30.01.2015 Views

20140317_MajalahDetik_120

20140317_MajalahDetik_120

20140317_MajalahDetik_120

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

internasional<br />

Mereka menghukum<br />

kami karena menolak<br />

kehadiran Vladimir<br />

Putin di Crimea.<br />

Posisi keturunan Tatar semakin terpojok pada<br />

masa Perang Dunia II. Mereka dicap punya<br />

dosa berat kepada Rusia. Walaupun tak sedikit<br />

keturunan Tatar yang menjadi prajurit Tentara<br />

Merah dan berperang untuk Rusia, keberadaan<br />

Legiun Tatar di pasukan<br />

Nazi Jerman membuat<br />

jasa mereka tak tampak<br />

lagi di mata penguasa<br />

di Moskow.<br />

Dosa itu semakin<br />

berat setelah sejumlah<br />

pemuka agama Islam<br />

etnis Tatar di Crimea<br />

berkolaborasi dengan<br />

pasukan Jerman saat<br />

tentara Adolf Hitler<br />

itu menyerbu Rusia.<br />

Walaupun Kremlin sudah mengampuni “dosa”<br />

orang-orang Tatar di Crimea pada pertengahan<br />

1960-an, pada masa Uni Soviet mereka masih<br />

menjadi orang-orang terpinggirkan. Properti<br />

milik mereka yang diambil alih keturunan Rusia<br />

tak juga dikembalikan.<br />

Sekarang mereka kembali waswas menghadapi<br />

referendum penentuan nasib Crimea<br />

pada Ahad, 16 Maret ini. Mereka takut, jika<br />

warga Crimea memilih bergabung dengan<br />

Rusia, masa-masa gelap itu kembali terulang.<br />

Yakub Nematulayev, 63 tahun, imam masjid di<br />

Stroganovka, pinggiran Ibu Kota Simferopol,<br />

mengatakan, sejak Presiden Viktor Yanukovych<br />

ditendang dari Kiev dan pasukan Rusia menduduki<br />

Crimea, pasukan bela diri Tatar selalu<br />

menjaga masjidnya.<br />

“Orang-orang terus berdatangan menyatakan<br />

kekhawatiran mereka. Sebagian lagi pasrah<br />

karena tak tahu apa yang harus dilakukan,” kata<br />

Yakub. “Tentu saja ada sebagian yang ‘kepalanya<br />

panas’, makanya kami tuangkan air dingin<br />

ke kepalanya.”<br />

Tujuh puluh tahun silam rumah Nenek Sedeka<br />

Memetova diberi tanda silang oleh polisi<br />

Rusia, dan kini kejadian itu terulang kembali.<br />

Dua pekan lalu beberapa pemuda keturunan<br />

Rusia berkeliling di kampungnya sembari memegang<br />

secarik kertas putih dan menenteng<br />

tongkat. Rupanya di kertas itu tertulis daftar<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!