Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
uku<br />
Kisah Gus Dur<br />
Bercelana Pendek<br />
dan Si Semlohai<br />
Osdar mengkritik tanpa menghakimi.<br />
Tetap jail, juga sinis.<br />
Judul:<br />
Sisi Lain Istana (Dari Zaman<br />
Bung Karno sampai SBY)<br />
Penulis:<br />
J. Osdar<br />
Penerbit:<br />
Penerbit Buku Kompas<br />
Terbitan:<br />
Februari 2014<br />
Tebal:<br />
x + 294 halaman<br />
Penguasa di republik ini boleh datang-pergi silih berganti, tapi<br />
wartawan peliputnya tetap sama. Begitulah Josef Osdar, yang<br />
menjadi wartawan Istana semasa Soeharto masih berkuasa hingga<br />
era Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini. Tapi bukan sebuah<br />
pemakluman bila lelaki kelahiran 9 Maret 1953 itu kemudian bisa menuliskan<br />
beragam kisah seputar Istana dan para penghuninya.<br />
Sebagai wartawan senior, sosok Osdar, yang bergabung dengan<br />
Kompas sejak 1978, tergolong pendiam, santun, terkadang jail. Setidaknya<br />
begitu kesan yang penulis tangkap saat sama-sama meliput<br />
di Istana pada 2003-2004. Dia bisa membaur dengan para wartawan<br />
muda tanpa menonjolkan keseniorannya. Juga tak sungkan<br />
bertanya atau meminjam rekaman bila datang terlambat karena<br />
keasyikan di salon, misalnya.<br />
Sejak 2010, Kompas memberi ruang kepada Osdar untuk menuliskan<br />
beragam pengalamannya meliput lewat rubrik “Sisi Lain Istana”.<br />
Kumpulan tulisan itu lalu dibukukan menjadi Sisi Lain Istana: