16.01.2017 Views

Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Merupakan laporan studi kasus pada Siswa SMPN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009/2010

Merupakan laporan studi kasus pada Siswa SMPN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009/2010

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/311910344<br />

<strong>Pengaruh</strong> <strong>Lingkungan</strong> <strong>Eksternal</strong> <strong>dan</strong> <strong>Internal</strong><br />

<strong>terhadap</strong> <strong>Motivasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Hasil</strong> <strong>Belajar</strong> <strong>Siswa</strong><br />

Working Paper · April 2010<br />

DOI: 10.13140/RG.2.2.10574.66881<br />

CITATIONS<br />

0<br />

READS<br />

108<br />

1 author:<br />

Manik Sukoco<br />

Universitas Negeri Yogyakarta<br />

22 PUBLICATIONS 0 CITATIONS<br />

SEE PROFILE<br />

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:<br />

The Problems of Implementing Scientific Approach Faced by Civics and Citizenship Education<br />

Teacher at SMP Negeri 1 Grujugan View project<br />

International Perspective of Civics and Citizenship Education View project<br />

All content following this page was uploaded by Manik Sukoco on 26 December 2016.<br />

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN<br />

INTERNAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL<br />

BELAJAR SISWA<br />

(Studi Kasus Pada <strong>Siswa</strong> SMPN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009/2010)<br />

Oleh<br />

Manik Sukoco<br />

106811400216<br />

UNIVERSITAS NEGERI MALANG<br />

FAKULTAS ILMU SOSIAL<br />

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN<br />

April 2010


PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN<br />

INTERNAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL<br />

BELAJAR SISWA<br />

(Studi Kasus Pada <strong>Siswa</strong> SMPN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009/2010)<br />

LAPORAN LAYANAN BIMBINGAN SISWA<br />

Oleh<br />

Manik Sukoco<br />

106811400216<br />

UNIVERSITAS NEGERI MALANG<br />

FAKULTAS ILMU SOSIAL<br />

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN<br />

April 2010<br />

i


LEMBAR PENGESAHAN<br />

Laporan studi kasus kesulitan belajar bi<strong>dan</strong>g studi siswa ini telah diperiksa <strong>dan</strong><br />

disetujui pada tanggal April 2010<br />

Konselor<br />

Guru Pamong<br />

Nunun Widoretno, S.Psi<br />

Drs. Budi Irianto<br />

NIP. 197004012008012026 NIP. 195014012028014001<br />

Mengetahui<br />

Kepala Sekolah<br />

SMPN 1 Singosari<br />

Sapto Suparjatno, S. Pd<br />

NIP. 195109191979031007<br />

KATA PENGANTAR<br />

ii


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah<br />

memberikan kekuatan, sehingga Laporan Studi Kasus Mengenai Kesulitan <strong>Belajar</strong><br />

<strong>Siswa</strong> Bi<strong>dan</strong>g PPKN ini dapat terselesaikan dengan baik <strong>dan</strong> sesuai jadwal yang<br />

telah ditetapkan. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu kegiatan<br />

terbimbing yang harus dikerjakan selama kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan<br />

(PPL) yang dilaksanakan di SMPN 1 Singosari. Studi kasus ini dilakukan dengan<br />

tujuan supaya mahasiswa PPL mempunyai pengalaman praktis dalam membantu<br />

siswa untuk menyelesaikan masalah studi kasus kesulitan belajar, sehingga proses<br />

belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif <strong>dan</strong> efisien berkaitan dengan<br />

prestasi yang akan dicapai oleh siswa.<br />

Dengan ini penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait,<br />

yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan perhatian,<br />

bantuan, <strong>dan</strong> dukungan moral maupun spiritual, yaitu:<br />

1. Bapak Sapto Supatjatmo selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Singosari, yang telah<br />

memberikan informasi <strong>dan</strong> masukan untuk membantu pengerjaan laporan studi<br />

kasus siswa ini.<br />

2. Bapak Budi Irianto selaku Guru Pamong, yang telah banyak membantu penulis<br />

selama melaksanakan PPL di SMPN 1 Singosari.<br />

3. Bapak Edi Suhartono, selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing<br />

penulis selama melaksanakan PPL di SMPN 1 Singosari.<br />

4. Ibu Nunun Widoretno selaku Konselor pada tugas studi kasus, yang telah<br />

membantu pelaksanaan studi kasus mulai tahap awal sampai follow up<br />

5. Bapak <strong>dan</strong> Ibu staf TU di SMPN 1 Singosari<br />

iii


6. <strong>Siswa</strong> kelas VII E yang telah bersedia menjadi klien, sehingga laporan ini bisa<br />

terselesaikan dengan baik<br />

6. Rekan-rekan mahasiswa PPL di SMPN 1 Singosari yang telah bekerja sama<br />

dengan baik, sehingga laporan ini dapat rampung sesuai dengan jadwal yang<br />

telah ditentukan.<br />

Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para siswa pada<br />

khususnya <strong>dan</strong> pembaca pada umumnya.<br />

Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini masih jauh dari kata<br />

sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik <strong>dan</strong> saran yang sifatnya<br />

membangun guna kesempurnaan laporan studi kasus kesulitan belajar siswa<br />

bi<strong>dan</strong>g studi PPKn ini.<br />

Penyusun<br />

DAFTAR ISI<br />

Halaman<br />

iv


Lembar Sampul ............................................................................................... i<br />

Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii<br />

Kata Pengantar ................................................................................................ iii<br />

Daftar Isi .......................................................................................................... v<br />

