Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
6<br />
Rabu,<br />
<strong>27</strong> <strong>April</strong> <strong>2016</strong><br />
WARTA DAERAH<br />
Pungli Pasar Dayamurni<br />
Melanggar Hukum<br />
Tulangbawang Barat<br />
(Kupas Tuntas)<br />
PEMKAB dan DPRD Tulangbawang<br />
Barat menilai<br />
indikasi pungutan liar dalam<br />
retribusi Pasar Agung<br />
Dayamurni, di Kelurahan<br />
Dayamurni bisa mengarah<br />
ke tindakan pidana.<br />
Asisten II Bidang Perekonomian<br />
dan Pembangunan<br />
Pemkab Tubaba,<br />
Abdul Sani menilai, penguasaan<br />
Pasar Agung<br />
Dayamurni sudah jelas<br />
melanggar hukum. Pasalnya,<br />
dalam Perda Tulangbawang<br />
Nomor 08/2005<br />
tentang Pembentukan Kelurahan<br />
Dayamurni dan<br />
Mulyoasri menyebutkan,<br />
semua aset milik Kampung<br />
Dayamurni secara otomatis<br />
menjadi aset Pemkab<br />
Tubaba.<br />
"Pengelolaan sepenuhnya<br />
oleh Diskoperindag<br />
dan UMK Tubaba, baik itu<br />
penataan, pemberdayaan,<br />
maupun pemanfaatannya.<br />
Jadi, istilah-istilah pasar<br />
desa itu sudah tidak ada<br />
lagi," terang Abdul Sani,<br />
Selasa (26/4).<br />
Menurutnya, Pemkab<br />
Tubaba telah memberikan<br />
kewenangan kepada Diskoperindag<br />
dan UMK untuk<br />
menertibkan pengelolaan<br />
pasar tersebut. "Tak bisa<br />
lagi dikuasai secara pribadi.<br />
Penarikan retribusi<br />
pasar itu kewenangan Diskoperindag,"<br />
tambahnya.<br />
Demikian halnya retribusi<br />
Pasar Dayamurni, harus<br />
masuk ke PAD Tubaba.<br />
Sebab, tegasnya lagi, kedua<br />
pasar tersebut mutlak<br />
milik Pemda Tubaba.<br />
"Saya tidak tahu retribusi<br />
pasar itu masuk ke<br />
mana. Yang jelas harus<br />
masuk ke kas daerah, karena<br />
itu kan aset Pemda,"<br />
ujarnya.<br />
Terkait retribusi yang diduga<br />
dikuasai oleh oknum,<br />
Sani meminta oknum tersebut<br />
bertanggung jawab.<br />
"Jangan sampai oknum tidak<br />
taat aturan dan tidak<br />
mematuhi aturan. Pasar<br />
Agung Dayamurni harus<br />
berkontribusi terhadap<br />
pembangunan. Diskoperindag<br />
harus eksekusi ini,<br />
jangan ada pembiaran!"<br />
Sementara itu, Wakil<br />
Ketua II DPRD Tubaba,<br />
Ponco Nugroho mengaku<br />
pihaknya telah memfasilitasi<br />
untuk pengelolaan<br />
Pasar Agung Dayamurni<br />
agar segera diambil alih<br />
oleh Pemda Tubaba supaya<br />
tidak terjadi kerugian.<br />
"Yang saya tahu, pengelolaan<br />
pasar itu sudah harus<br />
diambil alih oleh Pemda<br />
melalui Diskoperindag,<br />
karena beberapa waktu<br />
yang lalu kami pernah turun<br />
ke lapangan menindaklanjuti<br />
adanya dua pengurusan<br />
pasar yang berada<br />
dalam satu wilayah,<br />
yaitu Kelurahan Dayamurni,"<br />
ungkapnya via ponsel.<br />
Saat itu, terang Ponco,<br />
telah dibuatkan kesepakatan<br />
antara warga dengan<br />
Pemda Tubaba mengenai<br />
pengambilalihan pengelolaan<br />
Pasar Agung Dayamurni<br />
itu. "Maka muncullah<br />
kesepakatan yaitu<br />
kedua pasar itu benar milik<br />
Pemda dan pengelolaannya<br />
sepenuhnya oleh Pemda.<br />
Tidak ada lagi yang<br />
namanya pasar desa. Kesepakatan<br />
tersebut secara<br />
tertulis dipegang oleh Diskoperindag.<br />
Waktu itu tinggal<br />
tanda tangan lagi. Tapi<br />
apakah sudah ditanda tangani<br />
atau belum, saya<br />
tidak tahu. Saya rasa sudah<br />
ditindaklanjuti oleh<br />
Diskoperindag," bebernya.<br />
Ponco meminta agar<br />
persoalan tersebut dibawa<br />
ke ranah hukum apabila<br />
sampai saat ini pengelolaan<br />
pasar itu masih dilakukan<br />
secara pribadi.<br />
"Kalau masih ada penguasaan<br />
secara pribadi, maka<br />
oknum itu harus bertanggung<br />
jawab di mata<br />
