08.02.2017 Views

20151005_MajalahDetik_201

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

REBUTAN SENAM MINATI<br />

PASIR<br />

BERDARAH<br />

LUMAJANG<br />

EDISI <strong>201</strong> | 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


DAFTAR ISI<br />

EDISI <strong>201</strong> 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />

TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKEL<br />

FOKUS<br />

TUMBAL DARAH<br />

SALIM ‘KANCIL’<br />

SALIM “KANCIL” DIBUNUH<br />

DENGAN SANGAT SADIS.<br />

PULUHAN PREMAN MENGEROYOK<br />

PRIA KURUS ITU GARA-GARA<br />

TERUSIK OLEH PROTESNYA.<br />

SALIM MINTA PENAMBANGAN<br />

PASIR ILEGAL DIHENTIKAN.<br />

NASIONAL<br />

CRIME STORY<br />

n COBLOS ‘SETUJU’ ATAU ‘TIDAK’<br />

n BOLA LIAR UNTUK ISTANA<br />

BUKU<br />

n REFORMASI TNI, TUNTASKAN...<br />

INTERNASIONAL<br />

n FOTO SELFIE DI MALAM JAHANAM<br />

HUKUM<br />

n GERAK SENAM JADI SENGKETA<br />

EKONOMI<br />

n RUSIA DATANG, ASSAD PUN TENANG<br />

n DIKEJAR ‘HANTU’ ALTANTUYA<br />

n ANTARA MUSLIM DAN PRESIDEN AMERIKA<br />

INTERVIEW<br />

n AKUI PEMBANTAIAN, BARU REKONSILIASI<br />

INSPIRING PEOPLE<br />

n OLEH-OLEH LAWATAN KE ARAB<br />

n HULU-HILIR MINYAK ARAB<br />

n DEMI JAMINAN PASOKAN<br />

n MINUS KILANG<br />

BISNIS<br />

n ASAP MENCURIGAKAN MOBIL VW<br />

n ‘VIVERE PERICOLOSO’ ALA VW<br />

KOLOM<br />

n KRETEK BUKAN WARISAN BUDAYA<br />

LENSA<br />

n 10 DETIK UNTUK BATIK LASEM<br />

BUDAYA<br />

n AKHIR CERITA DARI SELATAN JAKARTA<br />

PEOPLE<br />

n DARI DESA TUA TORAJA<br />

SENI HIBURAN / FILM<br />

n AGNES MONICA | AARON SORKIN | DIAN PELANGI<br />

GAYA HIDUP<br />

n PRIA PENGHIBUR: SIAPA BISA MENOLAK?<br />

n FILM PEKAN INI<br />

n AGENDA<br />

Cover:<br />

Ilustrasi: Kiagus Aulianshah<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

n KULOT, OLD FASHION TAPI KEREN<br />

n JELAJAH BUMI TONGKONAN<br />

n CITA RASA INGGRIS, SENTUHAN INDONESIA<br />

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />

Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo<br />

Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal,<br />

Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad<br />

Durohman, Aditya Mardiastuti, Melisa Mailoa. Bahasa: Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar. Tim Foto:<br />

Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan<br />

Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra<br />

Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim, Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.<br />

Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />

Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />

appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />

No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.


LENSA<br />

AKHIR CERITA DARI SELATAN JAKARTA<br />

TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR<br />

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meratakan Stadion Lebak Bulus untuk diubah menjadi depo armada mass rapid transit (MRT). Proyek ini menutup<br />

cerita dan gempita sepak bola di stadion yang dibangun hampir tiga dekade silam itu.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


LENSA<br />

Pekerja membopong prasasti peresmian Stadion Lebak Bulus setelah diratakan, Selasa (29/9). Stadion ini sempat menjadi markas<br />

Pelita Jaya dan Persija Jakarta. (Lamhot Aritonang/DETIKCOM)


LENSA<br />

Pekerja merawat rumput Stadion Lebak Bulus, Januari tahun lalu. (Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO)


LENSA<br />

Foto dari atas Stadion Lebak Bulus pada pekan-pekan terakhir sebelum diratakan, Maret <strong>201</strong>5. (Hasan Alhabsy/DETIKCOM)


LENSA<br />

Pekerja merapikan kursi penonton saat pembongkaran stadion, Selasa (1/9). (Prasetyo Utomo/DETIKCOM)


LENSA<br />

Pekerja menyingkirkan puing dari lahan stadion, Selasa (29/9). Rencananya, lahan stadion akan dijadikan depo atau bengkel kereta MRT pada<br />

akhir <strong>201</strong>5. (Lamhot Aritonang/DETIKCOM)


LENSA<br />

Lanskap terakhir stadion sebelum benar-benar musnah, Selasa (29/1). Pemerintah Provinsi DKI berencana mengganti Stadion Lebak Bulus dengan<br />

stadion baru di Sunter, Jakarta Utara. (Lamhot Aritonang/DETIKCOM)


NASIONAL<br />

COBLOS<br />

‘SETUJU’ ATAU ‘TIDAK’<br />

MK MEMUTUSKAN CALON TUNGGAL BISA IKUT PILKADA. CALON<br />

NONPARTAI LEBIH RINGAN MENGUMPULKAN DUKUNGAN KTP.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Majelis hakim konstitusi<br />

yang dipimpin Ketua<br />

Mahkamah Konstitusi Arief<br />

Hidayat (tengah) dalam<br />

sidang putusan uji materi<br />

soal calon tunggal dalam<br />

pilkada di gedung MK,<br />

Jakarta, Selasa (29/9).<br />

RENO ESNIR/ANTARA FOTO<br />

CALON Bupati Blitar, Rijanto, semringah<br />

saat ditemui di rumahnya, kawasan<br />

Gedongan, Blitar, Jawa Timur,<br />

Selasa malam pekan lalu. Peluangnya<br />

menjadi peserta pemilihan Bupati Blitar sesuai<br />

dengan jadwal pemilihan kepala daerah serentak<br />

yang ditetapkan 9 Desember <strong>201</strong>5 kembali<br />

terbuka lebar.<br />

Lantaran hanya memiliki satu pasang calon,<br />

jadwal pilkada di Kabupaten Blitar dan dua<br />

daerah lain, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Jawa<br />

Barat, dan Kabupaten Timor Tengah Utara,<br />

Nusa Tenggara Timur, sebelumnya ditunda<br />

Komisi Pemilihan Umum ke jadwal pilkada<br />

serentak berikutnya pada <strong>201</strong>7.<br />

Rijanto bersama Marhaenis Urip Widodo<br />

adalah satu-satunya pasangan calon―atau<br />

disebut calon tunggal―yang mendaftar dalam<br />

pilkada Blitar. Pasangan ini diusung Partai Demokrasi<br />

Indonesia Perjuangan.<br />

“Saya sangat mengapresiasi putusan Mahkamah<br />

Konstitusi,” kata Rijanto, yang masih<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Pasangan calon Bupati<br />

dan Wakil Bupati Blitar,<br />

Rijanto-Marhaenis, kini<br />

berpeluang ikut pilkada<br />

serentak tahun ini.<br />

ERLIANA RIADY/DETIKCOM<br />

menjabat Wakil Bupati Blitar.<br />

Mahkamah Konstitusi pada Selasa, 29 September<br />

lalu, memutuskan pasangan calon<br />

tunggal tetap berhak mengikuti pilkada. Putusan<br />

untuk menjawab gugatan uji materi Undang-<br />

Undang Nomor 8 Tahun <strong>201</strong>5 tentang Pilkada<br />

itu akhirnya menjadi solusi atas problem calon<br />

tunggal yang dihadapi sejumlah daerah.<br />

Majelis hakim MK menilai penundaan pemilihan<br />

ke jadwal pilkada serentak berikutnya<br />

menghilangkan hak rakyat untuk dipilih dan<br />

memilih. Sedangkan UU Pilkada tidak memberi<br />

jalan keluar seandainya syarat minimal dua<br />

pasang calon―agar pilkada bisa digelar―tidak<br />

terpenuhi.<br />

Kekosongan hukum itu mengakibatkan<br />

pilkada terpaksa ditunda apabila syarat tidak<br />

terpenuhi. “Andaikata penundaan dibenarkan,<br />

tetap tidak ada jaminan bahwa pada pilkada<br />

serentak berikutnya hak rakyat akan dipenuhi,”<br />

ujar hakim konstitusi, I Gede Dewa Palguna,<br />

saat membacakan putusan di gedung MK,<br />

Jakarta Pusat.<br />

Penundaan tersebut, menurut hakim konstitusi,<br />

Suhartoyo, juga bertentangan dengan<br />

semangat demokrasi yang tertuang dalam<br />

UUD 1945. “Demi menjamin terpenuhinya hak<br />

konstitusional warga negara, pilkada harus<br />

tetap dilaksanakan meskipun hanya terdapat<br />

satu pasang calon,” tuturnya.<br />

Namun pilkada calon tunggal tak bisa digelar<br />

begitu saja. Dalam sidang yang dipimpin Ketua<br />

MK Arief Hidayat itu, Mahkamah menyatakan<br />

pilkada dengan satu pasang calon bisa digelar<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Seorang pemilih difabel<br />

memasukkan surat suara<br />

ke dalam kotak suara<br />

dalam acara simulasi<br />

pilkada di halaman<br />

kantor Wali Kota Blitar,<br />

Jawa Timur, Agustus lalu.<br />

IRFAN ANSHORI/ANTARA FOTO<br />

hanya jika telah diupayakan maksimal agar<br />

syarat dua pasang calon itu terpenuhi, yaitu<br />

jika KPU sudah membuka pendaftaran kembali<br />

tapi tetap tidak ada penambahan pasangan<br />

calon.<br />

Dalam pilkada calon tunggal, pemilih akan<br />

diberi kertas suara dengan pilihan setuju atau<br />

tidak setuju. Jika suara “setuju” lebih banyak<br />

dipilih, calon otomatis ditetapkan menjadi kepala<br />

daerah dan wakil kepala daerah. Namun,<br />

jika lebih banyak “tidak setuju”, pemilihan akan<br />

ditunda pada pilkada serentak berikutnya.<br />

Putusan MK tersebut merupakan jawaban<br />

dari judicial review yang dilayangkan Effendi<br />

Gazali dan Yayan Sakti Suyandaru atas Pasal<br />

49 Ayat 8 dan 9, Pasal 50 Ayat 8 dan 9, Pasal 51<br />

Ayat 2, Pasal 52 Ayat 2, serta Pasal 54 Ayat 4, 5,<br />

dan 6 UU Pilkada. Mereka menganggap pasal-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Drafnya sudah<br />

final, nanti akan kami<br />

kirim ke Komisi II DPR<br />

untuk konsultasi.<br />

Selanjutnya akan kami<br />

(lakukan) uji publik.<br />

Hadar Nafis Gumay<br />

pasal itu bertentangan dengan UUD 1945 karena<br />

menghambat rakyat menyampaikan hak<br />

konstitusionalnya.<br />

Namun putusan yang mengabulkan uji<br />

materi Effendi Gazali itu tidak bulat. Hakim<br />

konstitusi, Patrialis Akbar, punya pendapat<br />

berbeda (dissenting opinion). Ia menilai aturan<br />

pilkada diikuti minimal dua pasang calon sudah<br />

tepat. Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi<br />

Manusia itu berpendapat bahwa syarat calon<br />

peserta pilkada adalah subyek hukum atau<br />

orang yang telah memenuhi syarat tertentu.<br />

“Pilkada bukan merupakan referendum,<br />

akan tetapi pemilihan dari beberapa<br />

pilihan atau lebih dari satu untuk<br />

dipilih. Jika calon tunggal dibenarkan<br />

dalam pilkada, bisa jadi suatu saat<br />

akan terjadi penyelundupan hukum,”<br />

ucap Patrialis dalam sidang.<br />

Adapun KPU langsung menggodok peraturan<br />

(PKPU) sebagai tindak lanjut putusan<br />

tersebut. Peraturan KPU baru itu akan mengakomodasi<br />

calon tunggal yang sebelumnya<br />

tidak ada dalam PKPU Nomor 12 Tahun <strong>201</strong>5,<br />

yang mengatur penundaan pilkada ke jadwal<br />

berikutnya.<br />

Langkah awalnya, menurut komisioner KPU,<br />

Hadar Nafis Gumay, akan ada perubahan<br />

jadwal verifikasi. Misalnya jadwal verifikasi kesehatan<br />

dipadatkan sehingga tahapan pilkada<br />

tetap berjalan sesuai dengan jadwal.<br />

“Drafnya sudah final, nanti akan kami kirim<br />

ke Komisi II DPR untuk konsultasi. Selanjutnya<br />

akan kami (lakukan) uji publik,” kata Hadar di<br />

gedung KPU, Kamis, 1 Oktober lalu.<br />

Meski akan ada PKPU baru, aturan main<br />

pilkada serentak akan menggunakan rumusan<br />

sebelumnya, seperti soal kampanye dan<br />

lain-lain. Hal yang membedakan jika calonnya<br />

tunggal adalah agenda debat, yang menjadi<br />

model tanya-jawab dari panelis. “Ini sedang<br />

disusun,” ujarnya.<br />

Sedangkan mengenai model surat suara untuk<br />

calon tunggal masih ada beberapa alternatif.<br />

Alternatif tersebut antara lain dilengkapi foto<br />

calon dengan kolom pilihan “Ya” atau “Tidak”.<br />

Atau tidak memakai gambar di surat suara,<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Warga memberi dukungan<br />

dengan mengumpulkan KTP<br />

untuk Gubernur DKI Basuki<br />

Tjahaja Purnama atau Ahok,<br />

yang akan maju dalam<br />

pilkada DKI <strong>201</strong>7 sebagai<br />

calon perseorangan, di<br />

salah satu posko Teman<br />

Ahok di Mal Ambasador,<br />

Jakarta, Juli lalu.<br />

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />

tapi cukup dengan kolom pilihan “Setuju” atau<br />

“Tidak”. “Kami akan buat simulasi beberapa<br />

model surat suara itu,” tutur Hadar.<br />

Analis politik dari Cyrus Network, Hasan<br />

Nasbi, mengapresiasi putusan MK soal calon<br />

tunggal. Ia menilai MK telah mempertimbangkan<br />

mudarat bagi masyarakat apabila pilkada<br />

ditunda. Ia juga menganggap pola “referendum”<br />

untuk pilkada bercalon tunggal lebih<br />

memudahkan KPU daerah setempat. Metode<br />

itu justru membuat komisi tidak ribet mengatur<br />

kampanye dan alat peraga.<br />

“Ini jauh lebih simpel. Tidak ada sosialisasi<br />

kampanye damai dan nomor urut,” ucapnya<br />

saat dihubungi terpisah.<br />

Selain itu, Hasan memprediksi putusan<br />

MK tersebut membuka peluang munculnya<br />

lebih banyak calon perseorangan (nonpartai)<br />

di sejumlah daerah. Apalagi, selain soal calon<br />

tunggal, pada saat yang sama Mahkamah memutuskan<br />

soal calon perseorangan, atau biasa<br />

disebut calon independen.<br />

Putusan itu mengubah dasar penghitungan<br />

persentase dukungan bagi calon perseorangan.<br />

Dari sebelumnya menggunakan jumlah keseluruhan<br />

penduduk di daerah menjadi jumlah<br />

penduduk yang hanya memiliki hak pilih yang<br />

tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) pada<br />

pemilihan umum sebelumnya.<br />

Putusan tersebut mengabulkan sebagian<br />

permohonan uji materi yang diajukan Fadjroel<br />

Rachman, Saut Mangatas Sinaga, dan Victor<br />

Santoso atas Pasal 41 Ayat 1 dan 2 UU Pilkada.<br />

MK menilai persentase dukungan tidak dapat<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Ketua Mahkamah Konstitusi<br />

Arief Hidayat (tengah)<br />

bersama delapan hakim<br />

konstitusi lainnya dalam<br />

sidang putusan uji materi<br />

soal calon tunggal dalam<br />

pilkada di gedung MK,<br />

Jakarta, Selasa (29/9).<br />

RENO ESNIR/ANTARA FOTO<br />

didasarkan pada jumlah penduduk karena tidak<br />

semua penduduk memiliki hak pilih.<br />

Meski demikian, putusan itu belum berlaku<br />

pada pilkada serentak <strong>201</strong>5 yang tahapannya<br />

telah berjalan, melainkan baru pada pilkada<br />

serentak gelombang kedua, Februari <strong>201</strong>7.<br />

Putusan ini tentu meringankan para calon<br />

independen, seperti Gubernur DKI Basuki<br />

Tjahaja Purnama atau Ahok, yang kabarnya<br />

tengah berancang-ancang maju lewat jalur<br />

nonpartai dalam pemilihan Gubernur Jakarta<br />

<strong>201</strong>7. Ahok atau calon perorangan lain cukup<br />

mengumpulkan dukungan KTP dari minimal<br />

532.213 penduduk, atau 7,5 persen dari jumlah<br />

DPT DKI Jakarta pada pemilu <strong>201</strong>4, yang berjumlah<br />

7.096.168.<br />

Sebelum putusan MK, calon independen<br />

harus menyerahkan dukungan minimal 750<br />

ribu fotokopi KTP atau 7,5 persen dari 10 juta<br />

penduduk Jakarta. “Mungkin calon independen<br />

pada pilkada DKI akan lebih banyak karena<br />

syaratnya lebih ringan,” kata Ketua KPU DKI<br />

Jakarta Sumarno, Kamis, 1 Oktober lalu. n<br />

DEDEN GUNAWAN, JAFFRY PRABU P, M. IQBAL, ERLIANA RIADY | DIM<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Ketua<br />

DPR Setya Novanto (kiri) dan Wakil Ketua DPR di<br />

Kantor Presiden, Jakarta, beberapa waktu lalu.<br />

ANDIKA WAHYU/ANTARA FOTO<br />

BOLA LIAR<br />

UNTUK ISTANA<br />

JEDA WAKTU SAAT MEMINTA IZIN PRESIDEN<br />

UNTUK MEMERIKSA ANGGOTA DPR<br />

DIKHAWATIRKAN MENGHAMBAT PENYIDIKAN.<br />

PROSEDUR ISTANA DIMINTA TRANSPARAN.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Majelis hakim konstitusi<br />

dalam sidang pembacaan<br />

putusan soal pemeriksaan<br />

anggota DPR yang harus<br />

melalui persetujuan<br />

presiden di gedung<br />

Mahkamah Konstitusi,<br />

Jakarta, Selasa (22/9).<br />

DOK MK<br />

SUPRIYADI Widodo Eddyono<br />

belum menyerah. Setelah putusan<br />

uji materi Pasal 245 Undang-Undang<br />

Nomor 17 Tahun <strong>201</strong>4 tentang<br />

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan<br />

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,<br />

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang ia<br />

ajukan ke Mahkamah Konstitusi, tidak seusai<br />

dengan harapan, kini ia mencari celah untuk<br />

mengajukan permohonan gugatan baru.<br />

Direktur Institute for Criminal Justice Reform<br />

itu akan kembali menggugat Pasal 245 UU Nomor<br />

17 Tahun <strong>201</strong>4 yang telah diputus lembaga<br />

penguji undang-undang tersebut. Pihaknya<br />

kini sedang merumuskan argumen kedudukan<br />

hukum (legal standing) yang tepat sebagai<br />

syarat pemohon uji materi.<br />

“(Argumennya) apakah persetujuan presiden<br />

(untuk memeriksa anggota DPR) melanggar<br />

kepentingan saya,” kata Supriyadi saat ditemui<br />

di kantornya, Rabu, 30 September lalu.<br />

Mahkamah Konstitusi pada Selasa, 22 September<br />

<strong>201</strong>5, membacakan putusan uji materi<br />

Pasal 245 UU Nomor 17 Tahun <strong>201</strong>4, atau yang<br />

lazim disebut UU MD3. Putusan uji materi<br />

bernomor 76/PUU-XII/<strong>201</strong>4 itu sebenarnya<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Anggota DPR, Adriansyah,<br />

setelah diperiksa dalam<br />

kasus dugaan suap di<br />

Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi. Untuk memeriksa<br />

anggota DPR, KPK tak perlu<br />

izin presiden.<br />

RACHMAN/DETIKCOM<br />

dijatuhkan pada 20 November <strong>201</strong>4―di era<br />

Ketua MK Hamdan Zoelva―tapi baru dibacakan<br />

sebelas bulan kemudian.<br />

Putusan tersebut mengharuskan penegak<br />

hukum meminta izin kepada presiden sebelum<br />

memeriksa anggota DPR yang diduga terlibat<br />

tindak pidana, dari sebelumnya meminta izin<br />

Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). MK<br />

menghapus frasa “persetujuan tertulis dari<br />

Mahkamah Kehormatan” dalam Pasal 245 Ayat<br />

1 dan menggantinya dengan frasa “persetujuan<br />

tertulis dari presiden”.<br />

Pasal 245 Ayat 1 kini menjadi, “Pemanggilan<br />

dan permintaan keterangan untuk penyidikan<br />

terhadap anggota DPR yang diduga melakukan<br />

tindak pidana harus mendapat persetujuan<br />

tertulis dari presiden.” Mahkamah juga menghapus<br />

dan mengganti frasa pada Pasal 224<br />

Ayat 5 seperti yang dihapus dan diganti pada<br />

Pasal 245 Ayat 1.<br />

Selain oleh Supriyadi, uji materi diajukan<br />

Perkumpulan Masyarakat Pembaharuan Peradilan<br />

Pidana. Kedua pemohon menilai Pasal<br />

245 UU MD3 bertentangan dengan Undang-<br />

Undang Dasar 1945 Pasal 24 Ayat 1, Pasal 27<br />

Ayat 1, Pasal 28-D Ayat 1, dan Pasal 28-I Ayat 2.<br />

Pasal 245 itu juga dinilai bertentangan dengan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Sidang paripurna DPR<br />

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />

prinsip negara hukum dan kekuasaan kehakiman<br />

yang merdeka (independent of judiciary).<br />

ý”Pasal 245 UU MD3 melanggar prinsip<br />

kesamaan di depan hukum karena MKD bukan<br />

institusi pengadilan,” ujar Supriyadi.<br />

Setelah putusan MK yang mengalihkan<br />

“persetujuan MKD” ke “persetujuan presiden”,<br />

kini muncul kekhawatiran baru, yakni proses<br />

penyidikan yang lebih panjang meski UU MD3<br />

diatur, persetujuan tertulis maksimal diberikan<br />

30 hari sejak permohonan izin pemeriksaan<br />

diterima.<br />

Hal lain, permintaan izin presiden biasanya<br />

dilakukan berjenjang. Penyidik Badan Reserse<br />

Kriminal Kepolisian RI, misalnya, tidak mungkin<br />

“potong kompas” meminta izin kepada presiden<br />

saat akan memeriksa anggota Dewan, melainkan<br />

harus melalui atasannya, yakni Kepala<br />

Bareskrim, dan kemudian Kepala Polri.<br />

“Itu saja (prosesnya) berapa lama? Jeda waktunya<br />

akan panjang sekali,” tuturnya.<br />

Apalagi dalam penyidikan penegak hukum<br />

harus memiliki minimal dua alat bukti. Jeda<br />

waktu yang lama itu bisa berpengaruh terhadap<br />

proses penyidikan. Bisa saja calon terperiksa<br />

menghilangkan barang bukti atau mempengaruhi<br />

saksi.<br />

“Penyidik harus benar-benar siap tempur<br />

karena mereka tahu yang dilawan DPR,” ucap<br />

Supriyadi.<br />

Peneliti Indonesian Legal Roundtable, ýErwin<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Ketua MK Arief Hidayat<br />

Peneliti Indonesian Legal<br />

Roundtable, Erwin Natosmal<br />

Oemar (kanan)<br />

ARI SAPUTRA DAN HASAN ALHABSHY /<br />

DETIKCOM<br />

Natosmal Oemar, juga menilai putusan MK<br />

tersebut janggal. Sebab, judicial review Pasal<br />

245 UU MD3 sejatinya untuk menjauhkan hak<br />

imunitas para wakil rakyat dari penegakan<br />

hukum.<br />

Namun, alih-alih membatalkan “persetujuan<br />

MKD”, Mahkamah Konstitusi tetap memberi<br />

hak imunitas itu dengan tetap mensyaratkan<br />

persetujuan dari presiden. Hal itu ia nilai bisa<br />

berimplikasi pada kekritisan Dewan terhadap<br />

presiden.<br />

“Karena dalam hal-hal tertentu presiden punya<br />

kewenangan tindak lanjut terhadap pemeriksaan<br />

anggota DPR,” kata Erwin.<br />

Ketua MK Arief Hidayat mengaku sepakat<br />

menghapus syarat persetujuan MKD dalam<br />

pemeriksaan anggota DPR lantaran berpotensi<br />

menghambat penegakan hukum. Sebab, bisa<br />

saja MKD mempersulit permintaan izin tersebut<br />

karena yang akan diperiksa berasal dari<br />

institusi yang sama, yakni DPR.<br />

“Sehingga (permintaan izin) menjadi politis<br />

dan bola liar, dan menjadi tidak terselesaikan,”<br />

ujar Arief saat ditemui di ruangannya, Senin<br />

pekan lalu.<br />

Kendati begitu, bukan berarti pemeriksaan<br />

anggota DPR tidak perlu dimintakan izin.<br />

Sebab, pemeriksaan pejabat lembaga negara<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Jaksa Agung M. Prasetyo<br />

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />

lain yang diduga terlibat tindak pidana juga<br />

memerlukan izin, yakni dari presiden. Karena<br />

itulah MK dalam putusannya tetap mensyaratkan<br />

izin presiden dalam pemeriksaan anggota<br />

DPR.<br />

“Di-compare dengan lembaga lain, memeriksa<br />

hakim MK harus seizin presiden, Ketua Badan<br />

Pemeriksa Keuangan, Hakim Agung, Gubernur<br />

Bank Indonesia, harus seizin presiden. Kalau<br />

(pemeriksaan) DPR tidak (perlu izin presiden),<br />

kita sama saja mendiskriminasi DPR,” tuturnya.<br />

Arief juga memastikan permintaan izin dari<br />

presiden diperlukan hanya jika anggota Dewan<br />

diduga terlibat tindak pidana umum, bukan<br />

pidana khusus, seperti narkotik, terorisme, dan<br />

korupsi. Sehingga Komisi Pemberantasan Korupsi<br />

bisa langsung memeriksa anggota DPR<br />

yang diduga terlibat rasuah, tanpa harus seizin<br />

presiden.<br />

“Putusan MK ini bukan untuk memperpanjang<br />

birokrasi kasus korupsi,” ucap Arief.<br />

Putusan MK terkait izin presiden ditanggapi<br />

beragam. Dari pimpinan lembaga penegak hukum,<br />

Kepala Polri Badrodin Haiti menyatakan<br />

siap melaksanakannya. Adapun Jaksa Agung<br />

M. Prasetyo menyebut kejaksaan dan Polri<br />

terikat pada putusan MK itu, berbeda dengan<br />

KPK.<br />

“Kami tidak boleh mengatakan (putusan MK)<br />

menghambat (penyidikan) atau tidak, aturan<br />

harus diikuti,” kata Prasetyo. “Kejaksaan (akan)<br />

selalu meminta izin. Tapi, kalau lebih dari 30<br />

hari (permintaan izin belum dijawab), ya tetap<br />

diproses.”<br />

Sementara itu, anggota DPR yang juga Wakil<br />

Ketua MKD, Junimart Girsang, menilai putusan<br />

Mahkamah Konstitusi melanggar asas ultra<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


NASIONAL<br />

Wakil Ketua MKD Junimart<br />

Girsang<br />

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />

petita, yaitu melebihi permintaan pemohon.<br />

Pemohon uji materi meminta kewenangan<br />

MKD memberi persetujuan dihapuskan karena<br />

melanggar kesamaan di atas hukum.<br />

“Pemohon tidak pernah meminta agar (pemeriksaan<br />

anggota DPR) harus meminta izin<br />

presiden. Tapi MK malah memindahkannya<br />

(permintaan izin) ke presiden,” ujarnya.<br />

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan<br />

itu juga menilai MK tidak konsisten.<br />

Sebab, putusan bernomor 76/PUU-XII/<strong>201</strong>4<br />

tersebut bertolak belakang dengan putusan<br />

MK terhadap uji materi UU MD3―saat itu<br />

UU Nomor 27 Tahun 2009―pada <strong>201</strong>2, yang<br />

menghapuskan syarat izin presiden dalam pemeriksaan<br />

kepala daerah.<br />

Putusan MK itu, menurut Junimart, ikut<br />

mendasari revisi UU MD3 pada <strong>201</strong>4, yang<br />

salah satu pasalnya mengatur MKD―dan<br />

bukan presiden―sebagai pemberi persetujuan<br />

pemeriksaan anggota DPR. “Pengalaman<br />

sebelumnya, setiap izin ke presiden memakan<br />

waktu lama. Ini jadi pertimbangan,” tuturnya.<br />

Faktanya, permintaan izin pemeriksaan―<br />

disebut Ketua MK sebagai “bola panas”―kini<br />

bergulir ke Istana. Presiden Joko Widodo, menurut<br />

Sekretaris Kabinet Pramono Anung, berjanji<br />

akan mempermudah izin tersebut dengan<br />

membuat prosedur sederhana.<br />

Mengenai hal ini, Supriyadi Widodo kembali<br />

melontarkan saran. Prosedur tersebut hendaknya<br />

transparan dan memiliki prosedur operasi<br />

standar yang sama. “Mau (pemeriksaan) anggota<br />

(Fraksi) PDI Perjuangan, Golkar, NasDem,<br />

Gerindra, atau lainnya, harus sama,” ucapnya. n<br />

JAFFRY PRABU PRAKOSO, AYUNDA WINDYASTUTI S. | DIM<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


HUKUM<br />

GERAK SENAM<br />

JADI SENGKETA<br />

PENETAPAN TERSANGKA MINATI ATMANEGARA<br />

DALAM KASUS PELANGGARAN HAK CIPTA<br />

GERAKAN SENAM DINILAI TAK BERDASAR. ROY<br />

TOBING SIAP MEMBEBERKAN BUKTI.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