BAB I. PENDAHULUAN<br />

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1<br />

1.2 Pengertian Bimbingan konseling ................................................ 3<br />

1.3 Tujuan Bimbingan konseling ....................................................... 5<br />

1.4 Manfaat/Kegunaan Bimbingan konseling.................................... 6<br />

1.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 8<br />

1.6 Konfidensial (Kerahasiaan) ........................................................ 9<br />

1.7 Alasan Pilihan <strong>Siswa</strong> Bermasalah ............................................... 9<br />

BAB II. LAYANAN BIMBINGAN SISWA<br />

2.1 Identifikasi Masalah .................................................................... 11<br />

2.2 Diagnosis...................................................................................... 17<br />

2.3 Prognosa ....................................................................................... 18<br />

2.4 Pemberian Bantuan ...................................................................... 20<br />

2.5 Follow Up .................................................................................... 21<br />

BAB III. PENUTUP<br />

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 23<br />

3.2 Saran ............................................................................................ 24<br />

Daftar Pustaka .................................................................................................. 25<br />

Lampiran<br />

v


BAB I<br />

PENDAHULUAN<br />

1.1 Latar belakang<br />

Dalam perkembangan suatu bangsa, sumber daya manusia (SDM) merupakan hal<br />

yang paling penting selain sumber-sumber daya yang lain. Oleh karena itu suatu bangsa<br />

harus bisa menciptakan bibit-bibit unggul dari sumber daya manusia (SDM) yang ada<br />

demi kemajuan <strong>dan</strong> kelangsungan bangsa.<br />

SDM yang unggul merupakan sarana untuk menjawab tantangan-tantangan dalam<br />

era globalisasi. Oleh karena itu, pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh<br />

dalam menciptakan SDM yang unggul <strong>dan</strong> berkualitas.<br />

Usaha pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan pendidikan nasional<br />

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dapat kita lihat dari perkembanganperkembangan<br />

kurikulum yang ada <strong>dan</strong> dapat pula kita lihat dari kebijakan penetapan<br />

nilai standar Ujian Akhir Nasional (UAN).<br />

Dalam kurikulum KTSP, siswa dituntut aktif <strong>dan</strong> guru bukan lagi sebagai satusatunya<br />

pusat informasi. Kurikulum ini bertujuan untuk menjadikan siswa belajar lebih<br />

mandiri <strong>dan</strong> menjadikan guru sebagai pembimbing, pengarah, <strong>dan</strong> membantu siswa<br />

dalam meraih prestasi belajar yang optimal.<br />

Jika kita perhatikan lebih teliti, tugas guru tidak hanya sebagai pendidik tetapi<br />

juga manajer pembelajaran, partisipan, pembelajar, <strong>dan</strong> konselor. Sebagai konselor, guru<br />

harus mampu menciptakan suatu keadaan yang kondusif dalam proses interaksi belajar<br />

mengajar. Selain itu guru diharapkan mampu untuk memahami kondisi setiap siswa <strong>dan</strong><br />

membantunya ke arah perkembangan yang optimal. Guru sebagai konselor dapat<br />

1


diwujudkan dalam bentuk layanan bimbingan <strong>dan</strong> konseling, karena layanan bimbingan<br />

konseling ini juga tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di sekolah.<br />

Dengan a<strong>dan</strong>ya layanan bimbingan konseling ini, maka guru diharapkan dapat<br />

ikut membantu siswa mengembangkan diri pribadi siswa. Dengan berbekal pengetahuan<br />

tentang bimbingan siswa, diharapkan guru dapat membantu siswa untuk:<br />

1. Mengenal, memahami, <strong>dan</strong> mengukur kemampuan diri pribadinya maupun antar<br />

kelompok.<br />

2. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar<br />

3. Memberikan kesempatan yang memadai agar siswa dapat belajar sesuai dengan<br />

karakteristik pribadinya<br />

4. Membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya<br />

5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan<br />

Tujuan khusus dari layanan bimbingan <strong>dan</strong> konseling adalah untuk mengadakan<br />

interpretasi <strong>dan</strong> diagnosa mengenai tingkah laku siswa yang mengalami kesulitan belajar<br />

serta turut meningkatkan motivasi <strong>dan</strong> kualitas hasil belajar siswa tersebut.<br />

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka guru mempunyai dua<br />

peran penting yaitu sebagai pendidik <strong>dan</strong> juga sebagai konselor bagi siswa-siswanya<br />

dengan harapan tujuan baik dari segi lembaga pendidikan <strong>dan</strong> masyarakat bisa terwujud.<br />

1.2 Pengertian Bimbingan Konseling<br />

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “ gui<strong>dan</strong>ce”<br />

se<strong>dan</strong>gkan konseling berasal dari kata “counseling” yang mengandung dua pengertian<br />

yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Secara harfiah, istilah tersebut berasal dari kata<br />

2


“guide” yang berarti mengarahkan ( to direct ), memandu ( inpilot ), mengelola ( to<br />

manage ), <strong>dan</strong> menyetir ( to steer )<br />

Untuk lebih jelasnya penulis akan mengutip beberapa pengertian mengenai<br />

bimbingan <strong>dan</strong> konseling sebagai berikut:<br />

‣ Pengertian bimbingan<br />

1. G Mortensen <strong>dan</strong> Alam M Schmiller dalam Syamsu <strong>dan</strong> Juntika (2005: 6)<br />

mengartikan bimbingan sebagai “…process of helping an individual to understand<br />

himself and his world” yang berarti bimbingan merupakan proses pemberian<br />

bantuan kepada individu agar mampu memahami diri <strong>dan</strong> lingkungannya.<br />

2. Surya Kartadinata dalam Syamsu <strong>dan</strong> Juntika (2005: 6) mengartikan sebagai proses<br />

membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal<br />

3. Rachman Natawidjaja dalam Syamsu <strong>dan</strong> Juntika (2005) mengartikan bimbingan<br />

sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara<br />

berkesinambungan, supaya individu tersebut bisa memahami dirinya, sehingga ia<br />

sanggup mengarahkan dirinya <strong>dan</strong> dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan<br />

tuntunan <strong>dan</strong> keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, <strong>dan</strong> kehidupan<br />

pada umumnya.<br />

4. Ngalim Purwanto (1988: 187) mengartikan, bahwa “…gui<strong>dan</strong>ce is assistance to an<br />

individual of any age to help him manage his own life activities, develop his own<br />

point of view, make his own decisions, and carry his own burdens”. Maksudnya<br />

bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seorang individu dari<br />

setiap umur, untuk menolong dia dalam kegiatan-kegiatan hidupnya,<br />

3


mengembangkan pendirian atau pan<strong>dan</strong>gan hidupnya, membuat keputusankeputusan,<br />

