Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MISTERI HILANGNYA MH-370<br />
JOKOWI JADI CAPRES PDI PERJUANGAN.<br />
JALAN MASIH PANJANG.<br />
EDISI <strong>120</strong> | 17 - 23 MARET 2014
DAFTAR ISI<br />
Edisi <strong>120</strong> 17 - 23 maret 2014<br />
Tap Pada konten untuk membaca artikel<br />
Fokus<br />
dapat karpet merah<br />
lalu bismillah<br />
Jokowi mendapat mandat untuk menjadi<br />
capres PDIP 2014. Perjalanan politiknya<br />
mulus.<br />
Nasional<br />
Hukum<br />
baca juga<br />
jokowi MASAlah BUAT lo<br />
edisi 102<br />
baca juga<br />
presiden idaman lain<br />
edisi 105<br />
n Kalau PK Bisa Berulang<br />
internasional<br />
n Akibat Pamer Membantai Kucing<br />
kriminal<br />
n terimpit utang, ibu benamkan anak<br />
ekonomi<br />
n All Right, Good Night, dan Hilang<br />
n ke timur atau ke barat<br />
n ‘musik setan’ dari teheran<br />
interview<br />
n ketua umum mui, din syamsuddin<br />
kolom<br />
n sara: dibunuh atau terbunuh<br />
sisi lain CAPRES<br />
n sampai tak mempan ditembak<br />
n Renegosiasi Tambang Penuh Ganjalan<br />
n sepucuk surat berlogo kpk<br />
n beda nasib, beda kepentingan<br />
bisnis<br />
n dari pegawai bank ke juragan gorengan<br />
n herbalife dijegal, pejabat dielus-elus<br />
buku<br />
n kisah gus dur dan si semlohai<br />
lensa<br />
spoRT<br />
n Ini Bukan Jabulani<br />
n Berkah Kampanye<br />
people<br />
Seni hiburan<br />
n Fuad Rahmany | Miley Cyrus | Gugun<br />
GAya hidup<br />
n suara lirih perempuan penyintas<br />
n riuh-rendah solferino<br />
n film pekan ini<br />
n agenda<br />
Cover:<br />
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah | Musik: Bento - Iwan Fals<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik<br />
n Asyiknya Backpacker-an<br />
n singgah ke pecinan tertua bangka<br />
n pong me! if you can<br />
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />
Nugroho, Mulat Esti Utami, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif<br />
Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita,<br />
Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar<br />
Rifai Bahasa: Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus<br />
Purnomo Product Management: Sena Achari, Eko Tri Hatmono Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus<br />
Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi<br />
Wahyono, Fuad Hasim, Luthfy Syahban.<br />
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
lensa<br />
Berkah Kampanye<br />
Tap untuk melihat foto UKURAN BESAR<br />
Para pengusaha sablon dan percetakan kembali memanen rezeki lima tahunan. Mereka mengerjakan atribut kampanye pemilu, seperti<br />
kaus, spanduk, dan bendera partai/caleg. Omzet naik lebih dari dua kali lipat, kendati sebagian waswas tidak dibayar.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
lensa<br />
Suasana percetakan sablon di Tebet, Jakarta Selatan (12/3). Pemilik menyatakan omzet naik sampai 50 persen dengan pemesan dari kawasan<br />
Jabodetabek. (Rachman Heryanto/detikcom)
lensa<br />
Cetak dengan teknik sablon tetap diburu meski sudah ada teknik cetak mesin yang lebih mudah dan cepat. Salah satunya karena harga lebih murah.<br />
(Ari Saputra/detikcom)
Pekerja mesti menyelesaikan pesanan mulai pukul 08.00 WIB hingga tengah malam mendekati musim kampanye. Pada hari biasa, pekerjaan<br />
normal hanya memakan waktu 8 jam. (Ari Saputra/detikcom)
lensa<br />
Bukan hanya di Jakarta, di daerah juga merasakan manisnya rezeki pesanan atribut kampanye hingga lima kali lipat. Pekerja sedang menyelesaikan<br />
pesanan caleg Partai Demokrat di Makassar, caleg Hanura di Madiun, dan caleg Partai Golkar di Jakarta. (Antarafoto)
lensa<br />
Selain sablon, konveksi turut kebanjiran order atribut kampanye, seperti topi, baju, dan bendera. Tampak para pedagang atribut kampanye di<br />
Pasar Senen, Jakarta. (Rachman Heryanto/detikcom)
lensa<br />
Banyaknya atribut kampanye yang dipajang membuat ruang publik kotor sehingga perlu ditertibkan, seperti terlihat di Yogyakarta, Aceh, dan<br />
Depok. (AntaraFoto)
nasional<br />
Kalau<br />
PK<br />
Bisa Berulang<br />
Putusan Mahkamah Konstitusi yang membuka peluang<br />
peninjauan kembali bisa diajukan berkali-kali bakal memancing<br />
gelombang pengajuan permohonan PK kedua ke pengadilan.<br />
Namun syarat pengajuannya diperketat oleh Mahkamah Agung.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
nasional<br />
Suasana tempat pendaftaran<br />
permohonan banding, kasasi,<br />
dan PK di PN Jakarta Selatan,<br />
Jumat (14/3).<br />
Ari Saputra/detikfoto<br />
Edih Kusnadi bungah. Terpidana kasus<br />
narkotik ini tak mampu menyembunyikan<br />
kebahagiaannya ketika ditemui di<br />
Lembaga Pemasyarakatan Cipinang,<br />
Jakarta Timur, pekan lalu. Putusan Mahkamah<br />
Konstitusi yang membatalkan Pasal 268 Ayat<br />
3 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana<br />
(KUHAP)—yang mengatur peninjauan kembali<br />
hanya bisa diajukan satu kali—menerbitkan<br />
kembali harapannya.<br />
“Setidaknya saya punya kesempatan untuk<br />
membuktikan kebenaran,” kata pria berusia 34<br />
tahun itu kepada majalah detik.<br />
Edih dijerat dengan Pasal 114 Undang-Undang<br />
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika<br />
karena dituduh menerima sabu seberat 25<br />
gram dari temannya, Iswadi, Mei 2011. Saat itu,<br />
ia sedang menunggu Iswadi di depan Gajah<br />
Mada Plaza, Jakarta Pusat, sebelum ditangkap<br />
rombongan polisi, dan digiring ke Markas Kepolisian<br />
Daerah Metro Jaya.<br />
Setiba di Polda, ia kaget karena Iswadi telah<br />
ditangkap bersama seorang pengemudi ojek<br />
lantaran membawa sabu. Saat itulah Edih<br />
merasa dijebak karena Iswadi, kepada polisi,<br />
mengaku sabu itu akan diserahkan kepadanya.<br />
Padahal, ia berdalih, rencana pertemuannya<br />
dengan Iswadi itu untuk membahas asuransi.<br />
Edih, bapak dua anak, adalah agen asuransi.<br />
Nasib pun berkata lain. Edih tetap dijatuhi hukuman.<br />
Karena itu, dalam waktu dekat, warga Tangerang,<br />
Banten, tersebut bersama pengacaranya<br />
akan mengajukan permohonan PK<br />
di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Apalagi ia<br />
telah mengantongi bukti baru (novum) sebagai<br />
syarat diajukannya upaya hukum itu, di antaranya<br />
pengakuan Iswadi dan tukang ojek bahwa<br />
mereka terpaksa menyebut namanya karena<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
saja dia dan para staf panitera pidana sudah<br />
sangat sibuk menerima permohonan kasasi<br />
dan PK, apalagi setelah putusan MK tentang<br />
peninjauan kembali ini dijatuhkan. Para terpidana<br />
atau ahli warisnya bakal ramai-ramai mengajukan<br />
PK ke pengadilan.<br />
Saat ini PN Jakarta Pusat memang belum<br />
menerima pengajuan permohonan PK kedua<br />
setelah keluarnya putusan MK. Namun tandatanda<br />
itu sudah terlihat dengan banyaknya<br />
orang yang datang untuk menanyakan pronasional<br />
Antasari Azhar setelah menjalani<br />
sidang putusan uji materi<br />
KUHAP yang diajukannya di<br />
Mahkamah Konstitusi, Jakarta,<br />
Kamis (6/3).<br />
Hasan/detikfoto<br />
tidak tahan atas paksaan polisi saat diperiksa.<br />
Bukan hanya Edih, setelah keluarnya putusan<br />
MK itu, diperkirakan akan ada banyak terpidana<br />
yang meminta PK ke Mahkamah Agung, terutama<br />
mereka yang mengajukan PK untuk kedua<br />
kalinya setelah permohonan pertama ditolak.<br />
“Pascaputusan, pasti akan banyak yang mengajukan,”<br />
ujar Harryawan, pegawai bagian kasasi<br />
dan PK di PN Jakarta Pusat, Rabu, 12 Maret lalu.<br />
Pria yang akrab disapa Harry ini memperkirakan<br />
bakal makin sibuk ke depannya. Sehari-hari<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
nasional<br />
Pendiri LBH Masyarakat,<br />
Taufik Basari<br />
ari saputra/detikfoto<br />
sedur serta persyaratan pengajuan PK dalam<br />
beberapa hari belakangan. Senada, Sri Pudji<br />
Sumaryanti, pegawai bagian kasasi dan PK di<br />
PN Jakarta Selatan, menyatakan pihaknya belum<br />
menerima permohonan PK kedua, setelah<br />
putusan MK tersebut keluar. Termasuk dari<br />
Antasari Azhar, terpidana kasus pembunuhan<br />
Nasrudin Zulkarnaen.<br />
Putusan pembatalan Pasal 268 Ayat 3 KU-<br />
HAP dibacakan Ketua MK Hamdan Zoelva<br />
dalam sidang uji materi yang digelar Kamis, 6<br />
Maret lalu. Uji materi diajukan oleh Antasari<br />
karena bekas Ketua Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi itu merasa pasal tersebut menghalanginya<br />
kembali mengajukan permohonan PK.<br />
Antasari, yang diganjar 18 tahun penjara dalam<br />
kasus pembunuhan Nasrudin, sebelumnya<br />
mengajukan PK tapi ditolak Mahkamah<br />
Agung.<br />
Pengacara Antasari, Maqdir Ismail, membenarkan<br />
bahwa kliennya akan mengajukan PK<br />
kedua setelah keluarnya putusan MK itu. Tapi<br />
PK baru akan diajukan setelah novum yang kuat<br />
terkumpul. “Tunggu saja. Yang pasti novum<br />
sudah kami pilah,” tuturnya.<br />
Ketua Dewan Pengurus sekaligus pendiri<br />
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, Taufik<br />
Basari, juga memperkirakan pengajuan PK kedua<br />
oleh terpidana ataupun ahli warisnya bakal<br />
membeludak. Kendati begitu, ia mendukung<br />
putusan MK yang membatalkan pasal bahwa<br />
PK hanya bisa diajukan satu kali.<br />
Menurut Taufik, semestinya PK dipandang<br />
sebagai putusan yang menjunjung tinggi hak<br />
asasi manusia. Sebab, jika PK diatur hanya bisa<br />
diajukan sekali, kecil peluang<br />
terpidana ataupun ahli<br />
waris terpidana untuk<br />
menunjukkan kebenaran.<br />
Ia pun mencontohkan<br />
kasus Sengon<br />
dan Karta<br />
yang dihukum<br />
seumur hidup<br />
dengan tuduhan<br />
pembunuhan.<br />
Saat Se-<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
nasional<br />
Hakim MK, Harjono<br />
rengga sencaya/detikfoto<br />
ngon dan Karta menjalani masa hukuman,<br />
datang seseorang yang mengaku sebagai<br />
pembunuh sebenarnya. Secara peradilan, kata<br />
Taufik, Sengon dan Karta telah menanggung<br />
hukuman, meskipun mereka tidak bersalah.<br />
Namun, kendati dengan putusan itu terpidana<br />
bisa mengajukan PK lebih dari satu kali, bukan<br />
berarti upaya hukum tersebut bisa diajukan<br />
ujug-ujug. Hakim MK, Harjono, menuturkan<br />
novum yang diajukan kepada hakim harus<br />
benar-benar kuat. Harjono juga membantah<br />
jika dikatakan bahwa putusan soal PK itu<br />
dijatuhkan karena lembaganya ditekan<br />
pihak tertentu. “Tidak ada tekanan<br />
dari pihak mana<br />
pun,” ucap Harjono<br />
saat ditemui di<br />
kantornya.<br />
Putusan MK<br />
yang memberi<br />
peluang<br />
permohonan<br />
PK bisa diajukan berulang-ulang<br />
bakal membuat Mahkamah Agung bekerja ekstrakeras.<br />
Apalagi putusan tersebut memberi<br />
peluang kepada terpidana yang merasa tidak<br />
puas untuk terus-menerus mengajukan PK.<br />
“Yang di kuburan pun bisa mengajukan PK,”<br />
kata juru bicara MA, Ridwan Mansyur, Selasa,<br />
11 Maret lalu.<br />
Karena itu, lembaganya akan segera membuat<br />
peraturan yang memperberat syarat pengajuan<br />
PK. Alasannya, supaya PK tidak digunakan<br />
untuk mencari peruntungan bagi terpidana<br />
atau ahli waris terpidana yang sudah meninggal.<br />
PK juga harus tetap dianggap sebagai upaya<br />
hukum luar biasa.<br />
Lagi pula, putusan telah berkekuatan hukum<br />
tetap di tingkat kasasi, sehingga pengajuan PK<br />
tidak menunda pelaksanaan hukuman baginya,<br />
baik pidana, perdata, maupun tata usaha negara.<br />
Sebab, jika tidak, MA mengkhawatirkan<br />
hilangnya asas kepastian hukum. “Kalau tidak<br />
begitu, sampai kapan mau ada keadilan” ujar<br />
Ridwan. n Kustiah | dimas<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
hukum<br />
Akibat Pamer<br />
Membantai<br />
Kucing<br />
Danang Sulistyo harus berurusan<br />
dengan polisi gara-gara menembak<br />
mati kucing dan mengunggah fotonya<br />
di media sosial. Ia juga dipecat dari<br />
pekerjaannya.<br />
Majalah detik 10 17 - 16 23 Maret 2014
hukum<br />
Foto kucing yang dibantai.<br />
Twitter @dominico_danang. Tak hanya foto,<br />
sang penembak juga menulis komentar yang<br />
menunjukkan kebanggaannya setelah menembak<br />
mati kucing itu.<br />
“Anak kucing ini meregang nyawa di ujung<br />
laras Sharp TIGER baru saya. Kucing naas ini<br />
menjadi korban keganasan proyektil kaliber 4,5<br />
mm yang dilesatkan senapan baru saya. Kucing<br />
ini saya tembak dari jarak sekitar 20 meter dengdok.change.org<br />
Para pengguna jejaring sosial, seperti<br />
Facebook, Twitter, dan Path, geram<br />
gara-gara foto sadis seekor anak kucing<br />
dengan kepala bersimbah darah<br />
beredar beberapa pekan terakhir ini. Kucing itu<br />
tewas ditembak dengan senapan angin.<br />
Parahnya, sang penembak sendiri yang<br />
mem-posting foto tersebut melalui akun Facebook<br />
bernama Danang Sutowijoyo, dan akun<br />
Majalah detik 17 - 23 Maret 2014
hukum<br />
Danang dijerat Pasal<br />
302 Ayat 2 Kitab<br />
Undang-Undang<br />
Hukum Pidana tentang<br />
penganiayaan hewan<br />
dengan ancaman<br />
hukuman penjara<br />
9 tahun.<br />
an kekuatan 12 kali pompaan. Hasilnya, peluru<br />
menembus bagian rahang kucing dan melaju<br />
terus hingga keluar dari wajah kucing. Kucing<br />
sempat mengalami kejang-kejang dan akhirnya<br />
mati 2 menit kemudian. 1 shot 1 kill. Hahahaha”,<br />
begitu kata sang penembak di akun jejaring<br />
sosialnya.<br />
Foto berikut komentar Danang<br />
begitu cepat beredar karena<br />
sejumlah pengguna Twitter<br />
mengunggah ulang foto tersebut<br />
disertai ribuan cuit<br />
kecaman. Seketika nama<br />
Danang Sutowijoyo pun<br />
mendadak populer di<br />
media sosial. Tindakan<br />
Danang tersebut juga<br />
membuat resah sejumlah<br />
aktivis perlindungan hewan.<br />
Kelompok pencinta hewan<br />
lalu membuat kampanye anti-penembakan<br />
kucing yang dilakukan Danang.<br />
Bahkan kelompok Animal Protect membuat<br />
petisi menuntut pembantai kucing itu diadili.<br />
Petisi yang disuarakan melalui situs www.change.org<br />
itu didukung lebih dari 4.900 orang.<br />
Di Facebook, sejumlah pencinta hewan yang<br />
tergabung dalam Animal Lover juga membuat<br />
aksi serupa dengan akun “Kecam Danang Sutowijoyo<br />
Sang Pembantai Kucing”. Aksi ini hingga<br />
Kamis pekan lalu sudah mendulang 8.718<br />
dukungan. Sementara itu, Animal Defenders<br />
melaporkan Danang ke polisi karena dianggap<br />
melanggar hukum.<br />
Organisasi pencinta hewan itu melaporkan<br />
Danang Sutowijoyo, yang bernama asli Danang<br />
Sulistyo, ke Kepolisian Resor Sleman, Daerah<br />
Istimewa Yogyakarta, pada Rabu, 5 Maret lalu.<br />
Warga Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah,<br />
Kabupaten Sleman, itu dijerat Pasal 302 Ayat 2<br />
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)<br />
tentang penganiayaan hewan dengan ancaman<br />
hukuman penjara 9 tahun atau denda Rp 300<br />
juta.<br />
“Penganiayaan hewan, apalagi pembunuhan<br />
Majalah detik 17 - 23 Maret 2014
hukum<br />
Screenshot foto dan komentar<br />
Danang di media sosial.<br />
Danang saat menunjukkan kuburan kucing<br />
yang ditembaknya kepada polisi.<br />
bagus kurniawan/detikcom<br />
tanpa belas kasih atau kejam, harus dihentikan<br />
dan pelaku harus dijerat hukum agar<br />
memberi efek jera,” kata anggota Animal<br />
Defenders, Doni Herdaru Tona, kepada majalah<br />
detik.<br />
Danang sendiri menembak kucing dan memamerkan<br />
kekejiannya itu sekitar 10 bulan lalu,<br />
tepatnya Mei 2013. Namun baru mencuat dan<br />
menuai kemarahan publik sejak Februari lalu.<br />
Danang pun mengaku sudah sering menerima<br />
teror, seperti melalui telepon, sebelum akhirnya<br />
berurusan dengan polisi. Bekas karyawan<br />
swasta ini juga sempat digeruduk beberapa<br />
aktivis pencinta satwa agar tak lagi mengulangi<br />
perbuatannya.<br />
Pria berusia 30 tahun itu mulai dipe riksa polisi<br />
pada Jumat, 7 Maret lalu, dilanjutkan sehari<br />
sesudahnya. Sejumlah penyidik yang dipimpin<br />
Kepala Unit II Reserse Kriminal (Reskrim)<br />
Polres Sleman, Inspektur Satu Dani Permana,<br />
juga mendatangi rumah mertua Danang yang<br />
ditempati Danang dan istrinya di Dusun Jomblang,<br />
Desa Tegaltirto. Di kebun pisang belakang<br />
rumah itulah polisi menemukan lokasi<br />
penguburan kucing tersebut.<br />
Tulang-belulang kucing itu lalu dibawa untuk<br />
dijadikan alat bukti. Polisi juga membawa<br />
beberapa peluru senapan angin yang tersisa.<br />
Sedangkan senapan angin untuk menembak<br />
kucing itu belum ditemukan karena, ternyata,<br />
sudah dijual Danang ke pedagang rongsokan<br />
seharga Rp 300 ribu.<br />
“Saya diperiksa dua kali. Pertama di Mapolsek<br />
Majalah detik 17 - 23 Maret 2014
hukum<br />
Status yang dituliskan Danang<br />
lewat jejaring sosial.<br />
facebook<br />
Berbah dan kedua hari Sabtu di Polres Sleman,”<br />
ujar Danang secara terpisah. Di Polres Sleman,<br />
ia diperiksa selama lima jam.<br />
Polisi menanyakan kronologi penembakan<br />
kucing tersebut hingga fotonya diunggah di Facebook<br />
dan Twitter. Namun Danang mengaku<br />
tidak tahu siapa yang mengunggah foto hasil<br />
aksinya di Path. Ia berdalih tidak mempunyai<br />
akun media sosial tersebut. Danang juga membantah<br />
tindakannya itu untuk gagah-gagahan.<br />
Dia berdalih menembak kucing karena jengkel<br />
hewan tersebut sering mencuri makanan di<br />
rumahnya.<br />
Tidak hanya berurusan dengan polisi, akibat<br />
ulahnya itu Danang diberhentikan dari tempat<br />
kerjanya, sebuah perusahaan swasta asing,<br />
yang tidak mau kena getah dari masalah Danang<br />
yang mengundang perhatian publik. Ayah<br />
satu anak itu kini menganggur di rumah, yang<br />
ditinggalinya bersama mertua, istri, dan satu<br />
anaknya yang masih balita.<br />
“Sekarang menganggur, belum kerja lagi. La,<br />
gimana Kemarin kontrak kerjanya juga langsung<br />
tidak diperpanjang,” tuturnya.<br />
Ditemui terpisah, Kepala Satuan Reskrim<br />
Polres Sleman, Ajun Komisaris Alaal Prasetyo,<br />
mengatakan status Danang masih sebatas<br />
saksi, dan belum meningkat ke tersangka.<br />
Saat ini polisi masih mencari barang bukti<br />
lain, yakni senapan angin yang telah dijual ke<br />
tukang rongsokan.<br />
Majalah detik 17 - 23 Maret 2014
hukum<br />
Doni Herdaru Tona<br />
dok. Animal Defenders<br />
“Kita juga masih melakukan pengkajian dan<br />
mencari saksi ahli untuk melengkapi pembuktian<br />
adanya pelanggaran. Kita juga akan<br />
memanggil pelapor,” ucapnya.<br />
Setelah peristiwa ini, Danang menutup<br />
akun Twitter-nya. Namun ia masih mempertahankan<br />
akun Facebook miliknya. Dari media<br />
sosial itu pula diketahui bahwa Danang<br />
lebih dari lima kali membantai kucing.<br />
Danang sejatinya bukan warga asli Dusun<br />
Jomblang. Mertuanyalah yang warga asli desa<br />
itu. Sepengetahuan tetangga, Danang adalah<br />
pendatang dari Jambi. Sekitar setahun lebih<br />
setelah menikah, mereka tinggal di rumah<br />
mertuanya. “Sehari-harinya (Danang) cuma<br />
kelihatan kalau pergi kerja. Paling kalau<br />
beli makanan di warung baru kelihatan,”<br />
kata Purwanti, seorang warga. “Dia juga<br />
jarang bergaul dengan tetangga,” ujarnya.<br />
■<br />
M. riZAL, BAGUS kurniAWAN (yogyAKARTA) | DIMAS<br />
Majalah detik 17 - 23 Maret 2014
kriminal<br />
Terimpit<br />
Utang, Ibu<br />
Benamkan<br />
Anak<br />
Dedeh tak menunjukkan<br />
penyesalan telah membunuh<br />
anaknya. Polisi mendalami dugaan<br />
pelaku terlibat aliran sesat.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kriminal<br />
Suami Dedeh, Kasito,<br />
berkemeja batik, saat<br />
berada di rumah sakit.<br />
baban g/detikcom<br />
Kampung Cijenjing, RT 05 RW 22,<br />
Desa Kertamulya, Padalarang, Kabupaten<br />
Bandung, Jawa Barat, dini hari<br />
itu, Senin, 10 Maret 2014, begitu sunyi.<br />
Hampir seluruh warganya terlelap. Namun,<br />
sekitar pukul 03.00 WIB, Rostika terbangun<br />
gara-gara ada yang mengetuk pintu rumahnya<br />
keras-keras, disusul teriakan minta tolong dari<br />
teras.<br />
Alangkah terkejutnya Rostika ketika tahu<br />
yang membuat gaduh itu adalah Muhammad<br />
Fahrul Robani, 10 tahun, keponakannya, yang<br />
tinggal tidak jauh dari rumahnya. “Fahrul menangis<br />
sambil bilang adiknya ada di dalam tangki<br />
air. Saya langsung pergi ke rumah Dedeh, kakak<br />
saya, untuk mencari tahu. Ada tetangga yang<br />
juga ikut,” kata Rostika.<br />
Setiba di rumah Dedeh Uum Fatimah, 38<br />
tahun—ibu Fahrul—Rostika langsung menuju<br />
tangki air, yang terletak di lantai dua. Ia kaget<br />
bukan kepalang, setelah penutup tangki plastik<br />
berkapasitas 1.000 liter tersebut dibuka, terlihat<br />
Aisyah Fany, anak bungsu Dedeh yang berusia<br />
2,5 tahun, sudah kaku dan tak bernyawa. “Saat<br />
itu Dedeh sudah tidak ada di rumah,” ujarnya.<br />
Beberapa jam kemudian, Rostika mendapat<br />
kabar kakak perempuannya itu sudah berada<br />
di kantor Kepolisian Sektor Padalarang. Berdasarkan<br />
keterangan polisi, Dedeh menyerahkan<br />
diri beberapa saat setelah melakukan aksi keji,<br />
membunuh anak kandungnya. Fahrul bercerita,<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kriminal<br />
Kasito menatap jasad<br />
anaknya, saat berada di<br />
rumah sakit.<br />
baban g/detikcom<br />
ia juga sempat diangkat oleh ibunya ke lantai<br />
dua dan dibenamkan ke dalam tangki air. Bocah<br />
yang masih duduk di kelas IV sekolah dasar itu<br />
terbangun ketika badannya nyemplung di air. Ia<br />
pun selamat dari upaya pembunuhan tersebut.<br />
Fahrul berupaya keluar dari tangki air sembari<br />
berteriak minta tolong. Namun sang ibu malah<br />
menekan kepalanya dan menutup tandon air<br />
tersebut. “Ibu nyuntrungin (mendorong) kepala<br />
saya,” tutur bocah yang biasa dipanggil Arul itu.<br />
Teriakan Arul rupanya didengar Muhammad<br />
Rizaldi atau Ijal, 15 tahun, kakaknya. Ijal berniat<br />
menolong adiknya itu. Namun, saat Ijal menghampiri,<br />
ia malah disuruh ibunya pergi ke rumah<br />
Rostika. Nah, saat perhatian Dedeh terpecah ke<br />
Rizaldi itulah Arul meloncat keluar dari tempat<br />
penampungan air tersebut dan kabur ke kamar<br />
Andrin, sepupunya yang tinggal di lantai dua<br />
rumah itu. “Pas Aa (kakak) Ijal turun, Arul sama<br />
Teh Andrin. Pas kami keluar, Ibu sudah enggak<br />
ada,” ucap Arul.<br />
Fahrul dan Andrin kemudian lari meminta<br />
pertolongan ke rumah Rostika, disusul Rizaldi.<br />
Saat itu, kata Arul, Aisyah belum dimasukkan<br />
ke tangki oleh sang ibu. Rupanya, saat mereka<br />
pergi ke rumah Rostika, Dedeh pergi ke kamar<br />
dan membopong Aisyah yang masih terlelap<br />
ke lantai dua, dan membenamkannya di tangki<br />
air. Lubang tangki ditutup hingga bocah malang<br />
itu ditemukan tewas.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kriminal<br />
Kami akan mendalami kemungkinan pelaku<br />
mengikuti ajaran aliran sesat. Kami akan<br />
melihat ke sana.<br />
Kepala Polda Jawa<br />
Barat Inspektur Jenderal<br />
Mochamad Iriawan.<br />
baban g/detikcom<br />
Setelah melakukan aksi kejinya, Dedeh<br />
mendatangi kantor Polsek Padalarang untuk<br />
menyerahkan diri. “Saat datang ke kantor,<br />
kondisi pelaku sehat, tapi kondisi jiwanya labil,”<br />
kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian<br />
Resor Kota Cimahi Ajun Komisaris Suparma<br />
kepada majalah detik.<br />
Kepada polisi, Dedeh berterus terang telah<br />
menghabisi nyawa anak kandungnya. Parahnya,<br />
Dedeh sama sekali tidak menyesali perbuatannya.<br />
Ia justru menyesal dua darah dagingnya<br />
yang lain, Rizaldi dan Fahrul, tidak ikut tewas.<br />
“Menyesal dua anak lagi enggak ikut meninggal.<br />
Kalau meninggal, kan masuk surga,” ujar<br />
Dedeh di hadapan polisi.<br />
Menurut Dedeh, perbuatan itu sengaja dilakukan<br />
akibat impitan ekonomi. Dia mengaku<br />
punya banyak utang, namun ia tidak menyebut<br />
berapa jumlah utangnya. “Saya enggak mau<br />
membebani anak,” tuturnya. Kepada polisi pula<br />
Dedeh mengaku siap menanggung risiko. Ia sadar,<br />
akibat perbuatannya itu, ia bakal dipenjara.<br />
Sementara itu, Kasito, 38 tahun, suami Dedeh,<br />
mengaku baru mengetahui kejadian pagi<br />
harinya, sekitar pukul 07.30 WIB. Pengemudi<br />
truk ekspedisi di sebuah perusahaan farmasi<br />
di Bogor itu kaget ketika menyalakan telepon<br />
selulernya. Ia menerima banyak pesan singkat<br />
(SMS) yang mengabarkan bahwa anaknya tewas.<br />
Ia juga mendapat panggilan telepon.<br />
Saat itu juga Kasito bergegas ke Rumah Sakit<br />
Hasan Sadikin, Bandung. Ia semakin shock<br />
ketika tahu Aisyah tewas dibunuh ibunya sendiri.<br />
“Enggak menduga. Soalnya, enggak ada<br />
masalah,” ucapnya berulang-ulang saat ditemui<br />
terpisah.<br />
Kasito mengakui memang jarang mengobrol<br />
dengan istrinya. Selama ia bekerja di Bogor,<br />
komunikasi dengan istrinya hanya soal anak.<br />
Selama ini, kata dia, istrinya itu tidak pernah<br />
memukul anak-anaknya kalau sedang marah.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kriminal<br />
Dedeh saat menjalani<br />
pemeriksaan di kantor<br />
polisi.<br />
baban g/detikcom<br />
Hal itulah yang membuat Kasito tidak menyangka<br />
Dedeh bisa berbuat sekejam itu.<br />
Hasil sementara penyidikan polisi, motif<br />
pembunuhan itu diduga depresi akibat kondisi<br />
ekonomi. Meski begitu, polisi terus memeriksa<br />
Dedeh secara intensif. Termasuk menelisik<br />
dugaan hubungan perbuatan Dedeh dengan<br />
aliran sesat.<br />
“Kami akan mendalami kemungkinan pelaku<br />
mengikuti ajaran aliran sesat. Kami akan<br />
melihat ke sana,” kata Kepala Kepolisian Daerah<br />
Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad<br />
Iriawan di tempat berbeda.<br />
Tim psikiater Polda Jawa Barat sudah dikirim<br />
ke Polresta Cimahi untuk memeriksa kondisi<br />
kejiwaan Dedeh. Pemeriksaan itu diharapkan<br />
bisa mengungkap alasan Dedeh membunuh<br />
anaknya.<br />
Secara terpisah, ahli psikiatri dari RS Hasan<br />
Sadikin, Bandung, Dr Teddy Hidayat, berpendapat,<br />
dari hasil wawancaranya dengan<br />
Dedeh, wanita itu tak menunjukkan gejala<br />
depresi, stres, atau frustrasi berat. Pelaku malah<br />
tersenyum, dan tidak menyesali perbuatannya.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kriminal<br />
bisa memicu tindakan psikopat. “Termasuk<br />
kemungkinan mendalami lebih jauh soal bagaimana<br />
pola pelajaran yang selama ini dia<br />
terima, itu saja,” Teddy menuturkan. n<br />
M. Rizal, Baban Gandapurnama, Tya Eka Yulianti (Bandung) | Deden<br />
Fahrul saat menunjukkan<br />
tangki air tempat adiknya<br />
dibenamkan sang ibu.<br />
tya eka yulianti/detikcom<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
“Saya kira, kelainan jiwanya memang ada.<br />
Tapi bukan depresi atau frustrasi. Kalau depresi<br />
kan kelihatan raut wajah dan anggota<br />
tubuh akan bergerak tanpa beraturan. Tetapi<br />
lebih kepada psikopat, karena senang dan<br />
tertawa setelah melakukannya,” ujar Teddy.<br />
Namun ia berharap kepolisian mendalami<br />
kondisi Dedeh dengan melakukan visum kejiwaan.<br />
Persoalan utang, penghasilan kurang,<br />
sering ditinggal suami, dan masalah lain<br />
Majalah detik 20 17 - 26 - 23 januari maret 2014
Kolom<br />
SARA: DIBUNUH ATAU<br />
TERBUNUH<br />
Oleh: Reza Indragiri Amriel<br />
