You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Penolakan Ali terhadap panggilan<br />
pasukan AS membuat karier tinjunya<br />
berada dalam titik nadir. Ketika kembali<br />
ke dunia tinju setelah menjalani masa<br />
hukuman, Ali tidak mampu mengejar<br />
ketertinggalannya dan kalah dari rival<br />
terberatnya, Joe Frazier.<br />
Kekalahan tersebut sempat membuat<br />
Ali kembali vakum selama satu<br />
setengah tahun. Ia lalu menantang juara<br />
dunia saat itu, George Foreman.<br />
Pertarungan terjadi di Kinshasha,<br />
Zaire (sekarang Republik Demokratik<br />
Kongo).<br />
Ketika Ali naik ke atas ring di tengah-tengah<br />
hutan Kinshasha itu, enam<br />
puluh ribu orang bersorak untuknya dan<br />
bukan untuk sang juara dunia, Foreman.<br />
Hal itu terjadi karena Ali begitu dekat<br />
dengan rakyat Zaire, dan tak menolak<br />
untuk akrab bersama mereka.<br />
“Ali....bomaye! Ali....bomaye!” (Ali...<br />
bunuh dia! Ali....bunuh dia!), ujar mereka.<br />
Ali gantung sarung tinju pada 1981,<br />
dan didiagnosa menderita penyakit<br />
parkinson tiga tahun setelahnya.<br />
Namun, kerajaan tinju Ali belum<br />
berakhir. Ia masih memiliki keturunan<br />
seorang petinju yakni Laila Ali yang kini<br />
pun telah gantung sarung tinju sebagai<br />
legenda. (*)<br />
Ali memutuskan pensiun pada 1979 dan didiagnosis dokter menderita Parkinson<br />
pada 1984. Meski demikian, sakit tersebut tak menghalangi Ali untuk menghadiri<br />
berbagai acara, termasuk ketika ia diminta menjadi pembawa obor Olimpiade 1996.<br />
Ali bersama Laila Ali, putrinya yang menjadi pewaris kerajaan tinju. Kini ia telah tutup usia di usia 74 tahun.<br />
<strong>JUNI</strong> 2016 SPORTNEWS 9