You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
wisata<br />
wan tiba di pintu gerbang desa. Ada tulisan<br />
“Selamat Datang di Desa Wisata, Desa<br />
Gedong, Kec. Belinyu” untuk menyambut<br />
tamu.<br />
Para traveler akan langsung tahu ini<br />
bukan desa sembarangan. Arsitektur<br />
khas Cina makin jelas terlihat begitu<br />
kaki melangkah masuk ke Desa Gedong.<br />
Benar-benar antik.<br />
Bangunan di sini sebagian besar<br />
menggunakan kayu dengan sedikit<br />
tembok. Memang beberapa rumah telah<br />
mengalami renovasi. Ada juga bangunan yang<br />
tampak lebih modern.<br />
Beberapa di antaranya dibangun<br />
pada 1950. Bahkan ada<br />
yang dibangun<br />
pada 1990-an, terbuat dari tembok beton.<br />
Namun ada tujuh rumah yang masih mempertahankan<br />
keasliannya.<br />
Bahkan beberapa konstruksi rumah masih<br />
menggunakan pasak, bukan paku. Diperkirakan<br />
bangunan yang masih dihuni itu telah berusia<br />
lebih dari 100 tahun.<br />
Ornamen Tionghoa sangat jelas pada beberapa<br />
rumah. Salah satu yang cantik adalah<br />
kaligrafi Han Zi. Hampir setiap rumah memiliki<br />
tempat pemujaan di depan rumah.<br />
Deretan rumah kayu tua ini menjadi daya<br />
tarik utama Desa Gedong. Jangan lupa membawa<br />
kamera saat datang ke sini. Sungguh<br />
sayang kalau tidak difoto.<br />
Selain rumah-rumah warga, ada tiga kelenteng<br />
sederhana di sini. Konon, ketiga tempat<br />
berdoa ini merupakan pelindung yang menjadi<br />
ciri khas Desa Gedong.<br />
Seperti layaknya kelenteng, bangunan ini<br />
dipenuhi warna merah. Berbagai hiasan serba<br />
Tionghoa memenuhi bangunan ini. Sungguh<br />
pemandangan menarik di tengah alam tropis<br />
pulau penghasil lada dan timah.<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014