<strong>dan</strong> memikul beban hidupnya sendiri<br />

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan<br />

merupakan usaha untuk membantu individu memahami diri <strong>dan</strong> lingkungan sekitarnya<br />

baik di lingkungan sekolah, bermain, masyarakat <strong>dan</strong> keluarga agar individu tersebut<br />

mampu mandiri <strong>dan</strong> bisa hidup secara wajar.<br />

‣ Pengertian konseling<br />

1. Pietrofesa, dkk dalam Syamsu <strong>dan</strong> Juntika (2005) mendefinisikan konseling sebagai<br />

suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah dilatih<br />

untuk pekerjaannya itu. Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien<br />

mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, serta<br />

tingkah laku atau sikap-sikap baru. Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan<br />

kesukarelaan antara konselor <strong>dan</strong> klien<br />

2. ASCA (American School Counselor Association) dalam Syamsu <strong>dan</strong> Juntika (2005)<br />

mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tetap <strong>dan</strong> bersifat rahasia, penuh<br />

dengan sikap penerimaan <strong>dan</strong> pemberian kesempatan dari konselor kepada klien,<br />

konselor mempergunakan pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilannya untuk membantu klien<br />

dalam mengatasi masalah-masalahnya.<br />

3. Jones dalam Walgito (2004:6) mengemukakan bahwa “Counseling is talking over a<br />

problem with someone. Usually but now always, one of the two fads or experiences<br />

or abilities not possessed to the same degree by the other. The process of counseling<br />

involves a clearing up of the problem by discussion.” yang berarti bahwa dalam<br />

proses konseling terlihat a<strong>dan</strong>ya sesuatu masalah yang dialami oleh klien, yaitu<br />

4


orang yang mempunyai masalah dalam proses konseling. Klien perlu mendapatkan<br />

pemecahan <strong>dan</strong> cara pemecahannya harus sesuai dengan keadaan klien.<br />

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konseling<br />

merupakan proses pemecahan masalah yang dihadapi klien di sini klien mempergunakan<br />

keahliannya untuk membantu klien menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, tentu<br />

saja solusi yang diberikan harus sesuai dengan keadaan klien.<br />

Dengan demikian bimbingan konseling merupakan proses mengarahkan,<br />

membimbing siswa yang mempunyai permasalahan baik dalam bi<strong>dan</strong>g pendidikan,<br />

ekonomi, sosial, maupun agama, dengan memberikan solusi yang sesuai dengan keadaan<br />

klien, sehingga klien bisa menjalani kehidupannya secara wajar <strong>dan</strong> mandiri.<br />

1.3 Tujuan Bimbingan Konseling<br />

Kegiatan layanan bimbingan konseling kesulitan belajar bi<strong>dan</strong>g studi bertujuan<br />

untuk mengenal latar belakang pribadi <strong>dan</strong> sosial siswa yang mengalami kesulitan belajar,<br />

khususnya kesulitan belajar bi<strong>dan</strong>g studi serta memahami <strong>dan</strong> menetapkan jenis <strong>dan</strong> sifat<br />

kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya <strong>dan</strong> penetapan kemungkinan pemecahannya<br />

baik cara pencegahan maupun pencegahannya.<br />

Tujuan khusus layanan bimbingan siswa dapat dirinci sebagai berikut:<br />

1. Mengenal pribadi siswa yang mempunyai masalah tertentu, sehingga dilakukan<br />

pemecahan masalah dengan baik <strong>dan</strong> realistis<br />

2. Membantu siswa dalam mencapai prestasi yang optimal, yaitu perkembangan yang<br />

sesuai dengan potensi <strong>dan</strong> sistem nilai tentang kehidupan yang baik <strong>dan</strong> benar.<br />

Perkembangan optimal bukanlah semata-mata pencapaian tingkat kemampuan<br />

intelektual yang tinggi, melainkan merupakan suatu kondisi dinamis dimana<br />

5


individu mampu mengenal <strong>dan</strong> memahami diri, berani menerima kenyataan diri<br />

secara objektif, mengarahkan diri sesuai kemampuan, kesempatan, melakukan<br />

pilihan, <strong>dan</strong> mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.<br />

3. Mengadakan interpretasi <strong>dan</strong> diagnosa tentang perbuatan <strong>dan</strong> tingkah laku siswa<br />

sesuai dengan kesulitan yang dialami<br />

4. Memahami <strong>dan</strong> menetapkan jenis, sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya<br />

serta cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya, baik secara<br />

kualitatif maupun secara preventif berdasarkan data objektif <strong>dan</strong> selengkap mungkin<br />

5. membantu siswa dalam penyesuaian diri <strong>terhadap</strong> lingkungan (sekolah, keluarga,<br />

<strong>dan</strong> masyarakat)<br />

1.4 Manfaat/Kegunaan Studi Kasus Kesulitan <strong>Belajar</strong> Bi<strong>dan</strong>g Studi<br />

Layanan bimbingan <strong>terhadap</strong> kesulitan belajar siswa merupakan suatu upaya untuk<br />

membantu siswa dalam mencapai prestasi yang optimal. Hal ini dapat terwujud apabila<br />

ada interaksi antara siswa dengan pemberian layanan tersebut, terutama layanan ini<br />

diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah.<br />

Secara umum kegunaan studi kasus, yaitu untuk memahami, mencegah, <strong>dan</strong><br />

memecahkan masalah atau memberi bantuan agar siswa dapat mengembangkan potensi<br />

yang dimilikinya.<br />

Adapun kegunaan studi kasus secara terperinci sebagai berikut :<br />

1. Bagi Penulis (Praktikan)<br />

Kegiatan studi kasus mempunyai arti penting, yaitu menambah pengetahuan <strong>dan</strong><br />

pengalaman dalam mengidentifikasi masalah sampai memberikan alternatif<br />

6


pemecahan masalah dalam bi<strong>dan</strong>g bimbingan siswa, sehingga penulis sebelum<br />

masuk ke lapangan dapat dengan mudah memahami khususnya siswa yang se<strong>dan</strong>g<br />

mempunyai masalah atau bahkan se<strong>dan</strong>g bermasalah khususnya dalam dunia<br />

pendidikan.<br />

2. Bagi Sekolah<br />

Dengan a<strong>dan</strong>ya studi kasus, ini dapat dijadikan pertimbangan dalam usaha<br />

membantu klien yang bermasalah khususnya klien.<br />

3. Bagi Klien (siswa yang berkasus)<br />

<strong>Hasil</strong> dapat digunakan untuk mengenal, menyikapi dirinya dengan baik, membantu<br />

