You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
internasional<br />
Musik mereka dianggap sebagai<br />
musik setan, yang hanya akan<br />
merusak iman, oleh penguasa<br />
di Teheran. Di negerinya, Iran,<br />
Ali Madarshahi dan keempat temannya yang<br />
tergabung dalam band death metal, Arsames,<br />
terpaksa bertahan hidup “di bawah tanah”<br />
sejak berdiri sebelas tahun lalu. Sebab, tak ada<br />
Musik kami bertutur soal peradaban<br />
kuno Persia dan sejarah besar<br />
negeri kami.<br />
tempat bagi musik berisik seperti yang mereka<br />
mainkan itu di Negeri Para Mullah.<br />
Rock, metal, dan keluarganya merupakan<br />
aliran musik haram di Iran. “Padahal kami tak<br />
percaya setan. Setan juga tak ada urusannya<br />
dengan musik kami,” kata Ali beberapa waktu<br />
lalu. “Kami memainkan metal, persaudaraan,<br />
persahabatan. Suara kami suara kebebasan dan<br />
kemanusiaan, bukan brutalitas dan pembunuhan.”<br />
Pada 2005 grup metal dari Kota Mashhad itu<br />
merilis single Adiposere, disusul Cyclopia setahun<br />
kemudian. Cyclopia menangguk sambutan<br />
positif di MySpace. Pada 2010, Arsames merilis<br />
album perdana mereka, Immortal Identity.<br />
“Death metal selalu dihubungkan dengan<br />
sesuatu yang gelap dalam hidup. Tapi kami tak<br />
melihatnya seperti itu. Musik kami bertutur<br />
soal peradaban kuno Persia dan sejarah besar<br />
negeri kami. Lirik kami berbicara soal peradaban<br />
dari mana kami berasal,” kata Ali Madarshahi,<br />
sang vokalis.<br />
Simak saja satu lagu mereka, Cyrus the<br />
Great, yang berkisah tentang pendiri Imperium<br />
Achaemenid, imperium terbesar di dunia pada<br />
abad ke-6 sebelum Masehi. “Tak banyak orang<br />
di dunia yang memahami negeri kami. Kami<br />
mencoba menjelaskannya lewat bahasa musik.”<br />
Dilarang di kampung halamannya, Ali, duo<br />
gitaris Ahmad Tokalloo dan Morteza Shahrami,<br />
bassist Rouzbeh Zourchang, serta penggebuk<br />
drum Saeed Shariat berkeliling dari panggung<br />
Majalah detik 17 - 23 MARET 2014