majalah kredibel edisi-01-2011 - LKPP
majalah kredibel edisi-01-2011 - LKPP
majalah kredibel edisi-01-2011 - LKPP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Misalnya pekerjaan konstruksi, pembangunan<br />
gedung, atau pembuatan jalan. Itu yang harus<br />
dikompetisikan. Jadi nanti ada dua sistem, yaitu<br />
regularly tendering dan catalogue. Semua berbasis<br />
elektronik, supaya smua orang bisa mengawasi,<br />
dan tidak ada ’selingkuh’ lagi.<br />
Bagaimana dengan peran e-procurement<br />
dalam menghemat uang negara?<br />
Saat ini masih kecil, karena memang belum<br />
diwajibkan menggunakan e-procurement ini,<br />
belum mandatory. Hari ini kalau Anda lihat di data<br />
baru ada sekitar Rp 41 triliun yang pengadaannya<br />
menggunakan sistem e-procurement. Padahal<br />
’kan mestinya Rp 400 triliun. Untuk update-nya<br />
bisa lihat di website kita. Saat ini jumlah LPSE ada<br />
274. Jumlah instansi yang menggunakan LPSE ini<br />
ada 580. Angka yang dilelang Rp 41 triliun, dengan<br />
jumlah paket ada 19.551 paket. Yang sudah<br />
selesai kontrak ada Rp 23 triliun. Penghematan<br />
mencapai Rp 2,8 triliun atau 12 persen. Angka Rp<br />
2,8 triliun ini lumayan ’kan? Bisa dibikin dua buah<br />
PLTU. Apalagi kalau nanti angka yang melalui<br />
sistem ini mencapai Rp 400 triliun. Dengan penghematan<br />
10 persen saja itu artinya ada penghematan<br />
Rp 40 triliun. Bisa dijadikan Jembatan<br />
Suramadu delapan biji itu. Ini perkembangan<br />
sampai saat ini. Belum gembira karena masih<br />
segini. Belum puas secara keseluruhan, masih<br />
harus terus bekerja keras.<br />
Tentang regulasi. Sampai saat ini bagaimana<br />
perkembangan RUU Pengadaan? Apa manfaat<br />
dari adanya UU tentang Pengadaan ini nanti?<br />
Ini yang harus jadi perhatian pemerintah. UU<br />
Pengadaan ini hampir semua negara yang ada<br />
di dunia sudah memilikinya, karena memang Ini<br />
penting sekali. UU Pengadaan ini penting karena<br />
dengan undang-undang ini kita nantinya tidak<br />
hanya mengawasi APBN atau APBD saja, tapi<br />
juga dana-dana publik lain juga bisa kita awasi.<br />
Sebagai contoh misalnya, tahun kemarin di sektor<br />
kehutanan dari pengelolaan<br />
hutan, pemerintah merugi Rp<br />
169 triliun. Hal ini karena pada<br />
waktu memilih pemegang<br />
HPH-nya tidak melalui proses<br />
yang benar. Di sektor migas<br />
juga demikian. Sehingga kalau<br />
dengan undang-undang, kita<br />
bisa menjangkau yang sifatnya<br />
public-private partnership.<br />
Kalau public-private partnership<br />
ini bisa luas sekali. Sektor<br />
kehutanan, migas, bahkan<br />
sampai kalau pemda mengembangkan<br />
pasar atau terminal<br />
juga bisa kita awasi. Jadi dengan<br />
undang-undang akan bisa<br />
menyentuh banyak aspek.<br />
Di samping bisa menyentuh<br />
bidang-bidang yang lebih luas,<br />
dengan adanya UU bisa memberikan<br />
sanksi yang lebih tegas.<br />
Dengan perpres sekarang,<br />
tidak bisa memberikan sanksi<br />
yang tegas kalau ada yang<br />
melanggar. Ada pelanggaran,<br />
misalnya tidak mengumumkan<br />
lelang, paling sanksinya hanya<br />
administrasi saja. Kalau ada<br />
undang-undang ’kan bisa sampai<br />
ke hukuman pidana.<br />
KREDIBEL Edisi <strong>01</strong> | Oktober-Desember 2<strong>01</strong>1<br />
25