturunan Tatar di<br />

Bakhchysarai.<br />

Hampir tak kentara pemuda-pemuda<br />

itu memberikan<br />

tanda silang di pagar rumah<br />

milik keturunan Tatar. Rustam Kadyrom, cucunya,<br />

melaporkan kasus itu ke polisi. Tapi polisi<br />

ogah memeriksa kasus tersebut. “Mereka mengatakan,<br />

orang-orang Tatar bukan prioritas<br />

mereka. Tentu saja... mereka menghukum kami<br />

karena menolak kehadiran Vladimir Putin di<br />

Crimea,” kata Rustam.<br />

Saat ini, ada sekitar 240 ribu keturunan Tatar<br />

di Crimea atau 12 persen dari warga Crimea.<br />

Lebih dari separuh warga Crimea merupakan<br />

keturunan Rusia. Sepertiga sisanya merupakan<br />

keturunan Ukraina. Wakil Ketua perwakilan komunitas<br />

Tatar (Crimean Tatar Mejlis), Eskandar<br />

Baiibov, mengatakan mereka akan memboikot<br />

referendum. Sikap mereka sudah jelas, yakni<br />

bertahan menjadi bagian Ukraina pro-Eropa.<br />

“Bagi kami, Ukraina pro-Eropa merupakan satusatunya<br />

jalan untuk bertahan hidup,” ujar Linur<br />

Yunusov, jurnalis keturunan Tatar.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Apakah kalian sadar<br />

berapa harga yang harus<br />

dibayar untuk satu trofi<br />

ini<br />

●●●<br />

Dalam sosok Vladimir Putin, barangkali Rusia<br />

menemukan jagoannya. Dalam sejumlah<br />

kesempatan, Putin, yang berkuasa di Kremlin<br />

sejak tahun 2000, tampil dengan gaya macho<br />

dan memamerkan ototnya yang masih liat.<br />

Sekali waktu, mantan perwira intelijen itu<br />

bergaya bak anggota geng<br />

motor dengan menggeber<br />

Harley-Davidson Lehman<br />

Trike. Lain kesempatan,<br />

dengan bertelanjang dada,<br />

dia menunggang kuda di<br />

medan berbukit di wilayah<br />

selatan Siberia. Putin juga<br />

tak ragu mempertontonkan<br />

kelihaiannya membanting<br />

lawan bermodalkan teknik judo.<br />

Bukan cuma macho di atas foto, lewat kebijakan<br />

luar negerinya yang “gagah berani” di<br />

Suriah dan Ukraina, Putin juga membawa Rusia<br />

“bertualang” melawan pengaruh Amerika<br />

Serikat dan sekutu-sekutunya dari Eropa. Sejak<br />

beberapa pekan lalu, walaupun dikecam di<br />

mana-mana, ribuan tentara Rusia menduduki<br />

pos-pos strategis dan mengisolasi Crimea dari<br />

dunia luar. Moskow berdalih, operasi pasukan<br />

Rusia di Crimea untuk melindungi warga Ukraina<br />

keturunan Rusia. Parlemen Rusia sudah<br />

memberi lampu hijau kepada Presiden Putin<br />

untuk menempatkan prajurit Rusia di mana<br />

pun di wilayah Ukraina.<br />

Sekalipun cuma segelintir orang, beberapa<br />

warga Rusia menolak menyokong petualangan<br />

Presiden Putin di Crimea. “Aku ingin bertanya kepada<br />

mereka yang merayakan aneksasi Crimea:<br />

Apakah kalian sadar berapa harga yang harus<br />

dibayar untuk satu trofi ini” kata penulis novel<br />

Boris Akunin pekan lalu.<br />

Pada Rabu pekan lalu akhirnya pemimpin negara-negara<br />

Uni Eropa menyepakati pemberian<br />

sanksi kepada Rusia berupa pembekuan aset dan<br />

larangan bepergian bagi mereka yang dianggap<br />

bertanggung jawab atas operasi militer di Crimea.<br />

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan sanksi<br />

itu akan diberlakukan Senin ini jika tak ada<br />

kemajuan dalam perundingan dengan Rusia.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Konvoi panser Rusia di luar<br />

Kota Sevastopol, Crimea,<br />

pada 10 Maret 2014.<br />

REUTERS/Baz Ratner<br />

“Masih ada jalan lain yang bisa ditempuh Rusia,<br />

dan kami berharap Presiden Putin memilih<br />

jalan itu,” kata Presiden Amerika Serikat Barack<br />

Obama setelah bertemu dengan perdana menteri<br />

sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, di<br />

Gedung Putih, pekan lalu. “Tapi, seandainya<br />

tidak, aku yakin komunitas internasional bakal<br />

berdiri di belakang pemerintah Ukraina dalam<br />

menjaga kesatuan wilayahnya.” Amerika Serikat<br />

dan sekutunya, menurut Obama, tak akan<br />

mengakui apa pun hasil referendum Crimea.<br />

Rupa-rupa ancaman sanksi itu sepertinya hanya<br />

dianggap angin lalu oleh penguasa Kremlin.<br />

Tak ada tanda-tanda pembatalan referendum<br />

maupun penarikan pasukan Rusia dari Crimea.<br />

Di seluruh penjuru Crimea persiapan referendum<br />

masih jalan terus.<br />

“Bagi Kremlin dan sejumlah elite yang menyokong<br />

kebijakan itu, Ukraina merupakan<br />

pertaruhan nasib mereka. Masa depan Ukraina<br />

terkait erat dengan masa depan politik mereka,”<br />

kata James Sherr, analis politik dari Chatham<br />

House, Inggris. “Ancaman sanksi itu belum bisa<br />

mengubah kalkulasi mereka.”<br />

Sadar kemampuan militernya hanya seujung<br />

kuku kekuatan Rusia, pemerintah sementara<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

Presiden Rusia Vladimir<br />

Putin menunggang kuda<br />

di Pegunungan Sayan<br />

Barat, Tuva, Siberia,<br />

beberapa tahun lalu.<br />

REUTERS/RIA Novosti<br />

di Kiev mengatakan tak akan menghadapi todongan<br />

senapan Rusia dengan senjata. “Mereka<br />

memprovokasi kami untuk memancing alasan<br />

mereka menginvasi wilayah lain Ukraina. Kami<br />

tak akan mengikuti skenario yang ditulis oleh<br />

Kremlin,” kata presiden sementara Ukraina,<br />

Oleksandr Turchynov.<br />

Menurut Turchynov, dengan jumlah personel<br />

yang sangat terbatas, mereka tak mungkin mengirim<br />

prajurit ke Crimea. “Operasi militer di<br />

Crimea akan membuat wilayah timur Ukraina<br />

tak terlindungi,” katanya. Pemerintah sementara<br />

di Kiev, juga warga Crimea keturunan Tatar<br />

dan Ukraina, hanya bisa berharap jalan diplomasi<br />

bisa melunakkan sikap Presiden Putin. ■<br />

SAPTO PRADITYO | GUardian | NEW yorkER | Washington post | NBC<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


internasional<br />

‘Musik Setan’<br />

dari Teheran<br />

“Padahal kami tak percaya setan. Dan setan juga tak ada urusannya dengan musik kami.”<br />

