20.07.2015 Views

o_19qlciem7rtmpc1ivtkg443ka.pdf

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“ INI TIDAK<br />

ADIL ! ”<br />

Menemukan Pengharapan<br />

Di Kala Masa Sulit<br />

WAYNE A. MACK<br />

Dengan<br />

DEBORAH HOWARD


Copyright © 2009 Wayne A. Mack<br />

Originally Published in English under the title<br />

It’s Not Fair<br />

published by P&R Publishing Company,<br />

1102 Marble Road, P.O.Box 817,<br />

Phillipsburg, New Jersey, 08865, USA<br />

All right reserved<br />

Pengalih Bahasa : Maria Fennita<br />

Penyunting : Nicholas Kurniawan<br />

Desain Sampul : James Yanuar<br />

Tata Letak : Riky Setiadi<br />

Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada :<br />

PT. VISI ANUGERAH INDONESIA<br />

Jl. Karasak Lama 2 - Bandung 40235<br />

Telpon : 022 - 522 5739<br />

Email : visipress@visi-bookstore.com<br />

ISBN : 978-602-8073-25-7<br />

Cetakan pertama, November 2009<br />

Indonesian Edition © visipress 2009<br />

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang<br />

Dilarang memperbanyak sebagian atau<br />

seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.<br />

Member of CBA Indonesia<br />

No : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina


_____________<br />

D A F T A R I S I<br />

Penghargaan-penghargaan 9<br />

Prakata 11<br />

Pendahuluan 13<br />

1. Sindrom “Ini Tidak Adil!” 19<br />

2. Kemahatahuan dan Hikmat Allah dan Sindrom<br />

“Ini Tidak Adil!” 27<br />

3. Kasih Allah dan Sindrom “Ini Tidak Adil!” 39<br />

4. Keadilan Allah dan Sindrom “Ini Tidak Adil!” 64<br />

5. Kemahakuasaan dan Kedaulatan Allah dan<br />

Sindrom “Ini Tidak Adil!” 84<br />

6. Pandangan Jangka Panjang dari Keadilan Allah dan<br />

Sindrom “Ini Tidak Adil!” 110<br />

7. Peringatan-peringatan Penting untuk Mengatasi dan<br />

Mencegah Sindrom “Ini Tidak Adil!” 126<br />

8. Nilai Praktis dari sebuah Pandangan yang Benar<br />

mengenai Allah versus Sindrom “Ini Tidak Adil!” 147<br />

Catatan-catatan 170<br />

Buku-buku yang Direkomendasikan 172<br />

| 7 |


____________<br />

P E N DA H U L UA N<br />

S<br />

elama sekian tahun sebagai seorang Kristen dan sebagai seorang<br />

konselor biblikal dan pengajar, saya mendapati bahwa apa yang<br />

kita ketahui dan percaya mengenai Allah bukanlah sekedar sebuah<br />

masalah yang teoritis—hal itu memiliki nilai praktis yang besar<br />

berkaitan dengan bagaimana kita menghidupi kehidupan dan<br />

menghadapi tantangan-tantangannya. Saya mengetahui hal ini<br />

dari pengajaran Alkitab yang jelas, yaitu dari Daniel 11:32: “tetapi<br />

umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.”<br />

Saya juga mengetahui hal ini dari Mazmur 46, yang menggambarkan<br />

orang-orang yang sedang menghadapi situasi-situasi<br />

malapetaka di tengah lingkungan mereka. Pemazmur berbicara<br />

mengenai bumi yang berubah, gunung-gunung dilemparkan ke<br />

dalam lautan, air menjadi ribut dan berbuih, gunung-gunung bergetar<br />

dan bergelora, bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang,<br />

dan bumipun hancur.<br />

Wow, sebuah penggambaran kerusuhan yang luar biasa! Katakata<br />

ini mungkin menggambarkan situasi-situasi yang aktual yang<br />

telah terjadi atau akan terjadi di tengah kehidupan manusia. Semua<br />

itu mungkin juga secara simbolis menggambarkan kehebohan malapetaka<br />

yang terjadi dalam kehidupan kita pada sebuah tingkatan<br />

| 13 |


secara pribadi. Kadangkala hal-hal semacam itu menggoncangkan<br />

kita. Kadangkala kita kehilangan hal-hal yang kita anggap sebagai<br />

hal yang paling solid dan stabil. Kadangkala hal-hal yang kita anggap<br />

berharga—hal-hal yang kita andalkan untuk keamanan dan<br />

kepuasan—dirampas dari kita.<br />

Akan tetapi entah apakah peristiwa-peristiwa yang digambarkan<br />

dalam Mazmur 46 literal, simbolis, atau keduanya, saya yakin<br />

Anda akan setuju bahwa mazmur ini menggambarkan peristiwaperistiwa<br />

yang secara benar layak untuk disebut peristiwa-peristiwa<br />

malapetaka. Dalam peristiwa-peristiwa ini, Allah memberitahukan<br />

umatNya apa yang perlu mereka lakukan jika mereka ingin<br />

meresponi peristiwa-peristiwa malapetaka ini dengan kekuatan,<br />

ketenangan, dan keberanian: “Diamlah dan ketahuilah, bahwa<br />

Akulah Allah!” (Mazmur 46:10).<br />

Dengan kata lain, mengenal Allah pada level yang mendalam—mengenal<br />

siapa dan apa Dia dan memiliki pengetahuan<br />

mengenai karakterNya—akan memiliki nilai praktis yang besar<br />

dalam kaitannya dengan mengatasi penyangkalan-penyangkalan,<br />

penolakan-penolakan, dan situasi-situasi menakutkan dan menyakitkan<br />

yang tidak mungkin kita hindari dalam hidup. Memiliki<br />

sebuah pengenalan pribadi yang mendalam mengenai Allah akan<br />

menolong kita untuk mengatasi peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman<br />

yang menghampiri kehidupan kita yang tidak<br />

kita inginkan dan terkadang kita pikir bahwa kita tidak layak menerimanya.<br />

Pengenalan ini, ketika tersimpan di dalam hati dan<br />

pikiran kita, akan menjaga kita agar kita tidak meresponi pengalaman-pengalaman<br />

yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan<br />

dalam hidup dengan pemikiran dan bahkan mungkin dengan<br />

kata-kata, “Ini tidak adil.”<br />

Dari pengalaman pribadi dan konseling bertahun-tahun, saya<br />

memahami bawa tidak ada yang lebih merusak kita secara spiritual,<br />

emosional, mental, dan sikap, daripada merespon terhadap<br />

situasi-situasi kehidupan yang tidak menyenangkan, tidak di-<br />

14 | pendahuluan


inginkan, dan (dalam penilaian kita) tidak layak, dengan sikap “ini<br />

tidak adil.” Sikap ini menggerogoti kita seperti halnya kanker atau<br />

kusta. Sikap ini sebuah pembunuh yang menghancurkan sukacita,<br />

pengharapan, iman, kasih dan kebergunaan kita bagi Kristus. Dan<br />

dari pengalaman pribadi dan konseling bertahun-tahun digabungkan<br />

dengan pengetahuan alkitabiah, saya juga mengenali bahwa<br />

tidak ada yang lebih menolong bagi kita dalam mengatasi hasilhasil<br />

tragis yang telah terinfeksi dengan sikap “ini tidak adil” selain<br />

memiliki pengenalan mengenai siapa dan apa Allah sesungguhnya<br />

dan implikasi-implikasi dari pengenalan itu.<br />

Implikasi-implikasi praktis dari kebenaran-kebenaran mengenai<br />

Allah yang dipresentasikan dalam buku ini baru-baru ini<br />

diilustrasikan melalui sebuah surat yang ditulis oleh Pendeta John<br />

Sales. Beliau melaporkan dampak kebakaran yang menghebohkan<br />

dan menghancurkan, yang menghanguskan seluruh wilayahnya di<br />

California bagian selatan pada Oktober 2007. Dalam kebakaran<br />

itu, ribuan rumah terbakar, dan lebih dari lima ratus ribu orang<br />

harus melarikan diri dari rumah mereka—beberapa dari mereka<br />

berlari dengan serta merta.<br />

Dalam surat tersebut pendeta Sales dengan jelas menggambarkan<br />

pelayanan ibadah Minggu di gerejanya setelah kebakaran<br />

tersebut sudah dapat diatasi. Apa yang ia tulis mengandung kesaksian<br />

tentang keberanian dan kekuatan yang dihasilkan dari pengenalan<br />

dan kepercayaan kepada Allah bagi kita. Di tengah situasi<br />

yang disebut dunia sebagai malapetaka, ia dan umatnya mampu<br />

untuk menghindar sikap “ini tidak adil” karena keyakinan mereka<br />

terhadap kebenaran-kebenaran yang dipresentasikan dalam buku<br />

ini. Suratnya, sekalipun mengekspresikan sebuah catatan dukacita,<br />

tetapi juga memperdengarkan sebuah catatan keyakinan, seiring<br />

umat Tuhan di tengah tragedi yang terjadi, berjumpa untuk memberi<br />

dorongan satu sama lain dan memuji dan menyembah Allah:<br />

15 | pendahuluan


Allah benar-benar menjumpai kami dalam sebuah cara yang<br />

sangat indah kemarin! Betapa indah bagi jemaat kami untuk<br />

bersama-sama dalam menyembah Allah, mengingat apa yang<br />

benar-benar penting di dalam hidup. Betapa sangat indah<br />

juga bagi jemaat kami untuk saling memeluk satu sama lain,<br />

menghapus air mata, berduka dengan mereka yang berduka<br />

dan bersukacita dengan mereka yang bersukacita. Sungguh<br />

merupakan suatu pelepasan yang besar bagi jemaat untuk<br />

membagikan kisah mereka. Pelayanan gereja yang penuh.<br />

Seorang wanita pemimpin suku Indian yang terkasih yang<br />

berumur 87 tahun, yang telah kehilangan rumahnya, berdiri<br />

dengan kakinya di hadapan seluruh jemaat dan memberikan<br />

kesaksian tentang anugerah Allah dan mendorong umat untuk<br />

berdoa agar banyak orang yang ada di daerah penampungan<br />

Indiannya yang tidak mengenal Kristus menjadi mengenal<br />

Juruselamat yang ia kasihi.<br />

Saya menulis buku ini dengan keyakinan bahwa pengenalan<br />

akan Allah di awal pemicu pikiran kita akan menjadi hal yang<br />

