10.07.2015 Views

Budidaya, Analisa Usahatani dan Kemitraan Stroberi Tabanan, Bali

Budidaya, Analisa Usahatani dan Kemitraan Stroberi Tabanan, Bali

Budidaya, Analisa Usahatani dan Kemitraan Stroberi Tabanan, Bali

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ICASEPS WORKING PAPER No. 89<strong>Budidaya</strong>, <strong>Analisa</strong> <strong>Usahatani</strong> <strong>dan</strong> <strong>Kemitraan</strong><strong>Stroberi</strong> <strong>Tabanan</strong>, <strong>Bali</strong>Valeriana DarwisMei 2007Pusat Analisis Sosial Ekonomi <strong>dan</strong> Kebijakan Pertanian(Indonesian Center for Agricultural Socio Economic and Policy Studies)Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan PertanianDepartemen Pertanian


<strong>Budidaya</strong>, <strong>Analisa</strong> <strong>Usahatani</strong> <strong>dan</strong> <strong>Kemitraan</strong> <strong>Stroberi</strong> <strong>Tabanan</strong>, <strong>Bali</strong>Valeriana DarwisAbstrakAda dua sistem budidaya stroberi yang umum di kabupaten <strong>Tabanan</strong>, yaitu sistem lahanterbuka <strong>dan</strong> sistem rumah kaca. Dari analisa usahatani tanaman ini sangatmenguntungkan, hal ini terlihat dari perhitungan R/C sebesar 2.43. Adapun biaya yangpaling banyak dikeluarkan dalam usaha ini adalah biaya tenaga kerja, yaitu 57,84 persen.Kemudian diikuti oleh biaya sarana produksi sebesar 39,96 persen. Karena usaha initermasuk padat modal, maka usaha bersama dalam satu kemitraan sangat diperlukan.<strong>Kemitraan</strong> adalah jalinan kerjasama antar berbagai pelaku agribisnis, mulai dari tingkatproduksi sampai ke tingkat pemasaran. Di <strong>Tabanan</strong> <strong>Bali</strong> telah terjadi satu kemitraanantara perusahaan swasta dengan petani stroberi. <strong>Kemitraan</strong> tersebut memakai polakerjasama operasional agribisnis, tetapi dalam berjalannya usaha ada beberapakelemahan yang muncul, antara lain : mahalnya pembuatan greenhouse, pasar belumterbuka luas, ketersedian benih yang berkualitas, karena selama ini benih masih impor.Kata Kunci : <strong>Budidaya</strong>, analisa usahatani, kemitraan, stroberiPendahuluan<strong>Kemitraan</strong> adalah jalinan kerjasama (Anonim, 1991) antar berbagai pelakuagribisnis, mulai dari tingkat produksi sampai ketingkat pemasaran. <strong>Kemitraan</strong>usaha agribisnis adalah hubungan bisnis usaha pertanian yang melibatkan satuatau sekelompok orang atau ba<strong>dan</strong> hukum dengan satu atau kelompok orangatau ba<strong>dan</strong> hukum di mana masing-masing pihak memperoleh penghasilan dariusaha bisnis yang sama atau saling berkaitan dengan tujuan menjaminterciptanya keseimbangan, keselarasan, <strong>dan</strong> keterpaduan yang dilandasi rasasaling menguntungkan, memerlukan, <strong>dan</strong> saling melaksanakan etika bisnis(Suwandi, 1995). Dengan demikian tujuan kemitraan usaha agribisnis adalahpeningkatan nilai tambah ekonomis maupun sosial yang diperoleh petani maupunperusahaan mitra serta terciptanya kesinambungan usaha agribisnis yangmemenuhi skala ekonomi dalam suatu wilayah atau kawasan.Hasil kajian Kasryno, et.al., (1994) mengemukakan bahwa di sektorpertanian paling tidak dijumpai ada tiga pola kemitraan usaha, yaitu : (1)kemitraan yang berkembang mengikuti jalur evolusi sosio budaya atau ekonomi


tradisi; (2) kemitraan program pemerintah yang dikaitkan dengan intensifikasipertanian; <strong>dan</strong> (3) kemitraan yang tumbuh akibat perkembangan ekonomi pasar.Berdasarkan tatahubungan antara pengusaha (inti) <strong>dan</strong> plasma (kelompok tani)terdapat tiga pola kemitraan, yaitu (Suwandi, 1995): (1) Perusahaan Inti Rakyat(PIR), di mana perusahaan sebagai inti melakukan fungsi perencanaan,bimbingan <strong>dan</strong> pelayanan sarana produksi, kredit, pengolahan hasil <strong>dan</strong>pemasaran hasil bagi usahatani yang dibimbingnya, sambil menjalankanusahatani yang dimilikinya sendiri; (2) Perusahaan Pengelola, yaitu perusahaanyang melakukan fungsi perencanaan, bimbingan <strong>dan</strong> pelayanan sarana produksi,kredit, pengolahan <strong>dan</strong> pemasaran hasil bagi usahatani yang dibimbingnya, tetapitidak menyelenggarakan usahatani sendiri; <strong>dan</strong> (3) Perusahaan Penghela, yaituperusahaan yang melakukan fungsi perencanaan, bimbingan <strong>dan</strong> pemasaranhasil tanpa melayani kredit, sarana produksi <strong>dan</strong> juga tidak mengusahakanusahataninya sendiri.Tanaman stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yangditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberiyaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa <strong>dan</strong>Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luasdibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk keIndonesia. <strong>Stroberi</strong> yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yangdihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utaradengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkanhibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa varDuchesne. Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalahOsogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella <strong>dan</strong>Red Gantlet.Dari uraian di atas tulisan ini ingin melihat kemitraan agribisnis <strong>dan</strong>sekaligus analisis usahatani di salah satu sentra penghasil tanaman stroberi diIndonesia, yaitu petani yang ada di Kabupaten <strong>Tabanan</strong> Provinsi <strong>Bali</strong>.2


