Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
internasional<br />
IBTIMES<br />
Keluarga Paul Weeks sudah tak<br />
asing dengan kecelakaan dan bencana.<br />
Putra tertua mereka, Lincoln,<br />
lahir saat Kota Christchurch, Selandia<br />
Baru, digoyang lindu empat tahun lalu. Beberapa<br />
bulan lalu, keluarga dari Selandia Baru ini<br />
terlibat kecelakaan mobil saat baru pindah ke<br />
Australia.<br />
Makanya, saat Paul mendapatkan<br />
pekerjaan di satu<br />
tambang di Mongolia awal<br />
bulan lalu, dia sudah bersiap. Dia meninggalkan<br />
cincin kawinnya di rumah karena tak mungkin<br />
mengenakannya di lokasi pertambangan. Beberapa<br />
kali Paul lolos dari maut, namun kali ini<br />
nasibnya sungguh sulit diramal.<br />
Sembari menggenggam erat cincin kawin<br />
Paul, Danica, istrinya, mati-matian menahan<br />
deraian air mata. Sudah lima hari sejak Paul<br />
terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju<br />
Beijing, Cina, pada Sabtu dini hari, 8 Maret lalu,<br />
namun tak kunjung ada kabarnya.<br />
“Ini bagian paling berat setiap hari... bangun<br />
pagi dan melihat berita, tapi tak ada satu pun<br />
kabar. Tak ada kabar pula dari Malaysia mengatakan<br />
mereka telah menemukan sesuatu,” kata<br />
Danica pekan lalu. Paul menghilang bersama<br />
226 penumpang dan 12 awak maskapai Malaysia<br />
Airlines.<br />
Mohammad Lokman Hamid, 31 tahun, baru<br />
tahu bahwa kakak perempuannya, Norli Akmar<br />
Hamid, 33 tahun, ada di pesawat nahas itu setelah<br />
melongok laman Facebook pada Sabtu pagi<br />
itu. Beberapa jam sebelum naik pesawat, Norli<br />
mengunggah foto saat dia dan suaminya, Mohammad<br />
Razahan Zamani, tengah berkemas.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014