sangat berharga bagi kita dalam kehidupan pribadi kita dan dalam<br />

menolong kita memenuhi tujuan Allah menciptakan dan menebus<br />

kita—yaitu untuk memuliakan dan menikmati Dia selamanya.<br />

Dalam buku ini saya secara khusus berfokus pada empat aspek<br />

dari karakter Allah yang saya pikir paling bermanfaat dalam meniadakan<br />

dan menghancurkan kerusakan yang disebabkan oleh<br />

sikap “ini tidak adil,” dan saya juga berusaha untuk memberikan<br />

implikasi-implikasi dan penerapan-penerapan yang dapat diberikan<br />

dari pengetahuan ini dalam hidup “sekarang.”<br />

Setiap bab diakhiri dengan beberapa refleksi, penerapan,<br />

dan pertanyaan-pertanyaan diskusi yang akan mendampingi anda<br />

untuk memikirkan baik-baik pengajaran dari bab tersebut dan<br />

mere-levansikan penerapan-penerapannya pada kehidupan anda<br />

sendiri. Bab 8 memberikan dua studi kasus singkat yang mende-<br />

16 | pendahuluan


monstrasikan cara-cara bagaimana orang-orang yang mengenal<br />

dan percaya kebenaran-kebenaran yang ditampilkan dalam buku<br />

ini berespon kepada ketidakadilan yang nampak dalam kehidupan<br />

dan dikontraskan dengan mereka yang tidak mengenal atau percaya<br />

kebenaran-kebenaran ini.<br />

Saya juga memasukkan sebuah daftar dari buku-buku lain<br />

yang menolong dalam mengatasi sebuah sikap “ini tidak adil.” Doa<br />

saya adalah kiranya Allah akan berkenan untuk memakai isi dari<br />

buku ini seperti itu dalam kehidupan pribadimu.<br />

17 | pendahuluan


1<br />

______________<br />

S I N D RO M “ I N I T I DA K A D I L ”<br />

“Ia tidak pantas mendapatkan itu.”<br />

“Itu salah!”<br />

“Ini mengerikan! Ini tidak benar!”<br />

”Apa yang terjadi tidak masuk akal. Saya benar-benar tidak<br />

mengerti.”<br />

“Orang lain mendapatkan keuntungan yang seharusnya milik<br />

saya.”<br />

“Saya selalu mendapatkan potongan yang paling pendek.”<br />

“Saya tidak melakukan hal yang salah, tetapi saya terus saja<br />

dikritik.”<br />

Apapun kata-kata yang kita gunakan untuk mengekspresikan<br />

jenis ketidakpercayaan yang membingungkan ini, kita sedang<br />

mengatakan hal yang sama: “Ini tidak adil.”<br />

Saya telah terlibat dalam konseling biblikal selama lebih dari<br />

40 tahun. Dalam sepanjang waktu itu, Allah telah memberi saya hak<br />

istimewa untuk menolong banyak orang dengan masalah-masalah<br />

mereka. Beberapa orang hanya ingin memastikan mereka memahami<br />

hal yang benar (saleh) untuk dilakukan dalam situasi atau<br />

hubungan tertentu. Sedangkan yang lainnya memiliki masalahmasalah<br />

yang lebih kompleks sehingga membutuhkan konseling<br />

| 19 |


yang lebih teliti. Dan banyak orang lainnya memiliki permasalahan<br />

yang serius yang membutuhkan kerja keras yang intensif dan doa<br />

untuk menyelesaikannya—masalah-masalah seperti perbudakan<br />

pada pornografi, obat-obatan atau alkohol, atau pada bentukbentuk<br />

lain dari imoralitas. Beberapa orang yang saya konseling<br />

bermasalah dengan bunuh diri, sedangkan yang lainnya dengan<br />

pembunuhan. Beberapa memiliki masalah yang telah sekian lama<br />

berlangsung tentang perilaku yang aneh, depresi, atau kekerasan.<br />

Istri saya dan saya juga menangani korban pemerkosaan, inses,<br />

pengabaian, dan kekerasan domestik. Tidak ada hal yang mengejutkan<br />

saya lagi.<br />

Di sepanjang pelayanan saya telah terjadi sebuah pemunculan<br />

tema kembali, umumnya kebanyakan diperlihatkan sebagai<br />

beberapa versi dari “ini hanya tidak adil.” Harapan dan doa saya<br />

kiranya buku ini akan menjawab mereka yang menanyakan pertanyaan-pertanyaan<br />

