10.07.2015 Views

meditasi pernafasan.pdf - DhammaCitta

meditasi pernafasan.pdf - DhammaCitta

meditasi pernafasan.pdf - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

MEDITASI PERNAFASANANAPANASATIPETUNJUK KE DALAMPELAKSANAAN KAMMATTHANAOLEH:KASSAPA THERA


- . - . - . - . - . - . - . - . - . - . -Pemusatan pikiran yang tekun pada masuk dan keluarnyanafas, bila dipupuk dan dikembangkan, adalah suatukedamaian dan suatu cara hidup yang menyenangkan.Tidak hanya itu, juga akan menghalau pikiran-pikiranjahat tak terlatih yang telah timbul dan membuatnyahilang seketika.Bagaikan, ketika bulan terakhir dari musim panas, debu dankotoran beterbangan, lalu hujan deras yang turun tiba-tibamenenangkan dan menurunkannya ke bumi seketika.- . - . - . - . - . - . - . - . - . - . -


MEDITASI PERNAFASANANAPANASATIPETUNJUK KE DALAMPELAKSANAAN KAMMATTHANAOLEH:KASSAPA THERA


ABHINHAPACCAVEKKHANA(Kerap Kali Direnungkan)Jarā-dhammomhiJaraṃ anatītoByādhi-dhammomhiByādhiṃ anatītoMaraṇa-dhammomhiMaraṇaṃ anatītoSabbehi me piyehi manāpehinānā-bhāvo vinā-bhāvo.Aku akan menderita usia tua,Aku belum mengatasi usia tua.Aku akan menderita sakit,Aku belum mengatasi penyakit.Aku akan menderita kematian,Aku belum mengatasi kematian.Segala milikku yang kucintai dankusenangi akan berubah dan terpisahdariku.KammassakomhiKamma-dāyādoKamma-yoniKamma-bandhuKamma-paṭisaraṇoYaṃ kammaṃ karissāmiKalyāṇaṃ vā pāpakaṃ vāTassa dāyādo bhavissāmiEvaṃ amhehi abhiṇhaṃAku adalah pemilik karmaku sendiri.Pewaris karmaku sendiri,Lahir dan karmaku sendiri,Berhubungan dengan karmaku sendiri,Terlindung oleh karmaku sendiri,Apa pun karma yang kuperbuat,Baik atau buruk,Itulah yang akan kuwarisi.Hendaklah ini selalu kita renungkan.paccavekkhitabbaṃ


PRAKATAPertama kali kami membaca buku “ANAPANASATI”, karangan Y.M.KASSAPA THERA, terpetik kesan yang mendalam terhadap pengarangyang mempunyai tujuan mulia mengajarkan MEDITASI PERNAFASAN(ANAPANASATI) melalui tulisan beliau yang sederhana tetapi sangatsistematis dan mudah dimengerti. Sangat disayangkan buku yang kamibaca tersebut sudah tua, kertasnya menguning, ejaan bahasa Indonesialama, dan jumlahnya terbatas, sehingga tidak banyak dari mereka yangtertarik pada <strong>meditasi</strong> dapat menikmati karya indah dari Y.M. KASSAPATHERA. Hal inilah yang menggugah hati kami untuk memperbaharui danmemperbanyak buku <strong>meditasi</strong> <strong>pernafasan</strong> (anapanasati) agar dapatbermanfaat bagi mereka yang ingin mempelajari <strong>meditasi</strong> <strong>pernafasan</strong>(anapanasati) secara baik dan benar.Tidak berlebihan bila kami mengatakan bahwa fisik buku bolehtua dan lapuk, tetapi isi buku tidak pernah tua dan lapuk dan selaluindah dari awal sampai akhir serta mengundang untuk dibuktikan.Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada rekan-rekanyang ikut membantu memperbaharui dan memperbanyak buku <strong>meditasi</strong><strong>pernafasan</strong> (anapanasati) dan semoga perbuatan baik yang telahdilakukan akan membawa kebahagiaan yang tak ternilai harganya.Akhir kata, semoga buku ini dapat memberikan inspirasi yangbaik sehingga melahirkan pikiran yang baik serta ucapan danperbuatan yang baik, yang akhirnya membawa kebahagiaan. Semogasemua makhluk hidup berbahagia.Y.J.


DAFTAR ISIBAB I : KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(Oleh Bikkhu Soma Thera). 1-4BAB II : PENDAHULUAN ANAPANASATI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5-11BAB III : ISYARAT DAN RINGKASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12-14BAB IV : MULAI BEKERJA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15-16BAB V : ANAPANASATI TINGKAT I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(Menghitung Tarikan Nafas)BAB VI : ANAPANASATI TINGKAT II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(Ayunan Nafas)BAB VII : ANAPANASATI TINGKAT III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(Konsentrasi pada Sentuhan Nafas)17-18. . 1920-21BAB VIII : TANDA ATAU OBYEK YANG TIMBUL DALAM LATIHANMEDITASI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22-24BAB IX : ANAPANASATI TINGKAT IV . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(Menempatkan Pikiran atas Objek dalam Pernafasan)25-28BAB X : JALAN PANDANGAN TERANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29-31TENTANG PIKIRAN INI – AJAHN CHAH . . . . . . . . . . . . . . . 32


IKATA PENGANTAR(OLEH: SOMA THERA)Sang Buddha, Guru Agung Pengungkap telah mendefinisikan batas dariKaidah Luhurnya dengan kata-kata tegas dan jelas seperti berikut:"DUKKHANCEVA PANNAPEMI, DUKKHASSA CA NIRODHAM" yang berarti"Hanya tentang Derita yang Ku-tunjukkan, serta Penghentiannya".Dengan demikian jelas bahwa dunia Sang Buddha adalah dunia hidupberindera dan dalam dunia mana adanya soal Derita. Dalam duniadunialain, yaitu dunia-dunia yang murni lahiriah yang menjadibidangnya ilmu pengetahuan ilmiah, tidak terdapat sesuatu ajaranyang langsung mengolah tentang pembebasan, sebab melalui duniaduniatersebut tidak akan tercapai kebijaksanaan tertinggi ataupunpembebasan dari penderitaan.Seni si tukang-kayu harus diwujudkan dalam bentuk kayu, seni sipandai besi harus diwujudkan dalam logam-logam; demikian pula senisang yogin si tukang-kebijaksanaan yang membebaskan harusdiwujudkan dalam pikiran. Pikiran adalah bahannya, dan untukmencapai tujuannya pikiranlah yang harus dimengerti dan ditempanya,sebab pikiranlah yang menderita dan pikiranlah yang memerlukanpembebasan.Segala benda-benda dunia luar dikenal manusia hanya secara taklangsung. Hanya pikiran, sang dunia 'dalam', yang dialaminya denganlangsung. Hanya dalam pikiran kita dapat berhadapan muka denganmuka dengan 'kesejatian'. Dan pengetahuan tentang kesejatian tidakmungkin menjadi lengkap tanpa pengertian akan pikiran sertaperasaan, cerapan-indera, dan gagasan-gagasan. Dengan pengertian disini dimaksudkan 'Kebijaksanaan Khusus Yang Menembus' yangdiajarkan oleh Sang Pengenal Dunia (Sang Lokavindu) yang telahmenyelami dasar-dasar yang terdalam daripada samudera kehidupan.1


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)Oleh karena kita tidak mengerti hakekat daripada benda-benda, makatelah sedemikian lamanya, dan kinipun, kita terus mengembarakehilangan akal, kebingungan, asing dalam dunia kita sendiri.Sebenarnya pengembaraan di dalam diri kita itu tak mengetahui, takmengenal, tercengkeram kesedihan, tertipu oleh bentuk-bentuk, olehkesenangan-kesenangan indera yang sebentar menguap menghilang,tertipu oleh apa yang kita kira kesejahteraan, kesemuanya itutidaklah lebih dari dan tidaklah lain dari Samsara, Roda Dumadi yangmenyakitkan. Maka dalam komentar-komentar atas Samyutta dikatakan:"Di sinilah adanya Derita dan di sinilah adanya Surga".Dan di sinilah di dalam pikiran ini adanya gelanggang untukberlatih (Yogabhumi). Di sinilah di dalam pikiran manusia dapatmelengkapi dirinya dengan latihan-latihan untuk memenangkan SangPantai Aman, Sang Daerah Cahaya, Sang Damai Sempurna, yang terletakdi sebelah sananya kegelapan Laut-Badai si Mara. Untuk melepaskandiri dari cengkeraman si Mara, Sang Maha Sempurna mengajarkan:“Ber<strong>meditasi</strong>lah, O para Bhikkhu, latihlah Meditasi, sebab dia yangber<strong>meditasi</strong> mengetahui sesuatu dengan sebenar-benarnya".Pertama-tama, Meditasi adalah usaha yang membawa Ketenangan denganjalan memisahkan pikiran dari napsu-napsu dan konsepsi-konsepsi.Oleh Tetua Nagasena pernah diujarkan kepada Raja Milinda. "Bila OMaharaja, seseorang telah menghias dirinya dengan permata Meditasimaka konsepsi-konsepsi pikiran dari kesenangan badaniah, kemarahan,kekejaman, kesombongan, kesibukkan-kesibukkan, pengertian salah,ketidakpercayaan, dan segala konsepsi-konsepsi palsu akan laripontang-panting, kucar-kacir serta berserak-serakan apabila merekaharus berhadapan dengan saudara-kandung mereka itu".Laksana benih teratai yang terpendam dalam lumpur di bawahpermukaan air sebuah danau, dalam kesunyian pelahan-pelahan iatumbuh menjulang ke atas mencapai cahaya dan udara. Demikianpunbenih kebijaksanaan pelahan-pelahan menembus Lumpur Skandha, iapuntumbuh dalam tenangnya air Meditasi menjulang ke atas mencapaicahaya pengertian dan hawa udara kebebasan.Dengan menghancurkan pikiran yang menggelapkan, <strong>meditasi</strong>menyediakan wadah yang sesuai untuk memulai usaha membangunwawasan (Pandangan-terang, insight) yang menembus ke dalam keadaan-2


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)keadaan fenomena. Dengan <strong>meditasi</strong> akan dimenangkan suasana yangserasi, yakni suasana 'dalam' untuk memperkembangkan garis pikiranyang tak terpengaruh rasa menyenangi atau tak menyenangi, yangmampu untuk menyelidiki 'Kesedemikianan' (thus-is-ness) daripadabenda-benda demi kemampuan melihat Kebenaran secara terang dansebenar-benarnya.Bila orang sudah mampu melihat secara itu, maka tidak lagi akandirinya tergerak oleh getaran-getaran karmanya yang lampau.Dirinya sudah menjadi 'Tuan dari Hidupnya'; Pandangan-terang telahmenjadi barang miliknya; dia adalah seperti seorang ahli kimia yangsudah berhasil merubah logam rendah menjadi emas murni.Sesungguhnya dilepaskannya sudah:"Kodrat umur-tua demi Yang-Tak-Berumur.Pembakaran demi Sejuk-nyamannya Damai,Diam, hening, diam sudah diri-nyaSebab penuh kemelekatannya pada itu semua".Dari cara-cara <strong>meditasi</strong> yang diajarkan Sang Buddha, Anapanasati(Kewaspadaan atas Pernapasan) adalah sebagai: 'Cara-hidup Para Ariya,Jalan Terbaik, cara hidup Tathagata'. Selain itu disebut juga sebagai'Yang Penuh-Damai, Yang Terpilih, Yang Tidak Ternodakan, HidupBahagia' (santo ceva panito ca asecanako ca sukho ca viharo). Dapatjuga dikatakan bahwa Meditasi ini dapat segera melenyapkan setiapkejahatan dan kebodohan pikiran yang mungkin timbul (uppannuppaneca papake akusale dhamme thanaso antaradhapeti). Meditasi iniberganda-16, dan terdiri dari 4 Kebangkitan Kewaspadaan yangmerupakan satu-satunya jalan untuk mencapai 'Yang Tertinggi Itu'.Pengungkapan methoda <strong>meditasi</strong> ini diatur dan disusun oleh seorangyang ahli bukan saja dalam sejarah <strong>meditasi</strong> tetapi yang telah lamapula menyelami pelaksanaannya. Segala perincian yang dibutuhkanseorang yang baru mulai berlatih <strong>meditasi</strong>, diterangkan denganselengkapnya. Kitab ini penuh dengan petunjuk-petunjuk hidupsederhana, kuat dan langsung. Kitab ini membakar semangat sertamembangun selera untuk melaksanakan <strong>meditasi</strong> berikut 'hidup lebihtinggi' yang indah murni dalam segala segi-seginya, dan yangterpisah dari 'hidup rendah' yang melulu duniawi.3


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)Di banyak negara-negara baik di Timur maupun di Barat 'GudangHukum Panen Lebat' ini telah menabur benih-benih dalam banyak benakhati. Semoga benih-benih itu berakar memenuhi tujuannya dalambentuk Buah yang baik. Buku ini tergolong yang mudah dimengerti danditangkap, dan pada zaman modern kita ini, telah membawakan SangAjaran Murni ke seluruh sudut dunia. Sungguh melapangkan hatiuntuk mengetahui bahwa usaha bernilai ini sedang 'tour' mengelilingidunia melalui cetakan ini, berbareng menyebarkan Berkah dan Kurniadari Sang Ajaran yang memperkuat, menghibur, serta memimpin denganbijaksana.Kepada mereka yang bercita-cita tinggi, biarlah kitab ini membukakankata-kata murni dari Sang Buddha (Pavacana) tergenggam satu-satunyaJalan yang benar dan efektif untuk keluar dari kesedihan danmencapai kebahagiaan dari cekikan kebencian dan mencapai kebebasanserta cinta kasih, dari ketakutan dan mara-bahaya dan mencapaisejahtera sempurna.Kiranya tidaklah terlalu berkelebihan untuk berharap agar parapembaca, sesudah mengetahui akan hal ini, akan memperpadukanperbuatan dan pikiran serta menegakkan semangat untuk mencapaiKebajikan Sempurna, Meditasi, dan Kebijaksanaan. Semoga Sungai HukumBuddha nan Jernih ini selalu dan terus mengalir membawa manusiamenuju kemajuan senantiasa.BHIKKHU SOMA THERAIsland Hermitage.Dodanduwa, January 27,1943."Walau tujuan luhur: mementingkan tetanggamu,Namun janganlah tujuanmu sendiri diabaikan;Demi tujuanmu sendiri biarlah dalam dirimubergelora semangat bila tujuanmu dimengerti sudah".(Dhammapada 166, terjemahan Soma Thera)4


IIPENDAHULUAN ANAPANASATIPOKOK MEDITASIMenurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yangdiperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenanganmelalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata'Thanam' (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berartiLandasan Perbuatan, dalam hal ini 'berbuat-bekerja <strong>meditasi</strong>' (Samadhi-kamma).JHANAJhana atau Pencerapan (Absorption) tidaklah sama denganautohypnotis. Dalam autohypnotis orang berada dalam keadaantertidur yang tak wajar yang disertai sedikit atau banyak ketidaksadaran,sedangkan dalam Jhana pikiran mencapai puncaknyakesadaran dan berada dalam keadaan terkonsentrir (terpusat).SYARAT UNTUK BERHASILNYA MEDITASIDasar untuk berhasilnya pelaksanaan sebuah Kammatthana (yang satumanapun yang dipilih dan 40 Pokok-pokok Meditasi) ialah Kebajikan(virtues) yang harus terpelihara secara tekun. Kemurnian kebajikan(sila-visuddhi) mutlak perlu untuk sukses pelaksanaan.Orang harus lebih dulu mengikis habis kulit kayu sebelum dia bisamulai mempeliturnya mengkilat. Bahayanya pun ada sebab dalamlatihan-latihan Meditasi orang terbawa pada suatu ketinggianmenakjubkan dimana atmosfir yang halus menerima pikiran dan badanyang halus pula.Ketinggian yang menakjubkan itu hanya dapat didaki dengan amanoleh calon-calon yang sudah berlatih dengan sempurna dan bertekundalam kebajikan. Tanpa dibekali apa yang disebut kebajikan maka agakgegabah seseorang mulai berlatih <strong>meditasi</strong> ini.5