hukum," tegasnya. (Irawan)<br />
Foto: Dirsah/Kupas Tuntas<br />
FOTO BERSAMA - KETUA PKK Lamsel, Jashmine Zainudin foto bersama dengan murid sekolah dasar yang melakukan pawai bersama di Kalianda, Selasa (26/4).<br />
LPA Temui Jaksa Penuntut Umum<br />
• Pelaku KDRT tak Ditahan<br />
Lembaga Perlindungan<br />
Anak (LPA) Kabupaten<br />
Tulangbawang Barat<br />
menemui jaksa<br />
penuntut umum (JPU)<br />
Kejari Menggala,<br />
menyusul adanya<br />
indikasi pelaku<br />
kekerasan dalam<br />
rumah tangga (KDRT),<br />
Agus Sanjaya (22),<br />
yang tidak ditahan oleh<br />
Polsek Tulangbawang<br />
Tengah.<br />
Tulangbawang Barat<br />
(Kupas Tuntas)<br />
"KASUS ini menjadi perhatian<br />
serius LPA, apalagi<br />
di Tulangbawang Tengah ini<br />
kasus KDRT menduduki<br />
rangking tertinggi," kata<br />
Elia Sunarto, Selasa (26/4).<br />
Hasilnya, lanjut Elia, jaksa<br />
sepakat akan meminta<br />
berkas kasus penganiayaan<br />
anak di bawah umur<br />
dan KDRT dengan tersangka<br />
Agus Sanjaya, untuk<br />
diperbaiki penyidik Polsek<br />
Tulangbawang Tengah.<br />
"Berdasarkan temuan kami<br />
di lapangan, BAP yang dibuat<br />
kepolisian belum<br />
menggambarkan fakta<br />
yang ada," terangnya.<br />
Elia mengungkapkan, Kasi<br />
Pidum Kejaksaan Negeri<br />
Menggala, Taufik Effendi<br />
telah menyetujui kesepakatan<br />
tersebut. "Kami sudah<br />
berkomunikasi, karena<br />
kalau tidak dilakukan penahanan,<br />
jaksa yang susah,"<br />
ujarnya.<br />
Pertemuan ini dilakukan,<br />
setelah sebelumnya Polsek<br />
Tulangbawang Tengah tidak<br />
melakukan penahanan terhadap<br />
Agus, meski telah<br />
dilaporkan oleh ibu mer-<br />
tuanya pada Senin (28/3)<br />
lalu. "Berdasarkan temuan<br />
itu, kami memberi masukan<br />
kepada kejaksaan," ungkap<br />
Elia Sunarto.<br />
Sebelumnya, Rosidah,<br />
ibu korban, menceritakan<br />
penderitaan yang dialami<br />
kedua putrinya, SR (istri<br />
pelaku) dan SM (adik kandung<br />
korban) yang masih<br />
pelajar SLTA.<br />
Menurut Rosidah, menantunya<br />
ini dikenal suka<br />
menganiaya istrinya sejak<br />
menikah dengan tersangka.<br />
"Anak saya pernah disiram<br />
air panas, hingga kini bekas<br />
luka melepuh di sekujur<br />
tubuh masih membekas.<br />
Lengannya juga pernah<br />
sobek akibat dipukul dengan<br />
gagang pisau," kata<br />
Rosidah sambil menunjukkan<br />
bekas luka di tubuh<br />
anaknya.<br />
Puncaknya, Minggu (<strong>27</strong>/<br />
3) lalu sekitar pukul 10.30<br />
Wib, Rosidah dijemput seorang<br />
anak kecil yang diketahui<br />
masih tetangga<br />
korban. "Nyaik sekarang<br />
pulang, karena tante SM<br />
sudah tergeletak di lantai.<br />
Rumah Nyaik juga hancur,<br />
pintu dan jendelanya rusak,"<br />
terang Rosidah.<br />
Ketika sampai di rumah,<br />
betapa terkejutnya Rosidah<br />
yang mendapati anaknya<br />
SM sudah tergeletak di<br />
lantai dengan luka memar<br />
di seluruh wajah karena<br />
dipukul oleh Agus.<br />
Akibat kejadian itu, dua<br />
orang putrinya yang jadi<br />
korban sempat kesulitan<br />
bernafas karena diduga<br />
ada tulang rusuknya yang<br />
patah akibat diinjak tersangka.<br />
"Saya tidak mau berdamai.<br />
Saya akan tuntut<br />
Polsek, kenapa pelaku bisa<br />
dibebaskan begitu saja,"<br />
paparnya. (Irawan)<br />
Banleg Evaluasi Perda Retribusi<br />
Foto: Ist<br />
TINJAU LAHAN - BUPATI Mesuji, Khamami meninjau lahan persawahan yang menjadi proyek percontohan areal<br />
persawahan efisien di Mesuji, Selasa (26/4).<br />
PT Charoen Pokphand tak Perhatikan Warga<br />
Pesawaran<br />
(Kupas Tuntas)<br />
BADAN Legislasi (Banleg)<br />
DPRD Kabupaten Pesawaran<br />
akan melakukan evaluasi<br />
terkait sejumlah Perda<br />