<strong>dan</strong> mengidentifikasi masalah, <strong>dan</strong> upaya pemecahannya serta meningkatkan prestasi<br />

belajar <strong>dan</strong> rasa sosialisasi dengan lingkungan di sekolah, rumah, <strong>dan</strong> masyarakat.<br />

4. Bagi Orang Tua Klien<br />

Studi kasus ini akan memberikan informasi tentang keadaan belajar putra-putrinya<br />

serta permasalahannya, sehingga orang tua dapat mengenal putra-putrinya <strong>dan</strong><br />

mengetahui kemampuan putra-putrinya secara lebih baik serta dapat membantu<br />

mengarahkan dalam belajar.<br />

5. Bagi Wali Kelas<br />

Dapat memberikan informasi sebagai bahan masukan untuk membantu anak<br />

didiknya dalam memecahkan <strong>dan</strong> menentukan cara-cara dalam meningkatkan<br />

prestasi anak didiknya.<br />

6. Bagi Guru Bi<strong>dan</strong>g Studi<br />

Menambah informasi dalam mengenal kondisi siswa, sehingga dapat merencanakan<br />

kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan siswa agar memperoleh hasil yang<br />

7


diharapkan semua pihak.<br />

1.5 Metode pengumpulan data<br />

Dalam memperoleh data atau informasi tentang klien, penulis menggunakan<br />

beberapa metode untuk menjamin keabsahan data sehingga bisa diperoleh hasil yang<br />

maksimal. Adapun metode pengumpulan yang digunakan penulis adalah sebagai<br />

berikut:<br />

1. Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan<br />

secara langsung tingkah laku siswa atau siswi yang bersangkutan selama berada di<br />

dalam kelas dalam kegiatan belajar-mengajar.<br />

2. Wawancara, merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan<br />

komunikasi langsung dengan siswa (face to face). Selain wawancara dengan klien<br />

sendiri, juga dilakukan wawancara kepada wali kelas untuk mendukung data yang<br />

diberikan oleh siswa (klien)<br />

3. Angket (kuesioner) <strong>dan</strong> Daftar Cek Masalah (DCM), merupakan teknik<br />

pengumpulan data dengan jalan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada<br />

siswa yang bersangkutan (klien)<br />

4. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang berupa data-data tertulis<br />

yang menyangkut dari siswa (klien)<br />

1.6 Konfidensialitas<br />

Sesuai dengan kode etik bimbingan <strong>dan</strong> penyuluhan, bahwa seorang konselor<br />

harus dapat memegang atau menyimpan rahasia dengan sebaik-baiknya (Walgito,<br />

8


1985:34). Berhubungan dengan hal tersebut, maka guru praktikan harus bertanggung<br />

jawab menjaga kerahasiaan tentang diri pribadi klien yang menyangkut nama klien, nama<br />

orangtua, <strong>dan</strong> alamat tempat tinggal klien dengan cara menuliskan data-data tersebut<br />

secara fiktif. Jadi jika data yang ada pada laporan layanan bimbingan ini ada kesamaan<br />

dengan subjek lain, maka hal itu dianggap suatu kebetulan.<br />

1.7 Alasan memilih klien<br />

Setelah melakukan observasi selama enam minggu, alasan memilih klien ini<br />

adalah:<br />

1. Klien mempunyai masalah dalam keluarga<br />

2. Klien sulit menerima pelajaran<br />

3. Klien sering tidak mendengarkan penjelasan guru<br />

4. Klien sering tidak mengerjakan tugas<br />

5. Klien mendapatkan nilai ujian yang sangat kurang walaupun sudah mengikuti ujian<br />

remidi.<br />

6. Klien suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran<br />

9


BAB II<br />

PEMBAHASAN<br />

Untuk dapat mencapai tujuan kegiatan layanan bimbingan kesulitan belajar bi<strong>dan</strong>g<br />

studi akuntansi ini, harus melalui langkah-langkah berikut ini:<br />

1. Identifikasi masalah<br />

2. Diagnosa<br />

3. Prognosa<br />

4. Pemberian bantuan<br />

5. Follow up/ tindak lanjut<br />

2.1. Identifikasi masalah<br />

Identifikasi masalah adalah proses mencari sumber masalah yang menyebabkan<br />

siswa mengalami kesulitan belajar di bi<strong>dan</strong>g studi PPKn. Sumber masalah tersebut bisa<br />

ditemukan dengan menganalisis data-data yang berhasil dikumpulkan dari observasi,<br />

wawancara, angket, <strong>dan</strong> dokumen-dokumen terkait.<br />

Berikut ini adalah rincian data tentang diri siswa yang mengalami kesulitan<br />

belajar PPKn.<br />

2.1.1 Observasi<br />

Data yang berhasil dikumpulkan selama observasi di kelas dalam kegiatan belajar<br />