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)(Dalam kitab Abhidhammattha Sangaha dan Visuddhimagga, <strong>meditasi</strong> inidikatakan dapat dilaksanakan setiap orang tanpa ada bahaya, Gayasih)BERHENTI, BERBELOK, MELEPASKAN KEDUNIAWIANApabila seorang telah mulai merasa muak dengan sifat yangmengerikan dan tidak tentunya dunia yang mempermainkan dirinya danjika pada dirinya timbul hasrat hendak bebas, maka haruslah iaberpaling pada Meditasi. Semakin yakin dirinya dengan mutlaknyakebenaran Ajaran Sang Buddha, semakin cepat pula akan dirasakannyabetapa sia-sianya jalan keduniawian itu.Disadarinya pula betapa sia-sianya mempergunakan waktu yangberharga demi mengejar-ngejar rangsangan kesenangan badani sepertiseekor monyet yang gelisah. Kemudian tibalah pada dirinya saat manatidak lagi mungkin baginya untuk mengambil jalan lain. Kemudiandatanglah pengelepasan. Orang-orang duniawi mungkin akanmengejeknya 'Satu hidup yang gagal' atau 'Satu intelek yang kucarkacir!'Dalam pada itu teringatlah dia akan Sang Buddha, Kristus, dan gurugurubesar lain yang pernah diejek dengan kata-kata 'orang-gila, sidungu, si aneh' oleh orang-orang munafik yang melulu duniawi. Tetapitak lagi diindahkannya ejekan, dan tak lama kemudian diapunmengerti bahwa lawakan yang rendah adalah buah dan watak yangrendah dan kasar. Caci-maki si dungu berbalik menjadi nama baikorang yang bijak. Maka diapun menegakkan tekadnya untuk mencapaiYang Tertinggi Itu.PENGOTORAN DAN PEMURNIANDharma mengajarkan bahwa pikiran itu bersih pada saat kelahiran dankemudiannya ternoda oleh pemikiran-pemikiran yang berlandaskannapsu, benci, dan hayal. Pemikiran-pemikiran yang kotor juga menodaijasmani noda-noda itu tetap melekat walaupun pikiran-pikiran kotoritu telah lama lenyap, seperti halnya daging busuk yang mengotorikertas yang membungkusnya, kertas itu tetap kotor walaupun dagingbusuk itu sudah dibuang. Kertas itu akan tercuci bersih oleh hujan,angin dan matahari. Jasmani yang kotor itu akan tercuci bersih oleh6


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)kedermawanan (dana), kebajikan (sila), dan Meditasi. Buahnya Meditasiialah Kebijaksanaan (Panna), dan benihnya Meditasi ialah Kebajikan(sila).Pertama-tama seorang yogavacara menegakkan tekad untuk mencapaikebajikan (sila). Ia terkenang akan apa yang disabdakan Sang MahaSempurna tentang sila dan berusahalah dia untuk mencapainya.Diingatkan bahwa Meditasi tanpa Sila tidaklah mungkin seperti takmungkinnya badan tanpa kepala, atau rumah tanpa fondasi. Rumahmana akan rubuh terbalik jika sekali saja terlanda angin kencang.Sila adalah dasar untuk memelihara semua perbuatan yang baik,bahkan akar daripada segala kebaikan.Dengan Sila tidaklah berarti dengan menghafal paritta-paritta ataumentaati aturan-aturan saja. SILA adalah PENGWARNAAN PIKIRANAKIBAT KEHENDAK (cetana-cetasika). Sila timbul sebagai hasil dariusaha menjaga pintu-pintu perkataan dan perbuatan. Usaha ini akanmenarik diri kita dari kekotoran dan berbareng mendorong kita kejurusan 'keadaan pikiran yang bersih dari napsu-napsu rendah'.Inilah Sila sejati yang laksana kapal memungkinkan kita untukmenjelajahi samudera kehidupan ini dengan aman dan sentosa.Sila adalah Hujan yang memandamkan Api penyakit dari kehidupan.Sila adalah Tangga Emas yang menjulang tinggi hinga ke Surga.Sila adalah Cap daripada Harta Hyperkosmis-nya sekalian Arahat.Sila adalah Mantra tiada taranya dan harus dilindungi.Sila adalah Batu Karang yang kokoh tak-tergoyahkan dengan takhenti-hentinya memancar cinta-kasih dan kasih-sayang.Sila adalah Pohon Seribu Abad yang berbuah kehormatan nan luhur.Sila adalah Buket Bunga yang menarik lebah madu penyanjungan.Di antara perhiasan-perhiasan, sila adalah Maha Penghias. Di antarawewangian-wewangian, sila adalah Yang Terharum. sila adalah TerataiMaha Indah yang memperindahkan Danau Buddha.Dia yang memiliki Sila akan terus menjulang tinggi, tak pernah diamenurun pada keadaan yang lebih rendah, sebab dirinya telah berdiamdalam Benteng yang tak terserang lagi oleh Kilesa.Seperti halnya seluruh dunia mempersembahkan harta di bawahkakinya seorang penakluk, Sang Bunda Sila yang dipersuburkan oleh7


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)Meditasi memenangkan, menganugerahkan kekuatan harumnya <strong>meditasi</strong>kepada sang yogavacara. Dengan Sila sebagai Perisai sang yogavacaramemukul mundur semua musuh-musuhnya: keserakahan, napsu-napsurendah, kekejaman, kekuasaan, kesombongan. Tidaklah ia bergaul denganorang-orang yang congkak kosong melompong dan orang-orang yangtidak memiliki kewaspadaan. Selalu akan ingat bahwa ia mencariKUSALA EKAGATA CITTA, maka bertemanlah ia dengan orang-orang yanglemah-lembut dan penuh dengan kewaspadaan.BAGIAN DARI POKOK MEDITASIDari 40 Kammatthana yang diajarkan Sang Buddha:10 adalah terdiri dari alat-alat atau cara-cara yang disebut Kasina.10 adalah tergolong pada Anussati (Mengenang kembali), danAnapanasati adalah yang terakhir dalam golongan kammatthana ini.10 adalah tergolong pada Asubha (kekotoran) atau mayat-mayat dalamberbagai-bagai taraf pembusukan.4 Keadaan Yang Luhur (Brahmavihara) yaitu terdiri dan Metta, Karuna,Mudita, dan Uppekha1 Penggagasan yaitu persepsi atas jijiknya makanan (Ahara PatikulaSanna)dan yang terakhir1 Analisa akan segala sesuatu sehingga sampai kepada 'yang terakhir'yaitu Empat Maha Unsur (Eatuelhatuvavatthana)4 ArupajhanaMEMPERSATUKAN KESADARANBerlatih salah satu Kammatthana tersebut akan menghasilkanpemusatan pikiran (konsentrasi) sedikit banyaknya sesuai usahaseseorang. Abu tertiup berhamburan oleh angin tetapi kalau airdisiramkan atas abu itu maka abu basah itu tidak lagi akan tertiupberhamburan. Sang yogavacara menyiramkan air suatu Kammatthanaatas 'abu' pikirannya dan mencapai suatu ukuran dan konsentrasipemikiran yang bersih, tergantung atas mutu air, carapelaksanaannya, dan mutu abu itu sendiri.8


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)PERUMPAMAAN ANAK SAPI LIAROleh karena manusia telah lama melekat pada indera-indera danbenda-benda keinderaan, maka tidak mudah untuk dapat mengendalikanpikiran dengan suatu Kammatthana. Soal ini akan menjadi lebih jelasdengan sebuah perumpamaan. Misalnya menjinakkan seekor anak sapiliar: Orang memisahkan anak sapi yang liar dari induknya, hutannyadan tempat makan-minumnya yang biasa. Diikatnya anak sapi yangberontak-rontak hendak meloloskan diri; kemudian ia menjadi lemahkelelahan dan lama kelamaan tali yang mengikatnya semakin memendeksehingga terpaksa ia duduk kepayahan di samping tonggak dimana taliitu terikat. Demikian pula si yogavacara memisahkan dirinya darirumah dan kebiasaan hidupnya yang manja, lalu pergi ke suatu tempatyang sepi dan sunyi. Diikatnya dengan 'tali' kewaspadaan, kepada'tonggak' Kammatthana yang dipilihnya; berangsur-angsur pikirannyayang berontak menjadi teduh dan dapat dikendalikan. Dengan pelahanpelahanmemperkuat kewaspadaan dicapainya pemusatan pikiran.PERBEDAAN ANTARA PRAKTEK HINDU DAN BUDDHISPerlu dimengerti bahwa Meditasi Buddhis Anapanasati yangberlandaskan napas bukan 'latihan napas'. Tujuannya bukan untukmemperbesarkan otot atau membangun kekuatan badan. Meditasi initidak sama dengan 'senam napas' yang diajarkan dalam Pranayama Yoga.Raja dan Hatha Yoga dilatih dengan tujuan membangkitkan kewaskitaan(clairvoyance) dan apa yang diperkirakan penunggalan dengan MakhlukAgung, dsb. Untuk suksesnya latihan ini diperlukan pelaksanaansyarat seperti 'frebum-linguae' (lipatan lendir di bawah lidah) harusdipotong dan susu lidah dipencet keluar. Atau proses-proses lainyang serupa. Syarat permulaan ini penting untuk berhasilnya suatupraktek sistem Yoga.Walaupun hasil-hasil yang dicapai para Yogi Hindu (yang berhayalakan Jiwa Agung dan Jiwa Perorangan) itu tinggi, namun hasil-hasilitu bersifat duniawi (mundane). Hasil yang sama dalam hal kemampuanluar biasa (supernormal faculty) dan dalam hal penciptaan fenomenajuga dicapai oleh seorang Buddhis tetapi diterimanya selaku 'hadiahsambilan' yang insidentiil atau sebagai sesuatu yang tidak penting.9


