11.07.2015 Views

Oseana, Volume XI, Nomor 4 : 131 - 141, 1986. ISSN 0216-1877 ...

Oseana, Volume XI, Nomor 4 : 131 - 141, 1986. ISSN 0216-1877 ...

Oseana, Volume XI, Nomor 4 : 131 - 141, 1986. ISSN 0216-1877 ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong>, <strong>Nomor</strong> 4 : <strong>131</strong> - <strong>141</strong>, <strong>1986.</strong> <strong>ISSN</strong> <strong>0216</strong>-<strong>1877</strong>KARANG LUNAK, SALAH SATU PENYUSUN TERUMBU KARANGolehAnna E.W. Manuputty l )ABSTRACTSOFT CORALS, ONE OF THE REEF BUILDER. Soft corals (alcyonaceans)are the soft bodies animals of somewhat rubbery texture, strengthened by an internalskeleton of calcium carbonate which is named spicule. They are exclusively polypoidcoelenterates. The polyp forms of a long or short cylinder, terminating orally in a flatcircular oral disc whose margin is drawn out into eight feathered tentacles. The tentaclesbear short pinnules, usually arranged in a row on each side. The alyco-naceans aretypically littoral animals of the warmer regions of the earth, centering in the Indo-PacificRegion. They mostly live between the tidal zone and depths of 200 metres, but a fewinhabit deeper waters down to 3000 metres. Many alcyonaceans are largely holozoicin their nutrition, capturing planctonic organisms in large numbers. The sexes aresparate. The sex products may be discharged into the water, where fertilization andsubsequent development take place, or eggs may be retained after fertilization until latein the planula stage. They are widely distributed organisms that occupy a great varietyof ecological situation, extend around the world from Arctic to Antartic, from the lowtide mark to the abysses. The important differences between soft corals and hard coralsis that soft corals have an internal skeleton, the hard corals secrete an external skeleton.PENDAHULUANTerumbu karang ditemukan terutamadi perairan tropis dan subtropis, dengan sebaranvertikal dari bagian surut terendahsampai ke kedalaman kurang lebih 30 m.Di dalam ekosistem terumbu karang padaumumnya yang merupakan biota dominanialah karang batu. Dengan kerangka yangkeras dan bentuk serta ukurannya yangberaneka ragam, karang batu dipakai sebagaitempat hidup, berlindung dan mencarimakan oleh berbagai jenis biota lain sepertikrustasea, moluska, ekhinodermata, polikhaeta,porifera, ikan, bahkan oleh jenisjeniskoelenterata lainnya (YONGE 1973).Salah satu jenis koelenterata yang tidakkalah penting peranannya dalam pembentukanfisik terumbu karang ialah karanglunak (soft coral) atau lebih dikenal sebagaiAlcyonaria. Anggota Alcyonaria sama halnyadengan karang batu, merupakan koelenteratayang berbentuk polip yaitu bentukseperti bunga yang kecil. Tidak sepertibatu, tubuh Alcyonaria lembek tetapi disokongoleh sejumlah besar duri-duri yangkokoh, berukuran kecil dan tersusun sedemikianrupa sehingga tubuh Alcyonarialentur dan tidak mudah putus. Duri-duriini mengandung karbonat kalsium dandisebut spikula. Secara sepintas lalu Alcyonarianampak seperti tumbuhan, karenabentuk koloninya yang bercabang-cabangseperti pohon dan melekat pada substratyang keras.1). Balai Penelitian Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi—LIPI, Jakarta.