mengajar adalah sebagai berikut:<br />

1. Klien sering tidak bisa konsentrasi dalam menerima pelajaran<br />

10


2. Klien sering tidak mengerjakan tugas <strong>dan</strong> pekerjaan rumah yang diberikan<br />

hanya sebagian yang dikerjakan<br />

3. Klien kurang aktif dalam diskusi kelompok<br />

4. Klien sering ketinggalan dalam pelajaran<br />

5. Klien mendapatkan nilai ujian yang sangat kurang walaupun sudah mengikuti<br />

ujian remidi.<br />

6. Klien suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran.<br />

7. Klien suka mengganggu siswa yang lain.<br />

2.1.2 Angket<br />

a. Identitas klien<br />

Nama lengkap<br />

Nama panggilan<br />

Jenis kelamin<br />

: Putra Doni (fiktif)<br />

: Laki-laki<br />

Tempat tanggal lahir : Malang, 4 April 1997<br />

Agama<br />

Suku bangsa<br />

Bahasa yang digunakan<br />

Anak ke<br />

Alamat<br />

: Islam<br />

: Jawa<br />

: Indonesia<br />

: 3 dari 5 bersaudara<br />

: Jl. Veteran 60, Malang (fiktif)<br />

Saudara kandung<br />

Laki-laki : 1<br />

Perempuan : 3<br />

11


Sekarang tinggal bersama<br />

: ayah <strong>dan</strong> ibu kandung<br />

b. Keadaan orang tua<br />

Nama ayah<br />

Pekerjaan ayah<br />

Nama ibu<br />

Pekerjaan ibu:<br />

Alamat orang tua<br />

: Suparjo (fiktif)<br />

: Pengusaha<br />

: Sulastri (fiktif)<br />

: Ibu rumah tangga<br />

: Jln Veteran 60, Malang (fiktif)<br />

c. Kebiasaan belajar<br />

1. Setiap hari mulai pukul 15.00 s/d 17.00 bersama guru les. Malam jam 19.00<br />

s/d 20.00<br />

2. <strong>Belajar</strong> di tempat tersendiri<br />

3. Kesulitan belajar dibantu dengan guru les<br />

4. Pada waktu belajar klien sering mendapatkan gangguan dari adik, kakak,<br />

teman, lainnya.<br />

d. Transportasi dari rumah ke sekolah<br />

1. Jarak rumah klien dengan sekolah sekitar 1,5-2 km<br />

2. Klien diantar dengan sepeda motor<br />

3. Perjalanan ke sekolah memerlukan waktu kurang lebih 10 menit<br />

e. Sikap <strong>terhadap</strong> pelajaran<br />

1. Klien lebih suka pelajaran IPA<br />

2. Klien tidak menyukai pelajaran Matematika.<br />

3. Klien tidak menyukai pelajaran yang berhubungan dengan karangmengarang.<br />

12


2.1.3 Data Checklist<br />

Berdasarkan data checklist diperoleh data sebagai berikut:<br />

1. Kesehatan:<br />

Sering merasa lelah tak bersemangat<br />

Sering sukar tidur<br />

2. Rumah <strong>dan</strong> keluarga:<br />

Mudah merasa gembira, sedih, kecewa, cemas, marah, dll<br />

Takut membuat kesalahan<br />

Orang tua kurang memperhatikan saya<br />

Kurang percaya diri<br />

Orang tua saya sering pergi<br />

3. Keadaan kehidupan:<br />

Saya tidak puas dengan keadaan diri sekarang<br />

Sukar menerima kekalahan<br />

Terlalu banyak saudara yang harus dibiayai orang tua<br />

4. Agama <strong>dan</strong> Moral:<br />

Sulit untuk melakukan ibadah secara teratur<br />

Bingung tentang makna agama<br />

Ingin lebih dekat dengan Tuhan<br />

Ingin lebih mengenal kitab suci/ Al-Quran<br />

Takut hukuman Tuhan<br />

Tergoda untuk mencontek saat ulangan<br />

13


Suka mempermainkan orang lain<br />

5. Hubungan sosial:<br />

Tak senang bermain-main ke rumah teman<br />

Lebih senang menjadi anggota daripada ketua<br />

Bersifat pemalu<br />

Sering ingin marah<br />

Kurang dapat mengeluarkan isi hati<br />

6. Penyesuaian <strong>terhadap</strong> sekolah:<br />

Tidak kerasan di dalam kelas<br />

Hanya beberapa pelajaran yang disukai<br />

Tidak senang dengan salah satu guru<br />

7. Kebiasaan belajar:<br />

<strong>Belajar</strong> tidak teratur waktunya<br />

Sulit memahami pelajaran yang dipelajari<br />

Merasa bahwa yang dipelajari mudah hilang<br />

Pada waktu ulangan sering merasa bingung/ takut<br />

Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan<br />

Sering merasa putus asa saat ulangan<br />

<strong>Belajar</strong> dengan cara membayangkan kembali apa yang telah diterapkan<br />

<strong>Hasil</strong> ulangan tidak sesuai dengan yang dibayangkan sebelumnya.<br />

Tidak tahu cara belajar yang efisien<br />

8. Masa depan berhubungan dengan karier:<br />

14


Ingin berdiri sendiri<br />

9. Penggunaan waktu:<br />

Lebih senang di rumah daripada kegiatan menyalurkan hobby<br />

10. Berhubungan dengan kurikulum:<br />

Sering mendapatkan angka rendah<br />

Lebih senang pulang sore<br />

Tidak senang belajar bersama<br />

11. Masalah asmara:<br />

Memikirkan terlalu pagi adalah terlalu pagi buat saya<br />

Saya mulai tertarik dengan lawan jenis<br />

2.1.4 Wawancara<br />

Dari wawancara yang dilakukan dengan klien diperoleh data bahwa memiliki 4<br />

orang saudara. Satu orang laki-laki <strong>dan</strong> tiga orang perempuan. Saudara laki-laki klien<br />

mempunyai sifat yang keras <strong>dan</strong> tidak mau mengalah, terka<strong>dan</strong>g klien merasa kalah <strong>dan</strong><br />

mengalah. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, klien mendapatkan secukupnya<br />

dari orang tua karena ayah klien bekerja sebagai pengusaha di Malang tetapi ibu klien<br />

hanya sebagai ibu rumah tangga. Tiap harinya, klien hanya tinggal dengan ibu <strong>dan</strong> adik<br />

saudara-saudara klien karena kesibukan ayah klien pulang hanya waktu tertentu. Oleh<br />

karena itu, klien kurang mendapat perhatian <strong>dan</strong> kasih saying dari bapak klien, ibu klien<br />

juga sering pergi keluar karena kesibukan arisan, pengajian, pertemuan, dll.<br />