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)Hasil-hasil mana sudah akan diterimanya dalam Tingkat-Empatlatihan Anapanasati ini dan hasil-hasil itupun dicapainya tanpahidup bertapa yang ketat ataupun siksaan-siksaan badaniah apapun.Orang Buddhis diajar untuk tidak menghiraukan peristiwa-peristiwayang tidak penting itu sebab tujuannya terletak di sebelah sanasegala 'permainan-permainan' itu; tujuannya tercapai apabila diasudah menyelesaikan dengan baik 4 Tingkat yang lebih tinggi lagidaripada Kammatthana ini (yakni Tingkat 5-8) yang akan membawanyakepada Sang Lokuttara (Sang Ultra-duniawi, the Supra-mundane) yangdalam kitab-kitab terpujikan: "Dari raja-raja lebih agung, dari dewadewalebih bahagia, kegilaan akan kehidupan berhenti sudah".Meditasi Buddhis melarang segala macam pernapasan yang tak wajar.Pernapasan harus tidak dipaksakan atau ditahan secara apapun juga.Orang hanya diminta untuk memperhatikan napas serta perubahanperubahannyasehingga tercapai pikiran yang terpusat (konsentrasi).UNTUK SIAPA LATIHAN INI DIANJURKANAnapanasati atau Perhatian atas tarikan dan pengeluaran napasadalah suatu proses yang dianjurkan untuk orang-orang yangwataknya tumpul (mohacarita) dan juga untuk orang-orang berwatakcendekia (vitakka-carita).Dengan 'watak tumpul' di sini dimaksudkan pikiran yang tak bisamenghargai bekerjanya Sebab dan Akibat dalam bidang moral(kesusilaan) meskipun dalam hal-hal lain pikiran itu memilikikecerdasan luar biasa. Seperti disabdakan Sang Maha Terberkah:"Bhikkhu, Tathagata tidak mengajarkan Anapanasati kepada orangorangyang pikirannya suram, si dungu" (Naham bhikkhavemuthassatissa asampajanassa anapanasati bhavanam vadami).Sesungguhnya, Kammatthana manapun juga tidak mungkin dapatdilaksanakan dengan berhasil baik tanpa sedikit-banyak kecerdasanakal dan penembusan dan anapanasati adalah terkenal sebagai'Meditasi Pilihan Para Buddha'. Dapat pula dilihat Bahwa Anapanasatiadalah Kammatthana kesayangan Para Paccekabuddha. Para Arahat punmenyebutnya 'Penunjang khusus atau tanah subur mereka di tengahtengahtandusnya gurun-pasir'.10


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)Sebenarnya tanpa Meditasi tidak akan ada Kebijaksanaan tetapi tanpakebijaksanaan tidak akan ada Meditasi dalam artikata yang sebenarbenarnya.Lebih-lebih akan hal ini dirasakan dalam latihan-latihanAnapanasati yang objeknya sesuatu yang tak mantap dan mudah sekalimenghilang. Semakin maju semakin sukar sebab objeknya yaitu napasbertambah lama bertambah halus hingga sampai pada titik hampirmenghilang. Bagi orang yang baru berlatih dan belum berpengalamandalam <strong>meditasi</strong>, hal ini akan sangat membingungkan. Seperti sepotongkain sutera yang halus, jika akan dijahit maka jarum yang digunakanharus halus dan tajam ujungnya. Anapanasati adalah 'kain sutera' itu,pikiran adalah 'jarum' itu dan kecendekiaan menembus adalah ujung'mata jarum' itu.11


IIIISYARAT DAN RINGKASANTEMPAT YANG SESUAI UNTUK BERLATIH MEDITASI INISuara ribut dan bunyi-bunyi adalah sangat bertentangan denganAnapanasati. Ribut-ribut mengganggu dan menggelisahkan pikiranyang telah terlatih dan terkekang. Maka itu jauhkanlah diri daritempat-tempat yang biasa digunakan sehari-hari. Tempat yang sunyidalam hutan sangat cocok untuk berlatih. Kitab-kitab menganjurkantiga macam tempat yang sesuai untuk berlatih <strong>meditasi</strong> ini:1. Hutan, kira-kira seribu langkah dari dalamnya hutan,2. Di bawah pohon yang rimbun di tempat yang sunyi,3. Tempat-tempat yang sepi seperti di gunung, lembah yangterlindung, gua batu, perkuburan, rimba, padang rumput, dsb.Hutan adalah yang paling sesuai untuk musim panas, untuk orangorangyang tenang dan orang-orang yang wataknya tumpul yakniorang-orang yang belum mengerti atau menghargai bekerjanya hukumSebab dan Akibat dalam lapangan moral. Tempat di bawah pohon rimbunadalah terbaik bagi orang-orang yang gelisah atau yang wataknyapemarah (dosacarita). Tempat sepi yang terlindung dari hujan sangatmenguntungkan bagi orang-orang yang perasaannya halus dan jugabagi orang-orang yang gugup dan tak mantap, orang-orang yangperiang dan orang-orang yang berwatak kehawa-napsuan (ragacarita).SIKAP DUDUK DALAM MEDITASI INIKaki kiri disilang di atas paha kanan dan kaki kanan di atas pahakiri; sikap duduk dengan salah satu paha sedikit membengkok sebabsaling mengikat (urubandha asana) adalah paling disenangi para Kunodi zaman dahulu. Kalau sudah menjadi biasa sikap duduk ini amat kuatdan dapat dipertahankan dengan lama dengan punggung tegak lurusdan pernapasan tidak terhalang. Kalau sudah menjadi biasa sikap inibahkan akan amat menyenangkan.12


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)CARA MENGATASI KESULITAN-KESULITAN DALAM LATIHANDalam latihan-latihan Meditasi ini mungkin akan timbul kesulitankesulitanyang dapat ditanggulangi dengan cara-cara seperti berikut:1. Dengan mempelajari kesulitan-kesulitan itu (uggaha).2. Bertanya tentang apa yang tak dimengerti (paripuccha).3. Merenungkan Tanda atau Objek dari Meditasi (upatthana).4. Mengalami Jhana penuh (appana).5. Merenungkan sifat-sifat dari pokok Meditasi dan mengenalitaraf-taraf latihan melalui apa yang dialami (lakhana).IKHTISAR DARI LATIHAN-LATIHANPelaksanaan latihan Meditasi Anapanasati ini adalah terdiri daridelapan tingkat, yaitu:1. Menghitung Masuk dan Keluarnya Napas (ganana)2. Mengikuti Napas dan Pikiran (anubandhana)3. Kewaspadaan atas Sentuhan Napas di pintu hidung (phusana)4. Menempatkan Pikiran atas Objek Meditasi (thapana)5. Menyadari Sifat Tak-tetap Napas (sallakkhana)6. Penyadaran Sang Jalan (vivatta)7. Penyadaran akan Pembuahan (parisuddhi)8. Refleksi: Melihat kesemuanya berulang-ulang (patipassana)Buku ini tidak bermaksud hendak mengolah 4 Tingkat yang belakangandan Latihan Meditasi Anapanasati (yaitu Tingkat 5-8). Tiap tingkatmembawa pada tingkat berikutnya dan sesudahnya menyempurnakanTingkat IV sang yogavacara menjadi 'Seorang Yang Telah MencapaiTinggi' sebab ia telah mencapai keadaan luhur daripada JHANA dandengan demikian mampu 'menghasilkan fenomena-fenomena yangberkekuatan' bilamana dan kapan saja kehendakinya.Kemajuan lebih lanjut dalam Empat Tingkat lebih tinggi akanmemimpinnya pada Kearahatan dan Keheningan Nirwana. Empat tingkatlebih tinggi itu adalah berurusan dengan Sang Jalan (Magga) danmurni Ultra-duniawi (ultra-mundano). Si yogavacara akan merasabahwa usahanya dalam mencapai Yang-Ultra-Duniawi akan lebihberbuah kalau lebih dulu dia memperkembangkan diri dan mencapaisetinggi mungkin 'yang-duniawi' (the mundano), atau dengan perkataanlain, kalau lebih dulu dia menyempurnakan dan mencapai setinggi13


