30.01.2015 Views

20140317_MajalahDetik_120

20140317_MajalahDetik_120

20140317_MajalahDetik_120

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ekonomi | renegosiasi tambang<br />

Ada juga sebagian<br />

pemegang kontrak karya<br />

yang belum setuju dan itu<br />

yang perlu kita lihat lagi.<br />

JARUM jam di lobi kantor Direktorat<br />

Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian<br />

Energi Sumber Daya Mineral<br />

sudah menunjukkan pukul 2 siang<br />

pada Senin, 10 Maret lalu. Suasana sepi, tidak<br />

tampak hiruk-pikuk. Padahal, beberapa hari sebelumnya,<br />

diumumkan bahwa 83 perusahaan<br />

pemegang kontrak karya pertambangan akan<br />

menandatangani komitmen<br />

renegosiasi.<br />

Sejumlah wartawan tidak<br />

mendapat penjelasan pasti<br />

mengapa acara batal. Belakangan,<br />

Direktur Jenderal Mineral<br />

dan Batu Bara R. Sukhyar<br />

mengatakan, meski yang<br />

ditandatangani hanya komitmen bernegosiasi,<br />

acara itu batal karena beberapa perusahaan<br />

belum sepakat dengan beberapa pasal yang<br />

bakal dibahas. “Ada juga sebagian pemegang<br />

kontrak karya yang belum setuju dan itu yang<br />

perlu kita lihat lagi,” ujar Sukhyar.<br />

Kegagalan penandatanganan ini menjadi<br />

salah satu gambaran betapa bertele-telenya<br />

perundingan ulang kontrak karya yang ditandatangani<br />

pemerintah dengan perusahaan<br />

tambang meski bisa dibilang sudah lima tahun<br />

diusahakan.<br />

Persoalan renegosiasi muncul setelah Undang-Undang<br />

Mineral dan Batu Bara mulai<br />

berlaku lima tahun lalu. Undang-undang ini<br />

menyatakan perusahaan tambang tetap bisa<br />

bekerja sampai masa kontraknya habis. Namun<br />

dalam undang-undang juga disebutkan pasalpasal<br />

pada kontrak karya mesti disesuaikan<br />

paling lambat 2010.<br />

Meski undang-undang memberi batas waktu<br />

2010, atau setahun setelah undang-undang<br />

diberlakukan, sampai sekarang persoalan ini<br />

belum juga beres. Pemerintahan Presiden Susilo<br />

Bambang Yudhoyono pun baru membentuk<br />

tim renegosiasi yang dipimpin Menteri Koordinator<br />

Perekonomian Hatta Rajasa pada 2012.<br />

Sampai sekarang, baru enam pemegang kontrak<br />

karya tambang mineral dan 19 pemegang<br />

perjanjian karya batu bara—semacam kontrak<br />

karya tapi untuk batu bara—yang sudah menandatangani<br />

renegosiasi. Sebagian besar, total<br />

83 perusahaan, masih melakukan negosiasi.<br />

Mereka inilah yang mestinya menandatangani<br />

Majalah detik 17 - 23 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!