ini—entah disuarakan dengan keras atau ha-nya<br />

pada diri mereka sendiri. Saya pikir kita semua pernah bersalah<br />

terhadap sikap yang berdosa ini pada suatu waktu tertentu. Kami<br />

pernah mendengarnya berulang-ulang kali. Kadangkala kami<br />

mendengarnya dari:<br />

• Seorang yang marah atau depresi tentang hidup<br />

• Orang-orang dengan kelainan atau keterbatasan bentuk<br />

fisik<br />

• Seorang yang diminta melakukan lebih banyak daripada<br />

yang dilakukan oleh orang lain.<br />

• Seorang yang mengalami masa sulit ketika orang lain tampaknya<br />

menjalani hidup dengan mudah dan bahagia.<br />

• Seorang yang dihukum karena melakukan sesuatu hal, sedangkan<br />

jika orang lain yang melakukannya tidak dihukum.<br />

• Mereka yang melihat segala sesuatu berubah menjadi emas<br />

untuk orang lain sementara mereka sendiri nampaknya ti-<br />

20 | “Ini Tidak Adil!“


dak pernah bisa beristirahat.<br />

• Orang yang selalu dilewatkan untuk promosi walaupun ia<br />

berpikir bahwa ia jauh lebih memenuhi syarat.<br />

• Seorang yang baru saja kehilangan seorang yang dikasihi<br />

atau baru saja didiagnosa mengidap penyakit yang serius.<br />

• Seorang yang mendapat bayaran lebih sedikit daripada<br />

orang lain yang melakukan pekerjaan yang sama.<br />

• Seorang lajang yang tetap sendiri sementara orang lain<br />

sudah mempunyai pasangan.<br />

• Seorang wanita muda yang tidak bisa mengandung sementara<br />

orang lain hamil tanpa ada masalah apapun.<br />

• Seorang istri yang ditinggal suaminya demi seorang wanita<br />

yang lebih muda setelah 35 tahun pernikahan.<br />

• Orangtua yang tidak bahagia yang anaknya berubah menjadi<br />

sangat nakal sementara anak-anak teman mereka baikbaik<br />

saja.<br />

Anda lihat, “Ini tidak adil” dapat hadir dalam berbagai bentuk. Jika<br />

Anda mendengarkan baik-baik, Anda akan mendengar pernyataan<br />

ini dibuat oleh begitu banyak orang di dalam Alkitab.<br />

• Rahel mengatakan itu ketika saudara perempuannya Lea<br />

mempunyai anak dan dia tidak.<br />

• Saudara laki-laki yang lebih tua mengatakan itu ketika<br />

ayahnya membuat sebuah pesta besar untuk kepulangan<br />

anaknya yang hilang.<br />

• Orang-orang Yahudi mengatakan itu ketika mereka bersungut-sungut<br />

menentang Allah di padang gurun.<br />

• Ayub mengatakan itu ketika ia mengalami serangan Iblis.<br />

• Yeremia mengatakan itu ketika ia tertekan karena pesan kehancurannya.<br />

Sindrom “Ini Tidak Adil!“ | 21


Pada dasarnya, kita mengucapkan pernyataan ini ketika kita<br />

percaya kita sedang tidak diperlakukan secara adil. Kadangkala<br />

kita marah pada orang-orang lain, dan kadangkala kita marah tentang<br />

situasi-situasi atau keadaan-keadaan. Yang pasti, kita marah<br />

kepada Allah, terlepas dari betapa kita tidak menginginkan itu—<br />

bahkan kepada diri kita sendiri.<br />

Saya mengenal seorang wanita yang bersikeras bahwa ia tidak<br />

sedang marah dengan Tuhan melainkan merasa dikhianati dan<br />

dilukai olehNya. Dia mencoba segala yang ia bisa lakukan untuk<br />

menjaga agar tidak mengaku bahwa ia sedang marah kepada<br />

Allah. Kami membicarakan hal tersebut panjang lebar. Dan di sana,<br />

di dasar penggalian segala perasaan dan sikap-sikapnya, ada suatu<br />

kemarahan yang sangat mendalam terhadap Allah, yang kemudian<br />

diakui oleh wanita muda itu dan karena itu kemudian ia segera bertobat.<br />

Tatkala hal ini beres, kami segera bergerak menuju situasisituasi<br />