HUKUM<br />

KOREOGRAFER Roy Yulius Tobing<br />

dan selebritas Minati Atmanegara<br />

kini dalam posisi “berhadapan”.<br />

Bukan untuk adu pamer gerakan<br />

senam, aktivitas yang digeluti kedua figur itu.<br />

Sebaliknya, mereka kini berhadapan di muka<br />

hukum setelah sama-sama melaporkan ke<br />

polisi.<br />

Minati melaporkan Roy ke Markas Besar<br />

Kepolisian RI dengan tuduhan menebar fitnah<br />

dan melakukan pencemaran nama baik. Pasal<br />

yang akan dijeratkan adalah 310 dan 311 Kitab<br />

Undang-Undang Hukum Pidana juncto Pasal<br />

27 UU Informasi dan Transaksi Elektronik,<br />

dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun<br />

penjara.<br />

Laporan Minati dilayangkan 21 September<br />

lalu, sebagai respons atas tindakan Roy, yang<br />

lebih dulu mengadukan Minati atas dugaan<br />

pelanggaran hak cipta gerakan senam miliknya.<br />

Laporan Roy ke Kepolisian Daerah Metro Jaya<br />

dilayangkan hampir setahun lalu, tepatnya 17<br />

Artis senior Minati Atmanegara<br />

saat melaporkan Roy Tobing<br />

ke Bareskrim Mabes Polri,<br />

Senin (21/9).<br />

NOEL/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


HUKUM<br />

I bilang, ‘Saya kan<br />

tahu itu semua<br />

(gerakan senam) yang<br />

dipakai (di sanggar<br />

Minati) itu Bang Roy<br />

punya (karyanya).’<br />

November <strong>201</strong>4. Roy menuding artis senior itu<br />

menjiplak gerakan “The Art of Body Language<br />

Exercise” ciptaannya dalam laporan bernomor<br />

LP/4052/XI/<strong>201</strong>4/PMJ/Dit Reskrimsus tersebut.<br />

Namun, meski akhir tahun lalu sempat<br />

mencuat ke publik, kasus itu seakan<br />

tenggelam selama beberapa<br />

bulan. Kemudian Roy bersama<br />

pengacaranya, Benny Joesoef,<br />

pada awal September <strong>201</strong>5<br />

menanyakan perkembangan<br />

laporan itu ke Polda Metro<br />

Jaya.<br />

Ternyata kasus itu<br />

sudah maju selangkah.<br />

Minati dikabarkan sudah<br />

ditetapkan sebagai tersangka.<br />

Perkembangan baru itulah yang<br />

kemudian mendorong kubu Minati<br />

balik melaporkan Roy ke polisi.<br />

Saat ditemui majalah detik di<br />

kediamannya, Jalan Bangka, Jakarta Selatan,<br />

Roy mengaku melaporkan Minati atas anjuran<br />

seorang pemilik sekolah senam “R” di bilangan<br />

Cipete, Jakarta Selatan. Bahkan pemilik sekolah<br />

senam itu bersedia membiayai pengacara<br />

untuk melaporkan dugaan pelanggaran hak<br />

cipta tersebut.<br />

Roy mengisahkan, awal November tahun lalu,<br />

istri pemilik sekolah senam itu menemuinya<br />

untuk curhat bahwa mereka tengah menghadapi<br />

laporan Minati ke kepolisian. Wanita itu<br />

ditemani I, instruktur senam di sanggar R. I tak<br />

lain adalah bekas murid Roy, yang juga pernah<br />

bekerja di sanggar senam Minati.<br />

Nah, saat itulah I mengadu kepada Roy bahwa<br />

gerakan senam yang diajarkan di sanggar<br />

senam milik Minati adalah gerakan yang pernah<br />

ia pelajari dari Roy. “I bilang, ‘Saya kan tahu itu<br />

semua (gerakan senam) yang dipakai (di sanggar<br />

Minati) itu Bang Roy punya (karyanya),’” kata<br />

Roy, Kamis, 17 September lalu.<br />

Saat bekerja di salah satu studio senam milik<br />

Minati, instruktur itu juga harus menandatangani<br />

perjanjian, seperti tidak boleh menyebarluaskan<br />

gerakan senam tersebut.<br />

Roy pun melakukan penilaian terhadap<br />

gerakan senam yang disebut I diklaim Minati<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


HUKUM<br />

Koreografer Roy Tobing, yang<br />

juga disebut sebagai "maestro"<br />

senam<br />

ADITYA MARDIASTUTI/DETIKCOM<br />

sebagai ciptaannya. Hasilnya, gerakan itu<br />

ternyata body language temuan Roy, yang ia<br />

ajarkan sejak 1990 dengan membuka sebuah<br />

kelas senam di rumahnya.<br />

Karya cipta itu sejak 2000 didaftarkan oleh<br />

Roy ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual<br />

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia<br />

(dulu bernama Ditjen HAKI) dengan nomor<br />

020923. Setelah meyakini Minati telah menjiplak<br />

hasil karyanya, Roy pun melaporkan artis<br />

pemeran film Lara Jonggrang (1983) tersebut ke<br />

polisi.<br />

Namun laporan itu rupanya tak berjalan<br />

mulus. Belakangan, sang pemilik sekolah senam<br />

R, yang awalnya mendukung Roy, pada Juni-Juli<br />

<strong>201</strong>5 justru balik badan untuk memihak Minati.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


HUKUM<br />

Kuasa hukum Minati,<br />

Razman Arif Nasution<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

Bahkan, melalui pesan singkat ponsel, orang itu<br />

meminta Roy mencabut laporannya di Polda.<br />

Roy menduga pemilik sekolah senam R itu<br />

mundur lantaran takut istrinya masuk penjara<br />

setelah dilaporkan Minati ke polisi. “Saya<br />

ditinggalkan,” ujar Roy, yang kini aktif dalam<br />

kegiatan sosial dan keagamaan.<br />

Untung saja Benny Joesoef, pengacara Roy,<br />

bersedia melanjutkan laporan tersebut meski<br />

tanpa penyandang dana. Bahkan, menurut<br />

Roy, sang pengacara tidak minta bayaran atas<br />

jasanya. “Enggak apa-apa, Bang, saya yang akan<br />

menanggung,” tutur Roy, menirukan ucapan<br />

Benny.<br />

Laporan Roy kini juga mendapatkan<br />

perlawanan sengit. Minati Atmanegara<br />

membantah tudingan menjiplak gerakan senam<br />

Roy Tobing. Minati juga mengaku punya bukti<br />

kuat, gaya senam yang ia ajarkan di studionya<br />

merupakan karyanya sendiri.<br />

“Saya punya surat dari (Ditjen) HAKI (Hak<br />

Kekayaan Intelektual) bahwa senam saya dengan<br />

Roy Tobing berbeda. Surat itu dikeluarkan 26<br />

Februari <strong>201</strong>5,” ucap perempuan berusia 56<br />

tahun itu saat menggelar jumpa pers di Jakarta.<br />

Kuasa hukum Minati, Razman Arif Nasution,<br />

mengatakan gaya senam Minati bernama body<br />

performance, berbeda dengan gerakan body<br />

language ciptaan Roy. Dalam body performance,<br />

ada teori pernapasan dan beberapa gerakan<br />

berbeda. Sedangkan karya senam Roy dikatakan<br />

Razman merupakan gerakan universal, yang<br />

bisa dilakukan semua orang.<br />

“Kalau gerakan Mbak Minati itu ada teorinya.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


HUKUM<br />

Minati didampingi<br />

pengacaranya, Razman Arif,<br />

memberi keterangan setelah<br />

melaporkan Roy Tobing.<br />

NOEL/DETIKCOM<br />

Teori itulah yang diinstrumenkan dalam praktek,<br />

sedangkan (gerakan) Roy Tobing itu lebih pada<br />

aspek universal, semua orang bisa,” ujar Razman<br />

ketika dihubungi via telepon.<br />

Karena itu, ia menilai laporan Roy tak berdasar.<br />

Tuduhan menjiplak gerakan senam sangat<br />

merugikan kliennya, yang kini memiliki sejumlah<br />

sanggar senam di Jakarta dan Bandung. Hal<br />

inilah yang mendasari pihaknya melaporkan<br />

balik Roy ke polisi.<br />

Razman juga meminta penyidik Direktorat<br />

Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya<br />

segera melakukan gelar perkara agar kasus<br />

pelanggaran hak cipta yang menjerat kliennya<br />

terang-benderang. Begitu juga dengan<br />

penetapan status tersangka untuk Minati yang,<br />

menurutnya, banyak kejanggalan.<br />

“Kalau Polda memaksakan status tersangka<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


HUKUM<br />

Kepala Bidang Humas<br />

Polda Metro Jaya<br />

Komisaris Besar<br />

Muhammad Iqbal<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />

ini dilanjutkan, saya akan minta upaya hukum<br />

lain, termasuk praperadilan Polri,” ujar Razman<br />

mengancam.<br />

Razman juga membenarkan Minati pernah<br />

melaporkan istri pemilik sanggar senam R<br />

ke polisi lantaran diduga mempengaruhi<br />

instruktur yang bekerja di sanggar Minati dan<br />

beberapa siswanya agar pindah ke tempatnya.<br />

“Oleh Mbak Minati, itu dianggap teror,”<br />

tuturnya.<br />

Laporan di Kepolisian Resor Jakarta Selatan<br />

itu sempat berlanjut hingga penetapan terlapor<br />

sebagai tersangka. Namun, belakangan, Minati<br />

mencabut laporan tersebut.<br />

Pemilik sekolah senam R yang kini sudah<br />

ditutup itu kini malah berpihak di kubu Minati<br />

dan akan balik melaporkan I, yang pernah<br />

menjadi asisten Minati selama 10 tahun. Razman<br />

menduga I-lah yang mempengaruhi pendirian<br />

pemilik studio R. Murid Roy Tobing itu juga<br />

dituding sebagai aktor di balik “keributan” Roy<br />

dan Minati Atmanegara.<br />

Secara terpisah, Kepala Bidang Humas<br />

Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad<br />

Iqbal menyebut laporan dugaan pelanggaran<br />

hak cipta dengan terlapor Minati Atmanegara<br />

masih berjalan. Namun semua saksi sudah<br />

diperiksa sehingga tinggal dilakukan gelar<br />

perkara.<br />

“Penyidik Dit Reskrimsus tengah finishing,”<br />

ucapnya pekan lalu.<br />

Mengenai status Minati, pernyataan Iqbal<br />

berbeda dengan informasi yang diterima pihak<br />

Roy maupun Minati. Artis senior itu, menurut<br />

Iqbal, masih berstatus saksi. Untuk menetapkan<br />

seseorang sebagai tersangka, dibutuhkan<br />

minimal dua alat bukti. “Saat ini Minati belum<br />

tersangka,” kata Iqbal.<br />

Kendati demikian, Roy Tobing tetap optimistis<br />

laporannya akan terus ditindaklanjuti. Apalagi ia<br />

memiliki bukti-bukti, salah satunya video senam<br />

Minati saat bermain dalam film Quickie Express,<br />

yang ditayangkan 2007. Di situ, kata Roy, ada<br />

11 gerakan hasil karyanya. Dan perseteruan<br />

dua pencipta gerakan senam itu masih akan<br />

berlanjut. ■ ADITYA MARDIASTUTI | DEDEN GUNAWAN<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


CRIME STORY<br />

DI BALIK KISAH JASAD<br />

DI TAMAN-BAGIAN II (SELESAI)<br />

FOTO SELFIE<br />

DI MALAM<br />

JAHANAM<br />

KELUARGA YAKIN PEMBUNUHAN<br />

NURJANAH SUDAH TERENCANA.<br />

KORBAN DIKENAL SEBAGAI<br />

SOSOK PENYAYANG.<br />

ILUSTRASI: DESI RISMAYANTI & EDI WAHYONO<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


CRIME STORY<br />

SENIN, 31 Agustus <strong>201</strong>5. Kehidupan<br />

rumah tangga Nurdin dan Nurjanah<br />

awalnya berjalan seperti biasa. Rutinitas<br />

dilakukan dari pagi hingga larut<br />

malam. Setelah menjalankan aktivitas masingmasing,<br />

pasangan suami-istri yang sama-sama<br />

bekerja itu pun bersiap menuju ke peraduan.<br />

Saat itu waktu hampir menunjukkan pukul<br />

21.30 WIB. Nurdin menjalankan salat, sementara<br />

Nurjanah, atau yang akrab disapa Nungki,<br />

melakukan aktivitas “kecil” seusai mandi.<br />

Perempuan berusia 32 tahun itu asyik berfoto<br />

selfie dengan hanya mengenakan handuk berwarna<br />

biru yang dibebat ke tubuhnya.<br />

Melihat Nurjanah bergaya bak model dan<br />

memotret diri sendiri mengenakan telepon<br />

seluler, hati Nurdin rupanya terusik. Ia lantas<br />

menegurnya. Nurdin, yang berusia 43 tahun,<br />

meminta istrinya berhati-hati. Sebab, bisa saja<br />

foto selfie itu disalahgunakan orang lain.<br />

Teguran itu juga didasari rasa cemburu yang<br />

sudah lama ia pendam. Nurdin mengaku kerap<br />

melihat istrinya tersenyum-senyum sendiri saat<br />

berkomunikasi lewat BlackBerry Messenger. Ia<br />

curiga Nungki saat itu sedang chatting dengan<br />

pria lain, yang ia duga sebagai pasangan<br />

selingkuhnya.<br />

Namun rupanya Nungki tak terima ditegur<br />

suami karena berfoto selfie. Ia malah mengeluarkan<br />

kata-kata yang diklaim Nurdin telah<br />

menyakiti hatinya. “Kenapa, enggak suka? Lihat<br />

aja, gua mau kabur sama dia (pria lain),” kata<br />

Nurdin, menirukan ucapan istrinya tersebut<br />

saat ditemui majalah detik di kantor Kepoli-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


CRIME STORY<br />

Kenapa, enggak suka? Lihat aja,<br />

gua mau kabur sama dia (pria lain).<br />

sian Sektor Gunung Putri, Kabupaten Bogor,<br />

Jawa Barat, beberapa waktu lalu.<br />

Nurdin, yang masih mengenakan kain sarung<br />

seusai salat, saat itu mencoba bersabar. Tapi,<br />

saat di kamar mandi, hatinya semakin galau<br />

memikirkan ucapan istrinya. Cukup lama ia<br />

berada di peturasan, sembari menghabiskan<br />

empat batang rokok, sebelum akhirnya menghabisi<br />

nyawa Nungki.<br />

Emosinya memuncak. Begitu keluar dari<br />

kamar mandi, Nurdin<br />

menghampiri dan<br />

mencekik istrinya di<br />

atas ranjang. Selama<br />

hampir 15 menit ia mencekik leher Nungki.<br />

Perlawanan wanita yang telah ia nikahi tujuh<br />

tahun itu seperti tak ada artinya. Perlahan-lahan<br />

ia lemas dan tewas.<br />

Setelah memastikan istrinya tak bernyawa,<br />

Nurdin sempat membiarkan mayat Nungki<br />

sekitar 5 jam. Jasad yang sudah dimasukkan ke<br />

dalam karung besar itu ia biarkan tergeletak<br />

di kamar. Nurdin tak ingin aksinya di “malam<br />

jahanam” itu diketahui putri sulung dari istri<br />

pertamanya, yang juga tinggal di rumah<br />

pasangan tersebut di Jalan Matador, Kelurahan<br />

Jatirangga, Kecamatan Pondok Gede, Kota<br />

Bekasi, Jawa Barat.<br />

Baru setelah hari berganti, atau Selasa, 1<br />

September <strong>201</strong>5, dini hari, ia memutuskan<br />

membuang jasad Nungki. Pukul 02.00 WIB,<br />

Nurdin keluar dari rumah membawa mayat<br />

yang sudah terbungkus karung menggunakan<br />

sepeda motor Honda Beat berwarna oranye<br />

bernomor polisi B-3474-KSK.<br />

Korban “didudukkan” menghadap belakang<br />

di antara jok dan setang, sementara kakinya<br />

diikat tali karet pada pijakan kaki (footstep)<br />

bagian belakang. Tali karet itu masih terikat di<br />

salah satu kaki Nurjanah saat jasadnya ditemukan<br />

petugas kebersihan Kota Wisata, Kecamatan<br />

Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Selasa<br />

paginya (baca "Di Balik Kisah Jasad di Taman"<br />

bagian I, di majalah detik edisi 200).<br />

Sebelum dibuang di taman perumahan<br />

tersebut, korban sempat akan digeletakkan di<br />

pinggir jalan raya Cileungsi agar mudah ditemukan<br />

orang. Namun Nurdin akhirnya berubah<br />

pikiran dan mengarahkan sepeda motornya ke<br />

Kota Wisata.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


CRIME STORY<br />

Warga Jalan Matador, Saih, mengaku tidak pernah<br />

mendengar percekcokan di rumah tetangga<br />

dekatnya itu. Para tetangga baru tahu ada masalah<br />

antara Nurdin dan Nurjanah setelah pembunuhan<br />

terungkap. Warga cuma mendengar informasi<br />

sepintas mengenai penyebab cekcok yang berujung<br />

pada kematian Nungki.<br />

“Awalnya masalah HP bunyi, lalu yang angkat<br />

ceweknya (Nurjanah), kedengaran suara<br />

laki-laki, di situ dia (Nurdin) cemburu,” ujar pria<br />

berusia 45 tahun itu.<br />

Senada, Tajudin, 50 tahun, juga tak menyangka<br />

Nurdin tega menghabisi nyawa istrinya. Apalagi<br />

Nurdin, yang baru setahun bekerja sebagai<br />

pengemudi di sebuah perusahaan konsultan di<br />

Gunung Putri, tak pernah mengeluhkan soal<br />

rumah tangganya. Nurdin, yang sudah tiga<br />

tahun tinggal di tempat itu, juga dikenal aktif<br />

ikut kerja bakti dan arisan warga.<br />

Dua hari setelah jasad yang diduga sebagai<br />

Nurjanah ditemukan, kabar itu pun menyebar<br />

cepat di kalangan warga Jalan Matador. Seba-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


CRIME STORY<br />

Kita tidak curiga karena<br />

memang mereka terlihat akurakur<br />

aja.<br />

gai ketua RT, Tajudin berinisiatif menanyakannya<br />

kepada Nurdin. Namun kala itu Nurdin<br />

bilang istrinya sedang pergi ke Malang, Jawa<br />

Timur.<br />

“Kami tidak curiga karena memang mereka<br />

terlihat akur-akur aja,” tutur Tajudin saat ditemui<br />

secara terpisah.<br />

Namun versi berbeda soal sosok Nurdin diungkap<br />

Ahmad Nurfani, 36 tahun. Suami Ria<br />

Nuryati, adik kandung Nurjanah, itu mengaku<br />

pernah mendapat cerita bahwa Nurdin<br />

memang temperamental.<br />

Ia menduga sifat itu yang<br />

membuat kakak iparnya ingin<br />

bercerai.<br />

Paman Nurjanah, Solikhin,<br />

55 tahun, membenarkan cerita itu. Diakui Solikhin,<br />

hubungan keponakannya dengan sang<br />

suami memang sedang tidak harmonis. Bahkan<br />

anak perempuan Nurdin dari istri pertama ikut<br />

melerai jika pasangan itu bertengkar.<br />

Tidak seperti pengakuan pelaku bahwa,<br />

setelah membantai, ia sempat berupaya<br />

menyembunyikan aksinya dari anak perempuannya,<br />

Solikhin punya keterangan berbeda.<br />

Nurdin ternyata telah meminta putri<br />

sulungnya itu menginap di rumah neneknya<br />

di Bandung, Jawa Barat. Hal ini diketahui<br />

karena Nurdin sendiri bilang bahwa si sulung<br />

“diungsikan” ke Kota Kembang karena ia ada<br />

urusan keluarga.<br />

“Tidak lama malam harinya keponakan saya<br />

dihabisi pelaku,” ucap Solikhin.<br />

Juga tak seperti versi Nurdin, yang kerap<br />

mengumbar hal negatif soal Nurjanah, Ria Nuryati,<br />

28 tahun, menyebut kakaknya adalah sosok<br />

penyayang. Kendati tidak punya keturunan<br />

dari dua kali pernikahannya, Nurjanah sangat<br />

menyayangi anak-anak. Sifat itu ia curahkan<br />

kepada para keponakannya, sampai mereka<br />

memanggilnya “Bunda”.<br />

Mengenai masalah antara Nurjanah dan<br />

Nurdin, Ria mengaku tidak tahu karena Nurjanah<br />

tidak pernah curhat soal itu. Kendati<br />

begitu, Ria pernah mendengar dari tetangga<br />

Nurjanah bahwa kakaknya tersebut pernah<br />

dipukul Nurdin hingga terpaksa bersembunyi<br />

di rumah salah satu warga.<br />

“Tapi (setelah itu) akur lagi, enggak cekcok<br />

lagi. Memang begitu rumah tangganya,” kata<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


CRIME STORY<br />

Ria saat ditemui pertengahan September lalu.<br />

Pertemuan terakhir Ria dengan Nurjanah<br />

adalah saat sang kakak membayar paket arisan<br />

Lebaran ke rumahnya, di kawasan Jatirade,<br />

Jatisampurna, Bekasi. Saat itu Nurjanah, yang<br />

sempat memberi uang jajan kepada keponakannya,<br />

tampak diantar Nurdin.<br />

“Terakhir ketemu malam Selasa (1 September<br />

<strong>201</strong>5), itu sebelum almarhumah dihabisi pelaku,”<br />

ujar dia.<br />

Keluarga besar Nurjanah meyakini pembunuhan<br />

itu telah direncanakan matang, bukan<br />

spontan seperti pengakuan Nurdin kepada<br />

polisi. “Kalau spontan, kan dicekik aja, enggak<br />

perlu dianiaya sampai parah begitu,” tutur Ria.<br />

Kini mereka hanya berharap pelaku dijatuhi<br />

hukuman setimpal. ■<br />

FARHAN (BOGOR), EDWARD FEBRIYATRI KUSUMA | M. RIZAL<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

AIKO KURASAWA:<br />

AKUI<br />

PEMBANTAIAN,<br />

BARU<br />

REKONSILIASI<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

JEPANG SANGAT MENGAGUMI NASIONALISME BUNG KARNO, TAPI BERUBAH<br />

JADI PASIF PASCA-G-30-S 1965. PERNAH MENAWARKAN SUAKA POLITIK<br />

KEPADA BUNG KARNO?<br />

DAKARTA, bagi Aiko Kurasawa, sudah seperti<br />

kampung halamannya yang kedua. Sejak 1972<br />

hingga sekarang, di usia menginjak 68 tahun,<br />

profesor emeritus dari Universitas Keio itu<br />

rutin bolak-balik Tokyo-Jakarta. Baik untuk riset<br />

maupun sekadar menikmati suasana kampung<br />

di pinggiran Sungai Ciliwung, Lenteng Agung,<br />

Jakarta Selatan. Ia pernah dua tahun tinggal di<br />

kawasan elite Permata Hijau, tapi kemudian<br />

merasa lebih nyaman di Lenteng. “Sejak 1997,<br />

saya tinggal di sini. Kedua anak saya tumbuh<br />

dan besar di rumah ini,” kata Aiko tentang<br />

rumahnya yang berdiri di atas lahan seluas<br />

1.300 meter persegi itu.<br />

Di awal kariernya sebagai akademisi, ia<br />

sempat dimusuhi orang-orang tua di Jepang.<br />

Disertasinya tentang pendudukan Jepang di<br />

tanah Jawa, yang mengantarnya meraih PhD<br />

dengan yudisium cum laude dari Universitas<br />

Cornell pada 1988, dianggap banyak<br />

mengumbar aib tentara Jepang dan lebih<br />

berpihak kepada Indonesia. Disertasi yang<br />

ia tulis selama 20 tahun itu telah diterbitkan<br />

dalam bahasa Indonesia oleh Grasindo (1993)<br />

dan Komunitas Bambu (Januari <strong>201</strong>5).<br />

Salah satu yang membuatnya mendalami<br />

tentang Indonesia adalah Tragedi 30<br />

September. Aiko, yang kala itu baru lulus<br />

SMA, tak mengira Bung Karno, yang sangat<br />

dicintai mayoritas orang Jepang, tiba-tiba<br />

jatuh. Padahal Bung Karno terlihat kuat dan<br />

pengaruhnya besar sekali. “Apa masalahnya...<br />

ini yang mendorong saya mempelajari<br />

Indonesia,” kata Aiko.<br />

Beberapa jam sebelum terbang kembali ke<br />

Tokyo, Aiko menerima majalah detik untuk<br />

membahas seputar G-30-S dari perspektif<br />

Jepang. Berikut ini petikannya.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

interpretasinya. Jadi peneliti Jepang ratarata<br />

menghindari memberi interpretasi yang<br />

jelas. Saya sendiri belum berani memberi<br />

keputusan.<br />

Video<br />

Terkait G-30-S, selain merupakan aksi<br />

sepihak PKI, ada yang menyebutnya<br />

sebagai buatan CIA dan konflik internal<br />

AD. Kalau versi Jepang?<br />

Boleh dikatakan tidak ada. Tidak ada yang<br />

secara jelas mengekspresikan salah satu<br />

Jadi Jepang baru mengerti setelah para<br />

jenderal diculik?<br />

Dalam arsip-arsip di Departemen Luar<br />

Negeri Jepang sama sekali tidak menyinggung<br />

aksi sepihak. Mungkin ada, tapi belum dibuka.<br />

Saya tidak tahu. Tapi arsip yang saya baca<br />

sama sekali tidak menyinggung aksi sepihak<br />

itu.<br />

Tapi Jepang memantau konflik antara<br />

komunis dan tentara sebelum peristiwa<br />

G-30-S?<br />

Kalau soal persaingan antara Angkatan<br />

Darat dan PKI, pemerintah Jepang mengerti.<br />

Itu politik di tingkat pusat. Jepang memantau.<br />

Tapi boleh dikatakan pemerintah Jepang tidak<br />

terlalu mengerti situasi di daerah.<br />

Setelah meletusnya peristiwa G-30-S?<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

Di Jepang, ada<br />

kubu yang tetap<br />

bersimpati pada<br />

Sukarno, yang<br />

diwakili Duta Besar<br />

Jepang Saito. Kubu<br />

kedua, kalangan<br />

businessman,<br />

bersikap sebaliknya.<br />

DIDIK DWI HARYANTO/DETIK TV<br />

Semula Jepang merasa yakin Sukarno<br />

mampu mengendalikan kaum komunis.<br />

Tapi, sekitar Oktober atau November 1965,<br />

Sukarno kelihatan sangat lemah dan tidak<br />

bisa mengendalikan baik tentara maupun<br />

kaum komunis. Sukarno tidak bisa mencegah<br />

pembantaian. Karena itu, Jepang sedikit demi<br />

sedikit mengambil jarak dengan Sukarno.<br />

Mengambil posisi diam, wait and see. Tidak<br />

berbuat apa-apa. Pasif.<br />

Memang di Jepang ada kubu yang tetap<br />

bersimpati pada Sukarno, yang diwakili Duta<br />

Besar Jepang Saito. Dia teman lama Bung<br />

Karno pada zaman Jepang bekerja sama di<br />

Gunseikanbu. Keduanya berteman akrab.<br />

Meski begitu, pada pertengahan atau akhir<br />

November, dia juga terpaksa mengambil<br />

keputusan pemerintah. Sebab, Sukarno tidak<br />

bisa mengikuti realitas politik. Masih ingin<br />

membela PKI dan mengatakan CIA berada di<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

