Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2 Rabu, <strong>27</strong> <strong>April</strong> <strong>2016</strong><br />
BANDAR LAMPUNG<br />
Dewan: Bentuk Tim Audit RS Kota Baru<br />
Pemerintah Provinsi (Pemprov)<br />
Lampung dan Badan<br />
Pemeriksa Keuangan<br />
(BPK) diminta membentuk<br />
tim audit investigasi terkait<br />
wacana untuk melanjutkan<br />
pembangunan Rumah Sakit<br />
(RS) Bandar Negara<br />
Husada, Kota Baru,<br />
Lampung Selatan.<br />
Bandar Lampung<br />
(Kupas Tuntas)<br />
HAL itu disampaikan anggota<br />
Komisi II DPRD Provinsi Lampung,<br />
Mingrum Gumay, Selasa<br />
(26/4). Menurutnya, tim audit<br />
investigasi dapat berperan untuk<br />
melihat kelayakan pembangunan<br />
RS Bandar Negara Husada yang<br />
akan mulai digunakan tahun 2017<br />
mendatang.<br />
Audit investigasi, lanjut Mingrum,<br />
harus dilakukan terhadap<br />
seluruh proyek yang ada di kompleks<br />
olahraga tersebut. “Menurut<br />
saya, otoritas negara bisa<br />
melakukan audit fisik atas proyek<br />
itu. Tentu dilihat juga apakah layak<br />
atau tidak untuk dilanjutkan. Toh<br />
kita ketahui, rumah sakit tersebut<br />
sudah dianggarkan pembangunannya<br />
pada 2015, dan sampai<br />
sekarang belum dapat digunakan,”<br />
ujarnya saat di wawancarai<br />
di ruang kerjanya.<br />
Audit, imbuhnya, dibutuhkan<br />
untuk memastikan apakah proyek<br />
itu dilaksanakan sesuai dengan<br />
spesifikasi atau tidak. Sebab,<br />
tiap bangunan yang akan<br />
dilanjutkan pengerjaannya perlu<br />
dilihat apakah layak atau tidak<br />
peruntukannya.<br />
Sebelumnya, akademisi Universitas<br />
Lampung (Unila) Yusdianto,<br />
melihat pemilihan konsultan<br />
pengawas RS Bandar Negara<br />
Husada patut dicurigai sebagai<br />
langkah pemborosan anggaran.<br />
Sebab, semestinya setiap<br />
pekerjaan konstruksi hanya<br />
boleh memiliki satu konsultan<br />
pengawasan.<br />
“Jika itu merupakan pekerjaan<br />
sebelumnya, itu tidak diperkenankan.<br />
Tapi jika konsultan itu untuk<br />
pekerjaan yang sama namun<br />
dengan lokasi yang berbeda, itu<br />
tidak masalah,” kata Yusdianto,<br />
Senin (25/4).<br />
Dirinya menyarankan, pihak<br />
terkait harus melakukan penelusuran<br />
RS Bandar Negara Husada.<br />
Karena jika fakta di lapangan<br />
ternyata pekerjaan tersebut<br />
hanya berada di satu lokasi,<br />
hal tersebut disinyalir merupakan<br />
kesalahan. “Maka perlu<br />
ditelusuri terlebih dahulu, apakah<br />
lokasi pekerjaannya sama atau<br />
tidak. Jika lokasinya sama, itu<br />
tidak diperbolehkan. Karena setahu<br />
saya, setiap pekerjaan ya satu<br />
konsultan,” terangnya.<br />
Sebagaimana diketahui, Pemprov<br />
Lampung akan kembali<br />
melanjutkan pembangunan Rumah<br />
Sakit Bandar Negara Husada<br />
di Kota Baru, Lampung Selatan.<br />
Hal itu terlihat dari berjalannya<br />
proses pemilihan konsultan pengawas<br />
yang akan memasuki<br />
tahap penandatanganan kontrak.<br />