Motif membunuh Sara terkandung lebih nyata<br />
pada Syifa ketimbang pada Hafitd.<br />
Biodata<br />
Nama :<br />
Reza Indragiri Amriel<br />
Tempat/Tanggal<br />
Lahir:<br />
Jakarta, 19 Desember 1974<br />
Pendidikan:<br />
■ Sarjana, Fakultas Psikologi<br />
Universitas Gadjah Mada,<br />
Yogyakarta, lulus 1998<br />
■ Master Psikologi Forensik,<br />
University of Melbourne,<br />
Australia, lulus 2003<br />
Foto di Detik.com itu mengguncang banyak orang. Syifa dan Hafitd,<br />
dua tersangka pembunuhan Sara, duduk bersebelahan. Wajah<br />
Hafitd tampak kuyu. Syifa, kontras dengan Hafitd, terlihat seperti<br />
menyunggingkan senyum. Mudah bagi siapa pun yang melihat foto<br />
itu untuk langsung menyimpulkan, “Dua anak muda psikopat!”<br />
Jika disederhanakan, psikopat adalah sebutan bagi individu yang terlihat<br />
mempesona, mempunyai kecerdasan di atas rata-rata, dan berdaya adaptasi<br />
tinggi terhadap situasi. Itu casing mereka. Namun, jika dilongok ke dalam,<br />
psikopat adalah sosok manipulatif dengan visi hidup menjadi raja diraja atas<br />
seluruh umat manusia. Bagi psikopat, segala sesuatu dibingkai menjadi siapa<br />
yang bisa dimanfaatkan, siapa yang bisa ditaklukkan.<br />
Persoalannya, dengan kecenderungan psikologis sedemikian rupa, seorang<br />
psikopat pun tidak akan mengakui ia adalah psikopat. Semua orang,<br />
hampir bisa dipastikan, ingin selalu terlihat punya citra positif betapa pun<br />
niat hidupnya sedemikian destruktif. Jadi tidak hanya sukar membedakan<br />
antara psikopat dan bukan psikopat, istilah yang terkesan ilmiah itu tak ba-
Karier:<br />
■ Departemen Luar Negeri,<br />
1998-2000<br />
■ Dosen Psikologi Forensik<br />
di Perguruan Tinggi Ilmu<br />
Kepolisian, sejak 2004<br />
■ Dosen Kajian Ilmu Komunikasi<br />
Universitas Indonesia untuk<br />
mata kuliah psikologi forensik<br />
■ Dosen Fakultas Ilmu Psikologi<br />
Universitas Tarumanagara,<br />
sejak 2007<br />
nyak membantu untuk mendudukkan masalah menjadi lebih jernih.<br />
Ilmuwan saraf semisal James Fallon menemukan keunikan kerja otak para<br />
individu yang disebut psikopat. Menurut dia, ketika kepada individu tersebut<br />
dipertontonkan tayangan-tayangan brutal, bagian otak yang membuat<br />
lintasan menuju amigdala serta mengatur kerja emosi, empati, etika, dan<br />
moralitas itu tetap tidak memberikan respons sebagaimana yang terjadi<br />
pada orang-orang biasa.<br />
Jika temuan tersebut dibawa ke ranah hukum, terbuka peluang bagi—<br />
sebutlah—para kriminal psikopat untuk memperoleh peringanan, bahkan<br />
pembebasan, hukuman. Pasalnya, keunikan kerja otak tersebut bisa diasosiasikan<br />
sebagai kelainan bawaan yang pengaruhnya terhadap pembentukan<br />
perilaku sama sekali tidak bisa dihindari oleh pelaku kejahatan.<br />
Lantas, apa penjelasan tentang aksi keji yang dituduhkan kepada Hafitd<br />
dan Syifa terhadap Sara, teman mereka sejak SMA<br />
Kasus ini melibatkan dua tersangka yang menjalankan satu aksi kejahatan<br />
yang sama. Meski bersekongkol, Hafitd dan Syifa mengirim indikasi bahwa<br />
mereka memiliki motif yang berlainan satu sama lain, bahkan bersilangan.<br />
Hafitd—seperti dikabarkan media—ingin bisa berhubungan (berkomunikasi)<br />
lagi dengan Sara. Keinginan seperti itu bisa terpenuhi hanya apabila Sara<br />
tetap dalam kondisi hidup. Jadi, berdasarkan pengakuannya tersebut, Hafitd<br />
tidak punya kepentingan untuk menghabisi Sara. Berbeda dengan Syifa,<br />
yang dilaporkan merasa cemburu<br />
kepada Sara dan khawatir Hafitd<br />
kembali menjalin asmara dengan<br />
Sara. Agar perasaan tersebut bisa<br />
diredakan, kuncinya adalah membuat<br />
Sara menjadi tidak ada.<br />
Situasi di tempat kejadian perkara<br />
(mobil) menjadi pelik karena<br />
Hafitd bukan seorang kriminal<br />
profesional. Anggaplah ia ingin
ertemu dengan Sara agar bisa<br />
mengungkapkan kekecewaan,<br />
kekesalan, dan segala perasaan<br />
negatif lainnya. Namun, karena ia<br />
ingin bisa berhubungan kembali<br />
dengan Sara, secara spekulatif<br />
pengungkapan perasaan itu<br />
maksimal akan diluapkan dalam<br />
perilaku penyiksaan. Bahwa Hafitd<br />
dikabarkan menyerang Sara<br />
dengan alat kejut listrik, terdapat<br />
dua kemungkinan.<br />
Pertama, alat setrum dipakai<br />
hanya setelah Sara melakukan<br />
tindakan di luar kehendak dan<br />
antisipasi Hafitd, misalnya perlawanan.<br />
Reaksi Sara membuat Hafitd<br />
kalap, panik, dan menggunakan<br />
alat setrum sebagai tindakan<br />
spontan guna menjinakkan perlawanan<br />
Sara. Perilaku menganiaya<br />
dalam sekejap berubah menjadi<br />
perbuatan yang berakibat fatal,<br />
betapa pun itu di luar kendali Hafitd sendiri. Kedua, alat kejut tersebut<br />
memang sudah sejak awal direncanakan untuk dipakai sebagai instrumen<br />
penganiayaan. Baik kemungkinan pertama maupun kedua, tidak ada niat<br />
sejak awal pada diri Hafitd untuk memanfaatkan instrumen tersebut guna<br />
mencabut nyawa Sara.<br />
Collateral damage berupa tewasnya Sara, dengan gambaran situasi di atas,<br />
merupakan bentuk accidental murder. Hafitd melakukan serangkaian tindakan
kekerasan terhadap Sara, tanpa niat membunuh, namun berakhir pada peristiwa<br />
tragis yang juga tak diduga oleh Hafitd sendiri. Kematian lebih sebagai<br />
sebuah kecelakaan, ketimbang sebagai bagian dari rencana aksi kekerasan.<br />
Ceritanya menjadi lain pada Syifa. Motif untuk membunuh Sara terkandung<br />
lebih nyata pada Syifa ketimbang pada Hafitd. Apakah rangkaian<br />
perilaku Syifa berikutnya memang ditujukan untuk merealisasi visi kejahatannya<br />
tersebut, perlu didalami dengan mengurai perincian gerak-gerik Syifa<br />
selama ia, Hafitd, dan Sara berada di dalam mobil.<br />
Jadi, walaupun Syifa terkesan mempunyai motif maut, tetap terbuka<br />
kemungkinan bahwa Syifa sebenarnya juga tidak berkeinginan meneruskan<br />
efek negatifnya dengan membunuh Sara. Apabila itu yang terjadi, maka—<br />
bagi Syifa—kematian Sara juga merupakan accidental murder.<br />
Mengaku Membunuh<br />
Uraian di atas justru mengasumsikan bahwa Hafitd dan Syifa tidak mempunyai<br />
kesengajaan membunuh. Tetapi, seperti dinyatakan polisi, Hafitd dan<br />
Syifa memberikan pengakuan bahwa mereka membunuh Sara. Polisi perlu<br />
tetap kritis menyikapi pengakuan kedua tersangka tersebut. Sebagai orang<br />
biasa, bisa dibayangkan bahwa Hafitd dan Syifa pada gilirannya juga mengalami<br />
kecemasan luar biasa pascakejadian. Munculnya sensasi disorientasi,<br />
mulai linglung, hingga rusaknya ingatan menjadi fenomena umum yang<br />
dialami setelah individu melalui peristiwa dahsyat yang tak ia duga-duga.<br />
Apalagi ditambah dengan tekanan yang berasal dari situasi interogasi, membuat<br />
tersangka rentan memberikan pengakuan yang keliru (false confession),<br />
termasuk membuat tersangka pengakuan bahwa mereka adalah duet yang<br />
sudah secara sengaja merancang dan melaksanakan aksi pembunuhan.<br />
Allahu alam.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
uku<br />
Kisah Gus Dur<br />
Bercelana Pendek<br />
dan Si Semlohai<br />
Osdar mengkritik tanpa menghakimi.<br />
Tetap jail, juga sinis.<br />
Judul:<br />
Sisi Lain Istana (Dari Zaman<br />
Bung Karno sampai SBY)<br />
Penulis:<br />
J. Osdar<br />
Penerbit:<br />
Penerbit Buku Kompas<br />
Terbitan:<br />
Februari 2014<br />
Tebal:<br />
x + 294 halaman<br />
Penguasa di republik ini boleh datang-pergi silih berganti, tapi<br />
wartawan peliputnya tetap sama. Begitulah Josef Osdar, yang<br />
menjadi wartawan Istana semasa Soeharto masih berkuasa hingga<br />
era Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini. Tapi bukan sebuah<br />
pemakluman bila lelaki kelahiran 9 Maret 1953 itu kemudian bisa menuliskan<br />
beragam kisah seputar Istana dan para penghuninya.<br />
Sebagai wartawan senior, sosok Osdar, yang bergabung dengan<br />
Kompas sejak 1978, tergolong pendiam, santun, terkadang jail. Setidaknya<br />
begitu kesan yang penulis tangkap saat sama-sama meliput<br />
di Istana pada 2003-2004. Dia bisa membaur dengan para wartawan<br />
muda tanpa menonjolkan keseniorannya. Juga tak sungkan<br />
bertanya atau meminjam rekaman bila datang terlambat karena<br />
keasyikan di salon, misalnya.<br />
Sejak 2010, Kompas memberi ruang kepada Osdar untuk menuliskan<br />
beragam pengalamannya meliput lewat rubrik “Sisi Lain Istana”.<br />
Kumpulan tulisan itu lalu dibukukan menjadi Sisi Lain Istana:
Dok. Rahmi Hidayati<br />
J. Osdar, berbatik biru<br />
Dari Zaman Bung Karno sampai SBY yang diluncurkan<br />
Jumat, 7 Maret 2014, di Bentara<br />
Budaya Jakarta.<br />
Dengan jam terbang yang dimiliki, ia memotret<br />
kehidupan Istana dan orang-orang<br />
yang terlibat di dalamnya. Membandingkan<br />
satu presiden dengan presiden lainnya, satu<br />
era dengan era lainnya. Meracik antara peristiwa<br />
aktual dan pengalamannya di masa<br />
lewat.<br />
Dalam tulisan berjudul "Gaya Para Presiden<br />
Hadapi Unjuk Rasa", misalnya, ada<br />
cerita bagaimana Hari man Siregar dan<br />
teman-teman aktivis mahasiswa berdialog<br />
langsung dengan Presiden Soeharto pada<br />
11 Januari 1978. Seusai pertemuan, seorang<br />
mahasiswa yang paling lantang mengkritik<br />
Soeharto justru meminta tanda tangan dan<br />
berfoto bersama Soeharto. (halaman 33). Sementara SBY, yang<br />
tidak berhadapan langsung dengan pengunjuk rasa, menjelaskan<br />
isu yang dipersoalkan dari tempat lain.<br />
Dari tulisan-tulisannya, kita jadi mafhum, sarjana filsafat dari<br />
sebuah seminari di Manado itu menyimpan selera humor yang baik.<br />
Kesantunannya membuat dia tak suka menghakimi meski, toh, daya<br />
usil dan sinismenya terhadap suatu isu tetap terasa.<br />
Ketika banyak pihak terenyak melihat adegan Gus Dur yang bercelana<br />
pendek melambaikan tangan kepada massa di seberang Istana<br />
Merdeka pada Juli 2001, Osdar membuat penjelasan. Lewat<br />
tulisan "Juli, Bulan Dekrit, Gus Dur Mundur" terungkap bahwa itu<br />
merupakan adegan kedua. Pada yang pertama, Gus Dur masih berpakaian<br />
lengkap tapi para wartawan belum banyak yang melihat<br />
dan memotretnya. Gus Dur dengan enteng bersedia mengulang
adegan, yang sayangnya sudah tak berpakaian lengkap.<br />
Karakter Osdar yang usil dan sinis bisa tergambar dari artikel "Gus<br />
Dur, Fidel Castro, dan Si 'Semlohai'” di halaman 56. Di situ dikisahkan<br />
tentang kunjungan mendadak Presiden Kuba Fidel Castro ke kamar<br />
hotel Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Havana.<br />
Setelah mengutip beberapa joke cerdas Gus Dur selama pertemuan,<br />
Osdar menutup cerita dengan menggambarkan sosok wartawati televisi<br />
swasta yang turut meliput. Perawakan si wartawati yang mengenakan<br />
pakaian seadanya itu besar, gempal, semlohai, dan putih.<br />
Petugas keamanan presiden, yang berdiri di samping si wartawati,<br />
sempat berujar, “Waduh, saya sampai ngos-ngosan.”<br />
Dalam penulisan berita sehari-hari, Osdar memang dikenal suka<br />
memasukkan nama wartawan Istana ke dalam tulisan. Tak mengherankan,<br />
bila sedang bergerombol dan ngerumpi bersamanya, sering<br />
ada yang mengingatkan untuk hati-hati dalam bersikap dan berucap.<br />
“Awas, nanti dikutip Mas Osdar masuk Kompas, lo.”<br />
lll<br />
Empat tahun lalu, junior Osdar di Kompas dan sama-sama pernah belajar<br />
ilmu filsafat, Antonius Wisnu Nugroho, juga menerbitkan empat seri buku<br />
tentang lingkungan Istana. Bedanya, Wisnu cuma menulis tentang lingkungan<br />
Istana di lima tahun pertama pemerintahan SBY-JK. Tulisan-tulisan yang<br />
dibukukan diambil dari catatannya di blog Kompasiana. Karena tak dibatasi<br />
kolom, seperti tulisan Osdar di Kompas, tulisan Wisnu lebih panjang-lebar.<br />
Buku-buku yang ditulis dua wartawan Kompas itu mengajarkan, sejatinya<br />
menjadi wartawan tak cuma menampung dan menuliskan pernyataan para<br />
pejabat. Juga bukan sekadar beradu angle dan bermain-main dengan judul<br />
berita. Tapi juga butuh kejelian dan kepekaan dalam menangkap sebuah<br />
isu dan peristiwa lalu menyajikannya menjadi informasi yang benar-benar<br />
penting dan menarik. n SUDRAJAT<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
dapat<br />
karpet merah<br />
lalu bismillah<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
dok. pemprov DKI Jakarta<br />
Jokowi mendapat mandat untuk menjadi capres PDIP 2014.<br />
Perjalanan Menuju Puncak Karier politiknya mulus. Ia<br />
memulai dengan bismillah.<br />
Dering telepon genggam menghentikan<br />
langkah Gubernur DKI Jakarta<br />
Joko Widodo. Saat itu, ia tengah berkeliling<br />
melihat-lihat rumah Si Pitung<br />
di Marunda, Jakarta Utara.<br />
Pitung adalah pendekar Jakarta yang melawan<br />
ketidakadilan penjajahan Belanda. Pitung<br />
diberi julukan “Robin Hood dari Betawi” karena<br />
merampok tuan tanah dan rentenir yang menyengsarakan<br />
rakyat Betawi.<br />
Sebelum ke rumah Si Pitung, Jokowi telah<br />
blusukan ke sejumlah tempat. Seorang bapak,<br />
yang menggendong anaknya, sempat meminta<br />
berfoto bersama ketika Jokowi berkeliling meninjau<br />
rumah pahlawan legendaris yang terbuat<br />
dari kayu itu. Anak-anak yang sedang bermain<br />
di rumah itu juga dibiarkan tetap bermain meskipun<br />
Jokowi datang.<br />
Wajah Jokowi, yang mengenakan pakaian<br />
khas Betawi, baju koko putih dan celana hitam<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Joko Widodo mencium tangan<br />
Ketua Umum DPP PDIP<br />
Megawati Soekarnoputri usai<br />
menerima nasi tumpeng saat<br />
perayaan ulang tahun ke-41<br />
PDIP di Lenteng Agung 99,<br />
Jakarta, 10 Januari 2014.<br />
Widodo S. Jusuf / antara<br />
lengkap dengan sarung kotak-kotak berwarna<br />
merah menggantung di leher dan peci hitam<br />
menutup kepala, terlihat selalu serius.<br />
Kadang, Jokowi juga terlihat sedih melihat<br />
kejauhan. Di rumah panggung khas Betawi itu<br />
Jokowi lantas berdiskusi dengan sejumlah orang<br />
yang sebagian besar adalah tim suksesnya saat<br />
menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Sekitar<br />
satu jam kemudian, telepon genggam Jokowi<br />
berbunyi. Nama Ketua Umum PDIP Megawati<br />
Soekarnoputri muncul di layar telepon.<br />
Usai menerima telepon, ia turun ke halaman.<br />
Saat itu, Jumat, 14 Maret 2014, jam menunjuk<br />
pukul 14.40 WIB. Sampai di bawah, di dekat<br />
bendera Merah Putih, Jokowi berdiri. Mantan<br />
Wali Kota Solo ini lantas memberikan pengumuman<br />
penting.<br />
“Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua<br />
Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri<br />
untuk jadi calon presiden RI dari PDI<br />
Perjuangan. Dengan mengucap bismillah, saya<br />
siap melaksanakan,” ucap Jokowi.<br />
Kemudian pria kerempeng itu mencium<br />
bendera Merah Putih. Selebihnya ia tidak mau<br />
bicara. “Hari kerja, ya lanjut kerja,” katanya,<br />
lantas meninggalkan wartawan.<br />
•••<br />
Hampir bersamaan saat Jokowi tiba di rumah<br />
Si Pitung di Marunda, di kantor DPP PDI<br />
Perjuangan di Jalan Lenteng Agung Raya No.<br />
99 Jakarta Selatan tengah berlangsung rapat.<br />
Megawati mengumpulkan tujuh pengurus DPP<br />
PDI Perjuangan di ruang rapat lantai 2 kantor<br />
DPP PDIP itu setelah bubaran salat Jumat.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Puan Maharani dan Tjahjo<br />
Kumolo memperlihatkan<br />
Surat Perintah Harian Ketua<br />
Umum PDI Perjuangan terkait<br />
pencalonan Jokowi sebagai<br />
presiden pada Pemilu 2014.<br />
Wahyu Putro /antara<br />
Megawati, Ketua Badan Pemenangan Pemilu<br />
PDIP Puan Maharani, dan Sekjen DPP PDI Perjuangan<br />
Tjahjo Kumolo duduk di ujung meja.<br />
Sedangkan tiga Wakil Sekjen PDIP, yakni Eriko<br />
Sotarduga, Ahmad Basarah, dan Hasto Kristianto,<br />
lalu Ketua DPP Maruarar Sirait dan Cornelis Lay,<br />
duduk di samping.<br />
“Melihat situasi seperti ini, mendengarkan<br />
masukan masyarakat, sudah waktunya untuk<br />
mengumumkan calon presiden PDIP,” kata<br />
Mega mengawali pertemuan tersebut. Suara<br />
Mega terdengar bergetar.<br />
Semua yang hadir diselimuti rasa haru. Tidak<br />
ada seorang pun yang menyela pernyataan<br />
putri proklamator itu. Mega lantas memegang<br />
bolpoin dan lantas sambil bicara menulis Surat<br />
Perintah Harian Ketua Umum PDI Perjuangan<br />
tentang keputusannya mencalonkan Jokowi<br />
sebagai presiden untuk Pemilu 2014. Semua<br />
yang hadir juga ikut menulis.<br />
“Kita semua tidak tahu. Tadi langsung begitu<br />
saja,” kata Eriko. Sekitar 15 menit surat perintah<br />
harian untuk pengusungan Jokowi sebagai capres<br />
itu selesai dibuat. “Ibu itu cepat menulisnya,”<br />
ungkap Eriko.<br />
Satu jam pertemuan, rapat pun selesai. Puan,<br />
sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilihan<br />
Umum PDIP, didapuk untuk membacakan surat<br />
perintah Mega tersebut. Lalu pengumuman<br />
Jokowi jadi capres PDIP pun menyebar ke<br />
seluruh pelosok Indonesia.<br />
Langkah Megawati memutuskan pencapresan<br />
Jokowi menuai pujian. Ketua MPR dari<br />
Fraksi PDIP Sidarto Danusubroto menganggap<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Eva Kusuma Sundari<br />
Andika Wahyu / antara<br />
Megawati tak hanya memberikan peluang<br />
karier politik kepada Jokowi. Tapi membuktikan<br />
kepercayaan trah Sukarno kepada kader PDIP.<br />
Namun cerita pengusungan Jokowi tidak<br />
sekilat itu. Pada pertengahan Februari 2014,<br />
sumber majalah detik menuturkan Jokowi<br />
memberi pengakuan sudah mengantongi mandat<br />
Mega untuk menjadi capres PDIP 2014.<br />
“Tinggal menunggu deklarasi yang tepat,” kata<br />
sumber itu. Berita yang beredar kemudian deklarasi<br />
akan dilakukan menjelang pemilu legislatif.<br />
Banyak pihak sudah menduga Mega pada<br />
akhirnya akan legowo memilih Jokowi sebagai<br />
capres, meskipun sempat beredar isu ia hanya<br />
mematok Jokowi sebagai cawapresnya. Anggota<br />
DPR dari Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari<br />
mengaku sudah melihat gelagat mendukung<br />
Jokowi sejak tiga pekan terakhir ini.<br />
“Kami melihat gesture tubuhnya sudah pro-<br />
Jokowi sebetulnya,” ungkap Eva.<br />
Kedekatan Mega dan Jokowi sudah terjalin<br />
sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.<br />
Bila Mega datang ke Solo, Jokowilah yang<br />
menjemput dan mengantarkan Mega ke mana<br />
pun ingin pergi.<br />
Hubungan keduanya semakin akrab setelah<br />
Jokowi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta<br />
pada 15 Oktober 2012. Apalagi rumah Mega<br />
dan rumah dinas Jokowi sangat dekat. “Kalau<br />
ditelepon (Ibu Mega), saya langsung datang.<br />
Wong cuma lima menit sampai. Ya, kadang<br />
diajak makan, kadang nganter kondangan,” aku<br />
Jokowi kepada majalah detik.<br />
Baru tiga bulanan menjadi gubernur, sejumlah<br />
survei langsung mengunggulkan Jokowi<br />
sebagai capres. Pamor Jokowi jauh melampaui<br />
Mega sendiri maupun Prabowo Subianto.<br />
Namun Jokowi selalu menjawab tidak pernah<br />
berpikir menjadi capres. “Enggak mikir, enggak<br />
mikir.”<br />
Sejak sering memuncaki survei itu, Mega<br />
mulai menimang Jokowi untuk diberikan pulung.<br />
Ia mulai memberikan sinyal-sinyal akan<br />
memberikan tugas penting pada mantan Wali<br />
Kota Solo itu. Sinyal itu, misalnya, menjadikan<br />
Jokowi sebagai ajudan saat upacara Hari Lahir<br />
Pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta, 1 Juni<br />
2013.<br />
Lalu, saat Rapat Kerja Nasional III PDI Perju-<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Wakil Bendahara<br />
DPP PDIP Ari Abu<br />
Bakar mengaku<br />
partainya sudah<br />
memberikan<br />
nomor rekening<br />
kepada 60<br />
pengusaha.<br />
angan di Jakarta 6 September 2013, Jokowi didapuk<br />
membacakan dedikasi hidup (dedication<br />
of life) Presiden pertama Sukarno. Setelah itu<br />
Mega dan Jokowi semakin sering muncul bersama.<br />
Bahkan, kadang didampingi anak-anak<br />
Mega, baik Puan ataupun Prananda Prabowo.<br />
Puan mengakui Mega sudah mempertimbangkan<br />
memilih Jokowi sejak setahun yang<br />
lalu. Mega sangat memperhatikan popularitas<br />
dan elektabilitas Jokowi. Dengan popularitas<br />
Jokowi, Mega berharap pemilu berjalan fair<br />
sehingga partainya tidak dipecundangi. “Ini<br />
bukan keputusan ujug-ujug,” aku Puan.<br />
Mantap dengan pilihannya, Mega mengajak<br />
Jokowi berziarah ke makam Sukarno di Blitar,<br />
Jawa Timur, pada Rabu 12 Maret 2014. Beberapa<br />
pengurus PDIP yang ikut dalam ziarah itu<br />
adalah Ahmad Basarah, Hasto, Eriko, Bambang<br />
Wuryanto, dan Djarot Saiful Hidayat.<br />
Di makam sang proklamator, Mega, yang<br />
berhadap-hadapan dengan Jokowi, khusyuk<br />
membaca surat Yasin. “Ini untuk menguatkan<br />
pilihan Bu Mega, menguatkan secara batin,”<br />
jelas Wasekjen PDIP Ahmad Basarah.<br />
Dua hari sebelum nyekar ke makam Bung<br />
Karno, Jokowi pun memberi isyarat siap menjadi<br />
capres. Ia mengucapkan kata-kata pamit ketika<br />
menggelar pertemuan dengan ratusan PNS<br />
DKI di Balai Kota pada Senin 10 Maret 2014.<br />
“Saya titip Jakarta ke Bapak dan Ibu,” ucapnya.<br />
Malam usai nyekar dari makam Bung Karno,<br />
Mega menemui pengusaha. Mereka sudah<br />
siap menggalang dana dari pengusaha. Wakil<br />
Bendahara DPP PDIP Ari Abu Bakar mengaku<br />
partainya sudah memberikan nomor rekening<br />
kepada 60 pengusaha yang berkumpul pada<br />
Kamis, 13 Maret 2014, di kantor DPP PDIP.<br />
“Kami sampaikan kalau sumbangan pribadi<br />
itu maksimal Rp 1 miliar dan kalau perusahaan<br />
itu maksimal Rp 7,5 miliar,” jelas Ari kepada<br />
majalah detik.<br />
Mengusung Jokowi sebagai capres, PDIP<br />
mantap menatap Pemilu Legislatif yang akan<br />
digelar 9 April mendatang. PDIP memiliki target<br />
27,5 persen untuk pemilu legislatif. Deklarasi ini<br />
diperkirakan mengerek suara PDIP.<br />
“Jika deklarasi ini ditunda, maka popularitas<br />
Jokowi tidak memberikan dampak ke peme-<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
Joko Widodo mencium bendera Merah Putih seusai<br />
menyatakan kesiapannya sebagai calon presiden<br />
dari PDI Perjuangan, di rumah Si Pitung, Marunda,<br />
Jakarta Utara (14/3).<br />
Heru / antara<br />
nangan pileg,” aku Eva.<br />
Survei Cirus Surveyor Group (CSG) mengakui<br />
Jokowi effect sangat mempengaruhi perolehan<br />
suara partai banteng moncong putih<br />
ini. Ia memperkirakan deklarasi pengusungan<br />
Jokowi akan memberikan tambahan suara 10<br />
persen bagi PDIP dalam pemilu legislatif nanti.<br />
“Ini tugas yang berat. Semua harus bekerja<br />
keras,” kata Jokowi tentang mandat sebagai capres<br />
PDIP.<br />
Jokowi pun menepis anggapan lebih mementingkan<br />
partai daripada rakyat karena<br />
meninggalkan Jakarta. Persoalan Jakarta, baik<br />
kemacetan maupun banjir, banyak berkaitan<br />
dengan kebijakan pemerintah pusat. “Ini kan<br />
bukan masalah Jokowi. Ini kan masalah rakyat.<br />
Masalah bangsa dan negara.” tegas Jokowi. n<br />
ISFARI HIKMAT, KUSTIAH, BAHTIAR RIFAI, MONIQUE SHINTAMI, ARIF ARIANTO, DAN<br />
ARYO BHAWONO<br />
Khusyuk Ziarah<br />
Sampai Mobil Salah<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi capres<br />
Eriko Sotarduga tidak menduga bertemu<br />
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo<br />
ketika mendarat di Bandara Abdul Rachman<br />
Saleh, Malang, Jawa Timur. Ia baru<br />
saja mendarat bersama rombongan Ketua<br />
Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.<br />
Jokowi sudah berdiri di ruang tunggu.<br />
Rabu, 12 Maret 2014, rombongan Mega<br />
tidak membawa banyak orang. Enam<br />
pengurus DPP PDIP yang mendampingi<br />
Mega turun dari pesawat pada pukul<br />
10.30 WIB. Mereka hendak menuju Blitar,<br />
berziarah ke makam Bung Karno.<br />
Rombongan tersebut antara lain Puan<br />
Maharani, Ahmad Basarah, Hasto Kristiyanto,<br />
Eriko Sotarduga, Bambang Wuryanto,<br />
dan Djarot Saiful Hidayat.<br />
“Kami sampai, Jokowi sudah datang.<br />
Ketemuannya di bandara di Malang,” aku<br />
Eriko.<br />
Kehadiran Jokowi cukup mengagetkan<br />
pengurus lainnya. Pasalnya, ajakan<br />
berziarah datang mendadak. Wuryanto<br />
mengaku baru mendapat pesan dari Sekjen<br />
PDIP Tjahjo Kumolo melalui telepon<br />
seluler pada pukul 21.00 WIB semalam<br />
sebelumnya.<br />
Rombongan ini harus bersiap pagi-pagi<br />
karena pesawat akan terbang dari Bandara<br />
Halim, Jakarta, pada pukul 09.00<br />
WIB. Namun Jokowi datang lebih pagi. Ia<br />
sudah mendahului dengan penerbangan<br />
sebelumnya.<br />
Ziarah ke makam Bung Karno bersama<br />
Mega merupakan agenda keramat bagi<br />
kader PDIP. Ahmad Basarah menganggap<br />
Bung Karno sebagai sosok karomah.<br />
Kehadiran bersama Mega dan Jokowi di<br />
tahun politik memiliki makna politik.<br />
“Yang pasti hari Rabu ziarah, Kamis<br />
rapat DPP PDIP, dan Jumat deklarasi,”<br />
ungkapnya.<br />
Rombongan ini khusyuk memberikan<br />
doa di pusara presiden pertama Republik<br />
Indonesia. Keluar makam, Jokowi, yang<br />
dikerubuti banyak orang, salah tingkah<br />
sampai ia salah masuk mobil. Ia memasuki<br />
mobil Toyota Kijang Innova dengan<br />
nomor polisi B 1419 UKA, padahal ia<br />
seharusnya menaiki mobil dengan merek<br />
yang sama bernomor polisi B 1189 POV.<br />
Jokowi gelagapan menghadapi pertanyaan<br />
wartawan ketika mampir di<br />
Hotel Tugu, Malang. Mereka meminta<br />
konfirmasi karena Jokowi berziarah ke<br />
Blitar tetapi meninggalkan tugas sebagai<br />
Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan Wakil<br />
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama<br />
merasa tidak dipamiti Jokowi.<br />
Selain itu, Jokowi juga mengabaikan<br />
undangan Forum Asosiasi Pemerintahan<br />
Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di<br />
Hotel Shangri-La, Surabaya. Padahal Presiden<br />
Susilo Bambang Yudhoyono turut<br />
hadir dan mengagendakan makan siang<br />
bersama.<br />
Jokowi sendiri mengaku pekerjaannya<br />
di Jakarta hari itu sudah selesai, makanya<br />
ia terbang ke Malang untuk berziarah.<br />
“Tadi ke kantor, terus jam 10, naik (terbang)<br />
terus balik lagi sore. Malam fight<br />
kerja lagi,” akunya.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Jalan<br />
Jokowi<br />
untuk Say Yes<br />
Jokowi berkali-kali menyatakan tidak pernah berpikir<br />
untuk menjadi calon presiden meski sejumlah survei<br />
mengunggulkannya sebagai calon paling populer.<br />
Bagaimana proses Jokowi hingga akhirnya bersedia jadi capres<br />
15 Okt<br />
Dilantik sebagai Gubernur Jakarta bersama<br />
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).<br />
2012<br />
19 Feb<br />
“Saya enggak mikir. Saya mau ngurus<br />
macet dan banjir.”<br />
(Menanggapi Lembaga Survei Jakarta bahwa<br />
Jokowi sebagai capres terpopuler.)<br />
29 Mei<br />
“Tiap disurvei nomor urut satu terus ya<br />
gimana, enggak tahu. Saya enggak pernah<br />
mikir.”<br />
(Menanggapi survei CSIS bahwa Jokowi<br />
merupakan capres dengan elektabilitas<br />
tertinggi.)<br />
1 Juni<br />
Menjadi ajudan Mega dalam upacara<br />
hari lahir Pancasila di Tugu Proklamasi,<br />
Jakarta.<br />
19 Juni<br />
Ditanya lagi soal capres, “Saya mikir<br />
DKI. Sampai detik ini, saya enggak<br />
mikir capres. Tanyakan ke Ibu<br />
Ketum.”<br />
4 Sep<br />
“Saya enggak mikir (capres), fokus<br />
dan bekerja untuk Jakarta saja<br />