<strong>131</strong><strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idAlcyonaria telah dikenal sejak zamanCretaceous kira-kira 65 juta tahun yang lalu(BAYER 1956). Hal ini terbukti dengan adanyafosil-fosil spikula di dalam endapan dilaut, terutama di daerah pasang surut atau didaerah terumbu karang. Fosil spikula inilahyang merupakan unsur kapur terbanyak didalam endapan. Spikula sangat memegangperanan penting dalam mengidentifikasi karanglunak. Semua jenis Alcyonaria carahidupnya membentuk koloni dan tidakada yang soliter. Pada ekspedisi Siboga diperairan Timur Jauh (zona Indo-Malaya)termasuk Indonesia, tercatat karang lunak4 suku, 28 marga dan 219 jenis.Segi lain dari karang lunak yang telahbanyak diteliti adalah kandungan kimianya.TURSCH et al. dalam SCHEUER (1978)telah mengisolasi senyawa terpen dari beberapajenis karang lunak. Senyawa terpenmerupakan senyawa kimia yang dihasilkansecara alamiah oleh tumbuh-tumbuhan danmengandung aroma atau bau yang harum.Senyawa terpen ini telah menarik perhatianpara ahli kimia terutama yang menelitisenyawa-senyawa alamiah karena dapat digunakandalam bidang farmasi sebagai antibiotika,anti jamur dan senyawa anti tumor.Sedangkan kegunaannya bagi karang lunakitu sendiri ialah sebagai penangkal terhadapserangan predator, dalam hal memperebutkanruang lingkup, dan dalam proses reproduksi(COLL & SAMMARCO 1986). COLLet al. (1983) menemukan bahwa senyawaterpen karang lunak dihasilkan oleh zooxanthellayaitu alga uniseluler yang bersimbiosisdengan karang lunak. Penelitian karanglunak di Indonesia belum banyak dilakukanbahkan belum ada. Tulisan ini mengetengahkankarang lunak secara umum sebagailangkah awal untuk penelitian-penelitianselanjutnya.SistematikSISTEMATIK, MORFOLOGIdan HABITATSeperti halnya karang batu, karang lunaktermasuk filum Koelenterata, kelasAnthozoa yaitu hewan yang bentuknya sepertibunga, dan disebut polip. Kelas Anthozoadibagi dalam dua sub-kelas yaitu subkelasZoantharia atau Hexacorallia atauScleractinia dan sub-kelas Octocorallia ataulebih populer dengan Alcyonaria. Karanglunak termasuk dalam sub-kelas Alcyonaria.Sub-kelas Alcyonaria dibagi dalam tujuhordo dan salah satu diantaranya ordo Alcyonaceayang merupakan karang lunak yangsebenarnya.MorfologiTubuh koloni lembek tapi lentur, mempunyaitangkai yang melekat pada substratyang keras terutama karang mati. Bagianatas tangkai disebut kapitulum, bentuknyabervariasi antara lain seperti jamur, bentuklobus atau bercabang-cabang. Variasi bentukinilah yang menentukan bentuk koloni secarakeseluruhan, hal mana sangat membantudalam pengenalan jenis di lapangan. Kapitulummengandung polip sehingga disebutbagian fertil, sedangkan tangkainya lebihbanyak mengandung spikula sehingga disebutbagian steril.Polip dapat dibagi menjadi tiga bagianbesar yaitu antokodia, kaliks dan antostela(Gambar 1). Antokodia merupakan bagianyang terdapat dipermukaan koloni dan bersifatretraktil. Apabila antokodia ditarik kedalam, maka yang nampak dari atas adalahpori-pori kecil seperti bintang. Bangunanluar dari pori-pori inilah yang disebutkaliks. Pada antokodia ditemukan tentakelyang berjumlah delapan dengan deretanduri-duri disepanjang sisinya. Duri-duri inidisebut pinnula, fungsinya untuk membantumengalirkan air dan zat-zat makanan ke dalammulut. Selain tentakel, ditemukan mulut(sifonoglifa) yang melanjutkan diri membentuksepta. Antokodia juga mengandungspikula yang letaknya berderet sampaike ujung masing-masing tentakel (Gambar2B).132<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 1. Penampang melintang polip karang lunak (BAYER 1956).133<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 2. A. Susunan spikula pada antokodiaB. Susunan spikula pada tentakel(HYMAN 1940).Pada pangkal tentakel terdapat mulutyang berbentuk kepingan yang disebutstomodeum (Gambar 3 A). Lanjutan mulutberupa saluran pendek disebut farinks atauesofagus. Bagian dalam farinks disusun olehsel-sel epitel kelenjar dan sel-sel epitel kolumnaryang berflagela. Fungsi flagela untukmembantu mengalirkan air ke dalam ronggaperut pada proses respirasi. Sel-sel epiteltadi tersusun sedemikian rupa sehinggabagian dalam farinks berbentuk alur-aluryang disebut sifonoglifa (Gambar 3 B). Bagianpolip dimana