Teknologi_Informasi_Dan_Komunikasi_Kelas_10_Ali_Muhson_Miyanto_2010
Teknologi_Informasi_Dan_Komunikasi_Kelas_10_Ali_Muhson_Miyanto_2010
Teknologi_Informasi_Dan_Komunikasi_Kelas_10_Ali_Muhson_Miyanto_2010
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
B.<br />
Pelanggaran Etika dan Moral dalam Penggunaan<br />
<strong>Teknologi</strong> <strong>Informasi</strong> dan <strong>Komunikasi</strong><br />
Salah satu alat yang dapat<br />
digunakan untuk kejahatan dunia<br />
maya adalah alamat e-mail. Oleh<br />
karena itu, jangan memberikan<br />
alamat e-mail kepada orang tak<br />
dikenal. Terlebih password e-mail<br />
Anda.<br />
Sumber: www.tulungagung.go.id<br />
Gambar 3.1 Pemusnahan CD bajakan<br />
menggunakan alat berat<br />
Dunia teknologi informasi dan komunikasi, apalagi dunia maya (cyberworld),<br />
memang rentan dengan kejahatan. Bahkan, kejahatan yang biasa dilakukan<br />
menggunakan internet ini tidak mengenal wilayah negara. Bisa saja si penjahat<br />
tinggal di suatu negara, sedangkan si korban jauh berada di seberang benua.<br />
Beberapa jenis pelanggaran atau kejahatan yang berhubungan dengan<br />
teknologi informasi dan komunikasi dapat Anda simak pada uraian berikut.<br />
1. Hacking. Kejahatan ini berupa kegiatan menjebol sistem keamanan komputer<br />
orang lain dengan berbagai tujuan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan apabila<br />
pelaku dan korban (komputer) berada di dalam satu jaringan. Jaringan ini<br />
dapat berupa local area network (LAN) ataupun internet. Tidak heran hacking<br />
dapat menimbulkan korban yang berada di negara lain. Pelaku hacking<br />
disebut Hacker (peretas).<br />
2. Cracking. Kejahatan ini dilakukan dengan meretas sistem keamanan korban<br />
untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Keuntungan pribadi tersebut dapat<br />
berupa password kartu kredit, data perusahaan, dan penggunaan identitas<br />
orang lain untuk tujuan tertentu. Pelaku cracking disebut Cracker (criminal<br />
minded Hacker).<br />
3. Political hacking. Kejahatan ini berupa kegiatan meretas suatu situs atau<br />
web yang bertujuan politis. Bentuk umumnya berupa meretas sistem<br />
keamanan situs yang dituju dan membuat pernyataan yang menyudutkan<br />
korban. Karena bertujuan politis, political Hacker umumnya berkutat sekitar<br />
tokoh politik atau partai tertentu.<br />
4. Denial of service attack (DoS). Kejahatan bentuk ini dilakukan dengan<br />
mengirimkan data yang sangat besar pada suatu situs tertentu. Tujuannya<br />
untuk membuat lambat atau berhenti sama sekali situs yang dituju. Jika<br />
mengalami DoS berlebih, situs ini tidak dapat diakses.<br />
5. Penyebaran virus. Umumnya virus yang disebarkan mempunyai kemampuan<br />
menggandakan diri. Kerugian yang ditimbulkan kegiatan tersebut tergantung<br />
pada jenis virus. Apabila virus bersifat temporer, akibatnya tidak akan begitu<br />
merugikan. Namun, apabila virus tersebut merusak sistem komputer,<br />
akibatnya sangat merugikan. Karena mudah berpindah melalui media<br />
penyimpan data atau surat elektronik, virus komputer sangat cepat menyebar.<br />
6. Fraud. Kejahatan ini memanipulasi informasi, khususnya informasi tentang<br />
keuangan dengan tujuan mengeruk keuntungan pribadi.<br />
7. Phising. Teknik kejahatan ini mencari informasi berupa alamat surat elektronik<br />
(e-mail) dan nomor account dengan mengirimkan e-mail yang seolah-olah<br />
datang dari bank tertentu. Tujuannya hampir sama dengan cracking.<br />
8. Perjudian. Kegiatan berjudi ini menggunakan media internet. Kegiatan<br />
tersebut dapat merugikan pribadi atau negara. Salah satu kerugiannya<br />
berupa praktik pencucian uang.<br />
9. Cyber stalking. Kejahatan ini berupa tindakan pengiriman e-mail yang tidak<br />
diinginkan si penerima. Umumnya, e-mail yang dikirim berupa paksaan atau<br />
ancaman terhadap penerima.<br />
<strong>10</strong>. Piracy. Kegiatan ini dilakukan dengan membajak hak cipta orang lain<br />
sehingga menghilangkan potensi pendapatan perusahaan atau si pembuat.<br />
Dari sepuluh bentuk pelanggaran tersebut, pelanggaran hak cipta (pembajakan)<br />
paling banyak terjadi di Indonesia.<br />
54<br />
Bab III Ketentuan Penggunaan <strong>Teknologi</strong> <strong>Informasi</strong> dan <strong>Komunikasi</strong>