sudah pusing.”<br />
(Menanggapi permintaan Gerindra<br />
agar PDIP tidak mencalonkan Jokowi<br />
sebagai presiden, melainkan mendukung<br />
pencalonan Prabowo.)<br />
2013<br />
6 Sep<br />
Saat Rapat Kerja Nasional III PDI Perjuangan di Jakarta,<br />
Jokowi didapuk membacakan dedikasi hidup (dedication of<br />
life) Presiden Sukarno.<br />
5 Okt<br />
Bersama Mega memantau Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio.<br />
Putra Megawati, Prananda Prabowo, ikut hadir.<br />
10 Nov<br />
Bersama Mega blusukan ke perkampungan padat di Condet.<br />
Mereka menanam salak. Kali ini putri Mega, Puan Maharani,<br />
ikut mendampingi.<br />
8 Des<br />
Bersama Ahok makan siang di kediaman Mega, Jalan Teuku<br />
Umar, Jakarta.<br />
11 Des<br />
“Copras-capres, enggaklah. Sekarang kita masih kerja berdua<br />
jumpalitan kayak begitu, kok.”<br />
(Ketika ditanyai tentang kabar akan dipasangkan dengan Ahok.)<br />
8 Jan<br />
“Ibarat air, semua pasti ada muaranya. Coba kita lihat, di depan<br />
hujan deras. Ya, sudah, saya urusin hujan saja. Kayak yang sebelumnya<br />
saja.”<br />
(Menanggapi survei Litbang Kompas bahwa Jokowi capres yang paling<br />
diinginkan publik.)<br />
2014<br />
17 Feb<br />
“Kalau yang enggak dekat air, yang kering-kering, bisa diaspal. Jalan ke<br />
sananya biar mulus,” kata Jokowi sambil menunjuk ke arah Istana<br />
Merdeka (Menanggapi kabar adanya restu dari Mega<br />
untuk Jokowi menjadi capres PDIP.)<br />
10 Mar<br />
Jokowi dua kali mengucapkan “saya titip Jakarta” ketika memberi<br />
pengarahan kepada pejabat eselon III dan IV Pemerintah Provinsi DKI.<br />
12 Mar<br />
Bersama Mega berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.<br />
14 Mar<br />
Saat blusukan ke kompleks Si Pitung, akhirnya mengaku mendapat mandat<br />
untuk menjadi capres dari PDIP. “Dengan bismillah, saya siap melaksanakan.”<br />
Pasti Liberti Mappapa<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Tuan Putri dan Pengusaha<br />
di Tangan Mega<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
PDIP menyiapkan dua skenario calon pendamping Jokowi. Puan<br />
Maharani kandidat favorit dari kalangan internal partai, tapi<br />
Jusuf Kalla lebih menjanjikan sebagai pendulang suara.<br />
Puan Maharani (memegang<br />
mikrofon) disebut-sebut<br />
calon kuat dari kalangan<br />
internal. “Lihat dulu hasil pileg<br />
(pemilihan legislatif), baru<br />
bicara cawapres,” kata Puan.<br />
hasan alhabhsy / detikcom<br />
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan<br />
mematok target tinggi setelah<br />
mendeklarasikan Joko Widodo sebagai<br />
calon presiden. Targetnya, kata Jokowi,<br />
“Menang dengan suara di atas 20 persen.”<br />
Pengumuman Jokowi sebagai jagoan dari PDIP<br />
memang dipercepat dari rencana awal sehari<br />
setelah pengumuman hasil pemilihan anggota<br />
legislatif. Ketua Badan Pemenangan Pemilihan<br />
Umum PDIP Puan Maharani tidak menampik<br />
jika dikatakan keputusan mempercepat itu demi<br />
mendongkrak perolehan suara partai agar bisa<br />
memenuhi syarat presidential threshold.<br />
Ambang batas pencalonan presiden adalah<br />
meraih 20 persen kursi di Dewan Perwakilan<br />
Rakyat atau 25 persen perolehan suara nasional.<br />
Jika mampu mencapai presidential threshold<br />
itu sendirian, partai banteng moncong putih ini<br />
leluasa menentukan calon presiden dan wakil<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
(Searah jarum jam): Puan<br />
Ma ha rani, Jokowi, Prananda<br />
Prabowo, Pramono Anung, Jusuf<br />
Kalla, Mahfud Md., Pramono Edhie<br />
Wibowo, dan Prabowo Subianto.<br />
Dok detikcom<br />
presiden tanpa perlu koalisi. Berbagai survei<br />
menunjukkan, dengan Jokowi sebagai calon<br />
presiden, bukan mustahil PDIP menembus<br />
angka itu.<br />
Puan mengatakan tidak tertutup kemungkinan<br />
partainya mengusung kader sendiri buat<br />
dipasangkan dengan Jokowi. “Lihat dulu hasil<br />
pileg (pemilihan legislatif), baru bicara cawapres,”<br />
kata Puan.<br />
PDIP memang sudah menyiapkan dua skenario<br />
buat calon wakil presiden sejak Rapat Kerja<br />
Nasional di Ancol pada awal September 2013.<br />
Menurut politikus PDIP, Hendrawan Supratikno,<br />
enam kandidat diusulkan sejumlah ketua<br />
dewan pimpinan daerah dan dewan pimpinan<br />
cabang dalam rapat tersebut. Bahkan, kata dia,<br />
sebagian calon itu sudah melobi langsung ke<br />
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.<br />
Tiga nama berasal dari kalangan internal,<br />
yakni Puan Maharani, Kepala Ruang Pengendali<br />
dan Analisa Situasi DPP PDIP Prananda<br />
Prabowo, dan Wakil Ketua DPR Pramono<br />
Anung. Lalu ada tiga orang luar: Ketua Dewan<br />
Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya<br />
Prabowo Subianto, anggota Dewan Pembina<br />
Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo,<br />
dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Jusuf Kalla (kiri) diprediksi<br />
lembaga survei sebagai<br />
pasangan ideal buat makin<br />
menaikkan elektabilitas<br />
Jokowi.<br />
detikcom<br />
Mahfud Md.<br />
Namun, menurut Sekretaris<br />
Koordinator Nasional PDIP<br />
Pro-Jokowi, Budi Arie Setiadi,<br />
sejak itu jumlah calon wakil<br />
presiden mengerucut jadi<br />
empat nama. Selain mantan<br />
wakil presiden Jusuf Kalla,<br />
muncul calon dari kalangan<br />
pengusaha, yakni CEO CT<br />
Corp Chairul Tanjung.<br />
Dua nama lain dari kader<br />
partai sendiri. Terfavorit tetap<br />
Puan karena perempuan dan muda. Prananda<br />
juga masuk pertimbangan karena dianggap<br />
anak ideologis Sukarno.<br />
Sementara itu, Sekretariat Nasional Jokowi<br />
menyebut dua kandidat kuat teman sejalan Jokowi<br />
adalah Prananda dan Chairul Tanjung. “Di<br />
antara semua nama yang muncul, dua itu yang<br />
santer dibicarakan,” kata Sekretaris Jenderal<br />
Sekretariat Nasional Jokowi, Dono Prasetyo.<br />
Pengamat politik Charta Politika, Arya Fernandes,<br />
juga menangkap mencuatnya nama<br />
Kalla dan Chairul Tanjung. “Saya kira cawapres<br />
yang pas untuk Jokowi adalah seorang teknokrat,<br />
kemudian latar belakang profesional yang<br />
jago dalam mengurus ekonomi,” kata Arya.<br />
“Jadi ada figur yang mengimbangi dengan kemampuan<br />
teknis administrasi dan ekonomi.”<br />
Namun pengamat politik Sukardi Rinakit<br />
berpendapat figur militer tetaplah harus jadi<br />
pertimbangan, juga dari pengusaha yang punya<br />
kekuatan finansial. “Sekarang pasar untuk<br />
wapres ini kan ramai militer, ada pengusaha.<br />
Bisa Jenderal Moeldoko, Jenderal Budiman,<br />
Chairul Tanjung,” katanya.<br />
Sukardi meragukan PDIP mengajukan pasangan<br />
yang keduanya berasal dari partai sendiri.<br />
Menurut dia, tetap perlu ada koalisi kecil<br />
demi melanggengkan jalan di parlemen.<br />
Namun, jika PDIP bisa maju ke pemilihan<br />
presiden tanpa koalisi, Puan-lah yang paling<br />
berpeluang jadi pendamping Jokowi. Peneliti<br />
politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,<br />
Siti Zuhro, menilai peluang besar Puan terutama<br />
karena dia trah Sukarno.<br />
Prananda juga anak Mega. Namun, Siti me<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Survei Indo Barometer, Jokowi<br />
menduduki posisi puncak calon<br />
presiden.<br />
Agung Pambudhy/Detikcom<br />
lihat, Prananda, yang merupakan putra Mega<br />
dari suami pertamanya, Surindro Supjarso,<br />
lebih banyak di balik layar, sehingga popularitas<br />
dan karier politiknya tidak secemerlang Puan,<br />
putri Mega dari perkawinannya dengan Taufiq<br />
Kiemas.<br />
Sumber di PDIP menceritakan, Tuan Putri—<br />
sebutan Puan oleh sebagian kader partai—juga<br />
sudah bermanuver. “Tuan Putri pingin jadi<br />
wapres. Katanya mau minta 5 menteri,” kata<br />
sumber majalah detik itu.<br />
Puan membantah ada pertimbangan trah<br />
Sukarno dalam penentuan calon presiden dan<br />
wakil presiden di partainya. Menurut Puan,<br />
PDIP bukan partai keluarga, melainkan partai<br />
terbuka, yang keputusannya diambil berdasarkan<br />
aspirasi masyarakat.<br />
Meski jadi calon favorit secara internal, penelitian<br />
lembaga riset politik Indo Barometer<br />
menemukan, Puan bukan pasangan ideal bagi<br />
Jokowi. Pasangan Jokowi-Puan hanya mendapat<br />
dukungan 35 persen. “Dukungan terhadap Jokowi<br />
sedikit menurun jika berpasangan dengan<br />
Puan,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer<br />
M. Qodari.<br />
Kesimpulan itu didapatkan Indo Barometer<br />
setelah mengadakan penelitian bersama Lembaga<br />
Penelitian dan Pengkajian Universitas Indonesia<br />
pada pertengahan Februari lalu. Kedua<br />
lembaga itu menyurvei 1.200 responden di 33<br />
provinsi soal elektabilitas calon wakil presiden.<br />
Qodari menjelaskan, survei dengan tingkat<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
kepercayaan mencapai 95 persen itu juga menunjukkan<br />
Jusuf Kalla sebagai pasangan terbaik<br />
Jokowi. Jika keduanya disandingkan, dukungannya<br />
jauh melampaui pasangan yang calon<br />
presidennya Prabowo Subianto dan Aburizal<br />
Bakrie.<br />
Lembaga riset politik Cirus Surveyor Group<br />
juga mengkonfirmasi temuan itu. Hasil simulasi<br />
pengusungan Jokowi dengan banyak calon<br />
wakil presiden menunjukkan Kalla sebagai<br />
Jokowi berpasangan dengan cawapres terlemah<br />
pun, pilpres tetap akan dimenangkan Jokowi.<br />
pendulang pemilih terbaik. Bersama Kalla,<br />
elektabilitas Jokowi menembus 50 persen.<br />
Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan<br />
Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, menilai Kalla memang<br />
pasangan yang paling pas untuk Jokowi.<br />
“Kalau mau menggabungkan Indonesia bagian<br />
barat dan timur, ini pas,” ujar Ikrar.<br />
Kalla menyatakan bersedia mendampingi<br />
Jokowi. Namun sejauh ini Kalla mengatakan<br />
belum menerima lamaran dari PDIP. “Saya<br />
tidak pernah menolak. Untuk bangsa, kalau<br />
dibutuhkan, saya siap,” kata Kalla seusai acara<br />
peluncuran biografi Surya Paloh di Hotel Grand<br />
Hyatt Jakarta pada Senin, 10 Maret 2014, yang<br />
juga dihadiri Jokowi.<br />
Hingga kini Kalla masih menjadi calon presiden<br />
dari Partai Kebangkitan Bangsa bersama<br />
Mahfud Md. dan Rhoma Irama. Mahfud juga<br />
didorong buat dipasangkan dengan Jokowi.<br />
Anggota tim sukses Mahfud, Masduki Bai d <br />
lowi, menilai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi<br />
itu lebih pas jadi pasangan Jokowi. Selain<br />
usia kepala lima, yang jauh lebih muda dari<br />
Kalla yang 71 tahun, “Pak Mahfud disukai para<br />
kiai nahdliyin,” kata Wakil Sekretaris Jenderal<br />
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.<br />
PDIP memang punya sejarah “koalisi”<br />
dengan PBNU. Dalam pemilihan umum presiden<br />
2004, Megawati berpasangan dengan<br />
KH Hasyim Muzadi, yang merupakan Ketua<br />
Umum PBNU.<br />
Mahfud pun tidak berkeberatan dipasangkan<br />
dengan Jokowi. “Mungkin itu karena informasi<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
CEO CT Corp Chairul Tanjung<br />
(kiri) berbincang dengan Jokowi.<br />
detikfoto<br />
dari masyarakat bahwa<br />
Jokowi layak, saya kredibel.<br />
Itu sah saja,” ujarnya.<br />
Meski diusung PKB sebagai<br />
calon presiden, Mahfud<br />
tetap menjalin komunikasi<br />
politik dengan banyak pihak.<br />
“Termasuk dengan Ibu<br />
Mega.”<br />
Simulasi Cirus Surveyor<br />
Group menunjukkan<br />
pasangan Jokowi-Mahfud<br />
hanya terpaut tipis dari<br />
Jokowi-Kalla. Elektabilitas<br />
bersama Mahfud besarnya<br />
47,6 persen atau jauh lebih baik daripada<br />
jika Jokowi dipasangkan dengan Ketua Umum<br />
Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Gubernur<br />
Bank Indonesia Agus Martowardojo,<br />
ataupun Puan.<br />
PDIP tidak mau berkomentar terlalu jauh<br />
soal survei dan politikus yang menyatakan siap<br />
jadi pasangan Jokowi. “Ya, boleh saja Pak JK<br />
ngomong bersedia. Saya dengar yang lain juga<br />
ingin,” kata Puan.<br />
Ditegaskan Puan, hingga kini belum ada<br />
pembicaraan soal calon wakil presiden dengan<br />
pihak mana pun. Menurut dia, partainya baru<br />
akan mengumumkan calon wakil presiden<br />
pada 9 Juli 2014.<br />
Seperti penentuan calon presiden, Rapat<br />
Kerja Nasional PDIP di Ancol juga memutuskan<br />
kandidat wakil presiden ditentukan oleh ketua<br />
umum partai. “Ibu Mega pemilih siapa cawapres<br />
yang layak,” kata Wakil Sekretaris Jenderal<br />
PDIP Ahmad Basarah.<br />
Namun siapa pun yang akhirnya dipilih oleh<br />
Megawati, Direktur Eksekutif Cirus Surveyor<br />
Group Andrinof Chaniago yakin tidak akan<br />
terlalu banyak berpengaruh pada elektabilitas<br />
Jokowi. Bahkan, jika lawan kuat seperti Prabowo<br />
Subianto dipasangkan dengan cawapres<br />
yang elektabilitasnya tinggi pun, Jokowi tetap<br />
unggul. “Jokowi berpasangan dengan cawapres<br />
terlemah pun, pilpres tetap akan dimenangkan<br />
Jokowi,” kata Andrinof. ■ Kustiah, Khaerur Reza, Danu<br />
Damarjati, Taufan Noor Ismailian, Elvan Dany Sutrisno, rIna Atriana,<br />
Khairur Reza | Okta wIguna<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Capres Konvensi PD Gita<br />
Wirjawan:<br />
Saya menghormati sikap PDIP<br />
dan Ibu Mega yang menunjuk<br />
Jokowi sebagai capres. Siapa pun<br />
yang terpilih, gerakan politik<br />
perubahan yang ditawarkan<br />
kaum muda pada akhirnya<br />
menjadi alternatif demokrasi<br />
yang paling menentukan masa<br />
depan bangsa.<br />
Capres PKS Anis Matta:<br />
Sebagai pesaing dalam<br />
kompetisi demokrasi yang<br />
sehat, saya berharap deklarasi<br />
Mas Jokowi meningkatkan<br />
kualitas demokrasi pada<br />
Pemilu 2014. Ini penting agar<br />
kualitas pertandingan pemilu<br />
tahun ini tidak kalah dengan<br />
gawe Piala dunia.<br />
Apa<br />
Kata<br />
pAra<br />
Lawan<br />
Capres PAN<br />
Hatta Rajasa:<br />
Kita menyambut<br />
baik. Saya tidak<br />
khawatir. Strategi<br />
selalu ada, parpol<br />
selalu punya strategi.<br />
Capres Konvensi PD<br />
Dino Patti Djalal:<br />
Sehebat apa pun Jokowi, dia tak akan<br />
bisa menyelesaikan persoalan bangsa<br />
sendirian. Dengan pendeklarasian<br />
Jokowi, lanskap perpolitikan<br />
Indonesia semakin jelas.<br />
Majalah detik 10 17 - 16 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Sisa<br />
Bara<br />
Batu<br />
Tulis<br />
Dokumen perjanjian<br />
Batu Tulis beredar<br />
setelah pencalonan<br />
Jokowi sebagai presiden<br />
diumumkan. Ahok juga<br />
“dikipas-kipasi” untuk<br />
menandingi Jokowi.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Ketua Umum PDIP Megawati<br />
Sukarnoputri bersama<br />
Gubernur DKI Jakarta Joko<br />
Widodo yang kini sudah<br />
diusung menjadi capres<br />
PDIP.<br />
detik foto<br />
Ketika mandat untuk nyapres diumumkan<br />
Partai Demokrasi Indonesia<br />
Perjuangan, nama Gubernur<br />
DKI Jakarta Joko Widodo langsung<br />
melejit. Di media sosial Twitter, Jokowi dan<br />
tanda pagar #JKW4P menjadi trending topic<br />
sepanjang Jumat sore, 14 Maret 2014.<br />
Terlebih PDIP melalui akun Twitter @PDI_<br />
Perjuangan mengunggah dokumen tulisan<br />
tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri<br />
itu ke khalayak luas. Dibungkus dengan gaya<br />
breaking news, publikasi itu juga menyertakan<br />
foto Mega saat membacakan mandatnya.<br />
Selain oleh media massa Tanah Air, pengukuhan<br />
Jokowi “disahut” oleh media-media<br />
asing. The Sydney Morning Herald menyebut<br />
pencalonan Jokowi mengakhiri spekulasi yang<br />
berkembang dalam beberapa bulan terakhir<br />
tentang sikap Mega.<br />
Tensi politik memanas. Dalam hitungan jam,<br />
apresiasi atas pencalonan Jokowi datang dari<br />
berbagai tokoh. Bahkan penunjukan Jokowi itu<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Dokumen Perjanjian Batu Tulis<br />
antara PDIP dan Gerindra, 16<br />
Mei 2009 (kiri), Istana Batu<br />
Tulis (kanan)<br />
(istimewa)<br />
mendapat dukungan dari<br />
22 purnawirawan jenderal<br />
di bawah komando Letnan<br />
Jenderal (Purnawirawan)<br />
Luhut B. Panjaitan.<br />
Namun sindiran juga<br />
muncul. Ketua Dewan Pembina<br />
Partai Demokrat Achmad Mubarok menyatakan<br />
Jokowi meninggalkan Jakarta dalam<br />
keadaan dikepung masalah, antara lain masih<br />
semrawutnya Tanah Abang serta dugaan korupsi<br />
pengadaan bus Transjakarta. “Ini akan<br />
berat bagi Jokowi,” kata Mubarok.<br />
Di pihak lain, Partai Gerindra sebagai mitra<br />
koalisi PDIP dalam pilpres 2009 mulai menyinggung<br />
kembali tentang perjanjian Batu Tulis.<br />
Perjanjian yang ditandatangani di Istana Batu<br />
Tulis, Bogor, itu salah satunya berisi dukungan<br />
Mega kepada Prabowo Subianto dalam pilpres<br />
2014 mendatang.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Wakil Ketua Umum Partai<br />
Gerindra Fadli Zon.<br />
Wahyu Putro /antara<br />
Berdasarkan catatan majalah detik,<br />
perjanjian Batu Tulis jadi biang<br />
ketegangan antara PDIP dan Gerindra<br />
pada Desember 2013. Pemicunya<br />
adalah pernyataan politikus PDIP,<br />
Ribka Tjiptaning, tentang pelitnya<br />
Gerindra dalam pendanaan kampanye<br />
2009. Sindiran Prabowo mengenai<br />
naiknya popularitas Jokowi<br />
dalam survei menambah runyam<br />
suasana. “Survei kan tergantung<br />
yang bayar,” ujarnya kala itu.<br />
Gerindra mengklaim perjanjian<br />
Batu Tulis benar adanya. Wakil<br />
Ketua Umum Gerindra Fadli Zon<br />
mengatakan dialah yang mengonsep<br />
surat itu dan mengetiknya.<br />
Perjanjian tersebut diteken oleh Megawati dan<br />
Prabowo pada kertas bermeterai. "Saya yang<br />
membikin draf-nya. Ibu Mega membaca sebelum<br />
menandatangani," kata Fadli Zon kepada<br />
majalah detik.<br />
Perjanjian itu memuat tujuh poin, antara lain<br />
pencalonan Megawati-Prabowo, pendanaan<br />
kampanye dengan pembagian 50 : 50, pembagian<br />
tugas Megawati-Prabowo jika terpilih, dan<br />
pembagian jatah menteri. Adapun dukungan<br />
Megawati kepada Prabowo diletakkan di<br />
urutan buntut. Namun Gerindra belum berani<br />
mengungkap secara terang-terangan isi perjanjian<br />
tersebut. Hanya mengancam saja. “Biarlah<br />
waktu yang berbicara,” tutur Prabowo.<br />
Kini, setelah Mega resmi memberikan mandat<br />
calon presiden PDIP kepada Jokowi, dokumen<br />
perjanjian Batu Tulis beredar di media<br />
massa. Di luar urusan keasliannya, isi dokumen<br />
tertanggal 16 Mei 2009 yang beredar luas itu<br />
memang tidak jauh berbeda.<br />
Diduga, kubu Gerindra yang menyebarkan<br />
dokumen itu. Namun Fadli Zon langsung<br />
membantahnya. Dia justru mengaku kaget<br />
dokumen itu sudah bisa dibaca oleh banyak<br />
orang. “Saya belum melihatnya,” ujarnya.<br />
Sementara sebelumnya menyanggah keberadaan<br />
perjanjian Batu Tulis, PDIP kini mengakuinya.<br />
Namun, menurut politikus PDIP, Eva<br />
Kusuma Sundari, tidak ada yang dilanggar oleh<br />
Mega dalam perjanjian tersebut.<br />
Poin-poin dalam perjanjian itu, menurut dia,<br />
berlaku apabila dalam pilpres 2009 pasangan<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Mega-Prabowo menang. Hal itu dikuatkan<br />
dalam poin pembagian anggota kabinet, yang<br />
hanya bisa dilakukan kalau pasangan itu menjadi<br />
presiden dan wakil presiden. “Masak tibatiba<br />
nomor tujuh ditagih” cetus Eva kepada<br />
majalah detik.<br />
Lagi pula, kondisi politik sangat dinamis.<br />
Tidak ada koalisi partai politik yang permanen,<br />
Masak tinggal panen raya lalu menyerahkan<br />
kepada pesaing<br />
Politikus PDIP Eva Kusuma<br />
Sundari<br />
termasuk PDIP-Gerindra, karena pemilu tak<br />
bisa dikendalikan. PDIP juga bekerja sendiri<br />
dengan serius selama ini. “Masak tinggal panen<br />
raya lalu menyerahkan kepada pesaing” katanya.<br />
“Jadi polemik Batu Tulis sebaiknya diakhiri,”<br />
katanya.<br />
Selain mengungkit perjanjian Batu Tulis lima<br />
tahun lalu, Gerindra mengembuskan wacana<br />
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja<br />
Purnama sebagai calon pendamping Prabowo.<br />
Pengusungan Ahok, yang menjabat Ketua<br />
Bidang Politik Dalam Negeri Gerindra, disebut<br />
merupakan keinginan dari berbagai daerah.<br />
“Gaya kepemimpinannya yang tegas serta<br />
kinerjanya sangat dibutuhkan untuk mewujudkan<br />
perubahan,” kata Fadli Zon.<br />
Senada dengan Fadli Zon, anggota Dewan<br />
Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat,<br />
mengatakan Ahok dipertimbangkan sebagai<br />
cawapres bagi Prabowo lantaran prestasinya.<br />
Ahok bahkan satu-satunya kader Gerindra<br />
yang dipertimbangkan untuk mendampingi<br />
Prabowo. Meski baru wacana, pernyataan<br />
Gerindra bakal mengusung Ahok tetap saja<br />
menyedot perhatian. Pasalnya, jika Ahok maju<br />
mendampingi Prabowo dalam pilpres, Jakarta<br />
bakal ditinggal kedua pemimpinnya.<br />
Menurut informasi yang diperoleh majalah<br />
detik dari sumber internal Gerindra, wacana<br />
mengusung Ahok sebagai cawapres sengaja diembuskan<br />
untuk “menyandera” Jokowi. Sebab,<br />
dalam pilkada DKI 2012, Gerindra mendukung<br />
Jokowi lantaran komitmen pria asal Solo itu un-<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
tuk menangani permasalahan Jakarta. Wacana<br />
itu juga diharapkan sedikit-banyak membuat<br />
PDIP kembali menimbang-nimbang keputusannya<br />
mencalonkan Jokowi.<br />
Sejumlah kader Gerindra mengakui Jokowi<br />
merupakan ancaman serius buat Prabowo.<br />
Apalagi Jokowi selalu memuncaki survei elektabilitas<br />
capres di antara tokoh lain. Seandainya<br />
Jokowi tidak maju, peluang Prabowo terbuka<br />
lebar. Sebab, nama Prabowo selalu berada<br />
tepat di belakang Jokowi.<br />
Berdasarkan survei terbaru Soegeng Sarjadi<br />
School of Government (SSSG), elektabilitas<br />
Jokowi bertengger di angka 40,32 persen,<br />
sedangkan Prabowo di urutan kedua dengan<br />
10,64 persen suara. Adapun urutan ketiga dan<br />
seterusnya adalah Jusuf Kalla (6,08 persen),<br />
Wiranto 4,96 (persen), Aburizal Bakrie (1,12<br />
persen), dan Megawati 1,04 (persen).<br />
Sambil bergurau, Ahok menyatakan sebenarnya<br />
lebih berminat menjadi capres. Namun,<br />
karena Jokowi sudah dicalonkan PDIP sebagai<br />
presiden, dia akan memberikan dukungan<br />
sepenuhnya. “Kalau Pak Jokowi yang bagus,<br />
kenapa kita mesti lawan dia” ujarnya kepada<br />
majalah detik. “Saya bisa mendukung beliau,”<br />
ucap Ahok.<br />
■ Deden Gunawan, M. Rizal, Irwan N., Arif Arianto | Dimas<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Jokowi:<br />
Bukan Saya<br />
Pentingkan<br />
Partai<br />
daripada<br />
Rakyat<br />
angung pambudhy/detikfoto<br />
“Ini kan bukan masalah Jokowi.<br />
Ini kan masalah rakyat. Masalah<br />
bangsa dan negara.”<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Yang jelas, kita<br />
ingin konsentrasi<br />
semuanya ke<br />
pemilu legislatif<br />
9 April terlebih<br />
dulu, bagaimana<br />
memenangkannya<br />
dengan persentase<br />
di atas 20 persen.<br />
Joko Widodo akhirnya resmi menjadi<br />
calon presiden Partai Demokrasi Indonesia<br />
Perjuangan. Bersedia menjadi<br />
calon presiden di saat tugasnya sebagai<br />
Gubernur Jakarta belum selesai, Jokowi<br />
dicap lebih mementingkan partai.<br />
Pria yang mendapat gelar wali kota terbaik<br />
ketiga dunia dari Yayasan Wali Kota Sedunia<br />
(The City Mayors Foundation) saat memimpin<br />
Kota Solo itu mengaku menjadi calon presiden<br />
merupakan tugas berat yang harus diembannya.<br />
“Sangat berat,” kata Jokowi.<br />
Jokowi pun menepis anggapan, dengan bersedia<br />
menjadi capres, ia lebih mementingkan partai<br />
daripada rakyat. “Bukan seperti itu,” ujarnya.<br />
Berikut ini wawancara dengan Joko Widodo<br />
dalam dua kesempatan, setelah mengunjungi<br />
kompleks rumah Si Pitung dan saat berada di<br />
rumah dinasnya, Jumat, 14 Maret 2014.<br />
Anda menerima mandat Ketua Umum<br />
PDI Perjuangan untuk menjadi capres….<br />
Ini semua masih dalam proses. Yang jelas, kita<br />
ingin konsentrasi semuanya ke pemilu legislatif<br />
9 April terlebih dulu, bagaimana memenangkannya<br />
dengan persentase di atas 20 persen.<br />
Sehingga semuanya harus bekerja keras, baik<br />
kader partai, relawan, maupun semuanya yang<br />
memberikan dukungan.<br />
Anda dicap lebih mementingkan amanat<br />
partai daripada amanat rakyat Jakarta.<br />
Bagaimana tanggapannya<br />
Bukan seperti itu. Saya kira konstitusi memperbolehkan<br />
(saya menjadi capres). Peraturan<br />
memperbolehkan. Saya kira itu.<br />
Prosesnya seperti apa sehingga Anda<br />
bersedia jadi capres<br />
Ini kan bukan masalah Jokowi. Ini kan masalah<br />
rakyat. Masalah bangsa dan negara. Tidak<br />
gampang menerima amanat seperti itu, tidak<br />
mudah mendapatkan mandat seperti itu. Ini<br />
sebuah mandat kepercayaan yang diberikan<br />
kepada saya dari Ketua Umum PDI Perjuangan<br />
Ibu Megawati Soekarnoputri. Sangat berat.<br />
Kapan Megawati menyampaikan mandat<br />
itu kepada Anda<br />
Mendadak tadi. Tapi ini kan proses panjang,<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Apakah ziarah ke makam Bung Karno di<br />
Blitar merupakan sinyal Anda mendapatkan<br />
mandat untuk jadi capres<br />
Enggak. Itu ziarah ke makam pendiri bangsa,<br />
sang proklamator. Ya, ziarah. Artinya, kita mendoakan<br />
agar beliau diberi tempat yang paling<br />
baik di sisi Allah.<br />
Megawati bersama Jokowi saat<br />
Rakernas III PDIP di Ancol,<br />
September lalu.<br />
Grandyos Zafna/detikfoto<br />
proses internal partai dan proses kami dengan<br />
Ibu Ketua Umum. Ini sebuah proses panjang.<br />
Selama ini Anda sering bersama Megawati.<br />
Apakah dalam pertemuan-pertemuan<br />
itu sudah ada pembicaraan soal capres<br />
Pembicaraan seperti yang saya sampaikan. Ini<br />
proses hampir setiap dua hari. Selalu bertemu<br />
tapi tidak pernah bicara soal capres-capresan.<br />
Prosesnya seperti apa sampai Mega<br />
memberikan mandat capres kepada Anda<br />
Saya kira dinamika politik berproses dan bergerak,<br />
tidak bisa serta-merta harus ini, harus<br />
itu, kan…. Melihat perubahan di luar, melihat<br />
dinamika di lingkup internal.<br />
Kita harus lihat kematangan Ibu Mega. Ingat,<br />
Ibu Mega jadi Ketua Umum PDI Perjuangan<br />
itu lebih dari 20 tahun. Pernah jadi anggota<br />
Dewan, pernah jadi wakil presiden, pernah<br />
jadi presiden. Pernah dalam kehidupan politik<br />
yang panjang itu jatuh-bangun, jatuh-bangun.<br />
Kematangan beliau itu sebenarnya sudah saya<br />
rasakan empat bulan lalu.<br />
Beliau tidak seperti yang digambarkan orangorang,<br />
gambaran bahwa di PDI Perjuangan<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Puan Maharani saat<br />
membacakan mandat<br />
pencalonan Jokowi sebagai<br />
presiden di kantor DPP PDIP,<br />
Lenteng Agung, Jakarta Selatan.<br />
hasan/detikfoto<br />
ini semua di Ibu Mega, tidak. Ini kan amanat<br />
kongres, dari DPC partai, dari anak ranting. Ini<br />
proses panjang, sehingga kongres memutuskan<br />
bahwa beliaulah yang memutuskan (siapa)<br />
capres dan cawapres.<br />
Apa program Anda menjadi presiden<br />
Tentu saja, kalau diberi kepercayaan, kita<br />
harus siap. Sekali lagi, ini kita masih berbicara<br />
soal pemilu legislatif 9 April. Kita ingin seluruh<br />
kader, relawan, dan masyarakat memberikan<br />