sifonoglifa terletak disebutbagian ventral, sebaliknya yang berseberangandengannya disebut bagian dorsal.Pada daerah kaliks ditemukan ronggagastrovaskuler atau rongga perut, terusandari farinks yang terbagi menjadi delapandan disebut septa, benang-benang septadan organ reproduksi atau gonad. Septamembagi rongga perut menjadi delapanruangan. Ujung akhir septa menebal membentuk.benang septa dan menggantungbebas di dalam rongga perut Dua di antaradelapan septa tadi lebih panjang dan melebarke bagian basal polip, mengandung banyakflagela dan fungsinya untuk membantumenyalurkan air dan sisa-sisa makanan keatas untuk dibuang ke luar. Sedangkan enamsepta lainnya pendek-pendek, mengandung134<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 3. A. Penampang melintang keping mulut AlcyonariaB. Penampang melintang melalui farinksC. Penampang melintang melalui bagian bawah farinks(HYMAN 1940).135<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idsel-sel kelenjar yang fungsinya membantuproses pencernaan makanan. Masing-masingsepta mempunyai otot retraktor yang fungsinyamembantu kontraksi antokodia.Beberapa jenis karang lunak dari margaSaccophyton dapat menjadi indikator arusdi perairan sekelilingnya. Bila arus cukupderas antokodia akan mencuat keluar untukmengambil air dan zat-zat makanan ke dalamtubuhnya. Sebaliknya bila arus tenang antokodiatertarik ke dalam sehingga permukaankoloni terlihat gundul (FAULKNER 1979).Bagian antostela merupakan bagianbasal polip yang mengandung jaring-jaringsolenia. Hubungan antara polip satu denganlainnya terjadi melalui jaring-jaring soleniaini.Karang lunak juga mempunyai sel-selamuboid yang akan berkembang menjadisel-sel knidoblas dan menghasilkan sel-selpenyengat atau nematosis. Sebagian darisel-sel amuboid tadi akan menjadi sel-selskleroblas yang menghasilkan sklerit yangberkapur dan dikenal sebagai spikula.Spikula menyokong seluruh bagiantubuh karang lunak mulai dari bagian basaltempat melekat sampai ke ujung tentakel.Umumnya sebaran spikula pada bagian basaltentakel dan pada dinding tubuh di antarasepta, kurang merata. Di bagian bawahantokodia, sebaran spikula merata dan tersusundalam jumlah besar sehingga memberikesan lebih kokoh dan tidak lentur. Susunan,bentuk dan ukuran, bahkan warna spikulasangat penting untuk mengidentifikasijenis. Bentuk dasar spikula bagi ordo Octocoralliaialah bentuk kumparan sederhana,ujung-ujungnya tumpul, kadang-kadang permukaannyalicin. Pada beberapa ordo permukaankumparan mengandung duri-duri.Bila kumparan' agak memanjang, pipihdan tajam, disebut bentuk jarum. Bila pendek,licin dan kedua ujungnya tumpul,disebut bentuk kumparan. Beberapa modifikasibentuk dari bentuk dasar tadi dapatmenjadi bentuk sisik, "club" atau sepertitongkat dengan salah satu ujungnya menebal,bentuk tanduk, balon, cakram danlainnya. Spikula tidak saling berlekatan satudengan lainnya tetapi terpisah-pisah. Bentukspikula dari suku Xeniidae kecil-kecil seperticakram, tipis dan lonjong. Sedangkan padasuku lain bentuk dasarnya sama yaitu kumparan.Letak spikula pada antokodia berbedadengan di bagian basal. Pada antokodiaterutama pada tentakel, spikula letaknyaberderet, sejajar dengan panjang tentakelatau miring saling susun menyusun sepertiekor ikan atau disebut "chevron". Sedangkandi bagian basal, letak spikula mendatar(Gambar 2). Pada suku Nephthyidae, antokodiadan bagian tangkainya mengandungspikula yang panjang-panjang. Apabila poliptertarik masuk ke dalam jaringan koensim,spikula-spikula ini akan mencuat keluar danperanannya sekarang sebagai pelindung tubuhterhadap musuh atau predator (Gambar2A).Secara umum terlihat jelas adanya perbedaanantara karang lunak dan karangbatu, terutama pada jumlah tentakel, kekenyalantubuh