yang telah membawa dia kepada saya pada awalnya. Allah<br />

memberikan dia anugerah untuk memecahkan “masalah-masalah<br />

hati” nya dan maju menuju perubahan yang membangun.<br />

Jika Anda sedang bergumul dengan pikiran-pikiran, sikapsikap,<br />

dan tindakan-tindakan yang berdosa, Anda, seperti halnya<br />

wanita muda ini, mungkin akan menemukan sindrom “ini tidak<br />

adil” pada bagian akar dari permasalahan-permasalahanmu. Tidak<br />

ada hal lain yang akan memproduksi kemarahan, kebencian, kepahitan,<br />

keraguan, perilaku yang buruk, perceraian, imoralitas, kekejaman,<br />

kekerasan, ketidakbahagiaan, dan depresi yang berlebihan<br />

selain daripada ide bahwa anda sedang mengalami sesuatu yang<br />

tidak adil.<br />

Apa yang dapat kita lakukan ketika kita mengenal bahwa kita<br />

memiliki suatu masalah dalam area ini? Kita harus meniadakan sikap<br />

ini dengan kebenaran alkitabiah yang sangat menolong. Tidak<br />

ada yang lebih berguna selain melihat kembali kebenaran-kebenaran<br />

yang mulia mengenai berbagai aspek dari karakter Allah. Ketika<br />

kita memenuhi pikiran kita dengan atribut-atribut yang me-<br />

22 | “Ini Tidak Adil!“


ngagumkan dari Bapa kita yang terkasih ini, kita akan mendapati<br />

bahwa ini tidak hanya akan mempengaruhi perilaku-perilaku kita<br />

yang berdosa, tetapi juga akan mempengaruhi cara kita mengatasi<br />

konsekuensi-konsekuensi dari kesulitan-kesulitan kita.<br />

Terkadang, ketika hati kita sedang sakit, kita mungkin berpikir<br />

bahwa apa yang kita butuhkan adalah pelukan kasih dari seorang<br />

rekan yang berbelas kasihan. Dan tentu saja, hal itu menolong kita<br />

menjadi lebih baik. Tetapi itu hanya suatu sensasi sementara. Apa<br />

yang sebenarnya menggerakkan kita untuk melewati penderitaan<br />

yang kita serap sendiri adalah sejumlah besar dosis dari pengajaran<br />

alkitabiah yang solid berkenaan dengan atribut-atribut Allah<br />

berikut ini:<br />

• HikmatNya<br />

• KasihNya<br />

• KedaulatanNya<br />

• KeadilanNya<br />

Beberapa dari antara kalian mungkin berpikir buku ini perlu<br />

fokus lebih dalam pada kesakitan dari sebuah penderitaan. Anda<br />

mungkin mencari lebih banyak belas kasihan daripada yang diberikan<br />

halaman-halaman ini. Dan ya, saya tahu bagaimana rasanya<br />

mengalami patah hati. Istri saya dan saya telah mengalami masamasa<br />

sulit dan kehilangan-kehilangan pribadi. Jadi tolong jangan<br />

berpikir saya terpisah dari kedalaman penderitaan pribadimu. Tidak<br />

peduli betapa keras anda mempersiapkan diri untuk sebuah<br />

krisis, saya tahu bagaimana sakitnya ketika menjalani itu.<br />

“Tetapi dengan memikirkan teologi penderitaan, dan mengusahakan<br />

dengan baik tentang bagaimana Anda akan berespon,<br />

seberapapun kerasnya usaha tersebut, hal itu tidak dapat mempersiapkan<br />

anda untuk kejutan dari penderitaan itu sendiri. Ini seperti<br />

melompat ke dalam sebuah danau yang dingin dengan kepahitan;<br />

Anda dapat memperkuat diri Anda untuk pengalaman tersebut<br />

sepanjang hari, tetapi ketika Anda benar-benar melompat ke<br />

Sindrom “Ini Tidak Adil!“ | 23


dalam, keterkejutan terhadap sistem Anda akan merenggut nyawa<br />

Anda.” 1<br />

Belas kasihan menjadi kritis ketika kita terluka. Tetapi belas<br />

kasihan itu sendiri tidak akan menolong kita membuang emosiemosi<br />

yang dapat menyelubungi pemikiran kita. Buku ini tidak<br />

dimaksudkan untuk menjadi salah satu kelompok pelukan yang<br />

menghiburkan dan berkepanjangan. Ini dimaksudkan untuk mengajar<br />

