You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
seni & hiburan film<br />
Margaret masih belum bisa melepaskan<br />
putranya.<br />
“Jauhi Silver, Tom. Dia berbahaya,” Margaret<br />
memperingatkan rekan mudanya ini.<br />
Namun Tom jalan terus walau rasa penasaran<br />
itu nanti harus dia bayar mahal.<br />
Ada sedikit rasa The X-Files di film misteri<br />
sekaligus tragedi ini. Sepasang ilmuwan<br />
meneliti sesuatu yang di luar jangkauan ilmu<br />
pengetahuan (Barat) dan harus berhadapan dengan<br />
kekuatan besar. Rangkaian adegannya seperti keping-keping<br />
puzzle yang awalnya membuat kita menyangka<br />
ini thriller cerdas.<br />
Namun kemudian penonton engah, Rodrigo Cortes<br />
yang awalnya menebarkan keping puzzle secara<br />
acak --sebagaimana khasnya film misteri-- entah<br />
kenapa, dia pula yang kemudian “merapikannya”.<br />
Seharusnya biarkan penonton melakukan tugas terakhir<br />
itu sepanjang perjalanan pulang dari bioskop.<br />
Kalau masih bingung, toh masih bisa menonton lagi.<br />
Catatan kedua, mari kita zoom-out. Sepasang ilmuwan<br />
hendak membuktikan bahwa seluruh kejadian<br />
gaib itu tidak ada. Kegiatan cenayang bohong.<br />
Akhirnya keduanya bertemu cenayang terkenal yang<br />
memang membuat kebohongan besar. Jadi di mana<br />
konfliknya? Apa poinnya? Mungkin yang begini bisa<br />
diterima dengan mudah oleh masyarakat Barat yang<br />
mengedepankan rasionalitas. Tidak demikian bagi<br />
orang Timur yang umumnya memercayai ada kehidupan<br />
lain yang paralel dan tak tampak oleh mata.<br />
Untung saja Red Lights diisi tiga aktor hebat: Sigourney<br />
Weaver, Robert De Niro, serta Cillian Murphy.<br />
Cortes sebagai sutradara juga memberi mereka<br />
ruang untuk mengeksplorasi emosi habis-habisan.<br />
Robert De Niro kali ini tampil dingin, misterius, dan<br />
menyuguhkan adegan klimaks yang luar biasa. (SIL/YOG)<br />
Majalah detik 10 - 16 september 2012