You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2<br />
Penderitaan membentuk<br />
karakter kita<br />
Setelah kita diselamatkan, hal<br />
yang seharusnya menjadi kehendak<br />
kita sebagai orang-orang percaya<br />
adalah “mengenal Dia dan kuasa<br />
kebangkitan-Nya dan persekutuan<br />
dalam penderitaan-Nya, di mana aku<br />
menjadi serupa dengan Dia dalam<br />
kematian-Nya” (Filipi 3:10). Namun<br />
untuk menjadi serupa dengan Kristus<br />
bukanlah hal yang mudah. Sebagai<br />
manusia yang berdosa, banyak sekali<br />
kelemahan-kelemahan dan sifat-sifat<br />
buruk kita yang harus dipangkas<br />
untuk pembentukan karakter kita<br />
sebagai anak-anak Tuhan yang lahir<br />
baru. Namun, untuk membentuk<br />
sesuatu yang baru, sesuatu yang lama<br />
harus dihancurkan terlebih dahulu.<br />
Seperti hati kita. Banyak orang takut<br />
mendengar kata “hancur”, tetapi<br />
sebenarnya kata “hancur” tidak<br />
semenakutkan itu.<br />
Tuhan tidak ingin menghancurkan<br />
kita, namun Ia ingin “menghancurkan”<br />
kedagingan yang membungkus hati<br />
kita, kedagingan yang menghalangi<br />
kita untuk menjadi serupa seperti<br />
Kristus. Kedagingan dan manusia lama<br />
kita yang sombong dan merasa bahwa<br />
kita bisa hidup tanpa Tuhan. Dan<br />
terkadang, pembentukan karakter hanya<br />
dapat terjadi melalui masalah-masalah<br />
yang kita alami, yang membuat<br />
kita semakin menyadari siapa Dia dan<br />
bahwa kita hanya dapat mengandalkan-<br />
Nya. Masalah-masalah kitalah yang<br />
membuat kita semakin taat kepada<br />
Tuhan. Pemazmur berkata, “Sebelum<br />
aku tertindas, aku menyimpang, tetapi<br />
sekarang aku berpegang pada janji-<br />
Mu” (Mazmur 119:67).<br />
Dengan kata lain, masalah-masalah<br />
yang kita hadapi dapat menjadi<br />
suatu proses untuk membentuk<br />
kita untuk semakin mengandalkan<br />
Tuhan, semakin dekat dengan-Nya,<br />
dan semakin menjadi serupa dengan-<br />
Nya. Tuhan Yesus juga berkata<br />
dalam Yohanes 15:1-2, “Akulah pokok<br />
anggur yang benar dan Bapa-Kulah<br />
pengusahanya. Setiap ranting pada-<br />
Ku yang tidak berbuah, dipotong-<br />
Nya dan setiap ranting yang berbuah,<br />
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih<br />
banyak berbuah”. Dalam terjemahan<br />
bahasa Inggris, kata yang dipakai<br />
untuk “dibersihkan” adalah “prune”,<br />
yang berarti “memangkas”. Artinya,<br />
untuk menjadi berbuah di dalam<br />
Kristus, kita harus terlebih dahulu<br />
dipangkas dari sifat-sifat kita yang<br />
lama, sesuai yang kita bahas di<br />
paragraf sebelumnya.<br />
Namun, untuk membentuk sesuatu yang baru, sesuatu<br />
yang lama harus dihancurkan terlebih dahulu.<br />
#037 (Des 2016-Jan 2017) |<br />
TEMA: Love always protects,<br />
trusts, hopes, perseveres.