Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
nasional<br />
Hakim MK, Harjono<br />
rengga sencaya/detikfoto<br />
ngon dan Karta menjalani masa hukuman,<br />
datang seseorang yang mengaku sebagai<br />
pembunuh sebenarnya. Secara peradilan, kata<br />
Taufik, Sengon dan Karta telah menanggung<br />
hukuman, meskipun mereka tidak bersalah.<br />
Namun, kendati dengan putusan itu terpidana<br />
bisa mengajukan PK lebih dari satu kali, bukan<br />
berarti upaya hukum tersebut bisa diajukan<br />
ujug-ujug. Hakim MK, Harjono, menuturkan<br />
novum yang diajukan kepada hakim harus<br />
benar-benar kuat. Harjono juga membantah<br />
jika dikatakan bahwa putusan soal PK itu<br />
dijatuhkan karena lembaganya ditekan<br />
pihak tertentu. “Tidak ada tekanan<br />
dari pihak mana<br />
pun,” ucap Harjono<br />
saat ditemui di<br />
kantornya.<br />
Putusan MK<br />
yang memberi<br />
peluang<br />
permohonan<br />
PK bisa diajukan berulang-ulang<br />
bakal membuat Mahkamah Agung bekerja ekstrakeras.<br />
Apalagi putusan tersebut memberi<br />
peluang kepada terpidana yang merasa tidak<br />
puas untuk terus-menerus mengajukan PK.<br />
“Yang di kuburan pun bisa mengajukan PK,”<br />
kata juru bicara MA, Ridwan Mansyur, Selasa,<br />
11 Maret lalu.<br />
Karena itu, lembaganya akan segera membuat<br />
peraturan yang memperberat syarat pengajuan<br />
PK. Alasannya, supaya PK tidak digunakan<br />
untuk mencari peruntungan bagi terpidana<br />
atau ahli waris terpidana yang sudah meninggal.<br />
PK juga harus tetap dianggap sebagai upaya<br />
hukum luar biasa.<br />
Lagi pula, putusan telah berkekuatan hukum<br />
tetap di tingkat kasasi, sehingga pengajuan PK<br />
tidak menunda pelaksanaan hukuman baginya,<br />
baik pidana, perdata, maupun tata usaha negara.<br />
Sebab, jika tidak, MA mengkhawatirkan<br />
hilangnya asas kepastian hukum. “Kalau tidak<br />
begitu, sampai kapan mau ada keadilan” ujar<br />
Ridwan. n Kustiah | dimas<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014