05_183Cgfmempercepatdbdb - Kalbe
05_183Cgfmempercepatdbdb - Kalbe
05_183Cgfmempercepatdbdb - Kalbe
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
HASIL PENELITIAN<br />
CGF 40% Mempercepat<br />
Penyembuhan Penderita Demam Berdarah Dengue<br />
Effendi AT 1,2 , Sediono M 1 , Suksmono HS 1 , Erwanto B 1 , Effendi YH 2 , Mira Dewi 3<br />
1 Bagian Penyakit Dalam, Rumah Sakit Karya Bhakti, Bogor.<br />
2 Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.<br />
3 Departemen Gizi, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Bogor.<br />
LATAR BELAKANG<br />
Dengue adalah homonim dari bahasa Afrika,<br />
ki denga pepo, penyakit yang pernah mewabah<br />
di wilayah Karibia, Amerika Tengah, pada<br />
1827-1828. Kini demam tersebut dikenal<br />
dengan nama Demam Dengue (DD) 1 , penyakit<br />
viral transmisi nyamuk Aedes aegypti yang<br />
tersebar luas di antara garis Lintang Utara 35 o<br />
dan Selatan 35 o . Penularan DD di masyarakat<br />
terjadi akibat interaksi kemiskinan, urbanisasi,<br />
rendahnya ketersediaan infrastruktur kesehatan<br />
serta perubahan iklim. Di Indonesia DD<br />
telah menjadi wabah musiman sejak tahun<br />
1968, hingga kini masih merupakan masalah<br />
kesehatan nasional. Pada tahun 1998 terjadi<br />
wabah DD di Indonesia yang menyerang hingga<br />
58.000 penderita.<br />
DD disebabkan oleh infeksi virus Dengue (VDEN),<br />
famili Flaviviridae, genus Flavivirus yang secara<br />
antigenik dibedakan atas empat serotipe, yaitu<br />
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. DEN 2 dan<br />
DEN 1 dilaporkan memiliki tingkat virulensi<br />
yang tinggi, dapat menimbulkan DBD yang<br />
lebih berat. Di Indonesia keempat serotipe<br />
tersebut pernah diidentifikasi saat epidemi DD<br />
di Bandung 2 .<br />
Pada dasarnya DD merupakan penyakit yang<br />
self-limited, namun infeksi VDEN tak jarang<br />
menimbulkan beragam gambaran klinik, seperti<br />
demam Dengue (DD), demam berdarah Dengue<br />
(DBD ~ disertai gangguan perdarahan), bahkan<br />
potensial berkembang menjadi katastrofik<br />
(Sindroma Renjatan Dengue ~ SRD) 3 .<br />
ASSYMPTOMATIC<br />
Undifferentiated<br />
Fever<br />
Assymptomatic<br />
infection or<br />
Undifferentiated<br />
Fever<br />
DENV Infection<br />
Dengue Fever<br />
Without<br />
hemorrhage<br />
Dengue Fever<br />
SYMPTOMATIC<br />
With<br />
hemorrhage<br />
No Shock<br />
DHF<br />
Plasma leak<br />
syndrome<br />
Dengue<br />
Hemorrhagic<br />
Fever<br />
DSS<br />
WHO, 1997<br />
Gambar 1.<br />
Gambaran Klinik Demam Berdarah Dengue (WHO, 1997).<br />
Gambaran klinik DD pada awalnya ditandai<br />
oleh demam tinggi yang akut; dapat disertai<br />
petekiae, nyeri kepala, mialgia, nyeri tulang<br />
dan sendi, mual, nyeri epigastrik, bahkan<br />
diare. Secara tipikal DD ditandai oleh demam<br />
akut 2-7 hari, trombositopeni (trombosit<br />
HASIL PENELITIAN<br />
Henti rawat atau pengakhiran penelitian ditentukan<br />
oleh dokter spesialis penyakit dalam<br />
yang merawat, sesuai kriteria seperti kondisi<br />
pasien membaik, bebas gejala DBD serta jumlah<br />
trombosit di atas 100.000/mm 3 . Data dianalisis<br />