Majalah detik 17 - 23 MARET 2014


internasional<br />

Musik mereka dianggap sebagai<br />

musik setan, yang hanya akan<br />

merusak iman, oleh penguasa<br />

di Teheran. Di negerinya, Iran,<br />

Ali Madarshahi dan keempat temannya yang<br />

tergabung dalam band death metal, Arsames,<br />

terpaksa bertahan hidup “di bawah tanah”<br />

sejak berdiri sebelas tahun lalu. Sebab, tak ada<br />

Musik kami bertutur soal peradaban<br />

kuno Persia dan sejarah besar<br />

negeri kami.<br />

tempat bagi musik berisik seperti yang mereka<br />

mainkan itu di Negeri Para Mullah.<br />

Rock, metal, dan keluarganya merupakan<br />

aliran musik haram di Iran. “Padahal kami tak<br />

percaya setan. Setan juga tak ada urusannya<br />

dengan musik kami,” kata Ali beberapa waktu<br />

lalu. “Kami memainkan metal, persaudaraan,<br />

persahabatan. Suara kami suara kebebasan dan<br />

kemanusiaan, bukan brutalitas dan pembunuhan.”<br />

Pada 2005 grup metal dari Kota Mashhad itu<br />

merilis single Adiposere, disusul Cyclopia setahun<br />

kemudian. Cyclopia menangguk sambutan<br />

positif di MySpace. Pada 2010, Arsames merilis<br />

album perdana mereka, Immortal Identity.<br />

“Death metal selalu dihubungkan dengan<br />

sesuatu yang gelap dalam hidup. Tapi kami tak<br />

melihatnya seperti itu. Musik kami bertutur<br />

soal peradaban kuno Persia dan sejarah besar<br />

negeri kami. Lirik kami berbicara soal peradaban<br />

dari mana kami berasal,” kata Ali Madarshahi,<br />

sang vokalis.<br />

Simak saja satu lagu mereka, Cyrus the<br />

Great, yang berkisah tentang pendiri Imperium<br />

Achaemenid, imperium terbesar di dunia pada<br />

abad ke-6 sebelum Masehi. “Tak banyak orang<br />

di dunia yang memahami negeri kami. Kami<br />

mencoba menjelaskannya lewat bahasa musik.”<br />

Dilarang di kampung halamannya, Ali, duo<br />

gitaris Ahmad Tokalloo dan Morteza Shahrami,<br />

bassist Rouzbeh Zourchang, serta penggebuk<br />

drum Saeed Shariat berkeliling dari panggung<br />

Majalah detik 17 - 23 MARET 2014


internasional<br />

Arsames<br />

clip<br />

Tap untuk melihat Video<br />

ke panggung, dari satu festival ke festival lain,<br />

di luar negeri.<br />

“Memang berat bagi grup metal untuk hidup<br />

di Iran, tapi itu pulalah yang membuat kami<br />

bekerja lebih keras. Kami harus terus hidup<br />

di bawah tanah,” kata Ali. Dari Dubai di Uni<br />

Emirat Arab, mereka terbang ke Turki, lanjut ke<br />

negera-negara di Eropa Timur. Tak jarang pula<br />

mereka melawat ke timur, ke Kota Gangtok di<br />

Negara Bagian Sikkim, India.<br />

Walaupun berat hidup di tanah kelahirannya,<br />

Ali dan ka wan-kawannya tak berniat hijrah dari<br />

Iran. “Kami mencintai negara kami dan tak<br />

ingin meninggalkan negeri ini. Kami hanya berharap<br />

bisa mendapat sponsor untuk tur keliling<br />

dunia,” kata Ali. “Masa depan milik kami. Kami<br />

hanya perlu menembus tembok pembatas ini<br />

terlebih dulu.”<br />

Sejak Revolusi Iran 35 tahun lalu, semua hal<br />

yang berbau Barat menjadi barang terlarang<br />

di Negeri Seribu Mullah. Pertunjukan musik,<br />

apalagi yang menampilkan musik-musik ala Barat,<br />

tak diperkenankan. Bahkan stasiun televisi<br />

dilarang menyiarkan pertunjukan musik Barat.<br />

Jadi jangan harap “musik setan” yang berisik,<br />

seperti yang dimainkan oleh Arsames, Angband,<br />

127, Buddahead, dan The Yellow Dogs,<br />

bakal mendapat izin untuk manggung di Teheran<br />

atau Isfahan.<br />

Menurut Ali, Kementerian Kebudayaan Iran<br />

hanya memberikan izin terbatas lagu-lagu pop<br />

lokal. Dan, kalaupun tayang di televisi, para<br />

Majalah detik 17 - 23 MARET 2014


internasional<br />

Tumbuh besar di Iran,<br />

di negara Orwellian,<br />

membuat kami selalu<br />

takut terhadap otoritas.<br />

pemainnya tak diperkenankan memainkan instrumen-instrumen<br />

musik Barat, seperti gitar<br />

dan piano. Aturan ini sempat agak longgar pada<br />

masa Presiden Mohammad Khatami, namun<br />

kembali diperketat ketika Mahmud Ahmadinejad<br />

berkuasa di Teheran.<br />

“Iran tak punya sejarah rock sama sekali. Kami<br />

perlu membuat sejarah rock sendiri di Iran,” ujar<br />

Rasoo, 22 tahun, vokalis The Muckers. Grup<br />

band yang baru dibentuk dua tahun lalu ini diundang<br />

naik panggung<br />

di Festival SXSW di<br />

Austin, Texas, Amerika<br />

Serikat, pekan lalu.<br />

●●●<br />

“The boys, they're<br />

shouting and the girls,<br />

they are dancing, and it<br />

ain't no f*** crime!”<br />

Lirik Viva La Resistance yang diteriakkan King<br />

Raam, vokalis Hypernova, memang keras dan<br />

agak kasar. Tapi itulah barangkali ekspresi Raam<br />

dan teman-temannya yang tumbuh besar di Teheran<br />

dan di lingkungan yang dikekang begitu<br />

banyak aturan.<br />

“Tumbuh besar di Iran, di negara Orwellian,<br />

membuat kami selalu takut terhadap otoritas,”<br />

kata Raam. Hypernova, Yellow Dogs, dan beberapa<br />

grup lain memilih hijrah ke Eropa atau<br />

Amerika Serikat untuk berkelit dari kekangan<br />

pemerintah Iran. “Aku jarang punya uang tetapi,<br />

sekarang, aku jauh lebih bahagia. Sebab, jika<br />

aku pulang, mungkin bakal ditangkap polisi.”<br />

Naiknya Hassan Rouhani ke kursi nomor satu<br />

di Teheran pada Agustus 2013 mengembuskan<br />

angin perubahan di Iran. Berulang kali, sejak<br />

masa kampanye presiden, Rouhani menjanjikan<br />

kebebasan berekspresi lebih luas. “Masyarakat<br />

yang tertutup akan menghadapi masalah<br />

kepercayaan masyarakat. Mereka akan lebih<br />

percaya pada sumber infomasi asing,” Presiden<br />

Rouhani berpidato, pekan lalu.<br />

Walaupun akses Internet masih disensor dan<br />

sebagian tahanan politik belum dilepas, sudah<br />

ada tanda-tanda perubahan sikap di Teheran.<br />

Pada akhir Januari lalu, stasiun televisi milik pemerintah<br />

Iran, IRIB, membuat kejutan dengan<br />

menayangkan pertunjukan Avaye Parsian, grup<br />

Majalah detik 17 - 23 MARET 2014


internasional<br />

yellowdogs<br />

NYPOST<br />

musik tradisional Persia.<br />

Yang agak lain dari biasanya, Avaye manggung<br />

lengkap dengan semua instrumen musiknya.<br />

Bisa dibilang inilah penampilan perdana<br />

satu grup musik lengkap dengan semua peralatannya<br />

di layar televisi sejak Revolusi Iran 1979.<br />

Saman Alipour, 25 tahun, pendiri Avaye, mengatakan,<br />

mereka tak sadar penampilan mereka<br />

akan ditayangkan di televisi hingga tuntas<br />

pertunjukan. “Kami mendapat tanggapan positif<br />

dan negatif. Tapi kami sangat optimistis,”<br />

kata Alipour beberapa pekan lalu.<br />

“Apakah aku sedang bermimpi” seorang<br />

warga Iran bercuit di Twitter setelah menyaksikan<br />

tayangan Avaye. Harian berhaluan moderat,<br />

Shargh, menjadikan tayangan itu sebagai<br />

berita utama keesokan harinya. “Lampu hijau<br />

Majalah detik 17 - 23 MARET 2014


internasional<br />

127<br />

RFERL<br />

dari stasiun televisi pemerintah menjadi kejutan<br />

besar,” Shargh menulis.<br />

Tapi entah apa yang terjadi, belakangan, produser<br />

acara Good Morning itu malah mungkret.<br />

“Kami mengundang grup band tersebut tapi,<br />

karena satu kesalahan, selama sepuluh detik<br />

penonton bisa melihat instrumen musiknya. Itu<br />

kesalahan kami dan IRIB tak mengubah kebijakan,”<br />

kata Gholamreza Bakhtiari, sang produser.<br />

Di balik layar, pemegang tali yang mengekang<br />

kebebasan itu sepertinya belum benarbenar<br />

rela melonggarkan ikatannya. Pada awal<br />

Desember tahun lalu, penyanyi rap Amir Hossein<br />

Maqsoudlou ditangkap di Teheran setelah<br />

mengunggah video musiknya di satu situs<br />

Internet asing. Senasib dengan musik rock, rap<br />

menjadi barang haram di Iran. ■<br />

SAPTO PRADITYO | BBC | timeOutduBAI | telegraPH | guardian<br />

Majalah detik 17 - 23 MARET 2014


people<br />

getty images | Jhoni Hutapea | detikhot | agung phambudhy | detikfoto<br />

Fuad Rahmany<br />

Miley Cyrus<br />

Gugun<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


people<br />

Gugun<br />

Sebagai musikus yang makin<br />

eksis, tentu adanya haters tak<br />

bisa dihindari. Demikian juga<br />

yang dirasakan Muhammad<br />

Gunawan, pentolan Gugun Blues Shelter<br />

(GBS).<br />

Pria yang akrab disapa Gugun itu justru<br />

menganggap haters sebagai fans-nya<br />

yang fanatik. “Berarti mereka mengikuti<br />

semua aktivitas kita, kan. Jadi biarkan<br />

saja,” ujar Gugun.<br />

Lelaki berambut gondrong ini hanya<br />

ingin karier musiknya, baik di<br />

dalam maupun luar negeri, semakin<br />

maju. Dia juga ingin musik blues tidak<br />

identik lagi dengan orang tua.<br />

“Untuk GBS sendiri musiknya masih<br />

segmented. Jadi kita ingin nanti GBS bisa<br />

diterima di daerah-daerah di Indonesia,<br />

jadi pencinta musik blues juga akan semakin<br />

beragam,” ujarnya.<br />

Untuk itu, Gugun dan band-nya berencana<br />

melakukan tur keliling Indonesia.<br />

“Tahun ini sudah ada undangan di daerahdaerah,<br />

seperti Yogya, Semarang, Bali,<br />

dan Lombok,” ujar vokalis sekaligus gitaris<br />

GBS ini. n Ken Yunita<br />

getty Jhoni Hutapea images | detikcom<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


people<br />

Fuad Rahmany<br />

Kemeja digulung. Begitu<br />

gaya santai Direktur Jenderal<br />

Pajak Ahmad Fuad Rahmany.<br />

Meski usianya telah memasuki<br />

kepala lima, pria berkacamata ini<br />

masih terlihat segar dan bersemangat.<br />

Padahal, sehari-hari, Fuad selalu disibukkan<br />

oleh urusan perpajakan. Berangkat<br />

dari rumah pagi-pagi sekali, dan kembali<br />

ke rumah larut sekali. Tapi dia tetap enjoy.<br />

Dengan pekerjaan seabrek, mau tak<br />

mau kesehatan menjadi prioritas. Apalagi<br />

kini usianya sudah tidak muda lagi.<br />

Banyak makan buah dan berolahraga<br />

adalah dua hal yang selalu dilakoninya<br />

setiap hari.<br />

“Jadi pagi-pagi saya olahraga di kantor<br />

sebelum kerja. Biasanya sepedaan di ruangan.<br />

Untuk makanan, saya memilih buah daripada<br />

ngemil yang tidak sehat,” ujar penerima gelar<br />

Ph.D dari Economics Vanderbilt University ini.<br />

Fuad dikenal sebagai pemimpin yang<br />

santai namun tegas. Dia tak segan-segan<br />

memberi sanksi bawahannya yang melakukan<br />

kesalahan. Di awal-awal menjabat,<br />

Fuad berjanji akan membersihkan Ditjen<br />

Pajak. n Ken Yunita<br />

agung phambudhy | detikhot<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


people<br />

Miley Cyrus<br />

Makin gila. Ungkapan itu<br />

sepertinya layak untuk<br />

Miley Cyrus. Meski telah<br />

mendapat banyak kritik, si<br />

“Hannah Montana” sepertinya tak peduli.<br />

Aksi-aksinya tetap kontroversial.<br />

Baru-baru ini publik menyoroti aksi<br />

edan putri penyanyi country Billy Ray<br />

Cyrus itu dalam serangkaian Bangerz<br />

Tour. Mulai aksi menirukan gerakan masturbasi<br />

hingga mencium Katy Perry yang<br />

sedang menontonnya.<br />

Aksi terakhir yang dianggap tak pantas<br />

juga dilakukan Miley dalam konser ketiganya,<br />

4 Maret lalu. Dalam konser itu Miley<br />

menggunakan penari latar kulit hitam<br />

yang melakukan adegan tidak pantas<br />

dengan boneka beruang.<br />

Aksi itu dianggap sebagai tindakan<br />

rasis. “Mereka berpikir aku rasis, lalu<br />

aku merasa, ‘Hey, yang benar saja! Ini<br />

semua aneh,’” ujar penyanyi 21 tahun<br />

ini berang.<br />

Banyak orang kecewa dengan penampilan<br />

Miley karena, sebelum Bangerz<br />

Tour dimulai, Miley berjanji konsernya<br />

akan mendidik. “Ini akan menjadi edukasi<br />

yang baik untuk anak-anak yang<br />

datang ke konserku,” ujarnya.<br />

Bagaimana menurut Anda Apakah<br />

aksi Miley di tiga panggung itu bisa<br />

disebut mendidik Seriously, Miley<br />

n Ken Yunita<br />

getty getty iamges images<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


sisi lain capres<br />

Sejumlah foto koleksi Endriartono seakan<br />

menjadi simbol perjalanan hidupnya.<br />

saking banyaknya benda kenangan semasa<br />

aktif di militer, mantan panglima tni itu<br />

sampai bisa membuat museum.<br />

Sampai<br />

Tak Mempan<br />

Ditembak<br />

Setelah orang pensiun, bendabenda<br />

kenangan semasa dia aktif<br />

memangku jabatan bisa menjadi<br />

sesuatu yang luar biasa dan<br />

kebanggaan tersendiri. Tak terkecuali bagi<br />

mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan)<br />

Endriartono Sutarto.<br />

Peserta konvensi calon presiden Partai<br />

Demokrat itu rupanya memiliki seabrek<br />

benda kenangan, yang ia peroleh selama<br />

berkiprah di militer. Dari saat masih menjadi<br />

taruna Akabri hingga ketika menduduki pucuk<br />

pimpinan TNI. Saking banyaknya benda<br />

tersebut, Endriartono sampai bisa membuat<br />

museum pribadi di rumahnya, kawasan<br />

Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.<br />

Sejatinya, museum pribadi itu belum<br />

Majalah detik 17 -23 maret 2014


sisi lain capres<br />

lama dibangun. Museum seluas sekitar<br />

4 x 6 meter persegi itu didirikan Endriartono<br />

di sebelah garasi rumahnya<br />

yang asri dan berpekarangan luas. “Tadinya<br />

disimpan di sana-sini, terpisah-pisah.<br />

Ada yang ditumpuk di kardus, ada<br />

yang di lemari. Setelah dikumpulkan,<br />

inilah hasilnya,” kata Endriartono saat<br />

menerima tim majalah detik di kediamannya<br />

dua pekan lalu.<br />

Benda-benda yang dia kumpulkan<br />

terdiri atas foto, lencana penugasan,<br />

medali, plakat, lukisan, gambar karikatur,<br />

patung kuda dari pualam, patung dari<br />

Thailand, pedang samurai, sampai dua<br />

ekor harimau yang diawetkan. Endriartono<br />

berseloroh, jika medali dan lencana<br />

yang dimilikinya itu ia pakai semua saat<br />

berseragam tentara, bisa-bisa badannya<br />

dipenuhi tanda penghargaan.<br />

“Kalau (lencana) dipasang semua di<br />

badan, saya bisa enggak mempan ditembak,”<br />

ujarnya sembari terkekeh.<br />

Sejumlah foto koleksi Endriartono juga<br />

seakan-akan menjadi simbol perjalanan<br />

hidupnya. Ada foto hitam-putih saat<br />

ia masih menjadi taruna, foto bersama<br />

Presiden Soeharto dan Panglima ABRI<br />

Wiranto saat ia menjabat Komandan Pasukan<br />

Pengamanan Presiden, foto ketika<br />

Endriartono menjabat Kepala Staf TNI<br />

Angkatan Darat, hingga ketika menjadi<br />

Panglima TNI, semua tergantung rapi di<br />

dinding. Foto dirinya bersama sejumlah<br />

kepala negara juga ada, seperti dengan<br />

Presiden Amerika Serikat George W.<br />

Bush serta bersama Sultan Brunei Hassanal<br />

Bolkiah.<br />

Sedangkan benda-benda lainnya dipajang<br />

di rak kaca. Kecuali foto, benda-benda<br />

tersebut merupakan tanda penghargaan,<br />

kenangan-kenangan, atau cendera<br />

mata dari berbagai acara, baik di dalam<br />

maupun luar negeri. Seperti pemberian<br />

dari para panglima angkatan bersenjata<br />

negara lain yang berkunjung atau dikunjunginya.<br />

“Ini semua pemberian, enggak<br />

ada yang beli,” tutur Komisaris Utama<br />

Bank Pundi itu.<br />

Tapi tak semua barang koleksinya bisa<br />

masuk dan terpajang di sana. Museumnya<br />

sudah tidak muat lagi. Masih banyak<br />

benda kenangan miliknya yang terpaksa<br />

ia simpan di lemari kaca besar di ruang<br />

makan. Ia juga mengoleksi beberapa<br />

kendaraan lawas di garasi di sebelah<br />

museum. Vespa Piaggio, sepeda motor<br />

Honda 70, dan motor gede Yamaha. “Itu<br />

sudah enggak bisa jalan, akinya mahal,”<br />

ucapnya seraya menunjuk motor gede<br />

warna hitam itu.<br />

Endriartono secara khusus menyinggung<br />

piagam “pahlawan masa kini”,<br />

yang diberikan Modernisator, gerakan<br />

menganugerahkan penghargaan kepada<br />

tokoh-tokoh yang dianggap memiliki<br />

inovasi, keunggulan, serta pengabdian<br />

untuk negeri. Ia diganjar penghargaan<br />

tersebut karena dinilai tegas dalam<br />

mempertahankan netralitas TNI. “Ada<br />

juga penghargaan dari pemda Aceh<br />

atas apa yang saya lakukan saat terjadi<br />

tsunami,” katanya. Dua penghargaan<br />

itu rupanya mendapat tempat khusus<br />

di hati sang jenderal. n Dimas, Sudrajat<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


interview<br />

Ketua umum MUI<br />

Din Syamsuddin:<br />

Dana<br />

Sertifikasi<br />

Halal<br />

Tak ke MUI<br />

Majalah Majalah detik 24 detik februari 17 - 23 - 2 maret 2014


interview<br />

“Pemerintah yang baik itu tidak banyak mengatur<br />

karena sudah mendelegasikan ke masyarakat.”<br />

ebagai Ketua Umum Majelis Ulama<br />

Indonesia yang baru, Din Syamsuddin<br />

menghadapi sejumlah persoalan. Di Dewan<br />

Perwakilan Masyarakat, misalnya,<br />

kini tengah dibahas Rancangan Undang-<br />

Undang Jaminan Produk Halal. Melalui<br />

RUU ini, pemerintah lewat Kementerian<br />

Agama ingin menarik kewenangan sertifikasi<br />

halal dari MUI.<br />

Pada saat hampir bersamaan, MUI disorot<br />

publik karena, seperti diwartakan sebuah<br />

majalah, ada pengurusnya yang mempermainkan<br />

urusan sertifikasi halal demi keuntungan<br />

pribadinya.<br />

”Saya juga sudah cek, tidak ada dana yang<br />

masuk ke MUI terkait sertifikasi yang katanya<br />

sebesar Rp 780 miliar dalam setahun,” kata Din<br />

kepada majalah detik, 7 Maret lalu, di gedung<br />

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah<br />

Jakarta.<br />

Selain itu, Din menerima pengaduan masyarakat<br />

perihal tingkah dai yang kerap tampil di<br />

televisi dan berpraktek ala dukun. Belum lagi<br />

ada dai yang bertingkah ala preman saat menyampaikan<br />

ceramah. Bagaimana ia menyikapi<br />

semua itu Berikut ini petikan penjelasannya.<br />

Menteri Agama minta agar sertifikasi<br />

halal dilakukan oleh pemerintah. Tanggapan<br />

Anda<br />

Ya, semua terserah pemerintah dan DPR.<br />

Saya kira MUI tidak dalam posisi yang secara<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