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)mungkin hasil daripada latihan-latihan Empat Pertama MeditasiAnapanasati ini.Para ahli dimensi keempat yang sangat dikejar-kejar tetapi yang amatmembigungkan, bisa mencapai Yang-Ultra-Duniawi kalau kepada merekaditunjukkan, lalu dimengerti cara serta jalannya dan kalau merekamengerti pula betapa sia-sianya 'yang duniawi' itu.14


IVMULAI BEKERJACARA MULAISesudah makan dan istirahat untuk menghilangkan rasa mengantuk,sesudah membersihkan badan, rambut, kuku, kumis, sesudah menukarpakaian bersih, setelah membelakangkan pikiran-pikiran yangmengganggu antara lain: perniagaan, penyakit, keluarga, kekuatiran,keraguan maka pergilah si yogavacara menyendiri ke tempat yangtelah dipilihnya dan duduklah ia menghadap ke Timur: dikirimnyaitikad-baiknya (metta) kepada semua makhluk-makhluk; yang tinggi danyang rendah, yang besar dan kecil, yang jauh dan dekat, yangkelihatan dan tak-kelihatan. Dijauhkannya rasa sombong dankehayalan, dengan penuh rasa cinta kasih, tenang, yakin dan baktidirenungkannya tentang Sang Trimustika, yaitu Sang Maha Terberkah,Hukum Hyperkosmis, Himpunan Para Arahat lalu masuklah ia ke dalamPerlindungannya.MENGENANG PERINCIAN LATIHANKini diingatnya kembali semua yang telah dipelajarinya tentanglatihan latihan Anapanasati—keagungannya, kebesarannya, tingkattingkatnyadan hasil-hasil yang akan dicapainya. Diingatnya apa yagdisabdakan Sang Maha Terberkah mengenai pelaksanaan latihanlatihanini: "O Bhikkhu-Bhikkhu jika seseorang yang telah diterima kedalam Persaudaraan ini, karena takut akan proses kehidupan, laluberlatihlah ia Anapanasati untuk jangka waktu yang singkatpun, makaO Bhikkhu-Bhikkhu, dia sudah berdiam dalam <strong>meditasi</strong>, ia sudahberbuat sesuai ajaran kuno yang baik, ia telah menjalankan apa yangtelah dijalankan Tathagata, dia sudah memakan 'buah yang baik'—jikademikian besarnya berkahnya bila dilaksanakan dalam jangka waktusingkat, maka betapa besar-berkahnya bila dilaksanakan dalam jangkawaktu yang panjang".15


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)OBJEK PENDAHULUAN DARI PADA MEDITASIWalaupun si yogavacara ber<strong>meditasi</strong> atas pernapasan denganmemperhatikan cepat atau perlahan, panjang atau pendeknya napas,namun yang menjadi Objek Pendahuluan (Parikama Nimitta) adalahPintu-Hidung, yakni di antara ujung hidung dan bibir atas. Padapintu-hidung inilah dirasakannya 'pukulan' daripada napas dan padaitulah dia memutuskan perhatiannya.16


VANAPANASATI TINGKAT I(MENGHITUNG TARIK NAFAS)Dalam tingkat ini latihan mulai dihubungkan dengan hitungan. Dalambathinnya si yogavacara menghitung 'satu' ketika ia menarik napas,'dua' ketika ia mengeluarkan napas dsb. Janganlah dia menghitungkurang dari lima, atau lebih dari sepuluh. Hendaknya ia memilih satuseri hitungan tertentu, yaitu di antara 5 dan 10 seri hitungan yangmana harus dipergunakannya seterusnya. Setelah sampai pada ujungseri hitungan yang dipilihnya, dia mulai lagi dari 'satu', danseterusnya.HITUNGAN PAK TANIHitungan yang kurang dari 5 akan mengganggu sebab di situ takterdapat cukup ruang antara satu seri hitungan dengan seriberikutnya, seperti menghitung banyak sapi-sapi dalam kandang yangkecil. Sedangkan hitungan yang lebih dari 10 akan mengalihkanperhatian dari napas kepada hitungan itu sendiri. Sebaliknya kalausi yogavacara tidak berpegang pada satu seri hitungan tertentu makapikirannya akan dirongrong keraguan.Pada tahap permulaan biarlah hitungan itu terjadi pada setiapujungnya napas, yaitu dengan mencatat dalam bathinnya 'satu' diujungnya tarikan napas, 'dua' di ujungnya pengeluaran napas dst,seperti seorang petani yang menghitung takaran beras setiap kali iamenuangkan isinya barulah ia menghitung.HITUNGAN GEMBALA SAPIKemudian, setelah mahir dengan cara hitungan di atas, kini biarlahhitungan itu terjadi pada permulaan tiap tarikan dan pengeluarannapas. Seperti seorang gembala menghitung sapi-sapinya ketika sapisapiitu memasuki atau keluar dari kandang. Untuk pelaksanaan ini siyogavacara berkonsentrasi atas Pintu Hidungnya (dvara) dan di17


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)sanalah dia menghitung, kenapa harus demikian? Sebab dalam tahapini kalau dia mengikuti napas terlalu ke dalam/jauh pikirannya akanberbelok oleh spekulasi atas proses lahiriah daripada pernapasan dandengan demikian gagallah latihan itu.Dengan demikian, dalam tahap pendahuluan ini hendaklah siyogavacara berkonsentrasi pada Pintu-Hidungnya, hanya di situ saja,terus-terus sampai sempurna, sebab di sinilah permulaan darilatihan-latihan tanpa hitungan yang akan menyusul.BERAPA LAMA BERLATIH DENGAN HITUNGANBeberapa lamakah harus si yogavacara berlatih dengan memakaihitungan? Dia harus berlatih demikian lamanya sehingga tanpabantuan hitungan dia bisa berkonsentrasi pada napasnya. Berapa lamalatihan ini harus diteruskan adalah tergantung sepenuhnya pada siyogavacara sendiri—mungkin dalam beberapa menit, jam, hari, atauberapa tahun pun.JANGANLAH NAPAS DIHALANG-HALANGIBaik dalam tahap ini maupun dalam tahap-tahap yang lalu, janganlahpernapasan dibuat-buat, dipaksa-paksakan, ataupun ditahan-tahan.Dengan seri hitungan yang kedua ini napas akan menjadi cepat dengansewajarnya. CATATLAH DALAM BATHIN MENCEPAT ATAU MELAMBATNYANAPAS ITU SAJA.18


VIANAPANASATI TINGKAT II(AYUNAN NAFAS)Bilamana si yogavacara sudah dapat memusatkan pikirannya atasnapas tanpa bantuan hitungan, maka tibalah dia pada Tingkat II ini.Kini hitungan dikesampingkan dan si yogavacara memusatkanperhatiannya pada napas.Tetapi pikirannya masih mungkin berkeliaran, apalagi sekaranghitungan tidak lagi membantunya. Maka itu haruslah dia menujukanpikirannya pada napas mulai dari titik permulaan melaluipertengahan sampai ke ujungnya napas dan kembali lagi. Ini harusdilatihnya terus sampai sempurna. Tingkat ini adalah bertaliandengan bagian pertama dari Tingkat I dimana napas diikuti tetapi disini tanpa catatan hitungan di kedua ujungnya.PERUMPAMAAN SI-PINCANG DAN AYUNANSeorang pincang membuatkan anaknya sebuah ayunan yang tempatduduknya persegi empat. Ketika ayunan itu diayunkannya dan lewat dihadapannya, dengan mudah dapat dilihatnya mula-mula bagian depandari ayunan itu. Dengan demikian diikutinya satu 'ayunan lengkap'.Demikian juga si yogavacara yang duduk teguh dalam <strong>meditasi</strong>,diikutinya 'ayunan lengkap' daripada napasnya yang terdiri darititik-permulaan, pertengahan, dan titik ujung dan kemudian melaluipertengahan kembali pula ke titik permulaan. Bilamana perhatiannyaatas tiga tahap napas itu sudah menjadi otomatis maka selesailahlatihan Tingkat Dua ini.19