Presiden Jokowi bersama Ibu<br />

Negara Iriana mengunjungi<br />

sumur tempat pembuangan<br />

jenazah para jenderal<br />

Angkatan Darat.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

belakang peristiwa tersebut. Ini tidak sesuai lagi<br />

dengan perkembangan politik pada waktu itu.<br />

Dubes Saito juga mulai menyadari demikian.<br />

Kubu kedua memang agak keras pada Bung<br />

Karno, tapi tidak berani mengatakannya<br />

karena mainstream mendukung Bung Karno.<br />

Beberapa businessman ada di kubu ini. Mereka<br />

ada yang mendorong pemberontakan PRRI.<br />

Apa karena mereka merasa bisnisnya<br />

terancam Sukarno?<br />

Jepang tidak mempunyai kepentingan<br />

bisnis yang banyak di Indonesia pada waktu<br />

itu. Belum menanam modal. Beda dengan<br />

Amerika dan Inggris yang, sebelum Indonesia<br />

merdeka, sudah ada pertambangan. Kekayaan<br />

Jepang semua sudah diambil saat Jepang<br />

menyerah kepada Sekutu. Waktu itu, semua<br />

kekayaan dan perusahaan yang terkait Jepang<br />

di Indonesia direbut kembali oleh Belanda.<br />

Jadi Jepang sudah tidak punya apa-apa di<br />

Indonesia. Beda dengan Amerika dan Inggris,<br />

yang selalu khawatir perusahaan mereka akan<br />

diambil alih oleh Bung Karno.<br />

Bagaimana posisi Sukarno di mata<br />

pemerintah Jepang sebelum G-30-S?<br />

Boleh dikatakan hubungan antara Jepang<br />

dan Bung Karno itu sangat baik. Negara<br />

Barat banyak yang khawatir pada Bung<br />

Karno karena dinilai terlalu “kiri” dan terlalu<br />

ekstrem. Tetapi Jepang tidak begitu khawatir<br />

kepada Bung Karno. Jepang membedakan<br />

komunisme dengan nasionalisme. Sukarno<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

pun dinilai masih mampu mengendalikan<br />

Partai Komunis Indonesia. Mungkin bisa<br />

dikatakan Jepang menaruh simpati pada<br />

nasionalisme Sukarno.<br />

Saat Dewi datang ke Jepang pada Januari 1966,<br />

di media ada isu, mungkin Bung Karno akan ikut.<br />

Kalau Bung Karno meminta, saya kira Jepang<br />

akan menerima.<br />

DIDIK DWI HARYANTO/DETIK TV<br />

Setelah Perang Dunia II, kan Jepang dalam<br />

pengawasan Amerika. Kedekatan dengan<br />

Sukarno tak menjadi masalah?<br />

Posisi Jepang dengan Amerika memang<br />

berbeda terhadap Indonesia. Padahal, kalau<br />

hal lain, hampir sehaluan. Artinya, Jepang<br />

bersimpati ke Sukarno tapi Amerika tidak<br />

suka. Namun Amerika membiarkan posisi<br />

Jepang seperti itu. Karena mereka ingin<br />

memanfaatkan posisi Jepang. Melalui Jepang,<br />

Amerika bisa mendapatkan informasi. Kadangkadang<br />

kalau ingin menyampaikan sesuatu<br />

pada Indonesia bisa melalui Jepang. Jadi Jepang<br />

boleh dikatakan dimanfaatkan.<br />

Ketika Bung Karno dikucilkan Soeharto,<br />

ada upaya dari Jepang untuk meringankan<br />

beban Sukarno?<br />

Tidak. Justru karena itu Dewi kecewa pada<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

Sukarno, tapi tidak suka pada komunis. Kalau<br />

komunis hancur, Jepang juga senang.<br />

Aiko Kurasawa bersama<br />

Ketua Umum PDI Perjuangan<br />

Megawati di Jalan Kebagusan,<br />

Jakarta, beberapa tahun silam<br />

DOK. PRIBADI<br />

Jepang. Sebelumnya, hubungan dengan Bung<br />

Karno sangat baik, lalu sikap Jepang menjadi<br />

terlalu dingin. Membiarkan Bung Karno<br />

dikucilkan.<br />

Selain pengaruh tekanan Amerika dan<br />

Inggris, apa yang menyebabkan Jepang<br />

seperti itu?<br />

Sudah jelas, Jepang sendiri itu negara<br />

antikomunis. Meskipun bersimpati pada<br />

Benarkah Jepang pernah menawarkan<br />

suaka kepada Bung Karno?<br />

Dalam arsip Deplu tidak ada buktinya. Tapi<br />

saya pernah dengar dari seorang mantan<br />

menteri Bung Karno, namanya Setiadi. Dia<br />

menteri kelistrikan pro-Sukarno. Setiadi pernah<br />

dikirim ke Jepang sekitar Oktober-November.<br />

Menurut Setiadi, pemerintah Jepang,<br />

meskipun tidak secara resmi, menanyakan<br />

apakah Bung Karno mau mencari suaka atau<br />

tidak. Mungkin, kalau (Bung Karno) mau,<br />

Jepang menerima. Dan ada rumor di Jepang<br />

pada waktu itu, mungkin Bung Karno mencari<br />

suaka di Jepang. Saat Dewi (Ratna Sari Dewi,<br />

perempuan Jepang yang menjadi istri Bung<br />

Karno) datang ke Jepang pada Januari 1966, di<br />

media ada isu, mungkin Bung Karno akan ikut.<br />

Kalau Bung Karno meminta, saya kira Jepang<br />

akan menerima.<br />

Seberapa signifikan peran Ratna Sari<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

Sebelum Dewi, ada perempuan lain yang<br />

jadi penghubung. Nama marganya Kanesue.<br />

Perempuan ini akhirnya bunuh diri, mungkin<br />

karena dia putus asa kalah bersaing dengan<br />

Dewi. Tapi berita tentang dia tidak terlalu<br />

diekspos.<br />

Pemasangan batu nisan<br />

pada kuburan massal korban<br />

peristiwa 1965 di Dusun<br />

Plumbon, Kelurahan Wonosari,<br />

Kecamatan Ngaliyan, Semarang,<br />

1 Juni lalu.<br />

ANGLING ADHITYA PURBAYA/DETIKCOM<br />

Dewi dalam hubungan Indonesia-Jepang?<br />

Kalau sebelum G-30-S, peranannya<br />

penting karena waktu itu perusahaan<br />

tidak ada yang menanam modal di sini<br />

tapi banyak perusahaan Jepang yang ikut<br />

proyek pampasan perang. Tapi kan tender<br />

terbuka tidak ada, hanya tergantung pada<br />

Bung Karno mana yang disenangi. Peranan<br />

Dewi penting di situ sebagai pengantar dan<br />

mendorong Bung Karno (sehingga) mungkin<br />

agak gampang mendapatkan proyek itu.<br />

Siapa yang memperkenalkan dua<br />

perempuan ini pada Sukarno?<br />

Perusahaan Jepang. Jadi perusahaanperusahaan<br />

bersaing. Siapa yang mengenalkan<br />

perempuan yang cantik dan disenangi Bung<br />

Karno, itu yang menang. Yang paling hebat<br />

waktu itu Tonichi Trading Company, satu lagi<br />

Kinoshita Trading Company. Tonichi-lah yang<br />

memperkenalkan Dewi.<br />

Ada pengaruh Dewi saat Orde Baru bagi<br />

bisnis Jepang di Indonesia?<br />

Tidak bisa lagi. Dia sudah kembali ke Jepang<br />

sekitar Oktober 1966 untuk melahirkan.<br />

Setelah itu, tidak bisa kembali ke Indonesia<br />

lagi. Dia baru kembali menjelang Bung Karno<br />

meninggal pada 1970.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

Menggunakan mediator seperti Dewi?<br />

Yang memegang peranan penting itu Adam<br />

Malik sebagai Menteri Luar Negeri. Dia punya<br />

kawan-kawan dari Jepang yang dekat. Mantan<br />

tokoh-tokoh Gunseikanbu (pemerintah<br />

militer) yang sudah kenal dengan Adam Malik<br />

punya peranan penting di Jepang.<br />

Pelajar antikomunis di<br />

Bandung, Januari 1966<br />

CO RENTMEESTER/THE LIFE PICTURE<br />

COLLECTION/GETTY IMAGES<br />

Investasi Jepang justru besar saat Orde<br />

Baru....<br />

Itu memang wajar karena ekonomi Jepang<br />

saat itu sudah cukup kuat. Jepang mencari<br />

tempat menanam modal di luar negeri. Setelah<br />

Indonesia ada UU Penanaman Modal Asing,<br />

pemerintah dan perusahaan Jepang segera<br />

mengambil tindakan.<br />

Jepang pernah menjajah dengan kejam<br />

tapi tak ada sentimen anti-Jepang<br />

ketimbang anti-Tiongkok, ya?<br />

Sentimen itu relatif lemah dibandingkan<br />

negara-negara Asia Tenggara yang lain.<br />

Pemerintah Orde Baru tidak begitu senang<br />

jika ada rasa dendam pada Jepang. Karena<br />

mereka mementingkan hubungan ekonomi.<br />

Opini masyarakat itu didorong oleh pendapat<br />

pemerintahnya. Pemerintah Indonesia<br />

sendiri tidak suka kalau Jepang dikritik. Ini<br />

perasaan saya, ya, terutama pada masa Orde<br />

Baru. Pernah dengar kasus film Romusha<br />

tahun 1972 atau 1973? Film ini sudah lulus<br />

sensor, hampir mulai tayang, tapi tiba-tiba<br />

dilarang. Waktu itu, ada rumor ada tekanan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

dari pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang<br />

sangat sensitif, walau ada sedikit kritikan,<br />

mereka tidak senang. Pemerintah Orde Baru<br />

yang sudah tahu itu agak hati-hati supaya<br />

tidak menyinggung orang Jepang.<br />

Waktu isu jugun ianfu muncul, sikap<br />

pemerintah Indonesia tidak sekeras Korea<br />

Selatan atau Filipina. Pemerintah Indonesia<br />

tidak terlalu mendukung perjuangan ibu-ibu<br />

mantan jugun ianfu.<br />

Waktu isu jugun ianfu muncul, sikap pemerintah<br />

Indonesia tidak sekeras Korea Selatan atau Filipina.<br />

Pemerintah Indonesia tidak terlalu mendukung<br />

perjuangan ibu-ibu mantan jugun ianfu.<br />

DIDIK DWI HARYANTO/DETIK TV<br />

Anda punya pendapat soal wacana<br />

rekonsiliasi yang kembali menghangat?<br />

Paling tidak, pemerintah harus mengakui<br />

dulu bahwa ada pembantaian. Tapi, untuk<br />

sementara, secara resmi tidak mengakui, kan.<br />

Tidak mungkin aparat diadili atau pembayaran<br />

kompensasi. Saya kira itu tidak realistis. Tapi,<br />

kalau mengakui adanya pelanggaran HAM,<br />

itu bisa saja. Saya rasa salah satu sebab Gus<br />

Dur digulingkan adalah dia terlalu membela<br />

PKI.<br />

Selama ini yang banyak disorot hanya<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

Aiko tengah menyampaikan<br />

paparan dalam sebuah forum<br />

akademis<br />

DOK.PRIBADI<br />

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />

korban dari pihak PKI, sebaliknya keluarga<br />

para ustad yang jadi korban PKI tidak?<br />

Soal itu, kita harus mengadakan penelitian<br />

yang benar. Aksi sepihak pun penelitiannya<br />

belum cukup. Saya juga heran mengapa<br />

seperti itu. Mestinya, kalau itu benar terjadi<br />

(kekerasan oleh PKI terhadap para ustad),<br />

rezim Soeharto mendorong untuk diadakan<br />

penelitian. Tapi tidak, kan? Maka itu, saya masih<br />

ragu. Mungkin betul ada yang dibunuh, tapi<br />

apakah secara massal, saya masih ragu. Kalau<br />

betul secara massal, pasti banyak diketahui.<br />

Apalagi negara Barat, seperti Amerika, jika<br />

ada pembantaian pada unsur Islam yang<br />

dilakukan PKI, pasti akan di-blow-up. Jadi saya<br />

tidak berani bilang ada, tapi tidak berani juga<br />

bilang tidak ada. ■<br />

PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERVIEW<br />

BIODATA<br />

NAMA: Aiko Kurasawa<br />

LAHIR: Osaka, Jepang, 26 Juni<br />

1946<br />

SUAMI: Inomata<br />

ANAK:<br />

• Hiromi<br />

• Isaka<br />

PENDIDIKAN:<br />

• Sarjana dari Fakultas Liberal<br />

Arts, Tokyo University, 1970<br />

• Master dari Tokyo University,<br />

1976<br />

• Doktor dari Cornell University,<br />

1988<br />

KARIER:<br />

• Dosen di Setsunan University,<br />

1982-1991<br />

• Asisten khusus Duta Besar<br />

Jepang di Jakarta, 1991-1993<br />

• Dosen di Nagoya University,<br />

1993-1997<br />

• Dosen di Fakultas Ekonomi<br />

Keio University, sejak 1997<br />

BUKU:<br />

• Mobilisasi dan Kontrol: Studi<br />

tentang Perubahan Sosial di<br />

Pedesaan Jawa, 1942-1945,<br />

Grasindo, 1993<br />

• Kuasa Jepang di Jawa, 1942-<br />

1945, Komunitas Bambu,<br />

Januari <strong>201</strong>5<br />

• Peristiwa 1965, Persepsi<br />

dan Sikap Jepang, Penerbit<br />

Kompas, September <strong>201</strong>5<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KOLOM<br />

KRETEK BUKAN<br />

WARISAN BUDAYA<br />

WARISAN BUDAYA HARUS MEMBERIKAN KEUNTUNGAN ATAU KEGUNAAN BAGI<br />

GENERASI MENDATANG.<br />

OLEH: PRIJO SIDIPRATOMO<br />

BIODATA<br />

NAMA:<br />

Dr Prijo Sidipratomo, SpRad<br />

TEMPAT/TANGGAL<br />

LAHIR:<br />

Jakarta, 11 Maret 1958<br />

ISTRI: Dr Diah Farida, Sp(A)<br />

BELAKANGAN ini kita mendengar adanya Rancangan Undang-Undang<br />

Kebudayaan, yang di dalam salah satu pasalnya diselipkan kretek sebagai<br />

warisan budaya bangsa. Apa definisi kretek atau rokok kretek? Rokok<br />

kretek menurut kamus Wikipedia bahasa Indonesia adalah “rokok yang<br />

menggunakan tembakau asli yang dikeringkan, dipadukan dengan saus cengkeh,<br />

dan saat diisap terdengar bunyi kretek-kretek”.<br />

Pembuatannya tidak bisa menggunakan mesin, masih memanfaatkan tangan<br />

perajin. Belakangan, berkembang menjadi industri setelah berpuluh tahun hanya<br />

merupakan industri rumah tangga.<br />

Ada upaya agar rokok ini dilestarikan menjadi warisan budaya bangsa. Apakah ini<br />

memang pantas? Kita harus mencari tahu terlebih dulu apa yang dimaksud dengan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KOLOM<br />

PENDIDIKAN<br />

l Pendidikan Dokter<br />

Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Indonesia,<br />

1977-1983<br />

l Sekolah Spesialisasi<br />

Radiologi Fakultas<br />

Kedokteran Universitas<br />

Indonesia, 1986-1989<br />

KARIER<br />

l Kepala Puskesmas<br />

Kecamatan Kapuas<br />

Tengah, Kalimantan<br />

Tengah, 1984-1986<br />

l Dokter spesialis<br />

radiologi RS Zainal<br />

Abidin, Aceh, 1989-1992<br />

l Staf pengajar<br />

Departemen Radiologi<br />

Universitas Syiah Kuala,<br />

Aceh, 1989-1992<br />

l Staf pengajar<br />

Departemen Radiologi<br />

RSCM-FKUI, 1992<br />

warisan budaya bangsa itu.<br />

Warisan budaya, menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan,<br />

Sains, dan Kebudayaan (UNESCO), didefinisikan sebagai berikut, “Cultural heritage<br />

is the legacy of physical artefacts and intangible attributes of group or society that are<br />

inherited from past generations, maintained in the present and bestowed for benefit<br />

of future generations.”<br />

Melihat dari definisi UNESCO, jelaslah bahwa suatu warisan budaya harus memberikan<br />

keuntungan atau kegunaan bagi generasi mendatang.<br />

Pelbagai rujukan di dunia kedokteran jelas menuliskan bahwa rokok memberikan<br />

dampak pada terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, berkontribusi<br />

terhadap kejadian stroke dan penyakit kanker atau keganasan pada saluran napas<br />

serta paru-paru. Seluruh penyakit tersebut memerlukan pembiayaan perawatan<br />

yang sangat mahal.<br />

Saat ini, dalam keadaan rokok, baik itu kretek maupun rokok putih, belum dilindungi<br />

undang-undang, kita sudah mempunyai data sebagaimana dilansir oleh<br />

Sonny Budiutomo dari Lembaga Demografi bahwa perokok remaja lelaki 15-19<br />

tahun sebanyak 37,3 persen, pengeluaran rumah tangga termiskin untuk rokok<br />

mencapai 13 persen, sementara untuk beras 19 persen. Membeli rokok merupakan<br />

pengeluaran terbesar dari rumah tangga miskin setelah membeli beras. Ini jauh<br />

melampaui dari kebutuhan untuk membeli telur, susu, dan protein. Angka ini konstan<br />

sejak 2003.<br />

Beban makroekonomi terkait konsumsi rokok dari penelitian Suwarta Kosen,<br />

yang dirilis pada <strong>201</strong>2, sebesar Rp 245,4 triliun ini merupakan kerugian makroekonomi<br />

sebesar 4 kali lipat dari cukai yang diterima pemerintah pada <strong>201</strong>0.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KOLOM<br />

hingga sekarang<br />

l Ketua Program<br />

Diploma Radiologi<br />

FKUI, 1997-2003<br />

l Ketua Ikatan Dokter<br />

Indonesia (IDI) Cabang<br />

Jakarta Pusat, 1994-<br />

2001<br />

l Ketua IDI Wilayah DKI<br />

Jakarta, 2001-2006<br />

l Kepala Bagian<br />

Radiologi RSCM, 2002-<br />

2004<br />

l Ketua Perhimpunan<br />

Dokter Spesialis<br />

Radiologi Indonesia,<br />

2003-2006<br />

l Wakil Dekan Bidang<br />

Nonakademik FKUI,<br />

2004-2008<br />

l Presiden IDI, 2006-2009<br />

l Ketua Umum IDI, 2009<br />

hingga sekarang<br />

Data yang dirilis Kementerian Kesehatan, 67 persen penduduk lelaki Indonesia<br />

adalah perokok. Data ini merupakan yang terbesar di dunia, sedangkan prevalensi<br />

perokok di Indonesia sebesar 34,8 persen.<br />

Data lain dari Kementerian Keuangan terkait roadmap rokok, yang menargetkan<br />

260 miliar batang pada <strong>201</strong>5, ternyata saat ini telah mencapai 362 miliar batang. Artinya,<br />

terdapat kelebihan 102 miliar batang dari target. Merujuk data-data tersebut,<br />

jelas konsumsi rokok meningkat di Indonesia.<br />

Kalau kita melihat pada bungkus rokok, jelas dituliskan betapa berbahayanya<br />

produk tersebut. Belum lagi peringatan bergambar yang juga ditampilkan pada<br />

bungkusnya. Menilik semua itu, tidak sepatutnya<br />

bila rokok kretek dianggap sebagai warisan budaya<br />

karena sama sekali tidak punya dampak keuntungannya<br />

bagi generasi selanjutnya. Sebaliknya, rokok<br />

hanya meluaskan kerugian yang harus ditanggung<br />

oleh bangsa ini ke depannya.<br />

Pada saat ini, tanpa perlindungan<br />

dari undang-undang pun<br />

produksi rokok sudah<br />

melampaui target. Tidak<br />

tanggung-tanggung, lebih<br />

dari 100 miliar batang.<br />

Bisa dibayangkan, apabila<br />

ada undang-undang yang<br />

melindungi rokok, negeri<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KOLOM<br />

l Ketua Komnas<br />

Pengendalian<br />

Tembakau, <strong>201</strong>1 hingga<br />

sekarang<br />

PRAKTEK<br />

l Rumah Sakit Cipto<br />

Mangunkusumo,<br />

Jakarta<br />

l RS Siloam Karawaci,<br />

Tangerang<br />

ORGANISASI<br />

l Ikatan Dokter Indonesia<br />

l Komnas Pengendalian<br />

Tembakau<br />

l Perhimpunan Dokter<br />

Spesialis Radiologi<br />

Indonesia<br />

ini akan menjadi surga bagi industri rokok.<br />

Ini sesuai dengan apa yang disampaikan sosiolog Imam B. Prasodjo dalam diskusi<br />

“Wujudkan Sumber Daya Manusia yang Tangguh” di Gedung Joang Jakarta<br />

pada 30 September <strong>201</strong>5 bahwa industri rokok menjadikan Indonesia sebagai surga<br />

karena di sinilah satu satunya negara yang tidak melakukan perlindungan yang<br />

wajar terhadap warganya.<br />

Jika kita rangkum, sesungguhnya rokok, baik itu rokok putih maupun kretek, sama<br />

saja, yakni produk yang mengandung racun dan bahan berbahaya, yaitu zat adiktif,<br />

yang bisa menyebabkan pemakainya kecanduan. Kerugian akibat pemakaian rokok<br />

secara kesehatan jelas sekali dan bahan rujukannya banyak.<br />

Jadi kretek tidak dapat dikategorikan sebagai warisan budaya karena secara definisi<br />

tidak cocok.<br />

Jika kita ingin melihat generasi emas bangsa Indonesia bisa merayakan kemerdekaan<br />

ke-100 pada 30 tahun lagi, sebaiknya kretek tidak tertera pada pasal RUU<br />

Kebudayaan. Begitu juga tidak perlu adanya RUU Pertembakauan, yang sama sekali<br />

tidak berpihak pada upaya membangun bangsa yang tangguh. n<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

TUMBAL<br />

DARAH<br />

SALIM<br />

‘KANCIL’<br />

SALIM “KANCIL” DIBUNUH DENGAN SANGAT SADIS.<br />

PULUHAN PREMAN MENGEROYOK PRIA KURUS ITU<br />

GARA-GARA TERUSIK OLEH PROTESNYA. SALIM MINTA<br />

PENAMBANGAN PASIR ILEGAL DIHENTIKAN.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Pegiat lingkungan yang<br />

tergabung dalam solidaritas<br />

Surabaya untuk Salim "Kancil"<br />

berunjuk rasa di Surabaya,<br />

Jawa Timur, Kamis (1/10).<br />

UMARUL FARUQ/ANTARA FOTO<br />

saya ingin berjuang kayak<br />

Pak Karno!”<br />

“Tapi wong saya tidak bisa<br />

“TIK,<br />

nulis kok ingin kayak Pak<br />

Karno.”<br />

Guyonan Salim alias Kancil atau juga dikenal<br />

sebagai Salim “Kancil” itu masih dikenang sang<br />

istri, Tijah. Hari itu Salim begitu jengkel karena<br />

merasa diperlakukan tidak adil oleh Kepala<br />

Desa Selok Awar-Awar, Hariyono.<br />

Ia ingin punya keberanian melawan<br />

penindasan itu seperti Bung Karno melawan<br />

penjajah. Salim tidak mau lagi diam atas<br />

tambang pasir yang telah merusak sawahnya,<br />

juga desanya. Salim merasa menjadi korban<br />

yang dirugikan.<br />

Desa Salim merupakan salah satu desa<br />

tambang pasir di Kecamatan Pasirian, Lumajang,<br />

Jawa Timur. Penambangan ini bermula pada<br />

1998 ketika PT Aneka Tambang (Antam)<br />

MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Situasi terakhir bekas<br />

penambangan pasir yang<br />

ditolak Salim "Kancil" (3/10)<br />

M AMINUDIN/DETIKCOM<br />

mengantongi izin usaha pertambangan<br />

eksplorasi. Tapi eksplorasi ini hanya bertahan<br />

selama 3 tahun karena tidak menghasilkan<br />

keuntungan.<br />

PT Antam lantas menutup operasi tambang.<br />

Namun mereka mengajukan permohonan izin<br />

usaha eksplorasi kembali pada 2009 karena<br />

harga jual pasir besi di pasar internasional<br />

melambung. Eksplorasi dilakukan oleh anak<br />

perusahaan PT Antam, PT Antam Resourcindo.<br />

Warga menolak keras sehingga eksplorasi ini<br />

pun urung.<br />

Namun ternyata puluhan perusahaan antre<br />

untuk melakukan eksplorasi. Data Perizinan<br />

Sektor Pertambangan Pantai Selatan Lumajang<br />

mencatat terdapat 60 perusahaan yang<br />

memegang konsesi pasir besi.<br />

Konsesi pasir besi di Pantai Watu Pecak<br />

di Desa Selok dimiliki oleh PT Indo Modern<br />

Mining Sejahtera (IMMS). Perusahaan ini<br />

memiliki lahan konsesi terbesar, seluas 2.744<br />

hektare di enam kecamatan dan 872,6 hektare<br />

di satu kecamatan.<br />

Namun perjalanan perusahaan ini buruk<br />

karena terus-menerus menuai penolakan.<br />

Puncaknya adalah pada <strong>201</strong>3, saat warga Desa<br />

Bades, Kecamatan Pasirian, membakar kantor<br />

lapangan PT IMMS karena dituding ingkar<br />

memberikan dana tanggung jawab sosial<br />

perusahaan (corporate social responsibility).<br />

Pada <strong>201</strong>4, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur<br />

MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Sejak ada Backhoe (ekskavator) itu.<br />

Kurang-lebih dua tahun. Ini kan sawah<br />

Pak Kancil. Nah, Kepala Desa bikin<br />

(tempat) parkir motor di situ.<br />

istri Salim "Kancil", Tijah<br />

BAHTIAR/DETIKCOM<br />

mengaitkan PT IMMS dengan kasus dugaan<br />

gratifikasi hak konsesi. Aktivitas tambang PT<br />

IMMS pun beku pada tahun yang sama.<br />

Sepeninggal PT IMMS, aktivitas tambang<br />

bukan berarti berhenti. Kali ini penambangan<br />

liar yang membuat masalah. Mereka pun<br />

mengganggu lahan milik petani, di antaranya<br />

Salim. Salim memiliki sebidang tanah seluas 6<br />

petak. Namun tanahnya rusak dipakai untuk<br />

area parkir kendaraan operasional tambang.<br />

Sejak dua tahun lalu tanah itu tidak bisa digarap.<br />

“Sejak ada Backhoe<br />

(ekskavator) itu. Kuranglebih<br />

dua tahun. Ini<br />

kan sawah Pak Kancil.<br />

Nah, Kepala Desa bikin<br />

(tempat) parkir motor<br />

di situ,” kata Tijah, yang<br />

biasa dipanggil Tik oleh Salim.<br />

Gantungan hidup Salim benar-benar lenyap.<br />

Maklum, Salim dan istrinya buta huruf. Ia<br />

dijanjikan uang pengganti, namun satu kali<br />

diberi Rp 1 juta, janji itu lantas tinggal omong<br />

kosong. Salim dipingpong antara Hariyono dan<br />

Desir untuk mendapat bagi hasil parkir. “Saya<br />

malu minta-minta begitu, Tik. Sakit hati ini,”<br />

kata Salim ditirukan Tijah.<br />

Salim pun menggalang kekuatan bersama<br />

kelompok petani, buruh tani, dan nelayan untuk<br />

melawan praktek tambang. Apalagi Salim tahu<br />

Hariyono telah menipu mereka. Kepala Desa<br />

awalnya mengatakan akan membuka proyek<br />

wisata di Pantai Watu Pecak. Namun semua<br />

hanya kedok untuk bisnis pengerukan pasir.<br />

Lalu-lalang truk dan pengerukan pasir<br />

memakai ekskavator membuat mata pencarian<br />

dan lingkungan Desa Selok rusak. Sawah tidak<br />

bisa ditanami akibat empasan air penutup<br />

lubang galian, nelayan susah melaut karena<br />

wajah pantai rusak. Jalan-jalan rusak, hingga<br />

debu pasir yang beterbangan menjadi polusi.<br />

Sebelum ada tambang pasir, kawasan pantai<br />

itu menjadi penghasilan tersendiri bagi warga.<br />

Kerabat Salim, Mulyadi, mengaku menggarap<br />

cemara laut. Namun tanamannya kini hampir<br />

habis karena tak ada pasir untuk tempat<br />

tumbuh. “Rusak hancur-hancuran, merugikan<br />

orang banyak,” ujarnya.<br />

Salim dan 12 warga yang dirugikan oleh<br />

tambang pasir lantas membentuk Forum<br />

MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Polisi melakukan olah TKP<br />

pembunuhan Salim "Kancil"<br />

(26/9).<br />

M AMINUDIN/DETIKCOM<br />

Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok<br />

Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten<br />

Lumajang. Mereka ingin penambangan pasir<br />

dihentikan dari desa mereka.<br />

Perlawanan Salim dan kawan-kawan<br />

tidak sembarangan. Ia berkoordinasi dan<br />

membangun komunikasi dengan jaringan<br />

organisasi nasional, seperti Jatam, Walhi,<br />

Kontras Surabaya, dan Forum Indonesia Hijau.<br />

Mereka menggelar demonstrasi perdana pada<br />

Rabu, 9 September <strong>201</strong>5.<br />

Aksi ini menghasilkan kesepakatan dengan<br />

Kepala Desa untuk menghentikan aktivitas<br />

tambang. Namun kesepakatan ini justru<br />

ditindaklanjuti dengan ancaman teror dan<br />

pembunuhan. Ancaman ini sudah dilaporkan<br />

ke Polres Lumajang pada Jumat, 11 September.<br />

● ● ●<br />

Pagi itu Tijah mengawali hari seperti pagi<br />

lainnya. Ia berangkat mencari rambanan,<br />

MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Tersangka pembunuhan Salim<br />