interview<br />

UU Pangan, yang disepakati sebagai lembaga<br />

Islam itu adalah MUI, bukan ormas-ormas Islam<br />

tertentu atau gabungan ormas, karena<br />

nanti dikhawatirkan terjadi hiruk-pikuk.<br />

mutlak bertahan dan ngotot ingin mempertahankan.<br />

Tapi, pada awalnya, ada tugas atau<br />

pemberian tugas oleh negara berdasarkan<br />

Undang-Undang (Pangan, 1997). Dulu, pada<br />

saat terjadi isu lemak babi pada susu, undangundang<br />

itu dalam salah satu pasalnya menyebutkan,<br />

bagi yang ingin mencantumkan label<br />

halal, harus mengurus sertifikat halal. Menurut<br />

Alasan lain kenapa sertifikasi harus oleh<br />

MUI<br />

Ini kan terkait dengan fatwa ulama. Agama<br />

memesankan, makanan yang dikonsumsi itu,<br />

selain halal, harus toyiban, baik atau berkualitas,<br />

berguna bagi kesehatan. Sebab, makanan<br />

tidak hanya untuk kepentingan fisik, tetapi juga<br />

psikis. Karena kehalalan itu ditentukan oleh<br />

agama, maka harus berdasarkan fatwa ulama<br />

yang bersifat nasional, yaitu MUI. Mengapa<br />

MUI Karena di dalamnya ada wakil-wakil dari<br />

beberapa ormas Islam.<br />

Sebelum ada fatwa, tentu harus diteliti oleh<br />

para ahli: pangan, gizi, farmasi. Hasilnya direkomendasikan<br />

kepada Komisi Fatwa. Labelisasi<br />

bukan dilakukan oleh MUI, melainkan oleh<br />

pemerintah atau Badan Pengawas Obat dan<br />

Makanan, karena itu ada duitnya. Berapa harga<br />

satu label, umpamanya permen, itu bukan<br />

urusan MUI.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


interview<br />

Labelisasi bukan dilakukan<br />

oleh MUI, melainkan oleh<br />

pemerintah atau Badan<br />

Pengawas Obat dan Makanan,<br />

karena itu ada duitnya.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


interview<br />

ya, tidak usahlah pemerintah mengambil alih.<br />

Masih banyak tugas lain yang harus dilakukan<br />

Kementerian Agama. Kalau ada kekurangan,<br />

ya kita sempurnakan. Ini katanya fatwa MUI<br />

tetapi sertifikatnya dari Kementerian agama.<br />

Sertifikat itu terkait dengan fatwa, menyatu.<br />

Itu formalitas dari fatwa tersebut.<br />

Intinya, MUI tetap keberatan, ya....<br />

MUI tidak mau kalau ditarik (dan) hanya menjadi<br />

pelengkap, pemberi fatwa (tapi) sertifikatnya<br />

oleh pemerintah. Itu tidak baik. Sebenarnya<br />

pemerintah yang baik itu tidak banyak mengatur,<br />

karena sudah mendelegasikan ke masyarakat.<br />

Kalau mau bikin lembaga fatwa sendiri, silakan.<br />

Tapi nanti dikhawatirkan subyektif. Kalau MUI<br />

kan lembaga bersama ormas-ormas Islam.<br />

Din memimpin delegasi<br />

yang terdiri atas para<br />

pemimpin ormas dan tokoh<br />

perorangan menemui Ketua<br />

MK Akil Mochtar untuk<br />

mengajukan judicial review<br />

atas UU Sumber Daya Air,<br />

24 September 2013.<br />

FOTO : muhammadiyah.or.id<br />

Kalau sekarang diambil oleh pemerintah<br />

Ya, silakan saja, tapi jangan kemudian MUI<br />

disuruh jadi pemberi stempel saja. Cuma, pendapat<br />

saya, yang sudah berjalan di masyarakat,<br />

Niat penarikan kewenangan sertifikasi<br />

itu hampir berbarengan dengan isu gratifikasi<br />

kepada pejabat MUI<br />

Saya sudah melakukan verifikasi. Hasilnya<br />

dapat saya katakan mengandung banyak ketidakbenaran.<br />

Saya juga sudah cek, tidak ada<br />

dana yang masuk ke MUI terkait sertifikasi<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


interview<br />

yang katanya sebesar Rp 780 miliar dalam<br />

setahun.<br />

Kalau soal akomodasi dan uang saku<br />

saat verifikasi oleh pejabat MUI<br />

Untuk meneliti, halal certifier itu kan harus<br />

berkunjung, tidak bisa jarak jauh. Maka tiketnya,<br />

akomodasinya, ditanggung oleh perusahaan<br />

pengundang. Kalaupun kemudian ada<br />

Fenomena dai-dai seleb itu ada positif dan<br />

negatifnya. Tetapi, bagaimanapun, mereka<br />

adalah pion-pion dakwah Islam yang<br />

bermanfaat.<br />

lumsum, amplop, itu bukan gratifikasi. Itu biaya<br />

wajar yang perlu dikeluarkan perusahaan.<br />

Kalau tidak, MUI tidak bisa berangkat.<br />

Kemarin kami harus berangkat ke Cile (untuk<br />

memverifikasi kehalalan), karena Cile juga memasukkan<br />

daging (ke Indonesia). Tetapi, karena<br />

perusahaan itu tidak mampu memberikan biaya,<br />

ya MUI tidak bisa berangkat. Kan MUI bukan<br />

lembaga negara.<br />

Masalah lain, di televisi bermunculan<br />

dai-dai baru seperti selebritas yang terkesan<br />

mengkomersialkan ayat-ayat Tuhan<br />

Itu sudah diadukan ke MUI dan sudah dilakukan<br />

pertemuan dengan para dai, ustad, dan<br />

juru dakwah yang populer di media massa.<br />

Fenomena dai-dai seleb itu ada positif dan negatifnya.<br />

Tetapi, bagaimanapun, mereka adalah<br />

pion-pion dakwah Islam yang bermanfaat. Janganlah<br />

hanya karena salah sedikit kemudian<br />

langsung dibantai.<br />

Menjelang pemilu, sejumlah calon presiden<br />

menemui Anda. Minta dukungan<br />

Saya kira ini perlu dipahami dan disikapi<br />

sebagai sebuah kewajaran. Tidak perlu disikapi<br />

atau diartikan sebagai manuver politik. Pimpinan<br />

Pusat Muhammadiyah juga sering mengundang<br />

para tokoh bangsa, mengadakan apa<br />

yang dinamakan silaturahmi tokoh bangsa.<br />

Ada yang meminang Anda untuk dijadikan<br />

pasangan<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


interview<br />

Ada khitah politik sejak 1971, bahwa Muhammadiyah<br />

tidak memiliki hubungan struktural,<br />

organisatoris, serta tidak berafiliasi dengan<br />

organisasi politik mana pun. Jadi organisasi<br />

memberi kebebasan kepada kader-kadernya<br />

atau anggotanya untuk berjuang atau berdakwah<br />

politik lewat berbagai partai mana pun.<br />

Sempat ada penekanan penerjemahan bahwa<br />

khitah itu adalah menjaga jarak atau take<br />

a distance terhadap partai politik, jadi tidak ke<br />

mana-mana. Karena itu, organisasi tidak menerima<br />

tokoh-tokoh atau menerima kunjungan<br />

partai-partai politik.<br />

Namun ternyata perjuangan politik itu<br />

penting. Kita membutuhkan juga dukungan<br />

partai-partai politik, khususnya dalam proses<br />

pengambilan keputusan strategis.<br />

foto: m-dinsyamsuddin.com<br />

He-he-he…. Kalaupun diduga kedatangan<br />

para tokoh itu sebagai peminangan, saya<br />

kira tidaklah demikian. Tetapi, dalam konteks<br />

umum, marilah kita bersama-sama membangun<br />

bangsa ini.<br />

Sengaja menjaga jarak dengan politik<br />

Contohnya<br />

Misalnya ada undang-undang yang oleh<br />

Muhammadiyah dinilai merugikan rakyat, bertentangan<br />

dengan konstitusi, terutama sejak<br />

era reformasi. Muhammadiyah memprakarsai<br />

gerakan jihad konstitusi dengan melakukan judicial<br />

review atas UU Migas, UU Sumber Daya<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


interview<br />

Air, Mineral dan Batu Bara, Investasi, Panas<br />

Bumi, dan lain-lain.<br />

Muhammadiyah tidak memiliki hubungan<br />

struktural, organisatoris, serta tidak<br />

berafiliasi dengan organisasi politik mana<br />

pun.<br />

Bagaimana agar upaya itu tidak diboncengi<br />

motif ekonomi dari pihak lain<br />

Ya, mungkin saja ada berbagai motif atau<br />

kepentingan orang-orang yang mendukung<br />

upaya judicial review. Bagi saya atau Muhammadiyah,<br />

itu tidak jadi masalah selama muaranya<br />

sama. Tapi sejauh ini saya menengarai tidak<br />

ada motif lain kecuali memang sama bertemu<br />

pandangan untuk menegakkan pelaksanaan<br />

Pasal 33 UUD 1945.<br />

Terkait dengan UU Sumber Daya Air,<br />

Anda menyebut air kemasan itu haram<br />

Saya kira ada pengutipan yang tidak utuh.<br />

Pernyataan itu terlontar saat saya menyampaikan<br />

pidato dalam pembukaan Musyawarah<br />

Kerja Nasional Majelis Tarjih di Palembang.<br />

Kebetulan salah satu tema yang dibahas<br />

adalah fikih tentang air tapi tidak spesifik dalam<br />

konteks air kemasan. Tetapi, untuk air kemasan<br />

yang dikuasai oleh sebuah perusahaan, apalagi<br />

asing, yang mengeruk keuntungan, menyengsarakan<br />

rakyat, kemudian merusak lingkungan<br />

hidup, menghabisi sumber mata air kita, ya itu<br />

bentuk al-fassat, bentuk kerusakan yang oleh<br />

agama, oleh Al Quran, itu sangat ditentang.<br />

Saya kira, saya tidak sampai menyatakan<br />

itu haram mutlak. Mungkin kawan wartawan<br />

yang mendengarnya dibuat haram mutlak.<br />

Sebenarnya ceramah saya pada waktu itu lebih<br />

bersifat pertanyaan dan tantangan kepada<br />

para ulama serta cendekiawan yang sedang<br />

mengikuti munas, mempertimbangkan jika<br />

terjadi kerusakan. Karena agama menyuruh<br />

menegakkan kebaikan. n ARIF ariantO<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


interview<br />

BIODATA<br />

Nama:<br />

Profesor Dr Muhammad Sirajuddin<br />

Syamsuddin<br />

Tempat/Tanggal Lahir:<br />

Sumbawa Besar, Nusa Tenggara<br />

Barat, 31 Agustus 1958<br />

Istri:<br />

Fira Beranata<br />

Anak:<br />

1. Farazahdi Fidiansyah<br />

2. Mihra Dildari<br />

3. Fiardhi Farzanggi<br />

Pendidikan:<br />

• Pondok Modern Gontor, Jawa<br />

Timur, lulus 1975<br />

• IAIN Jakarta, Fakultas Ushuluddin,<br />

lulus 1980 (sarjana muda)<br />

• IAIN Jakarta, Fakultas Ushuluddin<br />

Jurusan Perbandingan Agama,<br />

lulus 1980 (sarjana)<br />

• Pascasarjana University of<br />

California Los Angeles, Amerika<br />

Serikat, Interdepartmental Programme<br />

in Islamic Studies, lulus<br />

1988<br />

• Program doktor University of<br />

California Los Angeles, Amerika<br />

Serikat, Interdepartmental Programme<br />

in Islamic Studies, lulus<br />

1991<br />

Karier:<br />

• Aktivis Muhammadiyah<br />

• Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,<br />

1985<br />

• Mengajar di IAIN Jakarta, kini<br />

UIN Syarif Hidayatullah<br />

• Ketua Umum Pengurus Pusat<br />

Pemuda Muhammadiyah, 1989-<br />

1993<br />

• Anggota Majelis Hikmat PP<br />

Muhammadiyah, 1990<br />

• Direktur Jenderal Pembinaan dan<br />

Penempatan Tenaga Kerja Departemen<br />

Tenaga Kerja RI, 1998<br />

• Wakil Ketua PP Muhammadiyah,<br />

2000-2005<br />

• Sekretaris Umum Majelis Ulama<br />

Indonesia<br />

• Ketua Badan Penelitian dan<br />

Pengembangan Golongan Karya<br />

• Ketua Umum PP Muhammadiyah,<br />

2005-2010 dan 2010-2015<br />

• Ketua Umum MUI, Februari<br />

2014-sekarang<br />

• Presiden dan Moderator Konferensi<br />

Asia untuk Agama dan<br />

Perdamaian (Asian Conference on<br />

Religion and Peace)<br />

• Ketua Inisiatif Persahabatan<br />

Indonesia-Palestina<br />

• Ketua Pusat Dialog dan Kerja<br />

Sama Antarperadaban<br />

Penghargaan:<br />

• Anugerah Tokoh Islam 1433 H dari<br />

Kerajaan Pulau Pinang, Malaysia<br />

• Ambassador for Peace<br />

foto: endriartonosutarto.web.id<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Renegosiasi<br />

Tambang Penuh<br />

Ganjalan<br />

Perundingan ulang pasal kontrak karya<br />

perusahaan tambang belum jelas kapan<br />

selesainya. Isi kontrak tak bisa diubah<br />

sepihak. Dari pasal soal royalti sampai<br />

smelter menjadi ganjalan.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Ada juga sebagian<br />

pemegang kontrak karya<br />

yang belum setuju dan itu<br />

yang perlu kita lihat lagi.<br />

JARUM jam di lobi kantor Direktorat<br />

Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian<br />

Energi Sumber Daya Mineral<br />

sudah menunjukkan pukul 2 siang<br />

pada Senin, 10 Maret lalu. Suasana sepi, tidak<br />

tampak hiruk-pikuk. Padahal, beberapa hari sebelumnya,<br />

diumumkan bahwa 83 perusahaan<br />

pemegang kontrak karya pertambangan akan<br />

menandatangani komitmen<br />

renegosiasi.<br />

Sejumlah wartawan tidak<br />

mendapat penjelasan pasti<br />

mengapa acara batal. Belakangan,<br />

Direktur Jenderal Mineral<br />

dan Batu Bara R. Sukhyar<br />

mengatakan, meski yang<br />

ditandatangani hanya komitmen bernegosiasi,<br />

acara itu batal karena beberapa perusahaan<br />

belum sepakat dengan beberapa pasal yang<br />

bakal dibahas. “Ada juga sebagian pemegang<br />

kontrak karya yang belum setuju dan itu yang<br />

perlu kita lihat lagi,” ujar Sukhyar.<br />

Kegagalan penandatanganan ini menjadi<br />

salah satu gambaran betapa bertele-telenya<br />

perundingan ulang kontrak karya yang ditandatangani<br />

pemerintah dengan perusahaan<br />

tambang meski bisa dibilang sudah lima tahun<br />

diusahakan.<br />

Persoalan renegosiasi muncul setelah Undang-Undang<br />

Mineral dan Batu Bara mulai<br />

berlaku lima tahun lalu. Undang-undang ini<br />

menyatakan perusahaan tambang tetap bisa<br />

bekerja sampai masa kontraknya habis. Namun<br />

dalam undang-undang juga disebutkan pasalpasal<br />

pada kontrak karya mesti disesuaikan<br />

paling lambat 2010.<br />

Meski undang-undang memberi batas waktu<br />

2010, atau setahun setelah undang-undang<br />

diberlakukan, sampai sekarang persoalan ini<br />

belum juga beres. Pemerintahan Presiden Susilo<br />

Bambang Yudhoyono pun baru membentuk<br />

tim renegosiasi yang dipimpin Menteri Koordinator<br />

Perekonomian Hatta Rajasa pada 2012.<br />

Sampai sekarang, baru enam pemegang kontrak<br />

karya tambang mineral dan 19 pemegang<br />

perjanjian karya batu bara—semacam kontrak<br />

karya tapi untuk batu bara—yang sudah menandatangani<br />

renegosiasi. Sebagian besar, total<br />

83 perusahaan, masih melakukan negosiasi.<br />

Mereka inilah yang mestinya menandatangani<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Tambang Freeport di Papua.<br />