dan melatih dengan kebenaran-kebenaran alkitabiah yang<br />

akan lebih menolong daripada limapuluh pelukan yang baik!<br />

“Melalui pemaparan kebenaranNya-lah Anda dapat menemukan<br />

damai di tengah permasalahan, pengharapan di tengah<br />

pencobaan dan kepercayaan di tengah kekacauan. Jika Allah memberikan<br />

anugerah kepada kita untuk menenun kehendak kita kepada<br />

kehendakNya, kita dapat menemukan kecukupan—bahkan<br />

di hadapan kesengsaraan sekalipun.” 2<br />

Untuk beberapa dari kalian, buku ini akan menjadi sebuah<br />

pengingat dari kebenaran-kebenaran yang telah anda pelajari. Bagi<br />

yang lain, ini mungkin pertama kalinya Anda mengalami instruksi<br />

yang terfokus seperti ini tentang atribut-atribut yang amat sangat<br />

penting dari Allah yang Mahabesar.<br />

••••<br />

24 | “Ini Tidak Adil!“


“Waktuku Ada di dalam TanganMu”<br />

Waktuku ada di dalam tanganMu;<br />

Allahku, aku berharap mereka di sana;<br />

Hidupku, teman-temanku, jiwaku,<br />

Aku serahkan seluruhnya kepada pemeliharaanMu.<br />

Waktuku ada di dalam tanganMu,<br />

Entah menjadi seperti apapun mereka;<br />

Menyenangkan atau menyakitkan, gelap atau terang,<br />

Yang penting terlihat baik bagiMu.<br />

Waktuku ada di dalam tanganMu;<br />

Mengapa aku harus bimbang atau takut?<br />

Tangan Bapaku tidak akan pernah menyebabkan<br />

anakNya menangis tak berguna<br />

Waktuku ada di dalam tanganMu, Yesus yang tersalib;<br />

Kedua tangan itu dimana kejamnya dosaku telah terpaku<br />

Sekarang menjadi penjaga dan pembimbingku.<br />

—William F. Lloyd, 1824<br />

Sindrom “Ini Tidak Adil!“ | 25


R E F L E K S I , P E N E RA PA N ,<br />

DA N P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N D I S KU S I<br />

1. Apakah anda setuju bahwa perilaku “ini tidak adil” merupakan<br />

perilaku yang sangat umum di kalangan manusia?<br />

Mengapa?<br />

2. Jenis masalah-masalah apa yang dihasilkan dari perilaku<br />

“ini tidak adil”? Mengapa masalah-masalah ini sangat<br />

serius?<br />

3. Situasi-situasi macam apa yang cenderung diresponi oleh<br />

orang-orang dengan perilaku “ini tidak adil”?<br />

4. Siapa contoh orang-orang di dalam Alkitab yang menampilkan<br />

sikap ini yang disebutkan dalam bab ini? Gambarkan<br />

apa yang terjadi di dalam hidup mereka saat itu.<br />

5. Dapatkah Anda memikirkan orang lain di dalam Alkitab<br />

yang mendemonstrasikan sikap ini? Gambarkan situasisituasi<br />

mereka saat itu.<br />

6. Apakah Anda pernah mendapati diri Anda sendiri berpikir<br />

“Saya tidak seharusnya mendapatkan ini” atau “Mengapa<br />

saya diperlakukan seperti ini?” Gambarkan situasi-situasi<br />

di mana Anda telah dikuasai atau sedang dikuasai sikap<br />

ini.<br />

7. Apa yang seharusnya kita lakukan ketika kita mengenali<br />

bahwa kita memiliki suatu masalah di dalam area ini?<br />

Apa yang benar-benar kita butuhkan dalam rangka untuk<br />

mengatasi sikap yang merusak ini?<br />

26 | “Ini Tidak Adil!“


2<br />

______________<br />

K E M A H ATA H UA N<br />

DA N H I K M AT A L L A H<br />

DA N S I N D RO M<br />

“ I N I T I DA K A D I L ”<br />

K<br />

adangkala, orang-orang yang merasa sedang tidak diperlakukan<br />

adil memiliki beberapa kebingungan mengenai bagaimana<br />

Allah bekerja dalam kehidupan mereka. Mereka dapat memutuskan<br />

bahwa mungkin Allah tidak tahu apa yang sedang terjadi<br />

dalam kehidupan mereka atau bahwa Ia tidak memahami konsekuensi-konsekuensi<br />