METODE PENELITIANTulisan ini merupakan bagian dari hasil penelitian “ Pengembangan ModelKelembagaan <strong>Kemitraan</strong> Usaha Yang Berdayasaing di Kawasan Sentra ProduksiHortikultura” yang di lakukan oleh Pusat Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan SosialEkonomi Pertanian, Tahun Anggran 2005.Kerangka pikir dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kawasan,agribisnis, serta kelembagaan kemitraan usaha. Kawasan menunjuk pada suatuwilayah yang merupakan sentra produksi hortikultura. Dengan demikian kawasanproduksi hortikultura adalah suatu kawasan pusat kegiatan produksi hortikulturadalam suatu unit wilayah tertentu yang memiliki karakteristik biofisik, agroklimat,<strong>dan</strong> kondisi sosial ekonomi yang relatif sama <strong>dan</strong> memiliki kelengkapaninfrastruktur khususnya penanganan pasca panen atau pemasaran <strong>dan</strong> sistemyang menunjang kegiatan produksi hortikultura.LokasiPemilihan lokasi berdasarkan pembentukan 3 (tiga) Kawasan AgribisnisHortikultura (KAHORTI), yaitu : (1) Kawasan Agribisnis Hortikultura Sumatera(KAHS), dengan anggota atau wilayah : NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Bengkulu,Jambi, Sumsel, <strong>dan</strong> direncanakan pada tahun 2004 ini memasukkan ProvinsiBangka Belitung; (2) KAHORTI KRAKATAU, dengan anggota atau wilayah :Lampung, Banten, DKI Jakarta <strong>dan</strong> Jawa Barat, <strong>dan</strong> Kalimantan Barat; <strong>dan</strong> (3)KAHORTI JABALSUKANUSA dengan anggota atau wilayah DI Yogyakarta,Jatim, <strong>Bali</strong>, Sultra, Sulsel, Kalsel, <strong>dan</strong> Nusa Tenggara Barat. Berdasarkaninformasi tersebut penelitian ini akan dilakukan di tiga kawasan tersebut melaluikajian atas beberapa pola kerjasama usaha agribisnis hortikultura.Selanjutnya pada masing-masing provinsi ditentukan kabupaten contoh<strong>dan</strong> komoditas yang diteliti. Pemilihan kabupaten contoh didasarkan atasbeberapa pertimbangan, antara lain adalah: (1) terdapat beberapa pola kemitraanusaha agribisnis hortikultura; (2) terdapat komoditas hortikultura unggulanpromosi ekspor. Sementara itu komoditas hortikultura terpilih adalah: (1) sudahdiekspor atau potensi ekspor; (2) merupakan komoditas unggulan nasional <strong>dan</strong>3


daerah; (3) terdapat pola kemitraan usaha agribisnis hortikultura. Untuk Provinsi<strong>Bali</strong> dengan kriteria tersebut, maka kabupaten yang terpilih adalah <strong>Tabanan</strong>Data <strong>dan</strong> <strong>Analisa</strong> DataHasil dari analisis data yang baik sangat ditentukan kualitas data,sehingga diperlukan data yang sahih (valid) <strong>dan</strong> handal (reliable). Data yang baik<strong>dan</strong> berguna harus memenuhi empat kriteria berikut (Hanke <strong>dan</strong> Reitsh, 1995):(1) Handal (reliable) <strong>dan</strong> tepat (accurate), data harus dikumpulkan dari sumberyang dapat diandalkan (dipercaya); (2) Relevan (relevant), data yangdikumpulkan harus mewakili (representative); (3) Konsisten (consistent), jikadefinisi/batasan yang digunakan untuk mengambil data berubah, penyesuaianharus dilakukan agar konsistensi dapat dipertahankan; <strong>dan</strong> (4) Tepat waktu(timely), data yang dikumpulkan dari berbagai sumber jelas dimensi waktunya.Sumber data dapat dikelompokkan menjadi sumber data primer (primarydata sources) <strong>dan</strong> sumber data sekunder (secondary data sources). Sumberdata primer mencakup seluruh metode pengumpulan data dari sumber asal(original sources) <strong>dan</strong> dikumpulkan secara khusus untuk “tujuan penelitian” yangse<strong>dan</strong>g dilakukan. Data primer biasanya dikumpulkan dengan menggunakanprosedur pengambilan contoh (sampling) dalam suatu survey penelitian. Dalampenelitian ini selain dikumpulkan dengan metode survey, juga dengan metodesemi partisipatif untuk menangkap informasi kualitatif secara lebih mendalamterutama yang berkaitan dengan kelembagaan kemitraan usaha agribisnishortikultura. Sumber data primer di dapat dari hasil wawancara 20 petani stroberidengan mempergunakan pertanyaan yang terstruktur (kuesioner)Sumber data sekunder (secondary data sources) adalah data yang sudahdipublikasikan <strong>dan</strong> dikumpulkan untuk “tujuan yang lain” daripada tujuanpenelitian yang se<strong>dan</strong>g dilakukan. Sumber data sekunder diperoleh dari DinasPertanian, BPS, Universitas <strong>dan</strong> instansi terkait lainnya. Data-data yang sudahterkumpul tersebut dianlisis secara deskriptif <strong>dan</strong> analisa tabulasi silang.4