REUTERS<br />

komitmen untuk bernegosiasi pada Senin itu.<br />

Perundingan dengan para pemegang kontrak<br />

karya alot karena, menurut Wakil Direktur<br />

Reforminer Institute Komaidi Notonegoro,<br />

kontrak karya berbeda dengan izin. Jika sekadar<br />

izin, pemerintah bisa memberi atau mencabutnya.<br />

Kontrak karya berbeda karena, untuk diubah—apalagi<br />

dibatalkan—mesti disepakati kedua<br />

belah pihak. “Nah, itu yang menyebabkan<br />

renegosiasinya sangat alot,” ucapnya.<br />

Perusahaan tambang tidak dengan begitu<br />

saja membiarkan kontrak di tangan mereka<br />

diubah. Tidak kurang Duta Besar Amerika Serikat—negara<br />

asal Freeport—pernah memprotes<br />

renegosiasi. Ia mengatakan kontrak karya mestinya<br />

tidak diutak-atik karena bisa merusak iklim<br />

investasi.<br />

Masuk akal juga, karena perusahaan ingin<br />

ada kepastian hukum. “Sebagai perusahaan,<br />

Vale tentunya ingin kepastian berusaha,” kata<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Dugaan saya, enggak ada<br />

cara lain, kalau Freeport<br />

setuju, Newmont dan<br />

lainnya juga akan setuju.<br />

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Nico<br />

Kanter, lewat email.<br />

Tidak mengherankan, perundingan bertahuntahun<br />

ini belum juga beres. Menurut Sukhyar,<br />

perundingan sekarang menyisakan satu masalah<br />

yang paling mengganjal, kenaikan royalti<br />

dari 1 persen menjadi 3,75 persen. “Tinggal soal<br />

penerimaan negara, paling berat itu,” ujarnya.<br />

Sukhyar enggan membeberkan perusahaan<br />

yang masih berkeberatan soal<br />

royalti. Ia hanya menyebut<br />

PT Freeport Indonesia sudah<br />

mengirim surat persetujuan<br />

kenaikan royalti. Sedangkan<br />

PT Newmont Nusa Tenggara<br />

dan PT Vale Indonesia (nama<br />

baru Inco) belum sepakat<br />

mengubah pasal royalti dalam kontrak. Sukhyar<br />

optimistis dengan kontrak karya. “Dugaan saya,<br />

enggak ada cara lain, kalau Freeport setuju,<br />

Newmont dan lainnya juga akan setuju,” katanya.<br />

Pihak Freeport tidak bersedia menjelaskan<br />

perincian pasal-pasal yang masih mengganjal<br />

dalam perundingan ini. Vice President Corporate<br />

Communication PT Freeport Indonesia,<br />

Daisy Primayanti, hanya mengatakan mereka<br />

tengah berdiskusi dengan pemerintah. “Bersama<br />

pemerintah, kami meninjau kontrak kami<br />

dengan mempertimbangkan kebutuhan investasi<br />

jangka panjang dan aspirasi nasional,” ucapnya.<br />

Sukhyar menyebut lima masalah lain—di antaranya<br />

luas wilayah kerja, kewajiban melepas<br />

sebagian saham, dan kewajiban mengolah hasil<br />

tambang di dalam negeri—bisa dibilang sudah<br />

tidak terlalu banyak masalah.<br />

Tapi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan<br />

Indonesia (Indonesian Mining Association)<br />

Syaril A.B. masih mengeluhkan dibatasinya<br />

penguasaan lahan maksimal 25 ribu hektare<br />

untuk tambang mineral dan 15 ribu hektare untuk<br />

tambang batu bara. “Anggota kami bilang<br />

kami sudah investasi begitu banyak, tapi hanya<br />

dapat 25 hektare,” katanya.<br />

Ia mencontohkan Freeport, yang sudah<br />

menanam US$ 7 miliar (sekitar Rp 80 triliun).<br />

Dengan investasi seperti itu, menurut Syaril,<br />

Freeport pastinya enggan jika hanya akan mendapatkan<br />

lahan 25 ribu hektare. Ia mengatakan<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Richard Adkerson, pimpinan<br />

tertinggi Freeport, bersama<br />

Menteri Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral Jero Wacik<br />

REUTERS/Enny Nuraheni<br />

perusahaan tambang berusaha mendapatkan<br />

lahan lebih luas dengan mengajukan rencana<br />

kegiatan sejak 2010. “Tapi tetap saja tak mendapat<br />

persetujuan dari pemerintah,” ucapnya.<br />

Persoalan lain adalah keharusan membuat<br />

smelter untuk mengolah produksi. Dua penambang<br />

emas terbesar, Freeport dan Newmont,<br />

masih berkeberatan. “Kedua perusahaan itu<br />

memang belum oke dengan kewajiban mendirikan<br />

smelter,” kata salah satu sumber di pemerintahan.<br />

Tarik-ulur soal smelter mulai mendingin<br />

setelah pemerintah memberi batas waktu<br />

2017 untuk mendirikan tempat peleburan ini.<br />

Meski begitu, Sukhyar optimistis proses renegosiasi<br />

akan segera selesai. “Renegosiasi ini<br />

akan rampung tahun ini juga sebelum pemerintahan<br />

ini berakhir,” janji Sukhyar. n<br />

Hans Henricus B.S. Aron, Budi Alimuddin<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Sepucuk<br />

Surat<br />

Berlogo KPK<br />

Meski renegosiasi yang lelet merugikan<br />

negara, bukan berarti terjadi korupsi.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Renegosiasi kontrak karya<br />

di bidang pertambangan<br />

adalah tugas dan<br />

wewenang pemerintah.<br />

SEPUCUK surat dalam amplop berlogo<br />

lembaga yang sering menyeret<br />

pejabat tinggi ke penjara, Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi, tiba di kantor<br />

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral<br />

pada Jumat, 21 Februari 2014. Bukan hanya<br />

Kementerian Energi yang mendapat surat<br />

tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono<br />

juga menerima surat tersebut.<br />

Isi surat itu sederhana: pemerintah<br />

diminta segera menyelesaikan<br />

proses renegosiasi.<br />

Undang-undang menetapkan<br />

renegosiasi selesai pada 2010,<br />

tapi sampai sekarang belum<br />

juga selesai. Akibatnya, menurut<br />

kajian KPK, leletnya renegosiasi membuat<br />

selisih penerimaan negara dari Freeport, misalnya,<br />

bisa mencapai US$ 169 juta (Rp 1,9 triliun).<br />

“KPK menemukan pengelolaan penerimaan<br />

negara dari mineral dan batu bara yang tidak<br />

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun<br />

2009,” tutur juru bicara KPK, Johan Budi.<br />

Urusan dengan KPK biasanya persoalan korupsi.<br />

Meski sudah melakukan kajian dan menemukan<br />

potensi kerugian negara, KPK belum<br />

bertindak karena memang belum secara resmi<br />

mendapat laporan kerugian negara dari Badan<br />

Pemeriksa Keuangan. “BPK yang mengaudit,<br />

bukan KPK,” ujar Johan.<br />

Sedangkan BPK, menurut wakil ketuanya,<br />

Hasan Bisri, sudah mengaudit dua perusahaan<br />

tambang besar, Freeport dan Newmont. Ha san<br />

menolak menjelaskan perincian audit, hanya<br />

mengatakan pemerintah harus segera menyelesaikan<br />

renegosiasi kontrak karya dengan dua<br />

perusahaan tersebut, khususnya menyesuaikan<br />

nilai royalti. “Renegosiasi kontrak karya di<br />

bidang pertambangan adalah tugas dan wewenang<br />

pemerintah,” ujar Hasan.<br />

Tapi seorang ahli hukum menyatakan, meski<br />

ada kerugian negara akibat lambatnya renegosiasi,<br />

jika tidak ada yang sengaja mengambil<br />

keuntungan pribadi, tetap tidak masuk ranah<br />

korupsi. Pakar hukum tata negara Universitas<br />

Padjadjaran, Bandung, Indera Prawira, mengatakan<br />

temuan KPK memang menunjukkan<br />

adanya kerugian negara karena renegosiasi itu<br />

semestinya rampung pada 2010.<br />

Setelah tenggat itu terlampaui, tentu saja<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Johan Budi<br />

ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma<br />

negara menderita kerugian karena seharusnya<br />

mendapatkan royalti yang lebih besar ketimbang<br />

yang biasanya dibayarkan perusahaanperusahaan<br />

pemegang kontrak karya.<br />

Namun kerugian negara itu bukan berarti<br />

korupsi.<br />

Ia mengatakan alotnya renegosiasi itu<br />

berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang<br />

lambat. Sedangkan jika hal itu dikatakan<br />

korupsi, KPK harus bisa membuktikan bahwa<br />

kebijakan yang lambat membuat negara<br />

rugi dan ada motif untuk menguntungkan<br />

kepentingan pribadi, baik perorangan maupun<br />

kelompok. “Tidak serta-merta kerugian<br />

negara itu menjadi korupsi karena masalah<br />

renegosiasi ini masih pada tataran kebijakan,<br />

dan kebijakan tidak bisa dipidana,” tutur<br />

Indera. n Hans Henricus B.S. Aron<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Beda Nasib, Beda<br />

Kepentingan<br />

Perusahaan tambang pemegang izin,<br />

bukan kontrak karya, tak bisa berkutik<br />

jika ada perubahan kebijakan.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Patut diingat,<br />

pemerintah Indonesia<br />

pernah menjalankan<br />

kebijakan nasionalisasi.<br />

INDONESIA mengenal dua asosiasi perusahaan<br />

tambang mineral, yakni Asosiasi<br />

Pertambangan Indonesia (Indonesian Mining<br />

Association atau IMA) dan Asosiasi<br />

Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo).<br />

Meski sama-sama perusahaan tambang mineral,<br />

anggota dua kelompok ini agak berbeda.<br />

Satu kelompok, IMA, beranggotakan para pemegang<br />

kontrak karya, yang<br />

sebagian merupakan perusahaan<br />

raksasa asing, antara lain<br />

PT Freeport Indonesia dan PT<br />

Newmont Nusa Tenggara.<br />

Sedangkan Apemindo banyak<br />

berisi perusahaan tambang<br />

kecil lokal yang bekerja<br />

di bawah dokumen surat izin usaha pertambangan.<br />

Apemindo merasa nasibnya lebih<br />

terombang-ambing dibanding para pemegang<br />

kontrak karya.<br />

Direktur Eksekutif Apemindo Ladjiman<br />

Damanik mengatakan pemerintah bisa mengubah,<br />

bahkan mencabut, izin usaha mereka<br />

sewaktu-waktu. “Ya, seperti soal pemberlakuan<br />

UU No. 4 Tahun 2009 (tentang Mineral dan<br />

Batu Bara), kami secara otomatis ikut aturan<br />

undang-undang,” ucapnya.<br />

Sementara itu, menurut Ladjiman, jika ingin<br />

mengubah isi kontrak karya, pemerintah harus<br />

membujuk perusahaan pemegang kontrak<br />

karya karena kedudukannya sejajar dengan<br />

pemerintah. “Iya kalau mereka mau,” katanya.<br />

“Kalau mereka tidak mau dengan alasan yang<br />

masuk akal, bisa-bisa berujung ke (pengadilan)<br />

arbitrase, kan”<br />

Wakil Direktur Reforminer Institute Komaidi<br />

Notonegoro mengungkapkan kontrak—sesuai<br />

dengan namanya—memang mesti disepakati<br />

oleh kedua belah pihak. Ini sangat berbeda<br />

dengan izin, yang bisa dicabut atau diubah sewaktu-waktu.<br />

“Jika pemerintah memutus izin,<br />

hal itu mudah karena kewenangan pemerintah<br />

menerbitkan dan mencabut izin suatu usaha<br />

dilindungi undang-undang,” katanya.<br />

Kebijakan kontrak karya mulai diberlakukan<br />

Indonesia pada awal Orde Baru. Freeport<br />

adalah satu salah perusahaan pertama yang<br />

menandatangani kontrak karya tambang dengan<br />

pemerintah Indonesia. Tujuan kontrak karya<br />

saat itu sederhana: menarik investasi asing.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Sebuah truk pengangkut bahan<br />

galian melintas di lahan yang<br />

akan dijadikan lokasi smelter<br />

minerba PT Bintan Alumina<br />

Indonesia di Galang Batang.<br />

ANTARA FOTO/Henky Mohari<br />

Dengan kontrak karya, perusahaan asing mendapat<br />

semacam jaminan. Patut diingat, pemerintah<br />

Indonesia pernah menjalankan kebijakan<br />

nasionalisasi.<br />

Setelah Undang-Undang Mineral dan Batu<br />

Bara dilansir pada 2009, kontrak karya memang<br />

tidak lagi diterbitkan. Sebagai gantinya, diberlakukan<br />

sistem izin, yang dikeluarkan bupati. Tapi<br />

pemegang kontrak karya masih bisa bekerja<br />

sampai kontrak berakhir. Hanya, pasalnya mesti<br />

disesuaikan dengan undang-undang baru itu.<br />

Itu sebabnya, Ladjiman setuju dengan renegosiasi<br />

agar kedudukan para pemegang kontrak<br />

karya tidak berbeda jauh dengan para<br />

anggota asosiasinya, yang memegang surat izin<br />

usaha pertambangan. Ia, misalnya, mendukung<br />

pembatasan lahan maksimal 25 ribu hektare.<br />

“Jika pengurangan lahan itu berhasil, antara<br />

pemegang izin usaha pertambangan dan perusahaan<br />

yang melakukan kontrak karya dengan<br />

pemerintah tak memiliki perbedaan nilai bisnis<br />

yang terlalu mencolok,” katanya.<br />

Posisi ini berkebalikan dengan IMA. Direktur<br />

Eksekutif IMA Syaril A.B. mengeluhkan pembatasan<br />

ini. “Kami sudah investasi begitu banyak,<br />

tapi hanya dapat 25 hektare,” katanya. n<br />

Budi Alimuddin | Hans Henricus B.S. Aron<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Kontrak<br />

di Negeri<br />

Emas<br />

Naskah: Nur Khoiri | Sumber: eiti.ekon.go.id<br />

Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya emas sejak<br />

ratusan, bahkan ribuan, tahun silam. Tidak mengherankan,<br />

banyak tambang emas di tanah ini. Bahkan salah satunya,<br />

dikelola PT Freeport Indonesia, merupakan tambang emas<br />

terbesar dunia.<br />

Tambang-tambang emas yang besar ini dikelola dengan<br />

pola kontrak karya. Pemerintah memberi kontrak perusahaan<br />

tambang untuk menggali emas—serta mineral dan<br />

batu bara—di tanah ini. Kontrak tidak boleh dibatalkan<br />

atau diubah secara sepihak. Sebagai gantinya, pemerintah<br />

mendapatkan pajak dan royalti. Berikut ini daftar sebagian<br />

pemegang kontrak karya per Desember 2012.<br />

1.700<br />

hektare<br />

(19 ribu hektare<br />

kontrak terpisah)<br />

Ensbury Kalteng<br />

Mining (Placer)<br />

12<br />

ribu<br />

hektare<br />

Kasongan Bumi<br />

Kencana<br />

58<br />

ribu<br />

hektare<br />

J Resources<br />

Bolaang<br />

Mongondow<br />

11<br />

ribu<br />

hektare<br />

82<br />

Galuh<br />

Cempaka<br />

ribu<br />

hektare<br />

Tambang<br />

Mas Sangihe<br />

598<br />

hektare (30 ribu<br />

hektare kontrak<br />

terpisah)<br />

Tambang Tondano<br />

Nusajaya<br />

452<br />

hektare<br />

Newmont<br />

Minahasa<br />

Raya<br />

10<br />

ribu<br />

hektare<br />

(Blok A)<br />

Freeport<br />

Indonesia<br />

10<br />

ribu<br />

hektare<br />

Natarang<br />

Mining<br />

87<br />

ribu<br />

hektare<br />

Newmont<br />

Nusa<br />

Tenggara<br />

190<br />

ribu hektare<br />

(termasuk<br />

di Sulawesi<br />

Selatan dan<br />

Tengah)<br />

Vale Indonesia<br />

28<br />

ribu hektare<br />

Nusa Halmahera<br />

Minerals<br />

199<br />

ribu hektare<br />

Nabire Bakti<br />

Mining<br />

Sulawesi Utara<br />

* Newmont mInahasa Raya<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1996-2030<br />