dukungan kepada PDI Perjuangan. Nanti bicara<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Banjir setinggi 2-4 meter<br />
merendam kawasan Jalan KH<br />
Abdullah Syafei, Kebon Baru,<br />
Tebet, Jakarta Selatan pada<br />
Rabu (22/1). Banjir ini akibat<br />
jebolnya tanggul Sungai Ciliwung<br />
sepanjang 30-40 meter di Kebon<br />
Baru.<br />
Grandyos Zafna/detikfoto<br />
itu setelah pemilu legislatif saja.<br />
Anda akhirnya bersedia menjadi capres.<br />
Apakah karena posisi sebagai Gubernur<br />
Jakarta, Anda tidak bisa efektif membereskan<br />
masalah Jakarta<br />
Saya kira Jakarta sebagai ibu kota negara,<br />
baik urusan banjir maupun hampir semua urusan<br />
sungai itu ada di pemerintah pusat. Macet<br />
itu bukan cuma urusan Jakarta, tapi juga Jabodetabek.<br />
Banjir juga urusan Jakarta, Jawa Barat,<br />
dan Banten. Artinya, pemerintah pusat dan<br />
pemerintah daerah punya peran penting sekali.<br />
Sebetulnya, ditempatkan di mana saja, kalau<br />
kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan mendedikasikan<br />
semua pekerjaan itu untuk masyarakat,<br />
saya kira tidak ada masalah selama konstitusi<br />
membolehkan, selama undang-undang membolehkan,<br />
dan selama aturan membolehkan. ■<br />
Isfari hIkmat<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Jokowi Effect<br />
Terpa Bursa<br />
Joko Widodo ditetapkan sebagai capres, harga saham melonjak. Meski mungkin<br />
sesaat, hal itu menjadi indikator bahwa investor asing menyukai pencalonan<br />
Gubernur Jakarta ini.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Gedung Bursa Efek Indonesia<br />
(BEI)<br />
ari saputra/detikfoto<br />
PERDAGANGAN saham di Bursa<br />
Efek Indonesia pada Jumat, 14 Maret,<br />
cenderung negatif. Seperti di sebagian<br />
besar bursa Asia-Pasifik, para<br />
investor di Indonesia lebih banyak menjual saham,<br />
sehingga harganya turun, bahkan sampai<br />
minus 1 persen.<br />
Tapi, sekitar pukul 15.00 WIB, harga saham<br />
tiba-tiba melonjak drastis. Selama satu jam<br />
terakhir perdagangan hari itu, investor memborong<br />
saham-saham di bursa. Harganya pun<br />
naik. Indeks harga saham gabungan memperlihatkan<br />
kenaikan sampai 3,23 persen. Kenaikan<br />
yang cukup signifikan, apalagi nyaris sehari itu<br />
indeks dalam posisi melemah.<br />
Penyebab lonjakan harga saham itu sederhana:<br />
menjelang pukul 15.00 WIB, Gubernur<br />
Jakarta Joko Widodo resmi dicalonkan dalam<br />
pemilihan presiden 2014. Pencalonan ini,<br />
menurut David N. Sutyanto, analis First Asia<br />
Capital, bisa membawa angin baru.<br />
“Karena selama ini banyak yang belum terlaksana,<br />
MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan<br />
Pembangunan Ekonomi Indonesia) juga belum<br />
berjalan,” katanya. “Dengan adanya Jokowi,<br />
mungkin akan lebih baik, bisa lebih berkembang<br />
ke depannya.”<br />
Tapi euforia pencalonan Jokowi ini diperkirakan<br />
tidak akan bertahan lama di bursa. “Saya<br />
kira reaksi-reaksi seperti ini tidak akan lama,<br />
hanya respons sementara,” kata Ahmad Erani<br />
Yustika, ekonom yang menjadi Direktur Eksekutif<br />
Institute for Development of Economics<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Jokowi dan Gubernur BI Agus<br />
Martowardojo meninjau Blok G<br />
Tanah Abang, beberapa waktu<br />
lalu.<br />
agung pambudhy/detikfoto<br />
and Finance.<br />
Ia mengatakan nantinya pasar akan tajam<br />
memelototi suami Iriana itu. “Nantinya akan lebih<br />
obyektif,” katanya. Apalagi, katanya, “Jokowi<br />
selama ini belum pernah memberi platform<br />
ekonomi.”<br />
Hal yang sama diungkapkan ekonom dari<br />
Universitas Indonesia, Telisa Aulia Felianty.<br />
“Mungkin ini hanya (kenaikan) sesaat,” katanya.<br />
Tapi ia menambahkan, “Kita berharap pengaruh<br />
ini akan permanen.”<br />
Karena itu, kata Telisa, Jokowi mesti menjelaskan<br />
kebijakan ekonomi, sehingga lonjakan<br />
ini permanen. Visi ekonomi, menurut dia, tidak<br />
bisa dijelaskan hanya dengan blusukan meskipun<br />
itu bagus. Ia berharap Jokowi melanjutkan<br />
dengan menjelaskan platform ekonominya.<br />
Pasar bersemangat karena ada dampak psikologis<br />
jika Jokowi nantinya benar menjadi presiden.<br />
“Kalau leader bagus, pasar akan bagus,”<br />
katanya. “Mereka berharap ekonomi ke depan<br />
di bawah Pak Jokowi jadi lebih bagus.”<br />
Selain itu, secara politik, Jokowi banyak didukung<br />
negara Barat. “Ini jika foreign net buy<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Fokus<br />
jokowi resmi<br />
capres<br />
Kenaikan indeks harga saham gabungan<br />
setelah Joko Widodo dinyatakan<br />
sebagai calon Presiden.<br />
Harga penutupan naik 3,2 persen<br />
dibanding pembukaan<br />
4,850<br />
4,800<br />
Level harga pembukaan<br />
4,750<br />
4,700<br />
9:00AM 10:00AM 11:00AM 12:00AM 01:00AM 02:00AM 03:00AM 04:00AM<br />
(pembelian saham oleh investor asing) tinggi,”<br />
katanya. Dalam perdagangan kemarin, investor<br />
asing lebih banyak membeli saham daripada<br />
menjual, bahkan Rp 7,47 triliun dana asing<br />
masuk ke bursa dalam sehari, sehingga indeks<br />
melonjak lebih dari 3 persen.<br />
Faktor lain yang mendorong kenaikan harga<br />
saham, saat pengumuman pencalonan, adalah<br />
berkurangnya ketidakpastian dalam beberapa<br />
Jam saat Joko Widodo resmi dinyatakan akam maju sebagai<br />
calon presiden dalam pemilihan umum.<br />
bulan ke depan. Peluang Jokowi memimpin Indonesia<br />
semakin tinggi karena calon presiden<br />
ini banyak mendapat dukungan. “Politik akan<br />
lebih stabil,” kata Ahmad Erani. “Pasar sangat<br />
menyukai kepastian.” ■<br />
Monique Shintami | Nur Khoiri<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
gaya hidup<br />
Asyiknya<br />
Backpacker-an<br />
Traveling dengan biaya minim<br />
Enggak usah malu. Kini lagi ngetren, kok.<br />
foto-foto: thinkstock<br />
Asyiknya<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
gaya hidup<br />
Pada dasarnya, semua orang doyan<br />
sama yang namanya traveling. Sebuah<br />
penelitian membuktikan, 7 dari<br />
10 orang di dunia senang bepergian.<br />
Tapi, zaman dulu, rasanya berwisata ke<br />
tempat-tempat baru hanya bisa dilakukan<br />
orang berduit lebih saja. Apalagi kalau pingin<br />
pergi ke luar negeri, yang biayanya selangit.<br />
Rasanya itu cuma ada di awang-awang saja.<br />
Mira contohnya. Dari kecil dia ingin sekali<br />
pelesir ke daerah-daerah di Indonesia. Dia juga<br />
punya mimpi berkeliling dunia. Tapi keinginan<br />
itu agaknya susah terwujud. Mira merasa semua<br />
terhambat oleh biaya dan waktu.<br />
“Berapa uang yang harus disiapkan, belum<br />
lagi waktu untuk jalan-jalan. Belum tentu dapat<br />
cuti dari kantor,” ujarnya.<br />
Tapi sebenarnya kini traveling bukan lagi milik<br />
orang yang punya banyak uang saja. Orangorang<br />
yang duitnya, ya, tak banyak-banyak<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
gaya hidup<br />
amat juga bisa menikmati bepergian ke berbagai tempat.<br />
Tren yang sedang digilai, khususnya anak-anak muda, saat<br />
ini adalah backpacker. Konsep traveling ini sebenarnya sangat<br />
lumrah di luar negeri. Tapi, di Indonesia, baru tahun-tahun terakhir<br />
ini saja marak.<br />
Backpacker adalah sebutan untuk orang-orang yang gemar<br />
menjelajah dengan bujet minim. Dikenal dengan backpacker<br />
karena biasanya orang-orang ini selalu membawa tas punggung<br />
dalam perjalanannya.<br />
“Itu menjadi ciri khas,” ujar Bima asal Jakarta.<br />
Berbagai forum tentang backpacker kini makin ramai di dunia<br />
maya. Cerita-cerita perjalanan dan biaya yang superminim<br />
membuat banyak orang tertarik mencoba menjadi backpacker.<br />
Siapa yang tak mau jalan-jalan ke Malaysia selama tiga hari<br />
hanya dengan Rp 500 ribu Atau berkeliling di Kalimantan<br />
Timur hingga Derawan selama 15 hari dengan biaya tak lebih<br />
dari 600 ribu<br />
“Kalau murah gitu sih, saya juga mau,” kata Aris, salah satu<br />
peminat backpacking.<br />
Lebih Menyiksa<br />
Karena bujet yang minim, banyak pengeluaran selama traveling<br />
harus ditekan. Misalnya memilih bus, yang lebih murah,<br />
daripada pesawat, yang mahal. Konsekuensinya, perjalanannya<br />
jadi lebih lama.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
gaya hidup<br />
Buat beberapa orang, traveling ala backpacker<br />
terasa lebih menyiksa. Namun mereka penyuka<br />
backpacker punya pendapat berbeda. Buat<br />
mereka, traveling bukan melulu soal tempat<br />
tujuan.<br />
“Tapi juga bagaimana perjalanan menuju<br />
destinasi, itu bisa jadi pengalaman tersendiri,”<br />
kata Bima.<br />
Bima, yang sudah belasan tahun menjadi<br />
backpacker, mengaku jarang mengalami capekcapek<br />
setelah traveling. “Kalau traveling is not<br />
about the destination, but the journey,” ujarnya.<br />
Menurut Bima, backpacking tidak hanya<br />
memberi pengalaman menjelajahi tempattempat<br />
baru saja. Tapi juga bisa mendapatkan<br />
banyak pelajaran hidup serta kesederhanaan.<br />
Menjadi backpacker mungkin terlihat gampang,<br />
tapi sebenarnya tidak. Banyak persiapan<br />
yang mesti dilakukan sebelum memulai<br />
petualangan. Mulai stamina, keuangan, hingga<br />
barang-barang yang sebaiknya dibawa.<br />
Para backpacker biasanya membagi pengalamannya<br />
ke forum-forum diskusi. Forum<br />
ini biasanya diakses oleh para pemula untuk<br />
memperoleh saran atau rekomendasi.<br />
“Di sini pula para backpacker bisa mendapatkan<br />
teman untuk mengunjungi tempat baru,”<br />
kata Bima.<br />
Menurut dia, mengajak banyak teman<br />
kadang bisa menjadi salah satu cara menghemat<br />
ongkos. Misalnya bisa sharing penginapan,<br />
transportasi, dan sebagainya. Nah,<br />
mau back packer-an ke mana kita n<br />
adhenisa | Ken Yunita<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
gaya hidup<br />
Tip untuk Pemula<br />
Bertualang ala backpacker kelihatannya gampang, tapi<br />
sebenarnya tidak, lo. Sebelum memulai perjalanan, coba<br />
simak tip seperti dilansir ratestogo berikut ini.<br />
01. 02. 03. 04. 05.<br />
Tas<br />
Jangan paksakan<br />
membawa<br />
tas yang<br />
sangat besar<br />
dan melebihi<br />
postur Anda.<br />
Sesuaikan.<br />
Pilihlah tas<br />
dengan bahan<br />
yang kuat dan<br />
tahan air.<br />
Packing<br />
Sebelum<br />
packing, buatlah<br />
daftar barang yang<br />
hendak dibawa.<br />
Sesuaikan dengan<br />
medan yang akan<br />
dijelajahi. Perhitungkan<br />
dengan<br />
cermat agar barang<br />
yang dibawa<br />
tidak berlebihan.<br />
Uang<br />
Bawalah uang seperlunya<br />
tapi jangan mepet. Usahakan<br />
menyimpan uang tunai lebih<br />
untuk cadangan. Siapkan<br />
juga uang dalam pecahan<br />
kecil karena bisa jadi Anda<br />
akan membutuhkannya.<br />
Simpan uang di berbagai<br />
tempat berbeda, ini untuk<br />
mengantisipasi berbagai hal<br />
yang tidak diinginkan.<br />
Planning<br />
Jika ini perjalanan pertama<br />
Anda, awali dengan<br />
petualangan yang tak terlalu<br />
sulit. Banyak-banyaklah<br />
bertanya kepada orang<br />
yang berpengalaman. Jangan<br />
lupa menghubungi orang<br />
yang mungkin Anda kenal<br />
di tempat yang dituju. Siapa<br />
tahu Anda bisa mendapat<br />
penginapan gratis.<br />
Orang Asing<br />
Sebagai backpacker baru,<br />
mungkin wajah Anda akan<br />
terlihat bingung saat sampai<br />
di tujuan. Hal ini sering dimanfaatkan<br />
oleh orang yang hendak<br />
berbuat tidak baik. Karena<br />
itu, berhati-hatilah. Jangan<br />
mudah percaya kepada orang<br />
asing, apalagi terhadap mereka<br />
yang getol melancarkan ajakan<br />
atau menawarkan bantuan.<br />
Majalah detik 2 17 - 8 - Desember 23 maret 2014 2013
wisata<br />
foto-foto: indonesia.travel<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
wisata<br />
ari jauh, desa ini terkesan<br />
sepi dan tenang.<br />
Anda mungkin akan teringat<br />
pada film-film jadul<br />
berlatar pecinan. Inilah Desa Gedong, desa<br />
sederhana namun menyimpan kecantikan<br />
tersendiri.<br />
Penduduknya hanya sekitar 50 keluarga atau<br />
300 jiwa. Pantas saja desa seluas 2,5 hektare ini<br />
sepi, apalagi sebelum dinobatkan sebagai Desa<br />
Wisata pada tahun 2000. Nyenyet.<br />
Tentu pemerintah tak sembarangan memberikan<br />
“gelar” pada desa di Kelurahan Kuto<br />
Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka,<br />
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ini. Ya,<br />
Desa Gedong adalah pecinan tertua di Bangka.<br />
Dari Kota Pangkalpinang, desa ini berjarak<br />
sekitar 90 kilometer. Butuh waktu sekitar dua<br />
jam perjalanan darat. Ada beberapa pilihan<br />
transportasi, yakni mobil, bus, dan angkutan<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
wisata<br />
umum.<br />
Jalan menuju desa belum diaspal. Pada musim<br />
hujan, ini tentu merupakan medan yang cukup<br />
berat. Sebagian jalanan di sepanjang desa juga<br />
berupa tanah keras.<br />
Meski telah masuk kawasan wisata, desa ini<br />
belum terjamah listrik. Agak ironis mengingat,<br />
pada zaman kolonial, Belinyu adalah kawasan<br />
pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara.<br />
Belanda membangun PLTU Mantang untuk<br />
memenuhi kebutuhan listrik dalam penambangan<br />
timah. Namun Desa Gedong miskin<br />
listrik bahkan hingga kini.<br />
Warga menggunakan genset untuk memenuhi<br />
kebutuhan listrik mereka. Tentu saja sangat<br />
tidak memadai dan mahal. Listrik hanya<br />
menyala pada malam hari.<br />
Konon, desa ini telah eksis sejak abad ke-18.<br />
Penduduk asli Desa Gedong kabarnya adalah<br />
keturunan dari Cina daratan (Tionghoa Hakka),<br />
yang oleh Belanda sengaja didatangkan ke<br />
Bangka untuk menambang timah.<br />
Provinsi Guangdong disebut-sebut sebagai<br />
daerah asal mereka. Katanya, warga Guangdong<br />
dikenal sebagai penambang andal. Namun<br />
tidak diketahui jelas berapa jumlah pendatang<br />
saat itu.<br />
Kesan tua langsung terekam begitu wisata<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
wisata<br />
wan tiba di pintu gerbang desa. Ada tulisan<br />
“Selamat Datang di Desa Wisata, Desa<br />
Gedong, Kec. Belinyu” untuk menyambut<br />
tamu.<br />
Para traveler akan langsung tahu ini<br />
bukan desa sembarangan. Arsitektur<br />
khas Cina makin jelas terlihat begitu<br />
kaki melangkah masuk ke Desa Gedong.<br />
Benar-benar antik.<br />
Bangunan di sini sebagian besar<br />
menggunakan kayu dengan sedikit<br />
tembok. Memang beberapa rumah telah<br />
mengalami renovasi. Ada juga bangunan yang<br />
tampak lebih modern.<br />
Beberapa di antaranya dibangun<br />
pada 1950. Bahkan ada<br />
yang dibangun<br />
pada 1990-an, terbuat dari tembok beton.<br />
Namun ada tujuh rumah yang masih mempertahankan<br />
keasliannya.<br />
Bahkan beberapa konstruksi rumah masih<br />
menggunakan pasak, bukan paku. Diperkirakan<br />
bangunan yang masih dihuni itu telah berusia<br />
lebih dari 100 tahun.<br />
Ornamen Tionghoa sangat jelas pada beberapa<br />
rumah. Salah satu yang cantik adalah<br />
kaligrafi Han Zi. Hampir setiap rumah memiliki<br />
tempat pemujaan di depan rumah.<br />
Deretan rumah kayu tua ini menjadi daya<br />
tarik utama Desa Gedong. Jangan lupa membawa<br />
kamera saat datang ke sini. Sungguh<br />
sayang kalau tidak difoto.<br />
Selain rumah-rumah warga, ada tiga kelenteng<br />
sederhana di sini. Konon, ketiga tempat<br />
berdoa ini merupakan pelindung yang menjadi<br />
ciri khas Desa Gedong.<br />
Seperti layaknya kelenteng, bangunan ini<br />
dipenuhi warna merah. Berbagai hiasan serba<br />
Tionghoa memenuhi bangunan ini. Sungguh<br />
pemandangan menarik di tengah alam tropis<br />
pulau penghasil lada dan timah.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
wisata<br />
Berbaur<br />
Jangan cuma menikmati bangunan-bangunan<br />
tua di sini. Cobalah berbaur dan mengamati kehidupan<br />
masyarakatnya yang menarik. Penduduk<br />
Desa Gedong cukup ramah kepada wisatawan.<br />
Namun sayang, tak banyak warga fasih berbahasa<br />
Indonesia atau bahasa Bangka. Untuk<br />
percakapan sehari-hari, kebanyakan warga menggunakan<br />
bahasa Cina. Mereka memegang teguh<br />
adat-istiadat Tionghoa.<br />
Nenek moyang mereka dulu adalah pekerja<br />
timah. Namun, sejak runtuhnya masa kejayaan<br />
timah di Bangka, banyak penduduk beralih pekerjaan<br />
menjadi petani dan nelayan.<br />
Ada juga yang membuka usaha kerupuk kemplang,<br />
yang menjadi salah satu oleh-oleh khas<br />
Bangka. Wisatawan bisa menemukan makanan<br />
ini di salah satu rumah.<br />
Selain membeli, wisatawan sekalian bisa menyaksikan<br />
proses pembuatan kemplang. Katanya,<br />
kemplang produksi desa ini terkenal sebagai salah<br />
satu yang paling enak.<br />
Selain kemplang, wisatawan bisa membeli berbagai<br />
makanan, seperti otak-otak ikan, pempek,<br />
getas, dan sambal khas Bangka yang pedas, untuk<br />
oleh-oleh.<br />
Meski kehidupan masyarakatnya menarik, para<br />
wisatawan tidak bisa menginap di sini. Selain<br />
tidak ada penginapan, warga Desa Gedong tidak<br />
membuka jasa home stay.<br />
Penginapan terdekat berada di Kota Belinyu<br />
(sekitar 14 kilometer) dan Kota Sungailiat (sekitar<br />
14 kilometer). Biasanya wisatawan menjadikan<br />
Desa Gedong sebagai salah satu destinasi dalam<br />
rangkaian wisatanya. Tertarik mengeksplorasi<br />
Desa Gedong n Indonesia.Travel | Ken Yunita<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kuliner<br />
Konsep baru selalu<br />
menarik perhatian.<br />
Pantas saja kalau Pong<br />
Me! ramai pengunjung.<br />
foto-foto : ari saputra | detikfoto<br />
Pong Me!<br />
If You Can<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kuliner<br />
Saya selalu penasaran dengan<br />
bangunan berlantai dua dengan<br />
dominasi kaca-kaca di Jalan<br />
Gunawarman, Jakarta Selatan,<br />
ini. Rasanya, setiap kali lewat di<br />
depannya, halaman parkirnya selalu ramai,<br />
penuh mobil.<br />
Karena penasaran, saya pun nekat<br />
memberhentikan mobil saya. Saya membaca<br />
tulisan besar, “Pong Me!”, di atas pintu<br />
masuknya. Di bawahnya tertulis “Ping Pong<br />
Lounge”.<br />
Oh, jadi ini adalah tempat untuk bermain<br />
pingpong Untuk menjawab rasa penasaran,<br />
saya pun memutuskan mampir. Saya mengajak<br />
dua teman.<br />
Suasana sport langsung terasa begitu saya<br />
masuk. Ini benar-benar Ping Pong Lounge.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kuliner<br />
Desain meja pingpong di<br />
sini juga berbeda. Ada<br />
yang bergaya klasik, ada<br />
juga yang bergaya disko.<br />
Tapi jauh lebih modern dari tempat bermain<br />
pingpong yang biasa. Lebih stylish!<br />
Lounge ini terbagi menjadi dua lantai.<br />
Uniknya, desain interior di kedua lantai itu<br />
memberi kesan berbeda, seakan saya sedang<br />
berada di dua kafe saja.<br />
Di lantai satu suasananya lebih ceria dan<br />
ngepop de ng an sofa-sofa nyaman. Sedangkan<br />
di lantai dua terkesan lebih “gotik” dengan sofasofa<br />
tinggi berwarna hitam.<br />
Pong Me! punya delapan meja pingpong luculucu<br />
untuk pengunjung. Desain meja pingpong<br />
di sini juga berbeda. Ada yang bergaya klasik,<br />
bergaya disko, ada juga yang full print foto Kota<br />
New York.<br />
Perlengkapan bermain pingpong, seperti bet<br />
dan bola, juga tersedia di sini. Lucu-lucu karena<br />
berwarna-warni. Tapi, untuk memainkannya,<br />
tentu tidak gratis.<br />
Setiap pengunjung yang ingin bermain<br />
pingpong dikenai tarif Rp 50 ribu untuk 30<br />
menit dan Rp 100 ribu untuk satu jam. Tapi,<br />
kalau datang pada jam makan siang, Anda bisa<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kuliner<br />
bermain pingpong gratis, lo.<br />
Selain meja-meja pingpong itu, ada beberapa<br />
hal lain yang juga menggemaskan. Misalnya<br />
ilustrasi-ilustrasi dengan tulisan menohok<br />
perasaan di dinding yang membuat tamu<br />
tersenyum saat membaca.<br />
“Cozy dan cukup bikin betah,” ujar Reni, salah<br />
satu tamu Pong Me!, sore itu.<br />
Pong Me! mulai ramai didatangi pengunjung<br />
pada sore hari, sekitar pukul 17.00 WIB, saat jam<br />
pulang kantor. Mungkin banyak tamu sengaja<br />
mampir untuk menunggu macet mereda.<br />
Selain meja-meja pingpong, Pong Me!<br />
menyediakan menu makanan. Tapi sepertinya<br />
makanan di sini bukan menu utama karena<br />
tamu kebanyakan datang untuk bermain<br />
pingpong.<br />
Tapi saya tentu ingin mencicipi menu yang<br />
ditawarkan lounge ini. Saya memilih duduk di<br />
salah satu sofa di lantai satu yang non-smoking.<br />
Sedangkan lantai dua khusus untuk mereka<br />
yang merokok.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kuliner<br />
Banoffee<br />
Seorang mbak pelayan mendatangi saya dan<br />
me nyerahkan dua buku menu makanan dan<br />
minuman. Salah satunya berbentuk seperti bet<br />
pingpong yang lucu.<br />
Dari menu itu, saya tahu tak ada yang<br />
terlalu khas. Makanannya campur-campur dari<br />
berbagai negara. Ada pizza, steak, sandwich, dan<br />
beberapa menu tradisional, seperti nasi goreng<br />
dan sop buntut.<br />
Saya agak khawatir dengan rasanya. Janganjangan<br />
kurang enak meski harganya tergolong<br />
lumayan. Tapi, ah, dari mana saya tahu kalau<br />
tidak mencobanya, kan<br />
Akhirnya, setelah banyak bertanya, saya<br />
memesan snack combo favourite. Dalam satu<br />
piring besar terdiri atas tiga snack: potato skin,<br />
chicken wings, dan bolognaise with cheese.<br />
Masing-masing tiga potong.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kuliner<br />
Burger Me!<br />
Ada dua saus menemani snack itu.<br />
Tampilannya cukup menggoda. Saya pun<br />
mencomot satu bolognaise with cheese<br />
berbentuk segitiga. Masih hangat karena baru<br />
turun dari panggangan. Rasanya enak.<br />
Saya pun semangat mencoba potato skin.<br />
Dan rasanya ternyata sebanding dengan<br />
penampilannya yang cantik. Lezat. Andai saya<br />
datang sendiri, tentu snack berharga Rp 79.500<br />
itu sudah saya habiskan, ha-ha-ha....<br />
Saya lalu tergoda memesan Burger Me!<br />
seharga Rp 65 ribu. Katanya, ini salah satu<br />
yang jadi favorit pengunjung. Wah, saya harus<br />
mencobanya kalau begitu.<br />
Tak lama burger pesanan saya datang.<br />
Ukurannya lumayan jumbo dengan isian<br />
daging, aneka sayuran, dan mayonnaise.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kuliner<br />
Virgin<br />
Lychee<br />
Mojito<br />
Disajikan di atas talenan kayu dengan crispy<br />
onion ring dan saus.<br />
Saking besarnya, saya tak mungkin langsung<br />
menggigit burger itu. Saya memotongnya<br />
menjadi dua terlebih dulu. Dan, begitu suapan<br />
pertama masuk ke mulut, saya langsung jatuh<br />
cinta pada rasanya. Gurih!<br />
Dari dua makanan yang saya pesan, boleh<br />
dibilang saya puas dengan rasanya. Saya pun<br />
meneruskan memesan Rumanian pizza, pizza<br />
Snack<br />
Combo<br />
Favourite<br />
tipis dengan topping jamur, minyak zaitun,<br />
daging sapi asap, dan ayam suwir.<br />
Pizza pesanan saya datang agak lama, harus<br />
dimasak kurang-lebih 15 menit. Saat datang,<br />
pizza dengan dominasi warna putih itu masih<br />
panas. Terlihat menggiurkan dengan lelehan<br />
keju mozzarella di atasnya.<br />
Untuk menyegarkan tenggorokan, saya<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
kuliner<br />
Rumanian<br />
Pizza<br />
Greentea<br />
smoothies<br />
memesan virgin lychee mojito. Minuman bening<br />
dengan isi buah leci, daun mint, perasan lemon,<br />
dan soda yang dihargai Rp 52.500.<br />
Teman saya memesan minuman berharga<br />
sama, green tea smoothies. Dan, untuk menutup<br />
acara makan sore itu, saya memesan banoffee,<br />
yakni potongan pisang dengan krim dan es<br />
krim. Harganya Rp 40 ribu.<br />
Hmm… kalau Anda bosan dengan acara karaoke<br />
atau biliar bersama teman, tempat ini benarbenar<br />
bisa menjadi pilihan. Sambil berolahraga<br />
bisa makan enak, dong! n KEN YUNITA<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
All Right, Good Night,<br />
dan Hilang<br />
Tak ada sinyal darurat, tak ada transmisi data. Benarkah pesawat<br />
Malaysia Airlines berbelok ke Selat Malaka<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
IBTIMES<br />
Keluarga Paul Weeks sudah tak<br />
asing dengan kecelakaan dan bencana.<br />
Putra tertua mereka, Lincoln,<br />
lahir saat Kota Christchurch, Selandia<br />
Baru, digoyang lindu empat tahun lalu. Beberapa<br />
bulan lalu, keluarga dari Selandia Baru ini<br />
terlibat kecelakaan mobil saat baru pindah ke<br />
Australia.<br />
Makanya, saat Paul mendapatkan<br />
pekerjaan di satu<br />
tambang di Mongolia awal<br />
bulan lalu, dia sudah bersiap. Dia meninggalkan<br />
cincin kawinnya di rumah karena tak mungkin<br />
mengenakannya di lokasi pertambangan. Beberapa<br />
kali Paul lolos dari maut, namun kali ini<br />
nasibnya sungguh sulit diramal.<br />
Sembari menggenggam erat cincin kawin<br />
Paul, Danica, istrinya, mati-matian menahan<br />
deraian air mata. Sudah lima hari sejak Paul<br />
terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju<br />
Beijing, Cina, pada Sabtu dini hari, 8 Maret lalu,<br />
namun tak kunjung ada kabarnya.<br />
“Ini bagian paling berat setiap hari... bangun<br />
pagi dan melihat berita, tapi tak ada satu pun<br />
kabar. Tak ada kabar pula dari Malaysia mengatakan<br />
mereka telah menemukan sesuatu,” kata<br />
Danica pekan lalu. Paul menghilang bersama<br />
226 penumpang dan 12 awak maskapai Malaysia<br />
Airlines.<br />
Mohammad Lokman Hamid, 31 tahun, baru<br />
tahu bahwa kakak perempuannya, Norli Akmar<br />
Hamid, 33 tahun, ada di pesawat nahas itu setelah<br />
melongok laman Facebook pada Sabtu pagi<br />
itu. Beberapa jam sebelum naik pesawat, Norli<br />
mengunggah foto saat dia dan suaminya, Mohammad<br />
Razahan Zamani, tengah berkemas.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Sangat tak biasa<br />
bagi sebuah pesawat<br />
menghilang secepat<br />
ini dari radar.<br />
Perjalanan itu sekaligus menjadi bulan madu<br />
buat pasangan muda ini.<br />
“Aku tahu mereka memang berencana pergi<br />
ke Beijing untuk berlibur, setelah dia mengalami<br />
keguguran,” kata Lokman, hanya beberapa<br />
jam setelah Malaysia<br />
Airlines MH-370 menghilang.<br />
“Aku segera<br />
menghubungi Malaysia<br />
Airlines untuk memastikan<br />
berita itu, tapi<br />
mereka mengatakan<br />
akan menghubungiku<br />
kembali.”<br />
Pesawat Malaysia<br />
Airlines MH-370 lepas<br />
landas dari Bandara<br />
Kuala Lumpur Internasional<br />
pukul 00.41. Sesuai jadwal, pesawat itu<br />
akan mendarat di Bandara Beijing Capital pukul<br />
06.30 waktu setempat, atau hampir enam<br />
jam setelah terbang. Dari 227 penumpang, menurut<br />
manifes penerbangan Malaysia Airlines,<br />
153 berkewarganegaraan Cina, 38 Malaysia, 7<br />
penumpang dari Indonesia, 6 orang dari Australia,<br />
5 dari India, 4 penumpang dari Prancis,<br />
3 warga Amerika Serikat, dan masing-masing 2<br />
warga Selandia Baru, Ukraina, dan Kanada.<br />
Kurang dari satu jam setelah meninggalkan<br />
landasan, pesawat MH-370 bersiap meninggalkan<br />
wilayah udara Malaysia dan memasuki<br />
wilayah udara Vietnam. Komunikasi akan dialihkan<br />
ke petugas Kontrol Lalu Lintas Udara di<br />
Kota Ho Chi Minh. “All right, good night,” kata<br />
seorang kru di kokpit kepada petugas Menara<br />
Kontrol Lalu lintas Udara Subang di luar Kuala<br />