HASIL DAN PEMBAHASAN<strong>Budidaya</strong> <strong>Stroberi</strong>Pembibitan<strong>Stroberi</strong> diperbanyak dengan biji <strong>dan</strong> bibit vegetatif (anakan <strong>dan</strong> stolonatau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350 bijiPerbanyakan biji dengan cara benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih didalam air selama 15 menit lalu keringanginkan. Kotak persemaian berupa kotakkayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir <strong>dan</strong> pupukkan<strong>dan</strong>g (kompos) halus yang bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata di atasmedia <strong>dan</strong> tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kacabening <strong>dan</strong> disimpan pada temperatur 18-20 derajat C. Persemaian disiramsetiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapihdengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan mediapersemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalambedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm <strong>dan</strong> tanaman telahmerumpun, bibit dipindahkan ke kebun. Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi dikebun Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat <strong>dan</strong> produktif.Penyiapan bibit anakan <strong>dan</strong> stolon adalah sebagai berikutbibit anakan : Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadibeberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanamdalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir <strong>dan</strong> pupuk kan<strong>dan</strong>g halis(1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik. Bibit stolon : rumpun yangdipilih telah memiliki akar sulur pertama <strong>dan</strong> kedua. Kedua akar sulur ini dipotong.Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir <strong>dan</strong>pupuk kan<strong>dan</strong>g (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm <strong>dan</strong> berdaun rimbun, bibit siapdipindahkan ke kebun. bibit untuk budidaya stroberi di polibag : Pembibitan daribenih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanamberupa campuran gabah padi <strong>dan</strong> pupuk kan<strong>dan</strong>g (2:1). Setelah bibit dipersemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15)siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm berisi mediayang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan.5


Pengolahan Media Tanam<strong>Budidaya</strong> di Kebun Tanpa Mulsa Plastik. Di awal musim hujan, lahandiolah dengan baik sedalam 30-40 cm. Keringanginkan selama 15-30 hari. Buatbedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan denganlahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau gulu<strong>dan</strong>: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar gulu<strong>dan</strong> 40 x 60 cm.Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kan<strong>dan</strong>g/kompos secara merata di permukaanbedengan/ gulu<strong>dan</strong>. Bedengan/gulu<strong>dan</strong> dibiarkan selama 15 hari. f) lubang tanamdibuat dengan jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.<strong>Budidaya</strong> di Kebun Dengan Mulsa Plastik. Di awal musim hujan, lahandiolah dengan baik <strong>dan</strong> di keringanginkan 15-30 hari. Ukuran bedengan: lebar 80x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antarbedengan 60 cm atau gulu<strong>dan</strong>: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm.Keringanginkan 15 hari.Pemupukan dilakukan dengan menaburkan <strong>dan</strong> mencampurkan tanahbedengan/gulu<strong>dan</strong> dengan 200 kg urea, 250 kg SP-36 <strong>dan</strong> 100 kg/ha KCl.Kemudian di siram hingga lembab. Mulsa plastik hitam atau hitam perak dipasang untuk menutupi bedengan/gulu<strong>dan</strong> <strong>dan</strong> untuk memperkuat ujung-ujungmulsa diperlukan bantuan bambu berbentuk U. Kemudian membuat lubang diatas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubangdalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50atau 50 x 40 cm. Setelah itu dibuat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan diatas bedengan/gulu<strong>dan</strong> lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segerasetelah bedengan/gulu<strong>dan</strong> selesai dibuat.Teknik PenanamanSiram polybag berisi bibit <strong>dan</strong> keluarkan bibit bersama media tanamnyadengan hati-hati. Tanam satu bibit di lubang tanam <strong>dan</strong> padatkan tanah di sekitarpangkal batang. Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 daridosis pupuk anjuran (dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 <strong>dan</strong> 150 kg/haKCl). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.6


Pemeliharaan TanamanPenyulaman : Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 harisetelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.Penyiangan : Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupundengan mulsa plastik. Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut<strong>dan</strong> dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung daripertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.Perempelan/Pemangkasan : Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daunharus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daundauntua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.PemupukanPertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelahtanam sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan<strong>dan</strong>gkal di antara barisan, kemudian ditutup tanah. Pertanaman dengan mulsa:Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran urea, SP-36 <strong>dan</strong> KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanamandisiram dengan 350-500 cc larutan pupuk. Pengairan <strong>dan</strong> Penyiraman : Sampaitanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itupenyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering.<strong>Budidaya</strong> <strong>dan</strong> <strong>Analisa</strong> Usaha Tani Petani <strong>Tabanan</strong>Pengusahaan tanaman stroberi di <strong>Bali</strong> dilakukan secara monokultur padalahan kering dengan dua cara, yaitu sistim lahan terbuka <strong>dan</strong> sistim rumah kaca(green house). Sistim pengusahaan pada lahan terbuka dilakukan dengan caramenanam pada gulu<strong>dan</strong> dengan jarak tanam 30 x 50 cm. Tingkat produktivitas dilahan terbuka relatif lebih rendah dibanding dengan pengusahaan di dalamrumah kaca, faktor utama yang mempengaruhi adalah iklim, diluar rumah kacatidak dapat dikontrol dengan baik, produksi sangat jatuh ketika tanaman padamasa berbuah terkena hujan, disamping itu efektivitas penyerapan pupuk menjadirendah, karena tercuci oleh air hujan. Masa produksi di lapangan juga lebihpendek (kurang dari dua tahun), sementara di dalam rumah kaca dapat mencapai2-3 tahun.Biaya tetap yang dibutuhkan untuk pengusahaan stroberi pada sistim dilapangan <strong>dan</strong> green house pun menjadi berbeda. Biaya tetap untuk usaha di7