dan kerangka yang menyusunnya.Tetapi dalam hal fisiologisnya terutamamekanisme pengaturan organ-organ dalamuntuk mengambil makanan dari dalam air,dan mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakaike luar tubuh, juga pada proses respirasipada prinsipnya sama dengan karangbatu. Perbedaan antara karang lunak dankarang batu dapat dilihat pada Tabel 1sedangkan perbedaan bentuk dan susunantubuhnya dapat dilihat pada Gambar 4.HabitatJenis-jenis karang lunak hidup di daerahpasang surut sampai kedalaman 200 m.Umumnya syarat-syarat hidupnya samadengan karang batu. Hewan ini menyukaiperairan yang hangat atau sedang terutamadi Indo-Pasifik. Ada beberapa jenis yangdapat hidup sampai ke kedalaman 3.000 m.136<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idGambar 4. Perbedaan morfologi karang lunak dan karang batu (RYAN 1985).137<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idTabel 1. Perbedaan antara karang lunak dan karang batu.Karang lunakKarang batu1. Bentuk dan susunantubuh.Seperti tabung, lunak dan tertanamdalam massa gelatin.Membentuk koloni.Seperti tabung, terlindung dalamkerangka kapur yang radial. Soliteratau membentuk koloni.2. Tentakel. Berjumlah delapan dan berduri(pinula).Berjumlah enam atau kelipatanenam dan tidak berduri.3. Kerangka tubuh.Tidak menghasilkan kerangkakapur yang radial tetapi spikulayang terpisah-pisah dan berkapur.Bersifat endoskeleton.Menghasilkan kerangka kapuryang radial dalam bentuk kristalaragonit. Bersifat eksoskeleton.4. Sekret (getah) Menghasilkan senyawa terpenyang sewaktu-waktu dikeluarkanke dalam air laut, untuk mempertahankandiri dari predator.Tidak menghasilkan senyawa terpen.5. Daya tahan hidupDapat bertahan lama walaupuntidak ada penetrasi cahaya mataharike dalam air laut.Akan segera mati jika tidak adapenetrasi cahaya matahari dalamair laut.6. Gerak. Dapat bergerak, bahkan dapatmerambat ke atas koloni karanghidup dan memangsanya (RYAN1985).Tidak dapat bergerak7. Hubungan antarapolip.Antara polip yang satu denganyang lainnya secara internal melaluijaringan solenia.Tidak ada hubungan secara internal.MAKANAN dan REPRODUKSIMakananUmumnya Octocorallia khususnya karanglunak, cara makannya holosoik. Merekamenangkap organisme planktonik dalamjumlah besar. Sejumlah krustasea kecil danlarva moluska selalu diketemukan di dalamrongga gastrovaskuler polipnya. Beberapa jenisdari suku Xeniidae dan jenis-jenis darimarga Clavularia dapat hidup bertahan lamawalaupun sama sekali tidak mengambilmakanan dari air laut. Jenis-jenis ini mengandungzooxanthellae dalam jumlah besar didalam dinding gastrodermisnya. Bila tidakada cahaya matahari atau dalam keadaangelap, mereka cenderung mengalami nekrosisdan mati. Walaupun zat-zat makanan disekelilingnya cukup banyak, mereka seakan-akantidak mempunyai kekuatan lagiuntuk mencerna makanan. Jenis-jenis yangmengandung banyak zooxanthella dalam138<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idjaringan tubuhnya biasanya hanya mengandungsedikit nematosis, bahkan pada beberapajenis tidak ditemukan sama sekali.Susunan pencernaan makanannya akan mengalamireduksi (BAYER 1956). Melimpahnyanematosis dan jaringan pencernaan yangberkembang baik, biasanya berhubungan denganzooxanthella. Sisa-sisa makanan akandikeluarkan melalui mulut dengan bantuanflagella septa.ReproduksiReproduksi karang lunak dapat secaraasexual atau sexual. Reproduksi asexualdapat terjadi dengan jalan membentuk tunas.Polip karang lunak berhubungan satu denganlainnya melalui saluran yang disebut jaringjaringsolenia yang terdapat di bagian basaltubuhnya (Gambar 1). Dari jaringan soleniaini muncul tunas baru sebagai polip sekunderyang bentuk serta ukurannya berbedadengan polip primer.Reproduksi sexual terjadi dengan