* J Resources Bolaang<br />

Mongondow<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1997-2034<br />

* Tambang Tondano Nusajaya<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1997-2031<br />

* Tambang Mas Sangihe<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1997-2031<br />

Lampung<br />

Natarang mIning<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1986-2026<br />

Papua<br />

* Freeport Indonesia<br />

Galian: emas dan tembaga<br />

Masa Kontrak: 1991-2021<br />

* Nabire Bakti mIning<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1991-2034<br />

Kalimantan<br />

Selatan<br />

* Galuh Cempaka<br />

Galian: intan<br />

Masa Kontrak: 1998-2034<br />

Sulawesi<br />

Tenggara<br />

* Vale Indonesia<br />

Galian: nikel<br />

Masa Kontrak: 1968-2025<br />

Maluku Utara<br />

* Nusa Halmahera Minerals<br />

Galian: emas dan logam dasar<br />

Masa Kontrak: 1997-2029<br />

Kalimantan<br />

Tengah<br />

* Ensbury Kalteng Mining<br />

(Placer)<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1997-2040<br />

* Kasongan Bumi Kencana<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1986-2041<br />

Nusa tEnggara<br />

Barat<br />

Newmont Nusa Tenggara<br />

Galian: emas<br />

Masa Kontrak: 1986-2029<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Dari Pegawai Bank ke<br />

Sejumlah waralaba<br />

tahu goreng atau keripik<br />

bermunculan. Pemilik waralaba<br />

mengandalkan pemasukan dari<br />

penjualan bahan baku.<br />

Juragan Gorengan<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Indah Lestiani mendapatkan<br />

penghasilan bersih Rp 250<br />

ribu sehari dari gerobak<br />

waralaba tahu isi pedas ini.<br />

budi alimuddin/detikcom<br />

SEBUAH city car berhenti di ujung<br />

gerobak gorengan berwarna merah<br />

di sebuah toko pakaian besar di<br />

kawasan Cibubur, pinggiran Jakarta.<br />

Pengemudi mobil itu membuka kaca dan memesan<br />

lima buah tahu yang diberi cap “Tahu<br />

Jeletot Taisi” itu.<br />

Pemilik gerobak gorengan, Indah Lestiani,<br />

dengan cekatan memasukkan gorengan itu ke<br />

kantong kertas dan mengangsurkan ke laki-laki<br />

di dalam mobil tersebut. “Jadi Rp 10 ribu, Pak,<br />

tahunya,” kata Indah. Ia cukup bersemangat karena,<br />

setiap hari, gerobaknya bisa menjual 500<br />

potong tahu alias mendapat pemasukan Rp 1<br />

juta. Pendapatan bersihnya tak kurang dari Rp<br />

250 ribu per hari alias sekitar Rp 5 juta sebulan.<br />

Berbeda dengan para tukang gorengan “konvensional”,<br />

Indah tidak belanja bahan baku—<br />

tahu, sayuran, dan tepungnya—di pasar. Tapi ia<br />

belanja ke pemilik merek Tahu Jeletot Taisi, Rudi<br />

Parlinggoman Sinurat, yang tinggal di kawasan<br />

Depok. Ini karena Indah adalah satu dari sekitar<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Rudi Parlinggoman Sinurat,<br />

bekas pegawai bank yang<br />

memilih jadi juragan tahu isi<br />

pedas.<br />

budi alimuddin/detikcom<br />

50 gerobak mitra Rudi yang tersebar di Jakarta<br />

dan sekitarnya.<br />

Gerobak gorengan Rudi ini bukan satu-satunya<br />

waralaba gorengan yang beroperasi. Di<br />

Jawa Timur, misalnya, ada Go Crunz, gerobak<br />

gorengan yang menyediakan pisang goreng<br />

sampai jamur goreng. Pola bisnisnya mirip<br />

Tahu Jeletot Taisi. Model bisnis lain adalah<br />

outlet Snaazy, yang sebenarnya hanya keripik<br />

singkong tapi penjualannya kadang tampil<br />

“serius”, lengkap dengan seragamnya.<br />

Untuk menjadi mitra seperti Indah, kata Rudi,<br />

ada keharusan menyetor Rp 10 juta. Biaya ini<br />

termasuk biaya gerobak merah menyala mencolok<br />

lengkap dengan alat penggorengan. Ia<br />

juga memberi seragam kepada para mitranya,<br />

sehingga berkesan profesional. Harga itu<br />

termasuk bahan baku untuk 100 potong tahu<br />

jeletot isi. “Ini untuk hari pertama,” kata Rudi.<br />

Pelatihan kepada mitranya dilakukan sederhana<br />

di hari pertama. “Istri Pak Rudi yang<br />

langsung memberikan pelatihan kepada saya<br />

dan suami di hari pertama kami buka lapak,”<br />

ucap Indah.<br />

Rudi awalnya tidak membuka waralaba tahu<br />

jeletot. Selepas kuliah di Fakultas Matematika<br />

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia,<br />

ia bekerja di sebuah bank asing. Salah<br />

satu tugasnya adalah memproses permohonan<br />

kredit pengusaha kecil.<br />

Berurusan dengan pengusaha kecil ini menggerakkan<br />

naluri bisnisnya yang sebenarnya<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Rata-rata mitra kami yang<br />

punya lapak strategis<br />

mampu menjual 500 tahu<br />

setiap harinya.<br />

sudah lama ia asah. “Sejak kuliah saya sudah<br />

berbisnis, mulai buat buku fotokopi, jual sepatu<br />

dan sandal di Pasar Blok M, sampai jual pulsa”<br />

ucapnya sembari tertawa.<br />

Maka, di sela-sela pekerjaan sebagai bankir,<br />

ia membuka bisnis jamur kriuk. Tapi bisnis yang<br />

ia mulai pada 2011 itu tidak berkembang. Saat<br />

memikirkan cara<br />

untuk maju, satu<br />

gerobak tahu jeletot<br />

membuka usaha di<br />

dekat gerobak jamur<br />

kriuk-nya. Salah satu<br />

karyawan jamur kriuk-nya<br />

menyarankan<br />

dirinya mengembangkan<br />

bisnis waralaba tahu sejenis.<br />

Rudi pun tergerak dan mulai bereksperimen<br />

selama dua bulan agar bisa menemukan racikan<br />

bumbu tahu pedasnya sendiri, yang khas<br />

dan enak. Awalnya ia membuka gerai sendiri,<br />

ternyata berjalan. Gerai milik sendiri pun bertambah<br />

sampai lima. Ia pun kemudian menawarkan<br />

bentuk waralaba, seperti yang diambil<br />

Indah, dan sekarang sudah tersebar sampai<br />

sekitar 50 buah.<br />

Ia bahkan sudah membuka pusat pengolahan<br />

bahan baku—yang meracik bumbu, memotong<br />

tahu dan sayuran—di Depok dengan karyawan<br />

mencapai 25 orang. De ngan penjualan minimal<br />

300 potong sehari saja pemegang waralabanya<br />

sudah bisa balik modal di bulan keempat, dan<br />

setiap bulan bisa mengantongi keuntungan Rp<br />

2,5 juta sebulan. “Rata-rata mitra kami yang punya<br />

lapak strategis mampu menjual 500 tahu<br />

setiap harinya,” ucapnya.<br />

Di Sidoarjo, Jawa Timur, bisnis gorengan bisa<br />

membuat Riyadh Ramadhan menjadi pengusaha<br />

kafe di salah satu mal di Surabaya dalam<br />

usia yang baru 26 tahun. Bisnis ini kue-kue gorengan—seperti<br />

sukun goreng, pisang goreng,<br />

sampai tahu goreng—dengan nama Go Crunz,<br />

yang dimulai lima tahun silam.<br />

Yang agak berbeda, harga kemitraan yang<br />

ditawarkan Riyadh lebih mahal. Untuk gerobak,<br />

ia memasang tarif Rp 39 juta dan minikafe Rp<br />

75 juta. Biaya ini termasuk peralatan, pelatihan,<br />

serta kemitraan selama tiga tahun.<br />

Meski mahal, dalam waktu sekitar empat<br />

bulan sejak ditawarkan, sudah belasan gerai<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Riyadh Ramadhan, bisnisnya<br />

sudah moncer meski usianya<br />

belum 30 tahun.<br />

budi alimuddin/detikcom<br />

dibuka dan tidak hanya di Jawa Timur. “Mitra<br />

kami ada di Balikpapan,” katanya.<br />

Riyadh menuturkan, Go Crunz memiliki<br />

kekuatan utama pada tepung crunchy-nya.<br />

Tepung itu diciptakan sendiri oleh Riyadh. “Itu<br />

hanya khusus dibuat dan dijual kepada mitra<br />

kami saja,” ucapnya.<br />

Go Crunz tak hanya menjual gorengan, seperti<br />

sukun, singkong, atau pisang. Go Crunz<br />

juga menjual chicken crunz, mushroom crunz,<br />

dan potato crunz. Harga gorengan Go Crunz<br />

mulai dari Rp 6.000 sampai Rp 10.000 per<br />

bungkus.<br />

Tidak semua waralaba gorengan itu mesti<br />

ribet bersentuhan dengan minyak panas.<br />

Gatot Paristiwahono, misalnya, sejak setahun<br />

silam mengembangkan kemitraan jenis keripik<br />

singkong bermerek Snaazy. Kemitraannya<br />

bisa sekadar sebagai agen penjualan, tapi bisa<br />

sampai membuka gerai sendiri lengkap dengan<br />

seragam.<br />

Para mitra hanya membayar Rp 1-2 juta dan<br />

sekarang sudah ada sekitar 30 mitra di Jakarta<br />

dan sekitarnya. Gatot mengatakan, peluang<br />

bisnis yang diterapkannya adalah pemberian<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

diskon pada mitranya. Jadi para agen yang<br />

membeli produk minimal Rp 1 juta akan mendapatkan<br />

diskon 20 persen. Jika pembelian<br />

di atas Rp 2 juta mendapat diskon 25 persen.<br />

“Mitra kami biasanya adalah pemilik usaha<br />

warnet, telepon seluler, kantin di rumah sakit<br />

atau sekolah,”<br />

Ia menjamin kualitas singkongnya merupakan<br />

yang terbaik. “Kami punya kebun sendiri 6.000<br />

meter (persegi) di Sukabumi,” ucapnya. Jadi,<br />

singkong yang menjadi ba han baku merupakan<br />

singkong yang, menurutnya, terjaga kualitas<br />

dan rasanya. ■<br />

BUDI alimuddin<br />

Gatot Paristiwahono, pemilik<br />

keripik singkong.<br />

budi alimuddin/detikcom<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Herbalife<br />

Dijegal,<br />

Pejabat<br />

Dielus-elus<br />

Investor William A. Ackman tidak<br />

malu-malu mendanai kampanye<br />

anti-Herbalife. Ia juga melobi para pejabat<br />

di Amerika Serikat agar menutup Herbalife.<br />

Jika harga saham Herbalife turun, ia bakal<br />

untung triliunan rupiah.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Harga saham Herbalife<br />

di Bursa Amerika Serikat<br />

malah naik meski Ackman<br />

sudah "bertaruh" bahwa<br />

harga bakal turun.<br />

Brendan McDermid/REUTERS<br />

USAHA William A. Ackman, investor<br />

kelas kakap di pasar modal Amerika<br />

Serikat, sudah mulai tampak hasilnya.<br />

Empat anggota Kongres, sejumlah<br />

legislator dan eksekutif negara bagian di Amerika<br />

Serikat, serta beberapa kelompok masyarakat<br />

yang mewakili kulit hitam dan keturunan<br />

Amerika Latin sudah sepakat. Mereka menolak<br />

kehadiran Herbalife, perusahaan multilevel<br />

marketing yang juga terkenal di Indonesia.<br />

Mengikuti apa kata Ackman, mereka menyebut<br />

Herbalife merupakan perusahaan yang<br />

masuk kategori skema piramida. Skema bisnis<br />

ini anggotanya mendapat uang lebih banyak<br />

dari pendaftaran anggota baru, bukan dari penjualan<br />

barang, dan dilarang di banyak negara.<br />

Herbalife tentu saja membantah tuduhan<br />

Ackman. “Tuduhan tersebut bisa dibuktikan<br />

jika itu salah,” kata Direktur Keuangan Herbalife,<br />

John G. DeSimone, kepada New York Times.<br />

“Dan semuanya bisa dirunut ke sumber yang<br />

sama: miliarder pasar modal Bill Ackman, yang<br />

dimotivasi satu hal—menjadi kaya dengan<br />

menang taruhan melawan perusahaan kami,<br />

dengan cara apa pun yang mungkin.”<br />

Tapi Ackman tidak peduli. Ia melakukan semua<br />

hal yang bisa dilakukan untuk membujuk<br />

pemerintah Amerika Serikat agar menutup<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Tujuan kami di sini adalah<br />