lapangan terbuka adalah berupa biaya sewa lahan yang besarnya adalah Rp 2 –4 juta/ ha tergantung pada tingkat kesuburan lahannya, se<strong>dan</strong>gkan untuk greenhouse biaya tetap adalah sewa lahan ditambah investasi untuk membangunangreen house itu sendiri. Biaya investasi untuk membangun green house adalahberkisar Rp 28 juta rupiah untuk ukuran 22 x 18 meter persegi. Rincian <strong>dan</strong>komposisi untuk masing-masing komponen investasi green house tersebut dapatdisimak pada Tabel 1. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa proporsiterbesar dari investasi tersebut adalah penggunaan kayu mencapai 34 persen(Rp 9,6 juta), yang kedua adalah plastik atap mencapai 17 persen (Rp 4,9 juta)<strong>dan</strong> ketiga adalah tenaga kerja mencapai 10,6 persen (Rp 3 juta), keempat talangplastik 9 persen (Rp 2,6 juta), kelima slang dreep 7 persen (Rp 2 juta), plastiksleb 4,6 persen (Rp 1,3 juta) <strong>dan</strong> tiang beton 4 persen (Rp 1 juta). Sementarakomponen lainnya berkisar antara 0,2 – 1 persen.Tabel 1. Komposisi Investasi Pembuatan Green House, Ukuran 22 x 18MeterNo Komponen Satuan Unit Harga/unit Nilai (Rp) Proporsi (%)1 Kayu m3 12 800.000 9.600.000 33,762 Plastik atap kg 150 33.000 4.950.000 17,413 Bambu bt 15 4.000 60.000 0,214 Tiang beton bh 42 25.000 1.050.000 3,695 Talang plastik bt 80 33.000 2.640.000 9,286 Kawat kasa rl 1 150.000 150.000 0,537 Drum bh 1 600.000 600.000 2,118 Kawat besar gl 2 300.000 600.000 2,119 Kawat kecil rol 1 100.000 100.000 0,3510 Slang Dreep m 1000 2.000 2.000.000 7,0311 Pipa paralon bt 10 20.000 200.000 0,7012 Pompa bh 2 300.000 600.000 2,1113 Plastik mulsa gl 2 19.000 38.000 0,1314 Media skam truk 2 300.000 600.000 2,1115 Media serbuk sabut truk 1 100.000 100.000 0,3516 Plastik dinding rol 3 150.000 450.000 1,5817 Paku kg 50 8.000 400.000 1,4118 Plastik sleb kg 50 26.000 1.300.000 4,5719 Upah pembangunan - - - 3.000.000 10,55Jumlah 28.438.000 100,00Sumber : Saptana et al, (2005)8


Tingkat penerapan teknologi budidaya tanaman stroberi lebih tinggi baikyang diusahakan di greenhouse maupun di kebun, tinggi dalam arti bukankeragaman jenis sarana produksi yang digunakan akan tetapi persisi <strong>dan</strong> jenissarana produksi yang digunakan, karena penggunaan sarana produksi padausahatani stroberi harus terukur, hydrophonic di dalam greenhouse <strong>dan</strong> semihydrohponicyang dilakukan dilapangan. Jenis pupuk yang digunakan adalahpupuk yang khusus yang dilarutkan dalam cairan <strong>dan</strong> diberikan dengan caratetes dengan menggunakan pipa ”slang” atau tetes di dalam greenhouse. Sisitempenggunaan tenaga kerja baik yang di dalam greenhouse maupun di lapanganadalah dengan mengontrak orang tertentu yang terdiri dari laki-laki <strong>dan</strong>perempuan dengan cara digaji bulanan, ditambah beberapa orang yang berasaldari dalam keluarga.Se<strong>dan</strong>gkan secara finansial (Tabel 2) usahatani stroberi jauh lebihmenguntungkan dibanding dengan usahatani manggis, keuntungan usahatanistroberi dapat mencapai Rp. 519-597 juta per hektar per dua tahun siklus usaha,sementara usahatani manggis hanya Rp 5,4 juta per hektar per dua tahun.Disamping itu penerimaan penghasilan usahatani stroberi lebih merata menurutwaktu, karena sistim panen komoditas tersebut dilakukan 2 hari satu kali. Dengandemikian distribusi pendapatan rumahtangga menurut waktu menjadi lebihmenyebar <strong>dan</strong> kondisi seperti ini dapat memperlancar petani dalam memperolehsumber-sumber permodalan, terutama permodalan dari perbankan yang sistimpembayarannya harus bulanan. Namun demikian yang patut diperhatikan olehpemerintah adalah jaminan pasar baik harga stroberi maupun saluranpemasarannya, oleh kerena itu pemikiran untuk memperluas pasar baik denganmencari pasar baru di luar negeri maupun pengembangan sistim pengolahanterutama yang dekat dengan sentra-sentra produksi stroberi perlu terusdipikirkan.Komposisi penggunaan input produksi tertinggi yaitu pada penggunaantenaga kerja yaitu mencapai 57,84 persen dari total biaya. Adalah logis denganpengelolaan stroberi yang begitu intensif yang harus dipelihara <strong>dan</strong> dipanensetiap hari, maka dapat dikatakan bahwa usahatani stroberi adalah usahataniyang padat tenaga kerja <strong>dan</strong> padat modal yang mencapai Rp 364 juta per hektarper dua tahun. Sementara biaya sarana produksi yang harus dikeluarkan dalam9