Dalam portal pengadaan resmi<br />
Pemerintah Provinsi (Pemprov)<br />
Lampung dijelaskan, pagu<br />
untuk konsultan pengawassebesar<br />
Rp475 juta dari APBD <strong>2016</strong><br />
yang dimenangkan CV. Carika<br />
Artasa Consultant, yang beralamat<br />
di Jalan Sukardi Hamdani,<br />
Palapa X No. 28 Bandar Lampung.<br />
Kadinkes Provinsi Lampung<br />
Reihana, melalui Humas Dinkes<br />
Lampung Asih Hendrastuti menuturkan,<br />
selain akan ada 100 kamar<br />
inap, ada pula kalibrasi alat<br />
kesehatan di RS tersebut. “Ini<br />
hanya inap kelas III saja. Apalagi<br />
sejauh ini di RSUAM masih kekurangan<br />
tempat, dan dianggap<br />
masih belum cukup untuk menampung<br />
pasien,” ujarnya.<br />
Asih menambahkan, kedepan<br />
akan disiapkan SDM yang berkualitas,<br />
meliputi dua dokter spesialis<br />
penyakit dalam, empat<br />
dokter spesialis lainnya, sembilan<br />
dokter umum, dan dua dokter<br />
gigi. (Bong)<br />
Panglima TNI<br />
Kunjungi<br />
Brigif-3 Marinir<br />
FOTO BERSAMA - PANGLIMA TNI<br />
Jendral Gatot Nurmantyo berfoto<br />
bersama dengan seluruh anggota<br />
Brigif -3 Marinir dan prajurit TNI<br />
wilayah Lampung, di Lapangan<br />
Mako Brigif -3 Marinir Piabung,<br />
Padang Cermin, Kabupaten<br />
Pesawaran, Selasa (26/4).<br />
Foto : ISt<br />
Pelanggaran Perda Didominasi Penambang Ilegal<br />
Bandar Lampung<br />
(Kupas Tuntas)<br />
SELAMA bulan <strong>April</strong> <strong>2016</strong>,<br />
terdapat enam pelanggaran<br />
peraturan daerah (Perda) yang<br />
semuanya dilakukan pelaku penambang<br />
ilegal.<br />
Kasat Pol PP Provinsi Lampung,<br />
Achmad Saefulloh, menyatakan<br />
berdasarkan pemberkasan<br />
hasil penyidikan yang dilakukan<br />
oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil<br />
(PPNS) hingga bulan <strong>April</strong> tahun<br />
<strong>2016</strong>, terdapat enam pelanggaran<br />
Perda yang semuanya dilakukan<br />
pelaku penambang ilegal.<br />
“Masih akan terus kita lihat<br />
berkas dari satuan kerja (satker)<br />
dan kabupaten/ kota lainnya.<br />
Artinya, mana yang ranahnya<br />
provinsi dan kabupaten/ kota<br />
harus dibedakan, karena mereka<br />
punya PPNS sendiri. Sejauh ini<br />
Bandar Lampung<br />
(Kupas Tuntas)<br />
GUBERNUR Lampung M.<br />
Ridho Ficardo secara langsung<br />
meminta kepada Panglima TNI<br />
Jenderal Gatot Nurmantyo<br />
agar Bandara Gatot Subroto di<br />
Way Kanan dapat diubah<br />
menjadi bandara komersial.<br />
"Hal tersebut berguna<br />
untuk menambah pintu<br />
kedatangan ke Provinsi<br />
Lampung yang tentunya akan<br />
mempengaruhi peningkatan<br />
kunjungan wisata dan<br />
investasi,” ujar Gubernur di<br />
GSG Unila, Selasa (26/4).<br />
Orang nomor satu di<br />
Lampung itu menjelaskan,<br />
Provinsi Lampung memiliki<br />
keunggulan strategis komparatif<br />
yang terus dipacu dan<br />
dimaksimalkan menjadi<br />
keunggulan kompetitif. Namun,<br />
keunggulan strategis juga<br />