menyoroti Herbalife dan<br />

membuat pemerintah<br />

tahu semua fakta serta<br />

memotivasi mereka untuk<br />

melakukan sesuatu.<br />

Herbalife. Kantor berita Reuters melaporkan<br />

bahwa dana yang dikeluarkan Ackman untuk<br />

menggerakkan larangan Herbalife itu mencapai<br />

US$ 264 ribu (Rp 3 miliar) pada tahun lalu.<br />

Dana itu tentu saja untuk biaya lobi, unjuk rasa,<br />

dan berbagai kegiatan yang mendorong pelarangan<br />

Herbalife.<br />

“Tujuan kami di sini<br />

adalah menyoroti Herbalife<br />

dan membuat<br />

pemerintah tahu semua<br />

fakta serta memotivasi<br />

mereka untuk melakukan<br />

sesuatu,” kata<br />

Ackman. Tapi tidak semua<br />

percaya pada niat<br />

“tulus” Ackman menghancurkan<br />

Herbalife.<br />

Harvey L. Pitt, bekas Ketua Komisi Sekuritas<br />

dan Bursa—otoritas bursa yang lazim disebut<br />

dengan singkatan SEC—Amerika Serikat, mengatakan<br />

kampanye Ackman “mulai tampak lebih<br />

sebagai usaha menggerakkan harga saham<br />

daripada menyebarkan kebenaran”.<br />

Ackman memang berkepentingan pada<br />

harga saham Herbalife. Ia memasang posisi<br />

“short” di bursa saham, yang artinya ia bakal<br />

mendapat keuntungan jika harga saham<br />

perusahaan vitamin dan nutrisi tambahan itu<br />

ambruk. Dana yang dia pertaruhkan triliunan<br />

rupiah. Itu sebabnya, Ackman nekat membayari<br />

dan melobi para pembuat kebijakan di<br />

Amerika Serikat.<br />

Awal kisah Ackman berusaha menjegal Herbalife<br />

dimulai saat Christine S. Richard, bekas<br />

wartawan bisnis, menelepon fund manager itu.<br />

Christine pernah menulis Confidence Game.<br />

Buku tentang Ackman yang mendapat keuntungan<br />

besar saat krisis global 2008 karena<br />

berhitung bakal ambruknya salah satu perusahaan<br />

asuransi, MBIA. Dalam usaha menjatuhkan<br />

MBIA, yang berlangsung 6 tahun, Ackman<br />

mendapat keuntungan US$ 1,1 miliar (lebih dari<br />

Rp 13 triliun).<br />

Selain dari MBIA, Ackman cukup sukses main<br />

modal dalam ukuran raksasa. Perusahaannya,<br />

yang memutar dana sekitar US$ 12 miliar (hampir<br />

Rp 140 triliun), sukses dalam investasi dengan<br />

risiko besar di perusahaan seperti Jim Beam atau<br />

Canadian Pacific Rail. Tapi ia juga rugi sekitar Rp 5<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Kampanye anti-Herbalife<br />

oleh pemimpin komunitas<br />

keturunan Latin di Amerika<br />

Serikat, Brent Wilkes.<br />

Kampanye ini dibantu oleh<br />

Ackman, yang diuntungkan<br />

jika Herbalife ditutup.<br />

Fred Prouser/REUTERS<br />

triliun dari J.C. Penney tahun lalu.<br />

Setelah buku itu terbit, wartawati ini berbicara<br />

lewat telepon dengan sumber tulisannya,<br />

Ackman. Salah satu obrolannya adalah peluang<br />

ambruknya harga saham Herbalife, perusahaan<br />

yang populer di Indonesia lewat produk<br />

minuman kesehatan dan sistem penjualan<br />

multilevel marketing.<br />

Ackman rupanya tertarik pada ide bekas<br />

wartawati tersebut. Ia dan timnya mulai melakukan<br />

riset. Ia akhirnya mengambil posisi short<br />

alias bakal untung besar jika harga saham Herbalife<br />

jatuh. Ia tidak sekadar berpangku tangan<br />

menunggu harga saham Herbalife jatuh, tapi<br />

juga aktif mengontak para pejabat.<br />

Akhirnya Ackman memberi briefing saat<br />

Komisi Sekuritas dan Bursa wilayah Manhattan<br />

mengadakan rapat. Ia juga melakukan presentasi<br />

kepada Komisi Perdagangan Federal serta<br />

sejumlah pejabat negara bagian. Begitu muncul<br />

briefing, awal tahun lalu para penyelidik<br />

SEC mulai bergerak. Media massa pun mulai<br />

memuat berita penyelidikan SEC ini.<br />

Dari sini, tim Ackman segera bergerak lagi.<br />

Mereka mulai melakukan lobi, kehumasan, dan<br />

menggerakkan massa di tingkat bawah. Tim<br />

Ack man tidak main-main. Mereka memanfaatkan<br />

konsultan lobi yang mengendalikan dua<br />

orang bekas anggota Kongres.<br />

Ackman juga menyewa konsultan politik yang<br />

dipimpin bekas staf Presiden Barack Obama<br />

dan Presiden Bill Clinton, Jim Papa. Sejumlah<br />

konsultan politik yang terkait langsung dengan<br />

beberapa anggota Kongres atau Senat juga<br />

disewa.<br />

Langkah lain adalah menyewa Dewey Square.<br />

Konsultan ini bertugas menggarap kelompok<br />

kulit hitam atau keturunan Spanyol. Alasannya,<br />

di kedua kelompok yang ekonominya<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Herbalife beredar ke seluruh<br />

dunia, termasuk Indonesia.<br />

Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO<br />

lebih bawah itu, banyak yang menjadi “korban”<br />

Herbalife.<br />

Para pemimpin masyarakat kulit hitam dan<br />

keturunan Spanyol yang sudah dilobi tim Ackman<br />

juga mengirim surat kepada para regulator,<br />

mengeluhkan Herbalife.<br />

Ackman menyatakan ia berusaha melindungi<br />

warga keturunan Spanyol karena mereka biasa<br />

menjadi sasaran empuk untuk dijadikan distributor<br />

Herbalife. Padahal, menurut Ackman,<br />

mayoritas distributor Herbalife gagal mendapatkan<br />

uang.<br />

Brent A. Wilkes, salah satu pemimpin kelompok<br />

keturunan Spanyol di Amerika Serikat, menolak<br />

dituding sebagai alat Ackman. Meski demikian,<br />

ia mengakui organisasinya mendapat sokongan<br />

dana US$ 10 ribu awal tahun lalu dan kemudian<br />

ia aktif dalam kampanye anti-Herbalife.<br />

“Bukan grup Latino ini yang membantu Bill<br />

Ackman,” kata Wilkes. “Bill Ackman-lah yang<br />

membantu grup Latino.” Ia juga mengatakan<br />

akan mengembalikan sumbangan Ackman.<br />

Para regulator pun mulai mendapat sejumlah<br />

surat yang mengeluhkan Herbalife dari berbagai<br />

orang. Tapi New York Times menemukan,<br />

semua surat itu ditulis oleh orang yang didekati<br />

perusahaan Ackman, Pershing Square. Beberapa<br />

orang malah tidak ingat sama sekali apakah<br />

mereka benar menulis surat atau tidak.<br />

Jaksa Wilayah Negara Bagian Nevada, Catherine<br />

Cortez Masto, sempat terbawa oleh<br />

semangat “anti”-Herbalife itu dan kemudian<br />

menyelidikinya. Apalagi ada tiga surat yang<br />

memintanya bertindak. Tapi, setelah melakukan<br />

penyelidikan sesaat, ia menemukan ada satu<br />

masalah penting. “Kita tidak bisa bergerak jika<br />

tidak ada korbannya,” katanya. Dan orang yang<br />

benar-benar mengaku dirugikan oleh Herbalife<br />

belum ditemukan. ■<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

Cara Ackman<br />

Berbisnis<br />

DALAM usaha meraup keuntungan dari Herbalife, William A. Ackman menggunakan<br />

mekanisme jual-beli yang lazim di bursa. Mekanisme ini khas pasar finansial,<br />

yang intinya memberi keuntungan kepada orang yang memperkirakan bahwa satu<br />

saham bakal jatuh harganya. Mekanisme yang digunakan Ackman ada dua.<br />

A. Pinjam Saham Herbalife<br />

Saat mulai berhitung bahwa saham Herbalife bakal jatuh harganya, William<br />

A. Ackman melakukan langkah yang lazim dilakukan para trader di<br />

bursa: meminjam saham, menjualnya, dan nanti membeli kembali saham<br />

Herbalife saat harga jatuh. Langkah ini lazim disebut short selling di bursa.<br />

Berikut ini perhitungan Ackman versi ancar-ancar majalah detik.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

1<br />

2<br />

3<br />

Ackman Pinjam Saham Herbalife<br />

Pada akhir 2012, Ackman memperkirakan harga saham Herbalife bakal anjlok.<br />

Karena itu, ia meminjam saham Herbalife senilai sekitar US$ 1 miliar<br />

(Rp 11 triliun) ke sekuritas. Saat itu harga selembar saham sekitar US$ 45,<br />

sehingga saham yang dipinjam mungkin sekitar 22 juta lembar.<br />

Jika harga kemudian jatuh, misalnya, tinggal US$ 10 per lembar, Ackman<br />

bisa membeli lagi sekitar 22 juta lembar saham itu di pasar dan mengembalikan<br />

saham ke sekuritas. Untungnya adalah US$ 45-US$ 10 alias US$ 35<br />

per lembar. Dengan jumlah saham yang dipinjam sekitar 22 juta lembar, ia<br />

akan untung total US$ 770 juta (US$ 8,7 triliun).<br />

Tapi harga saham Herbalife malah terus naik hingga di atas US$ 70 per<br />

lembar. Jika Ackman mengembalikan sekitar 22 juta lembar itu, ia bisa rugi<br />

sekitar US$ 25 per lembar alias sekitar US$ 550 juta (sekitar Rp 6 triliun).<br />

Karena itu, ia berusaha membuat harga saham Herbalife ambruk.<br />

B. Dengan Kontrak Finansial<br />

Sistem pinjam saham, jual, dan beli dengan harga murah risikonya sangat<br />

besar. Seperti ditunjukkan dalam perhitungan kasar, kerugian bisa sampai<br />

Rp 6 triliun jika harga saham Herbalife tidak turun tapi malah naik pada<br />

posisi sekitar hari-hari ini.<br />

Karena itu, Ackman, seperti diumumkan tahun lalu, menyatakan sekitar<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


isnis<br />

40 persen dana yang dipertaruhkan di saham Herbalife digunakan untuk<br />

kontrak finansial serupa asuransi. Dalam kontrak ini, Ackman hanya<br />

mengeluarkan dana untuk membayar premi. Jika harga saham Herbalife<br />

benar anjlok, Ackman bisa menjual dengan harga tetap tinggi. Dalam istilah<br />

bursa, ini lazim disebut over the counter put option.<br />

1<br />

2<br />

3<br />

Ackman menandatangani kontrak dengan perusahaan finansial<br />

yang bersedia memberi jaminan bersedia membeli Herbalife dengan harga<br />

tinggi dalam jangka waktu tertentu. Misalnya saja, harga yang disepakati<br />

itu US$ 60 per lembar saham. Untuk itu, Ackman membayar premi. Menurut<br />

Ackman, premi murah karena harga Herbalife sedang naik sehingga<br />

peluang turun lebih kecil.<br />

Jika dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan—misalnya<br />

2 atau 3 tahun—harga tidak turun atau malah naik, Ackman rugi telah<br />

membayar premi. Kerugian ini sangat terbatas, jumlahnya jauh lebih kecil<br />

daripada meminjam saham.<br />

Tapi, jika harga saham Herbalife kemudian benar-benar turun, Ackman<br />

bisa untung besar. Misalnya harga Herbalife turun tinggal US$ 20 per<br />

lembar, Ackman akan membeli dengan harga di pasar saham. Ia kemudian<br />

bisa menjual dengan harga US$ 60—sesuai dengan kesepakatan—kepada<br />

pemberi jaminan. Ia akan untung US$ 40 per lembar. Dengan jumlah<br />

saham mencapai jutaan lembar, keuntungannya bisa triliunan rupiah. ■ NK<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


sport<br />

Ini Bukan<br />

Jabulani<br />

Adidas merancang bola enam panel untuk<br />

Piala Dunia 2014. Lebih stabil.<br />

lacestoronto<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


sport<br />

Aku pikir inilah<br />

bola terburuk<br />

yang pernah<br />

dipakai di Piala<br />

Dunia.<br />

Pada setiap pesta Piala Dunia, selalu<br />

saja ada “kambing hitam” dan biang<br />

keroknya. Di Piala Dunia 2010 di Afrika<br />

Selatan empat tahun lalu, yang<br />

jadi sasaran sumpah serapah itu bernama Jabulani—bahasa<br />

Zulu, artinya merayakan.<br />

“Aku pikir inilah bola terburuk yang pernah<br />

dipakai di Piala Dunia,” pelatih Italia, “Don” Fabio<br />

Capello, memberikan penilaian. “Hampir<br />

tak mungkin penjaga gawang bisa mengontrolnya.<br />

Sangat mengerikan untuk<br />

pemain, mengerikan bagi penjaga gawang.<br />

Tak mungkin kita bisa meramal<br />

arah pergerakannya.”<br />

Padahal, dari sisi sains, Jabulani tampak<br />

seperti sebuah masterpiece. Menurut<br />

Adidas, perusahaan pembuatnya, Jabulani<br />

lebih bulat, presisi, lebih enteng dan<br />

akurat ketimbang Teamgeist, bola yang dipakai<br />

di Piala Dunia 2006. Jika bola sepak biasa terdiri<br />

atas 32 panel heksagonal yang dijahit, Teamgeist<br />

disusun dari 14 panel, sedangkan Jabulani<br />

hanya terdiri atas 8 panel. Sehingga panjang<br />

jahitan Jabulani lebih pendek, dus permukaannya<br />

jauh lebih mulus ketimbang Teamgeist.<br />

Tapi para insinyur Adidas dan para konsultan<br />

mereka bukanlah orang-orang yang<br />

menendangnya di lapangan. “Sudah pasti<br />

orang-orang yang merancang Jabulani tak<br />

pernah bermain sepak bola. Tapi tak ada<br />

yang bisa kami lakukan, kami harus bermain<br />

dengan bola itu,” kata Robinho, penyerang<br />

tim Samba Brasil, pasrah.<br />

Dari depan sampai belakang, dari penjaga gawang,<br />

bek, hingga striker, tak ada yang merasa<br />

nyaman dengan bola yang tampak sempurna<br />

itu. “Bikin frustrasi.... Bola itu membuat kami<br />

tampak seperti pelaut mabuk,” Daniel Agger,<br />

bek tengah tim Dinamit Denmark, mengkritik<br />

Jabulani.<br />

Rabi Mehta, insinyur di Laboratorium Ames<br />

Research Center, Badan Antariksa Amerika<br />

Serikat (NASA), yang penasaran dengan kritik<br />

yang dialamatkan kepada Jabulani, meneliti<br />

apa yang membuat bola yang tampak licin<br />

itu menjadi liar saat disepak. Menurut Mehta,<br />

pergerakan dan perputaran bola saat melayang<br />

sangat dipengaruhi oleh besarnya gaya gesekan<br />

bola dengan udara—disebut gaya Magnus,<br />

sesuai nama penemunya, fisikawan Jerman,<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