pengusahaan stroberi adalah 39,96 persen atau setara dengan Rp 145,6 juta.Se<strong>dan</strong>gkan nilai sewa lahan untuk mengusahakan stroberi mencapai Rp 4 jutaper tahun, sehingga untuk pengusahaan selama 2 tahun harus dikeluarkansebesar Rp 8 juta atau sekitar 2,2 persen dari total biaya produksi.Tingkat kelayakan finansial dalam usahatani stroberi relatif lebihmenguntungan yaitu dengan indikasi R/C mencapai 2,43 berarti bahwakeuntungan bisa mencapai 143 persen atas biaya produksi <strong>dan</strong> biaya sewalahan. Hal ini adalah menjadi sangat layak ika pemerintahmemprogramkan bantuan pen<strong>dan</strong>aan melalui perbankan umum, <strong>dan</strong> padakenyataannya di lapangan bahwa beberapa bank yaitu bank Mandiri <strong>dan</strong> Bank<strong>Bali</strong> menyalurkan bantuan kredit untuk usaha stroberi sampai sebesar Rp 50 jutaper orang petani dengan rata-rata pengembalian mencapai Rp 2 juta rupiahsetiap bulan. Namun demikian, seperti yang telah diungkapkan di atas bahwapemerintah perlu terus memberikan bantuan yang mempertahankan sustainabilitykinerja usaha stroberi ini, agar kemampuan petani untuk dapat mengembalikanpenjamannya ke bank menjadi stabil.Tabel 2. Analisis usahatani stroberi per hektar per dua tahun di <strong>Bali</strong>, 2005UraianUnitHarga/unit Nilai Persentase(Rp/unit) (Rp) (%)I. Biaya Produksi1. Sarana produksia. Benih/Bibit (pohon) 10.000 2.250 22.500.000 6,17b. Urea (kg) - - - -c. TSP (kg) - - - -d. KCL (kg) - - - -e. ZA (kg) - - - -f. NPK (kg) - - - -g. Pupuk Alternatif (lt) 10.625 6.469 68.728.402 18,86h. Pupuk organik (kg) 27.500 267 7.342.500 2,02i. ZPT Cair (lt) 44 12.500 550.000 0,15j. ZPT Padat (lt) 812 10.006 8.125.000 2,23k. Pestisida cair(lt) 474 72.846 34.529.166 9,48l. Pestisida padat (kg) 16 142.005 2.272.080 0,62m. Herbisida (lt) 16 96.667 1.546.666 0,42Sub Jumlah - - 145.593.814 39,9610


Uraian2. Tenaga Kerja (TK)UnitHarga/unit Nilai Persentase(Rp/unit) (Rp) (%)a. TK Pra Panen pria DK (hok) 3.464 20.000 69.280.000 19,01b. TK Pra Panen wanita DK (hok) 24 25.000 600.000 0,16c. TK Pra Panen pria LK (hok) 4.629 29.034 134.400.000 36,88d. TK Pra Panen wanita LK (hok) - - - -e. Biaya panen (Rp) 681 9.486 6.460.000 1,77f. Biaya pasca panen (Rp) - - - -Sub Jumlah - - 210.768.026 57,843. Biaya Lainnya (Rp) - - 28.026 0,004. Nilai sewa lahan (Rp) - - 8.000.000 2,20Total Biaya - - 364.389.866 100,00II. Produksi (kg)/Penerimaan (Rp) 49.000 18.036 883.779.766 100,00III. Keuntungan (Rp)(1) Atas Biaya Tunai - - 597.297.926(2) Atas Pengelola - - 527.417.926(3) Atas Biaya Total - - 519.417.926IV. Biaya produksi/unit output 7.436V. Penerimaan/biaya produksi (R/C) 2,43Sumber : Saptana et al, (2005)<strong>Kemitraan</strong>Dari hasil wawancara dengan beberapa stakeholders <strong>dan</strong> pelakuagribisnis hortikultura yang mencakup petani, kelompok tani, pedagang padaberbagai tingkatan, perusahaan daerah, lembaga keuangan atau pembiayaan,pengusaha supermarket, <strong>dan</strong> hotel diperoleh informasi beberapa bentukkelembagaan kemitraan usaha hortikultura di <strong>Bali</strong>. Beberapa bentukkelembagaan kemitraan usaha yang eksis adalah sebagai berikut : (1) <strong>Kemitraan</strong>yang tumbuh dengan sendirinya, atas dasar kepentingan bersama dalamberusaha dagang; (2) <strong>Kemitraan</strong> yang dibentuk atas prakarsa pemerintah; <strong>dan</strong> (3)<strong>Kemitraan</strong> usaha yang terbentuk karena a<strong>dan</strong>ya kepentingan bisnis atau tarikanpermintaan pasar.Beberapa bentuk pola kemitraan yang berbasis tarikan pasar yangberorientasi pada profit oriented antara lain adalah: (1) Pola kemitraanPerusahaan Inti Rakyat antara Perusahaan Daerah di <strong>Tabanan</strong> (PD. <strong>Bali</strong>) dengan11


petani penggarap untuk komoditas sayuran dengan pola mix-farming. Pengaturanpola tanam ditentukan oleh perusahaan daerah berdasarkan permintaan pasar;<strong>dan</strong> (2) <strong>Kemitraan</strong> usaha antara PD. <strong>Bali</strong> dengan PT. Bayu Jaya Kusuma denganPola Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA). Pola KOA merupakan hubungankemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra. Kelompok mitramenyediakan lahan, sarana <strong>dan</strong> tenaga, se<strong>dan</strong>gkan perusahaan mitramenyediakan biaya berupa modal atau sarana budidaya. <strong>Kemitraan</strong> usaha initertuang melalui perjanjian kerjasama dalam pengelolaan usaha sayuran.Kerjasama tersebut pada bulan Pebruari 2005 dikembangkan lebih lanjut denganmelibatkan satu kelompok tani (18 petani) stroberi di Desa Pancasari, KecamatanSukasada, Kabupaten Buleleng. Bentuk kemitraan lain yang berbasiskan tarikanpasar adalah pola perdagangan umum. Pola dagang umum merupakanhubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra(pedagang). Kelompok mitra berkewajiban memasok kebutuhan yang diperlukan<strong>dan</strong> perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra.Sesuai dengan temuan di lokasi penelitian, maka pola kemitraankomoditas stroberi antara Perusahaan Daerah Provinsi <strong>Bali</strong> CandikuningKabupaten <strong>Tabanan</strong> (PD <strong>Bali</strong>) dengan PT. Bayu Jaya Kusuma masyarakatpertanian di Baturiti adalah kemitraan Pola Kerjasama Operasional Agribisnis(KOA). Perusahaan telah mempunyai fasilitas yang relatif bagus antara lain coldstrorage, mobil box lengkap dengan sarana pendingin untuk mengantar langsungproduk yang dihasilkan, <strong>dan</strong> beberapa karyawan tetap maupun lepas.Pada awalnya kemitraan usaha antara Perusahaan Daerah Provinsi <strong>Bali</strong>Candikuning Kabupaten <strong>Tabanan</strong> (PD <strong>Bali</strong>) dengan PT. Bayu Jaya Kusumatertuang melalui perjanjian kerjasama dalam pengelolaan usaha sayuran (yangdihasilkan kelompok tani sayuran di Kecamatan Baturiti) pada tanggal 4 Januari2005, dengan beberapa kesepakatan atau aturan main, yaitu: (1) PD <strong>Bali</strong>menyiapkan produksi sesuai perencanaan yang telah disepakati setelahmendapatkan sarana produksi dari PT. Bayu <strong>dan</strong> menjual hasilnya kepada PT.Bayu dengan harga yang telah disepakati kedua belah pihak, setelah panen; (2)PT. Bayu membuat perencanaan penanaman, menyediakan sarana produksiyang dibutuhkan, menampung <strong>dan</strong> memasarkan produksi, menggunakan fasilitas(termasuk tenaga kerja), gu<strong>dan</strong>g, kendaraan, listrik, telepon, air yang dimiliki PD12