memiliki tantangan keamanan<br />
yang lebih kompleks.<br />
"Untuk itu, kami memohon<br />
dukungan keamanan dari<br />
Panglima TNI, terutama di tiga<br />
bukaan laut yang dimiliki<br />
Lampung, yakni di barat, timur,<br />
dan selatan. Tidak mungkin<br />
pembangunan bisa terlaksana<br />
tanpa rasa aman dan situasi<br />
yang kondusif," bebernya.<br />
Diharapkannya, pembangunan<br />
dapat ditingkatkan dan<br />
baru enam yang kita lakukan<br />
pemberkasan. Semua berkaitan<br />
dengan tambang ilegal,” kata<br />
Achmad usai menggelar rapat<br />
pemberkasan hasil penyidikan<br />
oleh PPNS Penegak Perda, di Hotel<br />
Emersia Bandar Lampung,<br />
Senin (25/4).<br />
Menurut dia, keenam kasus<br />
tersebut yaitu 2 tambang pasir ilegal<br />
di Lampung Timur, sisanya<br />
berada di Tulangbawang dan di<br />
Bandar Lampung.<br />
Achmad mengungkapkan,<br />
satker bisa melaporkan adanya<br />
dugaan pelanggaran Perda kepada<br />
Pol PP yang bertindak sebagai<br />
penegak Perda, berdasarkan<br />
Peraturan Pemerintah (PP) No.6/<br />
2010 tentang Satuan Polisi Pamong<br />
Praja.<br />
“Sementara ini kita masih<br />
menunggu laporan dari bagian<br />
perizinan dan pertambangan,<br />
atau berkaitan dengan pemasukan<br />
seperti Dispenda. Tapi sampai<br />
sekarang belum ada laporan<br />
pelanggaran tersebut, jadi belum<br />
kita lakukan pemberkasan untuk<br />
yang lain. Sekarang masih soal<br />
ilegal mining dulu,” imbuhnya.<br />
Tidak menutup kemungkinan,<br />
lanjut Achmad, pelanggaran<br />
Perda yang dilakukan tambang<br />
ilegal ini akan dilimpahkan<br />
ke pihak kepolisian yang berarti<br />
masuk ranah pidana. Yang<br />
jelas, kata dia, tim operasi<br />
gabungan akan dibuat internal<br />
terlebih dahulu.<br />
“Kalau berdasarkan rekomendasi<br />
koordinator pengawas (korwas)<br />
Polda Lampung ternyata<br />
masuk pidana, kita limpahkan secara<br />
hukum. Tetapi kalau masih<br />
pelanggaran Perda, ada yang<br />
bisa kita tegur, kita berikan solusi<br />
atau pencabutan izin. Karena<br />
mungkin mereka tidak tahu cara<br />
mengurus perizinan dan ketentu-<br />
dibenahi sehingga bisa<br />
melakukan penerbangan<br />
reguler. Hal ini diyakini dengan<br />
terbukanya akses-akses<br />
tranportasi di Provinsi Lampung<br />
yang akan mempermudah<br />
dan meningkatkan<br />
kedatangan para wisatawan<br />
dan investasi yang membawa<br />
annya,” jelas Achmad.<br />
Lebih jauh Achmad mengatakan,<br />
jumlah pelanggaran Perda<br />
akhir-akhir ini terhitung meningkat,<br />
sedangkan personel PPNS<br />
masih kurang. Misalnya tahun<br />
2015, Pemprov Lampung melalui<br />
Satpol PP telah melakukan penegakkan<br />
dua Perda di Lampung<br />
Barat dan pengamanan aset.<br />
“Kita sudah tegakkan Perda di<br />
Lampung Barat, soal adanya<br />
penggunaan aset tanah Pemprov<br />
Lampung yang dijadikan sebagai<br />
tempat berdirinya bangunan liar,<br />
dan dikhawatirkan merupakan<br />
lokasi prostitusi,” bebernya.<br />