"Kancil" di Polda Jatim (30/9).<br />

ROIS JAJELI/DETIKCOM<br />

dedaunan untuk pakan kambingnya. Ia sama<br />

sekali tidak mendapat pertanda pagi itu akan<br />

mendatangkan musibah paling kelam dalam<br />

hidupnya.<br />

Tijah segera menuntun sepedanya ketika sang<br />

suami, Salim, berbenah diri sebelum menggelar<br />

demonstrasi. Anak mereka, Dio Eka Saputra,<br />

rencananya akan ikut berdemonstrasi.<br />

Sehari sebelumnya, Salim menggelar<br />

koordinasi masyarakat untuk melakukan aksi<br />

penolakan tambang pasir. Pihak seberang,<br />

Hariyono, juga menggelar rapat tertutup di<br />

rumahnya untuk mengantisipasi demonstrasi<br />

itu.<br />

Tidak lama setelah Tijah mengayuh sepeda<br />

menjauhi rumahnya, gerombolan pria marah<br />

datang. Sekitar 40 orang, berboncengan sepeda<br />

motor, membawa aneka senjata, dari kayu<br />

pemukul, celurit, hingga pacul. Mereka langsung<br />

menyasar Salim, yang tengah menggendong<br />

cucunya.<br />

Gerombolan ini dipimpin Desir, preman Desa<br />

Selok Awar-Awar. Salim menurunkan cucunya.<br />

Gerombolan ini pun menangkap Salim dan<br />

langsung memukulinya hingga berdarah.<br />

Anak buah Desir antara lain Eksan, Tomin,<br />

Tinarlap, Siari, Tejo, Eli, Sio, Besri, Suket, Siaman,<br />

Jumunam, Satuwi, Timar, Buri, Misto, Parman,<br />

dan Satrum.<br />

Dio lari dan menggedor rumah Iman, adik<br />

Salim, yang bersebelahan dengan keluarganya.<br />

Mendengar keributan itu, Iman beranjak dari<br />

kandang kambing di pekarangan belakang, tapi<br />

MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Laporan Tosan ke kepolisian<br />

soal ancaman kekerasan yang<br />

dialaminya<br />

BAHTIAR/DETIKCOM<br />

tidak dapat berbuat<br />

apa-apa. “Tidak boleh<br />

melerai, takut diserbu.<br />

Kalau mengejar, takut<br />

dibacok juga,” ujarnya.<br />

Iman menuturkan,<br />

Salim diseret, lantas<br />

dinaikkan ke sepeda<br />

motor dan dibawa<br />

ke balai desa. Di<br />

sini, Salim kembali<br />

dianiaya. Pemukulan<br />

berlanjut di depan<br />

keramaian. Siswa-siswi<br />

dan guru pendidikan<br />

anak usia dini, yang<br />

biasa beraktivitas<br />

di dekat balai desa,<br />

sempat menyaksikan<br />

kebrutalan gerombolan ini.<br />

Di balai desa, Salim juga disetrum. Tidak<br />

lama kemudian, pria kurus itu dibawa ke area<br />

pemakaman desa yang sepi. Eksekusi dilakukan.<br />

Salim dilempari batu, kemudian dibunuh dan<br />

dibiarkan di tengah jalan dekat pemakaman.<br />

“Ketika saya sampai di sana, sudah banyak<br />

polisi. Aku mau nyamperin enggak boleh<br />

sama orang-orang. Ya, saya nurut,” cerita<br />

Tijah sedih.<br />

Tijah benar-benar tidak percaya suaminya<br />

akhirnya menjadi korban pembunuhan. Salim<br />

pernah bercerita ia akan dibunuh oleh kelompok<br />

preman yang dibentuk Hariyono. Ia juga sudah<br />

sering dipanggil ke balai desa. “Saya mau<br />

dibunuh tim-tim itu, Tik,” cerita Salim seperti<br />

ditirukan Tijah.<br />

Forum sebenarnya sudah melaporkan<br />

ancaman pembunuhan itu ke Polres Lumajang.<br />

Sayang, tidak ada satu aparat pun yang<br />

mengantisipasi gentingnya situasi itu. Tidak<br />

ada yang menghentikan aksi preman Hariyono<br />

itu saat menyisir desa, mencari para penolak<br />

tambang pasir. Gerombolan preman ini<br />

berencana memberi pelajaran terhadap enam<br />

orang anggota Forum.<br />

Sebelum mengeksekusi Salim, gerombolan<br />

ini mendatangi Tosan. Saksi mata penganiayaan<br />

Tosan, Imam, menyebutkan dirinya sebelumnya<br />

turut disasar. Namun, karena Tosan<br />

menampakkan diri, mereka lantas mengalihkan<br />

MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Tosan dirawat di RS Saiful<br />

Anwar, Malang<br />

BAHTIAR/DETIKCOM<br />

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />

sasaran pada Tosan. Penganiayaan ini pun<br />

dilakukan di depan keramaian.<br />

“Kalau mau minta tolong, sebenarnya warga<br />

yang melihat banyak, tapi enggak ada yang<br />

berani. Mereka bawa senjata tajam,” tutur<br />

Imam.<br />

Tosan kini dalam kondisi kritis di sebuah rumah<br />

sakit di Malang, Jawa Timur. “Awalnya mulai sehat.<br />

Tapi, setelah tahu temannya, Pak Salim ‘Kancil’,<br />

meninggal, Bapak kembali drop,” kata istri Tosan,<br />

Ati.<br />

Polisi menetapkan 22 orang, termasuk<br />

Hariyono, sebagai tersangka pembunuhan<br />

Salim dan penganiayaan Tosan. Setelah tragedi<br />

berdarah ini akhirnya tambang pasir di Selok<br />

Awar-Awar ditutup. Tim Kerja Perempuan dan<br />

Tambang memperingatkan kasus Salim bisa<br />

terulang mengingat banyaknya pertambangan<br />

di negeri ini. "Saya sudah memerintahkan<br />

jajaran untuk mengusut tuntas." kata Kapolri<br />

Jenderal Badrodin Haiti. ■<br />

BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT, IBAD DUROHMAN | ARYO BAHWONO<br />

MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />

MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

JEJAK PERLAWANAN<br />

SALIM ‘KANCIL’<br />

PENOLAKAN terhadap penambangan<br />

pasir di pantai selatan<br />

Lumajang, Jawa Timur, berlangsung<br />

sejak <strong>201</strong>2. Protes itu berujung<br />

pada tragedi berdarah pada Sabtu,<br />

26 September <strong>201</strong>5.<br />

Saat itu kelompok pro-penambangan<br />

menyerang petani pemrotes,<br />

Salim alias Kancil, 46 tahun,<br />

dan Tosan, 51 tahun. Salim tewas<br />

dianiaya, sedangkan Tosan terluka<br />

berat akibat disiksa.<br />

Berikut ini runutan kejadian selama <strong>201</strong>5 hingga meninggalnya<br />

Salim di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang.<br />

JANUARI <strong>201</strong>5<br />

Warga lewat Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok<br />

Awar-Awar menyurati Kepala Desa Selok Awar-Awar, Camat<br />

Pasirian, dan Bupati Lumajang mengenai masalah penambangan<br />

pasir yang merugikan warga.<br />

JUNI <strong>201</strong>5<br />

Forum minta bertemu dengan Bupati Lumajang buat mengadukan investor yang<br />

menyebut akan membuka bisnis pariwisata. Setelah direstui warga, ternyata yang<br />

masuk adalah perusahaan penambang pasir besi. Bupati hanya mengutus camat<br />

buat menemui warga.<br />

9 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />

Forum berunjuk rasa dan menyetop aktivitas penambangan pasir serta mencegat<br />

truk pasir di Balai Desa Selok Awar-Awar. Aksi ini ditanggapi Kepala Desa Hariyono<br />

dengan meneken surat pernyataan menghentikan penambangan pasir.<br />

11 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />

Forum melaporkan ancaman ke Polres Lumajang.<br />

Kasat Reskrim Ajun Komisaris Heri Sugianto<br />

menjanjikan pengamanan dari Polsek Pasirian.<br />

21 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />

Forum melaporkan penambangan liar oleh aparat Desa<br />

Selok Awar-Awar di kawasan hutan milik Perhutani<br />

kepada Polres Lumajang.<br />

10 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />

Beredar ancaman pembunuhan<br />

terhadap anggota Forum oleh<br />

sekelompok preman yang diduga<br />

suruhan Kepala Desa Hariyono.<br />

19 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />

Forum menerima surat pemberitahuan dari Polres<br />

Lumajang bahwa kasus ancaman pembunuhan itu<br />

sudah mulai disidik.<br />

25 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />

Forum menyiapkan unjuk rasa terhadap<br />

penambangan pasir yang akan digelar esok hari<br />

pukul 07.30 WIB.<br />

26 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />

07.00 WIB<br />

Tosan bersama Imam menyebar selebaran ajakan unjuk rasa di depan rumahnya di<br />

Dusun Persil. Seorang pria memarahinya.<br />

07.30 WIB<br />

Sekitar 40 orang mendatangi rumah Tosan dan mengeroyoknya. Imam<br />

disuruh Tosan menyelamatkan diri. Tosan juga lari dengan sepeda tapi<br />

dikejar dan dianiaya.<br />

Anggota Forum, Ridwan, mendengar kabar pengeroyokan dan mencari<br />

Tosan. Ia berhasil menghentikan penganiayaan setelah menantang<br />

Desir, yang memimpin kelompok penyerang. Ridwan membawa Tosan ke<br />

Puskesmas Pasirian dan akhirnya dilarikan ke RSUD Malang.<br />

08.00 WIB<br />

Dari rumah Tosan, penyerang mendatangi rumah Salim di Dusun Krajan I. Salim diikat<br />

tangannya dan dipukuli. Ia digiring sejauh sekitar 2 kilometer ke Balai Desa Selok<br />

Awar-Awar. Penyiksaan berlanjut di balai desa hingga pukul 08.30 WIB. Di balai desa, Salim<br />

disetrum. Akhirnya Salim dibawa ke arah makam desa dan dibunuh.<br />

29 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />

Polres Lumajang menangkap 22 tersangka pembunuhan Salim dan<br />

penganiayaan terhadap Tosan. Dua tersangka tak ditahan karena<br />

masih 16 tahun.<br />

1 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />

Hariyono, yang sebelumnya hanya tersangka penambangan liar,<br />

akhirnya ditetapkan Polres Lumajang sebagai tersangka otak<br />

pembunuhan Salim dan penganiayaan Tosan.<br />

Kapolres Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail<br />

memindahkan semua tersangka ke Polda Jatim dan menutup lokasi<br />

pertambangan pasir ilegal.<br />

PENGGAGAS FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT<br />

PEDULI DESA SELOK AWAR-AWAR<br />

Salim “Kancil”<br />

Tosan<br />

Iksan Sumar<br />

Ansori<br />

Sapari<br />

Abdul Hamid<br />

Turiman<br />

M. Haryadi<br />

Rosyid<br />

Mohammad Imam<br />

Ridwan<br />

Cokrowidodo R.S.<br />

TERSANGKA:<br />

Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono<br />

Tedjo, Ngatiman, Elisandi, Harmoko, Timartin, Rudi, Edi Santosa, Madasir, Widianto, Sukit, Hendrik,<br />

Buri, Farid, Muhamad Subadri, Slamet, Siari, Siaman, Edor Hadi Kusuma, dan Dodik Hartono. Dua<br />

anak yang jadi tersangka adalah IL dan AA<br />

PENYERANG VERSI KESAKSIAN WARGA YANG BELUM JADI TERSANGKA:<br />

Desir, Eksan, Tomin, Tinarlap, Budi, Sio, Besri, Jumunam, Misto, Parman, dan Satrum<br />

SUMBER: KOMISI UNTUK ORANG HILANG DAN KORBAN TINDAK KEKERASAN (KONTRAS) SURABAYA | OKTA WIGUNA | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

SANG DALANG &<br />

AJUDAN MATA DUITAN<br />

“SEMUA INI KARENA DUIT. MEREKA BUTA.”<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Aksi mahasiswa menuntut<br />

penuntasan kasus Salim<br />

"Kancil" di Bundaran Sekartaji,<br />

Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat<br />

(2/10).<br />

PRASETIA FAUZANI/ANTARA FOTO<br />

RUMAH itu paling mewah di Desa Selok<br />

Awar-Awar. Bangunannya besar,<br />

dan tidak cuma satu, tapi dua unit.<br />

Salah satu bangunannya masih baru.<br />

Letaknya hanya sekitar 20 meter di belakang<br />

balai desa. Pemiliknya tidak lain adalah Hariyono,<br />

sang kepala desa, yang tentu saja kaya raya.<br />

Selok Awar-Awar merupakan satu dari banyak<br />

desa di Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa<br />

Timur, yang menjadi lokasi penambangan pasir<br />

muntahan Gunung Semeru. Berdasarkan data<br />

tahun <strong>201</strong>0, desa itu berpenduduk 8.000 jiwa.<br />

Namun tidak seluruh penduduk Selok Awar-<br />

Awar menjadi penambang. Mereka sebagian<br />

menggantungkan hidup pada hasil pertanian.<br />

Awalnya, Hariyono bukanlah orang terpandang<br />

di Desa Selok. Ia hanyalah warga biasa<br />

yang berbisnis jual-beli sepeda motor yang<br />

kreditnya macet. Ia bertarung dalam pemilihan<br />

kepala desa dengan dana cekak. Banyak sokongan<br />

diberikan, termasuk oleh Salim alias Kancil.<br />

Salim, yang merupakan petani, membujuk para<br />

petani lain agar mendukung Hariyono.<br />

“Saya dan Pak Salim mati-matian menolong<br />

Hariyono. Nyari singkong untuk orang-orang<br />

(pendukung Hariyono),” kata kerabat Salim,<br />

Mulyadi, kepada majalah detik.<br />

Akhirnya Hariyono berhasil memimpin Selok.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Rumah Kepala Desa Hariyono<br />

BAHTIAR/DETIKCOM<br />

Ia terpilih menjadi kepala desa pada 2006. Dua<br />

tahun menjabat, Hariyono mulai kreatif mencari<br />

uang. Karena Selok merupakan desa tambang<br />

pasir, Hariyono pun memungut kutipan terhadap<br />

setiap truk pengangkut pasir. Setiap truk<br />

yang lewat dikenai pungutan Rp 15 ribu. Alasannya<br />

untuk mengisi kas desa.<br />

Hariyono lantas melegalkan pungutan itu<br />

dengan menerbitkan peraturan desa. Untuk<br />

menjaga pungutan itu langgeng, Hariyono<br />

mengerahkan kelompok preman yang dinamai<br />

Tim 12. Tim yang juga disebut “ajudan desa” itu<br />

merupakan bagian dari tim sukses Hariyono<br />

saat maju dalam pemilihan kepala desa untuk<br />

periode kedua. Tim tersebut dibentuk untuk<br />

menyerang secara fisik kubu lawan yang berbuat<br />

curang. Misalnya, “Pak, ada yang kasih uang.<br />

Nah, langsung serang, begitu lo,” ujar Mulyadi,<br />

yang pernah ditawari masuk Tim 12.<br />

Sukses terpilih kembali, Hariyono menambah<br />

tugas untuk Tim 12. Para preman itu menjaga<br />

portal-portal tempat truk keluar-masuk mengangkut<br />

pasir dari Watu Pecak. Ada tiga portal<br />

yang dijaga oleh Tim 12. Dua di antaranya berada<br />

di luar Desa Selok Awar-Awar. Tarif yang<br />

dikenakan pun naik dari Rp 15 ribu menjadi Rp<br />

35 ribu.<br />

Aktivis tambang Lumajang, Arsyad Subekti,<br />

mengatakan, apabila dalam sehari saja ada 300<br />

truk yang melintasi portal, setidaknya Hariyono<br />

bisa mengeruk Rp 10 juta.<br />

Tidak sembarang orang bisa melewati portal<br />

yang dijaga ketat tersebut, bahkan petugas Perum<br />

Perhutani. Kebetulan salah satu jalan masuk<br />

ke tambang Watu Pecak melewati hutan jati<br />

yang dikelola Perhutani. “Mulai jalan utama ke<br />

lokasi saja kami susah. Mau motret-motret juga<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Ketua DPRD Lumajang Agus<br />

Wicaksono<br />

DETIKSURABAYA<br />

susah,” kata Misbakhul Munir, 42 tahun, Wakil<br />

Administrator Perhutani Sub-Kesatuan Pemangkuan<br />

Hutan Lumajang, kepada majalah detik.<br />

Usaha tambang pasir itu makin lancar dengan<br />

keber adaan Desir sebagai pemimpin Tim 12.<br />

Desir merupakan Ketua Lembaga Masyarakat<br />

Desa Hutan. Lembaga masyarakat ini punya<br />

wewenang bekerja sama dengan Perhutani<br />

untuk mengelola hutan. Namun, Misbakhul<br />

mengatakan, tidak ada kerja sama Perhutani<br />

dengan aktivitas pertambangan.<br />

Hariyono kemudian semakin serakah. Ia tidak<br />

hanya mengenakan pungutan terhadap truk<br />

pasir. Ia pun mulai melakukan penambangan<br />

langsung secara ilegal di desanya. Juga dengan<br />

mengerahkan anggota Tim 12.<br />

Hariyono mengelabui warga, termasuk Salim,<br />

dengan mengatakan akan mengembangkan<br />

sektor wisata di Watu Pecak. Namun, yang terjadi,<br />

truk-truk pengangkut pasir besi hilir-mudik<br />

dari lokasi pertambangan. Satu dump truck pasir<br />

dihargai Rp 270 ribu. "Tim 12 yang mengeruk.<br />

Satu hari itu 300 truk. Satu truk paling sedikit<br />

membawa 12 ton," ujar Sapari, rekan Salim di<br />

Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa<br />

Selok Awar-Awar<br />

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten<br />

Lumajang Agus Wicaksono mengatakan<br />

kepala desa tetangga Selok Awar-Awar banyak<br />

yang mengikuti langkah Hariyono tersebut.<br />

Hal itu terjadi ketika perusahaan-perusahaan<br />

penambang pasir besi tidak bisa lagi beroperasi<br />

karena tak mampu membangun instalasi pengolahan<br />

dan pemurnian hasil tambang (smelter).<br />

“Kades itu pintar-pintar. Jadi rakyat yang bekerja,<br />

tetapi nyatanya yang untung besar hanya<br />

kepala-kepala desa, seperti Pak Hariyono itu,”<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Poster Hariyono saat pilkades<br />

BAHTIAR/DETIKCOM<br />

kata Agus.<br />

Maraknya penambangan ilegal yang dilakukan<br />

para kepala desa dan penyelewengan<br />

izin oleh pengusaha itu mendorong DPRD<br />

Lumajang membentuk Panitia Khusus pada 13<br />

Februari <strong>201</strong>4.<br />

Pansus memanggil para kepala desa di Kecamatan<br />

Pasirian, termasuk Hariyono. Hariyono<br />

terkesan meremehkan DPRD karena merasa<br />

bakal didukung oleh bupati saat itu, Sjahrazad<br />

Masdar. Hariyono merupakan anggota tim sukses<br />

Masdar dalam pemilihan Bupati Lumajang.<br />

Namun Masdar meninggal sebelum menyelesaikan<br />

jabatannya.<br />

Hariyono terbukti berbohong karena, dalam<br />

rencana tata ruang dan wilayah Lumajang, tidak<br />

ada rencana kawasan Watu Pecak menjadi pantai<br />

wisata. Di hadapan Pansus, Hariyono meneken<br />

surat yang isinya kesediaan menghentikan<br />

usaha tambang pasirnya. Namun ternyata anak<br />

buah Hariyono terus menggali pasir. Mereka<br />

tidak peduli meski warga memprotesnya.<br />

Preman Tim 12 justru makin beringas. Mereka<br />

mengancam akan membunuh warga yang berani<br />

memprotes, salah satunya Salim. Mereka<br />

berkepentingan pengerukan pasir tetap lancar<br />

karena dari pasir itulah uang mengalir. “Menurut<br />

saya, ini semua karena duitlah. Mereka buta,”<br />

kata Agus.<br />

Penambangan pasir itu akhirnya dihentikan<br />

paksa setelah terjadi insiden berdarah. Tim 12<br />

semakin beringas menindak warga yang protes.<br />

Sabtu, 26 September, mereka menghajar Salim<br />

“Kancil”, yang akan melakukan aksi damai, hingga<br />

tewas.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Alat berat di kawasan<br />

penambangan pasir Selok<br />

Awar-Awar<br />

BAHTIAR/DETIKCOM<br />

Polisi menetapkan Hariyono sebagai tersangka<br />

utama. Ia diduga sebagai dalang yang menggerakkan<br />

puluhan orang untuk membantai<br />

Salim dan Tosan, rekannya.<br />

Sebelumnya, polisi juga menetapkan Hariyono<br />

sebagai tersangka kasus perusakan lingkungan<br />

akibat penambangan pasir ilegal. Ia dikenai<br />

pasal berlapis dengan ancaman hukuman 20<br />

tahun penjara hingga seumur hidup.<br />

Hariyono sendiri terus mengelak dari tuduhan<br />

sebagai otak pembantaian Salim. Melalui pengacaranya,<br />

ia membantah tudingan menyuruh<br />

Tim 12 untuk menganiaya warga antitambang<br />

yang hendak menggalang demonstrasi pada<br />

Sabtu itu. “Mereka jalan sendiri-sendiri,” ujar<br />

pengacara Hariyono, Heru Laksono.<br />

Setelah menetapkan status tersangka, polisi<br />

menggeledah rumah Hariyono. Aparat menemukan<br />

airsoft gun. Polisi lantas menahan sang<br />

kepala desa. Rumahnya nan megah kini dihuni<br />

istri dan tiga anaknya yang ketakutan. Sekitar<br />

20 personel Brigade Mobil Kepolisian Daerah<br />

Jawa Timur bersenjata lengkap dibantu Satuan<br />

Polisi Pamong Praja menjaga rumah itu.<br />

“Mereka takut mau keluar. Lihat polisi saja<br />

takut,” kata salah seorang polisi yang berjaga di<br />

rumah itu saat ditemui majalah detik.<br />

Istri Hariyono sempat berusaha melepaskan<br />

suaminya dari jerat hukum. Namun ia justru<br />

ketiban apes. Ia ditelepon seseorang yang<br />

mengaku sebagai Kepala Polres Lumajang Ajun<br />

Komisaris Besar Polisi Fadly M. Ismail dan berjanji<br />

bisa mengeluarkan Hariyono dari penjara<br />

asalkan ditransfer uang Rp 75 juta. Ternyata istri<br />

Hariyono tertipu oleh iming-iming pelaku yang<br />

mencatut nama Fadly itu. ■ BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT,<br />

MUHAMMAD AMINUDIN (LUMAJANG), IBAD DUROHMAN | IRWAN NUGROHO<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

JURAGAN<br />

PASIR LUMAJANG<br />

DARI HONG KONG<br />

PERTAMBANGAN PASIR DI LUMAJANG PER HARINYA MENGHASILKAN<br />

PENDAPATAN HINGGA RP 30 JUTA. KE MANA UANG ITU MENGUAP?<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Aktivitas penambangan pasir<br />

PT IMMS dan PT Dampar<br />

Golden International.<br />

DOK: DAMPAR GOLDEN<br />

RICKY Chim Kim Lun menyampaikan<br />

kabar buruk dari Indonesia kepada<br />

para pemegang saham di Bursa<br />

Saham Hong Kong. Direktur Eksekutif<br />

Asia Resources Holdings Limited itu menyatakan<br />

perusahaannya terpaksa merombak<br />

rencana bisnis karena pemerintah Indonesia<br />

melarang ekspor mineral mentah.<br />

Ricky mengatakan perusahaan akan berusaha<br />

membangun instalasi pengolahan dan<br />

pemurnian hasil tambang sebagai syarat ekspor.<br />

Rencananya, pembangunan itu akan<br />

selesai sebelum <strong>201</strong>4 dan diawali dengan menyediakan<br />

tempat di Leces, Probolinggo, Jawa<br />

Timur. “Yang jelas, perubahan aturan itu akan<br />

mempengaruhi rencana bisnis di Indonesia,”<br />

kata Ricky.<br />

Kabar tidak enak itu disampaikan saat perusahaan<br />

kehilangan izin pertambangan di Mo-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

KUALITASNYA (PASIR BESI LUMAJANG)<br />

BAGUS KARENA KANDUNGAN TITANIUM<br />

YANG TINGGI.<br />

ngolia dan terjadi penurunan laba dari sayap<br />

bisnis farmasinya. Adanya larangan ekspor<br />

hasil tambang mentah dari Lumajang, Jawa Timur,<br />

membuat Asia Resources mesti merevisi<br />

proyeksi pemasukannya.<br />

Asia Resources sebenarnya hanya menumpang<br />

di lahan PT Indo Modern Mining Sejahtera<br />

(IMMS), perusahaan yang memegang izin<br />

usaha pertambangan di Lumajang. Pada 12<br />

September 2009, kedua perusahaan sepakat<br />

bahwa Asia menjalankan<br />

semua kegiatan<br />

operasional di<br />

area pertambangan<br />

pasir seluas 1.195<br />

hektare.<br />

Mereka menjalankannya dengan memakai<br />

bendera PT Dampar Golden International,<br />

yang 55 persen sahamnya dikuasai Asia lewat<br />

anak usaha mereka, Mighty Kingdom Investments<br />

Limited. PT IMMS kebagian 40 persen<br />

saham dan sisanya dimiliki Empire Bridge Assets<br />

Limited.<br />

Namun, hingga Ricky mundur dari perusahaan<br />

yang berbasis di Hong Kong itu pada 11<br />

Desember <strong>201</strong>4, rencana tersebut tidak pernah<br />

terlaksana. Direktur PT Dampar Golden International<br />

Toni Nurdianto mengatakan IMMS<br />

tidak kunjung membangun smelter yang disepakati<br />

sehingga mereka tidak bisa mengekspor<br />

hasil tambang.<br />

“Sekarang kami vakum (sambil) menunggu<br />

IMMS mendirikan smelter, namun sampai<br />

sekarang belum ada kejelasan,” kata Toni kepada<br />

majalah detik. Menurut Toni, kegiatan<br />

operasional berhenti total sejak Januari <strong>201</strong>4<br />

dan perusahaan hanya menyisakan petugas<br />

keamanan buat menjaga peralatan.<br />

Situasi makin buruk setelah kini IMMS juga<br />

dituding oleh organisasi nirlaba Wahana Lingkungan<br />

Hidup Indonesia (Walhi) turut bertanggung<br />

jawab atas kematian petani penolak<br />

tambang pasir, Salim “Kancil”, di Desa Selok<br />

Awar-Awar. “Pemilik lokasi, ya, memang terlibat,<br />

tidak mungkin tidak tahu," kata mantan<br />

Direktur Eksekutif Walhi Ubaydillah.<br />

IMMS adalah konsorsium perusahaan finansial<br />

Hani Group dan Siberian Mining Group,<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Para tersangka kasus<br />

pembunuhan Salim "Kancil" di<br />

Polda Jawa Timur, Surabaya,<br />

Selasa (29/9).<br />

ABDUL MALIK IBRAHIM/ANTARA FOTO<br />

keduanya bermarkas di Hong Kong. Perusahaan<br />

ini sudah lama mengincar pesisir Lumajang,<br />

yang kandungan pasir besinya ditemukan sejak<br />

era kolonial dan sempat disinggung dalam<br />

dokumen “Javakaartering Moondverslag Over<br />

Mei”, yang dibuat pada 1936.<br />

IMMS pada 6-14 Desember 2009 mengirim<br />

penelitinya buat mengecek kandungan mineral<br />

di Lumajang. Rupanya hasilnya memuaskan<br />

para pemegang saham, yakni Vita Alfiana,<br />

Muhlis, dan Lam Chong San. "Kualitasnya bagus<br />

karena kandungan titanium yang tinggi," kata<br />

Direktur Utama PT IMMS Lam Chong Sam<br />

saat memaparkan rencana penambangan dan<br />

analisis mengenai dampak lingkungan (amdal)<br />

perusahaannya pada <strong>201</strong>2.<br />

Penelitian awal menunjukkan, potensi lahan<br />

yang mengandung pasir besi di pesisir selatan<br />

Lumajang mencapai 60 ribu hektare, yang berasal<br />

dari sisa aktivitas vulkanik Gunung Semeru.<br />

Pasir besi ditemukan mulai kedalaman 2 meter.<br />

Tapi IMMS mengincar kawasan yang pasir<br />

besinya kaya kandungan titanium. Daerah-daerah<br />

itu ada di Desa Bades, Bago, Pandanwangi,<br />

Pandanarum, Selok Anyar, dan Selok Awar-<br />

Awar.<br />

Lam pun melobi Bupati Lumajang Sjahrazad<br />

Masdar pada <strong>201</strong>0 dan menjanjikan investasi<br />

Rp 2 triliun. Bupati Masdar akhirnya menerbitkan<br />

izin menambang mulai <strong>201</strong>2 hingga 2022.<br />

Namun sejak awal langkah PT Indo ini tidak<br />

mulus. Acara konsultasi publik mengenai amdal<br />

IMMS di Hall Amanda, Lumajang, malah digeruduk<br />

warga Desa Wotgalih, yang menentang<br />

rencana tambang pasir, yang dicemaskan bakal<br />

merusak lingkungan.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Ketika perusahaan mulai berjalan, giliran warga<br />