dengan metode statistik menggunakan<br />
perangkat lunak SPSS 16, dengan p3 hari sebanyak 78 orang<br />
(95,2%), lebih besar bila dibandingkan dengan<br />
yang lama demam 50.000 (3,09 hari, p =0,112)<br />
Tabel . 3. Data Dasar Kelompok<br />
Perlakuan<br />
Terdapat perbedaan pola kenaikan trombosit<br />
antara pok kontrol dan pok perlakuan. Pada<br />
pok kontrol trombosit tidak langsung meningkat,<br />
namun diawali dengan penurunan trombosit<br />
dari 62758 (hari 0) menjadi 53260 (hari 1) dan<br />
baru mulai meningkat menjadi 56196 (hari 3),<br />
sesuai persamaan Y= 62758 - 15715X + 6217X 2<br />
(R 2 =0,938). Sedangkan pada pok perlakuan,<br />
kenaikan trombosit terlihat dalam garis lurus<br />
sesuai persamaan Y= 43911 + 19298X - 924X 2<br />
(R 2 =0,897) sejak diberi CGF.<br />
Pola penurunan, baik kadar hemoglobin maupun<br />
hematokrit, berbeda di antara kedua kelompok.<br />
Dengan uji regresi kuadratik penurunan kadar<br />
hemoglobin pada pok kontrol tampak lebih<br />
lamban, sesuai persamaan regresi Y = 14,664 -<br />
0,279X - 0,004X 2 (R 2 = 0,971). Kurva penurunan<br />
kadar Hb tergambar dalam garis lurus, dari<br />
14,664 g% menjadi 14,381 g%, 14,09 g%,<br />
13,683 g% dan seterusnya. Sedangkan penurunan<br />
Hb pada pok perlakuan lebih cepat dan<br />
progresif, khususnya pada awal pengobatan<br />
dari hari 0 hingga hari 3, dan baru kemudian<br />
untuk seterusnya bergerak stabil sesuai persamaan<br />
regresi Y = 14,693 - 0,922X + 0,125X 2<br />
(R 2 = 0,998).<br />
Kontrol<br />
Pasien pulang<br />
Perbaikan gejala klinis dengan Trombosit > 100.000/mm 3<br />
Gambar 3. Alur Pasien Penelitian.<br />
Rata-rata usia pada pok perlakuan adalah<br />
26,21 tahun dan pok kontrol 30,<strong>05</strong> tahun<br />
(p=0,068). Frekuensi kelompok usia 17-25<br />
tahun pada pok perlakuan (27,4%) lebih besar<br />
dibandingkan dengan pok kontrol (19%).<br />
Sebaliknya pada kelompok usia >26 tahun,<br />
frekuensi pada pok perlakuan (22,6%) lebih<br />
kecil daripada pok kontrol (31%) (tabel 1).<br />
Indeks massa tubuh (IMT) pada pok perlakuan<br />
sebesar 19,84% dan pok kontrol 21,86%. Lama<br />
demam sebelum masuk perawatan masingmasing<br />
4,48 hari bagi pok perlakuan dan 4,45<br />
hari bagi pok kontrol (p=0,932).<br />
Tabel 1. Distribusi Kasus Dengue Menurut Kelompok Usia<br />
Kelompok Usia<br />
1. 17-25 tahun<br />
2. > 26 tahun<br />
Perlakuan<br />
23 (27,4%)<br />
19 (22,6%)<br />
Kontrol<br />
16 (19%)<br />
26 (31%)<br />
Jumlah Trombosit Saat Masuk<br />
Perawatan Inap<br />
• < 25.000<br />
• 25.000 - 49.000<br />
• 50.000 - 74.000<br />
• 75.000 - 99.000<br />
Lama Penyembuhan (hari)<br />
dengan Trombosit Awal<br />
• < 50.000<br />
• > 50.000<br />
Lama Penyembuhan (hari)<br />
pada Pok Perlakuan<br />
• < 50.000<br />
• > 50.000<br />
Lama Penyembuhan (hari)<br />
pada Kadar GPT Awal<br />
• < 80<br />
• > 80<br />
Lama Perawatan (hari) di Rumah Sakit<br />
140000.00<br />
120000.00<br />
100000.00<br />
80000.00<br />
Kontrol<br />
9 (10,7%) 3 (3,6%)<br />
14 (16,7%) 7 (8,3%)<br />
9 (10,7%) 15 (17,9%)<br />
10 (11,9%) 17 (20,2%) P = 0,034<br />
Observed 140000.00<br />
Quadratic<br />
120000.00<br />