Sementara mengenai jumlah<br />
personel PPNS sendiri, pihaknya<br />
mengaku kekurangan personel<br />
yang saat ini hanya ada 6 orang<br />
di Satpol PP. “Jumlahnya jelas<br />
belum mencukupi. Untungnya di<br />
tiap satker ada 2-3 personel,” tutupnya.<br />
(Bong)<br />
Gubernur Minta Bandara Gatot Subroto Dikomersialkan<br />
M. Ridho Ficardo<br />
kesejahteraan bagi masyarakat<br />
di Provinsi Lampung.<br />
Sebelumnya, Kepala Dinas<br />
Perhubungan Provinsi<br />
Lampung, Idrus Efendi,<br />
mengatakan wacana untuk<br />
mengkomersialkan Bandara<br />
Gatot Subroto sudah dikoordinasikan<br />
dengan berbagai<br />
pihak, dan tinggal selangkah<br />
lagi akan mendapatkan izin<br />
dari Kemenhub dan KSAD TNI.<br />
Rencana ini, kata Idrus,<br />
juga sudah mendapat dukungan<br />
dari kabupaten sekitar<br />
dan beberapa kabupaten dari<br />
Sumatera Selatan. Antara lain<br />
Lampung Barat, Pesisir Barat,<br />
Martapura, Ogan Komering<br />
Ilir (OKI), dan Baturaja. (Bong)<br />
Bandar Lampung<br />
(Kupas Tuntas)<br />
PANGLIMA TNI, Jendral Gatot<br />
Nurmantyo, bertatap muka dengan<br />
seluruh anggota Brigif-3 Marinir dan<br />
prajurit TNI wilayah Lampung, di<br />
Lapangan Mako Brigif-3 Marinir<br />
Piabung, Padang Cermin, Kabupaten<br />
Pesawaran, Selasa (26/4).<br />
Pada kunjungan kerja tersebut,<br />
Gatot Nurmantyo didampingi<br />
Asintel Panglima TNI Mayjen TNI<br />
(Mar) A. Faridz Washington, Aspers<br />
Panglima TNI Marsda TNI Bambang<br />
Samoedro, Kapuspen TNI<br />
Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Aslog<br />
Panglima TNI Marsda Nugroho,<br />
Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo,<br />
Kasdam II/ Sriwijaya Brigjen<br />
TNI Komarudin Simanjuntak S.I.P,<br />
dan Danrem 043/ Gatam Kolonel Inf<br />
Joko Putranto. Rombongan langsung<br />
disambut Komandan Brigif-3<br />
Marinir Kolonel Marinir Werijon beserta<br />
Perwira Staf Brigif-3 Marinir.<br />
Dalam arahannya, Gatot menyampaikan<br />
kepada seluruh prajurit<br />
Brigif-3 Marinir dan prajurit TNI di<br />
Lampung, bahwa tingkat kriminalitas<br />
di Lampung sudah mulai berkurang,<br />
terbukti dengan adanya kesadaran<br />
masyarakat yang bersedia menyerahkan<br />
senjata kepada aparat<br />
keamanan. “Hal itu membuktikan jika<br />
masyarakat sudah merasa aman,”<br />
ujarnya.<br />
Kedatangan Panglima TNI ke Brigif-3<br />
Marinir ini sekaligus bertujuan<br />
untuk menepati janji ketika beliau<br />
menjabat Dankodiklat TNI AD.<br />
Beliau pula yang mempunyai ide<br />
pemindahan Yonif-7 Marinir ke<br />
daerah Batumenyan, dan berpesan<br />
agar prajurit Brigif-3 Marinir menjadi<br />
petarung sejati di manapun<br />
berada.<br />
Pada kesempatan itu, Gatot juga<br />
berkesempatan melakukan tour facility<br />
menuju Marines Eco Park (MEP)<br />
untuk menyaksikan keterampilan<br />
para prajurit Brigif-3 Marinir berupa<br />
renang laut mengunakan PDL, halang<br />
rintang laut, dan dayung perahu<br />
naga. (Rls)