You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
nasional<br />
Pendiri LBH Masyarakat,<br />
Taufik Basari<br />
ari saputra/detikfoto<br />
sedur serta persyaratan pengajuan PK dalam<br />
beberapa hari belakangan. Senada, Sri Pudji<br />
Sumaryanti, pegawai bagian kasasi dan PK di<br />
PN Jakarta Selatan, menyatakan pihaknya belum<br />
menerima permohonan PK kedua, setelah<br />
putusan MK tersebut keluar. Termasuk dari<br />
Antasari Azhar, terpidana kasus pembunuhan<br />
Nasrudin Zulkarnaen.<br />
Putusan pembatalan Pasal 268 Ayat 3 KU-<br />
HAP dibacakan Ketua MK Hamdan Zoelva<br />
dalam sidang uji materi yang digelar Kamis, 6<br />
Maret lalu. Uji materi diajukan oleh Antasari<br />
karena bekas Ketua Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi itu merasa pasal tersebut menghalanginya<br />
kembali mengajukan permohonan PK.<br />
Antasari, yang diganjar 18 tahun penjara dalam<br />
kasus pembunuhan Nasrudin, sebelumnya<br />
mengajukan PK tapi ditolak Mahkamah<br />
Agung.<br />
Pengacara Antasari, Maqdir Ismail, membenarkan<br />
bahwa kliennya akan mengajukan PK<br />
kedua setelah keluarnya putusan MK itu. Tapi<br />
PK baru akan diajukan setelah novum yang kuat<br />
terkumpul. “Tunggu saja. Yang pasti novum<br />
sudah kami pilah,” tuturnya.<br />
Ketua Dewan Pengurus sekaligus pendiri<br />
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, Taufik<br />
Basari, juga memperkirakan pengajuan PK kedua<br />
oleh terpidana ataupun ahli warisnya bakal<br />
membeludak. Kendati begitu, ia mendukung<br />
putusan MK yang membatalkan pasal bahwa<br />
PK hanya bisa diajukan satu kali.<br />
Menurut Taufik, semestinya PK dipandang<br />
sebagai putusan yang menjunjung tinggi hak<br />
asasi manusia. Sebab, jika PK diatur hanya bisa<br />
diajukan sekali, kecil peluang<br />
terpidana ataupun ahli<br />
waris terpidana untuk<br />
menunjukkan kebenaran.<br />
Ia pun mencontohkan<br />
kasus Sengon<br />
dan Karta<br />
yang dihukum<br />
seumur hidup<br />
dengan tuduhan<br />
pembunuhan.<br />
Saat Se-<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014