Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
hukum<br />
Screenshot foto dan komentar<br />
Danang di media sosial.<br />
Danang saat menunjukkan kuburan kucing<br />
yang ditembaknya kepada polisi.<br />
bagus kurniawan/detikcom<br />
tanpa belas kasih atau kejam, harus dihentikan<br />
dan pelaku harus dijerat hukum agar<br />
memberi efek jera,” kata anggota Animal<br />
Defenders, Doni Herdaru Tona, kepada majalah<br />
detik.<br />
Danang sendiri menembak kucing dan memamerkan<br />
kekejiannya itu sekitar 10 bulan lalu,<br />
tepatnya Mei 2013. Namun baru mencuat dan<br />
menuai kemarahan publik sejak Februari lalu.<br />
Danang pun mengaku sudah sering menerima<br />
teror, seperti melalui telepon, sebelum akhirnya<br />
berurusan dengan polisi. Bekas karyawan<br />
swasta ini juga sempat digeruduk beberapa<br />
aktivis pencinta satwa agar tak lagi mengulangi<br />
perbuatannya.<br />
Pria berusia 30 tahun itu mulai dipe riksa polisi<br />
pada Jumat, 7 Maret lalu, dilanjutkan sehari<br />
sesudahnya. Sejumlah penyidik yang dipimpin<br />
Kepala Unit II Reserse Kriminal (Reskrim)<br />
Polres Sleman, Inspektur Satu Dani Permana,<br />
juga mendatangi rumah mertua Danang yang<br />
ditempati Danang dan istrinya di Dusun Jomblang,<br />
Desa Tegaltirto. Di kebun pisang belakang<br />
rumah itulah polisi menemukan lokasi<br />
penguburan kucing tersebut.<br />
Tulang-belulang kucing itu lalu dibawa untuk<br />
dijadikan alat bukti. Polisi juga membawa<br />
beberapa peluru senapan angin yang tersisa.<br />
Sedangkan senapan angin untuk menembak<br />
kucing itu belum ditemukan karena, ternyata,<br />
sudah dijual Danang ke pedagang rongsokan<br />
seharga Rp 300 ribu.<br />
“Saya diperiksa dua kali. Pertama di Mapolsek<br />
Majalah detik 17 - 23 Maret 2014