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)Seperti si penggergaji adalah si yogavacara. Seperti balok di atastanah rata yang mempermudah penggergajian adalah pintu hidungselaku objek pembantu (upannibandhana nimitta). Seperti gigi gergajiadalah Napas. Seperti si penggergaji memperhatikan gigi gergaji yangsedang memotong balok, begitupun si yogavacara memperhatikansentuhan napas di pintu hidungnya. Si penggergaji menyadaribergeraknya gigi gergaji dari dan ke balok tetapi tidakmenghiraukannya; demikian juga si yogavacara menyadari masuk dankeluarnya napas dari dan ke pintu-hidung tetapi tidak melayaninya.Seperti aksi pemotongan balok itu adalah tenaga jasmaniah danbathiniannya si yogavacara. Seperti tercapainya hasil kerja dari sipenggergaji demikianpun tercapainya penghancuran napsu-napsurendah serta berkurangnya konsepsi-konsepsi pemikiran kelirudaripada sang yogavacara.Proses lenyapnya napsu-napsu rendah dan berkurangnya konsepsikonsepsipemikiran akan selesai setelah si yogavacara melaksanakandengan baik latihan-latihan dalam Tingkat IV. Tegasnya proses ituadalah tertindasnya rintangan-rintangan yang disebut Nivarana,yaitu yang mencakup napsu-napsu kesenangan badani (kesenangankeinderaan), kemarahan, kemalasan, kelengahan, kesibuk-kesibukan,keruwetan-pikiran, dan ketidak-yakinan. Singkatnya kesemuanya itumenunjukkan pada tercapainya Jhana atau keadaan daripada Jhana.MANFAATNYA LATIHANKeuntungan lain yang masih akan diterima sang yogavacara ialahpenghancur leburan 'Sepuluh Belenggu' (Sannojana) melalui methodaJalan pemurnian. Ini akan terjadi dalam kemajuan-kemajuan latihandalam Empat Tingkat yang lebih tinggi dari Meditasi ini dan secaramutlak tercapai dalam Tingkat Akhir (Tingkat VIII) dalam mana siyogavacara akan mengalami rasa Nikmatnya Pembebasan (Vimutti-sukha).Tetapi jauh sebelum keuntungan itu dapat dipetiknya, latihan-latihandan praktek-prakteknya sudah sempurna. Pikirannya tidak lagitertuju pada napas atau pintu hidung. Pikiran telah hening dalamJhana. Kesegaran serta Kekuatan Halus yang tak tercatat sedikitpuntelah hadir. Hanya Keuntungan (Visesa) yang menunggu untuk dipetik.21


VIIITANDA ATAU OBYEK YANG TIMBUL DALAM LATIHAN MEDITASIMENGHILANGNYA TANDA ATAU OBYEKPerbedaan Anapanasati dengan kammatthana-kammatthana lain ialahdalam kammatthana-kammatthana lain obyek atau tanda <strong>meditasi</strong>(Nimitta) semakin lama menjadi semakin jelas, tetapi dalam Anapanasatiobyeknya yaitu napas bertambah lama bertambah samar. Perubahan ini(yaitu penghalusan napas) tidak terjadi sekaligus atau secaramendadak.Seorang yang lemah dan lelah menjatuhkan diri di atas kursi dankursi itupun memenjot serta mengeluarkan bunyi. Sebaliknya seorangyang sehat dan segar akan duduk dengan pelahan sehingga kursi itutidak akan memenjot ataupun berbunyi.Oleh karena itu sang yogavacara sudah melatih badan dan pikirannyadalam <strong>meditasi</strong> dan Sila yang sempurna sehingga mencapai suatukeadaan yang murni dan 'ringan', maka dengan lemah gemulai dia'meluncur' pada pernapasan yang semakin lama semakin menghalus.Perubahan-perubahan ini terus-menerus disadarinya hingga padasuatu ketika dia tidak lagi mengetahui apakah dia masih bernapasatau tidak. Kesemuanya ini terjadi dengan sedemikian halusnyasehingga tidak mungkin baginya untuk mengetahui dengan tepat saatmana dia telah memasuki tingkat <strong>meditasi</strong> berikutnya yang lebihtinggi.APA YANG HARUS DIPERBUAT BILA TANDA ITU MENGHILANGSampai di sini Jhana masih belum juga dimenangkan dan hendaknyalatihan-latihan jangan dikendorkan. Hendaknya si yogavacaramerenungkan: "Siapakah yang tak bernapas Ini? Siapakah yangbernapas itu? Di manakah napas itu sekarang?""Bayi dalam kandungan tidak bernapas. Orang yang terlelap dalamcairan tidak dapat bernapas. Orang dalam keadaan tercekik lemastidak bernapas. Dalam keadaan Jhana Ke-IV terdapatlah berhentinya22


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)napas. Makhluk-makhluk surga, baik yang berbentuk maupun yang takberbentuk,tidak bernapas, demikian pula para Arahat dalam keadaanNirodha Samapatti".Lalu ditegaskannya kepada dirinya sendiri: "Tetapi kamu (dirinyasendiri) tidak berada dalam salah satu keadaan itu, maka itu kamumempunyai napas. Akan tetapi oleh karena masih kurang murni makakamu tidak bisa menyadari napas yang sudah menghalus".TERARAH PADA PIKIRAN YANG TUNGGALPemikiran atas tarikan napas adalah satu pemikiran dan pemikiranatas keluarnya napas adalah satu pemikiran yang lain dan pemikiranatas pintu hidung adalah satu pemikiran yang lain pula. Ketigapemikiran itu diperlukan selaku pembantu dalam mencapai MeditasiPendekatan (Upacara Samadhi) atau Jhana-penuh. Tetapi tiga pemikirantidak condong pada konsentrasi, sedangkan 'satu' pemikiran tidakmungkin menjadikan Anapasati ('Ana'—tarikan-napas; 'Apana'—pengeluaran-napas) yang merupakan dasar daripada Meditasi ini. Jadi,sesudah pernapasan sekarang tampaknya seakan-akan sudah berhentimaka 'tiga pemikiran' itu diperpadukan sedemikian rupa sehinggamanjadi 'satu' dan <strong>meditasi</strong>pun akan menuju kearah tercapainya apayang disebut 'Gambar Pantulan' (Patibhaga Nimitta).PERUMPAMAAN PEMBAJAK YANG LELAHSeorang petani membajak tanah di sawahnya, kemudian dia menjadiletih, lalu dikendorkannya tali les sapi-sapinya dan berbaringlahdia beristirahat kemudian dia tertidur. Ketika bangun didapatinyasapi-sapinya sudah menghilang. Dia tidak membuang-buang waktumencari jejak-jejak sapi-sapinya tetapi pergilah ia langsung ketempat minum sapi-sapi itu sebab ia mengetahui mereka ada di sana.Di sana ditemukannya sapi-sapi itu lalu diikatnya. Demikian juga siyogavacara langsung pergi ke pintu hidungnya untuk menemukankembali Objek-<strong>meditasi</strong>nya yang menghilang, dan dengan Sati sebagaitali les, dan Penembusan sebagai cambuk, dengan gigih diperolehnyakembali tujuan daripada napas yang seakan-akan berhenti.23


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)TANDA YANG TIMBULPeristiwa napas yang tampaknya seakan-akan sudah berhenti adalahsama dengan peristiwa Obyek Yang Timbul dalam halnya kammatthanakammatthanalain. Walaupun si yogavacara sudah melampaui Obyekpendahuluannya(Parikamma Nimitta) namun masihlah dia dalamMeditasi Pendahuluan (Parikamma Samadhi). Obyek yang timbul inisekarang sudah dicapainya dan tidak berapa lama kemudian, mungkindalam beberapa hari, dia akan mencapai pula Gambar Pantulan Bathin,pencapaian mana berarti permulaan daripada Tingkat berikutnyayakni Tingkat IV.24