Sebenarnya, klien adalah anak yang ceria tetapi di rumah jarang merasa gembira.<br />

Dalam hal pelajaran, klien termasuk anak yang malas <strong>dan</strong> lebih memilih untuk bermain<br />

15


ersama teman-temannya. Orang tua klien, meskipun kurang perhatian <strong>dan</strong> jarang di<br />

rumah tetapi mereka berulang kali mendatangkan tentor atau guru privat dari LBB, dsb<br />

ke rumah tetapi tidak dapat menangani klien dengan alasan gurunya yang judes, tidak<br />

enak, tua, dll. Sampai akhirnya guru-guru privat tersebut tidak kuat <strong>dan</strong> tidak<br />

mneruskan lagi. Kebiasaan yang tidak dapat klien tinggalkan sampai sekarang adalah<br />

saat belajar atau mengerjakan soal, klien harus dengan mendengarkan musik karena<br />

dengan begitu klien dapat mengerjakan soal atau mempelajari materi.<br />

Untuk kendala klien dalam mengikuti proses belajar-mengajar adalah:<br />

o Cara guru mengajar dipan<strong>dan</strong>g klien kurang bisa dimengerti<br />

o Teman sebangku klien kurang bisa membantu kesulitan klien dalam belajar<br />

disekolah.<br />

o Sering tidak biasa berkonsentrasi dalam menerima pelajaran<br />

o Sering tidak mengerjakan tugas <strong>dan</strong> pekerjaan rumah yang diberikan hanya<br />

sebagian yang dikerjakan<br />

o Kurang aktif dalam diskusi kelompok<br />

o Suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran<br />

2.1.4 Dokumentasi<br />

Berdasarkan dari data nilai untuk tugas <strong>dan</strong> ulangan harian yang ada pada mata<br />

pelajaran akuntansi klien sering mendapatkan angka rendah dibandingkan teman-teman<br />

klien yang lain.<br />

16


2.2 Diagnosa<br />

Diagnosa adalah suatu langkah yang ditempuh untuk mencari <strong>dan</strong> menentukan<br />

faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah. Tujuan diagnosa adalah<br />

mengetahui letak masalah, jenis masalah, <strong>dan</strong> latar belakang penyebab kesulitan<br />

belajar. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka kesimpulan diagnosa adalah<br />

sebagai berikut:<br />

2.2.1 Letak masalah<br />

Letak masalah adalah rendahnya prestasi belajar klien, hal ini dapat dilihat<br />

dari nilai ulangan harian klien yang mendapatkan nilai jauh di bawah rata-rata<br />

yaitu 60.<br />

2.2.2 Jenis masalah<br />

Dari berbagai metode pengumpulan data, dapat disimpulkan bahwa klien<br />

memiliki beberapa jenis masalah yang paling dominan yaitu:<br />

a. A<strong>dan</strong>ya masalah dalam keluarga yaitu kurang mendapat perhatian <strong>dan</strong><br />

masalah ekonomi<br />

b. A<strong>dan</strong>ya masalah dalam belajar yaitu belajar yang tidak teratur waktunya<br />

2.2.3 Latar belakang masalah<br />

a. Pada masalah keluarga, klien kurang mendapatkan perhatian karena orang<br />

tua klien jarang di rumah dengan kesibukan masing-masing. Ayah klien<br />

yang bekerja di luar kota sehingga jarang pulang <strong>dan</strong> ibu klien sibuk<br />

dengan urusan di luar rumah.<br />

17


. Pada masalah ekonomi, klien kurang mendapat uang saku untuk membeli<br />

sesuatu yang dia inginkan karena banyaknya saudara yang harus dibiayai<br />

orang tua<br />

c. Pada masalah belajar, klien tidak teratur jam belajarnya karena sering<br />

pulang ke rumah sore hari <strong>dan</strong> kurang a<strong>dan</strong>ya semangat belajar serta<br />

a<strong>dan</strong>ya kelemahan yaitu tidak dapat belajar atau mengerjakan soal jika<br />

tidak dengan mendengarkan musik.<br />

2.3 Prognosa<br />

Prognosa adalah meramalkan kemungkinan yang terjadi bila klien tidak segera<br />

mendapatkan bantuan dalam memecahkan kesulitan yang dihadapi <strong>dan</strong> kemungkinan<br />

yang terjadi jika klien dapat segera diberikan bantuan, mulai dari kemungkinan paling<br />

ringan sampai paling berat.<br />

2.3.1 Prediksi kemungkinan yang akan terjadi jika klien tidak segera mendapatkan<br />

bantuan<br />

Dampak ringan<br />

a. Dapat terjerumus ke hal-hal yang negatif jika masih kurangnya perhatian dari<br />

orang tua<br />

b. <strong>Hasil</strong> ulangan klien sering kali mendapat nilai terendah karena waktu belajar<br />

yang tidak teratur <strong>dan</strong> dapat menyebabkan ketergantungan pada musik saat<br />

belajar<br />

c. Konsentrasi semakin menurun<br />

Dampak berat<br />

18


a. Dapat mengkonsumsi narkoba <strong>dan</strong> terjerumus pada pergaulan bebas serta<br />

membantah pada orang tua<br />

b. Jika tidak segera dibantu bisa tidak naik kelas <strong>dan</strong> bermasalah dengan guru<br />

2.3.2 Prediksi kemungkinan yang akan terjadi jika klien segera mendapatkan bantuan<br />

a. Klien bisa menjalani hari-harinya dengan bahagia, tidak menjadi anak yang<br />

nakal <strong>dan</strong> brutal karena mendapat perhatian penuh dari orang tua<br />

b. Klien bisa mengerjakan soal-soal dengan lebih mudah , semangat belajar pun<br />

menjadi meningkat <strong>dan</strong> waktu belajar teratur<br />

c. Klien dapat berteman baik dengan lawan jenis <strong>dan</strong> dapat menjadi motivasi<br />

dalam belajar<br />

Rencana pemberian bantuan<br />

Untuk membantu permasalahan klien, berikut ini rencana-rencana pemberian<br />

bantuan yang bisa diberikan:<br />

a. Memberikan perhatian penuh pada klien, sesekali berkunjung ke rumah klien<br />