<strong>Bali</strong> serta dapat memanfaatkan pelanggan; (3) PD <strong>Bali</strong> memperoleh hak berupakompensasi penggunaan fasilitas gu<strong>dan</strong>g sebesar Rp 5 juta/tahun, penggunaanfasilitas dua buah kendaraan Isuzu Box <strong>dan</strong> Colt sebesar Rp 9 juta/tahun,dengan cara pembayaran diangsur (angsuran pertama 50 persen pada awaltahun <strong>dan</strong> 50 persen sisanya pada triwulan ke-4 tahun berjalan), memperolehsarana produksi, memperoleh imbalan atas penggunaan tenaga kerja sesuaikesepatan bersama serta pemasaran produksi terjamin; (4) kerjasama dilakukanuntuk jangka waktu minimal 5 tahun <strong>dan</strong> dapat diperpanjang kembali ataskesepakatan kedua belah pihak, setiap tahun dilakukan evaluasi; (5) beban biayaatas rekening listrik, telepon <strong>dan</strong> air menjadi beban kedua belah pihak,se<strong>dan</strong>gkan beban pajak, bea meterai termasuk PPN hasil pemasaran menjadibeban PT. Bayu.Kerjasama tersebut pada bulan Pebruari 2005 dikembangkan lebih lanjutdengan satu kelompok tani (18 petani) stroberi di Desa Pancasari, KecamatanSukasada, Kabupaten Buleleng. Petani mengajukan proposal yang dinilai awaloleh PPL desa setempat yang juga berperan sebagai ketua kelompok tani <strong>dan</strong>PT. Bayu. Selanjutnya PT. Bayu membawa proposal tersebut sebagai bahanpengajuan kredit pada Bank Mandiri. Dengan jaminan aset PT. Bayu (sebagaiafalis), setelah Bank Mandiri menilai kelayakan usahatani, kelompok tani tersebutmemperoleh kredit sebesar Rp 400 juta, 16 petani memperoleh kredit masingmasingsebesar Rp 20 juta, 2 petani lain masing-masing mendapat Rp 40 juta.Berbekal modal kredit tersebut, yang digunakan untuk bangunan instalasi(termasuk plastik <strong>dan</strong> jaring) para petani mengusahakan penanaman stroberivarietas Sweet Charlie semi organik di rumah kaca (green house) seluas 4 are(400 m 2 ), bibit <strong>dan</strong> media tempat tumbuh disiapkan petani dengan modal sendiri.Telah disepakati bersama secara lisan, berdasarkan kepercayaan bahwausahatani stroberi yang dilakukan petani akan ditanggung renteng dengan PT.Bayu apabila petani dalam kondisi rugi. PT. Bayu telah menyediakan modal awalsebanyak Rp.14.000.000,- untuk pembelian produk petani. <strong>Stroberi</strong> yangdihasilkan petani dibeli PT. Bayu dengan harga beli Rp 20.000/kg untukgrade AB (bersih, se<strong>dan</strong>g/besar) <strong>dan</strong> Rp 7.000/kg untuk grade C (kecil),pembayaran dilakukan pada tanggal 20 setiap bulan.13


Jenis produk stroberi yang dihasilkan petani adalah Rosalinda <strong>dan</strong> SweetCharlie. Dalam satu hari petani dapat menghasilkan 40 - 150 kg stroberi, <strong>dan</strong>maksimal 300 kg. Produk ini dipasarkan ke Denpasar, <strong>Tabanan</strong>, Singaraja, <strong>dan</strong>Semarang. <strong>Stroberi</strong> dengan Grade A , B, <strong>dan</strong> C, pada umumnya dikonsumsidalam bentuk segar, se<strong>dan</strong>g Grade D yang jumlahnya kurang lebih 20 persendari produk yang dihasikan diolah dalam bentuk sale <strong>dan</strong> dipasarkan ke Singaraja<strong>dan</strong> Semarang. Kendala yang sampai sekarang masih dijumpai adalahpemasaran yang lebih luas akan produk yang dihasilkan. Untuk kedepan PT.Bayu Jaya akan bergerak di bi<strong>dan</strong>g agribisnis hortikultura untuk produk yang lebihluas, dengan mitra utama petani di Desa Pancasari.Sementara itu, mekanisme aturan main lain yang disepakati dalamkelembagaan kerjasama kemitraan dengan 18 petani stroberi Desa PancasariKecamatan Buleleng adalah PT. Bayu Jaya Kusuma berkewajiban: (1) Melakukanbimbingan teknis budidaya, tugas tersebut dilakukan oleh PPL wilayah setempatyang juga sebagai ketua kelompok tani; <strong>dan</strong> (2) Menampung seluruh produksistroberi petani.Beberapa hak PT. Bayu sebagai inti antara lain adalah: (1) sebagaiotoritas tunggal dalam penampungan produksi stroberi dari kelompok tani yangmenggunakan green house, (2) melakukan negosiasi harga baik secarahorizontal (dengan kelompok tani) maupun secara vertikal dengan pembeli, <strong>dan</strong>(3) berhak memasarkan produk stroberi yang dihasilkan petani kepada rekananbisnisnya.Sementara itu, beberapa kewajiban petani sebagai plasma antara lainadalah: (1) Melakukan budidaya usahatani stroberi dengan cara hidroponik-semiorganik secara baik, sehingga dapat memberikan jaminan dalam hal kualitas,kuantitas <strong>dan</strong> kontinuitas, (2) Menyampaikan jadwal kegiatan terutama menjelangmelakukan pemanenan kepada inti, <strong>dan</strong> (3) Menyerahkan semua hasil panenkepada PT. Bayu Jaya Kusuma sebagai inti. Secara tersirat dari kewajibanplasma ini menggambarkan juga hak petani sebagai plasma yaitu jaminan pasardengan harga yang layak. Berdasarkan hasil kajian di lapang hingga kini petaniplasma memperoleh harga yang lebih baik dibandingkan dipasarkan di luar.Apabila dianalisis aturan main pola kemitraan tersebut diatas dapat ditarikpelajaran bahwa aturan main tersebut relatif kompleks <strong>dan</strong> berjenjang, namun14