IXANAPANASATI TINGKAT IV(MENEMPATKAN PIKIRAN ATAS OBYEK DALAM PERNAFASAN)BERBAGAI BENTUK PATIBHAGA NIMITTADengan tercapainya Patibhaga Nimitta si yogavacara tiba ke tingkatempat ini. Adapun Patibhaga Nimitta itu tiba tidak sama wujudnyakepada semua orang. Pada sebagian orang peristiwa ini datangdisertai rasa gembira yang halus laksana halusnya sutera, atauangin sepoi-sepoi yang nyaman menyenangkan. Para pengarang telahcoba mempersamakannya dengan: Cahaya bintang, batu permata bulat,mutiara, kalung rantai perak, kalungan bunga teratai, bulan purnama,matahari, dan lain-lain.PERUMPAMAAN 'KHOTBAH'Banyak siswa-siswa mendengarkan sebuah khotbah. Mereka kemudiandiminta pendapat masing-masing atas khotbah itu. Seorang siswateringat akan seluruh khotbah itu dan dipersamakannya dengan airyang mengalir turun dari gunung sehubungan dengan mengalirnyakata-kata dengan lancar dan tak terputus-putus. Siswa yang keduamengatakan bahwa dia terpesona oleh arti dan keindahan kata-katadari khotbah itu dan diperbandingkannya dengan pohon-pohon, buahbuahandan bunga-bunga yang indah. Siswa yang ketiga menyatakandirinya tertarik oleh persimpangan jalan pemikiran yang terbawadalam khotbah itu dan diibaratkannya seperti pohon besar yangrimbun dengan dahan-dahannya yang lebat dengan bunga-bunga danbuah-buah yang bermanfaat. Demikianlah caranya manusia 'mampumengenali' sesuatu, masing-masing sesuai dan sejalan dengan cahayapengertiannya sendiri.Bilamana Patibhaga Nimitta dan Meditasi Pendekatan yangmenyertainya dimenangkan, maka si yogavacara telah melewati tahapMeditasi Pendahuluan, tetapi masihlah dia berada dalam lingkungan25


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)Rasa Badaniah (Kamavacara). Pada tahap ini hendaklah diamenghubungi guru-<strong>meditasi</strong>nya.APA YANG HARUS DIJELASKAN SEORANG GURU: Aliran Digha BhanakaBerpegang bahwa seorang guru harus tidak lantas berkata: "ItulahPatibhaga Nimitta!" Kenapa? Sebab si yogavacara akan berpikir bahwaia telah berhasil dan mengendorkan usahanya; sebaiknya sang guruberkata: "Yah, ini telah terjadi, teruskanlah latihanmu". Sebaliknyakalau sang guru berkata: "Apa yang kamu lihat itu bukan PatibhagaNimitta", maka si yogavacara akan berkecil hati dan hilang semangatusahanya. Di lain pihak, aliran Majjhima Bhanaka tidak setuju dengancara itu sebab mereka berpendirian bahwa seorang guru harusberkata: "Sobat, kamu telah memenangkan Patibhaga Nimitta, teruskanusaha-usahamu dan yang lain-lainpun akan menyusul".DALAM TARAP JHANADi sini si yogavacara berada dalam 'ayunan' yang akhir daripadaempat tingkat pertama Meditasi ini. Patibhaga Nimitta (Gambarpantulan Bathin) itu sendiri sekarang menjadi Obyek dari Meditasinya,bukan lagi pernapasan atau pintu-hidungnya. Dengan tercapainyaPatibhaga Nimitta dan Meditasi Pendekatan yang menyertainya, siyogavacara telah dapat menindas untuk sementara Nivarana-Nivarana(Perintang-Perintang Bathin) dan Tanha (napsu-napsu rendah).Pikirannya kini sudah tenang, dan kesemuanya ini terjadi denganberbarengan.CARA MELINDUNGI DAN MEMPERTAHANKAN PATHIBAGA NIMITTASi yogavacara harus tidak merenungkan atas warna, bentuk, sifat takkekal, dsb daripada Patibhaga Nimitta yang tetah dimenangkannya. Diaharus selalu mempertahankannya di depan 'mata pikirannya' tetapitidak meneliti akan hal-ihwalnya yang kecil-kecil. Misalnya, seorangPermaisuri yang hamil tua sedang menunggu kelahiran bayinya kelakakan menjadi seorang raja besar; tentulah dia akan sangat berhatihatisekali walaupun dia belum mengetahui bentuk atau rupa daribayinya itu. Demikian pun si yogavacara harus berjaga danmemelihara Patibhaga Nimitta-nya.26


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)MEMASUKI JHANAKini disisihkannya segala perintang-perintang dan keruwetankeruwetanduniawi dan duduklah si yogavacara dengan teguh mengasuhdan memperkembangkan Patibhaga Nimitta-nya. Dengan kekuatankehendak pikiran dia harus membuat Patibhaga Nimitta-nya 'tumbuhmembesar' sehingga seakan-akan memenuhi seluruh ruang angkasa.Berbareng dengan majunya konsentrasinya dicapainya Apana Samadhi(Konsentrasi-penuh) ataupun Patthamajjhana (Jhana Pertama) sertacabang-cabangnya (Anga) yaitu Vitakkavicara (pencerapan), Piti(kegiuran), Sukha (kenikmatan), dan titik terpusatnya Pikiran (CittaEkagatta). Apana Samadhi ini adalah melampaui Kamavacara(lingkungan rasa badaniah) dan membawa sang yogavacara kepadaArupavacara (sfeer-tanpa bentuk).KENAPA JHANA PERLU DIPERKEMBANGKANJhana penuh perlu dipupuk untuk menyempurnakan 5 pencapaian:1. Untuk membangun kekuatan Perenungan Seketika.2. Untuk membangun kekuatan Pencapaian Seketika.3. Untuk membangun kekuatan Keluar Seketika dari Pencapaian.4. Untuk membangun kekuatan Membikin Jadi Apa yang diingini ataudikehendaki dengan hanya menggunakan kekuatan pikiran.5. Untuk membangun kekuatan Melihat kembali dan Memeriksa.CARA MELINDUNGI KETRAMPILAN MEMASUKI JHANAApabila Meditasi sudah disempurnakan seperti di atas, maka orangtidak lagi perlu memulai dari hitungan atau melalui tingkat-tingkat<strong>meditasi</strong> lainnya untuk memasuki keadaan Jhana. Bahkan selagi diamelakukan kerja sehari-harinya dia bisa meluncur memasuki Jhanabila dan kapan saja dikehendakinya. Hanya dan ini amat pentingsekali dia harus mempertahankan teguh Kemurnian Silanya(Silavisuddhi): pada dirinya harus tidak ada pembunuhan, ketidakjujuran, napsu rendah, kebohongan, ketagihan, kekejaman, kemarahan,kekerasan, dan iri hati. Kesemuanya itu harus tidak ada pada diriseorang yang ingin memelihara 'Sang Kekuatan' tanpa berkurang ataubercacat sedikitpun.27


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)LAMA BERLANGSUNGNYA JHANAOrang dapat memperpanjang keadaan Jhana selama dikehendakinyatetapi orang Buddhis tidak melihat manfaat dalam meneruskan keadaanJhana lebih dari tujuh hari. Selanjutnya dia perlu memeliharakeseimbangan dalam kekuatan pikirannya (Indriya-Samatta-Patipadanata). Kekuatan pikiran yang dimaksudkan adalah terdiri darikeyakinan, usaha, kewaspadaan, konsentrasi, dan kebijaksanaan.Kesemuanya itu harus berimbang dengan baik.MENCAPAI LINGKUNGAN (SFEER) TANPA BENTUK Dengan meneruskanlatihan dan sedikit demi sedikit melewati dan meninggalkan faktorfaktorJhana yang disebut Vitakavicara, Piti, Sukha, sehingga hanyaketinggalan Ekaggata dan Keseimbangan, si yogavacara akanmemenangkan Jhana-Jhana yang lebih tinggi sampai dengan Jhana IV.Jika diingininya si yogavacara dapat mencapainya sebelummelaksanakan sisa 4 Tingkat lebih tinggi—mencapai pula 4 TingkatArupavacara. Tapi jalan ini menuju pada suatu 'Cul-de-sac' (jalanbuntu) yang tak meguntungkan.28