Lumpur. Tak jelas siapa yang berbicara, apakah<br />
sang pilot, Zaharie Ahmad Shah, atau kopilot,<br />
Fariq Abdul Hamid.<br />
Itulah komunikasi terakhir dengan pesawat<br />
MH-370. Setelah itu, pesawat Boeing 777-<br />
200ER tersebut menghilang seperti menguap<br />
begitu saja di udara. “Kami tak menerima apa<br />
pun sejak pukul 01.07,” kata Ahmad Jauhari Yahyain,<br />
Kepala Eksekutif Malaysia Airlines, Kamis<br />
pekan lalu. Tak ada peringatan, tak ada sinyal<br />
darurat, dan hingga Jumat siang atau tujuh hari<br />
kemudian, tak ada jejak secuil pun.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Prajurit Angkatan Udara Malaysia mencari<br />
jejak pesawat Malaysia Airlines dari balik<br />
jendela pesawat CN-235.<br />
SAMSUL SAID/REUTERS<br />
Hasil analisis radar di sepanjang<br />
Pantai Vietnam juga<br />
tak ditemukan tanda-tanda<br />
pesawat itu telah melewati<br />
wilayah udara Vietnam. Semula,<br />
tim pencari sempat mendeteksi jejak<br />
minyak di Teluk Thailand, sebelah selatan Pulau<br />
Tho Chau. Satelit Cina juga menangkap citra<br />
serpihan material tak jauh dari Pantai Vung<br />
Tau, Vietnam.<br />
“Kami sudah mengirim kapal ke sana, tapi<br />
tak menemukan apa pun,” kata Hishammuddin<br />
Hussein, Menteri Pertahanan merangkap<br />
pelaksana Menteri Transportasi Malaysia. “Tak<br />
ada kejadian seperti ini sebelumnya. Pesawat<br />
itu menghilang.”<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
mendarat, atau jatuh. Yang muncul malah rupa-rupa<br />
spekulasi dan teori. Menurut data dari<br />
Kementerian Transportasi Malaysia, kontak terakhir<br />
dengan kru pesawat MH-370 terjadi pukul<br />
01.07, namun perangkat transmitter responder<br />
atau transponder pesawat itu masih menyala<br />
hingga pukul 01.21.<br />
Perangkat inilah yang mengirimkan data posisi<br />
dan ketinggian pesawat ke menara kontrol.<br />
“Fakta ini menunjukkan ada kemungkinan tindakan<br />
itu satu kesengajaan, bukan kecelakaan,”<br />
analis penerbangan John Nance menduga.<br />
Sekitar pukul 01.30 pesawat itu hilang total dari<br />
pantauan radar. “Sangat tak biasa bagi sebuah<br />
pesawat menghilang secepat ini dari radar,”<br />
kata investigator kecelakaan penerbangan,<br />
David Gleave, kepada BBC.<br />
Selain memiliki transponder yang memantulkan<br />
balik sinyal radio dari radar di darat, sebenarnya<br />
masih ada perangkat lain di pesawat<br />
Boeing 777-200ER ini yang bisa dipakai untuk<br />
mengendus posisinya, yakni Aircraft Communications<br />
Addressing and Reporting System<br />
(ACARS). Perangkat buatan Honeywell Interinternasional<br />
Sangat sulit<br />
dipercaya... pesawat<br />
itu terbang selama<br />
lebih dari empat jam<br />
dan tak tertangkap<br />
radar.<br />
l l l<br />
Selama beberapa hari pekan lalu, Pulau Phu<br />
Quoc, Vietnam, mendadak ramai dikunjungi<br />
wartawan dari pelbagai negara dan warga<br />
Vietnam dari daratan. Sempat beredar kabar<br />
bahwa pesawat Malaysia Airlines MH-370 hilang<br />
di perairan tak jauh dari Pulau Phu Quoc.<br />
Tapi jejak yang dinanti-nanti itu tak kunjung<br />
ditemukan.<br />
Padahal 12 negara, termasuk<br />
Indonesia, 42 kapal<br />
dan 39 pesawat terlibat dalam<br />
operasi besar-besaran<br />
pencarian pesawat Boeing<br />
777-200ER itu. Sejauh ini<br />
hasilnya masih nihil. “Tapi<br />
kami tak akan menyerah,”<br />
kata Hishammuddin Hussein.<br />
“Ini operasi yang sangat<br />
kompleks dan tak selalu<br />
gampang. Semakin lama berjalan, operasi<br />
pencarian ini bakal semakin sulit.”<br />
Sepekan sudah berlalu, namun belum juga<br />
ditemukan petunjuk ke mana MH-370 terbang,<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Seperti beralih<br />
dari papan catur ke<br />
lapangan sepak bola.<br />
national ini terpasang pada mesin Rolls-Royce<br />
di Boeing 777-200ER.<br />
Galibnya, ACARS mengirimkan data konsumsi<br />
bahan bakar dan sejumlah data teknis lain ke<br />
darat lewat satelit Inmarsat paling tidak empat<br />
kali selama penerbangan: saat lepas landas,<br />
menuju ketinggian, selama penerbangan, dan<br />
menjelang pendaratan.<br />
Menurut sumber Wall Street Journal, perangkat<br />
ACARS di pesawat MH-370 masih terus<br />
mengirimkan data “ping”<br />
hingga lima jam setelah lenyap<br />
dari pantauan radar.<br />
“Ping” terakhir dikirimkan<br />
dari wilayah udara di atas<br />
perairan. Namun tak diketahui<br />
mengapa perangkat<br />
ini akhirnya berhenti mengirimkan<br />
data. Seorang<br />
sumber lain menduga, ada<br />
seseorang di kokpit yang mematikannya.<br />
Hishammuddin menyanggah data tersebut.<br />
“Kami sudah bertanya kepada Rolls-Royce dan<br />
Boeing mengenai data tersebut. Menurut mereka,<br />
berita itu tidak akurat,” kata Hishammuddin<br />
Kamis lalu. Pihak Rolls-Royce maupun Boeing<br />
menolak memberikan tanggapan langsung atas<br />
informasi itu. Analis penerbangan, Tom Ballantyne,<br />
juga menyangsikan laporan Wall Street<br />
Journal. “Sangat sulit dipercaya... pesawat itu<br />
terbang selama lebih dari empat jam dan tak<br />
tertangkap radar, dan tak ada satu pun yang<br />
menyaksikan.”<br />
Sejumlah sumber menduga, setelah lepas<br />
dari pantauan radar, entah apa sebabnya,<br />
pesawat MH-370 turun dari ketinggian dan<br />
membelokkan arahnya ke Selat Malaka. Radar<br />
milik Angkatan Udara Malaysia sempat<br />
menangkap sinyal asing pesawat pada pukul<br />
02.15, tak jauh dari Pulau Perak di Selat<br />
Malaka. Pesawat itu berada pada ketinggian<br />
29.500 kaki. “Tapi aku tak bilang itu adalah<br />
MH-370,” kata Kepala Staf Angkatan Udara<br />
Malaysia, Tan Sri Rodzali Daud.<br />
Menurut William Marks, juru bicara Armada<br />
Ketujuh Amerika Serikat, pemerintah Malaysia<br />
sudah meminta kapal dan pesawat milik<br />
Amerika Serikat dan India untuk mencari jejak<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Warga keturunan<br />
Tionghoa di Malaysia<br />
menerbangkan<br />
lampion bertuliskan<br />
doa-doa bagi<br />
penumpang pesawat<br />
Malaysia Airlines<br />
di Lapangan<br />
Kemerdekaan, Kuala<br />
Lumpur.<br />
EDGAR SU/REUTERS<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
pesawat MH-370 di perairan Selat Malaka dan<br />
sekitar Kepulauan Andaman. “Tapi operasi pencarian<br />
utama kami tetap di Laut Cina Selatan,”<br />
kata Hishammuddin. Mencari di perairan seluas<br />
Samudra Hindia, menurut Marks, tak akan<br />
mudah. “Seperti beralih dari papan catur ke<br />
lapangan sepak bola.” n SAPTO pradiTYO | wsJ | Guardian<br />
| CNN | BBC | nsT | Xinhua<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
BELOK KE<br />
BARAT<br />
Radar militer mendeteksi sinyal pesawat<br />
di perairan Selat Malaka. Diduga, pesawat<br />
Malaysia Airlines MH-370 berbelok arah<br />
menuju Samudra Hindia.<br />
2. Komunikasi terakhir pukul<br />
01.07, dan transponder mati<br />
pukul 01.21. Pukul 01.30 MH-<br />
370 hilang dari radar.<br />
3. 4. Radar militer Malaysia<br />
mendeteksi keberadaan<br />
pesawat asing.<br />
5. Satelit Cina mendeteksi<br />
serpihan material di Laut Cina<br />
Selatan. Terbukti citra itu salah.<br />
6. Investigator mengklaim ada<br />
sinyal dari MH-370 hingga<br />
lima jam setelah hilang dari<br />
pantauan radar, menunjukkan<br />
pesawat itu mengarah ke<br />
Samudra Hindia.<br />
Teluk<br />
Thailand<br />
selat malaka<br />
Perkiraan<br />
jangkauan<br />
terbang<br />
pesawat<br />
MH-370.<br />
laut Cina Selatan<br />
Pesawat Malaysia<br />
Airlines MH-370<br />
lepas landas dari<br />
KLIA pukul 00.41.<br />
SUMBER: STUFF.CO.NZ<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Ke Timur<br />
atau ke Barat<br />
“Bagi kami, Ukraina pro-Eropa merupakan satu-satunya<br />
jalan untuk bertahan hidup.”<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Seorang laki-laki<br />
memasang poster<br />
menjelang referendum<br />
Crimea di Kota Sevastopol<br />
pekan lalu.<br />
REUTERS/Baz Ratner<br />
Keturunan Tatar di Wilayah Otonomi<br />
Crimea punya kenangan buruk<br />
dengan Moskow. Pada masa Stalin<br />
berkuasa, dia memerintahkan polisipolisi<br />
Rusia memberi tanda silang di pagar rumah<br />
milik keturunan Tatar.<br />
Beberapa hari kemudian,<br />
pada Mei 1944, ribuan warga<br />
etnis dari Turki dipaksa<br />
naik ke gerbong kereta dan<br />
dikirim ke kamp Siberia dan<br />
Uzbekistan.<br />
Sedeka Memetova, kala itu baru berumur 8<br />
tahun, masih ingat betul perjalanan memilukan<br />
ke pengasingan di Uzbekistan itu. “Prajurit<br />
Rusia hanya memberi waktu lima menit untuk<br />
berkemas. Hampir semuanya kami tinggal di<br />
belakang,” kata Sedeka dua pekan lalu. Kereta<br />
itu penuh sesak. Sedeka duduk persis di samping<br />
seorang perempuan yang sedang hamil.<br />
Nenek Sedeka Memetova kini tinggal di Bakhchysarai,<br />
Crimea.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Mereka menghukum<br />
kami karena menolak<br />
kehadiran Vladimir<br />
Putin di Crimea.<br />
Posisi keturunan Tatar semakin terpojok pada<br />
masa Perang Dunia II. Mereka dicap punya<br />
dosa berat kepada Rusia. Walaupun tak sedikit<br />
keturunan Tatar yang menjadi prajurit Tentara<br />
Merah dan berperang untuk Rusia, keberadaan<br />
Legiun Tatar di pasukan<br />
Nazi Jerman membuat<br />
jasa mereka tak tampak<br />
lagi di mata penguasa<br />
di Moskow.<br />
Dosa itu semakin<br />
berat setelah sejumlah<br />
pemuka agama Islam<br />
etnis Tatar di Crimea<br />
berkolaborasi dengan<br />
pasukan Jerman saat<br />
tentara Adolf Hitler<br />
itu menyerbu Rusia.<br />
Walaupun Kremlin sudah mengampuni “dosa”<br />
orang-orang Tatar di Crimea pada pertengahan<br />
1960-an, pada masa Uni Soviet mereka masih<br />
menjadi orang-orang terpinggirkan. Properti<br />
milik mereka yang diambil alih keturunan Rusia<br />
tak juga dikembalikan.<br />
Sekarang mereka kembali waswas menghadapi<br />
referendum penentuan nasib Crimea<br />
pada Ahad, 16 Maret ini. Mereka takut, jika<br />
warga Crimea memilih bergabung dengan<br />
Rusia, masa-masa gelap itu kembali terulang.<br />
Yakub Nematulayev, 63 tahun, imam masjid di<br />
Stroganovka, pinggiran Ibu Kota Simferopol,<br />
mengatakan, sejak Presiden Viktor Yanukovych<br />
ditendang dari Kiev dan pasukan Rusia menduduki<br />
Crimea, pasukan bela diri Tatar selalu<br />
menjaga masjidnya.<br />
“Orang-orang terus berdatangan menyatakan<br />
kekhawatiran mereka. Sebagian lagi pasrah<br />
karena tak tahu apa yang harus dilakukan,” kata<br />
Yakub. “Tentu saja ada sebagian yang ‘kepalanya<br />
panas’, makanya kami tuangkan air dingin<br />
ke kepalanya.”<br />
Tujuh puluh tahun silam rumah Nenek Sedeka<br />
Memetova diberi tanda silang oleh polisi<br />
Rusia, dan kini kejadian itu terulang kembali.<br />
Dua pekan lalu beberapa pemuda keturunan<br />
Rusia berkeliling di kampungnya sembari memegang<br />
secarik kertas putih dan menenteng<br />
tongkat. Rupanya di kertas itu tertulis daftar<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Pasukan tak dikenal, mungkin<br />
prajurit Rusia, bersiaga di<br />
luar markas militer Ukraina di<br />
Perevalnoye, tak jauh dari ibu<br />
kota Crimea, Simferopol, pekan<br />
lalu.<br />
REUTERS/David Mdzinarishvili<br />
penduduk keturunan Tatar di<br />
Bakhchysarai.<br />
Hampir tak kentara pemuda-pemuda<br />
itu memberikan<br />
tanda silang di pagar rumah<br />
milik keturunan Tatar. Rustam Kadyrom, cucunya,<br />
melaporkan kasus itu ke polisi. Tapi polisi<br />
ogah memeriksa kasus tersebut. “Mereka mengatakan,<br />
orang-orang Tatar bukan prioritas<br />
mereka. Tentu saja... mereka menghukum kami<br />
karena menolak kehadiran Vladimir Putin di<br />
Crimea,” kata Rustam.<br />
Saat ini, ada sekitar 240 ribu keturunan Tatar<br />
di Crimea atau 12 persen dari warga Crimea.<br />
Lebih dari separuh warga Crimea merupakan<br />
keturunan Rusia. Sepertiga sisanya merupakan<br />
keturunan Ukraina. Wakil Ketua perwakilan komunitas<br />
Tatar (Crimean Tatar Mejlis), Eskandar<br />
Baiibov, mengatakan mereka akan memboikot<br />
referendum. Sikap mereka sudah jelas, yakni<br />
bertahan menjadi bagian Ukraina pro-Eropa.<br />
“Bagi kami, Ukraina pro-Eropa merupakan satusatunya<br />
jalan untuk bertahan hidup,” ujar Linur<br />
Yunusov, jurnalis keturunan Tatar.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Apakah kalian sadar<br />
berapa harga yang harus<br />
dibayar untuk satu trofi<br />
ini<br />
●●●<br />
Dalam sosok Vladimir Putin, barangkali Rusia<br />
menemukan jagoannya. Dalam sejumlah<br />
kesempatan, Putin, yang berkuasa di Kremlin<br />
sejak tahun 2000, tampil dengan gaya macho<br />
dan memamerkan ototnya yang masih liat.<br />
Sekali waktu, mantan perwira intelijen itu<br />
bergaya bak anggota geng<br />
motor dengan menggeber<br />
Harley-Davidson Lehman<br />
Trike. Lain kesempatan,<br />
dengan bertelanjang dada,<br />
dia menunggang kuda di<br />
medan berbukit di wilayah<br />
selatan Siberia. Putin juga<br />
tak ragu mempertontonkan<br />
kelihaiannya membanting<br />
lawan bermodalkan teknik judo.<br />
Bukan cuma macho di atas foto, lewat kebijakan<br />
luar negerinya yang “gagah berani” di<br />
Suriah dan Ukraina, Putin juga membawa Rusia<br />
“bertualang” melawan pengaruh Amerika<br />
Serikat dan sekutu-sekutunya dari Eropa. Sejak<br />
beberapa pekan lalu, walaupun dikecam di<br />
mana-mana, ribuan tentara Rusia menduduki<br />
pos-pos strategis dan mengisolasi Crimea dari<br />
dunia luar. Moskow berdalih, operasi pasukan<br />
Rusia di Crimea untuk melindungi warga Ukraina<br />
keturunan Rusia. Parlemen Rusia sudah<br />
memberi lampu hijau kepada Presiden Putin<br />
untuk menempatkan prajurit Rusia di mana<br />
pun di wilayah Ukraina.<br />
Sekalipun cuma segelintir orang, beberapa<br />
warga Rusia menolak menyokong petualangan<br />
Presiden Putin di Crimea. “Aku ingin bertanya kepada<br />
mereka yang merayakan aneksasi Crimea:<br />
Apakah kalian sadar berapa harga yang harus<br />
dibayar untuk satu trofi ini” kata penulis novel<br />
Boris Akunin pekan lalu.<br />
Pada Rabu pekan lalu akhirnya pemimpin negara-negara<br />
Uni Eropa menyepakati pemberian<br />
sanksi kepada Rusia berupa pembekuan aset dan<br />
larangan bepergian bagi mereka yang dianggap<br />
bertanggung jawab atas operasi militer di Crimea.<br />
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan sanksi<br />
itu akan diberlakukan Senin ini jika tak ada<br />
kemajuan dalam perundingan dengan Rusia.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Konvoi panser Rusia di luar<br />
Kota Sevastopol, Crimea,<br />
pada 10 Maret 2014.<br />
REUTERS/Baz Ratner<br />
“Masih ada jalan lain yang bisa ditempuh Rusia,<br />
dan kami berharap Presiden Putin memilih<br />
jalan itu,” kata Presiden Amerika Serikat Barack<br />
Obama setelah bertemu dengan perdana menteri<br />
sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, di<br />
Gedung Putih, pekan lalu. “Tapi, seandainya<br />
tidak, aku yakin komunitas internasional bakal<br />
berdiri di belakang pemerintah Ukraina dalam<br />
menjaga kesatuan wilayahnya.” Amerika Serikat<br />
dan sekutunya, menurut Obama, tak akan<br />
mengakui apa pun hasil referendum Crimea.<br />
Rupa-rupa ancaman sanksi itu sepertinya hanya<br />
dianggap angin lalu oleh penguasa Kremlin.<br />
Tak ada tanda-tanda pembatalan referendum<br />
maupun penarikan pasukan Rusia dari Crimea.<br />
Di seluruh penjuru Crimea persiapan referendum<br />
masih jalan terus.<br />
“Bagi Kremlin dan sejumlah elite yang menyokong<br />
kebijakan itu, Ukraina merupakan<br />
pertaruhan nasib mereka. Masa depan Ukraina<br />
terkait erat dengan masa depan politik mereka,”<br />
kata James Sherr, analis politik dari Chatham<br />
House, Inggris. “Ancaman sanksi itu belum bisa<br />
mengubah kalkulasi mereka.”<br />
Sadar kemampuan militernya hanya seujung<br />
kuku kekuatan Rusia, pemerintah sementara<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
Presiden Rusia Vladimir<br />
Putin menunggang kuda<br />
di Pegunungan Sayan<br />
Barat, Tuva, Siberia,<br />
beberapa tahun lalu.<br />
REUTERS/RIA Novosti<br />
di Kiev mengatakan tak akan menghadapi todongan<br />
senapan Rusia dengan senjata. “Mereka<br />
memprovokasi kami untuk memancing alasan<br />
mereka menginvasi wilayah lain Ukraina. Kami<br />
tak akan mengikuti skenario yang ditulis oleh<br />
Kremlin,” kata presiden sementara Ukraina,<br />
Oleksandr Turchynov.<br />
Menurut Turchynov, dengan jumlah personel<br />
yang sangat terbatas, mereka tak mungkin mengirim<br />
prajurit ke Crimea. “Operasi militer di<br />
Crimea akan membuat wilayah timur Ukraina<br />
tak terlindungi,” katanya. Pemerintah sementara<br />
di Kiev, juga warga Crimea keturunan Tatar<br />
dan Ukraina, hanya bisa berharap jalan diplomasi<br />
bisa melunakkan sikap Presiden Putin. ■<br />
SAPTO PRADITYO | GUardian | NEW yorkER | Washington post | NBC<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
internasional<br />
‘Musik Setan’<br />
dari Teheran<br />
“Padahal kami tak percaya setan. Dan setan juga tak ada urusannya dengan musik kami.”<br />
Majalah detik 17 - 23 MARET 2014
internasional<br />
Musik mereka dianggap sebagai<br />
musik setan, yang hanya akan<br />
merusak iman, oleh penguasa<br />
di Teheran. Di negerinya, Iran,<br />
Ali Madarshahi dan keempat temannya yang<br />
tergabung dalam band death metal, Arsames,<br />
terpaksa bertahan hidup “di bawah tanah”<br />
sejak berdiri sebelas tahun lalu. Sebab, tak ada<br />
Musik kami bertutur soal peradaban<br />
kuno Persia dan sejarah besar<br />
negeri kami.<br />
tempat bagi musik berisik seperti yang mereka<br />
mainkan itu di Negeri Para Mullah.<br />
Rock, metal, dan keluarganya merupakan<br />
aliran musik haram di Iran. “Padahal kami tak<br />
percaya setan. Setan juga tak ada urusannya<br />
dengan musik kami,” kata Ali beberapa waktu<br />
lalu. “Kami memainkan metal, persaudaraan,<br />
persahabatan. Suara kami suara kebebasan dan<br />
kemanusiaan, bukan brutalitas dan pembunuhan.”<br />
Pada 2005 grup metal dari Kota Mashhad itu<br />
merilis single Adiposere, disusul Cyclopia setahun<br />
kemudian. Cyclopia menangguk sambutan<br />
positif di MySpace. Pada 2010, Arsames merilis<br />
album perdana mereka, Immortal Identity.<br />
“Death metal selalu dihubungkan dengan<br />
sesuatu yang gelap dalam hidup. Tapi kami tak<br />
melihatnya seperti itu. Musik kami bertutur<br />
soal peradaban kuno Persia dan sejarah besar<br />
negeri kami. Lirik kami berbicara soal peradaban<br />
dari mana kami berasal,” kata Ali Madarshahi,<br />
sang vokalis.<br />
Simak saja satu lagu mereka, Cyrus the<br />
Great, yang berkisah tentang pendiri Imperium<br />
Achaemenid, imperium terbesar di dunia pada<br />
abad ke-6 sebelum Masehi. “Tak banyak orang<br />
di dunia yang memahami negeri kami. Kami<br />
mencoba menjelaskannya lewat bahasa musik.”<br />
Dilarang di kampung halamannya, Ali, duo<br />
gitaris Ahmad Tokalloo dan Morteza Shahrami,<br />
bassist Rouzbeh Zourchang, serta penggebuk<br />
drum Saeed Shariat berkeliling dari panggung<br />
Majalah detik 17 - 23 MARET 2014
internasional<br />
Arsames<br />
clip<br />
Tap untuk melihat Video<br />
ke panggung, dari satu festival ke festival lain,<br />
di luar negeri.<br />
“Memang berat bagi grup metal untuk hidup<br />
di Iran, tapi itu pulalah yang membuat kami<br />
bekerja lebih keras. Kami harus terus hidup<br />
di bawah tanah,” kata Ali. Dari Dubai di Uni<br />
Emirat Arab, mereka terbang ke Turki, lanjut ke<br />
negera-negara di Eropa Timur. Tak jarang pula<br />
mereka melawat ke timur, ke Kota Gangtok di<br />
Negara Bagian Sikkim, India.<br />
Walaupun berat hidup di tanah kelahirannya,<br />
Ali dan ka wan-kawannya tak berniat hijrah dari<br />
Iran. “Kami mencintai negara kami dan tak<br />
ingin meninggalkan negeri ini. Kami hanya berharap<br />
bisa mendapat sponsor untuk tur keliling<br />
dunia,” kata Ali. “Masa depan milik kami. Kami<br />
hanya perlu menembus tembok pembatas ini<br />
terlebih dulu.”<br />
Sejak Revolusi Iran 35 tahun lalu, semua hal<br />
yang berbau Barat menjadi barang terlarang<br />
di Negeri Seribu Mullah. Pertunjukan musik,<br />
apalagi yang menampilkan musik-musik ala Barat,<br />
tak diperkenankan. Bahkan stasiun televisi<br />
dilarang menyiarkan pertunjukan musik Barat.<br />
Jadi jangan harap “musik setan” yang berisik,<br />
seperti yang dimainkan oleh Arsames, Angband,<br />
127, Buddahead, dan The Yellow Dogs,<br />
bakal mendapat izin untuk manggung di Teheran<br />
atau Isfahan.<br />
Menurut Ali, Kementerian Kebudayaan Iran<br />
hanya memberikan izin terbatas lagu-lagu pop<br />
lokal. Dan, kalaupun tayang di televisi, para<br />
Majalah detik 17 - 23 MARET 2014
internasional<br />
Tumbuh besar di Iran,<br />
di negara Orwellian,<br />
membuat kami selalu<br />
takut terhadap otoritas.<br />
pemainnya tak diperkenankan memainkan instrumen-instrumen<br />
musik Barat, seperti gitar<br />
dan piano. Aturan ini sempat agak longgar pada<br />
masa Presiden Mohammad Khatami, namun<br />
kembali diperketat ketika Mahmud Ahmadinejad<br />
berkuasa di Teheran.<br />
“Iran tak punya sejarah rock sama sekali. Kami<br />
perlu membuat sejarah rock sendiri di Iran,” ujar<br />
Rasoo, 22 tahun, vokalis The Muckers. Grup<br />
band yang baru dibentuk dua tahun lalu ini diundang<br />
naik panggung<br />
di Festival SXSW di<br />
Austin, Texas, Amerika<br />
Serikat, pekan lalu.<br />
●●●<br />
“The boys, they're<br />
shouting and the girls,<br />
they are dancing, and it<br />
ain't no f*** crime!”<br />
Lirik Viva La Resistance yang diteriakkan King<br />
Raam, vokalis Hypernova, memang keras dan<br />
agak kasar. Tapi itulah barangkali ekspresi Raam<br />
dan teman-temannya yang tumbuh besar di Teheran<br />
dan di lingkungan yang dikekang begitu<br />
banyak aturan.<br />
“Tumbuh besar di Iran, di negara Orwellian,<br />
membuat kami selalu takut terhadap otoritas,”<br />
kata Raam. Hypernova, Yellow Dogs, dan beberapa<br />
grup lain memilih hijrah ke Eropa atau<br />
Amerika Serikat untuk berkelit dari kekangan<br />
pemerintah Iran. “Aku jarang punya uang tetapi,<br />
sekarang, aku jauh lebih bahagia. Sebab, jika<br />
aku pulang, mungkin bakal ditangkap polisi.”<br />
Naiknya Hassan Rouhani ke kursi nomor satu<br />
di Teheran pada Agustus 2013 mengembuskan<br />
angin perubahan di Iran. Berulang kali, sejak<br />
masa kampanye presiden, Rouhani menjanjikan<br />
kebebasan berekspresi lebih luas. “Masyarakat<br />
yang tertutup akan menghadapi masalah<br />
kepercayaan masyarakat. Mereka akan lebih<br />
percaya pada sumber infomasi asing,” Presiden<br />
Rouhani berpidato, pekan lalu.<br />
Walaupun akses Internet masih disensor dan<br />
sebagian tahanan politik belum dilepas, sudah<br />
ada tanda-tanda perubahan sikap di Teheran.<br />
Pada akhir Januari lalu, stasiun televisi milik pemerintah<br />
Iran, IRIB, membuat kejutan dengan<br />
menayangkan pertunjukan Avaye Parsian, grup<br />
Majalah detik 17 - 23 MARET 2014
internasional<br />
yellowdogs<br />
NYPOST<br />
musik tradisional Persia.<br />
Yang agak lain dari biasanya, Avaye manggung<br />
lengkap dengan semua instrumen musiknya.<br />
Bisa dibilang inilah penampilan perdana<br />
satu grup musik lengkap dengan semua peralatannya<br />
di layar televisi sejak Revolusi Iran 1979.<br />
Saman Alipour, 25 tahun, pendiri Avaye, mengatakan,<br />
mereka tak sadar penampilan mereka<br />
akan ditayangkan di televisi hingga tuntas<br />
pertunjukan. “Kami mendapat tanggapan positif<br />
dan negatif. Tapi kami sangat optimistis,”<br />
kata Alipour beberapa pekan lalu.<br />
“Apakah aku sedang bermimpi” seorang<br />
warga Iran bercuit di Twitter setelah menyaksikan<br />
tayangan Avaye. Harian berhaluan moderat,<br />
Shargh, menjadikan tayangan itu sebagai<br />
berita utama keesokan harinya. “Lampu hijau<br />
Majalah detik 17 - 23 MARET 2014
internasional<br />
127<br />
RFERL<br />
dari stasiun televisi pemerintah menjadi kejutan<br />
besar,” Shargh menulis.<br />
Tapi entah apa yang terjadi, belakangan, produser<br />
acara Good Morning itu malah mungkret.<br />
“Kami mengundang grup band tersebut tapi,<br />
karena satu kesalahan, selama sepuluh detik<br />
penonton bisa melihat instrumen musiknya. Itu<br />
kesalahan kami dan IRIB tak mengubah kebijakan,”<br />
kata Gholamreza Bakhtiari, sang produser.<br />
Di balik layar, pemegang tali yang mengekang<br />
kebebasan itu sepertinya belum benarbenar<br />
rela melonggarkan ikatannya. Pada awal<br />
Desember tahun lalu, penyanyi rap Amir Hossein<br />
Maqsoudlou ditangkap di Teheran setelah<br />
mengunggah video musiknya di satu situs<br />
Internet asing. Senasib dengan musik rock, rap<br />
menjadi barang haram di Iran. ■<br />
SAPTO PRADITYO | BBC | timeOutduBAI | telegraPH | guardian<br />
Majalah detik 17 - 23 MARET 2014
people<br />
getty images | Jhoni Hutapea | detikhot | agung phambudhy | detikfoto<br />
Fuad Rahmany<br />
Miley Cyrus<br />
Gugun<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
people<br />
Gugun<br />
Sebagai musikus yang makin<br />
eksis, tentu adanya haters tak<br />
bisa dihindari. Demikian juga<br />
yang dirasakan Muhammad<br />
Gunawan, pentolan Gugun Blues Shelter<br />
(GBS).<br />
Pria yang akrab disapa Gugun itu justru<br />
menganggap haters sebagai fans-nya<br />
yang fanatik. “Berarti mereka mengikuti<br />
semua aktivitas kita, kan. Jadi biarkan<br />
saja,” ujar Gugun.<br />
Lelaki berambut gondrong ini hanya<br />
ingin karier musiknya, baik di<br />
dalam maupun luar negeri, semakin<br />
maju. Dia juga ingin musik blues tidak<br />
identik lagi dengan orang tua.<br />
“Untuk GBS sendiri musiknya masih<br />
segmented. Jadi kita ingin nanti GBS bisa<br />
diterima di daerah-daerah di Indonesia,<br />
jadi pencinta musik blues juga akan semakin<br />
beragam,” ujarnya.<br />
Untuk itu, Gugun dan band-nya berencana<br />
melakukan tur keliling Indonesia.<br />
“Tahun ini sudah ada undangan di daerahdaerah,<br />
seperti Yogya, Semarang, Bali,<br />
dan Lombok,” ujar vokalis sekaligus gitaris<br />
GBS ini. n Ken Yunita<br />
getty Jhoni Hutapea images | detikcom<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
people<br />
Fuad Rahmany<br />
Kemeja digulung. Begitu<br />
gaya santai Direktur Jenderal<br />
Pajak Ahmad Fuad Rahmany.<br />
Meski usianya telah memasuki<br />
kepala lima, pria berkacamata ini<br />
masih terlihat segar dan bersemangat.<br />
Padahal, sehari-hari, Fuad selalu disibukkan<br />
oleh urusan perpajakan. Berangkat<br />
dari rumah pagi-pagi sekali, dan kembali<br />
ke rumah larut sekali. Tapi dia tetap enjoy.<br />
Dengan pekerjaan seabrek, mau tak<br />
mau kesehatan menjadi prioritas. Apalagi<br />
kini usianya sudah tidak muda lagi.<br />
Banyak makan buah dan berolahraga<br />
adalah dua hal yang selalu dilakoninya<br />
setiap hari.<br />
“Jadi pagi-pagi saya olahraga di kantor<br />
sebelum kerja. Biasanya sepedaan di ruangan.<br />
Untuk makanan, saya memilih buah daripada<br />
ngemil yang tidak sehat,” ujar penerima gelar<br />
Ph.D dari Economics Vanderbilt University ini.<br />
Fuad dikenal sebagai pemimpin yang<br />
santai namun tegas. Dia tak segan-segan<br />
memberi sanksi bawahannya yang melakukan<br />
kesalahan. Di awal-awal menjabat,<br />
Fuad berjanji akan membersihkan Ditjen<br />
Pajak. n Ken Yunita<br />
agung phambudhy | detikhot<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