3,09 4,20 P = 0,016<br />
2,37 4,50 P = 0,000<br />
2,37 P = 0,112<br />
3,09<br />
3,16 4,58 P = 0,001<br />
2,18 4,22 P = 0,000<br />
2,76 4,43 P = 0,000<br />
100000.00<br />
80000.00<br />
Perlakuan<br />
Observed<br />
Quadratic<br />
Tabel 2. Lama Demam Sebelum Masuk Perawatan.<br />
Lama Demam<br />
Sebelum<br />
Perawatan (hari)<br />
• 2<br />
• 3<br />
• 4<br />
• 5<br />
• >5<br />
Perlakuan<br />
3<br />
6<br />
10<br />
17<br />
6<br />
Kontrol<br />
1<br />
9<br />
13<br />
13<br />
6<br />
4 (4,8%)<br />
15 (17,9)<br />
23 (27,3%)<br />
30 (35,7%)<br />
12 (14,3%)<br />
60000.00<br />
40000.00<br />
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00<br />
Hari<br />
Regresi Kuadratik Peningkatan Trombosit<br />
Pok Kontrol<br />
Y = 62758 - 15715X + 6217X 2<br />
R = 0,938; R 2 = 0,963<br />
Gambar 4. Grafik Peningkatan Trombosit.<br />
60000.00<br />
40000.00<br />
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00<br />
Hari<br />
Regresi Kuadratik Peningkatan Trombosit<br />
Pok Perlakuan<br />
Y = 43911 + 19298X + 924X 2<br />
R = 0,838; R 2 = 0,897<br />
88 CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011
HASIL PENELITIAN<br />
Pola penurunan hematokrit pada pok perlakuan<br />
dan pok kontrol juga berbeda (Gb.6). Pada<br />
pok kontrol, sesuai persamaan regresi kuadratik<br />
Y = 42,636 - 0,865X + 0,039X 2 (Rx 2 =0.930),<br />
kurva penurunan berbentuk garis lurus serta<br />
berlangsung lebih lamban, mulai dari 42,636%,<br />
42,161%, 41,022%, 40,392% hingga 39,800%.<br />
Pada pok perlakuan penurunan hematokrit berlangsung<br />
sesuai persamaan regresi kuadratik,<br />
Y = 42.593 -1.744X + 0.204X 2 (R 2 = 0,970).<br />
Dalam tiga hari pertama kurva penurunan<br />
tampak lebih cepat, mulai dari 42,593%,<br />
41,<strong>05</strong>3%, 39,921%, 39,197% hingga akhirnya<br />
38,881%, selanjutnya mendatar (Gb.6).<br />
Lama penyembuhan pada pok perlakuan dan<br />
pok kontrol dengan kadar GPT < 80, masingmasing<br />
3,16 hari dan 4,58 hari (p =0,001).<br />
Pada kadar GPT > 80 lama penyembuhan untuk<br />
masing-masing kelompok 2,18 hari dan 4,22<br />
hari (p=0,000). Pada tingkat morbiditas yang<br />
lebih berat pemberian CGF tetap menghasilkan<br />
tingkat kecepatan penyembuhan yang lebih baik.<br />
15.00<br />
14.50<br />
14.00<br />
13.50<br />
Hb_Kontrol<br />
13.00<br />
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00<br />
Hari<br />
Regresi Kuadratik Penurunan Hemoglobin<br />
Pok Kontrol<br />
Y = 14,664 - 0,279X + ,004X 2<br />
R = 0,982; R 2 = 0,971<br />
Gambar 5. Grafik Penurunan Hemoglobin.<br />
43.00<br />
42.00<br />
41.00<br />
40.00<br />
Hb_Kontrol<br />
39.00<br />
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00<br />
Hari<br />
Regresi Kuadratik Penurunan Hematokrit<br />
Pok Kontrol<br />
Y = 42,636 - 0,865X + 0,039X 2<br />
R = 0,883; R 2 = 0,930<br />
Gambar 6. Grafik Penurunan Hematokrit.<br />
Observed<br />
Quadratic<br />
Observed<br />
Quadratic<br />
DISKUSI<br />
Hingga kini terapi kausal DD belum tersedia.<br />
Oleh karena itu tatalaksana DD, sesuai anjuran<br />
WHO, diarahkan pada penggantian cairan tubuh<br />