yang dapat dihasilkan dari permasalahan ini.<br />

Orang-orang lain mungkin menderita di bawah kesalahan konsep<br />

bahwa hal-hal ini terjadi sebagai sebuah kesalahan ilahi yang besar.<br />

Tetap ada orang-orang yang berusaha berada di bawah kepercayaan<br />

bahwa jika Allah benar-benar baik dan sungguh-sungguh<br />

peduli tentang kita, Ia pasti akan mengerjakan karya-karya yang<br />

berbeda entah bagaimana.<br />

Berapa banyak dari kita telah merasa bersalah karena memberi<br />

Allah “banyak nasehat” daripada mencari Dia dengan doa<br />

yang sepenuh hati? Tetapi Allah tidak membutuhkan nasehat kita.<br />

Ia menginginkan kepercayaan kita. Kita tidak dapat menanamkan<br />

apapun yang baru kepada Dia. Ia telah mengetahuinya lebih dari-<br />

| 27 |


pada yang kita ketahui tentang ....ya, semuanya!<br />

Kadangkala hal-hal yang terjadi pada kita di dalam kehidupan<br />

membuat kita bingung dan terkejut. Ketika kita tiba pada titik<br />

tersebut, akankah kita masih memiliki iman dan percaya?<br />

Mari kita memeriksa beberapa perikop Alkitab mengenai kemahatahuan<br />

Allah yang luar biasa.<br />

HIKMAT DAN PENGETAHUAN ALLAH<br />

Kitab Ayub mengandung catatan mengenai seorang pria yang<br />

berpikir ia sedang diperlakukan dengan tidak adil. Ia berpikir bahwa<br />

entah bagaimana Allah melakukan sebuah kesalahan yang besar.<br />

Ayub mempertanyakan hikmat Allah, melupakan bahwa Allah<br />

tidak pernah membuat kesalahan. Ia tidak pernah salah menilai<br />

apapun juga. Ia tidak pernah kekurangan informasi. Tidak ada hal<br />

yang tidak diketahui Allah mengenai masa lalu, masa sekarang,<br />

atau masa depan.<br />

Dalam pasal 38 hingga 40 dari kitab Ayub, Allah memberi<br />

Ayub konsultasi ilahi. Bagaimana Ia mengatasinya? Apakah Ia<br />

memberitahukan kepada Ayub betapa Ia menyesal bahwa segala<br />

sesuatunya telah menjadi jungkir balik? Tidak. Ia malah mengingatkan<br />

Ayub mengenai siapa Dia, mengenai banyak atributNya—<br />

satu yang terutama, yaitu mengenai kemahatahuanNya (hikmat<br />

dan pengetahuanNya yang tidak terbatas).<br />

Argumen utama Allah kepada Ayub adalah sebagai berikut:<br />

“Menurutmu, siapakah kamu?” Ia memulai sesi konselingNya seperti<br />

ini:<br />

Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: “Di<br />

manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah,<br />

kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah<br />

yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya?—Atau<br />

siapakah yang telah merentangkan tali<br />

28 | “Ini Tidak Adil!“


pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak,<br />

dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu<br />

bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan<br />

semua anak Allah bersorak-sorai? Siapa telah membendung<br />

laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim?<br />

Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman<br />

menjadi kain bedungnya; ketika Aku menetapkan batasnya,<br />

dan memasang palang dan pintu; ketika Aku berfirman:<br />

Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah<br />

gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!”<br />