people<br />
Miley Cyrus<br />
Makin gila. Ungkapan itu<br />
sepertinya layak untuk<br />
Miley Cyrus. Meski telah<br />
mendapat banyak kritik, si<br />
“Hannah Montana” sepertinya tak peduli.<br />
Aksi-aksinya tetap kontroversial.<br />
Baru-baru ini publik menyoroti aksi<br />
edan putri penyanyi country Billy Ray<br />
Cyrus itu dalam serangkaian Bangerz<br />
Tour. Mulai aksi menirukan gerakan masturbasi<br />
hingga mencium Katy Perry yang<br />
sedang menontonnya.<br />
Aksi terakhir yang dianggap tak pantas<br />
juga dilakukan Miley dalam konser ketiganya,<br />
4 Maret lalu. Dalam konser itu Miley<br />
menggunakan penari latar kulit hitam<br />
yang melakukan adegan tidak pantas<br />
dengan boneka beruang.<br />
Aksi itu dianggap sebagai tindakan<br />
rasis. “Mereka berpikir aku rasis, lalu<br />
aku merasa, ‘Hey, yang benar saja! Ini<br />
semua aneh,’” ujar penyanyi 21 tahun<br />
ini berang.<br />
Banyak orang kecewa dengan penampilan<br />
Miley karena, sebelum Bangerz<br />
Tour dimulai, Miley berjanji konsernya<br />
akan mendidik. “Ini akan menjadi edukasi<br />
yang baik untuk anak-anak yang<br />
datang ke konserku,” ujarnya.<br />
Bagaimana menurut Anda Apakah<br />
aksi Miley di tiga panggung itu bisa<br />
disebut mendidik Seriously, Miley<br />
n Ken Yunita<br />
getty getty iamges images<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
sisi lain capres<br />
Sejumlah foto koleksi Endriartono seakan<br />
menjadi simbol perjalanan hidupnya.<br />
saking banyaknya benda kenangan semasa<br />
aktif di militer, mantan panglima tni itu<br />
sampai bisa membuat museum.<br />
Sampai<br />
Tak Mempan<br />
Ditembak<br />
Setelah orang pensiun, bendabenda<br />
kenangan semasa dia aktif<br />
memangku jabatan bisa menjadi<br />
sesuatu yang luar biasa dan<br />
kebanggaan tersendiri. Tak terkecuali bagi<br />
mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan)<br />
Endriartono Sutarto.<br />
Peserta konvensi calon presiden Partai<br />
Demokrat itu rupanya memiliki seabrek<br />
benda kenangan, yang ia peroleh selama<br />
berkiprah di militer. Dari saat masih menjadi<br />
taruna Akabri hingga ketika menduduki pucuk<br />
pimpinan TNI. Saking banyaknya benda<br />
tersebut, Endriartono sampai bisa membuat<br />
museum pribadi di rumahnya, kawasan<br />
Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.<br />
Sejatinya, museum pribadi itu belum<br />
Majalah detik 17 -23 maret 2014
sisi lain capres<br />
lama dibangun. Museum seluas sekitar<br />
4 x 6 meter persegi itu didirikan Endriartono<br />
di sebelah garasi rumahnya<br />
yang asri dan berpekarangan luas. “Tadinya<br />
disimpan di sana-sini, terpisah-pisah.<br />
Ada yang ditumpuk di kardus, ada<br />
yang di lemari. Setelah dikumpulkan,<br />
inilah hasilnya,” kata Endriartono saat<br />
menerima tim majalah detik di kediamannya<br />
dua pekan lalu.<br />
Benda-benda yang dia kumpulkan<br />
terdiri atas foto, lencana penugasan,<br />
medali, plakat, lukisan, gambar karikatur,<br />
patung kuda dari pualam, patung dari<br />
Thailand, pedang samurai, sampai dua<br />
ekor harimau yang diawetkan. Endriartono<br />
berseloroh, jika medali dan lencana<br />
yang dimilikinya itu ia pakai semua saat<br />
berseragam tentara, bisa-bisa badannya<br />
dipenuhi tanda penghargaan.<br />
“Kalau (lencana) dipasang semua di<br />
badan, saya bisa enggak mempan ditembak,”<br />
ujarnya sembari terkekeh.<br />
Sejumlah foto koleksi Endriartono juga<br />
seakan-akan menjadi simbol perjalanan<br />
hidupnya. Ada foto hitam-putih saat<br />
ia masih menjadi taruna, foto bersama<br />
Presiden Soeharto dan Panglima ABRI<br />
Wiranto saat ia menjabat Komandan Pasukan<br />
Pengamanan Presiden, foto ketika<br />
Endriartono menjabat Kepala Staf TNI<br />
Angkatan Darat, hingga ketika menjadi<br />
Panglima TNI, semua tergantung rapi di<br />
dinding. Foto dirinya bersama sejumlah<br />
kepala negara juga ada, seperti dengan<br />
Presiden Amerika Serikat George W.<br />
Bush serta bersama Sultan Brunei Hassanal<br />
Bolkiah.<br />
Sedangkan benda-benda lainnya dipajang<br />
di rak kaca. Kecuali foto, benda-benda<br />
tersebut merupakan tanda penghargaan,<br />
kenangan-kenangan, atau cendera<br />
mata dari berbagai acara, baik di dalam<br />
maupun luar negeri. Seperti pemberian<br />
dari para panglima angkatan bersenjata<br />
negara lain yang berkunjung atau dikunjunginya.<br />
“Ini semua pemberian, enggak<br />
ada yang beli,” tutur Komisaris Utama<br />
Bank Pundi itu.<br />
Tapi tak semua barang koleksinya bisa<br />
masuk dan terpajang di sana. Museumnya<br />
sudah tidak muat lagi. Masih banyak<br />
benda kenangan miliknya yang terpaksa<br />
ia simpan di lemari kaca besar di ruang<br />
makan. Ia juga mengoleksi beberapa<br />
kendaraan lawas di garasi di sebelah<br />
museum. Vespa Piaggio, sepeda motor<br />
Honda 70, dan motor gede Yamaha. “Itu<br />
sudah enggak bisa jalan, akinya mahal,”<br />
ucapnya seraya menunjuk motor gede<br />
warna hitam itu.<br />
Endriartono secara khusus menyinggung<br />
piagam “pahlawan masa kini”,<br />
yang diberikan Modernisator, gerakan<br />
menganugerahkan penghargaan kepada<br />
tokoh-tokoh yang dianggap memiliki<br />
inovasi, keunggulan, serta pengabdian<br />
untuk negeri. Ia diganjar penghargaan<br />
tersebut karena dinilai tegas dalam<br />
mempertahankan netralitas TNI. “Ada<br />
juga penghargaan dari pemda Aceh<br />
atas apa yang saya lakukan saat terjadi<br />
tsunami,” katanya. Dua penghargaan<br />
itu rupanya mendapat tempat khusus<br />
di hati sang jenderal. n Dimas, Sudrajat<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
interview<br />
Ketua umum MUI<br />
Din Syamsuddin:<br />
Dana<br />
Sertifikasi<br />
Halal<br />
Tak ke MUI<br />
Majalah Majalah detik 24 detik februari 17 - 23 - 2 maret 2014
interview<br />
“Pemerintah yang baik itu tidak banyak mengatur<br />
karena sudah mendelegasikan ke masyarakat.”<br />
ebagai Ketua Umum Majelis Ulama<br />
Indonesia yang baru, Din Syamsuddin<br />
menghadapi sejumlah persoalan. Di Dewan<br />
Perwakilan Masyarakat, misalnya,<br />
kini tengah dibahas Rancangan Undang-<br />
Undang Jaminan Produk Halal. Melalui<br />
RUU ini, pemerintah lewat Kementerian<br />
Agama ingin menarik kewenangan sertifikasi<br />
halal dari MUI.<br />
Pada saat hampir bersamaan, MUI disorot<br />
publik karena, seperti diwartakan sebuah<br />
majalah, ada pengurusnya yang mempermainkan<br />
urusan sertifikasi halal demi keuntungan<br />
pribadinya.<br />
”Saya juga sudah cek, tidak ada dana yang<br />
masuk ke MUI terkait sertifikasi yang katanya<br />
sebesar Rp 780 miliar dalam setahun,” kata Din<br />
kepada majalah detik, 7 Maret lalu, di gedung<br />
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah<br />
Jakarta.<br />
Selain itu, Din menerima pengaduan masyarakat<br />
perihal tingkah dai yang kerap tampil di<br />
televisi dan berpraktek ala dukun. Belum lagi<br />
ada dai yang bertingkah ala preman saat menyampaikan<br />
ceramah. Bagaimana ia menyikapi<br />
semua itu Berikut ini petikan penjelasannya.<br />
Menteri Agama minta agar sertifikasi<br />
halal dilakukan oleh pemerintah. Tanggapan<br />
Anda<br />
Ya, semua terserah pemerintah dan DPR.<br />
Saya kira MUI tidak dalam posisi yang secara<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
interview<br />
UU Pangan, yang disepakati sebagai lembaga<br />
Islam itu adalah MUI, bukan ormas-ormas Islam<br />
tertentu atau gabungan ormas, karena<br />
nanti dikhawatirkan terjadi hiruk-pikuk.<br />
mutlak bertahan dan ngotot ingin mempertahankan.<br />
Tapi, pada awalnya, ada tugas atau<br />
pemberian tugas oleh negara berdasarkan<br />
Undang-Undang (Pangan, 1997). Dulu, pada<br />
saat terjadi isu lemak babi pada susu, undangundang<br />
itu dalam salah satu pasalnya menyebutkan,<br />
bagi yang ingin mencantumkan label<br />
halal, harus mengurus sertifikat halal. Menurut<br />
Alasan lain kenapa sertifikasi harus oleh<br />
MUI<br />
Ini kan terkait dengan fatwa ulama. Agama<br />
memesankan, makanan yang dikonsumsi itu,<br />
selain halal, harus toyiban, baik atau berkualitas,<br />
berguna bagi kesehatan. Sebab, makanan<br />
tidak hanya untuk kepentingan fisik, tetapi juga<br />
psikis. Karena kehalalan itu ditentukan oleh<br />
agama, maka harus berdasarkan fatwa ulama<br />
yang bersifat nasional, yaitu MUI. Mengapa<br />
MUI Karena di dalamnya ada wakil-wakil dari<br />
beberapa ormas Islam.<br />
Sebelum ada fatwa, tentu harus diteliti oleh<br />
para ahli: pangan, gizi, farmasi. Hasilnya direkomendasikan<br />
kepada Komisi Fatwa. Labelisasi<br />
bukan dilakukan oleh MUI, melainkan oleh<br />
pemerintah atau Badan Pengawas Obat dan<br />
Makanan, karena itu ada duitnya. Berapa harga<br />
satu label, umpamanya permen, itu bukan<br />
urusan MUI.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
interview<br />
Labelisasi bukan dilakukan<br />
oleh MUI, melainkan oleh<br />
pemerintah atau Badan<br />
Pengawas Obat dan Makanan,<br />
karena itu ada duitnya.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
interview<br />
ya, tidak usahlah pemerintah mengambil alih.<br />
Masih banyak tugas lain yang harus dilakukan<br />
Kementerian Agama. Kalau ada kekurangan,<br />
ya kita sempurnakan. Ini katanya fatwa MUI<br />
tetapi sertifikatnya dari Kementerian agama.<br />
Sertifikat itu terkait dengan fatwa, menyatu.<br />
Itu formalitas dari fatwa tersebut.<br />
Intinya, MUI tetap keberatan, ya....<br />
MUI tidak mau kalau ditarik (dan) hanya menjadi<br />
pelengkap, pemberi fatwa (tapi) sertifikatnya<br />
oleh pemerintah. Itu tidak baik. Sebenarnya<br />
pemerintah yang baik itu tidak banyak mengatur,<br />
karena sudah mendelegasikan ke masyarakat.<br />
Kalau mau bikin lembaga fatwa sendiri, silakan.<br />
Tapi nanti dikhawatirkan subyektif. Kalau MUI<br />
kan lembaga bersama ormas-ormas Islam.<br />
Din memimpin delegasi<br />
yang terdiri atas para<br />
pemimpin ormas dan tokoh<br />
perorangan menemui Ketua<br />
MK Akil Mochtar untuk<br />
mengajukan judicial review<br />
atas UU Sumber Daya Air,<br />
24 September 2013.<br />
FOTO : muhammadiyah.or.id<br />
Kalau sekarang diambil oleh pemerintah<br />
Ya, silakan saja, tapi jangan kemudian MUI<br />
disuruh jadi pemberi stempel saja. Cuma, pendapat<br />
saya, yang sudah berjalan di masyarakat,<br />
Niat penarikan kewenangan sertifikasi<br />
itu hampir berbarengan dengan isu gratifikasi<br />
kepada pejabat MUI<br />
Saya sudah melakukan verifikasi. Hasilnya<br />
dapat saya katakan mengandung banyak ketidakbenaran.<br />
Saya juga sudah cek, tidak ada<br />
dana yang masuk ke MUI terkait sertifikasi<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
interview<br />
yang katanya sebesar Rp 780 miliar dalam<br />
setahun.<br />
Kalau soal akomodasi dan uang saku<br />
saat verifikasi oleh pejabat MUI<br />
Untuk meneliti, halal certifier itu kan harus<br />
berkunjung, tidak bisa jarak jauh. Maka tiketnya,<br />
akomodasinya, ditanggung oleh perusahaan<br />
pengundang. Kalaupun kemudian ada<br />
Fenomena dai-dai seleb itu ada positif dan<br />
negatifnya. Tetapi, bagaimanapun, mereka<br />
adalah pion-pion dakwah Islam yang<br />
bermanfaat.<br />
lumsum, amplop, itu bukan gratifikasi. Itu biaya<br />
wajar yang perlu dikeluarkan perusahaan.<br />
Kalau tidak, MUI tidak bisa berangkat.<br />
Kemarin kami harus berangkat ke Cile (untuk<br />
memverifikasi kehalalan), karena Cile juga memasukkan<br />
daging (ke Indonesia). Tetapi, karena<br />
perusahaan itu tidak mampu memberikan biaya,<br />
ya MUI tidak bisa berangkat. Kan MUI bukan<br />
lembaga negara.<br />
Masalah lain, di televisi bermunculan<br />
dai-dai baru seperti selebritas yang terkesan<br />
mengkomersialkan ayat-ayat Tuhan<br />
Itu sudah diadukan ke MUI dan sudah dilakukan<br />
pertemuan dengan para dai, ustad, dan<br />
juru dakwah yang populer di media massa.<br />
Fenomena dai-dai seleb itu ada positif dan negatifnya.<br />
Tetapi, bagaimanapun, mereka adalah<br />
pion-pion dakwah Islam yang bermanfaat. Janganlah<br />
hanya karena salah sedikit kemudian<br />
langsung dibantai.<br />
Menjelang pemilu, sejumlah calon presiden<br />
menemui Anda. Minta dukungan<br />
Saya kira ini perlu dipahami dan disikapi<br />
sebagai sebuah kewajaran. Tidak perlu disikapi<br />
atau diartikan sebagai manuver politik. Pimpinan<br />
Pusat Muhammadiyah juga sering mengundang<br />
para tokoh bangsa, mengadakan apa<br />
yang dinamakan silaturahmi tokoh bangsa.<br />
Ada yang meminang Anda untuk dijadikan<br />
pasangan<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
interview<br />
Ada khitah politik sejak 1971, bahwa Muhammadiyah<br />
tidak memiliki hubungan struktural,<br />
organisatoris, serta tidak berafiliasi dengan<br />
organisasi politik mana pun. Jadi organisasi<br />
memberi kebebasan kepada kader-kadernya<br />
atau anggotanya untuk berjuang atau berdakwah<br />
politik lewat berbagai partai mana pun.<br />
Sempat ada penekanan penerjemahan bahwa<br />
khitah itu adalah menjaga jarak atau take<br />
a distance terhadap partai politik, jadi tidak ke<br />
mana-mana. Karena itu, organisasi tidak menerima<br />
tokoh-tokoh atau menerima kunjungan<br />
partai-partai politik.<br />
Namun ternyata perjuangan politik itu<br />
penting. Kita membutuhkan juga dukungan<br />
partai-partai politik, khususnya dalam proses<br />
pengambilan keputusan strategis.<br />
foto: m-dinsyamsuddin.com<br />
He-he-he…. Kalaupun diduga kedatangan<br />
para tokoh itu sebagai peminangan, saya<br />
kira tidaklah demikian. Tetapi, dalam konteks<br />
umum, marilah kita bersama-sama membangun<br />
bangsa ini.<br />
Sengaja menjaga jarak dengan politik<br />
Contohnya<br />
Misalnya ada undang-undang yang oleh<br />
Muhammadiyah dinilai merugikan rakyat, bertentangan<br />
dengan konstitusi, terutama sejak<br />
era reformasi. Muhammadiyah memprakarsai<br />
gerakan jihad konstitusi dengan melakukan judicial<br />
review atas UU Migas, UU Sumber Daya<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
interview<br />
Air, Mineral dan Batu Bara, Investasi, Panas<br />
Bumi, dan lain-lain.<br />
Muhammadiyah tidak memiliki hubungan<br />
struktural, organisatoris, serta tidak<br />
berafiliasi dengan organisasi politik mana<br />
pun.<br />
Bagaimana agar upaya itu tidak diboncengi<br />
motif ekonomi dari pihak lain<br />
Ya, mungkin saja ada berbagai motif atau<br />
kepentingan orang-orang yang mendukung<br />
upaya judicial review. Bagi saya atau Muhammadiyah,<br />
itu tidak jadi masalah selama muaranya<br />
sama. Tapi sejauh ini saya menengarai tidak<br />
ada motif lain kecuali memang sama bertemu<br />
pandangan untuk menegakkan pelaksanaan<br />
Pasal 33 UUD 1945.<br />
Terkait dengan UU Sumber Daya Air,<br />
Anda menyebut air kemasan itu haram<br />
Saya kira ada pengutipan yang tidak utuh.<br />
Pernyataan itu terlontar saat saya menyampaikan<br />
pidato dalam pembukaan Musyawarah<br />
Kerja Nasional Majelis Tarjih di Palembang.<br />
Kebetulan salah satu tema yang dibahas<br />
adalah fikih tentang air tapi tidak spesifik dalam<br />
konteks air kemasan. Tetapi, untuk air kemasan<br />
yang dikuasai oleh sebuah perusahaan, apalagi<br />
asing, yang mengeruk keuntungan, menyengsarakan<br />
rakyat, kemudian merusak lingkungan<br />
hidup, menghabisi sumber mata air kita, ya itu<br />
bentuk al-fassat, bentuk kerusakan yang oleh<br />
agama, oleh Al Quran, itu sangat ditentang.<br />
Saya kira, saya tidak sampai menyatakan<br />
itu haram mutlak. Mungkin kawan wartawan<br />
yang mendengarnya dibuat haram mutlak.<br />
Sebenarnya ceramah saya pada waktu itu lebih<br />
bersifat pertanyaan dan tantangan kepada<br />
para ulama serta cendekiawan yang sedang<br />
mengikuti munas, mempertimbangkan jika<br />
terjadi kerusakan. Karena agama menyuruh<br />
menegakkan kebaikan. n ARIF ariantO<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
interview<br />
BIODATA<br />
Nama:<br />
Profesor Dr Muhammad Sirajuddin<br />
Syamsuddin<br />
Tempat/Tanggal Lahir:<br />
Sumbawa Besar, Nusa Tenggara<br />
Barat, 31 Agustus 1958<br />
Istri:<br />
Fira Beranata<br />
Anak:<br />
1. Farazahdi Fidiansyah<br />
2. Mihra Dildari<br />
3. Fiardhi Farzanggi<br />
Pendidikan:<br />
• Pondok Modern Gontor, Jawa<br />
Timur, lulus 1975<br />
• IAIN Jakarta, Fakultas Ushuluddin,<br />
lulus 1980 (sarjana muda)<br />
• IAIN Jakarta, Fakultas Ushuluddin<br />
Jurusan Perbandingan Agama,<br />
lulus 1980 (sarjana)<br />
• Pascasarjana University of<br />
California Los Angeles, Amerika<br />
Serikat, Interdepartmental Programme<br />
in Islamic Studies, lulus<br />
1988<br />
• Program doktor University of<br />
California Los Angeles, Amerika<br />
Serikat, Interdepartmental Programme<br />
in Islamic Studies, lulus<br />
1991<br />
Karier:<br />
• Aktivis Muhammadiyah<br />
• Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,<br />
1985<br />
• Mengajar di IAIN Jakarta, kini<br />
UIN Syarif Hidayatullah<br />
• Ketua Umum Pengurus Pusat<br />
Pemuda Muhammadiyah, 1989-<br />
1993<br />
• Anggota Majelis Hikmat PP<br />
Muhammadiyah, 1990<br />
• Direktur Jenderal Pembinaan dan<br />
Penempatan Tenaga Kerja Departemen<br />
Tenaga Kerja RI, 1998<br />
• Wakil Ketua PP Muhammadiyah,<br />
2000-2005<br />
• Sekretaris Umum Majelis Ulama<br />
Indonesia<br />
• Ketua Badan Penelitian dan<br />
Pengembangan Golongan Karya<br />
• Ketua Umum PP Muhammadiyah,<br />
2005-2010 dan 2010-2015<br />
• Ketua Umum MUI, Februari<br />
2014-sekarang<br />
• Presiden dan Moderator Konferensi<br />
Asia untuk Agama dan<br />
Perdamaian (Asian Conference on<br />
Religion and Peace)<br />
• Ketua Inisiatif Persahabatan<br />
Indonesia-Palestina<br />
• Ketua Pusat Dialog dan Kerja<br />
Sama Antarperadaban<br />
Penghargaan:<br />
• Anugerah Tokoh Islam 1433 H dari<br />
Kerajaan Pulau Pinang, Malaysia<br />
• Ambassador for Peace<br />
foto: endriartonosutarto.web.id<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Renegosiasi<br />
Tambang Penuh<br />
Ganjalan<br />
Perundingan ulang pasal kontrak karya<br />
perusahaan tambang belum jelas kapan<br />
selesainya. Isi kontrak tak bisa diubah<br />
sepihak. Dari pasal soal royalti sampai<br />
smelter menjadi ganjalan.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Ada juga sebagian<br />
pemegang kontrak karya<br />
yang belum setuju dan itu<br />
yang perlu kita lihat lagi.<br />
JARUM jam di lobi kantor Direktorat<br />
Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian<br />
Energi Sumber Daya Mineral<br />
sudah menunjukkan pukul 2 siang<br />
pada Senin, 10 Maret lalu. Suasana sepi, tidak<br />
tampak hiruk-pikuk. Padahal, beberapa hari sebelumnya,<br />
diumumkan bahwa 83 perusahaan<br />
pemegang kontrak karya pertambangan akan<br />
menandatangani komitmen<br />
renegosiasi.<br />
Sejumlah wartawan tidak<br />
mendapat penjelasan pasti<br />
mengapa acara batal. Belakangan,<br />
Direktur Jenderal Mineral<br />
dan Batu Bara R. Sukhyar<br />
mengatakan, meski yang<br />
ditandatangani hanya komitmen bernegosiasi,<br />
acara itu batal karena beberapa perusahaan<br />
belum sepakat dengan beberapa pasal yang<br />
bakal dibahas. “Ada juga sebagian pemegang<br />
kontrak karya yang belum setuju dan itu yang<br />
perlu kita lihat lagi,” ujar Sukhyar.<br />
Kegagalan penandatanganan ini menjadi<br />
salah satu gambaran betapa bertele-telenya<br />
perundingan ulang kontrak karya yang ditandatangani<br />
pemerintah dengan perusahaan<br />
tambang meski bisa dibilang sudah lima tahun<br />
diusahakan.<br />
Persoalan renegosiasi muncul setelah Undang-Undang<br />
Mineral dan Batu Bara mulai<br />
berlaku lima tahun lalu. Undang-undang ini<br />
menyatakan perusahaan tambang tetap bisa<br />
bekerja sampai masa kontraknya habis. Namun<br />
dalam undang-undang juga disebutkan pasalpasal<br />
pada kontrak karya mesti disesuaikan<br />
paling lambat 2010.<br />
Meski undang-undang memberi batas waktu<br />
2010, atau setahun setelah undang-undang<br />
diberlakukan, sampai sekarang persoalan ini<br />
belum juga beres. Pemerintahan Presiden Susilo<br />
Bambang Yudhoyono pun baru membentuk<br />
tim renegosiasi yang dipimpin Menteri Koordinator<br />
Perekonomian Hatta Rajasa pada 2012.<br />
Sampai sekarang, baru enam pemegang kontrak<br />
karya tambang mineral dan 19 pemegang<br />
perjanjian karya batu bara—semacam kontrak<br />
karya tapi untuk batu bara—yang sudah menandatangani<br />
renegosiasi. Sebagian besar, total<br />
83 perusahaan, masih melakukan negosiasi.<br />
Mereka inilah yang mestinya menandatangani<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Tambang Freeport di Papua.<br />
REUTERS<br />
komitmen untuk bernegosiasi pada Senin itu.<br />
Perundingan dengan para pemegang kontrak<br />
karya alot karena, menurut Wakil Direktur<br />
Reforminer Institute Komaidi Notonegoro,<br />
kontrak karya berbeda dengan izin. Jika sekadar<br />
izin, pemerintah bisa memberi atau mencabutnya.<br />
Kontrak karya berbeda karena, untuk diubah—apalagi<br />
dibatalkan—mesti disepakati kedua<br />
belah pihak. “Nah, itu yang menyebabkan<br />
renegosiasinya sangat alot,” ucapnya.<br />
Perusahaan tambang tidak dengan begitu<br />
saja membiarkan kontrak di tangan mereka<br />
diubah. Tidak kurang Duta Besar Amerika Serikat—negara<br />
asal Freeport—pernah memprotes<br />
renegosiasi. Ia mengatakan kontrak karya mestinya<br />
tidak diutak-atik karena bisa merusak iklim<br />
investasi.<br />
Masuk akal juga, karena perusahaan ingin<br />
ada kepastian hukum. “Sebagai perusahaan,<br />
Vale tentunya ingin kepastian berusaha,” kata<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Dugaan saya, enggak ada<br />
cara lain, kalau Freeport<br />
setuju, Newmont dan<br />
lainnya juga akan setuju.<br />
Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Nico<br />
Kanter, lewat email.<br />
Tidak mengherankan, perundingan bertahuntahun<br />
ini belum juga beres. Menurut Sukhyar,<br />
perundingan sekarang menyisakan satu masalah<br />
yang paling mengganjal, kenaikan royalti<br />
dari 1 persen menjadi 3,75 persen. “Tinggal soal<br />
penerimaan negara, paling berat itu,” ujarnya.<br />
Sukhyar enggan membeberkan perusahaan<br />
yang masih berkeberatan soal<br />
royalti. Ia hanya menyebut<br />
PT Freeport Indonesia sudah<br />
mengirim surat persetujuan<br />
kenaikan royalti. Sedangkan<br />
PT Newmont Nusa Tenggara<br />
dan PT Vale Indonesia (nama<br />
baru Inco) belum sepakat<br />
mengubah pasal royalti dalam kontrak. Sukhyar<br />
optimistis dengan kontrak karya. “Dugaan saya,<br />
enggak ada cara lain, kalau Freeport setuju,<br />
Newmont dan lainnya juga akan setuju,” katanya.<br />
Pihak Freeport tidak bersedia menjelaskan<br />
perincian pasal-pasal yang masih mengganjal<br />
dalam perundingan ini. Vice President Corporate<br />
Communication PT Freeport Indonesia,<br />
Daisy Primayanti, hanya mengatakan mereka<br />
tengah berdiskusi dengan pemerintah. “Bersama<br />
pemerintah, kami meninjau kontrak kami<br />
dengan mempertimbangkan kebutuhan investasi<br />
jangka panjang dan aspirasi nasional,” ucapnya.<br />
Sukhyar menyebut lima masalah lain—di antaranya<br />
luas wilayah kerja, kewajiban melepas<br />
sebagian saham, dan kewajiban mengolah hasil<br />
tambang di dalam negeri—bisa dibilang sudah<br />
tidak terlalu banyak masalah.<br />
Tapi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan<br />
Indonesia (Indonesian Mining Association)<br />
Syaril A.B. masih mengeluhkan dibatasinya<br />
penguasaan lahan maksimal 25 ribu hektare<br />
untuk tambang mineral dan 15 ribu hektare untuk<br />
tambang batu bara. “Anggota kami bilang<br />
kami sudah investasi begitu banyak, tapi hanya<br />
dapat 25 hektare,” katanya.<br />
Ia mencontohkan Freeport, yang sudah<br />
menanam US$ 7 miliar (sekitar Rp 80 triliun).<br />
Dengan investasi seperti itu, menurut Syaril,<br />
Freeport pastinya enggan jika hanya akan mendapatkan<br />
lahan 25 ribu hektare. Ia mengatakan<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Richard Adkerson, pimpinan<br />
tertinggi Freeport, bersama<br />
Menteri Energi dan Sumber<br />
Daya Mineral Jero Wacik<br />
REUTERS/Enny Nuraheni<br />
perusahaan tambang berusaha mendapatkan<br />
lahan lebih luas dengan mengajukan rencana<br />
kegiatan sejak 2010. “Tapi tetap saja tak mendapat<br />
persetujuan dari pemerintah,” ucapnya.<br />
Persoalan lain adalah keharusan membuat<br />
smelter untuk mengolah produksi. Dua penambang<br />
emas terbesar, Freeport dan Newmont,<br />
masih berkeberatan. “Kedua perusahaan itu<br />
memang belum oke dengan kewajiban mendirikan<br />
smelter,” kata salah satu sumber di pemerintahan.<br />
Tarik-ulur soal smelter mulai mendingin<br />
setelah pemerintah memberi batas waktu<br />
2017 untuk mendirikan tempat peleburan ini.<br />
Meski begitu, Sukhyar optimistis proses renegosiasi<br />
akan segera selesai. “Renegosiasi ini<br />
akan rampung tahun ini juga sebelum pemerintahan<br />
ini berakhir,” janji Sukhyar. n<br />
Hans Henricus B.S. Aron, Budi Alimuddin<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Sepucuk<br />
Surat<br />
Berlogo KPK<br />
Meski renegosiasi yang lelet merugikan<br />
negara, bukan berarti terjadi korupsi.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Renegosiasi kontrak karya<br />
di bidang pertambangan<br />
adalah tugas dan<br />
wewenang pemerintah.<br />
SEPUCUK surat dalam amplop berlogo<br />
lembaga yang sering menyeret<br />
pejabat tinggi ke penjara, Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi, tiba di kantor<br />
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral<br />
pada Jumat, 21 Februari 2014. Bukan hanya<br />
Kementerian Energi yang mendapat surat<br />
tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono<br />
juga menerima surat tersebut.<br />
Isi surat itu sederhana: pemerintah<br />
diminta segera menyelesaikan<br />
proses renegosiasi.<br />
Undang-undang menetapkan<br />
renegosiasi selesai pada 2010,<br />
tapi sampai sekarang belum<br />
juga selesai. Akibatnya, menurut<br />
kajian KPK, leletnya renegosiasi membuat<br />
selisih penerimaan negara dari Freeport, misalnya,<br />
bisa mencapai US$ 169 juta (Rp 1,9 triliun).<br />
“KPK menemukan pengelolaan penerimaan<br />
negara dari mineral dan batu bara yang tidak<br />
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun<br />
2009,” tutur juru bicara KPK, Johan Budi.<br />
Urusan dengan KPK biasanya persoalan korupsi.<br />
Meski sudah melakukan kajian dan menemukan<br />
potensi kerugian negara, KPK belum<br />
bertindak karena memang belum secara resmi<br />
mendapat laporan kerugian negara dari Badan<br />
Pemeriksa Keuangan. “BPK yang mengaudit,<br />
bukan KPK,” ujar Johan.<br />
Sedangkan BPK, menurut wakil ketuanya,<br />
Hasan Bisri, sudah mengaudit dua perusahaan<br />
tambang besar, Freeport dan Newmont. Ha san<br />
menolak menjelaskan perincian audit, hanya<br />
mengatakan pemerintah harus segera menyelesaikan<br />
renegosiasi kontrak karya dengan dua<br />
perusahaan tersebut, khususnya menyesuaikan<br />
nilai royalti. “Renegosiasi kontrak karya di<br />
bidang pertambangan adalah tugas dan wewenang<br />
pemerintah,” ujar Hasan.<br />
Tapi seorang ahli hukum menyatakan, meski<br />
ada kerugian negara akibat lambatnya renegosiasi,<br />
jika tidak ada yang sengaja mengambil<br />