yang hilang, mengatasi demam tinggi, mengoreksi<br />
gangguan elektrolit dan metabolik,<br />
mengantisipasi timbulnya renjatan dan DIC<br />
(disseminated intravascular coagulation), serta<br />
memastikan kecukupan gizi.<br />
Status gizi yang mumpuni adalah faktor utama<br />
untuk memperoleh tingkat regenerasi sel optimal;<br />
sedangkan penderita DD maupun DBD terbukti<br />
memiliki tingkat imunoregulatoris yang kurang<br />
memadai 9 . Lebih lanjut pada kondisi morbid<br />
DD terjadi penurunan nafsu makan, mual dan<br />
muntah yang mempersulit pemenuhan kebutuhan<br />
kualitas dan kuantitas gizi. Oleh<br />
sebab itu faktor gizi dalam penyakit DD perlu<br />
disikapi, khususnya guna memperoleh status<br />
gizi yang mumpuni.<br />
15.00<br />
14.50<br />
14.00<br />
13.50<br />
Hb_Perlakuan<br />
13.00<br />
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00<br />
43.00<br />
42.00<br />
41.00<br />
40.00<br />
39.00<br />
Hari<br />
Regresi Kuadratik Penurunan Hemoglobin<br />
Pok Perlakuan<br />
Y = 14,693 - 0,922X + 0,125X 2<br />
R = 0,996; R 2 = 0,998<br />
Hb_Perlakuan<br />
38.00<br />
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00<br />
Hari<br />
Regresi Kuadratik Penurunan Hematokrit<br />
Pok Perlakuan<br />
Y = 42,593 - 1,744X + 0,204X 2<br />
R = 0,950; R 2 = 0,970<br />
Observed<br />
Quadratic<br />
Observed<br />
Quadratic<br />
Pemberian suplemen makanan untuk melengkapi<br />
kebutuhan gizi guna memfasilitasi<br />
regenerasi sel yang optimal dalam jangka<br />
pendek merupakan pilihan alternatif. Sejalan<br />
dengan pandangan tersebut serta sesuai<br />
dengan hasil pengamatan Dr. Michinori Kimura,<br />
ganggang chlorella yang telah terbukti kaya<br />
derivat asam nukleat DNA/RNA, Chlorella<br />
Growth Factor (CGF) serta asam amino<br />
esensial dapat dipertimbangkan. Chlorella<br />
Growth Factor (CGF) diketahui potensial<br />
mempromosikan pertumbuhan sel lebih<br />
cepat melalui mekanisme peningkatan<br />
fungsi RNA/DNA. CGF mendorong optimalisasi<br />
sintesis protein, enzim dan energi pada<br />
tingkat seluler. Di samping itu CGF merangsang<br />
perbaikan sel-sel dan jaringan, meningkatkan<br />
sistem imun. Apabila dikonsumsi<br />
teratur CGF bermanfaat memperbaiki materi<br />
genetik sel-sel manusia yang rusak, sehingga<br />
dapat digunakan untuk tujuan regenerasi<br />
sel-sel tubuh 10 . Diperkirakan pula CGF memiliki<br />
peran inhibisi enzim reverse transcriptase,<br />
sehingga dapat menghambat replikasi virus.<br />
Patofisiologi marka utama DD (hemokonsentrasi,<br />
trombositopenia dan tes tourniquet positif)<br />
sangat tergantung pada perembesan plasma<br />
akibat peningkatan permeabilitas vaskuler<br />
(vaskulopatia) yang disebabkan oleh infeksi<br />
sekunder VDEN 11,12 . Pada tingkat awal dampak<br />
klinisnya berupa hemokonsentrasi. Apabila<br />
tak cepat diatasi, potensial berkembang<br />
menimbulkan renjatan, yang merupakan dasar<br />
patologis timbulnya gangguan fungsi trombosit,<br />
koagulopatia konsumtif serta akhirnya<br />
disseminated intravascular coagulation (DIC) 13 .<br />
Timbulnya trombositopenia ditengarai akibat<br />
penekanan produksi sumsum tulang 14 serta<br />