sport<br />

soccerloco<br />

Heinrich Gustav Magnus.<br />

Besar gesekan udara pada bola yang relatif<br />

mulus, seperti Jabulani, lebih kecil ketimbang<br />

bola biasa menyebabkan besar gaya di kedua<br />

sisinya tak simetris. Gaya asimetris di kedua sisi<br />

bola Jabulani inilah yang membelokkan arahnya.<br />

Pada Jabulani, menurut Mehta, arahnya<br />

menjadi liar, sulit diramal, saat melaju pada kecepatan<br />

lebih dari 70 kilometer per jam. Itulah<br />

kecepatan rata-rata bola saat tendangan bebas<br />

oleh Frank Lampard atau Xavi Hernandez.<br />

Jabulani semakin susah diperkirakan saat<br />

dipakai di Stadium FNB, Johannesburg, yang<br />

berada di ketinggian lebih dari 1.500 meter di<br />

atas permukaan laut. Di lokasi ketinggian, gesekan<br />

udara dengan bola terang lebih rendah,<br />

sehingga bola melaju lebih kencang.<br />

Lebih kencang, lebih liar. Bagaimana kiper,<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


sport<br />

Mengerikan... ini<br />

tak ada bedanya<br />

dengan bola yang<br />

kalian beli di<br />

supermarket.<br />

seperti David James, Julio Cesar, dan Gianluigi<br />

Buffon, tak sakit kepala “Mengerikan... ini tak<br />

ada bedanya dengan bola yang kalian beli di<br />

supermarket,” Julio Cesar, pengawal gawang<br />

Brasil kala itu, mengeluh.<br />

●●●<br />

Dari Jabulani, Adidas belajar banyak. Selama<br />

dua setengah tahun, perusahaan yang sudah<br />

menjadi pembuat bola untuk FIFA sejak 1970<br />

itu meneliti bola yang benar-benar pas untuk<br />

perhelatan besar tahun ini: Piala Dunia 2014<br />

di Brasil. Hasilnya adalah Brazuca—sebutan<br />

bagi orang-orang Brasil, juga warga Brasil di<br />

perantauan, tapi bisa pula untuk warga kelas<br />

tiga di Negeri Samba.<br />

Menurut Antonio Zea, Direktur Inovasi Adidas,<br />

sejak proses awal desain Brazuca, mereka<br />

melibatkan pemain sepak bola. Ketika sudah<br />

setengah jadi, Adidas mengujinya kepada 600<br />

pemain dan mewawancarai 267 pemain. Lebih<br />

dari sepertiganya bukan pemain yang ada hubungan<br />

kontrak dengan Adidas. “Bisa dibilang,<br />

Brazuca inilah bola yang menjalani tes terbanyak<br />

yang pernah kami buat,” kata juru bicara<br />

Adidas, Lauren Lamkin.<br />

Tak seperti Jabulani yang disusun dari 8 panel,<br />

Brazuca dibuat dari panel yang lebih sedikit,<br />

yakni enam panel. Sejauh ini, respons sejumlah<br />

pemain lumayan positif. “Bola ini bekerja lumayan<br />

bagus di udara maupun di tanah,” kata bek<br />

kanan Barcelona, Dani Alves. Steven Gerrard,<br />

gelandang tim nasional Inggris, juga memuji<br />

Brazuca. “Beratnya pas, membuatnya seperti<br />

bola sebenarnya.”<br />

Walaupun Brazuca menggunakan teknologi<br />

penyambung panel yang mirip dengan Jabulani<br />

maupun Teamgeist, lekukan di antara panelnya<br />

lebih dalam. Di Jabulani, dalam lekukan antarpanelnya<br />

hanya 0,48 milimeter, sementara di<br />

Brazuca 1,56 milimeter. Panjang jahitan Brazuca,<br />

walaupun jumlah panelnya lebih sedikit,<br />

ternyata juga jauh lebih panjang dari Jabulani.<br />

Panjang lekukan Jabulani hanya 205 sentimeter,<br />

sementara panjang lekukan Brazuca 327<br />

sentimeter.<br />

Faktor inilah, menurut Simon Choppin,<br />

peneliti di Centre of Sports Engineering<br />

Research, Universitas Sheffield Hallam, Ing­<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


sport<br />

fast company<br />

gris, yang membuat Brazuca lebih stabil ketimbang<br />

Jabulani maupun Teamgeist. Pengujian<br />

Simon terhadap Brazuca di terowongan<br />

angin membuktikan, pola gerakan Brazuca<br />

mirip dengan bola 32 panel.<br />

Jabulani baru mencapai kondisi low drag<br />

saat menembus kecepatan 90 kilometer per<br />

jam, sementara Brazuca dan bola 32 panel<br />

sudah mencapai kondisi itu pada kecepatan<br />

sekitar 60 kilometer per jam. “Aku pikir<br />

Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Neymar<br />

akan menyukainya,” kata Bhaichung Bhutia,<br />

mantan pemain tim nasional India. ■<br />

SAPTO prADITYO | liVescience | phYS | DAILY MAIL | guArdiAN | espn<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


seni hiburan<br />

teater<br />

Suara Lirih<br />

Perempuan<br />

Penyintas<br />

Eyang Nini menganggap sekaranglah saat yang tepat membuka rahasianya kepada Ming, disaksikan<br />

teman-temannya yang sedari dulu tahu dan sama-sama menjaganya.<br />

foto: rachman hariyanto | detikfoto<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


seni hiburan<br />

teater<br />

Sebentar<br />

lagi<br />

teman-teman Eyang<br />

Nini datang. Mereka<br />

sudah pada sepuh,<br />

berusia 70-an dan<br />

80-an tahun, tapi masih<br />

kuat menempuh<br />

perjalanan jauh. Bahkan ada yang akan datang<br />

dari luar kota, menumpang bus umum.<br />

Ming (Heliana Sinaga) merapikan rumah dan<br />

menyiapkan suguhan untuk tamu. Di rumah,<br />

tinggal nenek dan satu cucunya. Hidup keduanya<br />

bukanlah hidup yang mulus-mulus saja.<br />

Manalah ada hidup yang mulus bagi penyandang<br />

status eks tapol. Begitupun keluarganya,<br />

yang tidak tahu apa-apa.<br />

Eyang Nini (Pipien Putri) di masa muda<br />

adalah aktivis Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani,<br />

yang karib dengan PKI). Darsana, suaminya,<br />

aktivis Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra,<br />

lembaga kebudayaan sayap kiri).<br />

Ketika Nini akhirnya hamil setelah bertahun-<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


seni hiburan<br />

teater<br />

tahun menikah, Bung Dar—demikian Nini<br />

memanggil suaminya—memberi nama calon<br />

anak mereka Rahmanina. Sejak awal Bung Dar<br />

yakin anak mereka perempuan, jadi dia hanya<br />

menyiapkan satu nama itu.<br />

Nama Rahmanina terinspirasi dari Rachmaninoff,<br />

komposer klasik asal Soviet, negara yang<br />

jadi sahabat Indonesia pada 1950-an dan 1960-<br />

an. Bung Dar suka sekali memainkan komposisikomposisi<br />

Rachmaninoff di atas pianonya.<br />

Lalu pecah peristiwa 30 September<br />

1965. Saat itu Nini hamil 3 bulan. Bung<br />

Dar, Nini, dan semua yang terlibat<br />

dalam organisasi yang berhubungan<br />

dengan PKI ditangkapi. Nini tidak tahu<br />

Bung Dar dibawa ke mana atau bagaimana<br />

nasibnya. Mungkin sudah ditembak<br />

mati seperti ratusan ribu lainnya. Yang<br />

jelas, keduanya tidak pernah bertemu<br />

lagi.<br />

Nini dibawa ke penjara Bukitduri,<br />

Jakarta, lalu dipindah-pindah hingga<br />

akhirnya ke penjara Plantungan, Kendal,<br />

Jawa Tengah. Siksaan fisik dan mental<br />

tak terkatakan lagi yang dia terima.<br />

Dipukuli, disetrum, disuruh telanjang<br />

bulat di lapangan di depan para tahanan dan<br />

di depan sipir dengan caci maki yang menghinakan.<br />

Nini melahirkan di dalam penjara. Sesuai<br />

dengan amanah Bung Dar, dia beri nama bayi<br />

itu Rahmanina. Bayi itu segera diambil saudara<br />

jauh Nini dengan alasan "agar terputus dari<br />

nasib buruk yang dialami ibunya".<br />

Namun nasib buruk enggan pergi dari keluarga<br />

Nini. Suami Nina, yang akhirnya tahu bahwa<br />

ibu kandung istrinya seorang mantan tahanan<br />

politik, pergi begitu saja. Nina mati muda akibat<br />

depresi, meninggalkan seorang balita bernama<br />

Ming.<br />

Reuni kecil hari ini akhirnya berjalan lancar.<br />

Eyang Makmin (Irawita) datang. Juga Eyang<br />

Tarwih (Ani Surestu), Eyang Sumilah (Ruth<br />

Marini), dan yang selalu telat, Eyang Sulahana<br />

(Niniek L. Karim).<br />

Eyang-eyang itu bergantian menceritakan<br />

pengalaman mereka ketika sama-sama di<br />

Plantungan. Bercerita kepada satu sama lain,<br />

bercerita juga kepada Ming. Namun, sepanjang<br />

temu kangen berlangsung, Eyang Nini tidak<br />

dapat menyembunyikan kegelisahannya.<br />

Ada sebuah rahasia besar yang selama ini<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


seni hiburan<br />

teater<br />

dia sembunyi kan dari Ming. Nini menganggap<br />

sekaranglah saat yang tepat membukanya ke<br />

Ming, disaksikan teman-temannya yang sudah<br />

dari dulu tahu dan sama-sama menjaganya.<br />

Rahasia itu adalah Eyang Nini punya anak lain<br />

selain Rahmanina, yang juga lahir di penjara.<br />

Anak itu laki-laki. Berawal dari kewajiban mengurus<br />

dapur rumah seorang perwira tentara di<br />

Plantungan.<br />

Suatu pagi buta, belum juga subuh, perwira<br />

itu meminta Nini, yang baru selesai mencuci<br />

beras, merapikan kamar tidur si perwira. Nini<br />

didorong ke atas tempat tidur disertai ancaman-ancaman.<br />

Kejadian ini berulang lagi di harihari<br />

berikutnya hingga Nini hamil.<br />

Setelah melahirkan, Nini menyerahkan bayinya<br />

kepada seorang penduduk di dekat penjara.<br />

Kali ini dengan sukarela, tidak seperti dulu<br />

dia terpaksa menyerahkan Nina ketika diminta<br />

saudara jauhnya.<br />

"Apa saya salah, ya, Jeng" suara Nini bergetar.<br />

"Tidak, tidak, tidak salah," kawan-kawannya<br />

menjawab.<br />

Cerita itu adalah kisah nyata para eyang yang<br />

ditangkapi pascatragedi 30 September 1965.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


seni hiburan<br />

teater<br />

Institut Ungu mengangkatnya ke panggung<br />

GoetheHaus Jakarta, 7 dan 8 Maret 2014, untuk<br />

memperingati Hari Perempuan Internasional, 8<br />

Maret. Faiza Mardzoeki jadi sutradara, produser,<br />

sekaligus penulis ceritanya.<br />

Pementasan yang sesak emosi, terlebih di<br />

sepertiga terakhir, menyodorkan sebuah sudut<br />

yang-dianggap-kecil untuk meneropong peristiwa<br />

G-30-S. Sudut perempuan yang dibungkam<br />

dan dirampas hak kemanusiaannya, seakan<br />

hanya seonggok daging yang tidak dilihat<br />

sepenuh pandang dan hanya diajak bicara oleh<br />

moncong bedil.<br />

Walau begitu, bukan pesan kebencian yang<br />

disampaikan. Para eyang ini, seperti disampaikan<br />

Eyang Nini, sedang menebar pelajaran, jauh<br />

melampau dari sekadar melemparkan dendam,<br />

"Tersenyumlah, senyumlah pada kehidupan."<br />

Marcello Pellitteri, musikus yang berbasis<br />

di New York, menata musiknya dengan apik<br />

sekaligus menciptakan ruang reflektif. Selain<br />

komposisi-komposisi indah Rachmaninoff dan<br />

Genjer-genjer, yang merupakan lagu pop masa<br />

itu, penonton disuguhi Salam Harapan, yang<br />

lagunya diciptakan Ibu Nungtjik dan liriknya<br />

oleh Ibu Murtiningrum. Dua perempuan itu<br />

menciptakan Salam Harapan di dalam penjara<br />

Bukitduri. Lagu ini kemudian kerap dinyanyikan<br />

Paduan Suara Dialita, paduan suara beranggotakan<br />

korban '65 dan keluarganya.<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


seni hiburan<br />

teater<br />

Berawal dari penelitian yang dilakukan Faiza<br />

dan tim selama hampir dua tahun. Mereka<br />

mewawancarai para perempuan penyintas<br />

tahanan politik '65 di Yogyakarta, Solo, Sragen,<br />

Semarang, Jakarta, serta beberapa eksil Swedia<br />

dan Belanda, hingga mengunjungi lokasi yang<br />

dulu dipakai sebagai tempat isolasi para tahanan<br />

perempuan, Plantungan.<br />

Selain melakukan wawancara, tim membaca<br />

berbagai literatur sejarah dan mengadakan<br />

diskusi dengan berbagai kalangan. Baru pada<br />

Januari 2013 naskah selesai.<br />

Seperti ditulis Faiza dalam pengantar acara,<br />

Nyanyi Sunyi Kembang-kembang Genjer didedikasikan<br />

kepada para perempuan yang pernah<br />

jadi tahanan politik ’65 serta korban kekerasan<br />

seksual di Indonesia dan di seluruh dunia.<br />

Masa lalu mereka merupakan bagian dari sejarah<br />

Indonesia, yang ikut membentuk generasi<br />

sekarang, yaitu kita semua. ■ Silvia Galikano<br />

Majalah detik 6 17 - 9 - 23 februari maret 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Riuh-Rendah<br />

Solférino<br />

Konflik rumah tangga<br />

ditempatkan dalam<br />

peristiwa besar sebuah<br />

negara. Justine Triet<br />

menggarapnya dengan<br />

pendekatan tidak biasa.<br />

Majalah detik 179 --16 23 maret 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Tap untuk melihat Video<br />