keuntungan pribadi, tetap tidak masuk ranah<br />
korupsi. Pakar hukum tata negara Universitas<br />
Padjadjaran, Bandung, Indera Prawira, mengatakan<br />
temuan KPK memang menunjukkan<br />
adanya kerugian negara karena renegosiasi itu<br />
semestinya rampung pada 2010.<br />
Setelah tenggat itu terlampaui, tentu saja<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Johan Budi<br />
ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma<br />
negara menderita kerugian karena seharusnya<br />
mendapatkan royalti yang lebih besar ketimbang<br />
yang biasanya dibayarkan perusahaanperusahaan<br />
pemegang kontrak karya.<br />
Namun kerugian negara itu bukan berarti<br />
korupsi.<br />
Ia mengatakan alotnya renegosiasi itu<br />
berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang<br />
lambat. Sedangkan jika hal itu dikatakan<br />
korupsi, KPK harus bisa membuktikan bahwa<br />
kebijakan yang lambat membuat negara<br />
rugi dan ada motif untuk menguntungkan<br />
kepentingan pribadi, baik perorangan maupun<br />
kelompok. “Tidak serta-merta kerugian<br />
negara itu menjadi korupsi karena masalah<br />
renegosiasi ini masih pada tataran kebijakan,<br />
dan kebijakan tidak bisa dipidana,” tutur<br />
Indera. n Hans Henricus B.S. Aron<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Beda Nasib, Beda<br />
Kepentingan<br />
Perusahaan tambang pemegang izin,<br />
bukan kontrak karya, tak bisa berkutik<br />
jika ada perubahan kebijakan.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Patut diingat,<br />
pemerintah Indonesia<br />
pernah menjalankan<br />
kebijakan nasionalisasi.<br />
INDONESIA mengenal dua asosiasi perusahaan<br />
tambang mineral, yakni Asosiasi<br />
Pertambangan Indonesia (Indonesian Mining<br />
Association atau IMA) dan Asosiasi<br />
Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo).<br />
Meski sama-sama perusahaan tambang mineral,<br />
anggota dua kelompok ini agak berbeda.<br />
Satu kelompok, IMA, beranggotakan para pemegang<br />
kontrak karya, yang<br />
sebagian merupakan perusahaan<br />
raksasa asing, antara lain<br />
PT Freeport Indonesia dan PT<br />
Newmont Nusa Tenggara.<br />
Sedangkan Apemindo banyak<br />
berisi perusahaan tambang<br />
kecil lokal yang bekerja<br />
di bawah dokumen surat izin usaha pertambangan.<br />
Apemindo merasa nasibnya lebih<br />
terombang-ambing dibanding para pemegang<br />
kontrak karya.<br />
Direktur Eksekutif Apemindo Ladjiman<br />
Damanik mengatakan pemerintah bisa mengubah,<br />
bahkan mencabut, izin usaha mereka<br />
sewaktu-waktu. “Ya, seperti soal pemberlakuan<br />
UU No. 4 Tahun 2009 (tentang Mineral dan<br />
Batu Bara), kami secara otomatis ikut aturan<br />
undang-undang,” ucapnya.<br />
Sementara itu, menurut Ladjiman, jika ingin<br />
mengubah isi kontrak karya, pemerintah harus<br />
membujuk perusahaan pemegang kontrak<br />
karya karena kedudukannya sejajar dengan<br />
pemerintah. “Iya kalau mereka mau,” katanya.<br />
“Kalau mereka tidak mau dengan alasan yang<br />
masuk akal, bisa-bisa berujung ke (pengadilan)<br />
arbitrase, kan”<br />
Wakil Direktur Reforminer Institute Komaidi<br />
Notonegoro mengungkapkan kontrak—sesuai<br />
dengan namanya—memang mesti disepakati<br />
oleh kedua belah pihak. Ini sangat berbeda<br />
dengan izin, yang bisa dicabut atau diubah sewaktu-waktu.<br />
“Jika pemerintah memutus izin,<br />
hal itu mudah karena kewenangan pemerintah<br />
menerbitkan dan mencabut izin suatu usaha<br />
dilindungi undang-undang,” katanya.<br />
Kebijakan kontrak karya mulai diberlakukan<br />
Indonesia pada awal Orde Baru. Freeport<br />
adalah satu salah perusahaan pertama yang<br />
menandatangani kontrak karya tambang dengan<br />
pemerintah Indonesia. Tujuan kontrak karya<br />
saat itu sederhana: menarik investasi asing.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Sebuah truk pengangkut bahan<br />
galian melintas di lahan yang<br />
akan dijadikan lokasi smelter<br />
minerba PT Bintan Alumina<br />
Indonesia di Galang Batang.<br />
ANTARA FOTO/Henky Mohari<br />
Dengan kontrak karya, perusahaan asing mendapat<br />
semacam jaminan. Patut diingat, pemerintah<br />
Indonesia pernah menjalankan kebijakan<br />
nasionalisasi.<br />
Setelah Undang-Undang Mineral dan Batu<br />
Bara dilansir pada 2009, kontrak karya memang<br />
tidak lagi diterbitkan. Sebagai gantinya, diberlakukan<br />
sistem izin, yang dikeluarkan bupati. Tapi<br />
pemegang kontrak karya masih bisa bekerja<br />
sampai kontrak berakhir. Hanya, pasalnya mesti<br />
disesuaikan dengan undang-undang baru itu.<br />
Itu sebabnya, Ladjiman setuju dengan renegosiasi<br />
agar kedudukan para pemegang kontrak<br />
karya tidak berbeda jauh dengan para<br />
anggota asosiasinya, yang memegang surat izin<br />
usaha pertambangan. Ia, misalnya, mendukung<br />
pembatasan lahan maksimal 25 ribu hektare.<br />
“Jika pengurangan lahan itu berhasil, antara<br />
pemegang izin usaha pertambangan dan perusahaan<br />
yang melakukan kontrak karya dengan<br />
pemerintah tak memiliki perbedaan nilai bisnis<br />
yang terlalu mencolok,” katanya.<br />
Posisi ini berkebalikan dengan IMA. Direktur<br />
Eksekutif IMA Syaril A.B. mengeluhkan pembatasan<br />
ini. “Kami sudah investasi begitu banyak,<br />
tapi hanya dapat 25 hektare,” katanya. n<br />
Budi Alimuddin | Hans Henricus B.S. Aron<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
ekonomi | renegosiasi tambang<br />
Kontrak<br />
di Negeri<br />
Emas<br />
Naskah: Nur Khoiri | Sumber: eiti.ekon.go.id<br />
Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya emas sejak<br />
ratusan, bahkan ribuan, tahun silam. Tidak mengherankan,<br />
banyak tambang emas di tanah ini. Bahkan salah satunya,<br />
dikelola PT Freeport Indonesia, merupakan tambang emas<br />
terbesar dunia.<br />
Tambang-tambang emas yang besar ini dikelola dengan<br />
pola kontrak karya. Pemerintah memberi kontrak perusahaan<br />
tambang untuk menggali emas—serta mineral dan<br />
batu bara—di tanah ini. Kontrak tidak boleh dibatalkan<br />
atau diubah secara sepihak. Sebagai gantinya, pemerintah<br />
mendapatkan pajak dan royalti. Berikut ini daftar sebagian<br />
pemegang kontrak karya per Desember 2012.<br />
1.700<br />
hektare<br />
(19 ribu hektare<br />
kontrak terpisah)<br />
Ensbury Kalteng<br />
Mining (Placer)<br />
12<br />
ribu<br />
hektare<br />
Kasongan Bumi<br />
Kencana<br />
58<br />
ribu<br />
hektare<br />
J Resources<br />
Bolaang<br />
Mongondow<br />
11<br />
ribu<br />
hektare<br />
82<br />
Galuh<br />
Cempaka<br />
ribu<br />
hektare<br />
Tambang<br />
Mas Sangihe<br />
598<br />
hektare (30 ribu<br />
hektare kontrak<br />
terpisah)<br />
Tambang Tondano<br />
Nusajaya<br />
452<br />
hektare<br />
Newmont<br />
Minahasa<br />
Raya<br />
10<br />
ribu<br />
hektare<br />
(Blok A)<br />
Freeport<br />
Indonesia<br />
10<br />
ribu<br />
hektare<br />
Natarang<br />
Mining<br />
87<br />
ribu<br />
hektare<br />
Newmont<br />
Nusa<br />
Tenggara<br />
190<br />
ribu hektare<br />
(termasuk<br />
di Sulawesi<br />
Selatan dan<br />
Tengah)<br />
Vale Indonesia<br />
28<br />
ribu hektare<br />
Nusa Halmahera<br />
Minerals<br />
199<br />
ribu hektare<br />
Nabire Bakti<br />
Mining<br />
Sulawesi Utara<br />
* Newmont mInahasa Raya<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1996-2030<br />
* J Resources Bolaang<br />
Mongondow<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1997-2034<br />
* Tambang Tondano Nusajaya<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1997-2031<br />
* Tambang Mas Sangihe<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1997-2031<br />
Lampung<br />
Natarang mIning<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1986-2026<br />
Papua<br />
* Freeport Indonesia<br />
Galian: emas dan tembaga<br />
Masa Kontrak: 1991-2021<br />
* Nabire Bakti mIning<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1991-2034<br />
Kalimantan<br />
Selatan<br />
* Galuh Cempaka<br />
Galian: intan<br />
Masa Kontrak: 1998-2034<br />
Sulawesi<br />
Tenggara<br />
* Vale Indonesia<br />
Galian: nikel<br />
Masa Kontrak: 1968-2025<br />
Maluku Utara<br />
* Nusa Halmahera Minerals<br />
Galian: emas dan logam dasar<br />
Masa Kontrak: 1997-2029<br />
Kalimantan<br />
Tengah<br />
* Ensbury Kalteng Mining<br />
(Placer)<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1997-2040<br />
* Kasongan Bumi Kencana<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1986-2041<br />
Nusa tEnggara<br />
Barat<br />
Newmont Nusa Tenggara<br />
Galian: emas<br />
Masa Kontrak: 1986-2029<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Dari Pegawai Bank ke<br />
Sejumlah waralaba<br />
tahu goreng atau keripik<br />
bermunculan. Pemilik waralaba<br />
mengandalkan pemasukan dari<br />
penjualan bahan baku.<br />
Juragan Gorengan<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Indah Lestiani mendapatkan<br />
penghasilan bersih Rp 250<br />
ribu sehari dari gerobak<br />
waralaba tahu isi pedas ini.<br />
budi alimuddin/detikcom<br />
SEBUAH city car berhenti di ujung<br />
gerobak gorengan berwarna merah<br />
di sebuah toko pakaian besar di<br />
kawasan Cibubur, pinggiran Jakarta.<br />
Pengemudi mobil itu membuka kaca dan memesan<br />
lima buah tahu yang diberi cap “Tahu<br />
Jeletot Taisi” itu.<br />
Pemilik gerobak gorengan, Indah Lestiani,<br />
dengan cekatan memasukkan gorengan itu ke<br />
kantong kertas dan mengangsurkan ke laki-laki<br />
di dalam mobil tersebut. “Jadi Rp 10 ribu, Pak,<br />
tahunya,” kata Indah. Ia cukup bersemangat karena,<br />
setiap hari, gerobaknya bisa menjual 500<br />
potong tahu alias mendapat pemasukan Rp 1<br />
juta. Pendapatan bersihnya tak kurang dari Rp<br />
250 ribu per hari alias sekitar Rp 5 juta sebulan.<br />
Berbeda dengan para tukang gorengan “konvensional”,<br />
Indah tidak belanja bahan baku—<br />
tahu, sayuran, dan tepungnya—di pasar. Tapi ia<br />
belanja ke pemilik merek Tahu Jeletot Taisi, Rudi<br />
Parlinggoman Sinurat, yang tinggal di kawasan<br />
Depok. Ini karena Indah adalah satu dari sekitar<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Rudi Parlinggoman Sinurat,<br />
bekas pegawai bank yang<br />
memilih jadi juragan tahu isi<br />
pedas.<br />
budi alimuddin/detikcom<br />
50 gerobak mitra Rudi yang tersebar di Jakarta<br />
dan sekitarnya.<br />
Gerobak gorengan Rudi ini bukan satu-satunya<br />
waralaba gorengan yang beroperasi. Di<br />
Jawa Timur, misalnya, ada Go Crunz, gerobak<br />
gorengan yang menyediakan pisang goreng<br />
sampai jamur goreng. Pola bisnisnya mirip<br />
Tahu Jeletot Taisi. Model bisnis lain adalah<br />
outlet Snaazy, yang sebenarnya hanya keripik<br />
singkong tapi penjualannya kadang tampil<br />
“serius”, lengkap dengan seragamnya.<br />
Untuk menjadi mitra seperti Indah, kata Rudi,<br />
ada keharusan menyetor Rp 10 juta. Biaya ini<br />
termasuk biaya gerobak merah menyala mencolok<br />
lengkap dengan alat penggorengan. Ia<br />
juga memberi seragam kepada para mitranya,<br />
sehingga berkesan profesional. Harga itu<br />
termasuk bahan baku untuk 100 potong tahu<br />
jeletot isi. “Ini untuk hari pertama,” kata Rudi.<br />
Pelatihan kepada mitranya dilakukan sederhana<br />
di hari pertama. “Istri Pak Rudi yang<br />
langsung memberikan pelatihan kepada saya<br />
dan suami di hari pertama kami buka lapak,”<br />
ucap Indah.<br />
Rudi awalnya tidak membuka waralaba tahu<br />
jeletot. Selepas kuliah di Fakultas Matematika<br />
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia,<br />
ia bekerja di sebuah bank asing. Salah<br />
satu tugasnya adalah memproses permohonan<br />
kredit pengusaha kecil.<br />
Berurusan dengan pengusaha kecil ini menggerakkan<br />
naluri bisnisnya yang sebenarnya<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Rata-rata mitra kami yang<br />
punya lapak strategis<br />
mampu menjual 500 tahu<br />
setiap harinya.<br />
sudah lama ia asah. “Sejak kuliah saya sudah<br />
berbisnis, mulai buat buku fotokopi, jual sepatu<br />
dan sandal di Pasar Blok M, sampai jual pulsa”<br />
ucapnya sembari tertawa.<br />
Maka, di sela-sela pekerjaan sebagai bankir,<br />
ia membuka bisnis jamur kriuk. Tapi bisnis yang<br />
ia mulai pada 2011 itu tidak berkembang. Saat<br />
memikirkan cara<br />
untuk maju, satu<br />
gerobak tahu jeletot<br />
membuka usaha di<br />
dekat gerobak jamur<br />
kriuk-nya. Salah satu<br />
karyawan jamur kriuk-nya<br />
menyarankan<br />
dirinya mengembangkan<br />
bisnis waralaba tahu sejenis.<br />
Rudi pun tergerak dan mulai bereksperimen<br />
selama dua bulan agar bisa menemukan racikan<br />
bumbu tahu pedasnya sendiri, yang khas<br />
dan enak. Awalnya ia membuka gerai sendiri,<br />
ternyata berjalan. Gerai milik sendiri pun bertambah<br />
sampai lima. Ia pun kemudian menawarkan<br />
bentuk waralaba, seperti yang diambil<br />
Indah, dan sekarang sudah tersebar sampai<br />
sekitar 50 buah.<br />
Ia bahkan sudah membuka pusat pengolahan<br />
bahan baku—yang meracik bumbu, memotong<br />
tahu dan sayuran—di Depok dengan karyawan<br />
mencapai 25 orang. De ngan penjualan minimal<br />
300 potong sehari saja pemegang waralabanya<br />
sudah bisa balik modal di bulan keempat, dan<br />
setiap bulan bisa mengantongi keuntungan Rp<br />
2,5 juta sebulan. “Rata-rata mitra kami yang punya<br />
lapak strategis mampu menjual 500 tahu<br />
setiap harinya,” ucapnya.<br />
Di Sidoarjo, Jawa Timur, bisnis gorengan bisa<br />
membuat Riyadh Ramadhan menjadi pengusaha<br />
kafe di salah satu mal di Surabaya dalam<br />
usia yang baru 26 tahun. Bisnis ini kue-kue gorengan—seperti<br />
sukun goreng, pisang goreng,<br />
sampai tahu goreng—dengan nama Go Crunz,<br />
yang dimulai lima tahun silam.<br />
Yang agak berbeda, harga kemitraan yang<br />
ditawarkan Riyadh lebih mahal. Untuk gerobak,<br />
ia memasang tarif Rp 39 juta dan minikafe Rp<br />
75 juta. Biaya ini termasuk peralatan, pelatihan,<br />
serta kemitraan selama tiga tahun.<br />
Meski mahal, dalam waktu sekitar empat<br />
bulan sejak ditawarkan, sudah belasan gerai<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Riyadh Ramadhan, bisnisnya<br />
sudah moncer meski usianya<br />
belum 30 tahun.<br />
budi alimuddin/detikcom<br />
dibuka dan tidak hanya di Jawa Timur. “Mitra<br />
kami ada di Balikpapan,” katanya.<br />
Riyadh menuturkan, Go Crunz memiliki<br />
kekuatan utama pada tepung crunchy-nya.<br />
Tepung itu diciptakan sendiri oleh Riyadh. “Itu<br />
hanya khusus dibuat dan dijual kepada mitra<br />
kami saja,” ucapnya.<br />
Go Crunz tak hanya menjual gorengan, seperti<br />
sukun, singkong, atau pisang. Go Crunz<br />
juga menjual chicken crunz, mushroom crunz,<br />
dan potato crunz. Harga gorengan Go Crunz<br />
mulai dari Rp 6.000 sampai Rp 10.000 per<br />
bungkus.<br />
Tidak semua waralaba gorengan itu mesti<br />
ribet bersentuhan dengan minyak panas.<br />
Gatot Paristiwahono, misalnya, sejak setahun<br />
silam mengembangkan kemitraan jenis keripik<br />
singkong bermerek Snaazy. Kemitraannya<br />
bisa sekadar sebagai agen penjualan, tapi bisa<br />
sampai membuka gerai sendiri lengkap dengan<br />
seragam.<br />
Para mitra hanya membayar Rp 1-2 juta dan<br />
sekarang sudah ada sekitar 30 mitra di Jakarta<br />
dan sekitarnya. Gatot mengatakan, peluang<br />
bisnis yang diterapkannya adalah pemberian<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
diskon pada mitranya. Jadi para agen yang<br />
membeli produk minimal Rp 1 juta akan mendapatkan<br />
diskon 20 persen. Jika pembelian<br />
di atas Rp 2 juta mendapat diskon 25 persen.<br />
“Mitra kami biasanya adalah pemilik usaha<br />
warnet, telepon seluler, kantin di rumah sakit<br />
atau sekolah,”<br />
Ia menjamin kualitas singkongnya merupakan<br />
yang terbaik. “Kami punya kebun sendiri 6.000<br />
meter (persegi) di Sukabumi,” ucapnya. Jadi,<br />
singkong yang menjadi ba han baku merupakan<br />
singkong yang, menurutnya, terjaga kualitas<br />
dan rasanya. ■<br />
BUDI alimuddin<br />
Gatot Paristiwahono, pemilik<br />
keripik singkong.<br />
budi alimuddin/detikcom<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Herbalife<br />
Dijegal,<br />
Pejabat<br />
Dielus-elus<br />
Investor William A. Ackman tidak<br />
malu-malu mendanai kampanye<br />
anti-Herbalife. Ia juga melobi para pejabat<br />
di Amerika Serikat agar menutup Herbalife.<br />
Jika harga saham Herbalife turun, ia bakal<br />
untung triliunan rupiah.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Harga saham Herbalife<br />
di Bursa Amerika Serikat<br />
malah naik meski Ackman<br />
sudah "bertaruh" bahwa<br />
harga bakal turun.<br />
Brendan McDermid/REUTERS<br />
USAHA William A. Ackman, investor<br />
kelas kakap di pasar modal Amerika<br />
Serikat, sudah mulai tampak hasilnya.<br />
Empat anggota Kongres, sejumlah<br />
legislator dan eksekutif negara bagian di Amerika<br />
Serikat, serta beberapa kelompok masyarakat<br />
yang mewakili kulit hitam dan keturunan<br />
Amerika Latin sudah sepakat. Mereka menolak<br />
kehadiran Herbalife, perusahaan multilevel<br />
marketing yang juga terkenal di Indonesia.<br />
Mengikuti apa kata Ackman, mereka menyebut<br />
Herbalife merupakan perusahaan yang<br />
masuk kategori skema piramida. Skema bisnis<br />
ini anggotanya mendapat uang lebih banyak<br />
dari pendaftaran anggota baru, bukan dari penjualan<br />
barang, dan dilarang di banyak negara.<br />
Herbalife tentu saja membantah tuduhan<br />
Ackman. “Tuduhan tersebut bisa dibuktikan<br />
jika itu salah,” kata Direktur Keuangan Herbalife,<br />
John G. DeSimone, kepada New York Times.<br />
“Dan semuanya bisa dirunut ke sumber yang<br />
sama: miliarder pasar modal Bill Ackman, yang<br />
dimotivasi satu hal—menjadi kaya dengan<br />
menang taruhan melawan perusahaan kami,<br />
dengan cara apa pun yang mungkin.”<br />
Tapi Ackman tidak peduli. Ia melakukan semua<br />
hal yang bisa dilakukan untuk membujuk<br />
pemerintah Amerika Serikat agar menutup<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Tujuan kami di sini adalah<br />
menyoroti Herbalife dan<br />
membuat pemerintah<br />
tahu semua fakta serta<br />
memotivasi mereka untuk<br />
melakukan sesuatu.<br />
Herbalife. Kantor berita Reuters melaporkan<br />
bahwa dana yang dikeluarkan Ackman untuk<br />
menggerakkan larangan Herbalife itu mencapai<br />
US$ 264 ribu (Rp 3 miliar) pada tahun lalu.<br />
Dana itu tentu saja untuk biaya lobi, unjuk rasa,<br />
dan berbagai kegiatan yang mendorong pelarangan<br />
Herbalife.<br />
“Tujuan kami di sini<br />
adalah menyoroti Herbalife<br />
dan membuat<br />
pemerintah tahu semua<br />
fakta serta memotivasi<br />
mereka untuk melakukan<br />
sesuatu,” kata<br />
Ackman. Tapi tidak semua<br />
percaya pada niat<br />
“tulus” Ackman menghancurkan<br />
Herbalife.<br />
Harvey L. Pitt, bekas Ketua Komisi Sekuritas<br />
dan Bursa—otoritas bursa yang lazim disebut<br />
dengan singkatan SEC—Amerika Serikat, mengatakan<br />
kampanye Ackman “mulai tampak lebih<br />
sebagai usaha menggerakkan harga saham<br />
daripada menyebarkan kebenaran”.<br />
Ackman memang berkepentingan pada<br />
harga saham Herbalife. Ia memasang posisi<br />
“short” di bursa saham, yang artinya ia bakal<br />
mendapat keuntungan jika harga saham<br />
perusahaan vitamin dan nutrisi tambahan itu<br />
ambruk. Dana yang dia pertaruhkan triliunan<br />
rupiah. Itu sebabnya, Ackman nekat membayari<br />
dan melobi para pembuat kebijakan di<br />
Amerika Serikat.<br />
Awal kisah Ackman berusaha menjegal Herbalife<br />
dimulai saat Christine S. Richard, bekas<br />
wartawan bisnis, menelepon fund manager itu.<br />
Christine pernah menulis Confidence Game.<br />
Buku tentang Ackman yang mendapat keuntungan<br />
besar saat krisis global 2008 karena<br />
berhitung bakal ambruknya salah satu perusahaan<br />
asuransi, MBIA. Dalam usaha menjatuhkan<br />
MBIA, yang berlangsung 6 tahun, Ackman<br />
mendapat keuntungan US$ 1,1 miliar (lebih dari<br />
Rp 13 triliun).<br />
Selain dari MBIA, Ackman cukup sukses main<br />
modal dalam ukuran raksasa. Perusahaannya,<br />
yang memutar dana sekitar US$ 12 miliar (hampir<br />
Rp 140 triliun), sukses dalam investasi dengan<br />
risiko besar di perusahaan seperti Jim Beam atau<br />
Canadian Pacific Rail. Tapi ia juga rugi sekitar Rp 5<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Kampanye anti-Herbalife<br />
oleh pemimpin komunitas<br />
keturunan Latin di Amerika<br />
Serikat, Brent Wilkes.<br />
Kampanye ini dibantu oleh<br />
Ackman, yang diuntungkan<br />
jika Herbalife ditutup.<br />
Fred Prouser/REUTERS<br />
triliun dari J.C. Penney tahun lalu.<br />
Setelah buku itu terbit, wartawati ini berbicara<br />
lewat telepon dengan sumber tulisannya,<br />
Ackman. Salah satu obrolannya adalah peluang<br />
ambruknya harga saham Herbalife, perusahaan<br />
yang populer di Indonesia lewat produk<br />
minuman kesehatan dan sistem penjualan<br />
multilevel marketing.<br />
Ackman rupanya tertarik pada ide bekas<br />
wartawati tersebut. Ia dan timnya mulai melakukan<br />
riset. Ia akhirnya mengambil posisi short<br />
alias bakal untung besar jika harga saham Herbalife<br />
jatuh. Ia tidak sekadar berpangku tangan<br />
menunggu harga saham Herbalife jatuh, tapi<br />
juga aktif mengontak para pejabat.<br />
Akhirnya Ackman memberi briefing saat<br />
Komisi Sekuritas dan Bursa wilayah Manhattan<br />
mengadakan rapat. Ia juga melakukan presentasi<br />
kepada Komisi Perdagangan Federal serta<br />
sejumlah pejabat negara bagian. Begitu muncul<br />
briefing, awal tahun lalu para penyelidik<br />
SEC mulai bergerak. Media massa pun mulai<br />
memuat berita penyelidikan SEC ini.<br />
Dari sini, tim Ackman segera bergerak lagi.<br />
Mereka mulai melakukan lobi, kehumasan, dan<br />
menggerakkan massa di tingkat bawah. Tim<br />
Ack man tidak main-main. Mereka memanfaatkan<br />
konsultan lobi yang mengendalikan dua<br />
orang bekas anggota Kongres.<br />
Ackman juga menyewa konsultan politik yang<br />
dipimpin bekas staf Presiden Barack Obama<br />
dan Presiden Bill Clinton, Jim Papa. Sejumlah<br />
konsultan politik yang terkait langsung dengan<br />
beberapa anggota Kongres atau Senat juga<br />
disewa.<br />
Langkah lain adalah menyewa Dewey Square.<br />
Konsultan ini bertugas menggarap kelompok<br />
kulit hitam atau keturunan Spanyol. Alasannya,<br />
di kedua kelompok yang ekonominya<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Herbalife beredar ke seluruh<br />
dunia, termasuk Indonesia.<br />
Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO<br />
lebih bawah itu, banyak yang menjadi “korban”<br />
Herbalife.<br />
Para pemimpin masyarakat kulit hitam dan<br />
keturunan Spanyol yang sudah dilobi tim Ackman<br />
juga mengirim surat kepada para regulator,<br />
mengeluhkan Herbalife.<br />
Ackman menyatakan ia berusaha melindungi<br />
warga keturunan Spanyol karena mereka biasa<br />
menjadi sasaran empuk untuk dijadikan distributor<br />
Herbalife. Padahal, menurut Ackman,<br />
mayoritas distributor Herbalife gagal mendapatkan<br />
uang.<br />
Brent A. Wilkes, salah satu pemimpin kelompok<br />
keturunan Spanyol di Amerika Serikat, menolak<br />
dituding sebagai alat Ackman. Meski demikian,<br />
ia mengakui organisasinya mendapat sokongan<br />
dana US$ 10 ribu awal tahun lalu dan kemudian<br />
ia aktif dalam kampanye anti-Herbalife.<br />
“Bukan grup Latino ini yang membantu Bill<br />
Ackman,” kata Wilkes. “Bill Ackman-lah yang<br />
membantu grup Latino.” Ia juga mengatakan<br />
akan mengembalikan sumbangan Ackman.<br />
Para regulator pun mulai mendapat sejumlah<br />
surat yang mengeluhkan Herbalife dari berbagai<br />
orang. Tapi New York Times menemukan,<br />
semua surat itu ditulis oleh orang yang didekati<br />
perusahaan Ackman, Pershing Square. Beberapa<br />
orang malah tidak ingat sama sekali apakah<br />
mereka benar menulis surat atau tidak.<br />
Jaksa Wilayah Negara Bagian Nevada, Catherine<br />
Cortez Masto, sempat terbawa oleh<br />
semangat “anti”-Herbalife itu dan kemudian<br />
menyelidikinya. Apalagi ada tiga surat yang<br />
memintanya bertindak. Tapi, setelah melakukan<br />
penyelidikan sesaat, ia menemukan ada satu<br />
masalah penting. “Kita tidak bisa bergerak jika<br />
tidak ada korbannya,” katanya. Dan orang yang<br />
benar-benar mengaku dirugikan oleh Herbalife<br />
belum ditemukan. ■<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
Cara Ackman<br />
Berbisnis<br />
DALAM usaha meraup keuntungan dari Herbalife, William A. Ackman menggunakan<br />
mekanisme jual-beli yang lazim di bursa. Mekanisme ini khas pasar finansial,<br />
yang intinya memberi keuntungan kepada orang yang memperkirakan bahwa satu<br />
saham bakal jatuh harganya. Mekanisme yang digunakan Ackman ada dua.<br />
A. Pinjam Saham Herbalife<br />
Saat mulai berhitung bahwa saham Herbalife bakal jatuh harganya, William<br />
A. Ackman melakukan langkah yang lazim dilakukan para trader di<br />
bursa: meminjam saham, menjualnya, dan nanti membeli kembali saham<br />
Herbalife saat harga jatuh. Langkah ini lazim disebut short selling di bursa.<br />
Berikut ini perhitungan Ackman versi ancar-ancar majalah detik.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
1<br />
2<br />
3<br />
Ackman Pinjam Saham Herbalife<br />
Pada akhir 2012, Ackman memperkirakan harga saham Herbalife bakal anjlok.<br />
Karena itu, ia meminjam saham Herbalife senilai sekitar US$ 1 miliar<br />
(Rp 11 triliun) ke sekuritas. Saat itu harga selembar saham sekitar US$ 45,<br />
sehingga saham yang dipinjam mungkin sekitar 22 juta lembar.<br />
Jika harga kemudian jatuh, misalnya, tinggal US$ 10 per lembar, Ackman<br />
bisa membeli lagi sekitar 22 juta lembar saham itu di pasar dan mengembalikan<br />
saham ke sekuritas. Untungnya adalah US$ 45-US$ 10 alias US$ 35<br />
per lembar. Dengan jumlah saham yang dipinjam sekitar 22 juta lembar, ia<br />
akan untung total US$ 770 juta (US$ 8,7 triliun).<br />
Tapi harga saham Herbalife malah terus naik hingga di atas US$ 70 per<br />
lembar. Jika Ackman mengembalikan sekitar 22 juta lembar itu, ia bisa rugi<br />
sekitar US$ 25 per lembar alias sekitar US$ 550 juta (sekitar Rp 6 triliun).<br />
Karena itu, ia berusaha membuat harga saham Herbalife ambruk.<br />
B. Dengan Kontrak Finansial<br />
Sistem pinjam saham, jual, dan beli dengan harga murah risikonya sangat<br />
besar. Seperti ditunjukkan dalam perhitungan kasar, kerugian bisa sampai<br />
Rp 6 triliun jika harga saham Herbalife tidak turun tapi malah naik pada<br />
posisi sekitar hari-hari ini.<br />
Karena itu, Ackman, seperti diumumkan tahun lalu, menyatakan sekitar<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
isnis<br />
40 persen dana yang dipertaruhkan di saham Herbalife digunakan untuk<br />
kontrak finansial serupa asuransi. Dalam kontrak ini, Ackman hanya<br />
mengeluarkan dana untuk membayar premi. Jika harga saham Herbalife<br />
benar anjlok, Ackman bisa menjual dengan harga tetap tinggi. Dalam istilah<br />
bursa, ini lazim disebut over the counter put option.<br />
1<br />
2<br />
3<br />
Ackman menandatangani kontrak dengan perusahaan finansial<br />
yang bersedia memberi jaminan bersedia membeli Herbalife dengan harga<br />
tinggi dalam jangka waktu tertentu. Misalnya saja, harga yang disepakati<br />
itu US$ 60 per lembar saham. Untuk itu, Ackman membayar premi. Menurut<br />