fagositosis trombosit 15 , mekanisme imun 16 ,<br />
akselerasi fagositosis trombosit 17 dan stres<br />
oksidatif 18 . Tingkat trombositopenia dilaporkan<br />
berkorelasi dengan beratnya vaskulopatia<br />
serta peningkatan GPT 19 .<br />
Telah lama diketahui infeksi VDEN dapat menimbulkan<br />
peningkatan GPT 10 . Agaknya peningkatan<br />
GPT tersebut dampak dari peningkatan<br />
permeabilitas vaskuler 19 serta timbulnya<br />
reaksi tidak khas dari infeksi VDEN itu sendiri<br />
pada hepar 20, 21, 22, 23 .<br />
Pada penelitian ini status gizi pok perlakuan<br />
maupun pok kontrol masing-masing berada<br />
pada tingkat berat badan kurang (19,84 kg/m 2 )<br />
90 CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011
HASIL PENELITIAN<br />
dan berat badan normal rendah (21,86<br />
kg/m 2 ) (status gizi normal 18,5-24,9 kg/m 2 ).<br />
Pemberian CGF di sini ditujukan untuk meningkatkan<br />
proses reparasi fungsi sel endotel<br />
vaskuler, memacu fungsi produksi sumsum<br />
tulang, ketahanan tubuh, serta menekan<br />
stres oksidatif dalam konsep kedokteran<br />
regeneratif.<br />
Pemberian CGF di kelompok perlakuan terbukti<br />
memperpendek masa perawatan di<br />
rumah sakit (2,76 hari) secara bermakna<br />
(p=0,000); padahal jumlah trombosit saat<br />
masuk perawatan lebih rendah dibandingkan<br />
dengan pok kontrol. Bila dicermati lebih<br />
lanjut, pada kelompok terapi CGF, lama<br />
penyembuhan mereka yang memiliki jumlah<br />
trombosit awal < 50.000 lebih pendek<br />
daripada mereka yang trombosit awalnya<br />
> 50.000, namun tidak berbeda bermakna<br />
(p=0,112). Begitu pula pada mereka yang<br />
memiliki kadar GPT baik [ < 80 IU/L ] maupun<br />
tinggi [ > 80 IU/L ], kelompok terapi CGF<br />
lebih cepat sembuh secara bermakna (p=0,001<br />
dan 0,000).<br />
Pemberian CGF pada penelitian ini tampak<br />
memberikan pola tersendiri kenaikan trombosit,<br />
penurunan kadar hemoglobin serta<br />
hematokrit; pola kenaikan trombosit lebih<br />
progresif dan cepat. Pada kelompok terapi<br />
standar kenaikan lebih lamban, bahkan didahului<br />
oleh penurunan jumlah trombosit,<br />
dengan R 2 nyaris mendekati 1. Artinya, CGF<br />
mampu merangsang fungsi produksi sumsum<br />
tulang, mencegah perusakan trombosit serta<br />
menekan stres oksidatif akibat infeksi VDEN.<br />
Pola penurunan hemoglobin dan hematokrit<br />
pada kelompok CGF lebih cepat dan progresif<br />
dibandingkan dengan pada kelompok terapi<br />
standar. Gambaran demikian menunjukkan<br />
perbaikan aspek hemokonsentrasi yang disebabkan<br />
oleh infeksi VDEN. CGF dapat memperbaiki<br />
gangguan vaskulopatia akibat peningkatan<br />
permeabilitas vaskuler akibat<br />
infeksi VDEN.<br />
SIMPULAN DAN SARAN<br />
Pada penelitian ini CGF mampu mempercepat<br />
waktu penyembuhan, merangsang peningkatan<br />
fungsi produksi sumsum tulang, menekan stres<br />
oksidatif, dan memperbaiki gangguan vaskulopatia<br />
akibat peningkatan permeabilitas vaskuler<br />
akibat infeksi VDEN.<br />
Mengingat belum adanya obat virusid, sewajarnya<br />
health promotion ditegaskan sebagai salah<br />