yang dianggap bisa menghambat<br />
laju investasi. Hal ini<br />
diungkapkan Ketua Banleg<br />
DPRD Pesawaran, Umroni.<br />
"Ya, kita masih mau lihat<br />
subtansinya dulu, dimana<br />
letak yang dianggap menghambat<br />
investasi daerah,"<br />
ujarnya, Selasa (26/4).<br />
Banleg juga tengah berkoordinasi<br />
dengan Pemkab<br />
Pesawaran terkait hal ini.<br />
"Kita sudah komunikasi dengan<br />
Bagian Hukum, tinggal<br />
koordinasi waktunya saja,<br />
“<br />
Ya, kita masih<br />
mau lihat<br />
subtansinya<br />
dulu, dimana<br />
letak yang dianggap<br />
menghambat<br />
investasi<br />
daerah<br />
”<br />
untuk membahas hal ini,"<br />
katanya.<br />
Sementara itu, Kabag<br />
Hukum Pemkab Pesawaran,<br />
Susi Fatmaningtyas menuturkan,<br />
pihaknya sudah<br />
mendapatkan surat resmi<br />
dari Pemerintah Provinsi<br />
Lampung. "Instruksinya sudah<br />
ada, tinggal tindaklanjutnya<br />
saja," tuturnya.<br />
Meski demikian, ia mengaku<br />
belum mengetahui<br />
secara pasti substansi dari<br />
Perda yang dianggap menghambat<br />
investasi.<br />
"Itu yang belum kita tahu,<br />
makanya kita mau bahas<br />
dulu dengan Banleg," tambahnya.<br />
Sebelumnya, Perda Nomor<br />
3 Tahun 2012 tentang<br />
Retribusi Perizinan, diusulkan<br />
Biro Hukum Provinsi<br />
Lampung untuk dikaji, menyusul<br />
adanya instruksi<br />
Mendagri tentang pembatalan<br />
atau pencabutan Perda<br />
yang dinilai menghambat<br />
investasi. (Reza)<br />
Lampung Selatan<br />
(Kupas Tuntas)<br />
PT Charoen Pokphand<br />
Jaya Farm GP Lampung yang<br />
ada di Desa Sukamaju, Kecamatan<br />
Sidomulyo, diduga<br />
belum menyalurkan bantuan<br />
Corporate Social Responsibility<br />
(CSR) secara maksimal<br />
kepada masyarakat setempat.<br />
Apalagi, perusahaan<br />
ayam petelur ini telah berdiri<br />
sejak tahun 2013 silam.<br />
Leman (40), warga setempat<br />
mengatakan, hingga kini<br />
perusahaan baru satu kali<br />
menyalurkan CSR kepada<br />
warga, yakni berupa bantuan<br />
uang tunai sebesar Rp10 juta.<br />
"Pemberiannya secara dua<br />
tahap. Itu pun untuk satu tahun,"<br />
ujarnya, Selasa (26/4).<br />
Hal senada dikatakan Endri<br />
(35), warga lain. Menurutnya,<br />
selain mengeluhkan soal<br />
CSR, warga juga mengeluhkan<br />
rusaknya jalan akibat<br />
aktivitas kendaraan milik<br />
perusahaan.<br />
"Kondisi jalannya sangat<br />
memprihatinkan. Kami berharap<br />
pemerintah dapat<br />
tanggap mengenai hal ini,"<br />
imbuhnya.<br />
Sekdes Sukamaju, Sulaiman<br />
ketika dikonfirmasi<br />
membenarkan keluhan-keluhan<br />
tersebut. Dikatakan, jalan<br />
sepanjang dua kilometer itu<br />
awalnya berupa lapen yang<br />
dibangun tahun 2011 silam.<br />
"Awalnya jalan mulus. Saya<br />
tahu betul. Tapi sekarang<br />
rusak," tuturnya.<br />
Permasalahan ini, sambungnya,<br />
sudah pernah disampaikan<br />
kepada salah<br />
satu anggota DPRD Lampung<br />
Selatan, namun tidak pernah<br />
mendapat respon yang serius.<br />
Pantauan Kupas Tuntas,<br />
jalan lapen tersebut telah<br />
mengelupas dan berlubang,<br />
sehingga kerap digenangi air<br />
saat musim hujan.<br />
Dihubungi secara terpisah,<br />
Personalia & General<br />
Affair PT Charoen Pokphand,<br />
Andhi Yusrian membantah<br />
tuduhan itu. Menurutnya,<br />
sejauh ini perusahaan telah<br />
memberikan CSR untuk masyarakat.<br />
"Tidak benar itu.<br />
CSR sudah kami berikan<br />
sesuai ketentuan, bahkan<br />
nominalnya lumayan besar,"<br />
ungkapnya. (Habibi/Edu)<br />
Foto: Edwin/Kupas Tuntas<br />
SERAHKAN HADIAH - KETUA Tim PKK Tulangbawang, Ny.Hanan Razak menyerahkan piala kepada para<br />
pemenang lomba hari Kartini, Selasa (26/4).