Judul:<br />

La Bataille de Solférino<br />

Genre:<br />

Komedi | Drama<br />

Sutradara:<br />

Justine Triet<br />

Skenario: Justine Triet<br />

Pemain: Laetitia Dosch,<br />

Vincent Macaigne, Arthur<br />

Harari<br />

Durasi: 1 jam 31 menit<br />

Pagi yang sibuk di sebuah apartemen<br />

di Kota Paris. Ada ibu muda, Laetitia<br />

(Laetitia Dosch), yang usai berpakaian,<br />

lari ke ruang tengah memeriksa<br />

putrinya yang masih balita sedang bermain<br />

boneka di lantai.<br />

Sebentar saja dia di ruang tengah, kemudian<br />

tergesa-gesa balik ke kamar untuk mengganti<br />

baju yang lebih kasual. Tak lama, dia setengah<br />

berlari ke arah sofa di ruang tengah mengecek<br />

putrinya satu lagi yang menangis dan sedang<br />

ditenangkan Arthur (Arthur Harari), kekasih<br />

Laetitia.<br />

Setelah si bungsu tenang, gantian si sulung,<br />

yang mulutnya masih cemong bekas sarapan,<br />

menangis. Arthur mengangkatnya ke atas<br />

Majalah detik 179 --16 23 maret 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

sofa. Si sulung kini tenang dipangku Arthur,<br />

sementara ibunya masih juga mondar-mandir<br />

setengah panik di rumah.<br />

Laetitia sudah terlambat kerja. Hari itu dia<br />

harus meliput pemilihan Presiden Prancis<br />

untuk channel i-Tele tempatnya bekerja. Marc<br />

(Marc-Antoine Vaugeois), yang hari itu akan<br />

jadi baby sitter anaknya, datang tepat waktu.<br />

Setelah menjelaskan sedikit tentang kebiasaan<br />

dua anaknya, Laetitia meninggalkan apartemen<br />

bersama Arthur, yang juga pergi kerja.<br />

Mengurus dua anak balita yang tiap sebentar<br />

bergantian rewel bukan masalah besar bagi<br />

Marc. Tapi, ketika ada tamu tak diundang yang<br />

mendesak masuk, Marc kebingungan. Tamu itu<br />

adalah Vincent (Vincent Macaigne), mantan<br />

suami Laetitia, ayah dua anak balita yang sekarang<br />

diasuhnya.<br />

Menurut keputusan sidang cerai, Vincent<br />

dibolehkan menjenguk putrinya sekali sepekan<br />

pada tanggal-tanggal yang ditetapkan. Vincent<br />

seharusnya datang kemarin, tapi dia tidak bisa.<br />

Jadi dia datang hari ini, padahal Laetitia sudah<br />

mengatakan tidak bisa hari ini.<br />

Marc, walau tadi pagi sudah dipesan Laetitia<br />

untuk tidak membukakan pintu kepada siapa pun,<br />

termasuk Vincent, tak urung bingung juga karena<br />

Vincent tak henti menggedor pintu. Dia akhirnya<br />

membukakan pintu karena Vincent bilang membawa<br />

surat dari hakim. Vincent masuk, menggendong<br />

anaknya satu per satu, memberikan kado,<br />

Majalah detik 179 --16 23 maret 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Justin Triet akhirnya<br />

membuat dramedi satu<br />

ini setelah sukses dengan<br />

dokumenter dan film<br />

pendeknya, seperti Sur<br />

Place (2007), Des Ombres<br />

dan la Maison (2010), serta<br />

Vilaine Fille Mauvais Garcon<br />

(2012).<br />

lalu bermain dengan anak-anaknya.<br />

Namun, sebelum membukakan pintu tadi,<br />

Marc sempat menelepon tetangga,<br />

seperti dipesankan<br />

Laetitia, untuk minta<br />

tolong jika terjadi apa-apa.<br />

Tetangganya, yang datang<br />

saat Vincent sedang bermain<br />

dengan anak-anaknya,<br />

berhasil membujuk<br />

Vincent keluar dari apartemen<br />

walau tidak mudah<br />

karena Vincent berkeras<br />

tinggal.<br />

Setelah semuanya tenang,<br />

Marc menelepon<br />

Laetitia, yang kini bersiap<br />

siaran langsung di depan<br />

markas Partai Sosialis di<br />

Rue Solférino (Jalan Solférino).<br />

Laetitia meminta Marc segera membawa dua<br />

putrinya ke lokasi liputan karena Vincent pasti<br />

bakal datang lagi dan perangai kasarnya akan<br />

muncul.<br />

Marc segera meninggalkan apartemen<br />

dengan membawa dua anak balita itu ke Rue<br />

Solférino yang dipadati massa. Vincent, yang<br />

kemudian tahu hal ini, tersulut amarahnya. Dia<br />

menyusul ke Solférino. Vincent kini punya alasan<br />

kuat: Laetitia membahayakan dua balitanya<br />

dengan membawa mereka ke kerumunan massa.<br />

La Bataille de Solférino (Age of Panic) adalah<br />

film indie Prancis yang membenturkan kehidupan<br />

pribadi dengan keadaan politik yang tengah<br />

terjadi. Hasilnya drama-komedi mumblecore<br />

yang, uniknya, bergaya dokumenter. Serangkaian<br />

drama ditempatkan dalam peristiwa besar<br />

sebuah negara, diperciki humor di sana-sini<br />

oleh tiga karakter utamanya. Kita bisa temukan<br />

kelucuan dalam cekcok mantan suami-istri itu,<br />

dan dalam ekspresi Marc yang salah tingkah.<br />

Justin Triet akhirnya membuat dramedi satu<br />

ini setelah sukses dengan dokumenter dan<br />

Majalah detik 179 --16 23 maret 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

film pendeknya, seperti Sur Place (2007), Des<br />

Ombres dan la Maison (2010), serta Vilaine Fille<br />

Mauvais Garcon (2012), yang meraup banyak<br />

penghargaan di berbagai festival film. La Bataille<br />

de Solférino adalah film panjang pertamanya.<br />

Triet mengambil latar belakang keriuhan<br />

puncak pemilihan Presiden Prancis pada 6 Mei<br />

2012, yang akhirnya dimenangi kandidat Partai<br />

Sosialis, Francois Hollande. Pilihan setting ini<br />

merupakan pertimbangan cerdas karena dia<br />

dapat mengekspos ketegangan suasana yang<br />

dibingkai apik melalui permainan banyak kamera<br />

dan membuat film enak ditonton.<br />

Pendekatan dokumenter juga memunculkan<br />

rasa spontanitas dan semi-improvisasi yang sangat<br />

baik dari aktor dan aktrisnya. Dan Ma caigne,<br />

aktor dari Conservatoire, tampil menonjol di sini,<br />

hingga tak aneh dia memenangi Best Actor dalam<br />

Mara Del Plata Film Festival 2013.<br />

Dari sisi narasi, Triet menunjukkan bakatnya<br />

menarik-ulur cerita dengan cermat. Dia membuat<br />

sebuah situasi tidak nyaman jadi makin parah, lalu<br />

diredakan sebentar, baru kemudian ditarik habis<br />

dalam sebuah juluran panjang, khas film Eropa.<br />

Dan, yang paling menarik, kehidupan pribadi si<br />

reporter serta adu argumen tentang pengasuhan<br />

anak diambil dari sudut berbeda dibanding yang<br />

umumnya diekspos Hollywood. Triet menunjukkan<br />

punya cara sendiri yang lebih kena. ■<br />

Silvia Galikano<br />

Majalah detik 179 --16 23 maret 2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

300: RISE OF<br />

AN EMPIRE<br />

3<br />

00:<br />

Rise of an Empire mengisahkan<br />

Jenderal Themistokles<br />

(Sullivan Stapleton) yang berniat<br />

menyatukan seluruh kerajaan di Yunani. Kali<br />

ini sang Jenderal menghadapi laksamana<br />

perempuan Persia yang paling ditakuti,<br />

Artemisia (Eva Green), yang bertekad<br />

menghancurkan Yunani.<br />

Xerxes (Rodrigo Santoro), yang baru<br />

saja menaklukkan Sparta pimpinan Raja<br />

Leonidas (Gerard Butler), menyaksikan<br />

armada pimpinan Artemisia berperang<br />

melawan armada pimpinan Themistokles.<br />

Pertempuran laut yang kolosal dan sadis<br />

akan menentukan nasib masa depan<br />

kerajaan Yunani.<br />

Jenis Film: Action, Drama, War<br />

| Produser: Zack Snyder, Mark<br />

Canton, Bernie Goldmann |<br />

Produksi: Warner Bros. Pictures |<br />

Sutradara: Noam Murro | Durasi: 100<br />

menit<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

99 CAHAYA<br />

DI LANGIT<br />

EROPA PART 2<br />

F ilm ini melanjutkan perjalanan mengungkap rahasia<br />

Islam di Eropa. Kali ini Hanum Rais (Acha Septriasa) dan<br />

Rangga Almahendra (Abimana Aryasatya) menjelajah Kota<br />

Cordoba, di Spanyol bagian selatan. Dilanjutkan pencarian tokoh<br />

Fatma (Raline Shah) di Kota Istanbul, Turki. Rahasia apa lagi yang<br />

akan mereka temukan kali ini<br />

Jenis Film: Drama | Produser: Yoen K., Ody Mulya HiDAyat<br />

| Produksi: Maxima Pictures | Sutradara: Guntur<br />

Soeharjanto | Durasi: 97 menit<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

MR. PEABODY<br />

& SHERMAN<br />

M<br />

r.<br />

Peabody adalah anjing<br />

yang sangat pandai dan jenius.<br />

Dia bahkan dianugerahi<br />

hadiah Nobel atas prestasinya. Semua<br />

capaian itu membuat Mr. Peabody<br />

mendapatkan tantangan baru, yaitu<br />

mengadopsi seorang anak manusia<br />

bernama Sherman dan itu menjadikannya<br />

seorang ayah.<br />

Masalah muncul saat Sherman membawa<br />

teman sekolahnya, Penny Peterson, ke<br />

sebuah mesin waktu ciptaan Mr. Peabody<br />

yang disebut WABAC. Sherman dan Penny<br />

menjelajahi waktu dan pulang membawa<br />

masalah. Keduanya telah mengubah sejarah<br />

dunia. Pada akhirnya Mr. Peabody, Sherman,<br />

dan Penny harus kembali ke masa lalu untuk<br />

memperbaiki sejarah dan menyelamatkan<br />

alam semesta.<br />

Jenis Film: Animation, Adventure,<br />

Comedy | Produser: Denise Nolan<br />

Cascino, Alex ScHWArtz | Produksi:<br />

20th Century Fox | Sutradara: Rob<br />

Minkoff | Durasi: 92 menit<br />

Majalah Majalah detik detik 4 - 17 10 - november 23 maret 2014<br />

2013


seni hiburan<br />

agenda<br />

maret<br />

Capella Amadeus<br />

20 Maret 2014 pukul 19.30 WIB<br />

Goethe Haus Jakarta, Gratis<br />

International Bandung<br />

Beauty Expo 2014<br />

20-23 Maret 2014 pukul 10.00-20.00<br />

WIB<br />

Bandung Convention Centre, Bandung<br />

mar<br />

21<br />

mar<br />

15<br />

A State oF Trance 650 New<br />

Horizons<br />

15 Maret 2014, 18.00 WIB, Eco Park, Ancol<br />

Jakarta, Promotor: Ismaya Live<br />

Seni Rupa: Pameran Hanafi<br />

Migrasi Kolong Meja #3<br />

Pembukaan: Sabtu, 15 Maret 2014, 19.00 WIB<br />

Pameran: 16-29 Maret 2014, Galeri Salihara<br />

Melodi Sumatera dalam Angklung<br />

dan Tari Saman<br />

Angklum IKREASINDO + Uji Pentas Tari Saman<br />

Sabtu, 15 Maret 2014, Galeri Indonesia Kaya,<br />

Grand Indonesia West Mall lt. 8, Jakarta<br />

mar<br />

20<br />

Pameran Tunggal<br />

Lukisan suDita nashar<br />

Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki<br />

Kamis-Jumat, 20-28 Maret 2014 pukul<br />

10.00 WIB s.d. 21.00 WIB<br />

Gratis dan terbuka untuk umum<br />

DISKUSI senirupa:<br />

‘kepaDA ingat’ (Pelukis<br />

Alm. Nashar)<br />

Pembicara: Merwan Yususuf, Sutardji<br />

Calzoum Bachri, dan Fajar Sidiq<br />

Moderator: Johan<br />

IL DIVO: A musical<br />

AFFAIRTHE greatest<br />

songs OF BroaDway<br />

live<br />

21 Maret 2014, Jakarta,<br />

Indonesia, Ritz Carlton Ballroom<br />

Pacific Place<br />

Dipersembahkan oleh Inspiro<br />

mar<br />

16<br />

mar<br />

21<br />

Song Kran Wet<br />

Party 2014 Wild &<br />

Splash<br />

21 Maret 2014, 22.00 WIB<br />

Atlantis Waterpark Ancol Jakarta<br />

Promotor: Raden One Stop<br />

Solution<br />

Diskusi dan Slideshow Buku<br />

Fotografi: Setetes Seni dari<br />

Balik Terali<br />

Karya Rahardi Ramelan<br />

Pembicara: Rahardi Ramelan<br />

Minggu, 16 Maret 2014 pukul 13.00 WIB<br />

Pondok Penus, Kompleks Taman Ismail Marzuki<br />

ASEAN Literary Festival:<br />

'Anthems for the common people'<br />

21-23 Maret, Taman Ismail Marzuki<br />

mar<br />

21<br />

Nyanyian Aceh dan Nusantara<br />

Tompi feat. Doctor and the Professor<br />

Minggu, 16 Maret 2014, Galeri Indonesia Kaya,<br />

Grand Indonesia West Mall lt. 8, Jakarta<br />

mar<br />

16<br />

KONSER tunggal<br />

GIGI 2014<br />

22 Maret 2014<br />

Istora Senayan, Jakarta.<br />

mar<br />

22<br />

7th Bali Spirit Festival 2014<br />

19-23 Maret 2014, Ubud, Bali<br />

A global celebration of yoga, dance, music<br />

PANCAROBA – pancaroBA<br />

Visual Art Exhibition, Oleh Garis Cakrawala<br />

(Surakarta), Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki<br />

Rabu-Sabtu, 19-29 Maret 2014, pukul 10.00<br />

WIB s.d. 21.00 WIB<br />

Gratis dan terbuka Untuk umum<br />

mar<br />

19<br />

Pesona Modern Songket Palembang<br />

DP Rumah Seni bersama Yayasan Puteri Indonesia<br />

Sabtu, 22 Maret 2014<br />

Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia West Mall lt. 8, Jakarta<br />

mar<br />

22<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014


Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />

Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />

Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

Tap untuk<br />

kembali ke cover

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!