XJALAN PANDANGAN TERANGPENEMBUSANSesudah diuraikan tentang Pencapaian Jhana, maka selesai sudahpenjelasan mengenai Empat Tingkat Pertama Kammatthana ini.Pencapaian Jhana ini walaupun masih bercorak duniawi, namun adalahsesuatu yang luar biasa (supernormal). Seperti orang menyalakanlampu listrik dengan hanya memutar knop, si yogavacara sudah dapatmemutar 'knop' pikiran Jhana-nya untuk menembus hakekat sejatidaripada barang-barang dalam sekilas saat Pandangan-terangnya yangpertama ke dalam Sang Lokuttara dalam tahunya dia yang telah'Memasuki-Sang-Aliran' atau Sang Sotapatti Magga Nana.KEADAAN SEORANG SOTAPATTIKini dan seterusnya lenyap sudah untuk selama-lamanyaSakkayaditthi (pandangan palsu), Vicikiccha (keragu-raguan) danSilabataparamasa (ketakhyulan). Tidak akan ada lagi keadaan Nerakamengangakan mulutnya untuk Suciawan ini. Jalannya telah terbentanglebar dan seperti dipuji-pujikan dalam kitab-kitab: "Lebih agung dariraja-raja, dari keadaan para dewa, dari dipertuan oleh seluruh duniaadalah 'BUAH LANGKAH PERTAMA KEARAHATAN' Ini!" Sesuatu yang takpernah dimimpikannya mungkin dalam masa hidup ini, kini telahbenar-benar dialaminya sendiri. Bahkan selagi dalam dunia inipunwalaupun hanya dalam Jhana Pertama, manusia telah dapat mencicipiBahagia Terluhur Para Dewa Brahma! Untuk selanjutnya mencapai SangLokuttara melalui metode Pandangan-Terang, si yogavacara haruskembali dari Apana Samadhi ke Upacara Samadhi.APAKAH VIPASSANA (PANDANGAN TERANG) ITU?Adakalanya dalam impian terjadi kilas-kilas yang dalam hidup-sadardisebut 'nyata/sejati' dan dianggap penting dalam kehidupan. Dalampada ini tidaklah terbukti akan kesejatian daripada hidup-mimpi itudan tidakpun dimaksudkan bahwa hidup-sadar sekalipun layak disebut29


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)'sejati' bila dipandang dari sudut ilmu jiwa Buddhis. Tetapi demimewujudkan pandangan itu, perlu di sini dijelaskan bahwa Kilas-KilasPenilaian (Vipassana) bisa dan memang terjadi dalam hidup-sadar yangsebenarnya tak sejati itu. Di sini dimaksudkan bahwa walaupun mediaitu sendiri (yaitu si subyek sang yogavacara sendiri) tidak sejatibaik dalam hidup-sadar maupun hidup-mimpi, namun kedua-duanya jenishidup itu dapat disinari kilas-kilas ilham yang tidak bersumberdaripadanya. Namun juga perkembangan 'dalam' daripada kedua jenishidup itu, bila berada di atas garis yang benar, dapat menghasilkanBUNGA PIKIRAN yaitu Ilham.Impian-impian itu tampak cukup nyata (real) ketika orang sedangmengalaminya dan hanya tampak fantastis kepada mereka yang'sada' (dan tak mengalaminya sendiri). Sang Buddha mengajarkan bahwabilamana tiba 'BANGUN AGUNG' (Great Awakening) maka terbuktilah disitu bahwa segala-galanya di sekeliling kita yang tampaknya sejatidan nyata ini tidaklah lebih daripada unsur-unsur impian belaka.ILHAMEmpat jenis ilham mendahului datangnya Bangun Agung itu, yang olehkaum Buddhis disebut Vipassana (Pandangan-Terang), yaitu pandangandalam arti pengertian yang terang akan ke-ADA-an yang wajaralamiah, atau pandangan akan se-ADA-nya sesuatu tanpa diwarnaikesan-kesan, konsepsi-konsepsi dan sebagainya. Sebagian dari WujudKepalsuan yang terdiri dari sensasi-sensasi, persepi-persepsi,pengalaman-pengalaman bahkan kesadaran pun kita sekarang tolak dansangkal sebagai 'saksi' dan kenyataan oleh karena kebenaran ituadalah ekspresi daripada ilmu pengetahuan duniawi (mundane).Penyinaran dahsyat hasil Vipassana Menembus menghancurkan danmenyapu bersih semua kekhayalan. Untuk mencapai Penerangan Dahsyatini Sang Buddha telah menunjukkan cara serta jalannya.Setelah menginsyafi sifat ketidak-kekalan semua fenomena, bahkanfenomena yang tertinggi sekalipun, si yogavacara kini bertekaduntuk mencapai 'Yang Abadi Itu'. Atas jalan Empat Tingkat yang lebihtinggi dari Kammatthana ini, bangunlah sang yogavacara maju menuju'Sang Tujuan Agung'.30


Meditasi Pernafasan (ANAPANASATI)TINGKAT-TINGKAT DARI KESUCIANSang yogavacara telah menyempurnakan dua Visuddhi yaitu PemurnianSila dan Pemurnian Citta (Pikiran). Lima Visuddhi lain akandisempurnakannya pula dalam 4 Tingkat yang lebih tinggi, yaitu:1. Ditthi — Kemurnian Pandangan2. Kankha Vitarana — Penanggulangan Keraguan3. Maggamagga Nanadasana — Ketajaman Memilih Jalan4. Patipada Nanadasana — Kemajuan Ketajaman Memilih Jalan5. Nanadasana — Kesempurnaan dalam MemilihBANGUNTahap demi tahap sang yogavacara bangun maju menuju SINAR BANGUNMULIA yang disertai penghancuran total Tanha untuk selamanya.MENCAPAI NIKMAT PENGHENTIANBilamana dan di mana saja dikehendakiNya, dia bisa memasuki NirodhaSamapatti (Nikmat Penghentian) serta mengalami Nikmat-nyaKebahagiaan-Mutlak daripada Nirwana, Sang Lokuttara, selagi sangyogavacara masih hidup sebagai manusia yang menghirup hawa-udaradunia ini!Hening dia duduk—tak sehelai rambutpun bergeserWalau guntur bergemuruh, petir bersambar-sambaran;Karena Pikiran telah dimenangkan—Takkan lagi Avidya dapat menyelubungiApa yang Vipassana dari rantai emas bebaskan sudah.31


TENTANG PIKIRAN INI – AJAHN CHAHPada hakikatnya tiada yang salah dengan pikiran kita. Pikiran inibegitu suci dan tenang. Saat ini pikiranmu tidak tenang karenaselalu mengikuti suasana hati. Pikiran menjadi tidak tenang ataugelisah karena tertipu oleh suasana hati. Sesungguhnya ia tidakmemiliki apa-apa di dalamnya. Namun pikiran yang tidak terlatihbegitu bodoh, hingga rangsangan indera datang menerpa dan menjeratdalam bahagia, derita, suka dan duka. Semua pengaruh indera itubukan pikiran, suka dan duka itupun bukan pikiran. Mereka hanyasuasana hati yang datang memperdaya. Pikiran yang tidak terlatihakan hanyut dan mengikuti mereka, lupa akan hakikatnya dan kitalalu akan berpikir bahwa kitalah yang sedang bersedih, sedanggembira, dan sebagainya.Sesungguhnya pikiran ini bisa berada dalam keadaan tenang;benar-benar tenang! Seperti sehelai daun yang tenang selama tiadaangin berhembus, tapi bila angin datang, ia akan bergoyang. Dedaunanbergoyang ditiup angin—pikiran bergoyang disebabkan pengaruhrangsangan indera, menuruti ajakannya. Jika kita tidak menurutinya,karena mengetahui hakikat pengaruh-pengaruh itu dan tak mau ambilpeduli lagi, maka pikiran tidak akan bergoyang.Latihan kita sesungguhnya adalah penelaahan hakikat pikiranyang alamiah. Kita akan melatih pikiran untuk mengetahui pengaruhpengaruhindera agar tidak terhanyut di dalamnya. Hanya denganlatihan yang tidak mudah ini kita akan memperoleh hasil.32

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!