Desa Bades yang berdemo karena program<br />

kompensasi tidak dijalankan selama enam bulan.<br />

Mereka pada <strong>201</strong>3 merusak dan membakar<br />

kantor IMMS.<br />

Lagi-lagi IMMS maju terus. Bahkan pada<br />

tahun itu perusahaan mengklaim mampu menyetor<br />

hingga Rp 16 miliar kepada Pemerintah<br />

Kabupaten Lumajang. Kontan saja, Dewan<br />

JADI BUKAN HANYA MASALAH KEMATIAN (SALIM), TAPI<br />

KEKAYAAN NEGARA YANG HILANG JUGA HARUS KITA<br />

USUT.<br />

Perwakilan Rakyat Daerah Lumajang mempertanyakan<br />

laporan pemerintah kabupaten yang<br />

menyebut pemasukan bagi hasil pertambangan<br />

pasir hanya berkisar Rp 600 juta.<br />

Lalu, pada <strong>201</strong>4, IMMS masuk radar penegak<br />

hukum setelah penambangan pasirnya diketahui<br />

masuk wilayah hutan milik Perhutani. Izin<br />

amdal perusahaan ini pun sampai ditelisik oleh<br />

Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.<br />

Hasilnya, jaksa menemukan adanya dugaan<br />

suap dalam penerbitan amdal, sehingga negara<br />

dirugikan Rp 126 miliar. Kejaksaan juga menemukan,<br />

tersangka Ketua Tim Teknis Dokumen<br />

Amdal Kabupaten Lumajang Abdul Ghofur,<br />

yang meloloskan izin itu, ternyata juga ada<br />

dalam struktur manajemen IMMS.<br />

Lam Chong San juga dijadikan tersangka dan<br />

aset perusahaan sempat disita. Namun kasus<br />

ini seolah menguap tanpa pernah sampai ke<br />

pengadilan.<br />

IMMS akhirnya menghentikan operasinya<br />

akibat belum tersedianya fasilitas pengolahan<br />

dan pemurnian. Kepala Dinas Energi Sumber<br />

Daya dan Mineral Provinsi Jawa Timur Dewi<br />

J. Putriatmi mencatat ,sejak 13 Juni <strong>201</strong>4 PT<br />

IMMS melayangkan surat pemberitahuan penambangannya.<br />

Menurut Direktur PT Dampar Golden International<br />

Toni Nurdianto, IMMS bahkan vakum<br />

sejak Januari <strong>201</strong>4. Sehingga Toni keberatan<br />

bila kematian Salim dikaitkan dengan perusahaan<br />

tambang.<br />

“Ada pernyataan resmi dari Dinas Pertambangan<br />

Jawa Timur, yang menjelaskan kejadian<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Komisi VII DPR RI meninjau<br />

lokasi penambangan pasir yang<br />

ditolak Salim "Kancil".<br />

DETIKSURABAYA<br />

tersebut disebabkan oleh illegal mining yang<br />

menyebabkan benturan masyarakat,” kata<br />

Toni. “Jadi memang sudah clear bukan dari<br />

pihak IMMS ataupun kami.”<br />

Sementara itu, IMMS belum bisa dimintai<br />

konfirmasi. Kantornya di Jember tidak merespons<br />

permintaan konfirmasi, sedangkan alamat<br />

perusahaan di Lumajang juga ternyata sudah<br />

tidak ditempati IMMS lagi.<br />

Dewi J. Putriatmi menyatakan IMMS pada 12<br />

Desember <strong>201</strong>4 melaporkan adanya penambangan<br />

liar di wilayahnya. Dewi mengatakan<br />

pihaknya kesulitan menyetop aktivitas penambang<br />

liar karena mereka kembali mengeruk<br />

pasir saat petugas tidak di lokasi.<br />

Salah satu penambang liar yang dimaksud<br />

ternyata orang yang diduga dikerahkan oleh<br />

Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono.<br />

Penambangan inilah yang diprotes oleh para<br />

petani Selok Awar-Awar hingga akhirnya terjadi<br />

pengeroyokan yang menewaskan Salim “Kancil”<br />

pada Sabtu, 26 September <strong>201</strong>5.<br />

Sebenarnya baik IMMS maupun Salim<br />

menuntut hal yang sama, yakni penghentian<br />

penambangan liar. Namun hampir dua tahun<br />

lamanya penambang liar bebas beroperasi.<br />

Mantan Direktur Eksekutif Walhi Ubaydillah<br />

menilainya sebagai pembiaran agar Salim terlihat<br />

sebagai musuh masyarakat penambang pasir dan<br />

investor. Kematian Salim, kata dia, menjadi semacam<br />

shock therapy agar ke depannya tak ada lagi<br />

yang menolak tambang pasir.<br />

"Jadi ada semacam kejahatan oleh pejabat<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Warga dan aktivis bersiap<br />

mengikuti tahlilan untuk Salim<br />

"Kancil".<br />

BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM<br />

setempat, preman, dan pengusaha," ujarnya.<br />

"Ya, boleh saja mereka berdalih (tidak terlibat).<br />

Namun, fakta di lapangan, tambang itu siapa<br />

pemiliknya?"<br />

Anggota Divisi Ekonomi dan Sosial Komisi<br />

Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan,<br />

Ananto Setiawan, mengatakan kerap kali perusahaan<br />

menggunakan penambangan liar saat<br />

perusahaan tambang yang sesungguhnya sulit<br />

untuk masuk. “Perusahaan liar menjadi tempat<br />

cuci tangan mereka,” kata Ananto.<br />

Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur periode<br />

<strong>201</strong>4-<strong>201</strong>9, Fredy Purnomo, mendesak dilakukannya<br />

pengusutan tuntas terhadap PT IMMS<br />

dan penambang liar yang berada di lahannya.<br />

Menurut dia, di balik kematian Salim, sebenarnya<br />

ada persoalan yang lebih besar lagi, yakni<br />

menguapnya pemasukan negara.<br />

Berdasarkan catatan Fredy, pertambangan<br />

pasir di Lumajang per harinya menghasilkan<br />

pendapatan hingga Rp 30 juta. Berarti, kata dia,<br />

dalam setahun seharusnya bisa ada pemasukan<br />

hingga Rp 12 miliar.<br />

“Ke mana uang itu? Kita tidak tahu apakah<br />

uang itu masuk retribusi daerah atau ke umum.<br />

Itu harus diusut,” ujarnya. “Jadi bukan hanya<br />

masalah kematian (Salim), tapi kekayaan negara<br />

yang hilang juga harus kita usut.” ■<br />

BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT, IBAD DUROHMAN, ADITYA M. | OKTA WIGUNA<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

ISTRI SALIM ‘KANCIL’:<br />

PAK SALIM BILANG<br />

MAU DIBUNUH<br />

TIM 12<br />

“SAYA BUKAN ORANG GILA. SAYA<br />

PUNYA HUKUM. KALAU KAMU TIDAK<br />

PUNYA HUKUM, SILAKAN BUNUH<br />

SAYA.”<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Rumah duka Salim "Kancil"<br />

BAHTIAR/DETIKCOM<br />

LETIH dan sedih masih tergurat pada<br />

wajah Tijah, istri Salim alias Kancil.<br />

Tamu terus berdatangan menemui<br />

Tijah setelah sang suami tewas dibunuh<br />

secara keji akibat berdemo memprotes<br />

penambangan pasir liar.<br />

Salim memprotes penambangan pasir karena<br />

menjadi korban. Ia tidak bisa lagi bekerja di<br />

sawah karena lahannya itu dijadikan tempat<br />

parkir penambangan. Ia dijanjikan akan mendapat<br />

bagi hasil dari lahan parkir itu. Tapi janji<br />

itu tidak ditepati. Salim hanya dipingpong saat<br />

minta uang bagi hasil parkir.<br />

“Saya malu, Tik (Tijah), minta-minta begitu.<br />

Saya mau berjuang seperti Pak Karno saja,”<br />

kata Tijah menirukan ucapan Salim.<br />

Saat majalah detik mendatangi rumah<br />

Salim di Dusun Krajan, Desa Selok Awar-Awar,<br />

Lumajang, Jawa Timur, rombongan istri Bupati<br />

Lumajang sedang bertamu. Rumah aktivis<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Lokasi penambangan pasir<br />

liar di Desa Selok Awar-Awar<br />

diberi garis polisi.<br />

ISFARI/DETIKCOM<br />

lingkungan ini juga dijaga beberapa polisi dan<br />

personel Satuan Polisi Pamong Praja. Beberapa<br />

ucapan belasungkawa, antara lain dari Yayasan<br />

Kasih Bangsa Surabaya, Sajogyo Institute, LBH<br />

Disabilitas Jatim, Walhi, dan dari perorangan,<br />

seperti aktivis Wardah Hafidz, tertata di depan<br />

rumah sederhana itu.<br />

Tijah ingat Salim pernah bercerita ia akan<br />

dibunuh gara-gara kegiatannya memprotes penambangan<br />

pasir ilegal di desanya. Salim juga<br />

pernah ditantang berkelahi oleh para preman<br />

yang menjadi beking tambang pasir. Tapi Salim<br />

menolaknya.<br />

Berikut ini wawancara Bahtiar Rifai dari majalah<br />

detik dengan Tijah.<br />

Salim memprotes penambangan pasir<br />

karena dirugikan. Sawahnya rusak, sehingga<br />

tidak bisa bertani lagi. Sejak kapan<br />

kerusakan sawah itu terjadi?<br />

Sejak ada Backhoe (ekskavator) itu. Kuranglebih<br />

dua tahun. Ini kan sawah Pak Kancil. Nah,<br />

Kepala Desa bikin (tempat) parkir motor di<br />

situ. Bilangnya begini, “Pak Kancil, sawahmu<br />

mau dibikin parkir motor. Nanti bagi hasil. Satu<br />

motor dikasih Rp 2.000.”<br />

Pernah dulu kami gagal panen, habis biaya<br />

lebih dari Rp 2 juta. Tapi tidak ada hasilnya.<br />

Terus minta hasil parkiran sama Pak Kades,<br />

dikasih Rp 1 juta. Terus gagal lagi panen, minta<br />

lagi sama Kepala Desa. Dia suruh minta ke Pak<br />

Desir. Terus Pak Salim datang ke Pak Desir, tapi<br />

Pak Desir bilang ke Kades saja.<br />

Pak Salim bilang, “Aku malu, Tik (panggilan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Salim "Kancil" tewas dalam<br />

posisi tertelungkup di<br />

dekat makam Desa Selok<br />

Awar-Awar.<br />

DETIKSURABAYA<br />

sayang Salim kepada Tijah), minta-minta begitu.”<br />

Wis (sudahlah) akhirnya tidak pernah minta<br />

lagi sampai sekarang. Terus ada musyawarah.<br />

Pak Salim bilang, “Harta enggak masalah diambil,<br />

tapi hati ini sakit. Saya mau berjuang kayak<br />

Bung Karno. (Tapi kemudian bilang) Wong nulis<br />

saja enggak bisa, kok mau kayak Bung Karno.”<br />

Sama saya guyon seperti itu.<br />

Setelah sawah rusak, Salim kerja apa?<br />

Serabutanlah. Cari ikan, ngejaring ikan mujair.<br />

Siangnya aku yang jual. Kalau enggak ada ikan,<br />

nyari kerang laut. Kadang ngarit (mencari rumput<br />

untuk makanan ternak) buat sapi. Jual ikan<br />

1 bungkus Rp 2.000. Kalau enggak laku, (ikan)<br />

dijual dengan harga Rp 1.500 per bungkus. Per<br />

hari kadang bisa menjual 5-10 bungkus. Wis<br />

pokoke bisa makan.<br />

Saat Pak Salim dianiaya sampai meninggal,<br />

Ibu di mana?<br />

Waktu kejadian, saya enggak tahu. Kalau<br />

cucunya itu tahu. Saya waktu itu cari pakan<br />

kambing, rambanan (daun-daunan). Itu jauh<br />

dari rumah. Anak mantu saya bilang, “Ibu, pulang,<br />

Bapak dibawa ke balai desa.” Saya enggak<br />

terkejut kalau (Bapak) dipanggil ke balai desa,<br />

itu memang sudah biasa. Saya kira tidak ada<br />

apa-apa.<br />

Sudah sampai sini (rumah), adik ipar saya bilang,<br />

“Sudah, Yu, enggak usah dibawa makanan<br />

kambingnya, taruh di sini saja.” Terus, “Sudah,<br />

Yu, enggak usah kasih makan kambing. Kakak<br />

sudah meninggal sudah dikeroyok orang. Ada di<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FOKUS<br />

Warga dan mahasiswa di<br />

Pekalongan turut memberi simpati<br />

pada kasus Salim "Kancil", Rabu<br />

(30/9).<br />

PRADITA UTAMA/ANTARA FOTO<br />

sana, di samping kuburan.” Ya, saya terkejutlah.<br />

Saya diam. Terus ada saudara datang, (memberi<br />

nasihat), “Pak Salim begini, enggak usah panik,<br />

gelisah. Kalau (kamu) gelisah, anak siapa yang<br />

urus.” Ya, sudah, saya berusaha tegar.<br />

Sampai di sana (dekat kuburan) sudah ada<br />

banyak polisi di lokasi. Aku mau nyamperin<br />

enggak boleh sama orang-orang. Ya, saya<br />

nurut. Namanya istrinya, saya sudah stres. Ini<br />

gara-gara Kepala Desa.<br />

Suami saya tidak sembarangan demo. Ini<br />

sudah lapor. Sudah lapor Jakarta, Surabaya,<br />

Malang juga sudah. Di rumah, ia dikit-dikit lapor.<br />

Bulan puasa juga sudah disamperin sama<br />

orang-orang itu. Itu Tim 12 (tim yang dibentuk<br />

Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono). Saya<br />

sih enggak tahu. Tapi suami cerita, “Tik, saya<br />

tadi mau dibunuh sama tim-tim itu.”<br />

Lantas saya tanya, “Kamu salah apa memang?”<br />

Suami saya jawab, “Aku enggak salah. Wong<br />

aku ditantang main celurit sama Pak Desir. Pak<br />

Desir teriak, keluar, ambil celurit kamu.” Pak<br />

Kancil menjawab, “Saya bukan orang gila. Saya<br />

dipegang sama pemerintah. Saya punya hukum.<br />

Kalau kamu enggak punya hukum, silakan bunuh<br />

saya.” Itu ceritanya. ■ BAHTIAR RIFAI (LUMAJANG)<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INSPIRING PEOPLE<br />

10<br />

Detik<br />

untuk<br />

Batik<br />

Lasem<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INSPIRING PEOPLE<br />

Salah satu stan peserta pameran<br />

Indocraft <strong>201</strong>4 di JCC, Jakarta.<br />

Pameran ini menampilkan<br />

produk anak dalam negeri.<br />

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />

MENYIMAK Kwan Hwie Liong atau<br />

William Kwan menuturkan kisah<br />

hidupnya seperti menyaksikan air<br />

yang mengalir. Lahir di Desa Bawang,<br />

satu desa di lereng Pegunungan Dieng,<br />

Batang, Jawa Tengah, sekarang William “pulang”<br />

lagi ke Batang.<br />

Kuliah di jurusan ekonomi dan sempat bekerja<br />

sebagai konsultan di bawah Kementerian<br />

Keuangan, William malah memilih jalan lain<br />

setelah pulang kuliah dari Amerika Serikat. Dia<br />

banting setir menjadi pekerja sosial dan bergabung<br />

de ngan Yayasan Paramita di Tangerang.<br />

“Kalau sebelumnya sebagai peneliti lebih<br />

banyak memakai ilmu pengetahuan, logika,<br />

model, perencanaan, dan perhitungan, sebagai<br />

pekerja sosial, saya tidak terlalu banyak mikir,<br />

yang penting usaha,” kata William. Semula dia<br />

hanya berniat bekerja sosial selama setahun,<br />

tapi akhirnya molor hingga tiga tahun.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INSPIRING PEOPLE<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

Bagaimana William berkenalan dan akhirnya<br />

menggeluti batik Lasem juga hanya urusan<br />

sepuluh detik. Pada 2004, dia pulang ke Semarang.<br />

Saat bertamu ke kantor seorang teman,<br />

dia tak sengaja bertemu dua perempuan asal<br />

Jakarta. Dua perempuan itu berniat menelusuri<br />

jalan sepanjang pantai utara Jawa dari Cirebon<br />

di Jawa Barat hingga Tuban di Jawa Timur.<br />

Mereka bercerita soal batik Lasem, batik asal<br />

Kecamatan Lasem di Rembang, Jawa Tengah.<br />

Cerita soal batik Lasem ini sangat ringkas, barangkali<br />

hanya sekitar sepuluh detik. “Percaya<br />

atau tidak, cerita selama 10 detik itu mengubah<br />

hidup saya,” kata William. Dia seperti mengalami<br />

deja vu. “Cerita mengenai Lasem, batik<br />

tiga negeri itu, saya pikirkan terus sampai saya<br />

pulang ke Jakarta.”<br />

Setelah melakukan sedikit riset, dia sedikit<br />

tahu tentang usaha kerajinan batik Lasem. Batik<br />

Lasem klasik terkenal adalah batik Lasem deng-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INSPIRING PEOPLE<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

an warna merah darah (abang getih pithik) dari<br />

pewarna alami yang konon tidak dapat ditiru<br />

di daerah lain. Sebagian besar pengusahanya,<br />

menurut William, ternyata keturunan Tionghoa,<br />

sementara pembatiknya orang Jawa. “Tapi<br />

industrinya sudah ambruk sehingga banyak<br />

yang menganggur,” kata William. Terlintas di<br />

pikiran dia bagaimana membangkitkan usaha<br />

batik Lasem. Pertimbangannya sederhana saja.<br />

“Kalau batik Lasem itu bisa bangkit, pekerjaan<br />

untuk pembatik bakal tersedia.”<br />

William menyampaikan niatnya kepada seorang<br />

teman yang jadi pengusaha. Sang teman<br />

itu malah berkata, “William, kalau kamu mau<br />

bantu orang susah, tidak usah jauh-jauh ke<br />

sana, di Jakarta juga banyak orang miskin. Apalagi<br />

batik kan sekarang sudah kolaps, terutama<br />

batik Lasem yang tidak terkenal. Mending<br />

kamu bantu batik Pekalongan yang lebih terkenal.<br />

Atau lebih baik kamu bantu, tuh, tukang<br />

bakso.”<br />

Tapi William punya pendapat lain. “Omong-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INSPIRING PEOPLE<br />

Sebagai pekerja<br />

sosial, saya tidak<br />

terlalu banyak mikir,<br />

yang penting usaha.<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

an teman saya ini betul dari sisi ekonomi, tetapi<br />

tidak betul untuk ekonomi berbasis budaya,”<br />

kata William. “Kalau bakso ditutup, satu orang<br />

bangkrut, industri bakso tidak akan tutup. Kalau<br />

batik sudah tidak ada permintaan, yang terjadi<br />

akhirnya hanya tinggal kenangan. Budaya ini<br />

bakal hilang.”<br />

Tanpa banyak persiapan, pertimbangan,<br />

maupun hitung-hitungan yang njelimet, dia<br />

datang ke Lasem untuk meneliti kondisi kerajinan<br />

batik di Rembang itu. Di satu desa, dia<br />

menemukan 81 persen warganya menganggur.<br />

Setengah dari mereka kemudian berganti<br />

pekerjaan lain. Tapi setengahnya lagi tetap tak<br />

punya pekerjaan.<br />

Untuk menyuntikkan semangat kepada<br />

para pengusaha dan pembatik di Lasem, William<br />

mengajak sahabatnya, perancang busana<br />

Musa Widyatmodjo, menjadi pembicara dalam<br />

seminar soal batik di satu kelenteng di Lasem.<br />

“Itu barangkali seminar batik Lasem pertama di<br />

dunia,” kata William. Tapi seminar saja ternyata<br />

tak cukup untuk menggerakkan industri batik<br />

Lasem yang sudah lama mati suri.<br />

Menurut catatan Belanda, ada sekitar 120<br />

pengusaha batik Lasem pada 1927 hingga<br />

1930. Empat puluh tahun kemudian, pada 1970,<br />

masih tersisa 110 pengusaha batik Lasem. Tapi,<br />

pada 2004, hanya tinggal 18 pengusaha batik<br />

yang tersisa di Lasem. Artinya, lebih dari 90<br />

usaha batik Lasem gulung tikar selama periode<br />

1970 hingga 2004.<br />

Lantaran hanya segelintir pengusaha tersisa,<br />

sementara jumlah pembatik sangat banyak,<br />

upah bagi pembatik di Lasem kala itu sangat<br />

kecil. “Kalau upah begitu rendah, apa mungkin<br />

anak-anak mereka disuruh menjadi pembatik?<br />

Tidak mungkin, kan?” kata William. Jika dibiarkan,<br />

gampang diramal, batik Lasem bakal tamat<br />

riwayatnya.<br />

William memutuskan membuat sendiri proyek<br />

percontohan usaha batik Lasem. William<br />

sengaja memilih desa-desa paling miskin dan<br />

paling banyak penganggur di Lasem. Ada tiga<br />

desa jadi calon. “Saya pilih yang namanya Desa<br />

Jeruk. Kalau ditanya alasannya milih Desa Jeruk,<br />

saya pikir namanya unik. Kebetulan saya juga<br />

suka buah jeruk,” kata William, enteng saja.<br />

“Saya kalau kerja yang happy, tidak usah mikir<br />

yang sulit-sulit. Peneliti itu jangan susah-susah,<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INSPIRING PEOPLE<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

ngapain pakai metodologi yang susah.”<br />

Bagaimana memilih perempuan pembatik<br />

yang bakal dijadikan pemimpin proyek contoh<br />

itu juga tak ribet. “Saya tanya ke lurah, ada<br />

enggak pembatik yang bisa saya ajak ngobrol.<br />

Karena saya kan orang asing, bukan dari Lasem,<br />

laki-laki, Tionghoa, dari Jakarta lagi,” William<br />

menuturkan. Bertemulah dia dengan Ramini.<br />

Setelah ngobrol selama satu jam, William langsung<br />

memutuskan bahwa Ramini-lah pemimpin<br />

untuk kelompok pembatik di proyeknya. “Staf<br />

saya sampai bingung mengapa secepat itu memutuskan,”<br />

kata William. Ramini hanya sempat<br />

sekolah hingga kelas II SD dan saat itu tak punya<br />

pekerjaan. Tapi William punya pertimbangan<br />

lain. Dia melihat Ramini orang yang berani dan<br />

teliti. Dia mencatat setiap tamu yang datang ke<br />

rumahnya. Jika bepergian, dia juga mencatat<br />

semua hal dengan detail.<br />

William tak mau modal untuk proyek contoh<br />

usaha batik Lasem itu amblas diminta suaminya.<br />

“Makanya, dari pertama, saya tidak mau dapat<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INSPIRING PEOPLE<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

perempuan yang kalah sama suaminya,” kata<br />

William. Saat pertama ditawari menjadi ketua<br />

kelompok usaha itu, Ramini tak berani. Setelah<br />

berhasil meyakinkan Ramini, William minta dia<br />

mengumpulkan teman-temannya. Pada 2006,<br />

berdirilah Kelompok Usaha Bersama Srikandi<br />

Jeruk dengan anggota lima orang.<br />

Untuk menambah kemampuan dan belajar<br />

warna alami, William mengirim mereka belajar<br />

teknik membatik kepada Suryantoro Sulaiman<br />

di Yogyakarta. “Saya ajarkan warna alam karena<br />

saya mau kasih mereka penderitaan. Dari buruh<br />

batik menjadi pengusaha memangnya tidak<br />

perlu ada perubahan mental?” kata William.<br />

Membatik dengan warna alam memang bukan<br />

hal gampang. “Kalau batik celup biasa, sekali<br />

celup langsung jadi. Sedangkan batik alam<br />

ini berpuluh-puluh kali celup baru bisa.... Warna<br />

alam itu tidak mungkin rata. Kalau batik warna<br />

alam rata, sudah pasti palsu.” Sempat stres lantaran<br />

susah sekali belajar batik dengan warna<br />

alam, ibu-ibu dari Lasem kini bisa membedakan<br />

mana batik yang hasilnya bagus atau jelek.<br />

Sekarang Srikandi Jeruk terus berkembang.<br />

Batik karya Ramini, Damai Sejahtera, bahkan<br />

menjadi finalis ASEAN Award for Young Artisans<br />

in Textiles dalam ASEAN Handicraft Promotion<br />

and Development Association di Bangkok,<br />

Thailand, November 2009. Setelah usaha batik<br />

di Lasem mandiri, William mengalihkan fokusnya<br />

ke batik Batang dan batik Toraja. “Rencana tahun<br />

depan, saya akan rekrut anak-anak muda untuk<br />

jadi peneliti di batik,” kata William. ■ MELISA MAILOA<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INSPIRING PEOPLE<br />

BIODATA<br />

NAMA:<br />

Kwan Hwie Liong atau<br />

William Kwan H.L.<br />

PENDIDIKAN<br />

● S-1 Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen<br />

Satya Wacana, Salatiga, 1987<br />

● Graduate Program of Economic Development,<br />

Universitas Vanderbilt, AS, 1993<br />

PEKERJAAN<br />

● Peneliti<br />

● Pendiri dan Direktur Institut Pluralisme<br />

Indonesia<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

PENGHARGAAN<br />

● Penghargaan Khusus Danamon Award dari<br />

Bank Danamon dan Tempo, 2007<br />

● Community Entrepreneurs Challenge Award<br />

dari The British Council dan Arthur Guinness<br />

Fund, <strong>201</strong>0<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />

MAJALAH DETIK 19 5 - 11 25 OKTOBER JANUARI <strong>201</strong>5


GAYA HIDUP<br />

Kulot,<br />

OLD FASHION<br />

TAPI KEREN<br />

GETTYIMAGES, BERRYBENKA<br />

DI ZAMAN RENAISANS, CELANA INI<br />

DIPAKAI PARA LAKI-LAKI, TAPI SEKARANG<br />

JUSTRU DIGILAI PARA PEREMPUAN.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


GAYA HIDUP<br />

MODE memang selalu berputar.<br />

Lima tahun lalu, celana kulot<br />

pernah begitu digandrungi perempuan.<br />

Namun tak lama tren<br />

itu menghilang dan baru kini muncul kembali.<br />

Celana dengan potongan lebar ini sebenarnya<br />

mulai diminati lagi oleh para fashion enthusiasts<br />

sejak akhir <strong>201</strong>4. Awalnya diminati<br />

oleh perempuan berhijab karena potongannya<br />

yang lebar sehingga tak memperlihatkan<br />

lekuk tubuh.<br />

Namun kini perkembangan kulot semakin<br />

TOKOPEDIA, BERRYBENKA<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


GAYA HIDUP<br />

ANAOCTARIA/INSTAGRAM<br />

semarak. Sementara akhir tahun lalu hanya<br />

ramai kulot panjang, kini model dan materi<br />

bahannya makin beragam.<br />

Beberapa brand, seperti ZARA dan Colorbox,<br />

juga menampilkan koleksi kulot dengan<br />

ciri khas masing-masing. Penjualannya? Fantastis!<br />

Tak butuh waktu lama di display, kulot<br />

itu langsung banyak terjual.<br />

Bukan cuma brand ternama, online shop yang<br />

menjamur juga berlomba-lomba menghadirkan<br />

kulot. Silakan tengok Zalora, Berrybenka,<br />

dan Matahari Mall. Kulot ada di mana-mana.<br />

Mulai kulot dengan panjang hingga menutupi<br />

tumit, kulot di bawah lutut, hingga kulot<br />

di atas lutut. Warnanya pun beraneka ragam,<br />

tak cuma polos, tapi juga bahan-bahan dengan<br />

motif berbeda.<br />

Kulot juga sering tampil di Instagram. Sudah<br />

ada lebih dari 100 ribu posting di hashtag<br />

#kulot. Mulai foto-foto kulot barang dagangan<br />

hingga orang-orang yang memadupadankan<br />

kulot dengan gaya masing-masing.<br />

Ana Octarina adalah salah satu yang kerap<br />

memamerkan kulotnya di akun Instagram<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


GAYA HIDUP<br />

ALIKAISLAMADINA/INSTAGRAM, IFYALYSSA/INSTAGRAM<br />

anaoctarina. Ana sering terlihat<br />

mengenakan celana kulot dengan<br />

berbagai macam warna. Ada<br />

hitam, putih, biru, abu-abu,<br />

hingga oranye.<br />

Ana terlihat sangat lihai memadupadankan<br />

kulot yang dikenakan.<br />

Misalnya untuk kulot<br />

jins sebetis, Ana berhasil tampil<br />

kasual dengan paduan v-neck<br />

shirt berlengan panjang.<br />

Di foto lainnya, Ana tampil<br />

dengan celana kulot hitam<br />

dengan atasan lengan pendek<br />

putih berbahan lace. Ana tampil<br />

chic dengan heels pendek berwarna<br />

putih.<br />

Untuk pergi ke pesta, Ana<br />

memilih kulot putih panjang<br />

dengan atasan Sabrina bermotif<br />

floral. Dengan tambahan heels<br />

putih, Ana benar-benar tampil<br />

stylish.<br />

Alika Islamadina juga terlihat<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