(Ayub 38:1, 4-11)<br />

Dan sisa dari pasal ini berlanjut dalam nada yang sama.<br />

Dalam kaitannya dengan hikmat dan pengetahuan Allah,<br />

Yesaya 46:9-10 memproklamasikan, ”bahwasanya Akulah Allah<br />

dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti<br />

Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan<br />

dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata:<br />

Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan.”<br />

Di dalam Matius 6: 8 kita membaca, ”Jadi janganlah kamu<br />

seperti mereka (orang-orang kafir), karena Bapamu mengetahui<br />

apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.”<br />

Matius 10: 29-30 mengatakan, ”Bukankah burung pipit dijual<br />

dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh<br />

ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun<br />

terhitung semuanya.”<br />

Dalam Ibrani 4:13, kita diberitahu, ”Dan tidak ada suatu<br />

makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu<br />

telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya<br />

kita harus memberikan pertanggungan jawab.”<br />

Dalam salah satu perikop favorit saya, Paulus mengekspresikan<br />

kekagumannya terhadap jangkauan dari hikmat Allah: ”O,<br />

Kemahatahuan dan hikmat allah dan sindrom “ini tidak adil“ | 29


alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!<br />

Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh<br />

tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui<br />

pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-<br />

Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya,<br />

sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah<br />

dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan<br />

sampai selama-lamanya! Amin.” (Roma 11:33-36).<br />

Anda lihat, Allah sangat bijaksana sehingga Ia tidak pernah<br />

membutuhkan konsultasi atau nasehat dari siapapun. Tidak ada<br />

seorang pun yang penah mengukur kedalaman dari hikmat Allah<br />

yang tak terhingga. Lingkup dari pengetahuanNya benar-benar<br />

melampaui pemahaman kita. Ia memiliki semua pengetahuan<br />

yang Ia butuhkan dan akan Ia butuhkan, dan karena itu Ia mampu<br />

membuat keputusan-keputusan dan pertimbangan-pertimbangan<br />

yang tepat mengenai setiap aspek dari keberadaan kita.<br />

ALLAH MENGETAHUI SEGALA SESUATU<br />

TENTANG KITA JUGA<br />

Perikop-perikop yang dikutip di atas mengajarkan kita sesuatu<br />

tentang kemahatahuan Allah. Yang termasuk dalam kemahatahuan<br />

tersebut adalah pengetahuan pribadiNya yang komplit<br />

mengenai setiap kita. Mazmur 139 mendemonstrasikan perspektif<br />

pribadi dari kemahatahuanNya ini seperti halnya kemahahadiran-<br />

Nya. Kemahatahuan berbicara mengenai pengetahuan allah terhadap<br />

segala hal. Dan secara sederhana, kemahahadiranNya merupakan<br />

kemampuanNya untuk berada dimanapun pada saat yang<br />

sama. Mazmur 139 berbicara banyak sekali mengenai kedaulatan<br />

Allah, karena itu saya akan mengutip beberapa bagian dari pasal<br />

itu untuk Anda:<br />

30 | “Ini Tidak Adil!“

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!