esiko dihadapi oleh semua pelaku agribisnis mulai dari petani sebagaipenggarap, perusahaan daerah <strong>dan</strong> PT. Bayu. Tetapi diduga pengambilankeputusan didalam menetapkan role of the game tetap akan berada pada pihakyang memiliki power lebih tinggi dalam hal ini adalah PT. Bayu, karena PT. Bayuyang menyediakan sarana produksi <strong>dan</strong> memasarkan hasil.Komunikasi <strong>dan</strong> interaksi antara pelaku kemitraan usaha dilakukan secarapersonal, atau menggunakan ponsel <strong>dan</strong> internet. Kondisi petani produsen relatifsejahtera, rata-rata sudah mempunyai mobil untuk menyetorkan hasilproduksinya ke perusahaan. <strong>Stroberi</strong> yang akan dijual telah di pak denganmenggunakan label perusahaan “Bajaku Fress” , untuk memperlancarpemasaran. Selain itu perusahaan juga bermitra dengan universitas, untukmeningkatkan mutu produk. Kegiatan dilakukan baik dengan mengadakankunjungan ataupun mengun<strong>dan</strong>g pihak-pihak terkait. PT Bayu bekerjasamadengan pimpinan perusahaan daerah, yang berperan <strong>dan</strong> mempunyai statussebagai manager perusahaan. Kedua orang tua Bayu Kusuma sebagai komisarisperusahaan, telah mempunyai beberapa perusahaan yang lain di Kabupaten<strong>Tabanan</strong> sangat berperan dalam membina kegiatan perusahaan. Namundemikian masih dijumpai kendala utama yaitu di bi<strong>dan</strong>g pemasaran. Peranpemerintah dalam usaha agribisnis stroberi ini, masih dalam hal sebagai fasilitatordalam temu usaha. Pola kemitraan yang sampai sekarang masih berlanjut adalahsebagai berikut (Tabel 3 <strong>dan</strong> Gambar 1).Tabel 3.Pola <strong>Kemitraan</strong> pada Lembaga yang Berbasis Bisnis pada Komoditas<strong>Stroberi</strong>, di Kecamatan Baturiti, Kabupaten <strong>Tabanan</strong>, Tahun 2005NamaPerusahaanMitra UsahaJumlahMitraLamaBermitraLokasiMitraKegiatan<strong>Kemitraan</strong>Sifat<strong>Kemitraan</strong>PT. Bayu1. Petani181 tahunSekecamatanProdusenPemulaJayastroberi3 lokasi2. Pengecer23 bulanSekabupatenPemasaranPemula3. Pengolah3 bulanSekabupaten&PengolahanPemulaluar Provinsi4. Lembaga13 bulanSekabupatenPembiayaanPemulapembiayaan5. Perusahaan11 tahunSekecamatanPembinaanPemuladaerahSumber : Saptana et al, (2005)15


KelompokTani DesaPancasari& PPLUniversitasPT. BayuJaya KusumaPrsh.DaerahBank.MandiriafalisPasar LokalDenpasar<strong>Tabanan</strong>SingarajaPerusahaanSaleSingarajaSemarang(20%)SupermarketTiaraDewataGambar 1.<strong>Kemitraan</strong> Usaha pada PT. Bayu Jaya Kusuma di KecamatanBaturiti, Kabupaten <strong>Tabanan</strong>, Provinsi <strong>Bali</strong>, Tahun 2005Autran Main <strong>dan</strong> Permasalahan Dalam <strong>Kemitraan</strong>Suatu kelembagaan berjalan secara optimal bukan berarti bahwa semuapelaku dalam kelembagaan itu memiliki kesempatan atau benefit yang sama akantetapi masing-masing secara adil (fairness) sesuai dengan siapa berperansebagai apa <strong>dan</strong> boleh memutuskan apa atau sesuai dengan aturanrepresentasinya atau. Sebenarnya rule of the game adalah pengertian lain darikelembagaan (istitutions) disamping juga disebut organisasi/organization(Pakapahan et al,.1992).Jika kemitraan usaha dapat dipan<strong>dan</strong>g sebagai suatu organisasi denganbatas yurisdiksi spasial (provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, atau kawasan)atau batas yurisdiksi substansial komoditas (manggis, stroberi <strong>dan</strong> sayuran),maka kinerja kelembagaan kemitraan usaha tersebut akan eksis dengan kuat jikaterpenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: (1) tumbuhnya rasa kebersamaan ataurasa satu masyarakat pelaku agribisnis (sense of community dalamkelembagaan bangsa disebut sense of nation), (2) tumbuhnya saling percayaantara pelaku agribisnis, (3) tidak ada eksternalitas, yaitu tidak ada satu pihakyang dirugikan oleh pihak lain sebagai pelaku agribisnis, (4) a<strong>dan</strong>ya homogenitas16


