Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
interview<br />
UU Pangan, yang disepakati sebagai lembaga<br />
Islam itu adalah MUI, bukan ormas-ormas Islam<br />
tertentu atau gabungan ormas, karena<br />
nanti dikhawatirkan terjadi hiruk-pikuk.<br />
mutlak bertahan dan ngotot ingin mempertahankan.<br />
Tapi, pada awalnya, ada tugas atau<br />
pemberian tugas oleh negara berdasarkan<br />
Undang-Undang (Pangan, 1997). Dulu, pada<br />
saat terjadi isu lemak babi pada susu, undangundang<br />
itu dalam salah satu pasalnya menyebutkan,<br />
bagi yang ingin mencantumkan label<br />
halal, harus mengurus sertifikat halal. Menurut<br />
Alasan lain kenapa sertifikasi harus oleh<br />
MUI<br />
Ini kan terkait dengan fatwa ulama. Agama<br />
memesankan, makanan yang dikonsumsi itu,<br />
selain halal, harus toyiban, baik atau berkualitas,<br />
berguna bagi kesehatan. Sebab, makanan<br />
tidak hanya untuk kepentingan fisik, tetapi juga<br />
psikis. Karena kehalalan itu ditentukan oleh<br />
agama, maka harus berdasarkan fatwa ulama<br />
yang bersifat nasional, yaitu MUI. Mengapa<br />
MUI Karena di dalamnya ada wakil-wakil dari<br />
beberapa ormas Islam.<br />
Sebelum ada fatwa, tentu harus diteliti oleh<br />
para ahli: pangan, gizi, farmasi. Hasilnya direkomendasikan<br />
kepada Komisi Fatwa. Labelisasi<br />
bukan dilakukan oleh MUI, melainkan oleh<br />
pemerintah atau Badan Pengawas Obat dan<br />
Makanan, karena itu ada duitnya. Berapa harga<br />
satu label, umpamanya permen, itu bukan<br />
urusan MUI.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014