09.07.2015 Views

makalah seminar 2007-kaji tindak - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

makalah seminar 2007-kaji tindak - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

makalah seminar 2007-kaji tindak - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

keterampilannya dalam berusahatani, khususnya usahatani pepaya, yang menjadi komoditaspilihan kelompok <strong>dan</strong> sesuai dengan perencanaan kegiatan kelompok pada tahun 2005.Berbagai permasalahan dalam mengelola kelompok dialami oleh kelompok tani diDusun Pasantren pada paruh waktu <strong>2007</strong> ini. Tim merasa belum berhasil memberi masukankepada kelompok untuk mewujudkan kelompok yang solid. Kasus penjualan hasil panen yangdikoordinasikan oleh pengurus kelompok tampaknya dinilai kurang transparan oleh sebagianbesar anggota <strong>dan</strong> menuai banyak protes dari anggota. Akhirnya, untuk sementara anggotadibebaskan untuk menjual hasil panen secara individu, sampai ditemukan solusi yangdisepakati semua. Demikian juga dalam menetapkan harga jual saprotan yang disediakan dikios kelompok, beberapa anggota menganggap harga saprotan relatif tinggi. Kejadian seperti inidapat dipan<strong>dan</strong>g sebagai proses pembelajaran bagi kelompok, terutama pengurus, untuk tidakmengulangi kesalahan yang sama di waktu mendatang. Dari pengalaman di atas, terbuktipentingnya a<strong>dan</strong>ya saling percaya (trust) antara pengurus <strong>dan</strong> anggota kelompok. Disampingitu, transparansi dalam mengelola kelompok menjadi keharusan yang harus disadari bersama.Ternyata kelompok binaan tidak secara otomatis menerima saran dari Tim <strong>dan</strong> secaraserta merta melaksanakan saran tersebut, seperti berbagai pengalaman yang telah dialami olehTim. Misalnya, pengurus kelompok kurang konsisten dengan rencana yang sebelumnya sudahdisepakati bersama. Keinginan kelompok untuk memfasilitasi petani selain anggota kelompokdalam hal pinjaman saprotan, ternyata telah menguras modal kelompok, yang pada gilirannyaberakibat macetnya usaha kelompok yang se<strong>dan</strong>g dirintis, yaitu penyediaan saprotan di kiospertanian. Pengurus kelompok yang relatif miskin pengalaman, menjadikan usaha produktifkelompok sebagai “dewa penolong” bagi siapa saja, sehingga melupakan kesepakatan yangtelah digariskan. Pada awalnya pinjaman saprotan hanya diperuntukkan bagi anggota inti, tetapipada akhirnya jumlah peminjam melebihi yang sudah ditentukan. Di sini Tim belajar betapatingginya keinginan kelompok untuk membantu, meskipun kapasitas untuk itu belum dimilikinya.Di masa mendatang hal-hal seperti ini akan terus diingatkan kepada kelompok, agar hal yangsama dapat dihindari.Simpan pinjamMenyediakan modal untuk usaha super mikro di wilayah pedesaan menjadi syarat yangtidak dapat ditawar lagi dalam pemberdayaan masyarakat. Intervensi Tim dalam menyediakanmodal usaha mikro dalam bentuk simpan pinjam mendapat apresiasi yang cukup tinggi darimasyarakat setempat, khususnya ibu-ibu. Baik di lokasi Bogor maupun Sukabumi, ibu-ibu14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!