GAYA HIDUP<br />

BERRYBENKA<br />

wira-wiri di Instagram mengenakan kulot.<br />

Gadis bersuara merdu ini terlihat memadukan<br />

celana kulot putih sebetis dengan atasan<br />

loose blouse hitam berlengan pendek.<br />

Gaya monochrome lainnya terlihat saat Alika<br />

mengenakan atasan turtle neck putih berlengan<br />

pendek dengan kulot hitam panjang dan<br />

sandal Birkenstock putih.<br />

Si cantik Ify Alyssa juga enggak mau ketinggalan.<br />

Berbeda dengan Alika dan Ana, Ify<br />

memadukan celana kulot putih selututnya<br />

dengan atasan garis-garis tanpa lengan.<br />

Sepasang sepatu kets menambah tampilannya.<br />

Pengamat mode Petty S. Fatimah menyebut<br />

tren celana kulot tidak hanya<br />

booming di Indonesia, tapi juga di seluruh<br />

dunia. Menurut dia, celana kulot punya<br />

daya tarik karena praktis dan cocok untuk<br />

banyak karakter.<br />

“Mereka yang bergaya maskulin maupun<br />

feminin (dua karakter gaya yang bertolak<br />

belakang) cocok saja menggunakannya,”<br />

ujarnya.<br />

Namun, menurut Petty, orang dengan postur<br />

kecil seperti dirinya sebaiknya berhati-hati<br />

memilih kulot. “Badan seperti saya yang mungil<br />

tidak mudah mencari kulot yang cocok,<br />

bisa-bisa badan tenggelam,” katanya.<br />

Petty pun mengaku tidak banyak memiliki<br />

koleksi kulot. Paling-paling hanya ada satu<br />

atau dua potong yang dianggapnya benarbenar<br />

pas dan menarik dikenakan.<br />

Ia pun menyarankan, dalam memilih kulot,<br />

tinggi badan kita perlu dipertimbangkan untuk<br />

memilih panjang dan pendek kulotnya. Jangan<br />

lupa mempertimbangkan bentuk tubuh buat<br />

memilih warna dan motifnya.<br />

Ia menambahkan, kulot sebaiknya dipadankan<br />

de ngan sepatu berhak. Akan lebih bagus<br />

lagi jika sepatunya berhak tinggi. Ia memperkirakan<br />

tren kulot dapat bertahan hingga<br />

akhir tahun.<br />

“Setidaknya, sampai akhir <strong>201</strong>5, kulot akan<br />

terus terlihat di pasaran,” ujarnya. n<br />

ADELINE WAHYU | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


GAYA HIDUP<br />

Awalnya, kulot merupakan<br />

celana selutut<br />

yang dikenakan oleh<br />

para pria terhormat di<br />

Eropa pada masa Renaisans.<br />

Kulot memiliki<br />

kemiripan dengan celana<br />

model rok dengan<br />

bentuk asli yang lebar.<br />

Konon, kulot<br />

mulai populer di Prancis<br />

pada era Henry<br />

III (1574-1589). Pada<br />

era Victoria, tepatnya<br />

pertengahan hingga<br />

akhir abad ke-19, kulot rok mulai dibuat untuk<br />

mempermudah ruang gerak para wanita pengendara<br />

kuda.<br />

Kulot-rok<br />

merupakan busana<br />

wanita<br />

yang tampak memiliki<br />

belahan jika dilihat<br />

dari depan, sehingga<br />

terlihat juga seperti<br />

celana. Sedangkan<br />

kulot-celana adalah<br />

celana yang tampak<br />

seperti rok.<br />

BERRYBENKA<br />

Seiring berkembangnya<br />

fashion, kulot<br />

akhirnya berkembang<br />

jauh sedemikian<br />

rupa. Busana wanita<br />

yang disebut sebagai<br />

kulot setidaknya<br />

merujuk pada dua<br />

jenis item, yaitu kulot<br />

berbentuk rok dan<br />

celana.<br />

BERRYBENKA<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


WISATA<br />

JELAJAH<br />

BUMI TONGKONAN<br />

TANA TORAJA MENAWARKAN DESTINASI<br />

WISATA RITUAL BUDAYA YANG KENTAL.<br />

NAMUN ANDA TETAP BISA MENIKMATI<br />

PESONA ALAMNYA YANG INDAH.<br />

FOTO-FOTO: THINKSTOCK<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


WISATA<br />

DARI Makassar, perjalanan menuju<br />

Toraja masih panjang. Butuh kirakira<br />

10 jam perjalanan darat. Melelahkan?<br />

Memang. Tapi tenang saja,<br />

hasilnya sepadan.<br />

Jalan menuju Toraja cukup mulus. Hanya,<br />

ketika Anda tiba di daerah Enrekang, jalan<br />

mulai meliuk-liuk karena memang sudah memasuki<br />

kawasan pegunungan.<br />

Pemandangan di Enrekang terkenal sangat<br />

indah dengan udara sejuk. Banyak wisatawan<br />

sengaja berhenti sejenak untuk sekadar<br />

menikmati pemandangan sambil menyeruput<br />

secangkir kopi Toraja.<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 21 - 527 - 11 SEPTEMBER OKTOBER <strong>201</strong>5


WISATA<br />

Sayang, saat saya melewatinya, hari sudah<br />

gelap. Saya dan rombongan memutuskan<br />

langsung meneruskan perjalanan ke Rantepao.<br />

Masih dua jam lagi.<br />

Tepat tengah malam, saya tiba di hotel.<br />

Kami semua langsung terkapar kelelahan.<br />

Saya memutuskan langsung tidur agar besok<br />

pagi lebih segar untuk bertualang.<br />

Destinasi pertama saya adalah kubur alam<br />

Londa, yang sudah sangat tersohor dengan<br />

kuburan di dalam gua. Di tempat ini, saya<br />

bertemu dengan tau-tau, patung manusia.<br />

Tidak sembarang orang dapat dibuatkan<br />

patung. Hanya mereka yang memiliki kelas<br />

sosial tinggi yang bisa. Selain itu, saya melihat<br />

tengkorak-tengkorak manusia berjajar rapi di<br />

sisi gua.<br />

Setelah puas melihat-lihat di Londa, saya<br />

dan rombongan meluncur ke Pasar Bolu di<br />

Jalan Poros Rantepao, Palopo. Pasar Bolu<br />

merupakan salah satu pasar jual-beli kerbau<br />

dan babi.<br />

Di pasar inilah saya bisa berjumpa dengan<br />

tedong bonga, kerbau belang yang harganya<br />

ratusan juta rupiah. Bahkan kerbau dengan<br />

belang tertentu bisa dihargai hingga Rp 1<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


WISATA<br />

miliar.<br />

Bagi masyarakat Tana Toraja, kerbau adalah<br />

kendaraan bagi arwah untuk menuju Puya,<br />

dunia arwah atau akhirat. Karena itulah kerbau<br />

memiliki kedudukan unik di masyarakat ini.<br />

Kerbau dinilai sebagai persembahan tertinggi<br />

bagi masyarakat adat Toraja yang<br />

meninggal. Prosesnya melalui ritual rambu<br />

solo, ritual yang dilakukan berhari-hari dengan<br />

tamu ribuan orang.<br />

Dulu ritual rambu solo hanya dilakukan untuk<br />

keluarga bangsawan. Namun, belakangan,<br />

ritual ini bisa dilakukan siapa saja asalkan<br />

memiliki cukup dana.<br />

Biaya untuk ritual ini sama sekali tak bisa<br />

dibilang sedikit karena minimal wajib menyediakan<br />

40 ekor kerbau. Kalau harga satu kerbau<br />

saja Rp 100 juta, bisa dibayangkan berapa<br />

yang perlu disediakan.<br />

Belum lagi puluhan babi dan biaya-biaya<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


WISATA<br />

lainnya. Tentu saja ini bukan keharusan. Bagi<br />

masyarakat yang tidak mampu, ritual rambu solo<br />

boleh tidak dilakukan.<br />

Tana Toraja memang terkenal dengan ritual<br />

budaya yang kental. Namun bukan berarti tempat<br />

ini tak menawarkan keindahan alam sebagai<br />

destinasi wisata.<br />

Salah satu yang menggiurkan adalah sunrise di<br />

Batutumonga. Sayang, saya agak kesiangan dan<br />

tak sempat menyaksikan sang fajar muncul dari<br />

ufuk timur.<br />

Tapi tak apa. Hamparan sawah dan pepohonan<br />

dengan latar pegunungan di Batutumonga<br />

tetap menawarkan kesegaran yang menghibur<br />

hati. Jangan lupa kenakan baju hangat karena di<br />

sini sangat dingin.<br />

Batutumonga merupakan kawasan tertinggi<br />

di Toraja, letaknya di lereng Gunung Sesean.<br />

Obyek wisata ini terkenal dengan sebutan Negeri<br />

di Atas Awan.<br />

Dari tempat ini, saya dapat melihat hamparan<br />

wilayah Sa’dan, Sesean, Tondon, Tallunglipu,<br />

Rantepao, hingga daerah Sanggalangi dengan<br />

jelas dari ketinggian.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


WISATA<br />

THINKSTOCK<br />

Sayang, saat kami datang, kabut sedang turun,<br />

sehingga agak mengurangi pemandangan<br />

mempesona itu. Tapi, sekali lagi, Batutumonga<br />

tetap terlihat indah.<br />

Karena dari hotel belum sempat menyantap<br />

sarapan, saya dan rombongan pun memutuskan<br />

mengisi perut terlebih dulu. Ada banyak<br />

warung mi instan di sana.<br />

Namun, jika menginginkan makanan yang<br />

lebih “sehat”, silakan mampir ke salah satu<br />

restoran di penginapan. Biasanya restoran<br />

menyediakan menu-menu sarapan, seperti<br />

mi/nasi goreng, pisang goreng, dan kopi.<br />

Pisang goreng di Toraja memiliki cita rasa<br />

yang khas karena digoreng matang tapi dengan<br />

pisang yang masih keras. Ketika pisang<br />

digigit, langsung terasa di lidah.<br />

Teman paling klop untuk mengudap pisang<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


WISATA<br />

goreng adalah secangkir kopi Toraja yang<br />

tersohor itu. Tidak minum kopi? Hmm…<br />

Anda bisa menggantinya dengan teh.<br />

Sukses mengganjal perut, saya berjalan<br />

menuju Baby Grave Pana. Tempat ini terkenal<br />

dengan kuburan bayi dalam lubang<br />

pohon tarra.<br />

Bayi yang dimakamkan di dalam pohon<br />

ini adalah bayi-bayi yang baru lahir hingga<br />

berumur 2 bulan. Namun sejak 1960 sudah<br />

tidak lagi dilakukan penguburan bayi dengan<br />

cara ini.<br />

Lo’komata adalah tujuan kami selanjutnya.<br />

Situs pekuburan ini hanya terletak<br />

sekitar 2 kilometer dari Batutumonga. Di<br />

Lo’komata, saya dapat melihat batu raksasa<br />

dengan lubang-lubang seperti mata.<br />

Bukan lubang biasa karena batu ini sejatinya<br />

adalah pemakaman yang digunakan<br />

sejak abad XIV. Dan hingga kini sudah ada<br />

sekitar 60 lubang.<br />

Tiap lubang diberi pintu kayu dengan<br />

ukiran motif Toraja. Beberapa pintu terdapat<br />

miniatur kepala tedong bonga, yang<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


WISATA<br />

menunjukkan strata tinggi di Toraja.<br />

Matahari condong ke barat saat saya dan<br />

rombongan selesai berkeliling. Perut sudah<br />

meronta-ronta minta diisi dan kami pun meluncur<br />

mencari tempat makan.<br />

Saran untuk wisatawan muslim, bawalah<br />

bekal makanan karena banyak restoran atau<br />

tempat makan yang menyediakan hidangan<br />

dengan bahan utama babi. n<br />

ADITYA MARDIASTUTI | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 11 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

CITA RASA<br />

INGGRIS,<br />

SENTUHAN<br />

INDONESIA<br />

RESTORAN SEKALIGUS BAR<br />

TRENDI INI MENYAJIKAN<br />

HIDANGAN INGGRIS MODERN.<br />

MENARIKNYA, DIPADUKAN<br />

DENGAN SENTUHAN INDONESIA.<br />

FOTO-FOTO: RENO/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

MATAHARI yang terik siang itu<br />

tak menghalangi langkah saya<br />

memenuhi undangan seorang<br />

chef. Dia sengaja mengajak saya<br />

mencicipi beberapa menu yang akan diluncurkan<br />

di restorannya.<br />

Restoran itu terletak di Jalan Kemang Raya,<br />

Jakarta Selatan. Dari luar, restoran ini lebih<br />

mirip klub malam daripada sebuah restoran.<br />

Apalagi namanya Queens Head.<br />

Logo Queens Head, yang terpampang jelas<br />

di bagian depan bangunan, mengingatkan saya<br />

pada cover album The Sex Pistols, God Save The<br />

Queen. Ada juga foto Ratu Inggris pada logo<br />

itu.<br />

Tempat yang mengusung tagline “Queens<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

Head Born in The UK, Raised in Jakarta” ini<br />

merupakan restoran sekaligus bar modern<br />

dengan sentuhan eklektik dan kontemporer.<br />

Kayu menjadi material utama untuk desain<br />

interior restoran ini. Begitu saya melewati<br />

pintu masuk, terdapat sebuah lorong yang<br />

terhubung dengan sebuah lounge.<br />

Lorong tersebut dilapisi kayu bertekstur kasar<br />

(unfinished) dengan lampu gantung di bagian<br />

atapnya. Saya disambut seorang perempuan<br />

bercelemek.<br />

Dia mengantarkan saya memilih tempat<br />

duduk. Lounge Queens Head ternyata cukup<br />

besar dengan berbagai pilihan kursi dan meja.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

Namun hampir semuanya berbahan kayu.<br />

Kolom-kolom maupun atap diselaraskan<br />

dengan kayu dan rotan anyaman. Sementara<br />

itu, pencahayaan yang temaram memancarkan<br />

keindahan masing-masing tekstur kayu.<br />

Pembagian ruangan di restoran dapat dilihat<br />

dari penggunaan beraneka ragam kursi. Area<br />

makan yang lebih formal menggunakan kursi<br />

tegak dengan penataan meja ala fine dinning.<br />

Sedangkan bagi yang datang rombongan,<br />

terdapat sofa dengan kursi santai. Di sisi kiri<br />

terdapat bar memanjang sekaligus dapur dengan<br />

konsep open kitchen.<br />

Saya memilih tempat duduk di sayap kanan<br />

restoran. Di area ini terdapat void kaca sehingga<br />

cahaya natural bisa masuk. Lebih terang.<br />

Bagian outdoor memiliki “intonasi” berbeda,<br />

diisi dengan kursi-kursi colorful, sehingga sua-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

sana terasa lebih ceria. Sangat berbeda dengan<br />

suasana di dalam.<br />

Pada awal dibuka pada pengujung <strong>201</strong>4,<br />

hidangan di Queens Head mengusung tema<br />

modern British. Seiring dengan pergantian<br />

chef, menu tak terbatas pada sajian Barat,<br />

tapi juga sentuhan Asia.<br />

Selain itu, chef Blake Thornley meluncurkan<br />

Roast Sharing Concepts,<br />

yaitu konsep hidangan untuk keluarga<br />

ataupun pengunjung dalam<br />

jumlah besar.<br />

Terdapat aneka daging, seperti<br />

ayam, sapi, dan kambing,<br />

ditambah 13 pilihan side dishes.<br />

“Menu-menu yang disajikan<br />

lebih bervariasi dan menggunakan<br />

rempah-rempah Indonesia,”<br />

ujar Blake.<br />

Koki asal Selandia Baru ini<br />

langsung menyuguhkan satu<br />

hidangan pembuka, yaitu Tuna<br />

Tataki Salad dan hidangan utama<br />

berupa Slow-Cooked Duck Leg.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

Sedangkan hidangan penutup, seperti<br />

Kemangi Jelly (Rp 60 ribu) dan minuman Earl<br />

Grey Sour (Rp 110 ribu) serta Immunity (Rp 55<br />

ribu), direkomendasikan dari buku menu.<br />

Tuna Tataki Salad terdiri atas tiga irisan besar<br />

ikan tuna dipadu nom chom dressing dan shaved<br />

exotic vegetables. Daun seledri, daun bawang,<br />

dan potongan cabai mempercantik hidangan.<br />

Irisan ikan tuna dipanggang sebentar di atas<br />

wajan, sehingga menghasilkan ikan tuna yang<br />

matang di luar tapi masih mentah di dalam.<br />

Meski begitu, bagian tengahnya sama sekali<br />

tidak tercium bau amis. Tentu saja hal itu berkat<br />

kesegaran ikan tuna dan aneka sayuran segar<br />

dengan kombinasi bumbu bergaya Thailand.<br />

Cita rasa pedas, asam, dan manis langsung<br />

terasa saat ikan tuna disantap bersama bumbu<br />

berwarna oranye itu. Saya, yang sebelumnya<br />

ragu-ragu menyantap, kini tak bisa berhenti<br />

mengunyah.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

Selanjutnya saya<br />

terpana oleh<br />

tampilan Slow-<br />

Cooked Duck<br />

Leg yang begitu<br />

apik. Dua potong<br />

kaki bebek<br />

disajikan bersama<br />

ubi halus, pearl ball,<br />

serta anggur merah.<br />

Daging bebek dimasak<br />

dengan teknik<br />

slow-cooking, sehingga bau<br />

amisnya hilang. Sedangkan<br />

rasa daging yang gurih dan empuk<br />

dibalut bumbu berwarna kecokelatan.<br />

Kehadiran pearl ball menambah tekstur<br />

pada hidangan ini. Hanya, sebagai hidangan<br />

utama, porsinya cukup kecil. Seandainya saya cuma<br />

makan menu ini saja, pasti kurang kenyang, he-he-he….<br />

Sejujurnya saya tidak dapat membayangkan bila daun kemangi<br />

dijadikan bahan dasar untuk membuat hidangan penutup.<br />

Dengan perasaan ragu, saya menyendok Kemangi Jelly.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


KULINER<br />

Ah, rupanya saya salah sangka. Daun kemangi<br />

yang sudah menjelma menjadi dessert dengan<br />

campuran cokelat putih ini enak. Ada sensasi<br />

segar, terutama dengan kehadiran sorbet rasa<br />

lemon.<br />

Kehadiran aneka rasa di lidah saya tandaskan<br />

dengan meminum cocktail Earl Grey Sour. Terdiri<br />

atas campuran 60 mililiter earl grey infused<br />

tanqueray, 30 mililiter lemon juice, 20 mililiter<br />

sugar syrup, dan 5 mililiter egg white.<br />

Garnish sugar rim and lemon twist benarbenar<br />

menambah kecantikan minuman ini.<br />

Alkoholnya tidak terlalu terasa di lidah. Cenderung<br />

agak datar.<br />

Sedangkan Immunity merupakan minuman<br />

nonalkohol berbahan dasar melon, apel hijau,<br />

seledri, dan mentimun. Sentuhan rasa manis<br />

yang dihasilkan cukup ringan.<br />

Di akhir pembicaraan, chef Blake membocorkan<br />

rencana Queens Head mengadakan<br />

sebuah event besar pada 9 Oktober dengan<br />

bintang tamu Sosupersam, DJ asal Los Angeles.<br />

Sang DJ konon piawai memainkan turntable<br />

hingga ke kancah internasional. DJ akan mulai<br />

naik panggung pada pukul 21.00 WIB. Hmm…<br />

jangan ketinggalan, ya. n MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

OLEH-OLEH LAWATAN KE ARAB<br />

PRESIDEN JOKO WIDODO MEMBAWA OLEH-OLEH KOMITMEN PEMBANGUNAN KILANG DARI ARAB SAUDI.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Presiden Joko Widodo<br />

berbincang dengan Menteri<br />

Pertahanan sekaligus Wakil<br />

Putra Mahkota Kerajaan<br />

Arab Saudi, Mohammed bin<br />

Salman Abdulaziz al-Saud,<br />

saat melakukan kunjungan<br />

kenegaraan di Istana Raja<br />

Faisal, Jeddah, Arab Saudi,<br />

Sabtu (12/9) malam waktu<br />

setempat.<br />

PANCA HARI PRABOWO/ANTARA FOTO<br />

JABATAN Mohammed bin Salman<br />

Abdulazis al-Saud memang Menteri<br />

Pertahanan Arab Saudi. Tapi, saat<br />

melawat ke Negeri Padang Pasir pertengahan<br />

bulan silam dan bertemu dengannya,<br />

Presiden Joko Widodo tak cuma membicarakan<br />

senapan atau urusan keamanan. Ia memanfaatkan<br />

jabatan Mohammed bin Salman yang<br />

lain, yakni bos perusahaan minyak negara itu,<br />

Aramco.<br />

Joko Widodo membicarakan rencana Aramco<br />

membangun kilang di Indonesia beberapa<br />

tahun silam tapi kemudian tak berlanjut. Sekitar<br />

tiga tahun silam, Aramco meminta insentif<br />

yang tidak bisa dipenuhi pemerintah. Soal inilah<br />

yang dibicarakan Joko Widodo saat ke Arab.<br />

“Sekarang kita membuka lagi diskusi tentang<br />

insentif apa yang dibutuhkan sehingga dia<br />

tertarik lagi,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan<br />

Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya<br />

Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja.<br />

Indonesia memang sudah gatal ingin me-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Kilang Pertamina di<br />

Cilacap, Jawa Tengah<br />

HASAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />

miliki kilang baru karena sudah 22 tahun tidak<br />

ditambah satu pun. Wiratmaja mengatakan,<br />

saat ini kebutuhan BBM mencapai 1,25 juta barel<br />

per hari, sedangkan kilang yang ada saat ini<br />

hanya mampu memproduksi sekitar 600 ribu<br />

barel. “Jadi selisihnya, lebih dari 600 ribu barel,<br />

kita impor. Itu kan besar sekali,” ujar guru besar<br />

Institut Teknologi Bandung itu.<br />

Data lain—berdasarkan BP Statistical Review<br />

<strong>201</strong>5—disebutkan bahwa kapasitas total kilang<br />

Indonesia sekitar 1 juta barel per hari, sementara<br />

kebutuhannya 1,6 juta barel per hari. Intinya,<br />

masih kurang sekitar 600 ribu barel juga.<br />

Akibatnya, Indonesia mesti mengimpor bensin<br />

atau solar sebanyak itu, tidak bisa mendatangkan<br />

minyak mentah yang lebih murah.<br />

Masalahnya, untuk membangun satu kilang,<br />

butuh biaya besar. Menurut Wiratmaja, biaya<br />

yang dibutuhkan untuk membangun satu kilang<br />

berkapasitas 300 ribu barel per hari sekitar<br />

US$ 10 miliar (sekitar Rp 150 triliun).<br />

Jumlah itu sangat besar. Direktur Pembinaan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Sekarang kita membuka lagi diskusi tentang<br />

insentif apa yang dibutuhkan sehingga dia<br />

tertarik lagi,<br />

Direktur Jenderal Minyak dan<br />

Gas Kementerian Energi dan<br />

Sumber Daya Mineral I Gusti<br />

Nyoman Wiratmaja Puja<br />

HAFIDZ MUBARAK A./ANTARA FOTO<br />

Usaha Hilir Minyak dan Gas Kementerian<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral Setyorini<br />

Tri Hutami mengatakan Pertamina tidak akan<br />

sanggup sendirian membangun kilang semahal<br />

itu. “Pertamina tidak punya dana untuk mengembangkan<br />

kilang,” ujar Setyorini.<br />

Berkaca pada kondisi kesulitan biaya tersebut,<br />

pemerintah mengundang investor asing<br />

untuk terlibat membangun kilang BBM. Sejak<br />

beberapa tahun silam, sejumlah investor asing<br />

diundang untuk membangun kilang di Indonesia.<br />

Aramco dan investor dari Kuwait saat itu<br />

sudah santer diberitakan bersedia membuka<br />

kantongnya. Tapi rencana batal karena permintaan<br />

insentif pajak ditolak pemerintah.<br />

Pemerintah yang sekarang memutar otak<br />

agar kilang bisa terwujud. Sejumlah paket<br />

insentif pun disiapkan dan sedang dirancang<br />

peraturan presiden tentang proyek kilang BBM.<br />

Menurut Montty Girianna, Deputi Bidang<br />

Koordinasi Pengelolaan Energi Sumber Daya<br />

Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian<br />

Koordinator Perekonomian, peraturan itu akan<br />

berkenaan dengan segala sisik-melik soal kilang.<br />

Meski peraturan belum kelar, saat ini sudah<br />

ada beberapa perusahaan minyak yang sudah<br />

mengungkapkan keinginan membangun kilang<br />

di Indonesia. Bukan cuma Aramco. Perusahaan<br />

minyak dari Kanada, Tiongkok, sampai<br />

Kuwait telah menyurati Kementerian ESDM<br />

menyampaikan minatnya membangun kilang<br />

BBM. “Pernyataan minat juga datang dari Iran<br />

dan Irak, tapi keduanya baru secara lisan,” kata<br />

Montty.<br />

Namun, seperti apa insentif yang akan mereka<br />

terima, Montty belum bisa menjelaskan.<br />

“Nanti akan kami kirim orang-orang, akan ada<br />

tim yang dikirim ke Arab Saudi dan negara lain<br />

yang berminat untuk membahas secara detail<br />

masalah itu,” kata Montty.<br />

Yang jelas, agaknya insentif soal pajak akan<br />

diperlonggar. Beberapa tahun silam, Aramco<br />

membatalkan rencana membuat kilang karena<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Kilang minyak Aramco<br />

DOC ARAMCO<br />

ingin bebas pajak lebih dari 10 tahun. Keinginan<br />

ini ditolak pemerintah. Nah, saat melawat<br />

ke Arab Saudi itu, Presiden Joko Widodo<br />

membuka peluang memberi keringanan pajak<br />

sampai 20 tahun. Bukan cuma itu, lahan gratis<br />

bagi mereka juga disiapkan. “Sekarang Saudi<br />

Aramco kembali tertarik,” katanya.<br />

Pemerintah sudah menyiapkan lahan 500<br />

hektare di Bontang, Kalimantan Timur, milik<br />

Kementerian Keuangan, untuk kilang. Siapa<br />

pun investor, tak perlu pusing dengan lahan<br />

di Bontang. Tanah itu sudah sepenuhnya dibebaskan.<br />

Praktis, saat ini lahan itu menunggu<br />

investor.<br />

Pemerintah pun tidak mengharuskan investor<br />

menggunakan lahan di Bontang yang<br />

sudah siap itu. “Kalau nanti investor punya ide<br />

atau lokasi lain, silakan, kita welcome saja,” kata<br />

Bambang.<br />

Aramco, misalnya, malah mengincar lahan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Salah satu instalasi minyak<br />

milik Pertamina<br />

HASAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />

di Tuban, Jawa Timur, dekat kilang milik Trans<br />

Pacific Petrochemical Indotama. Tanah itu milik<br />

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.<br />

“Nanti bisa dipinjam-pakai dan sekarang<br />

masih dalam proses,” kata Wiratmaja, yang<br />

enggan menjelaskan detail tentang proses<br />

tersebut.<br />

Rencananya, Aramco akan menggelontorkan<br />

US$ 24 miliar (Rp 360 triliun) untuk investasi<br />

kilang BBM. Sebanyak US$ 10 miliar (Rp 150<br />

triliun) untuk membangun kilang baru, sisanya<br />

untuk meningkatkan kapasitas produksi kilang<br />

pertamina di Dumai, Cilacap, dan Balongan<br />

sehingga bisa memproduksi BBM secara total<br />

sebanyak 400 ribu barel per hari. n<br />

HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

HULU-HILIR MINYAK ARAB<br />

TAK CUMA BIKIN KILANG, ARAMCO JUGA MEMBUKA POMPA<br />

BENSIN DI INDONESIA.<br />

THINKSTOCKPHOTOS<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Pompa bensin Aramco di<br />

Seoul, Korea Selatan<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

ADA beda perusahaan minyak<br />

pemerintah Indonesia dengan<br />

Malaysia. Setidaknya sampai tiga<br />

tahun silam, Petronas mengoperasikan<br />

pompa bensin di Jakarta dan sekitarnya.<br />

Sebaliknya, Pertamina hanya gigit jari, tak bisa<br />

berbisnis di Malaysia.<br />

Penyebabnya satu: Malaysia mensyaratkan,<br />

perusahaan minyak yang akan membuka<br />

pompa bensin di sana mesti membuat kilang<br />

minyak dulu dan itu harganya mahal, ratusan<br />

triliun rupiah. Pertamina tidak sanggup. Saat itu<br />

Pertamina mengeluhkan begitu gampangnya<br />

perusahaan minyak asing membuka pompa<br />

bensin di Indonesia, tidak seperti di Malaysia.<br />

Tidak perlu bikin kilang terlebih dulu.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Pekerja di salah satu kilang<br />

Saudi Aramco<br />

DOK ARAMCO<br />

Nah, situasi mungkin berbeda dalam beberapa<br />

tahun mendatang. Aramco, jika berjalan<br />

sesuai dengan rencana, tak akan cuma mengoperasikan<br />

kilang di Indonesia, tapi juga membuka<br />

pompa bensin. Jadi Aramco akan mendatangkan<br />

minyak dari Arab Saudi, diolah di<br />

Indonesia, dan dijual di pompa-pompa bensin<br />

milik mereka di sini.<br />

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti<br />

Nyoman Wiratmaja Puja menyebut syarat yang<br />

diajukan Aramco kepada Indonesia memang<br />

termasuk izin menjual bahan bakar di pompa<br />

bensin yang bakal mereka dirikan. Mereka juga<br />

meminta diizinkan masuk industri petrokimia<br />

di sini. “Syarat bisa masuk ke bisnis hilir (seperti<br />

pompa bensin) merupakan salah satu fasilitas<br />

insentif yang diminta selain bebas membayar<br />

pajak penghasilan badan usaha hingga 20 tahun,”<br />

katanya.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Direktur Jenderal Minyak dan<br />

