30.01.2015 Views

20140317_MajalahDetik_120

20140317_MajalahDetik_120

20140317_MajalahDetik_120

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Dugaan saya, enggak ada<br />

cara lain, kalau Freeport<br />

setuju, Newmont dan<br />

lainnya juga akan setuju.<br />

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Nico<br />

Kanter, lewat email.<br />

Tidak mengherankan, perundingan bertahuntahun<br />

ini belum juga beres. Menurut Sukhyar,<br />

perundingan sekarang menyisakan satu masalah<br />

yang paling mengganjal, kenaikan royalti<br />

dari 1 persen menjadi 3,75 persen. “Tinggal soal<br />

penerimaan negara, paling berat itu,” ujarnya.<br />

Sukhyar enggan membeberkan perusahaan<br />

yang masih berkeberatan soal<br />

royalti. Ia hanya menyebut<br />

PT Freeport Indonesia sudah<br />

mengirim surat persetujuan<br />

kenaikan royalti. Sedangkan<br />

PT Newmont Nusa Tenggara<br />

dan PT Vale Indonesia (nama<br />

baru Inco) belum sepakat<br />

mengubah pasal royalti dalam kontrak. Sukhyar<br />

optimistis dengan kontrak karya. “Dugaan saya,<br />

enggak ada cara lain, kalau Freeport setuju,<br />

Newmont dan lainnya juga akan setuju,” katanya.<br />

Pihak Freeport tidak bersedia menjelaskan<br />

perincian pasal-pasal yang masih mengganjal<br />

dalam perundingan ini. Vice President Corporate<br />

Communication PT Freeport Indonesia,<br />

Daisy Primayanti, hanya mengatakan mereka<br />

tengah berdiskusi dengan pemerintah. “Bersama<br />

pemerintah, kami meninjau kontrak kami<br />

dengan mempertimbangkan kebutuhan investasi<br />

jangka panjang dan aspirasi nasional,” ucapnya.<br />

Sukhyar menyebut lima masalah lain—di antaranya<br />

luas wilayah kerja, kewajiban melepas<br />

sebagian saham, dan kewajiban mengolah hasil<br />

tambang di dalam negeri—bisa dibilang sudah<br />

tidak terlalu banyak masalah.<br />

Tapi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan<br />

Indonesia (Indonesian Mining Association)<br />

Syaril A.B. masih mengeluhkan dibatasinya<br />

penguasaan lahan maksimal 25 ribu hektare<br />

untuk tambang mineral dan 15 ribu hektare untuk<br />

tambang batu bara. “Anggota kami bilang<br />

kami sudah investasi begitu banyak, tapi hanya<br />

dapat 25 hektare,” katanya.<br />

Ia mencontohkan Freeport, yang sudah<br />

menanam US$ 7 miliar (sekitar Rp 80 triliun).<br />

Dengan investasi seperti itu, menurut Syaril,<br />

Freeport pastinya enggan jika hanya akan mendapatkan<br />

lahan 25 ribu hektare. Ia mengatakan<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!