kepentingan misalnya bisnis suatu komoditas tertentu. Kelembagaan kemitraanusaha tidak akan berjalan dengan baik jika masuk kepentingan lain sepertikepentingan politik atau kepentingan kemitraan lintas batas yurisdiksi <strong>dan</strong> (4)memenuhi skala ekonomi.Pada kelembagaan kemitraan komoditas stroberi di <strong>Tabanan</strong>, secarateknis permasalahan yang dihadapi adalah: (1) Tuntutan kualitas <strong>dan</strong> stabilitasproduksi yang mendorong green house menjadi satu perhatian yang serius, yangmerupakan suatu inovasi baru untuk menjawab tuntutan tersebut. Namun di sisilain, harga peralatan untuk membangun green house masih sangat mahal <strong>dan</strong>memerlukan modal yang besar; (2) Jaminan pasar belum bisa diandalkan,kendatipun ada pihak yang mau memberikan pinjaman modal untuk membangungreen house tetapi siapa yang akan menjamin pasarnya, sementara petani sudahterikat hutang dengan pihak pemberi modal; (3) Teknis sortasi <strong>dan</strong> pengepakanjuga memerlukan ketrampilan <strong>dan</strong> permodalan yang cukup kuat, karena stroberitermasuk buah yang freshable (mudah busuk); (4) Cara memperoleh bibit baruuntuk rehabilitasi, selama ini petani menggunakan bibit batang sulur dari tanamansendiri, namun para petani menyadari bahwa hal ini hanya bisa dilakukanbeberapa kali saja, selanjutnya akan mengalami penurunan kualitas bibit. Untukmendapat benih baru, petani merasa kesulitan karena harus impor. Upaya yangpernah dilakukan adalah melakukan kemitraan dengan perusahaan pembibitan diBogor namun itupun kurang begitu lancar. Untuk mengembangkan batang sulursaja harus membeli hak paten dari sumber bibitnya.KESIMPULAN1. Ada dua cara dalam mengusahakan tanaman straoberi di Kabupaten<strong>Tabanan</strong>, yaitu : sistim lahan terbuka <strong>dan</strong> sistim rumah kaca. Dari segiproduktivitas pengusahaan di rumah kaca lebih tinggi, hal ini disebabkanpengusahaan di lahan terbuka sangat rentan terhadap iklim, tidak terkontroldengan baik <strong>dan</strong> penyerapan pupuk yang rendah.2. Tingkat kelayakan finasial dalam usahatani stroberi dalam masa usaha duatahun sangat menguntungkan, hal ini direpresentasikan hasil hitungan R/Csebesar 2.43.17


3. Biaya yang paling banyak dikeluarkan dalam usahatani ini adalah biayatenaga kerja, yaitu 57,84 persen. Kemudian diikuti oleh biaya sarana produksisebesar 39,96 persen.4. Pola kemitraan yang ada di lokasi penelitian adalah pola kemitraanoperasional agribisnis dengan beberapa kesepakatan antara lain perusahaanmenetapkan waktu penanaman, penyediaan benih <strong>dan</strong> sarana produksi,memasarkan <strong>dan</strong> menetapkan harga jual.5. Pola kemitraan yang sudah berjalan tersebut sebagian modal difasilitasi olehBank Mandiri, apabila dikemudian hari usaha ini tidak menguntungkan telahdisepakati kerugian akan ditanggung renteng antara petani <strong>dan</strong> perusahanmitra.6. Kelemahan dalam bermitra mahalnya pembuatan greenhouse, pasar belumterbuka luas, ketersedian benih yang berkualitas, selama ini benih masihimpor.18


DAFTAR PUSTAKAAnonim . 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. DepartemenPendidikan <strong>dan</strong> Kebudayaan. Balai Pustaka.Ba<strong>dan</strong> Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten <strong>Tabanan</strong>. 2001.Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten <strong>Tabanan</strong> Tahun 2002-2012.<strong>Tabanan</strong>.Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten <strong>Tabanan</strong>. 2003. Hasil KegiatanPenumbuhan <strong>dan</strong> Fasilitasi Sub Terminal Agribisnis (STA) “Bukit SariBumi” Dusun Mayungan Anyar, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti.Proyek Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan <strong>Bali</strong> di Kabupaten<strong>Tabanan</strong> TA. 2003. <strong>Tabanan</strong>.Hanke, John E. and Arthur G. Reitch. 1995. Business Forecasting. 5 th . Ed.Prentice Hall Int, Inc. New Jersey.Pakpahan, A, Sumaryanto, Hendiarto, S. Friyatno. 1992. Studi Kebiajakan IrigasiPompa. Hasil Kerjsama Ford Foundation dengan Pusat Penelitian SosialEkonomi Pertanian, Bogor.Suwandi. 1995. Strategi Pola <strong>Kemitraan</strong> Dalam Menunjang Agribisnis Bi<strong>dan</strong>gPeternakan dalam Industrialisasi Usaha Ternak Rakyat DalamMenghadapi Tantangan Globalisasi, Prosiding Simposium Nasional<strong>Kemitraan</strong> Usaha Ternak. Ikatan Sarjana Ilmu-Ilmu Peternakan Indonesia(ISPI) bekerja dengan Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor.Saptana, En<strong>dan</strong>g. LH, Kurnia S.I, Ashari, Supena.F, Sunarsih <strong>dan</strong> V. Darwis.2005. Pengembangan Model Kelembagaan <strong>Kemitraan</strong> Usaha YangBerdaya Saing di Kawasan Sentra Produksi Hortikultura. Pusat Penelitian<strong>dan</strong> Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!