satu upaya pencegahan DD dengan cara meningkatkan<br />
status gizi sehingga kelak diharapkan<br />
berperan meredam keganasan VDEN.<br />
Pemberian suplemen makanan merupakan<br />
salah satu pilihan.<br />
Perlu melakukan penelitian aspek biomolekuler<br />
lebih lanjut guna menguji efektivitas CGF dalam<br />
menangkal virulensi serotype DEN2 dan DEN.<br />
UCAPAN TERIMAKASIH<br />
Para peneliti mengucapkan banyak terima kasih ke pada Dr. Mismasdi Mihadi, Direktur RS Karya<br />
Bhakti Bogor, beserta para staf direksi RS Karya Bhakti Dr. Bambang Soebianto, SpS, Dr. Hadian<br />
Setia, SpB dan Dr. Eko, MBA. Ucapan terima kasih ditujukan pula ke pada Dr. Maria, para dokter<br />
jaga beserta para perawat RS Karya Bhakti Bogor yang telah membantu menyelesaikan penelitian<br />
ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya ke pada Prof DR Dr Darwin<br />
Karyadi, SpGK, yang telah membantu penyiapan penelitian ini; begitu pula kepada Dekan Fakultas<br />
Ekologi Manusia, IPB Bogor Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, Ir. Bambang, MS, dan Ibu Lingke Tirtakencana<br />
SE beserta staf direksi PT CNI Indonesia. Akhirnya kami mengungkapkan rasa hormat yang<br />
setinggi-tingginya kepada para pasien yang bersedia menjadi relawan untuk diteliti. Tanpa bantuan<br />
yang tulus dan ikhlas dari mereka yang kami sebutkan di atas rasanya tak mungkin penelitian ini<br />
dapat dilaksanakan.<br />
REFERENSI<br />
1. Emedicine http://www.emedicine.com/emerg/topic124.htm<br />
2. Porter KR, Beckett CG, Kosasih H, Tan RI, Alisyahbana B, Rudiman<br />
PIF et al. Epidemiology of Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever<br />
in a Cohort of Adults Living in Bandung, West Java, Indonesia. Am.<br />
J. Trop. Med. Hyg. 20<strong>05</strong>; 72(1): 60-66.<br />
3. Rigau-Perez JG, Clark GG, Gubler DJ, Reiter P, Sanders EJ et<br />
Vorndam AV. Dengue and dengue haemorrhagic fever. Lancet,<br />
1998; 352: 971-77.<br />
4. Saito M, Oishi K, Inoue S, Dimaano EM, Alera MT, Robles AM,<br />
Estrella BD Jr, Kumatori A, Moji K, Alonzo MT, Buerano CC, Matias<br />
RR, Morita K, Natividad FF, Nagatake T, 2004. Association of<br />
increased platelet-associated immunoglobulins with thrombocy<br />
topenia and the severity of disease in secondary dengue virus<br />
infections. Clin Exp Immunol 138: 299-303.<br />
5. Guzman MG et Kouri G. Dengue: an update. Lancet Infect Dis,<br />
2002; 2: 33-42.<br />
6. Kuo MC, Chang JM, Lu PL, Chiu YW, Chen HC et Hwang AJ. Case<br />
Report: Dificulty in Diagnosis and Treatment of Dengue Hemorrhagic<br />
Fever in Patients with Chronic Renal Failure: Report of Three Cases of<br />
Mortality. Am. J. Trop. Med. Hyg. 2007; 76(4): 752-56.<br />
7. DS Burke, et al. A prospective study of dengue infections in Bangkok.<br />
Am J Trop Med Hyg, 1988; 38:172-80.<br />
8. Steenblock D. Chlorella. Makanan Sehat Alami. PT Gramedia<br />
Pustaka Utama. Jakarta, 1994: 1-6.<br />
9. Wahid SF, Sanusi S, Zawawi MM, Ali RA. A comparison of the<br />
pattern of liver involvement in dengue hemorrhagic fever with<br />
classic dengue fever. Southeast Asian J Trop Med Public Health.<br />
2000; 31(2): 259-63.<br />