Gas Kementerian Energi dan<br />

Sumber Daya Mineral I Gusti<br />

Nyoman Wiratmaja Puja<br />

ANTARA FOTO<br />

Syarat bisa masuk ke bisnis<br />

hilir (seperti pompa bensin)<br />

merupakan salah satu<br />

fasilitas insentif yang diminta<br />

selain bebas membayar pajak<br />

penghasilan badan usaha<br />

hingga 20 tahun.<br />

Meski begitu, pemerintah belum bisa memastikan<br />

apakah Aramco akan masuk ke semua lini<br />

sektor hilir tersebut atau hanya memilih salah<br />

satu. “Nanti akan kita diskusikan lebih jauh,”<br />

tutur Wiratmaja.<br />

Sebenarnya tidak ada masalah jika Saudi<br />

Aramco akan masuk ke industri hilir BBM, seperti<br />

pompa bensin. Setyorini Tri Hutami, Direktur<br />

Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas<br />

Kementerian ESDM, mengatakan Undang-Undang<br />

Migas memang membuka peluang bagi<br />

badan usaha selain Pertamina untuk masuk ke<br />

bisnis hilir BBM.<br />

Syaratnya, perusahaan itu terdaftar sebagai<br />

badan hukum Indonesia. “Contohnya Shell,<br />

Total, dan dulu ada Petronas,” kata Setyorini.<br />

Menurut anggota Komite Badan Pengatur<br />

Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas),<br />

Ibrahim Hasyim, terjun di bisnis kilang hingga<br />

ke sektor hilir sebenarnya langkah yang biasa<br />

dilakukan perusahaan minyak untuk menutup<br />

margin yang tipis dari investasi kilang. Selain<br />

itu, jika bisnis hilir yang dipilih adalah SPBU,<br />

maka tujuannya adalah sebagai window display<br />

atau promosi ke pasar.<br />

Namun, masalahnya, Saudi Aramco akan<br />

bersaing ketat dengan badan usaha lain jika<br />

hanya mengandalkan Pulau Jawa sebagai lokasi<br />

penyaluran distribusi BBM. “Kalau bicara soal<br />

badan penyalur, di Jawa ini sudah terisi penuh.<br />

Justru yang masih banyak (kosong) ada di luar<br />

Jawa,” kata Ibrahim.<br />

Pemerintah, menurut Wiratmaja, akan<br />

mengarahkan Aramco untuk membangun infrastruktur<br />

pompa bensin di kawasan timur<br />

Indonesia. Kebijakan ini diterapkan supaya<br />

tercipta situasi yang adil bagi Pertamina, yang<br />

membuka jaringan SPBU dari wilayah barat<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Salah satu pompa bensin<br />

Total di Jakarta<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

hingga timur Indonesia.<br />

“Dengan begitu, Pertamina akan dapat kompetisi<br />

yang positif, malah mungkin di beberapa<br />

tempat (Aramco) bisa bekerja sama dengan<br />

Pertamina,” tutur Wiratmaja.<br />

Konsep pemerintah tersebut sejalan dengan<br />

keinginan Pertamina. Vice President Corporate<br />

Communication Pertamina Wianda Pusponegoro<br />

mengatakan siapa pun yang masuk bisnis<br />

BBM juga harus bisa melakukan distribusi secara<br />

merata. “Agar akses BBM itu bisa dinikmati<br />

semua masyarakat, bukan hanya yang berada<br />

di kota-kota besar,” katanya.<br />

Sebagai perusahaan pemerintah dan mendapat<br />

monopoli memasarkan bahan bakar<br />

bersubsidi, Pertamina memang diharuskan<br />

mendistribusikan bahan bakar sampai kawasan<br />

terpencil. Pertamina agaknya terbebani jika<br />

mesti bersaing dengan perusahaan yang tidak<br />

memiliki kewajiban itu. ■ HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

DEMI JAMINAN PASOKAN<br />

INVESTASI KILANG BISA MEMBUAT PASOKAN MINYAK KE INDONESIA SEMAKIN TERJAMIN.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Anjungan milik Total di<br />

Selat Makassar<br />

NOVI ABDI/ANTARA FOTO<br />

POSISI Arab Saudi di dunia industri<br />

minyak memang tidak lagi sekuat<br />

beberapa tahun silam. Setidaknya<br />

negara itu bukan lagi produsen terbesar<br />

dunia. Dengan produksi 11 juta barel per<br />

hari, saat ini Arab Saudi menjadi nomor dua<br />

karena kalah oleh Amerika Serikat, yang memproduksi<br />

2 juta barel lebih banyak.<br />

Tapi tetap saja, biar begitu, angka ini masih<br />

jauh lebih besar daripada Indonesia, yang hanya<br />

memproduksi kurang dari 900 ribu barel per<br />

hari. Padahal kebutuhan bahan bakar minyak<br />

saat ini sekitar 1,4 juta barel per hari. Presiden<br />

Joko Widodo pun berusaha membujuk Saudi<br />

Aramco—perusahaan minyak Arab Saudi—<br />

agar bersedia membangun kilang. Salah satu<br />

tujuannya adalah agar ada pasokan minyak<br />

mentah murah dari Arab Saudi.<br />

Seorang pejabat di Kementerian Energi<br />

dan Sumber Daya Mineral mengatakan, “Kita<br />

berharap, dengan masuknya investor asing<br />

membangun kilang minyak di sini, tentunya<br />

asumsi kita adalah minyak mentahnya akan<br />

didatangkan dari sumber milik investor itu.”<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Pekerja Pertamina<br />

di Lapangan Cemara<br />

Selatan, Indramayu, Jawa<br />

Barat<br />

DEDHEZ ANGARA/ANTARA FOTO<br />

Dengan posisi sebagai negara yang lebih banyak<br />

mengimpor daripada mengekspor minyak,<br />

Indonesia memang berusaha mendapatkan<br />

sumber energi ini dengan gampang. Sejumlah<br />

pendekatan dilakukan kepada negara kaya minyak.<br />

Di antaranya kembali bergabung dengan<br />

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC)<br />

agar lebih mudah mencari pemasok minyak.<br />

Cara lainnya adalah membujuk perusahaan<br />

dari negara kaya minyak membangun kilang<br />

di Indonesia. “Aramco, sebagai calon investor<br />

kilang minyak produsen BBM, tentunya memiliki<br />

sumber-sumber minyak dari negaranya,”<br />

katanya.<br />

Jika dilihat dari sisi penghematan, membangun<br />

kilang tidak terlalu banyak keuntungannya.<br />

Penghematan yang diharapkan hanyalah selisih<br />

harga minyak mentah yang diimpor dengan<br />

bahan bakar hasil olahan kilang itu. “Kalau dari<br />

segi devisa enggak (ada penghematannya),”<br />

katanya. “Tapi ketahanan energinya jadi lebih<br />

baik.”<br />

Selain itu, kilang ini memungkinkan minyak<br />

hasil sampingan tambang gas, yakni kondensat,<br />

bisa diolah menjadi bahan bakar. Indonesia,<br />

sebagai salah satu negara utama penghasil gas<br />

dunia, cukup banyak memproduksi kondensat.<br />

Saat ini ada belasan kilang minyak di Indonesia.<br />

Minyak mentah yang diolah umumnya dari<br />

produk dalam negeri, dari sejumlah tambang<br />

yang sebagian dioperasikan perusahaan asing.<br />

“Bagi Pertamina, makin banyak minyak mentah<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Kantor pusat OPEC di<br />

Wina, Austria<br />

YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO<br />

yang dijual ke kilang kami malah makin bagus,”<br />

ucapnya.<br />

Pasalnya, kata dia, dengan adanya minyak<br />

mentah dari pertambangan dalam negeri,<br />

ongkos pengiriman ke kilang-kilang jadi lebih<br />

murah, maka ongkos produksi kilang Pertamina<br />

bisa ditekan. Kalaupun nanti kilang-kilang<br />

itu berdiri, bisa saja sumber bahan bakunya<br />

dari tambang dalam negeri yang dioperasikan<br />

perusahaan asing.<br />

Dalam model investasi bagi hasil tambang<br />

minyak di Indonesia, perusahaan tambang hanya<br />

memiliki sebagian hasil produksi. Sebagian<br />

lagi milik pemerintah Indonesia dan bisa, misalnya,<br />

diolah seluruhnya di kilang dalam negeri.<br />

Chevron misalnya. Juru bicara Chevron,<br />

Jeanny Simanjuntak, mengatakan sudah memiliki<br />

kontrak dengan pemerintah. Dalam kontrak,<br />

pemerintah mendapat 90 persen minyak<br />

mentah hasil pengeboran mereka. “Jadi soal<br />

itu untuk kebutuhan dalam negeri atau bukan,<br />

negaralah yang mengaturnya,” ucapnya.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Kilang Balongan di<br />

Indramayu, Jawa Barat<br />

ROSA PANGGABEAN/ANTARA FOTO<br />

Sedangkan 10 persen sisanya menjadi hak<br />

mereka. “Bagian kami 10 persen, terserah kami<br />

untuk kebutuhan apa,” ucap Jeanny.<br />

Saat ini Chevron menjadi penghasil minyak<br />

terbesar Indonesia dengan rata-rata produksi<br />

320 ribu barel per hari. Perusahaan itu mengoperasikan<br />

tambang di Riau, Kalimantan Timur,<br />

sampai Makassar. Mereka juga memiliki saham,<br />

meski tidak menjadi operator, di Natuna.<br />

Hal yang mirip diungkapkan oleh Total E&P<br />

Indonesie. Kebanyakan produksi perusahaan<br />

itu adalah gas. Meski begitu, ada sekitar 62<br />

ribu barel minyak mentah dan kondensat yang<br />

dihasilkan tiap hari. Urusan ke mana produksinya<br />

disalurkan, menurut juru bicara Total,<br />

Kristanto Hartadi, tidak diputuskan oleh Total<br />

sendiri. “(Kebijakan) menjual itu kan semua di<br />

pemerintah,” ucapnya. n BUDI ALIMUDDIN<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


EKONOMI<br />

KILANG BARU KITA<br />

Minus<br />

Kilang<br />

INDONESIA memang masih kekurangan kilang minyak. Setidaknya<br />

masih butuh kilang dengan kapasitas setengah juta barel per hari agar bisa<br />

mengolah sendiri minyak untuk konsumsi dalam negeri. Dibanding negara<br />

ASEAN lain, kebutuhan kilang Indonesia paling tinggi. Kondisi ini kontras<br />

dengan beberapa negara ASEAN, yang kapasitas kilangnya di atas kebutuhan<br />

konsumsi dalam negeri, seperti Filipina atau Singapura.<br />

THAILAND<br />

Produksi 453 ribu barel/hari<br />

Kapasitas Kilang 791 ribu barel/hari<br />

Konsumsi 1,274 juta barel/hari<br />

Kebutuhan Kilang -483 ribu barel/hari<br />

SINGAPURA<br />

Produksi 0 barel/hari<br />

Kapasitas Kilang 1,348 juta barel/hari<br />

Konsumsi 1,273 juta barel/hari<br />

Kebutuhan Kilang +75 ribu barel/hari<br />

VIETNAM<br />

Produksi 365 ribu barel/hari<br />

Kapasitas Kilang 148 ribu barel/hari<br />

Konsumsi 406 ribu barel/hari<br />

Kebutuhan Kilang -258 ribu barel/hari<br />

BRUNEI<br />

Produksi 126 RIBU barel/hari<br />

Kapasitas Kilang 8.000 barel/hari<br />

Konsumsi 18 RIBU barel/hari<br />

Kebutuhan Kilang -10 RIBU barel/hari<br />

FILIPINA<br />

Produksi 21 ribu barel/hari<br />

Kapasitas Kilang 441 ribu barel/hari<br />

Konsumsi 299 ribu barel/hari<br />

Kebutuhan Kilang +142 ribu barel/hari<br />

MALAYSIA<br />

Produksi 666 ribu barel/hari<br />

Kapasitas Kilang 545 ribu barel/hari<br />

Konsumsi 815 ribu barel/hari<br />

Kebutuhan Kilang -270 ribu barel/hari<br />

INDONESIA<br />

Produksi 852 RIBU barel/hari<br />

Kapasitas Kilang 1,046 juta barel/hari<br />

Konsumsi 1,641 juta barel/hari<br />

Kebutuhan Kilang -595 ribu barel/hari<br />

MYANMAR<br />

Produksi 20 ribu barel/hari<br />

Kapasitas Kilang 82 ribu barel/hari<br />

Konsumsi 28 ribu barel/hari<br />

Kebutuhan Kilang +54 ribu barel/hari<br />

BP STATISTICAL REVIEW <strong>201</strong>5 | INDEXMUNDI.COM<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

ASAP MENCURIGAKAN MOBIL VW<br />

VW TERTANGKAP BASAH MELAKUKAN PENIPUAN PADA SISTEM UJI EMISI.<br />

GUGATAN DAN DENDA RATUSAN TRILIUN RUPIAH SUDAH MENUNGGU.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

Para bos baru VW setelah<br />

kasus penipuan uji emisi<br />

terbongkar. Tampak CEO<br />

yang baru, Matthias Mueller,<br />

dalam perkenalan kepada<br />

pers.<br />

FABIAN BIMMER/REUTERS<br />

MINGGU-MINGGU ini bakal menjadi<br />

hari pembalasan terhadap<br />

pabrik mobil asal Jerman, Volkswagen.<br />

Harris County—salah<br />

satu county (atau kabupaten) di Amerika Serikat—menggugat<br />

ganti rugi perusahaan yang<br />

didirikan Hitler itu sebanyak US$ 100 juta<br />

(sekitar Rp 1,5 triliun).<br />

Pemerintah daerah itu menuntut ganti rugi<br />

karena emisi VW melewati ambang batas.<br />

VW memang tertangkap basah memanipulasi<br />

sistem komputer di mobil-mobil kecil dan<br />

menengah mereka yang bermesin diesel sehingga,<br />

saat uji emisi, bisa lolos. Padahal, kenyataannya,<br />

emisi mereka belum memenuhi<br />

standar. “Saya pikir penipuan itu bakal cukup<br />

gampang dibuktikan,” kata Richard Mithoff,<br />

pengacara yang mewakili pemerintah daerah<br />

Harris, dalam gugatan kepada VW, seperti<br />

dikutip USA Today.<br />

Ini baru satu county yang menggugat, padahal<br />

ada lebih dari 3.000 county di negara<br />

itu. Belum gugatan lain dari pemilik VW Jetta,<br />

Golf, Passat, atau Beetle yang merasa tertipu.<br />

Bahkan dealer VW juga ada yang menggugat<br />

karena penjual produk tidak beres. Gugatan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

Stan VW dalam pameran<br />

mobil di Shanghai. Di<br />

Tiongkok, VW merajai pasar<br />

dan membuat pabrik itu<br />

berada di posisi kedua,<br />

setelah Toyota, di seluruh<br />

dunia.<br />

ALY SONG/REUTERS<br />

ini belum dihitung denda dari otoritas Amerika,<br />

yang mungkin mencapai US$ 18 miliar (Rp<br />

270 triliun), serta biaya perbaikan yang bisa<br />

jadi mencapai US$ 6,5 miliar (hampir Rp 100<br />

triliun).<br />

Bukan cuma di Amerika Serikat. Di Kanada,<br />

class action juga digelar dengan menuntut<br />

ganti rugi sampai Can$ 2,5 miliar (Rp 27 triliun).<br />

Di Israel, class action juga diluncurkan,<br />

menuntut ganti rugi 300 shekel (Rp 1,1 triliun).<br />

Sudah dipastikan VW bakal rugi sangat<br />

besar gara-gara mereka memalsukan sistem<br />

angka emisi untuk mobil-mobil diesel kecil<br />

mereka. Tak mengherankan jika harga sahamnya<br />

langsung jatuh. Investor pun kehilangan<br />

dananya. Pemerintah Qatar, misalnya, diperkirakan<br />

kehilangan sampai sekitar Rp 60 triliun<br />

karena nilai saham VW di tangan mereka<br />

jatuh.<br />

VW memang sedang menghadapi hari<br />

pembalasan. Mestinya perusahaan sebesar<br />

VW—meski di Indonesia tidak laku, tapi di<br />

dunia nomor dua penjualannya, yakni 9 juta<br />

unit per tahun—tahu risiko penipuan data<br />

emisi seperti ini, tapi mereka melakukan juga.<br />

lll<br />

Asisten Profesor Riset West Virginia University,<br />

Arvind Thiruvengadam, sangat senang<br />

saat laboratorium di kampusnya mendapat<br />

hibah untuk menguji emisi sejumlah mobil<br />

diesel pada <strong>201</strong>2 lewat tes di jalan raya.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

Uji emisi Audi AG A3 35<br />

TDI, salah satu mobil dari<br />

VW Group, sedang digelar<br />

di Korea Selatan pekan<br />

lalu. Kasus penyesatan uji<br />

emisi VW membuat awak<br />

televisi pun memberitakan<br />

tes gas buang.<br />

SEONGJOON CHO/BLOOMBERG VIA<br />

GETTY IMAGES<br />

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika<br />

Serikat biasanya menguji emisi dengan menaruh<br />

mobil di atas mesin dinamometer—<br />

semacam treadmill tapi untuk mobil—dan<br />

tidak menggelar uji emisi di jalan raya. Sebagai<br />

pembanding, LSM Dewan Internasional<br />

masalah Transportasi Bersih memberi dana<br />

kepada kampus tempat Thiruvengadam menjadi<br />

peneliti untuk menggelar uji di jalan raya.<br />

Saat itu Thiruvengadam sangat senang.<br />

Ia seorang peneliti dan pikirannya adalah,<br />

“Wow, kita akan menjadi orang pertama yang<br />

melakukan uji emisi mobil diesel di jalan raya,”<br />

ujarnya. Mereka langsung membayangkan<br />

akan mendapat banyak laporan dan bakal<br />

membuat makalah bagi jurnal-jurnal ilmiah.<br />

“Kami sudah cukup senang jika ada tiga orang<br />

saja yang membaca jurnal ilmiah itu,” katanya<br />

tersenyum saat mengungkapkan kepada situs<br />

National Public Radio.<br />

Mereka tidak membayangkan bahwa laporannya<br />

itu bakal menggegerkan dunia. Tapi<br />

dua mobil VW bermesin diesel yang dites<br />

hasilnya selalu buruk. Hasil tes jalan raya jauh<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

Stan VW dalam pameran<br />

mobil terbesar di negeri<br />

asalnya, Jerman, yang<br />

digelar di Frankfurt.<br />

KAI PFAFFENBACH/REUTERS<br />

dari angka yang ditulis dari hasil penelitian di<br />

laboratorium milik Badan Perlindungan Lingkungan<br />

dengan dinamometer. Mereka tentu<br />

saja ragu dengan prosedurnya. Tapi, begitu<br />

dicoba pada mobil merek lain, BMW, angka<br />

emisi yang didapat di tes jalan raya tidak berbeda<br />

dengan tes dengan dinamometer.<br />

Tim peneliti mengulang-ulang uji emisi<br />

untuk memastikan bahwa prosedurnya benar<br />

dan angkanya juga benar. LSM Dewan Internasional<br />

masalah Transportasi Bersih, yang<br />

membiayai uji di West Virginia University itu,<br />

pun mendapat laporan dan kaget. Mereka<br />

tidak langsung percaya pada hasil uji tersebut.<br />

Bayangan mereka, VW mengambil risiko<br />

terlalu besar jika curang.<br />

“Anda tak bisa begitu saja menuduh satu<br />

perusahaan melakukan (kecurangan), kecuali<br />

jika Anda benar-benar yakin,” kata John German<br />

dari dewan itu. German pun curiga bahwa<br />

mobil VW itu bisa membedakan apakah<br />

mereka sedang berada di jalanan atau sedang<br />

di atas dinamometer.<br />

Saat berada di atas dinamometer, komputer<br />

sistem pengapian mobil langsung bekerja dan<br />

membuat emisi gas buang menjadi bersih tapi<br />

tenaga kurang dan bahan bakar boros. Sebaliknya,<br />

saat sensor mobil mengetahui mereka<br />

tidak di atas dinamometer, sistem pembersih<br />

emisi dimatikan agar irit solar dan lebih kuat<br />

tenaganya.<br />

Laporan ini dibawa ke Badan Perlindungan<br />

Lingkungan dan hasilnya adalah drama yang<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

Pekerja di SEAT, Spanyol,<br />

sedang merakit mobil.<br />

SEAT adalah salah satu<br />

anak usaha VW.<br />

GUSTAU NACARINO/REUTERS<br />

membuat VW terancam gugatan ratusan<br />

triliun rupiah.<br />

lll<br />

Amerika Serikat, yang menemukan kecurangan<br />

VW untuk data emisi mobil diesel,<br />

memang belum memutuskan apa pun. Tapi<br />

pemerintah Jerman bertindak lebih cepat.<br />

Mereka sudah resmi melakukan penyelidikan<br />

terhadap Martin Winterkorn, CEO VW yang<br />

mundur sepekan silam setelah kecurangannya<br />

diumumkan.<br />

Jaksa Jerman sudah menyebut bahwa Winterkorn<br />

diduga melakukan kecurangan dalam<br />

penjualan mobil dengan memanipulasi data<br />

emisi. Winterkorn memimpin VW selama 9<br />

tahun terakhir dan menjadi presiden direktur<br />

dengan bayaran tertinggi di Jerman.<br />

Jerman memang cukup cemas. Bukan cuma<br />

lantaran VW adalah perusahaan yang setiap<br />

tahun menjual lebih dari 9 juta mobil ke seluruh<br />

dunia. Angka ini kira-kira sama dengan<br />

General Motors dari Amerika Serikat dan<br />

hanya kalah dari Toyota, yang bisa menjual<br />

sampai 11 juta unit.<br />

Tapi juga karena Jerman bukan hanya VW,<br />

masih ada merek top lain, seperti BMW atau<br />

Mercedes-Benz, yang bisa-bisa ikut terkena<br />

dampak sebagai sesama mobil Jerman. Sebanyak<br />

750 ribu warganya bekerja langsung di<br />

industri otomotif. Ekspor mobil juga menjadi<br />

sumber pemasukan mereka.<br />

“Industri mobil itu sangat penting bagi eko-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

Sebagian seri Audi, salah<br />

satu merek yang dimiliki<br />

VW, juga dipasangi alat<br />

penipu uji emisi.<br />

KAI PFAFFENBACH/REUTERS<br />

nomi Jerman,” kata Deputi Menteri Keuangan<br />

Jerman, Jens Spahn, seperti dikutip Reuters.<br />

“(Skandal) ini bisa memberi dampak besar<br />

bagi ekonomi Jerman.”<br />

Tak cuma Winterkorn yang sudah mundur,<br />

VW juga sudah melakukan sejumlah langkah<br />

internal untuk memperbaiki wajahnya. Mereka<br />

sudah menghentikan kepala pengembangan<br />

merek VW, Heinz-Jakob Neusser. Mereka<br />

juga sudah menskors Ulrich Hackenberg,<br />

yang memimpin pengembangan teknis di<br />

Grup VW. Wolfgang Hatz, kepala riset dan<br />

pengembangan anak usaha VW, Porsche,<br />

juga sudah dilepas dari jabatannya.<br />

Saat ini nilai pasar VW sudah turun lebih dari<br />

25 miliar euro (sekitar Rp 408 triliun) setelah<br />

mengaku curang di sekitar 11 juta mobil yang<br />

mereka jual. Selain dengan merek VW, mobil<br />

dalam grup yang juga memiliki sistem untuk<br />

mencurangi uji emisi adalah Audi, sebanyak<br />

2,1 juta unit dari seri A1, A3, A4, A5, A6, TT,<br />

Q3, serta Q5. n NUR KHOIRI<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

‘VIVERE<br />

PERICOLOSO’<br />

ALA VW<br />

PENIPUAN DALAM UJI EMISI VW MERUPAKAN BUNTUT<br />

PERSAINGAN TEKNOLOGI HIBRIDA MELAWAN DIESEL.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

George Clooney dengan<br />

mobil Toyota Prius.<br />

MARK SULLIVAN/WIREIMAGE<br />

PENGHARGAAN Oscar selalu menjadi<br />

perhatian dunia. Apa pun yang<br />

dikenakan, dibawa, atau dilakukan<br />

bintang-bintang Hollywood, itu<br />

selalu menjadi bahan pemberitaan, termasuk<br />

urusan mobil. Selama puluhan tahun, acara<br />

seperti itu akan dipenuhi limusin besar. Tapi<br />

pemandangan itu berubah sejak Oscar 2003.<br />

Saat itu, sejumlah bintang top kawakan,<br />

seperti Harrison Ford atau Tom Hanks, tidak<br />

datang dengan mobil-mobil besar. Sebaliknya,<br />

mereka menggunakan Toyota Prius,<br />

mobil sedan berukuran sedang yang sangat<br />

irit karena menggunakan teknologi hibrida.<br />

Citra sebagai artis yang menjaga lingkungan<br />

membuat mereka memilih Prius. Dan mereka<br />

sangat bangga. “Saya bisa ngebut sampai 75<br />

mil per jam (120 kilometer per jam),” kata<br />

Hanks seperti dilaporkan USA Today saat itu.<br />

Sejak saat itu, acara Oscar seperti menjadi<br />

pameran mobil-mobil ramah lingkungan.<br />

Mobil hibrida pun menjadi terkenal. Acara<br />

itu menjadi semacam pertanda kemenangan<br />

pilihan teknologi Jepang atau Jerman dalam<br />

persaingan mobil hemat energi dan ramah<br />

lingkungan.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

Toyota Prius Smart Hybrid<br />

saat dipamerkan di Seoul<br />

beberapa bulan silam.<br />

CHUNG SUNG-JUN/GETTY IMAGES<br />

Sejak 1990-an, ada persaingan antara pabrikan<br />

Jepang dan Jerman soal teknologi mobil<br />

yang hemat energi. Jepang memilih mobil<br />

hibrida. Mobil yang sangat irit karena energi<br />

yang semula terbuang, seperti saat mengerem,<br />

didaur ulang dan digunakan kembali.<br />

Saat Jepang memilih hibrida, Jerman memilih<br />

mengembangkan mobil diesel. Meski banyak<br />

digunakan untuk kendaraan berat, mobil<br />

pribadi yang menggunakan diesel tidak terlalu<br />

banyak. Di dunia, hanya sekitar 1 persen mobil<br />

pribadi dengan mesin diesel.<br />

Sejumlah alasan muncul, dari mesin yang<br />

getarannya besar sampai asap dengan bau<br />

tak enak dan jelek. Padahal mesin diesel lebih<br />

efisien dari bensin, lebih hemat bahan bakar.<br />

Dalam beberapa tahun ini, muncul teknologi<br />

yang disebut diesel bersih (clean diesel). Ini<br />

adalah mesin diesel yang menggunakan sejumlah<br />

teknologi untuk menyaring gas buang<br />

sehingga tak lagi berasap seperti pada masa<br />

lalu.<br />

Dibanding hibrida, mesin diesel lebih murah.<br />

Situs cleanfleetreport.com menyebut VW<br />

Jetta, misalnya, lebih murah sekitar US$ 5.000<br />

(sekitar Rp 75 juta) dibanding mobil hibrida sekelas.<br />

Namun, dibanding mesin bensin biasa,<br />

diesel lebih mahal sekitar US$ 1.000 (sekitar<br />

Rp 15 juta).<br />

Teknologi agar mendapatkan mesin diesel<br />

yang bersih itu bermacam-macam. Mercedes-<br />

Benz mengembangkan teknologi yang disebut<br />

BlueTec. Teknologi ini membuat mobil butuh<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

VW memamerkan<br />

produknya yang hemat<br />

energi, termasuk untuk seri<br />

mesin bensin.<br />

MIKE BLAKE/REUTERS<br />

zat semacam urea yang nantinya disuntikkan<br />

ke gas buang agar nitrogen oksidanya terurai<br />

dan tidak lagi berbahaya. VW sempat mengambil<br />

lisensi ini untuk seri mesin diesel TCDI<br />

yang mereka kembangkan. Tapi, beberapa<br />

tahun lalu, lisensi ini dikembalikan kembali.<br />

Yang lain adalah teknologi yang menyaring<br />

gas nitrogen oksida ini. Kelemahan teknologi<br />

ini—seperti diungkap New York Times—adalah<br />

membuat bahan bakar menjadi boros. Butuh<br />

tambahan energi jika gas buangnya mesti lewat<br />

alat yang disebut jebakan nitrogen oksida<br />

itu. Atau, dengan kata lain, tenaganya menjadi<br />

loyo jika menggunakan alat ini.<br />

Mungkin ini sebabnya VW membuat program<br />

di sistem komputer mobil (ECU) yang<br />

mengatur pengapian. Jika komputer itu merasakan<br />

bahwa mobil sedang berada di atas<br />

mesin dinamometer—yang mirip dengan<br />

treadmill—ia akan mengaktifkan sistem penyaring<br />

gas buang. Emisi pun menjadi bersih.<br />

Tapi, begitu komputer membaca bahwa mobil<br />

sedang digunakan untuk kebutuhan normal,<br />

segera saja sistem penyaring tak digunakan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BISNIS<br />

Sebuah VW di salah<br />

satu dealer di New York,<br />

Amerika Serikat.<br />

SHANNON STAPLETON/REUTERS<br />

sehingga bahan bakar lebih hemat meski<br />

polusi yang dihasilkan tak lagi memenuhi<br />

standar.<br />

VW memasang peranti lunak untuk menipu<br />

uji emisi ini mulai 2009. Total 11 juta mobil<br />

diesel produk VW dipasangi sistem ini. Pertanyaan<br />

yang muncul sekarang adalah mengapa<br />

perusahaan sebesar VW berani nyerempet<br />

bahaya, vivere pericoloso, dengan membuat<br />

sistem penipu uji emisi itu? Risikonya sangat<br />

besar.<br />

Seorang pengamat teknologi diesel dari<br />

Amerika Serikat, Matt DeLorenzo, menduga<br />

bahwa VW tidak menggunakan teknologi<br />

urea—semacam BlueTec—untuk menekan<br />

harga sekaligus membuat bahan bakar lebih<br />

hemat. Ini sebabnya, untuk mobil seperti<br />

Touareg tetap menggunakan teknologi pembersih<br />

emisi semacam BlueTec.<br />

Selain itu, VW agaknya ingin membuat para<br />

pengguna mobil kecil tidak ribet mesti mengisi<br />

zat semacam urea untuk mobilnya. “VW<br />

ingin agar pengalaman merawat mobil diesel<br />

ini semudah merawat mobil bensin,” katanya.<br />

VW, menurut DeLorenzo, mungkin berharap,<br />

seiring perjalanan waktu, akan ditemukan<br />

teknologi pembersih emisi yang murah dan<br />

praktis. Jika ini sudah diperkenalkan, VW kecil<br />

akan dipasangi sehingga tak perlu lagi curang.<br />

Sayang, keburu ketahuan. n NUR KHOIRI<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

