Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
nasional<br />
Suasana tempat pendaftaran<br />
permohonan banding, kasasi,<br />
dan PK di PN Jakarta Selatan,<br />
Jumat (14/3).<br />
Ari Saputra/detikfoto<br />
Edih Kusnadi bungah. Terpidana kasus<br />
narkotik ini tak mampu menyembunyikan<br />
kebahagiaannya ketika ditemui di<br />
Lembaga Pemasyarakatan Cipinang,<br />
Jakarta Timur, pekan lalu. Putusan Mahkamah<br />
Konstitusi yang membatalkan Pasal 268 Ayat<br />
3 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana<br />
(KUHAP)—yang mengatur peninjauan kembali<br />
hanya bisa diajukan satu kali—menerbitkan<br />
kembali harapannya.<br />
“Setidaknya saya punya kesempatan untuk<br />
membuktikan kebenaran,” kata pria berusia 34<br />
tahun itu kepada majalah detik.<br />
Edih dijerat dengan Pasal 114 Undang-Undang<br />
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika<br />
karena dituduh menerima sabu seberat 25<br />
gram dari temannya, Iswadi, Mei 2011. Saat itu,<br />
ia sedang menunggu Iswadi di depan Gajah<br />
Mada Plaza, Jakarta Pusat, sebelum ditangkap<br />
rombongan polisi, dan digiring ke Markas Kepolisian<br />
Daerah Metro Jaya.<br />
Setiba di Polda, ia kaget karena Iswadi telah<br />
ditangkap bersama seorang pengemudi ojek<br />
lantaran membawa sabu. Saat itulah Edih<br />
merasa dijebak karena Iswadi, kepada polisi,<br />
mengaku sabu itu akan diserahkan kepadanya.<br />
Padahal, ia berdalih, rencana pertemuannya<br />
dengan Iswadi itu untuk membahas asuransi.<br />
Edih, bapak dua anak, adalah agen asuransi.<br />
Nasib pun berkata lain. Edih tetap dijatuhi hukuman.<br />
Karena itu, dalam waktu dekat, warga Tangerang,<br />
Banten, tersebut bersama pengacaranya<br />
akan mengajukan permohonan PK<br />
di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Apalagi ia<br />
telah mengantongi bukti baru (novum) sebagai<br />
syarat diajukannya upaya hukum itu, di antaranya<br />
pengakuan Iswadi dan tukang ojek bahwa<br />
mereka terpaksa menyebut namanya karena<br />
Majalah detik 17 - 23 maret 2014