Ackman, premi murah karena harga Herbalife sedang naik sehingga<br />
peluang turun lebih kecil.<br />
Jika dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan—misalnya<br />
2 atau 3 tahun—harga tidak turun atau malah naik, Ackman rugi telah<br />
membayar premi. Kerugian ini sangat terbatas, jumlahnya jauh lebih kecil<br />
daripada meminjam saham.<br />
Tapi, jika harga saham Herbalife kemudian benar-benar turun, Ackman<br />
bisa untung besar. Misalnya harga Herbalife turun tinggal US$ 20 per<br />
lembar, Ackman akan membeli dengan harga di pasar saham. Ia kemudian<br />
bisa menjual dengan harga US$ 60—sesuai dengan kesepakatan—kepada<br />
pemberi jaminan. Ia akan untung US$ 40 per lembar. Dengan jumlah<br />
saham mencapai jutaan lembar, keuntungannya bisa triliunan rupiah. ■ NK<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
sport<br />
Ini Bukan<br />
Jabulani<br />
Adidas merancang bola enam panel untuk<br />
Piala Dunia 2014. Lebih stabil.<br />
lacestoronto<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
sport<br />
Aku pikir inilah<br />
bola terburuk<br />
yang pernah<br />
dipakai di Piala<br />
Dunia.<br />
Pada setiap pesta Piala Dunia, selalu<br />
saja ada “kambing hitam” dan biang<br />
keroknya. Di Piala Dunia 2010 di Afrika<br />
Selatan empat tahun lalu, yang<br />
jadi sasaran sumpah serapah itu bernama Jabulani—bahasa<br />
Zulu, artinya merayakan.<br />
“Aku pikir inilah bola terburuk yang pernah<br />
dipakai di Piala Dunia,” pelatih Italia, “Don” Fabio<br />
Capello, memberikan penilaian. “Hampir<br />
tak mungkin penjaga gawang bisa mengontrolnya.<br />
Sangat mengerikan untuk<br />
pemain, mengerikan bagi penjaga gawang.<br />
Tak mungkin kita bisa meramal<br />
arah pergerakannya.”<br />
Padahal, dari sisi sains, Jabulani tampak<br />
seperti sebuah masterpiece. Menurut<br />
Adidas, perusahaan pembuatnya, Jabulani<br />
lebih bulat, presisi, lebih enteng dan<br />
akurat ketimbang Teamgeist, bola yang dipakai<br />
di Piala Dunia 2006. Jika bola sepak biasa terdiri<br />
atas 32 panel heksagonal yang dijahit, Teamgeist<br />
disusun dari 14 panel, sedangkan Jabulani<br />
hanya terdiri atas 8 panel. Sehingga panjang<br />
jahitan Jabulani lebih pendek, dus permukaannya<br />
jauh lebih mulus ketimbang Teamgeist.<br />
Tapi para insinyur Adidas dan para konsultan<br />
mereka bukanlah orang-orang yang<br />
menendangnya di lapangan. “Sudah pasti<br />
orang-orang yang merancang Jabulani tak<br />
pernah bermain sepak bola. Tapi tak ada<br />
yang bisa kami lakukan, kami harus bermain<br />
dengan bola itu,” kata Robinho, penyerang<br />
tim Samba Brasil, pasrah.<br />
Dari depan sampai belakang, dari penjaga gawang,<br />
bek, hingga striker, tak ada yang merasa<br />
nyaman dengan bola yang tampak sempurna<br />
itu. “Bikin frustrasi.... Bola itu membuat kami<br />
tampak seperti pelaut mabuk,” Daniel Agger,<br />
bek tengah tim Dinamit Denmark, mengkritik<br />
Jabulani.<br />
Rabi Mehta, insinyur di Laboratorium Ames<br />
Research Center, Badan Antariksa Amerika<br />
Serikat (NASA), yang penasaran dengan kritik<br />
yang dialamatkan kepada Jabulani, meneliti<br />
apa yang membuat bola yang tampak licin<br />
itu menjadi liar saat disepak. Menurut Mehta,<br />
pergerakan dan perputaran bola saat melayang<br />
sangat dipengaruhi oleh besarnya gaya gesekan<br />
bola dengan udara—disebut gaya Magnus,<br />
sesuai nama penemunya, fisikawan Jerman,<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
sport<br />
soccerloco<br />
Heinrich Gustav Magnus.<br />
Besar gesekan udara pada bola yang relatif<br />
mulus, seperti Jabulani, lebih kecil ketimbang<br />
bola biasa menyebabkan besar gaya di kedua<br />
sisinya tak simetris. Gaya asimetris di kedua sisi<br />
bola Jabulani inilah yang membelokkan arahnya.<br />
Pada Jabulani, menurut Mehta, arahnya<br />
menjadi liar, sulit diramal, saat melaju pada kecepatan<br />
lebih dari 70 kilometer per jam. Itulah<br />
kecepatan rata-rata bola saat tendangan bebas<br />
oleh Frank Lampard atau Xavi Hernandez.<br />
Jabulani semakin susah diperkirakan saat<br />
dipakai di Stadium FNB, Johannesburg, yang<br />
berada di ketinggian lebih dari 1.500 meter di<br />
atas permukaan laut. Di lokasi ketinggian, gesekan<br />
udara dengan bola terang lebih rendah,<br />
sehingga bola melaju lebih kencang.<br />
Lebih kencang, lebih liar. Bagaimana kiper,<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
sport<br />
Mengerikan... ini<br />
tak ada bedanya<br />
dengan bola yang<br />
kalian beli di<br />
supermarket.<br />
seperti David James, Julio Cesar, dan Gianluigi<br />
Buffon, tak sakit kepala “Mengerikan... ini tak<br />
ada bedanya dengan bola yang kalian beli di<br />
supermarket,” Julio Cesar, pengawal gawang<br />
Brasil kala itu, mengeluh.<br />
●●●<br />
Dari Jabulani, Adidas belajar banyak. Selama<br />
dua setengah tahun, perusahaan yang sudah<br />
menjadi pembuat bola untuk FIFA sejak 1970<br />
itu meneliti bola yang benar-benar pas untuk<br />
perhelatan besar tahun ini: Piala Dunia 2014<br />
di Brasil. Hasilnya adalah Brazuca—sebutan<br />
bagi orang-orang Brasil, juga warga Brasil di<br />
perantauan, tapi bisa pula untuk warga kelas<br />
tiga di Negeri Samba.<br />
Menurut Antonio Zea, Direktur Inovasi Adidas,<br />
sejak proses awal desain Brazuca, mereka<br />
melibatkan pemain sepak bola. Ketika sudah<br />
setengah jadi, Adidas mengujinya kepada 600<br />
pemain dan mewawancarai 267 pemain. Lebih<br />
dari sepertiganya bukan pemain yang ada hubungan<br />
kontrak dengan Adidas. “Bisa dibilang,<br />
Brazuca inilah bola yang menjalani tes terbanyak<br />
yang pernah kami buat,” kata juru bicara<br />
Adidas, Lauren Lamkin.<br />
Tak seperti Jabulani yang disusun dari 8 panel,<br />
Brazuca dibuat dari panel yang lebih sedikit,<br />
yakni enam panel. Sejauh ini, respons sejumlah<br />
pemain lumayan positif. “Bola ini bekerja lumayan<br />
bagus di udara maupun di tanah,” kata bek<br />
kanan Barcelona, Dani Alves. Steven Gerrard,<br />
gelandang tim nasional Inggris, juga memuji<br />
Brazuca. “Beratnya pas, membuatnya seperti<br />
bola sebenarnya.”<br />
Walaupun Brazuca menggunakan teknologi<br />
penyambung panel yang mirip dengan Jabulani<br />
maupun Teamgeist, lekukan di antara panelnya<br />
lebih dalam. Di Jabulani, dalam lekukan antarpanelnya<br />
hanya 0,48 milimeter, sementara di<br />
Brazuca 1,56 milimeter. Panjang jahitan Brazuca,<br />
walaupun jumlah panelnya lebih sedikit,<br />
ternyata juga jauh lebih panjang dari Jabulani.<br />
Panjang lekukan Jabulani hanya 205 sentimeter,<br />
sementara panjang lekukan Brazuca 327<br />
sentimeter.<br />
Faktor inilah, menurut Simon Choppin,<br />
peneliti di Centre of Sports Engineering<br />
Research, Universitas Sheffield Hallam, Ing<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
sport<br />
fast company<br />
gris, yang membuat Brazuca lebih stabil ketimbang<br />
Jabulani maupun Teamgeist. Pengujian<br />
Simon terhadap Brazuca di terowongan<br />
angin membuktikan, pola gerakan Brazuca<br />
mirip dengan bola 32 panel.<br />
Jabulani baru mencapai kondisi low drag<br />
saat menembus kecepatan 90 kilometer per<br />
jam, sementara Brazuca dan bola 32 panel<br />
sudah mencapai kondisi itu pada kecepatan<br />
sekitar 60 kilometer per jam. “Aku pikir<br />
Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Neymar<br />
akan menyukainya,” kata Bhaichung Bhutia,<br />
mantan pemain tim nasional India. ■<br />
SAPTO prADITYO | liVescience | phYS | DAILY MAIL | guArdiAN | espn<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
seni hiburan<br />
teater<br />
Suara Lirih<br />
Perempuan<br />
Penyintas<br />
Eyang Nini menganggap sekaranglah saat yang tepat membuka rahasianya kepada Ming, disaksikan<br />
teman-temannya yang sedari dulu tahu dan sama-sama menjaganya.<br />
foto: rachman hariyanto | detikfoto<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
seni hiburan<br />
teater<br />
Sebentar<br />
lagi<br />
teman-teman Eyang<br />
Nini datang. Mereka<br />
sudah pada sepuh,<br />
berusia 70-an dan<br />
80-an tahun, tapi masih<br />
kuat menempuh<br />
perjalanan jauh. Bahkan ada yang akan datang<br />
dari luar kota, menumpang bus umum.<br />
Ming (Heliana Sinaga) merapikan rumah dan<br />
menyiapkan suguhan untuk tamu. Di rumah,<br />
tinggal nenek dan satu cucunya. Hidup keduanya<br />
bukanlah hidup yang mulus-mulus saja.<br />
Manalah ada hidup yang mulus bagi penyandang<br />
status eks tapol. Begitupun keluarganya,<br />
yang tidak tahu apa-apa.<br />
Eyang Nini (Pipien Putri) di masa muda<br />
adalah aktivis Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani,<br />
yang karib dengan PKI). Darsana, suaminya,<br />
aktivis Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra,<br />
lembaga kebudayaan sayap kiri).<br />
Ketika Nini akhirnya hamil setelah bertahun-<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
seni hiburan<br />
teater<br />
tahun menikah, Bung Dar—demikian Nini<br />
memanggil suaminya—memberi nama calon<br />
anak mereka Rahmanina. Sejak awal Bung Dar<br />
yakin anak mereka perempuan, jadi dia hanya<br />
menyiapkan satu nama itu.<br />
Nama Rahmanina terinspirasi dari Rachmaninoff,<br />
komposer klasik asal Soviet, negara yang<br />
jadi sahabat Indonesia pada 1950-an dan 1960-<br />
an. Bung Dar suka sekali memainkan komposisikomposisi<br />
Rachmaninoff di atas pianonya.<br />
Lalu pecah peristiwa 30 September<br />
1965. Saat itu Nini hamil 3 bulan. Bung<br />
Dar, Nini, dan semua yang terlibat<br />
dalam organisasi yang berhubungan<br />
dengan PKI ditangkapi. Nini tidak tahu<br />
Bung Dar dibawa ke mana atau bagaimana<br />
nasibnya. Mungkin sudah ditembak<br />
mati seperti ratusan ribu lainnya. Yang<br />
jelas, keduanya tidak pernah bertemu<br />
lagi.<br />
Nini dibawa ke penjara Bukitduri,<br />
Jakarta, lalu dipindah-pindah hingga<br />
akhirnya ke penjara Plantungan, Kendal,<br />
Jawa Tengah. Siksaan fisik dan mental<br />
tak terkatakan lagi yang dia terima.<br />
Dipukuli, disetrum, disuruh telanjang<br />
bulat di lapangan di depan para tahanan dan<br />
di depan sipir dengan caci maki yang menghinakan.<br />
Nini melahirkan di dalam penjara. Sesuai<br />
dengan amanah Bung Dar, dia beri nama bayi<br />
itu Rahmanina. Bayi itu segera diambil saudara<br />
jauh Nini dengan alasan "agar terputus dari<br />
nasib buruk yang dialami ibunya".<br />
Namun nasib buruk enggan pergi dari keluarga<br />
Nini. Suami Nina, yang akhirnya tahu bahwa<br />
ibu kandung istrinya seorang mantan tahanan<br />
politik, pergi begitu saja. Nina mati muda akibat<br />
depresi, meninggalkan seorang balita bernama<br />
Ming.<br />
Reuni kecil hari ini akhirnya berjalan lancar.<br />
Eyang Makmin (Irawita) datang. Juga Eyang<br />
Tarwih (Ani Surestu), Eyang Sumilah (Ruth<br />
Marini), dan yang selalu telat, Eyang Sulahana<br />
(Niniek L. Karim).<br />
Eyang-eyang itu bergantian menceritakan<br />
pengalaman mereka ketika sama-sama di<br />
Plantungan. Bercerita kepada satu sama lain,<br />
bercerita juga kepada Ming. Namun, sepanjang<br />
temu kangen berlangsung, Eyang Nini tidak<br />
dapat menyembunyikan kegelisahannya.<br />
Ada sebuah rahasia besar yang selama ini<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
seni hiburan<br />
teater<br />
dia sembunyi kan dari Ming. Nini menganggap<br />
sekaranglah saat yang tepat membukanya ke<br />
Ming, disaksikan teman-temannya yang sudah<br />
dari dulu tahu dan sama-sama menjaganya.<br />
Rahasia itu adalah Eyang Nini punya anak lain<br />
selain Rahmanina, yang juga lahir di penjara.<br />
Anak itu laki-laki. Berawal dari kewajiban mengurus<br />
dapur rumah seorang perwira tentara di<br />
Plantungan.<br />
Suatu pagi buta, belum juga subuh, perwira<br />
itu meminta Nini, yang baru selesai mencuci<br />
beras, merapikan kamar tidur si perwira. Nini<br />
didorong ke atas tempat tidur disertai ancaman-ancaman.<br />
Kejadian ini berulang lagi di harihari<br />
berikutnya hingga Nini hamil.<br />
Setelah melahirkan, Nini menyerahkan bayinya<br />
kepada seorang penduduk di dekat penjara.<br />
Kali ini dengan sukarela, tidak seperti dulu<br />
dia terpaksa menyerahkan Nina ketika diminta<br />
saudara jauhnya.<br />
"Apa saya salah, ya, Jeng" suara Nini bergetar.<br />
"Tidak, tidak, tidak salah," kawan-kawannya<br />
menjawab.<br />
Cerita itu adalah kisah nyata para eyang yang<br />
ditangkapi pascatragedi 30 September 1965.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
seni hiburan<br />
teater<br />
Institut Ungu mengangkatnya ke panggung<br />
GoetheHaus Jakarta, 7 dan 8 Maret 2014, untuk<br />
memperingati Hari Perempuan Internasional, 8<br />
Maret. Faiza Mardzoeki jadi sutradara, produser,<br />
sekaligus penulis ceritanya.<br />
Pementasan yang sesak emosi, terlebih di<br />
sepertiga terakhir, menyodorkan sebuah sudut<br />
yang-dianggap-kecil untuk meneropong peristiwa<br />
G-30-S. Sudut perempuan yang dibungkam<br />
dan dirampas hak kemanusiaannya, seakan<br />
hanya seonggok daging yang tidak dilihat<br />
sepenuh pandang dan hanya diajak bicara oleh<br />
moncong bedil.<br />
Walau begitu, bukan pesan kebencian yang<br />
disampaikan. Para eyang ini, seperti disampaikan<br />
Eyang Nini, sedang menebar pelajaran, jauh<br />
melampau dari sekadar melemparkan dendam,<br />
"Tersenyumlah, senyumlah pada kehidupan."<br />
Marcello Pellitteri, musikus yang berbasis<br />
di New York, menata musiknya dengan apik<br />
sekaligus menciptakan ruang reflektif. Selain<br />
komposisi-komposisi indah Rachmaninoff dan<br />
Genjer-genjer, yang merupakan lagu pop masa<br />
itu, penonton disuguhi Salam Harapan, yang<br />
lagunya diciptakan Ibu Nungtjik dan liriknya<br />
oleh Ibu Murtiningrum. Dua perempuan itu<br />
menciptakan Salam Harapan di dalam penjara<br />
Bukitduri. Lagu ini kemudian kerap dinyanyikan<br />
Paduan Suara Dialita, paduan suara beranggotakan<br />
korban '65 dan keluarganya.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
seni hiburan<br />
teater<br />
Berawal dari penelitian yang dilakukan Faiza<br />
dan tim selama hampir dua tahun. Mereka<br />
mewawancarai para perempuan penyintas<br />
tahanan politik '65 di Yogyakarta, Solo, Sragen,<br />
Semarang, Jakarta, serta beberapa eksil Swedia<br />
dan Belanda, hingga mengunjungi lokasi yang<br />
dulu dipakai sebagai tempat isolasi para tahanan<br />
perempuan, Plantungan.<br />
Selain melakukan wawancara, tim membaca<br />
berbagai literatur sejarah dan mengadakan<br />
diskusi dengan berbagai kalangan. Baru pada<br />
Januari 2013 naskah selesai.<br />
Seperti ditulis Faiza dalam pengantar acara,<br />
Nyanyi Sunyi Kembang-kembang Genjer didedikasikan<br />
kepada para perempuan yang pernah<br />
jadi tahanan politik ’65 serta korban kekerasan<br />
seksual di Indonesia dan di seluruh dunia.<br />
Masa lalu mereka merupakan bagian dari sejarah<br />
Indonesia, yang ikut membentuk generasi<br />
sekarang, yaitu kita semua. ■ Silvia Galikano<br />
Majalah detik 6 17 - 9 - 23 februari maret 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Riuh-Rendah<br />
Solférino<br />
Konflik rumah tangga<br />
ditempatkan dalam<br />
peristiwa besar sebuah<br />
negara. Justine Triet<br />
menggarapnya dengan<br />
pendekatan tidak biasa.<br />
Majalah detik 179 --16 23 maret 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Tap untuk melihat Video<br />
Judul:<br />
La Bataille de Solférino<br />
Genre:<br />
Komedi | Drama<br />
Sutradara:<br />
Justine Triet<br />
Skenario: Justine Triet<br />
Pemain: Laetitia Dosch,<br />
Vincent Macaigne, Arthur<br />
Harari<br />
Durasi: 1 jam 31 menit<br />
Pagi yang sibuk di sebuah apartemen<br />
di Kota Paris. Ada ibu muda, Laetitia<br />
(Laetitia Dosch), yang usai berpakaian,<br />
lari ke ruang tengah memeriksa<br />
putrinya yang masih balita sedang bermain<br />
boneka di lantai.<br />
Sebentar saja dia di ruang tengah, kemudian<br />
tergesa-gesa balik ke kamar untuk mengganti<br />
baju yang lebih kasual. Tak lama, dia setengah<br />
berlari ke arah sofa di ruang tengah mengecek<br />
putrinya satu lagi yang menangis dan sedang<br />
ditenangkan Arthur (Arthur Harari), kekasih<br />
Laetitia.<br />
Setelah si bungsu tenang, gantian si sulung,<br />
yang mulutnya masih cemong bekas sarapan,<br />
menangis. Arthur mengangkatnya ke atas<br />
Majalah detik 179 --16 23 maret 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
sofa. Si sulung kini tenang dipangku Arthur,<br />
sementara ibunya masih juga mondar-mandir<br />
setengah panik di rumah.<br />
Laetitia sudah terlambat kerja. Hari itu dia<br />
harus meliput pemilihan Presiden Prancis<br />
untuk channel i-Tele tempatnya bekerja. Marc<br />
(Marc-Antoine Vaugeois), yang hari itu akan<br />
jadi baby sitter anaknya, datang tepat waktu.<br />
Setelah menjelaskan sedikit tentang kebiasaan<br />
dua anaknya, Laetitia meninggalkan apartemen<br />
bersama Arthur, yang juga pergi kerja.<br />
Mengurus dua anak balita yang tiap sebentar<br />
bergantian rewel bukan masalah besar bagi<br />
Marc. Tapi, ketika ada tamu tak diundang yang<br />
mendesak masuk, Marc kebingungan. Tamu itu<br />
adalah Vincent (Vincent Macaigne), mantan<br />
suami Laetitia, ayah dua anak balita yang sekarang<br />
diasuhnya.<br />
Menurut keputusan sidang cerai, Vincent<br />
dibolehkan menjenguk putrinya sekali sepekan<br />
pada tanggal-tanggal yang ditetapkan. Vincent<br />
seharusnya datang kemarin, tapi dia tidak bisa.<br />
Jadi dia datang hari ini, padahal Laetitia sudah<br />
mengatakan tidak bisa hari ini.<br />
Marc, walau tadi pagi sudah dipesan Laetitia<br />
untuk tidak membukakan pintu kepada siapa pun,<br />
termasuk Vincent, tak urung bingung juga karena<br />
Vincent tak henti menggedor pintu. Dia akhirnya<br />
membukakan pintu karena Vincent bilang membawa<br />
surat dari hakim. Vincent masuk, menggendong<br />
anaknya satu per satu, memberikan kado,<br />
Majalah detik 179 --16 23 maret 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Justin Triet akhirnya<br />
membuat dramedi satu<br />
ini setelah sukses dengan<br />
dokumenter dan film<br />
pendeknya, seperti Sur<br />
Place (2007), Des Ombres<br />
dan la Maison (2010), serta<br />
Vilaine Fille Mauvais Garcon<br />
(2012).<br />
lalu bermain dengan anak-anaknya.<br />
Namun, sebelum membukakan pintu tadi,<br />
Marc sempat menelepon tetangga,<br />
seperti dipesankan<br />
Laetitia, untuk minta<br />
tolong jika terjadi apa-apa.<br />
Tetangganya, yang datang<br />
saat Vincent sedang bermain<br />
dengan anak-anaknya,<br />
berhasil membujuk<br />
Vincent keluar dari apartemen<br />
walau tidak mudah<br />
karena Vincent berkeras<br />
tinggal.<br />
Setelah semuanya tenang,<br />
Marc menelepon<br />
Laetitia, yang kini bersiap<br />
siaran langsung di depan<br />
markas Partai Sosialis di<br />
Rue Solférino (Jalan Solférino).<br />
Laetitia meminta Marc segera membawa dua<br />
putrinya ke lokasi liputan karena Vincent pasti<br />
bakal datang lagi dan perangai kasarnya akan<br />
muncul.<br />
Marc segera meninggalkan apartemen<br />
dengan membawa dua anak balita itu ke Rue<br />
Solférino yang dipadati massa. Vincent, yang<br />
kemudian tahu hal ini, tersulut amarahnya. Dia<br />
menyusul ke Solférino. Vincent kini punya alasan<br />
kuat: Laetitia membahayakan dua balitanya<br />
dengan membawa mereka ke kerumunan massa.<br />
La Bataille de Solférino (Age of Panic) adalah<br />
film indie Prancis yang membenturkan kehidupan<br />
pribadi dengan keadaan politik yang tengah<br />
terjadi. Hasilnya drama-komedi mumblecore<br />
yang, uniknya, bergaya dokumenter. Serangkaian<br />
drama ditempatkan dalam peristiwa besar<br />
sebuah negara, diperciki humor di sana-sini<br />
oleh tiga karakter utamanya. Kita bisa temukan<br />
kelucuan dalam cekcok mantan suami-istri itu,<br />
dan dalam ekspresi Marc yang salah tingkah.<br />
Justin Triet akhirnya membuat dramedi satu<br />
ini setelah sukses dengan dokumenter dan<br />
Majalah detik 179 --16 23 maret 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
film pendeknya, seperti Sur Place (2007), Des<br />
Ombres dan la Maison (2010), serta Vilaine Fille<br />
Mauvais Garcon (2012), yang meraup banyak<br />
penghargaan di berbagai festival film. La Bataille<br />
de Solférino adalah film panjang pertamanya.<br />
Triet mengambil latar belakang keriuhan<br />
puncak pemilihan Presiden Prancis pada 6 Mei<br />
2012, yang akhirnya dimenangi kandidat Partai<br />
Sosialis, Francois Hollande. Pilihan setting ini<br />
merupakan pertimbangan cerdas karena dia<br />
dapat mengekspos ketegangan suasana yang<br />
dibingkai apik melalui permainan banyak kamera<br />
dan membuat film enak ditonton.<br />
Pendekatan dokumenter juga memunculkan<br />
rasa spontanitas dan semi-improvisasi yang sangat<br />
baik dari aktor dan aktrisnya. Dan Ma caigne,<br />
aktor dari Conservatoire, tampil menonjol di sini,<br />
hingga tak aneh dia memenangi Best Actor dalam<br />
Mara Del Plata Film Festival 2013.<br />
Dari sisi narasi, Triet menunjukkan bakatnya<br />
menarik-ulur cerita dengan cermat. Dia membuat<br />
sebuah situasi tidak nyaman jadi makin parah, lalu<br />
diredakan sebentar, baru kemudian ditarik habis<br />
dalam sebuah juluran panjang, khas film Eropa.<br />
Dan, yang paling menarik, kehidupan pribadi si<br />
reporter serta adu argumen tentang pengasuhan<br />
anak diambil dari sudut berbeda dibanding yang<br />
umumnya diekspos Hollywood. Triet menunjukkan<br />
punya cara sendiri yang lebih kena. ■<br />
Silvia Galikano<br />
Majalah detik 179 --16 23 maret 2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
300: RISE OF<br />
AN EMPIRE<br />
3<br />
00:<br />
Rise of an Empire mengisahkan<br />
Jenderal Themistokles<br />
(Sullivan Stapleton) yang berniat<br />
menyatukan seluruh kerajaan di Yunani. Kali<br />
ini sang Jenderal menghadapi laksamana<br />
perempuan Persia yang paling ditakuti,<br />
Artemisia (Eva Green), yang bertekad<br />
menghancurkan Yunani.<br />
Xerxes (Rodrigo Santoro), yang baru<br />
saja menaklukkan Sparta pimpinan Raja<br />
Leonidas (Gerard Butler), menyaksikan<br />
armada pimpinan Artemisia berperang<br />
melawan armada pimpinan Themistokles.<br />
Pertempuran laut yang kolosal dan sadis<br />
akan menentukan nasib masa depan<br />
kerajaan Yunani.<br />
Jenis Film: Action, Drama, War<br />
| Produser: Zack Snyder, Mark<br />
Canton, Bernie Goldmann |<br />
Produksi: Warner Bros. Pictures |<br />
Sutradara: Noam Murro | Durasi: 100<br />
menit<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
99 CAHAYA<br />
DI LANGIT<br />
EROPA PART 2<br />
F ilm ini melanjutkan perjalanan mengungkap rahasia<br />
Islam di Eropa. Kali ini Hanum Rais (Acha Septriasa) dan<br />
Rangga Almahendra (Abimana Aryasatya) menjelajah Kota<br />
Cordoba, di Spanyol bagian selatan. Dilanjutkan pencarian tokoh<br />
Fatma (Raline Shah) di Kota Istanbul, Turki. Rahasia apa lagi yang<br />
akan mereka temukan kali ini<br />
Jenis Film: Drama | Produser: Yoen K., Ody Mulya HiDAyat<br />
| Produksi: Maxima Pictures | Sutradara: Guntur<br />
Soeharjanto | Durasi: 97 menit<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
MR. PEABODY<br />
& SHERMAN<br />
M<br />
r.<br />
Peabody adalah anjing<br />
yang sangat pandai dan jenius.<br />
Dia bahkan dianugerahi<br />
hadiah Nobel atas prestasinya. Semua<br />
capaian itu membuat Mr. Peabody<br />
mendapatkan tantangan baru, yaitu<br />
mengadopsi seorang anak manusia<br />
bernama Sherman dan itu menjadikannya<br />
seorang ayah.<br />
Masalah muncul saat Sherman membawa<br />
teman sekolahnya, Penny Peterson, ke<br />
sebuah mesin waktu ciptaan Mr. Peabody<br />
yang disebut WABAC. Sherman dan Penny<br />
menjelajahi waktu dan pulang membawa<br />
masalah. Keduanya telah mengubah sejarah<br />
dunia. Pada akhirnya Mr. Peabody, Sherman,<br />
dan Penny harus kembali ke masa lalu untuk<br />
memperbaiki sejarah dan menyelamatkan<br />
alam semesta.<br />
Jenis Film: Animation, Adventure,<br />
Comedy | Produser: Denise Nolan<br />
Cascino, Alex ScHWArtz | Produksi:<br />
20th Century Fox | Sutradara: Rob<br />
Minkoff | Durasi: 92 menit<br />
Majalah Majalah detik detik 4 - 17 10 - november 23 maret 2014<br />
2013
seni hiburan<br />
agenda<br />
maret<br />
Capella Amadeus<br />
20 Maret 2014 pukul 19.30 WIB<br />
Goethe Haus Jakarta, Gratis<br />
International Bandung<br />
Beauty Expo 2014<br />
20-23 Maret 2014 pukul 10.00-20.00<br />
WIB<br />
Bandung Convention Centre, Bandung<br />
mar<br />
21<br />
mar<br />
15<br />
A State oF Trance 650 New<br />
Horizons<br />
15 Maret 2014, 18.00 WIB, Eco Park, Ancol<br />
Jakarta, Promotor: Ismaya Live<br />
Seni Rupa: Pameran Hanafi<br />
Migrasi Kolong Meja #3<br />
Pembukaan: Sabtu, 15 Maret 2014, 19.00 WIB<br />
Pameran: 16-29 Maret 2014, Galeri Salihara<br />
Melodi Sumatera dalam Angklung<br />
dan Tari Saman<br />
Angklum IKREASINDO + Uji Pentas Tari Saman<br />
Sabtu, 15 Maret 2014, Galeri Indonesia Kaya,<br />
Grand Indonesia West Mall lt. 8, Jakarta<br />
mar<br />
20<br />
Pameran Tunggal<br />
Lukisan suDita nashar<br />
Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki<br />
Kamis-Jumat, 20-28 Maret 2014 pukul<br />
10.00 WIB s.d. 21.00 WIB<br />
Gratis dan terbuka untuk umum<br />
DISKUSI senirupa:<br />
‘kepaDA ingat’ (Pelukis<br />
Alm. Nashar)<br />
Pembicara: Merwan Yususuf, Sutardji<br />
Calzoum Bachri, dan Fajar Sidiq<br />
Moderator: Johan<br />
IL DIVO: A musical<br />
AFFAIRTHE greatest<br />
songs OF BroaDway<br />
live<br />
21 Maret 2014, Jakarta,<br />
Indonesia, Ritz Carlton Ballroom<br />
Pacific Place<br />
Dipersembahkan oleh Inspiro<br />
mar<br />
16<br />
mar<br />
21<br />
Song Kran Wet<br />
Party 2014 Wild &<br />
Splash<br />
21 Maret 2014, 22.00 WIB<br />
Atlantis Waterpark Ancol Jakarta<br />
Promotor: Raden One Stop<br />
Solution<br />
Diskusi dan Slideshow Buku<br />
Fotografi: Setetes Seni dari<br />
Balik Terali<br />
Karya Rahardi Ramelan<br />
Pembicara: Rahardi Ramelan<br />
Minggu, 16 Maret 2014 pukul 13.00 WIB<br />
Pondok Penus, Kompleks Taman Ismail Marzuki<br />
ASEAN Literary Festival:<br />
'Anthems for the common people'<br />
21-23 Maret, Taman Ismail Marzuki<br />
mar<br />
21<br />
Nyanyian Aceh dan Nusantara<br />
Tompi feat. Doctor and the Professor<br />
Minggu, 16 Maret 2014, Galeri Indonesia Kaya,<br />
Grand Indonesia West Mall lt. 8, Jakarta<br />
mar<br />
16<br />
KONSER tunggal<br />
GIGI 2014<br />
22 Maret 2014<br />
Istora Senayan, Jakarta.<br />
mar<br />
22<br />
7th Bali Spirit Festival 2014<br />
19-23 Maret 2014, Ubud, Bali<br />
A global celebration of yoga, dance, music<br />
PANCAROBA – pancaroBA<br />
Visual Art Exhibition, Oleh Garis Cakrawala<br />
(Surakarta), Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki<br />
Rabu-Sabtu, 19-29 Maret 2014, pukul 10.00<br />
WIB s.d. 21.00 WIB<br />
Gratis dan terbuka Untuk umum<br />
mar<br />
19<br />
Pesona Modern Songket Palembang<br />
DP Rumah Seni bersama Yayasan Puteri Indonesia<br />
Sabtu, 22 Maret 2014<br />
Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia West Mall lt. 8, Jakarta<br />
mar<br />
22<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014
Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />
Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />
Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik<br />
Tap untuk<br />
kembali ke cover