carakawin. Sebagian besar karang lunak bersifatdioesius dimana alat kelamin jantandan alat kelamin betina letaknya terpisah.Yang bersifat monoesius biasanya hermaproditprotandri. Sel-sel kelamin berasal darilapisan endodermis, terdapat di dalam ronggagastrovaskuler berupa gelembung-gelembungkecil, bertangkai dan melekat pada septa.Septa yang ada alat kelamin hanya septasulkal yang berjumlah enam sedangkan duasepta lainnya yaitu septa asulkal bersifatsteril. Telur yang telah matang tetap melekatpada septa dan diliputi oleh lapisan gastrodemisyang tipis. Fertilisasi dapat terjadi diluar tubuh atau juga di dalam tubuh, dimanatelur yang telah dibuahi tetap tinggal sampaimenjadi planula, baru keluar ke dalamair laut. Peristiwa ini hanya terjadi padajenis-jenis yang monoesius.Fertilisasi external terjadi bila telurdan spermatozoa dikeluarkan ke dalam airlaut. HARTNOLL (1975, 1977) dalamSEBENS (1983) mengatakan bahwa jenisAlcyonfum digitatum melepaskan sel kelaminnyapada bulan Desember sampai Januari.Sedangkan A. siderium yang bersifathermaprodit protandri atau monoesius, hasilpembuahannya tetap di dalam tubuh sampaimenjadi planula. Sedangkan jenis Lobophytumcrassum melepaskan sel kelaminnyapada bulan Juni sampai Agustus (YAMA-ZATO et al. 1981).EkologiEKOLOGI dan SEBARANSejak puluhan tahun yang lalu sampaisekarang, hanya sedikit sekali para ahliyang meneliti ekologi Octocorallia di perairanIndo-Pasifik. Para ahli tersebut antaralain CARY dan CROSSLAND (dalam DI-NESEN 1983) yang telah mengamati sebarankelimpahan karang lunak pada terumbu karangIndo-Pasifik.Semua ordo Octocorallia hidup denganjalan melekatkan bagian basal tubuhnya kesubstrat yang keras, kecuali ordo Pennatulaceayang bagian basalnya bersifat fleksibeldan berfungsi sebagai jangkar kolonipada lumpur atau pasir. Beberapa karanglunak dapat juga menahan partikel yangkeras dari lumpur, ada juga yang dapat membentukbangunan seperti akar.Keanekaragaman jenis karang lunakpada rataan terumbu umumnya sangatrendah. Persentase tutupan yang terbesardijumpai pada lereng terumbu (DINESEN1983).Dalam hal kompetisi untuk mempertahankanruang lingkupnya, karang lunakdapat melumpuhkan hewan-hewan disekitarnyaterutama karang batu. Beberapa eksperimentelah dilakukan oleh SAMMARCO etal. (1983) dengan mengamati pertumbuhankarang batu Pavona cactus yang tumbuhberdampingan dengan karang lunak Sinulariaflexibilis. Pertumbuhan karang batutersebut akan terhambat, lama-kelamaanmengalami nekrosis yaitu kematian secarapatologis.Kenyataan dimana ada hubungan antarakarang lunak dengan pembentukan batukarang tidak diketahui dengan pasti, tetapi139<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idyang jelas mereka adalah penghasil karbonatkalsium. Di peratiran Tortugas endapan spikulayang diperoleh dari koloni yang hiduppada terumbu karang rata-rata 12,35 tonper Ha. Material-material ini ada dalambentuk spikula yang kecil-kecil dan sangatmudah terbawa arus atau larut dalam airlaut. Dengan demikian persentasenya dalammassa batu karang tidak terlalu tinggi.SebaranAnggota dari suku Alcyoniidae merupakanOctocorallia yang tersebar luas dan mendominasiterumbu karang perairan Indo-Pasifik (DINESEN 1983). Hal ini ditunjangoleh sifat toleransinya terhadap kondisiekologi perairan. Walaupun demikian adabeberapa faktor yang tidak dapat ditolerirseperti kekeringan yang terlalu lama, endapanyang tebal, dan penurunan kadar garamyang drastis. Tetapi kebanyakan jenis karanglunak hidup di bawah garis surut terendah,dimana mereka aman terhadap kekeringandan selalu berada pada perairan yang jernihdan sedikit sekali endapan.Di perairan Great Barrier Reef Australia,karang lunak merupakan hewan yang pentingsesudah karang batu. Kelimpahannyasampai 2000 