10. http://www.naturalways.com/chlorella-growth-factor.htm.<br />
11. Basu A, Chaturvedi UC. Vascular endothelium: the battlefield of<br />
dengue viruses. FEMS Immunol Med Microbiol, 2008; 53: 287999.<br />
12. Cabello-Gutiérrez C, Manjarrez-Zavala ME, Huerta-Zepeda A, Cime-<br />
Castillo J, Monroy-Martínez V, Correa BB, Ruiz-Ordaz BH.<br />
Modification of the cytoprotective protein C pathway during<br />
Dengue virus infection of human endothelial vascular cells. Thromb<br />
Haemost. 2009; 101(5): 916-28.<br />
13. Chen LC, Shyu HW, Lin HM, Lei HY, Lin YS, Liu HS, Yeh TM.<br />
Dengue virus induces thrombomodulin expression in human<br />
endothelial cells and monocytes in vitro. J Infect. 2009; 58(5):<br />
368-74.<br />
14. Noisakran S, Chokephaibulkit K, Songprakhon P, Onlamoon N,<br />
Hsiao HM, Villinger F, Ansari A, Perng GC. A re-evaluation of the<br />
mechanisms leading to dengue hemorrhagic fever. Ann N Y Acad<br />
Sci. 2009; 1171 Suppl 1: E24-35.<br />
15. DeCastro RAC, De Castro JAA, Barez MYC, Frias MV, Dixit J et<br />
Genereux M. Thrombocytopenia Associated With Dengue<br />
Hemorrhagic Fever Responds To Intravenous Administration Of<br />
Anti-D (Rho-D) Immune Globulin. Am J Trop Med Hyg, 2007; 76<br />
(4): 737-42.<br />
16. Saito M, Oishi K, Inoue S, Dimaano EM, Alera MTP, Robles AMP et<br />
al. Association of increased platelet-associated immunoglobulins<br />
with thrombocytopenia and the severity of disease in secondary<br />
dengue virus infections. Clin Exp Immunol, 2004; 138: 299-303.<br />
17. Honda S, Saito M, Dimaano EM, Morales PA, Alonzo MT, Suarez<br />
LA, Koike N, Inoue S, Kumatori A, Matias RR, Natividad FF, Oishi K.<br />
Increased phagocytosis of platelets from patients with secondary<br />
dengue virus infection by human macrophages. Am J Trop Med<br />
Hyg. 2009; 80(5): 841-5.<br />
18. Soundravally R, Sankar P, Bobby Z, Hoti SL. Oxidative stress in<br />
severe dengue viral infection: association of thrombocytopenia<br />
with lipid peroxidation. Platelets 2008; 19(6): 447-54.<br />
19. Mourão MP, Lacerda MV, Macedo VO, Santos JB. Thrombocytope<br />
nia in patients with dengue virus infection in the Brazilian Amazon.<br />
Platelets. 2007; 18(8): 6<strong>05</strong>-12.<br />
20. Pancharoen C, Rungsarannont A, Thisyakorn U. Hepatic dysfunction<br />
in dengue patients with various severity. J Med Assoc<br />
Thai 2002; 85 (Suppl 1): S298-S301.<br />
21. Souza LJ, Alves JG, Nogueira RM, Gicovate Neto C, Bastos DA,<br />
Siqueira EW, Souto Filho JT, Cezário Tde A, Soares CE, Carneiro<br />
Rda C. Aminotransferase changes and acute hepatitis in patients<br />
with dengue fever: analysis of 1,585 cases. Braz J Infect Dis. 2004;<br />
8(2): 156-63.<br />
22. Larreal Y, Valero N, Estévez J, Reyes I, Maldonado M, Espina LM,<br />
Arias J, Meleán E, Añez G, Atencio R. Hepatic alterations in patients<br />
with dengue. Invest Clin. 20<strong>05</strong>; 46(2): 169-78.<br />
23. Wiwanitkit V. Liver Dysfunction In Dengue Infection, An Analysis<br />
of the Previously Published Thai Cases. J Ayub Med Coll mAbbottabad<br />
2007; 19(1): 10-12.<br />
CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011<br />
91