UCAPAN TERIMA KASIHPihak IDLO dan <strong>UNDP</strong> ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepadasemua pihak yang telah memberikan kontribusi yang sangat berharga atas penulisan casestudy ini, sehingga semua data yang telah dikumpulkan dalam case study ini semakinsempurna dan layak menjadi bahan pemikiran untuk masyarakat di Aceh khususnya danmasyarakat lain pada umumnya. Ucapan terima kasih ditujukan:Erica Harper (IDLO), Chief of PartyHannah Derwent (IDLO), Legal OfficerRoss Clarke (IDLO), Legal OfficerNurul Ikhsan (IDLO), Legal OfficerZaky Fuad Chalil (IDLO), Legal OfficerErnita Dewi (IAIN Ar-Raniry Banda Aceh)Neysa Hughes (<strong>UNDP</strong>), Programme OfficerFakri Karim (<strong>UNDP</strong>), Project Officer, Aceh Justice ProjectSadaf Lakhani (<strong>UNDP</strong>), Project Manager, Aceh Justice ProjectEwa Wojkowska (<strong>UNDP</strong>), Programme ManagerDrs. H. Jufri Ghalib, SH (Hakim Mahkamah Syar’iyah NAD)1
RINGKASAN EKSEKUTIFProvinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah salah satu provinsi yang berada dipenghujung barat pulau Sumatera dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Secara umum kehidupan masyarakat Aceh sama dengan penduduk lain yang ada diNegara Indonesia, namun yang membuat Aceh sedikit berbeda dengan wilayah lainadalah timbulnya konflik berkepanjangan antara pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM)dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI). Konflik yang tak berujung ini terjadi selamahampir 30 tahun dan telah mengakibatkan banyak korban dari masyarakat sipil. Belumterselesaikan konflik panjang yang melanda Aceh dengan dampak yang ditimbulkan,pada akhir tahun 2004, tepatnya tanggal 26 Desember 2004, musibah besar gempa dangelombang tsunami menghancurkan sebagian besar wilayah Aceh dan merenggut ratusanribu penduduk di 6 kabupaten lainnya di Nanggroe Aceh Darussalam. Bahkan ratusanribu korban yang selamat harus kehilangan harta benda juga tempat tinggalnya. Akhirdari tragedi tsunami ternyata memberikan hikmah besar bagi masyarakat Aceh, walaupunbanyak nyawa yang melayang tidak dapat ditukar dengan apapun, tetapipenandatanganan kesepakatan damai antara pihak GAM dan pemerintah RI sedikitbanyak telah memberikan ketenangan kepada seluruh masyarakat Aceh untuk dapatmenikmati hari-hari yang indah tanpa ada ketakutan. Pada hakekatnya tidak dapatdipungkiri bahwa dampak dari tsunami dan konflik sangat berpengaruh pada kehidupanmasyarakat Aceh, tsunami berakibat pada hilangnya harta benda dan persoalan warisan,hak atas tanah dan juga masalah perwalian. Konflik mengakibatkan peningkatan jumlahkemiskinan di Aceh dan mengakibatkan melemahnya fungsi dan peran lembaga hukum.Terkait dengan tingginya persoalan hak milik atas tanah, ahli waris yang ditinggalkan,nasib para anak yatim yang telah kehilangan orang tuanya, yang membutuhkanpenangganan serius dari semua pihak agar tidak ada lagi korban tsunami yang kembalimenderita akibat kehilangan harta benda miliknya, maka untuk membantu masyarakatAceh khususnya korban tsunami, International Development Law Organization (IDLO)memberikan bantuan hukum pasca tsunami. Salah satu bentuk kontribusi IDLO adalahmelakukan penelitian berbasis masyarakat untuk mengetahui secara detil kasus-kasusberkaitan dengan kewarisan, perwalian dan hak atas tanah yang terjadi pascatsunami.Penelitian ini dilaksanakan oleh IDLO pada bulan April – Mei tahun 2006.Disamping itu pihak <strong>UNDP</strong> juga melakukan penelitian tentang kasus tanah dan jugapersoalan ketidakadilan hukum lainnya yang dialami oleh perempuan di daerah konflik.Penelitian akses terhadap keadilan yang dilakukan oleh <strong>UNDP</strong> itu berlangsung sejakbulan Januari sampai April 2006. Penelitian tersebut mengambil sample dibeberapakecamatan yang ada di 5 kabupaten, yaitu Aceh Pidie, Aceh Utara, Aceh Tengah, AcehBarat, dan kota Banda Aceh. Penelitian <strong>UNDP</strong> dilakukan tepat setelah 4 bulanpenandatanganan damai dan dari penelitian itu terlihat jelas bagaimana keberanianmasyarakat untuk mengungkapkan persoalan hukum yang dialaminya, padahalsebelumnya masalah tersebut tidak berani diungkapkan kepada orang lain, terlebih didaerah-daerah terpencil, masyarakat lebih senang memilih diam ketika menghadapimasalah, ketimbang mencari penyelesaian, karena mereka takut dengan anggota GAM2