m kearah laut, dalam bentukkelompok yang tersebar merata dengankeanekaragaman jenis yang tinggi. Polasebarannya telah diteliti dan variasi jenisyang tinggi ditemukan di daerah lerengterumbu.Di perairan Okinawa Jepang, karanglunak juga merupakan hewan penting penyusunterumbu karang. Pada beberapa tempatterjadi kelimpahan jenis terutama padadaerah-daerah yang karang batunya barumati akibat serangan bintang laut bulu seribu(Acanthaster planci). Jenis-jenis utama yangditemukan di daerah ini terutama dari margaSinularia, Sarcophyton dan Lobophytum.Secara garis besar sebaran geografis ordoordobesar Alcyonaria di dunia dapat dilihatpada Tabel 2.Di Indonesia terutama di perairanPulau Pari dan sekitarnya, jenis-jenis karanglunak didominasi berturut-turut oleh margaSinularia, Sarcophyton, Lobophytum, Lobulariadan Nephtea. Di ujung barat PulauTikus dijumpai semua marga tersebut, danterutama salah satu jenis yaitu Sinulariaflexibilis yang terkenal karena dapat mematikankarang batu disekitarnya. Di selatanPulau Pari di daerah lereng terumbu jugadidominasi oleh marga-marga tadi dengandiameter koloni yang besar, dapat mencapai3 m terutama dari marga Sinularia. Umumnyasebaran jenisnya merata dan kelimpahanjenis terbesar ditemukan pada lereng terumbu.Sedangkan pada rataan terumbu hanyaditemukan jenis-jenis yang baru tumbuh.Marga Lobophytum dengan diameter sampai± 1,5 m mendominasi rataan tertumbu.Tabel 2. Sebaran Geografis beberapa ordo AlcyonariaSebaran jenis ( % )L o k a s i Alcyonacea Georgonasea Pennatulacea Stolonifera TelestaceaJumlah jenisAtlantik Barat Laut 6 81 10 0 3 31India Barat 3 85 5 0 7 100Vietnam 97 1,5 0 0 1,5 95Kaledonia Baru 89 8 2 1 0 203Madagaskar 66,5 29 3 1 0,5 225(Sumber : SCHEUER 1978)140<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idDAFTAR PUSTAKABAYER, F.M. 1956. Octocorralia. In: Treatiseon Invertebrate Palaentology, PartF, Coelenterata. (R.C. MOORE ed). Univ.of Kansas Press, Lawrence : 166-231.COLL, J.C. and P.W. SAMMARCO. <strong>1986.</strong>Soft Corals : Chemistry and Ecology.Oceanus 29 (2): 33 -37.COLL, J.C., B.F. BOWDEN, D.M.TAPIO-LAS, R.H. WILLIS, P. DJURA.M. STREAMER and L. TROTT. 1983.The terpenoid chemistry of soft coralsand its implications. Studies ofAustralian Soft Corals - XXXV.Tetrahedron, 41(6) : 1083-1092.DINESEN, Z.D. 1983. Pattern in the distributionof soft corals across the centralGreat Barrier Reef. Coral Reefs. I : 229 -236.FAULKNER, D. 1979. Living corals. ClarksonN. Potter, Inc. Publ, N.Y, 310 pp.HYMAN, L.H. 1940. The invertebbrates :Protozoa through Ctenophora Mc Graw-Hall London, I : 726 pp.RYAN, P.R. 1985. The underwater bush ofAustralia The Great Barrier Reef. Oceanus28 (3) : 30-42.SAMMARCO, P.W., J.C.COLL, S. LA BAR-RE, and B. WILLIS 1983. Competitivestrategies of soft corals (Coelenterata :Octorallia) : Allelopathic effects on selectedScleratinian corals. Coral Reefs1 : 173 -178.SCHEUER, P.J. 1978. Marine natural products.Chemical and biological perspectures.A.P., N.Y., 2 : 247 - 295.SEBENS, K.P. 1983. Settlement and metamorphosisof a temperate soft corallarva (Alcyonium siderium VERRIL) :Induction by Crustose Algae. Biol. Bull.165 : 286 - 304.THOMSON, A.J. and L.M.I. DEAN 1931.The alcyonacea of the Siboga Expeditionwith the Addendum to the Gorgonacea.E.J. Brill, Leiden. 227 pp.YAMAZATO, K., M. SATO and H. YAMA-SHIRO 1981. Reproductive biology of analcyonacean coral, Lobophyturn crassumMARENZELLER. Proc. of the FourthInst. Coral Reef Symp. Manila. 2 : 671 —678.YONGE, CM. 1973. The nature of reefbuilding (Hermatypic) corals. Bull. Mar.Sci. 23(1): 1-15.<strong>141</strong><strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XI</strong> No. 4, 1986

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!