<strong>dan</strong> menemani klien sharing di rumah, menghubungi lewat telepon atau sms<br />

untuk memantau perkembangan klien, mengarahkan untuk mengisi hari-hari<br />

di rumah dengan kegiatan yang menyenangkan agar klien tidak bosan di<br />

rumah.<br />

b. Memberikan cara belajar <strong>dan</strong> konsentrasi yang baik dalam menhadapi<br />

pelajaran di kelas, dengan mematikan handphone yang dimiliki klien,<br />

mengganti teman sebangku klien yang lebih rajin <strong>dan</strong> membimbing,<br />

mengajak belajar di luar kelas (misalnya: di rumah klien) secara intensif<br />

19


dengan memberikan cara-cara praktis belajar akuntansi <strong>dan</strong> meperbaiki<br />

catatan klien, misal: membuat ringkasan pada kertas-kertas berwarna tentang<br />

pokok bahasan PPKn agar lebih mudah dipahami.<br />

2.4 Pemberian bantuan<br />

Pemberian bantuan adalah suatu langkah tindak lanjut dari kegiatan prognosa<br />

yang bertujuan memberikan alternatif <strong>terhadap</strong> klien untuk mengatasi kesulitan yang<br />

dialami, sehingga keberhasilan dalam belajarpun bisa tercapai.<br />

Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai wujud pemberian bantuan adalah<br />

sebagai berikut:<br />

a. Menghindari hal-hal yang negatif :<br />

<br />

Isilah hari-hari dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya dengan mengikuti<br />

ekstra kulikuler <strong>dan</strong> kegiatan di luar sekolah lainnya<br />

<br />

Jangan bergaul dengan kelompok remaja yang bebas <strong>dan</strong> terjerumus ke hal-hal<br />

negatif<br />

<br />

Pulang ke sekolah tepat pada waktunya <strong>dan</strong> tidak bermain-main di luar rumah<br />

tanpa seijin orang tua<br />

<br />

Berusaha mentaati perintah orang tua<br />

b. Cara belajar yang baik :<br />

<strong>Belajar</strong>lah setiap hari dengan teratur, dengan mengulang pelajaran di sekolah <strong>dan</strong><br />

mempersiapkan pelajaran untuk esok hari<br />

Buatlah jadwal harian agar semua kegiatan anda terencana <strong>dan</strong> teratur <strong>dan</strong><br />

laksanakan jadwal yang telah dibuat secara konsisten<br />

20


Untuk mata pelajaran akuntansi perbanyaklah latihan-latihan soal daripada<br />

membaca teori <strong>dan</strong> membuat ringkasan pada kertas berwarna agar lebih menarik<br />

Jangan menggunakan sistem menghafal dalam membuat ayat-ayat jurnal dalam<br />

akuntansi tetapi pahamilah intinya<br />

Jika sulit menghafal mata pelajaran yang bersifat teori buatlah singkatan yang<br />

menurut anda mudah diingat<br />

2.5 Follow up<br />

Bantuan yang telah diberikan kepada klien tidak akan berhasil tanpa tindak lanjut<br />

atau follow-up. Follow-up merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana<br />

keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa <strong>dan</strong> perkembangan siswa ke<br />

depan. Untuk mencapai keberhasilan bantuan yang diberikan memerlukan waktu cukup<br />

lama, untuk itu perlu diadakan kerjasama dengan pihak lain, yaitu konselor, guru wali<br />

kelas <strong>dan</strong> juga guru pengajar. Melalui kegiatan tindak lanjut <strong>dan</strong> dari pemberian bantuan<br />

diharapkan klien dengan cepat dapat mengatasi masalahnya <strong>dan</strong> dapat meningkatkan<br />

prestasi belajarnya.<br />

Oleh karena terbatasnya waktu PPL maka penulis tidak bisa melaksanakan follow<br />

up secara keseluruhan, penulis hanya bisa memantau bahwa klien sudah mengalami<br />

perbaikan sikap pada saat pelajaran, lebih konsentrasi.<br />

Langkah-langkah follow up yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut:<br />

1. Pihak sekolah khususnya guru mata diklat serta guru pembimbing sangat dituntut<br />

peranannya <strong>dan</strong> tanggung jawabnya dalam perkembangan keberhasilan siswa <strong>dan</strong><br />

21


senantiasa memberikan perhatian <strong>terhadap</strong> masalah belajar siswa, dengan<br />

menggunakan variasi dalam mengajar sepcrti menggunakan media peta konsep dalam<br />

menerangkan pelajaran atau materi <strong>dan</strong> masalah di luar sekolah yang mempengaruhi<br />

belajar siswa<br />

2. Mengadakan monitoring secara berkelanjutan <strong>terhadap</strong> perkembangan <strong>dan</strong><br />

keberhasilan pemecahan masalah serta menumbuhkan kepercayaan diri pada klien<br />

yang akhirnya lebih mengarahkan klien ke masa depan yang lebih mantap.<br />

3. Tindak lanjut yang berikutnya adalah dengan cara memanfaatkan pihak-pihak yang<br />

benar-benar kompeten yaitu guru bimbingan <strong>dan</strong> konseling yang mcmiliki pengaruh<br />

pada klien sehingga keberadaan mereka dapat mengarahkan klien agar belajar lebih<br />

giat <strong>dan</strong> dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk belajar demi<br />

peningkatan bakat, minat serta kemampuan klien.<br />

4. Melibatkan orang tua klien dalam memecahkan pemasalahan yang dihadapi, orang tua<br />

diharapkan untuk ikut berperan serta dalam mengawasi kegiatan kegiatan belajar<br />

