Pembangunan Pertanian dan Perekonomian Pedesaan Melalui ...
Pembangunan Pertanian dan Perekonomian Pedesaan Melalui ...
Pembangunan Pertanian dan Perekonomian Pedesaan Melalui ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
5. Meningkatnya kredibilitas dilihat dari aspek perbankan <strong>dan</strong> bargaining position dibi<strong>dan</strong>g pemasaran hasil akhir.6. Pemeliharaan lingkungan <strong>dan</strong> pelestarian sumber daya setempat dapat dilakukansecara lebih efektif karena kegiatan lebih mudah diintegrasikan dengan ekosistemsetempat.Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa konsolidasi agribisnis tidak dapatdipisahkan dengan upaya penerapan <strong>dan</strong> kemitraan usaha. Pengembangankelembagaan kemitrausahaan dapat dipan<strong>dan</strong>g sebagai komplemen dari konsolidasisegmen-segmen kegiatan agribisnis. Pengembangan kelembagaan kemitrausahaandalam rangka mengembangkan kegiatan agribisnis selain dapat diarahkan untukmeningkatkan pencapaian efisiensi ekonomi, juga dapat ditujukan untuk pemerataan <strong>dan</strong>keadilan.Menurut Simatupang, et al., (2002) <strong>dan</strong> Sudaryanto <strong>dan</strong> Pranadji (2000) terdapattiga pola kemitraan yang berkembang dalam kegiatan agribisnis, yaitu: (1) pola kemitraantradisional, (2) kemitraan “pemerintah”, <strong>dan</strong> (3) kemitraan pasar. Kemitraan tradisionalmengikuti pola hubungan patron-client (misal hubungan pemilik lahan <strong>dan</strong> petanipenggarap. Pola kemitraan program pemerintah condong pada pengembangankemitraan secara vertikal dengan pola hubungan “Bapak Anak Angkat” yang padaagribisnis perkebunan dikenal dengan pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat). Se<strong>dan</strong>gkanpola kemitraan pasar berkembang sebagai akibat dari masuknya sistem ekonomi pasardalam usaha pertanian rakyat di pedesaan. Jenis usaha pertanian yang dibidik adalahusahatani yang menghasilkan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi <strong>dan</strong>mempunyai permintaan kuat di pasar dunia. Pola ini melibatkan petani dengan pemilikmodal besar yang bergerak di bi<strong>dan</strong>g industri pengolahan <strong>dan</strong> pemasaran hasil. Merekamenggalang kerja sama (“kemitraan”) karena a<strong>dan</strong>ya kepentingan untuk berbagaimanfaat ekonomi (mutually beneficial).Kelemahan ketiga pola tersebut (Simatupang, et al., (2002) <strong>dan</strong> Sudaryanto <strong>dan</strong>Pranadji (2000) adalah:1. Pola kemitraan tradisional sangat kurang kondusif untuk adopsi inovasi teknologi,permodalan <strong>dan</strong> kelembagaan ekonomi. Tidak a<strong>dan</strong>ya kompetisi ekonomi, sehinggakreativitas usaha pelaku-pelaku sulit ditumbuhkan secara sehat.12