klien.<br />

22


BAB III<br />

PENUTUP<br />

3.1 Kesimpulan<br />

Berdasarkan uraian di atas tentang layanan bimbingan siswa, maka penulis<br />

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:<br />

1. Bimbingan <strong>dan</strong> konseling merupakan program yang diperuntukkan untuk siswa<br />

dalam hal membantu permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa baik<br />

masalah pendidikan maupun di luar pendidikan dengan tujuan siswa bisa mencapai<br />

prestasi yang maksimal dengan teratasinya permasalahan-permasalahan yang ada<br />

pada diri siswa.<br />

2. Kondisi keluarga sangat berpengaruh <strong>terhadap</strong> perkembangan jiwa peserta didik<br />

dalam mencapai prestasi belajar<br />

3. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah merupakan tanggung jawab semua<br />

pihak, karena itu kerjasama dari pihak orang tua <strong>dan</strong> pihak sekolah sangat<br />

dibutuhkan<br />

4. Supaya tujuan kegiatan belajar-mengajar berhasil dengan baik, guru harus bisa<br />

memahami anak didiknya baik tingkah laku maupun tingkat kemampuannya dalam<br />

menerima pelajaran<br />

5. Dalam usaha memberi bantuan, bantuan yang diberikan harus tepat, terencana, terus<br />

menerus serta menyeluruh sampai kesulitan tersebut teratasi<br />

23


6. Pemantauan keberhasilan pemberian bantuan perlu dilaksanakan untuk mengetahui<br />

keberhasilan layanan bimbingan siswa <strong>dan</strong> usaha-usaha pemberian bantuan yang<br />

telah dilaksanakan.<br />

3.2 Saran-saran<br />

Dari kegiatan-kegiatan selama PPL saran-saran yang bisa diberikan untuk<br />

kemajuan sekolah adalah sebagai berikut:<br />

Mohon kerjasama yang lebih baik antara kepala sekolah, guru-guru <strong>dan</strong> guru-guru<br />

PPL berikutnya<br />

Mohon ditingkatkan kedisiplinan pada setiap individu siswa dalam hal berseragam.<br />

Mohon ditingkatkan kedisiplinan di ruang kelas. Terutama pada anak kelas VII<br />

yang masih terpengaruh kebiasaan saat Sekolah Dasar.<br />

24


DAFTAR PUSTAKA<br />

Hidayah, Nur. 2006. Makalah: Studi Kasus <strong>Belajar</strong> pada Mata Pelajaran Disajikan pada<br />

Semiloka Pembimbingan <strong>dan</strong> Penilaian PPL. Malang: UM<br />

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT<br />

Remaja Rosdakarya<br />

Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang. 2005. Manajemen Layanan Khusus di Lembaga<br />

Pendidikan. Malang: UM<br />

UPT PPL UM. 2007/2008. Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan UM. UM: Press<br />

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan <strong>dan</strong> Konseling di Sekolah. Yogyakarta: PT ANDI<br />

Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual ( Teori <strong>dan</strong> Praktik ). Bandung: Alfabeta<br />

Winkel. 1976. Bimbingan <strong>dan</strong> Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.<br />

Yusuf, Syamsu, <strong>dan</strong> Juntika. 2005. Landasan Bimbingan <strong>dan</strong> Konseling. Bandung: PT<br />

Remaja Rosdakarya<br />

25


LAMPIRAN<br />

26


REKAMAN KONSELING<br />

1. Nama <strong>Siswa</strong> : Kelas : Tahun :<br />

2. Alasan diberiksn konseling :<br />

3. Masalah yang diutarakan klien :<br />

4. Identifikasi masalah :<br />

5. Diagnosa :<br />

6. Prognosa :<br />

7. Bantuan yang diberikanpada klien :<br />

8. Tindak lanjut :<br />

Malang,……………..<br />

Yang memberikan konseling<br />

…………………………<br />

27


ANGKET STUDI KASUS<br />

Nama <strong>Siswa</strong> :<br />

Tempat & Tgl lahir :<br />

Alamat :<br />

Nama Ayah :<br />

Pekerjaan Ayah :<br />

Nama Ibu :<br />

Pekerjaan Ibu :<br />

Alamat orang tua :<br />

Nama Wali (bagi yang dibiayai wali) : Hubungan :<br />

Pekerjaan :<br />

Alamat wali :<br />

Jumlah Saudara kandung………..Laki-laki …………..Perempuan………..<br />

No Nama Sekolah/kerja Keterangan<br />

Bagi yang punya saudara tiri /angkat jumlah……laki-laki……perempuan…….<br />

Penyakit yang sering dirasakan sekarang ini ialah :<br />

Lulus SD th……..di SDN……….Lulus SLTP th…….SMP…………..<br />

Kegiatan yang Anda lakukan di luar sekolah :<br />

Ekstra kulikuler yang diikuti : ……………seminggu………….kali<br />

: ……………seminggu………….kali<br />

Kegiatan ekstra di rumah<br />

: ……………seminggu………….kali<br />

: …………….seminggu………….kali<br />

Keterangan khusus<br />

<strong>Belajar</strong> di rumah di lakukan setiap harinya jam…….s/d….. <strong>dan</strong> jam……s/d……<br />

Apakah ada ruang tersendiri untuk belajar di rumah….dengan penerangan lampu..<br />

Kalau ada kesulitan belajar dibahas dengan…….<br />

Menurut Anda bagaimana perhatian orang tua terhahadap belajar Anda………..<br />

Kalau diminta keperluan sekolah Anda bagaimana reaksi orang tua cepat/memunda/masa<br />

bodoh……<br />

Teman dekat Anda di sekolah : Nama….kelas…..alasan dekat……..<br />

Teman dekat Anda di sekolah : Nama….sek/bekerja :………<br />

Kalau Anda punya kesulitan pertama kali curhat kepada…………alasan……<br />

Ke sekolah Anda naik………..berapa kali ganti angkot……..<br />

Jarak sekolah Anda ke sekolah kira-kira memerlukan waktu……<br />

Saran yang akan Anda sampaikan pada sekolah……………........<br />

28


View publication stats

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!