RUSIA DATANG,<br />

ASSAD PUN TENANG<br />

“TAK ADA SOLUSI LAIN BAGI SURIAH KECUALI DENGAN MEMPERKUAT<br />

PEMERINTAHAN YANG SAH.”<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Seorang laki-laki<br />

berlari melewati mobil<br />

yang terbakar setelah<br />

terkena tembakan<br />

pesawat-pesawat<br />

tempur Rusia di Kota<br />

Idlib, Kamis (1/10).<br />

KHALIL ASHAWI/REUTERS<br />

DIBANDING Garry Kasparov, kelihaian<br />

Vladimir Putin memainkan bidak<br />

barangkali hanya terhitung kelas pemula.<br />

Tapi, di lapangan politik, sang<br />

grandmaster catur itu hanyalah “anak kemarin<br />

sore” di hadapan Vladimir Putin.<br />

Setelah pensiun dari kompetisi catur, mantan<br />

pemilik elo rating tertinggi di dunia ini terjun ke<br />

arena politik negerinya, Rusia. Kasparov memilih<br />

berada di seberang, di pihak oposisi. Lawan<br />

politiknya adalah mantan perwira KGB, dinas<br />

intelijen Uni Soviet, Vladimir Putin.<br />

Kala itu, Putin sudah beberapa tahun berada<br />

di tampuk kekuasaan Kremlin dan tengah<br />

mengkonsolidasikan kekuatan politiknya. Dua<br />

kali Kasparov ditangkap polisi dan dijebloskan<br />

ke sel tahanan karena menggelar protes<br />

menentang kekuasaan Putin. Bermain catur<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

KAMI TAK SEBEGITU<br />

TEROBSESINYA DENGAN NASIB<br />

REZIM ASSAD.”<br />

dengan lawan alot seperti Anatoly Karpov sekalipun,<br />

menurut Kasparov, ternyata jauh lebih<br />

gampang ketimbang bermain politik.<br />

“Aturannya tidak jelas, tapi hasilnya sudah ditentukan,”<br />

kata Kasparov beberapa waktu lalu.<br />

“Permainan politik ini bukan soal menang atau<br />

kalah. Dari awal, posisinya sudah jelas adalah<br />

kalah.” Hampir satu dekade Kasparov melawan<br />

Putin, dia selalu ada di pihak yang dipecundangi.<br />

Sejak 2000, posisi<br />

Putin di Kremlin tak<br />

tergoyahkan. Dia hanya<br />

berulang kali bertukar<br />

jabatan dari presiden<br />

ke perdana menteri<br />

dan sebaliknya.<br />

Menebak isi kepala<br />

Vladimir Putin barangkali<br />

tak ada beda<br />

dengan meramal ke mana seorang super-grandmaster<br />

akan melangkahkan pion di atas papan<br />

catur. Kalkulator politik Presiden Putin selalu<br />

punya cara sendiri dalam berhitung. Hampir<br />

tiga tahun lalu, dalam satu konferensi pers di<br />

Moskow, Presiden Putin menyiratkan bahwa<br />

sokongan Kremlin terhadap Bashar al-Assad,<br />

Presiden Suriah, bukan satu hal yang tak bisa<br />

dibengkokkan.<br />

“Kami tak sebegitu terobsesinya dengan nasib<br />

rezim Assad,” kata Presiden Putin. Menurut<br />

Putin, Rusia hanya berkepentingan dengan<br />

stabilitas politik di Suriah. “Kami paham apa<br />

yang terjadi di sana dan keluarga Assad sudah<br />

ada di pucuk kekuasaan selama 40 tahun. Tak<br />

diragukan, perubahan memang diperlukan....<br />

Kami hanya tak ingin kelompok oposisi naik kekuasaan<br />

dan melanjutkan pertempuran dengan<br />

rezim lama, dan terus berlangsung selamanya.”<br />

Setelah puluhan tahun menjadi sekutu dan<br />

pemasok utama senjata ke penguasa di Damaskus,<br />

saat itu Presiden Putin sepertinya sudah<br />

siap “melepas” sekutunya, Bashar al-Assad.<br />

Martti Ahtisaari, mantan Presiden Finlandia<br />

dan anggota tim perunding perdamaian di<br />

Suriah, menuturkan bagaimana negara-negara<br />

melewatkan tawaran Rusia kala itu untuk “melepas”<br />

Assad.<br />

Pada Februari <strong>201</strong>2, menurut Martti, dia ter-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Warga memeriksa<br />

bangunan yang<br />

rusak setelah<br />

terkena tembakan<br />

pesawat-pesawat tempur<br />

pasukan loyalis Presiden<br />

Bashar al-Assad di<br />

Douma, arah timur dari<br />

Kota Damaskus, Sabtu<br />

(19/9).<br />

BASSAM KHABIEH/REUTERS<br />

libat pembicaraan dengan lima utusan negara<br />

anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Vitaly<br />

Churkin, Duta Besar Rusia di PBB, menyorongkan<br />

proposal berisi tiga poin rencana untuk<br />

mengakhiri konflik di Suriah.<br />

Usul pertama Churkin, tidak ada pasokan<br />

senjata untuk kelompok oposisi. Kedua, pembicaraan<br />

langsung antara kubu anti-Assad dan<br />

Presiden Assad. Usul ketiga Churkin, harus ada<br />

jalan mundur yang terhormat bagi Bashar al-<br />

Assad.<br />

Tapi utusan Amerika Serikat, Inggris, dan<br />

Prancis menolak mentah-mentah proposal<br />

Duta Besar Churkin. Tiga negara Sekutu itu<br />

sangat yakin kejatuhan Assad hanya tinggal<br />

menghitung hari atau minggu. Kalkulasi mereka<br />

salah besar. “Itu kesempatan besar yang hilang<br />

pada <strong>201</strong>2,” kata Martti tiga pekan lalu.<br />

Tapi Putin juga tak berniat membiarkan kawan<br />

lamanya jatuh begitu saja. Di depan pemimpin<br />

negara-negara yang tergabung di G-20,<br />

Putin mengatakan Kremlin akan mengirimkan<br />

pasukannya jika Amerika dan sekutunya menyerang<br />

Suriah. “Apakah kami akan membantu<br />

Suriah? Ya, dan kami sudah melakukannya<br />

dengan mengirimkan senjata,” kata Putin kala<br />

itu.<br />

Perang di Suriah terus berkobar, ratusan ribu<br />

orang tewas, jutaan warga negara itu ceraiberai<br />

ke pelbagai negara dan sebagian membanjiri<br />

Eropa. Pasukan Assad yang disokong<br />

Iran, Hizbullah, dan Rusia masih menguasai<br />

Damaskus dan sejumlah provinsi di sekitarnya.<br />

Pasukan anti-Assad yang disokong Arab Saudi,<br />

Turki, Qatar, dan Amerika berkuasa di sebagian<br />

wilayah Suriah lainnya. Milisi Negara Islam alias<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Warga Maarat<br />

al-Nouman, arah<br />

setalan dari Kota Idlib,<br />

memeriksa bangunan<br />

yang rontok dihajar<br />

bom yang ditembakkan<br />

pasukan loyalis Presiden<br />

Bashar al-Assad, Selasa<br />

(29/9).<br />

KHALIL ASHAWI/REUTERS<br />

ISIS menguasai sisanya. Damai masih belum<br />

kelihatan ujungnya di Suriah.<br />

●●●<br />

Selama sebulan terakhir, ada kesibukan tak<br />

biasa di Latakia dan Tartus. Pesawat-pesawat<br />

besar datang dan pergi silih berganti. “Kami<br />

melihat pesawat-pesawat Rusia hilir-mudik<br />

siang dan malam,” kata Abu Mohammed, 27<br />

tahun, warga Latakia. Dua kota di pesisir Suriah<br />

ini merupakan basis utama pendukung Presiden<br />

Bashar al-Assad.<br />

Bagi Mohammed, kedatangan Rusia merupakan<br />

kabar baik. “Aku lebih memilih invasi Rusia<br />

ketimbang invasi Iran atau Libanon seperti<br />

yang terjadi selama ini.... Milisi Syiah menguasai<br />

jalan-jalan dan berkeliaran seperti mereka<br />

tuan di sini,” kata Mohammed. “Bahkan tentara<br />

Suriah sendiri tak suka dengan mereka, tapi tak<br />

bisa bilang apa-apa. Kami cuma bisa berkeluh<br />

kesah di media sosial.”<br />

Tentara Rusia di Suriah sebenarnya bukan<br />

hal baru. Tapi baru kali ini mereka datang<br />

dalam jumlah besar. Abdul Rahman Tartousi,<br />

tukang besi di Latakia, menerima kedatangan<br />

tentara dan mesin-mesin perang Rusia dengan<br />

tangan terbuka. “Mereka sering nongkrong di<br />

kafe atau pusat belanja, dan mereka tamu yang<br />

kami sambut dengan gembira. Mereka akan<br />

membantu kami menggusur milisi teroris,” kata<br />

Tartousi.<br />

Tapi ada sebagian warga Latakia, terutama<br />

komunitas muslim Sunni, yang makin cemas<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

APAKAH KAMI AKAN<br />

MEMBANTU SURIAH?<br />

YA, DAN KAMI SUDAH<br />

MELAKUKANNYA.”<br />

oleh kedatangan Tentara Merah. “Kami hidup<br />

ketakutan di Latakia.... Kami komunitas Sunni<br />

sudah sangat menderita de ngan pembunuhan<br />

dan penculikan yang dilakukan oleh intel-intel<br />

loyalis Assad,” kata Dima, 26 tahun.<br />

Kendati mengklaim hanya membantu Assad<br />

melawan ISIS, manuver baru Presiden Vladimir<br />

Putin di Suriah membuat bandul kekuatan<br />

bergeser dan masa<br />

depan Suriah makin<br />

sulit diramal. Putin<br />

berdalih, jika Moskow<br />

tak menyokong Assad<br />

dan membiarkannya<br />

tumbang, masa depan Suriah bakal lebih suram<br />

ketimbang Libya dan Irak.<br />

“Tak ada solusi lain bagi Suriah kecuali dengan<br />

memperkuat pemerintahan yang sah.... Tapi,<br />

pada saat yang sama, kami juga mendorong<br />

mereka untuk berdialog dengan kelompok<br />

oposisi yang rasional,” kata Presiden Putin<br />

dalam wawancara dengan CBS dua pekan lalu.<br />

Pekan lalu, jet-jet tempur Rusia sibuk menghajar<br />

puluhan target di Provinsi Homs, Hama,<br />

dan Idlib, Suriah, yang mereka anggap sebagai<br />

basis kelompok “teroris”. Tapi, menurut Hassan<br />

Haj Ali, komandan milisi Liwa Suqour al-Jabal,<br />

kelompok yang disokong Amerika, ada sekitar<br />

20 roket yang ditembakkan pesawat Rusia<br />

menghajar kamp latihan mereka.<br />

Ashton Carter, Menteri Pertahanan Amerika,<br />

memperingatkan Moskow atas serangan<br />

serampangan jet-jet tempur mereka di Suriah.<br />

Dengan memihak Assad dan melawan semua<br />

kelompok anti-Assad, Rusia tak membantu<br />

menyelesaikan konflik berlarat-larat di negara<br />

itu. “Cara itu bakal gagal total.... Pendekatan itu<br />

sama seperti menuangkan bensin di atas api,”<br />

kata Menteri Carter.<br />

Di sela-sela sidang Majelis Umum PBB pekan<br />

lalu, beberapa “pemain kunci” di Suriah—Presiden<br />

Putin, Presiden Barack Obama, Perdana<br />

Menteri Inggris David Cameron, dan Presiden<br />

Iran Hassan Rouhani—membahas solusi untuk<br />

Suriah. Namun, menurut Cameron, kebijakan<br />

Inggris dan Amerika terpisah jurang yang sangat<br />

jauh dengan kebijakan Teheran dan Moskow.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Presiden Amerika<br />

Serikat Barack<br />

Obama berbincang<br />

dengan Presiden<br />

Rusia Vladimir Putin<br />

di sela-sela sidang<br />

Majelis Umum PBB<br />

di New York, Senin<br />

(28/9).<br />

REUTERS<br />

“Sejauh ini masalahnya, Iran dan Rusia tak<br />

mau mempertimbangkan Suriah tanpa Assad,”<br />

kata Cameron. “Aku tahu ada sebagian orang<br />

berpendapat ISIS jauh lebih buruk ketimbang<br />

Assad. Jadi mengapa kami tak bersepakat<br />

dengan Assad dan bersama-sama melawan<br />

ISIS? Terdengar menarik. Tapi kami menginginkan<br />

Suriah tanpa ISIS maupun Assad.” Dia, kata<br />

Cameron, sepakat dengan usul Gedung Putih<br />

soal opsi pemerintahan transisi di Damaskus.<br />

“Tapi Assad tak boleh jadi pemimpinnya.”<br />

Bagi Putin, posisi Assad tak bisa ditawar. “Aku<br />

menghargai kolegaku, Presiden Amerika dan<br />

Presiden Prancis, tapi mereka bukan warga<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Anak-anak Suriah di<br />

Al-Fardous, Aleppo,<br />

tengah menikmati<br />

taman bermain, Ahad<br />

(27/9).<br />

ABDALRAHMAN ISMAIL/<br />

REUTERS<br />

Suriah.... Jadi, aku pikir, tak seharusnya mereka<br />

yang menentukan siapa yang memimpin<br />

Suriah,” kata Putin. Sobatnya, Presiden Assad,<br />

menurut Putin, sudah menyatakan kesediaan<br />

untuk terlibat dalam reformasi di Suriah.<br />

Dua kutub, paling tidak saat ini, yang sulit<br />

bertemu. ■<br />

SAPTO PRADITYO | NYTIMES | GUARDIAN | BBC | CNN | REUTERS | RT<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

DIKEJAR ‘HANTU’ ALTANTUYA<br />

“AKU HANYA MELAKSANAKAN PERINTAH.... ORANG YANG MENGHENDAKI<br />

KEMATIAN ALTANTUYA MASIH BEBAS.”<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

REUTERS<br />

DI Unit Blaxland, dalam ruang tahanan<br />

imigrasi Villawood, Sydney, Australia,<br />

ada satu orang yang menyimpan rahasia<br />

besar yang melibatkan orangorang<br />

besar di Malaysia. “Aku tak yakin sudah<br />

siap menceritakan semuanya,” kata Sirul Azhar<br />

Umar, 44 tahun, pada awal Mei lalu. “Aku seorang<br />

polisi, terikat sumpah untuk menyimpan<br />

rahasia.”<br />

Di kampung halamannya, Malaysia, kini Sirul<br />

jadi buron pemerintah. Pada Januari <strong>201</strong>5,<br />

majelis hakim Pengadilan Federal Malaysia<br />

menjatuhkan hukuman mati kepada Sirul. Beberapa<br />

pekan sebelum hakim mengetuk palu,<br />

Sirul terbang ke Australia dan jadi tahanan di<br />

Villawood.<br />

Kisah Sirul adalah misteri, sekaligus drama<br />

besar di Malaysia. Suatu petang pada 19 Oktober<br />

2006, Sirul bertemu dengan Azilah Hadri<br />

di sebuah pasar yang sangat sibuk di Kuala<br />

Lumpur. Inspektur Azilah Hadri, kala itu 30<br />

tahun, adalah atasan Kopral Sirul di Unit Tin-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

AKU TAK YAKIN SUDAH SIAP<br />

MENCERITAKAN SEMUANYA.”<br />

dakan Khas, kesatuan elite Kepolisian Malaysia.<br />

Sehari-hari mereka bertugas menjaga keamanan<br />

Wakil Perdana Menteri Najib Razak.<br />

Kepada Sirul, Azilah membisikkan ada satu<br />

tugas khusus yang harus mereka tuntaskan.<br />

Tugas itu adalah menamatkan hidup Altantuya<br />

Shaariibuu. Altantuya, kala itu 28 tahun, lahir<br />

di Mongolia. Tapi dia bukan gadis Mongolia<br />

biasa. Lewat perantara Najib Razak, kala itu<br />

Menteri Pertahanan Malaysia, Altantuya berkenalan<br />

dengan Najib Razak Baginda, pendiri<br />

Malaysian Strategic Research<br />

Centre, sekaligus pengajar<br />

di Akademi Militer Malaysia.<br />

Belakangan, Baginda menjadi<br />

pembisik Najib Razak.<br />

Altantuya, yang sudah<br />

menjanda dua kali, segera<br />

lengket dengan Baginda, yang<br />

sudah beristri. Saat Baginda<br />

menjadi perantara pemerintah<br />

Malaysia dalam pembelian dua kapal selam<br />

dari Prancis pada 2002, perempuan cantik itu<br />

jadi penerjemahnya. Entah bagaimana ceritanya,<br />

kisah asmara terlarang itu berantakan dan<br />

berakhir buruk.<br />

Beberapa hari sebelum Azilah menemui<br />

Sirul, Musa Safri, Kepala Keamanan di kantor<br />

Najib Razak, berbisik kepadanya bahwa, ”Ada<br />

seorang teman punya masalah dengan perempuan.”<br />

Sekitar pukul 20.30 pada 19 Oktober<br />

2006 itu, Azilah dan Sirul menjemput paksa<br />

Altantuya dan membawanya ke hutan tak jauh<br />

dari Waduk Subang, Puncak Alam, Shah Alam.<br />

Menjelang tengah malam, di tengah hutan<br />

belantara, Altantuya ditembak mati. Untuk<br />

menghilangkan jejak, mayatnya diledakkan<br />

dengan C4.<br />

Azilah, Sirul, dan Abdul Razak Baginda samasama<br />

diseret ke pengadilan, tapi nasib mereka<br />

jauh berbeda. Baginda bebas melenggang<br />

lantaran majelis hakim menilai tak ada bukti<br />

dan saksi meyakinkan bahwa dialah yang memerintahkan<br />

pembunuhan Altantuya. Sampai<br />

sekarang, jaksa penuntut juga tak pernah minta<br />

banding. Baginda berkukuh bukan dia yang<br />

memerintahkan pembunuhan mantan kekasihnya<br />

itu. “Orang mungkin susah percaya bahwa<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Sirul Azhar Umar Dan<br />

Azilah Hadri<br />

SAYS<br />

polisi bisa bertindak tanpa ada perintah,” kata<br />

Baginda beberapa bulan lalu.<br />

Azilah dan Sirul tak bernasib sebaik Baginda.<br />

Setelah sempat diputus bebas hakim pengadilan<br />

tingkat pertama karena jaksa gagal<br />

membuktikan motif pembunuhan itu, hakim<br />

Pengadilan Federal memvonis Azilah dan Sirul<br />

hukuman mati pada awal tahun lalu. Dia dan<br />

Azilah, kata Sirul, hanyalah pion dan kambing<br />

hitam dalam pembunuhan perempuan cantik<br />

itu.<br />

“Aku hanya melaksanakan perintah,” Sirul<br />

menekankan. “Orang-orang yang menghendaki<br />

kematian Altantuya masih bebas.” Menurut<br />

Sirul, dia tak punya alasan untuk membunuh<br />

Altantuya. “Mereka berdua bahkan tak kenal<br />

Altantuya,” kata Ram Karpal Singh, pengacara<br />

Setev Shaariibuu, ayah Altantuya. Tapi Sirul belum<br />

mau menunjuk siapa orang yang memberi<br />

perintah kepada dia dan Azilah.<br />

Investigasi Al-Jazeera beberapa pekan lalu<br />

menyibak sebagian misteri kematian Altan-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Altantuya Shariibuu<br />

ASIASENTINEL<br />

tuya. Menurut kesaksian P. Balasubramaniam<br />

(almarhum), detektif partikelir yang disewa<br />

Baginda, ternyata Altantuya pernah menjadi<br />

kekasih gelap Najib Razak, kini Perdana Menteri<br />

Malaysia, sebelum pindah ke pelukan Baginda.<br />

Altantuya, Najib, dan Baginda pernah makan<br />

bersama di sebuah restoran di Paris. Altantuya<br />

juga mengetahui persis seluk-beluk pembelian<br />

kapal selam dari Paris yang diduga melibatkan<br />

uang semir tak kecil ke lingkaran kekuasaan<br />

Malaysia.<br />

Belakangan, Balasubramaniam menarik semua<br />

kesaksiannya. Americk Sing Sidhu, pengacaranya,<br />

yakin bahwa Balasubramaniam menarik<br />

kesaksiannya lantaran di bawah tekanan<br />

besar. Sehari setelah menarik kesaksiannya,<br />

Balasubramaniam lari ke India bersama keluarganya.<br />

Setahun kemudian, Americk bertemu<br />

dengan Balasubramaniam di Singapura.<br />

“Dia mengatakan semua kesaksian pertamanya<br />

benar adanya,” kata Americk kepada Al-<br />

Jazeera. Kepada Americk, Balasubramaniam<br />

mengatakan dia diintimidasi oleh orang-orang<br />

dekat Najib Razak dan istri Najib, Datin Rosmah<br />

Mansor.<br />

Kepada Selvi Alau Malay, istri Balasubramaniam,<br />

orang-orang yang konon diutus Najib itu<br />

mengatakan bahwa suaminya akan mendapatkan<br />

uang 5 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp<br />

16,6 miliar dan “gaji” US$ 5.000 atau Rp 70 juta<br />

per bulan jika Balasubramaniam bersedia menarik<br />

kesaksiannya. “Aku bertanya siapa yang<br />

memberi penawaran itu, mereka mengatakan<br />

Najib Razak,” kata Selvi kepada Al-Jazeera.<br />

Lewat seorang perantara, Abdul Salam<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Ahmad, Sirul meminta “uang diam” sebagai<br />

jaminan bahwa dia tak akan “berkicau”. Dalam<br />

ponsel yang ditunjukkan kepada Al-Jazeera,<br />

Sirul menegosiasikan uang senilai Aus$ 17 juta<br />

atau Rp 175 miliar sebagai uang diam. “Aku tak<br />

akan menjatuhkan PM,” Sirul berjanji kepada<br />

Abdul Salam.<br />

Kantor Perdana Menteri Malaysia menolak<br />

melayani wawancara soal kasus Altantuya. Seperti<br />

sebelumnya, mereka hanya memberikan<br />

AKU SUDAH KEHILANGAN KEPERCAYAAN<br />

KEPADA PENEGAK HUKUM MALAYSIA.”<br />

pernyataan tertulis bahwa PM Najib tak pernah<br />

mengenal dan tak pernah bertemu dengan<br />

Altantuya.<br />

Sembilan tahun setelah kematian Altantuya,<br />

kasus itu masih tetap remang-remang dan<br />

terus menjadi “hantu” yang membayangi Najib<br />

Razak.<br />

●●●<br />

Khairuddin Abu Hassan memang orang yang<br />

nekat. Belasan tahun lalu, saat Anwar Ibrahim<br />

masih menjabat Wakil Perdana Menteri Malaysia,<br />

dia menerbitkan pamflet ”50 Dalil Kenapa<br />

Anwar tak Boleh Jadi PM”. Padahal Anwar<br />

bukan cuma atasannya di partai, Organisasi<br />

Nasional Melayu Bersatu (UMNO), tapi juga<br />

saudara sepupunya sendiri.<br />

“Saat itu semua orang, termasuk Presiden<br />

UMNO, mendukung Anwar sepenuh hati,” kata<br />

Khairuddin. Setahun lalu, Khairuddin—kala itu<br />

masih Wakil Ketua UMNO untuk Batu Kawan,<br />

Penang—menantang 1Malaysia Development<br />

Berhad (1MDB), perusahaan investasi milik pemerintah<br />

Malaysia. Padahal di 1MDB, ada Najib<br />

Razak, Perdana Menteri Malaysia dan Presiden<br />

UMNO, sebagai penasihat.<br />

Tapi Khairuddin tetap melaporkan 1MDB ke<br />

polisi. Dia mencium bau tak sedap dari pengelolaan<br />

1MDB, perusahaan yang kelahirannya<br />

dibidani oleh Najib Razak. Perusahaan yang<br />

baru berumur enam tahun itu menumpuk<br />

utang yang jumlahnya tak tanggung-tanggung,<br />

hampir 42 miliar ringgit atau Rp 140 triliun.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

REUTERS<br />

Kawan-kawan separtai terang mencerca tindakan<br />

Khairuddin. Tengku Adnan Tengku Mansor,<br />

Sekretaris Jenderal UMNO, memerintahkan<br />

Khairuddin mencabut laporannya. “Aku tak<br />

mengerti mengapa dia melapor ke polisi. Kita<br />

tak bisa asal mendengar cerita yang beredar di<br />

Internet atau media sosial,” kata Tengku Adnan.<br />

Khairuddin malah makin bersemangat.<br />

“Makin kuat mereka menyerangku, makin kuat<br />

tekadku... Aku tak akan tunduk pada tekanan,”<br />

kata Khairuddin kala itu. Berani menantang<br />

pucuk kekuasaan, Khairuddin menanggung<br />

akibatnya. Hanya berselang dua bulan setelah<br />

melapor ke polisi, UMNO memecat Khairuddin.<br />

Sejak saat itu, Khairuddin menjadi lawan sengit<br />

Najib Razak. Sepanjang Juli dan Agustus<br />

lalu, berbekal setumpuk dokumen, Khairuddin<br />

berkeliling dunia. Kepada penegak hukum di<br />

Swiss, Prancis, Inggris, Hong Kong, dan Amerika<br />

Serikat, Khairuddin ditemani pengacaranya,<br />

Matthias Chang, menyerahkan dokumen<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Khairuddin Abu Hassan<br />

MALAYSIANINSIDER<br />

transaksi-transaksi mencurigakan terkait dengan<br />

1MDB dan PM Najib.<br />

“Aku telah ditolak oleh penegak hukum di<br />

Malaysia. Seperti kita saksikan, mereka tak<br />

menginvestigasi kasus itu secara profesional<br />

dan transparan,” Khairuddin menulis di Facebook.<br />

“Aku sudah kehilangan kepercayaan kepada<br />

penegak hukum Malaysia.” Alih-alih memburu<br />

orang-orang yang dicurigai menggangsir uang<br />

1MDB, polisi malah sibuk memburu orangorang<br />

yang dituduh membocorkan dokumen<br />

investigasi kasus itu.<br />

Kejaksaan Swiss sigap bergerak. Pada awal<br />

September lalu, Kejaksaan Swiss membekukan<br />

rekening yang memuat puluhan dolar Amerika<br />

terkait dengan transaksi-transaksi yang melibatkan<br />

1MDB. Di Amerika, Biro Investigasi Federal<br />

(FBI), menurut sumber Wall Street Journal,<br />

mulai menelisik dugaan pencucian uang dalam<br />

sejumlah transaksi yang melibatkan 1MDB dan<br />

Najib. Sejumlah properti mewah di Manhattan<br />

dan Beverly Hills yang diduga milik Riza Aziz,<br />

anak tiri Najib, mulai diutak-atik. Lewat Inisiatif<br />

Kleptokrasi, Departemen Kehakiman menelusuri<br />

apakah properti-properti supermewah itu<br />

dibeli dengan uang halal.<br />

Kepolisian Hong Kong juga menyelidiki transaksi<br />

senilai 1,125 miliar ringgit atau Rp 3,8 triliun<br />

ke sejumlah rekening Credit Suisse di Hong<br />

Kong. Menurut Khairuddin, ada tanda tangan<br />

Najib dalam transaksi-transaksi tersebut. Empat<br />

perusahaan pemilik rekening itu—Alliance Assets<br />

International, Cityfield Enterprises, Bartingale<br />

International, dan Wonder Quest Investment—<br />

Khairuddin menduga, terkait dengan Najib.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Perdana Menteri<br />

Malaysia Najib Razak<br />

REUTERS<br />

Gara-gara “tur” keliling dunia itu, Khairuddin<br />

harus berurusan dengan polisi. “Tindakannya<br />

adalah sabotase yang bisa mempengaruhi stabilitas<br />

ekonomi dan kedaulatan negeri ini,” kata<br />

Jenderal Khalid Abu Bakar, Kepala Kepolisian<br />

Malaysia.<br />

Digoyang kasus di sana-sini, Najib tetap<br />

percaya diri. Kepada sejumlah bos perusahaan<br />

besar di Amerika, pekan lalu Najib meyakinkan<br />

mereka bahwa tak ada persoalan besar di Malaysia.<br />

“Aku tak akan buru-buru pulang lantaran<br />

takut kehilangan pekerjaan atau sesuatu seperti<br />

itu,” kata Najib. ■ SAPTO PRADITYO | SMH | NYTIMES | THESTAR<br />

| MALAYSIANINSIDER | WSJ | MALAYMAILONLINE<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

ANTARA MUSLIM DAN<br />

PRESIDEN<br />

REUTERS<br />

AMERIKA<br />

“KITA PUNYA MASALAH DI NEGERI INI. MASALAH ITU BERNAMA MUSLIM.”<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Ben Carson, kandidat<br />

Presiden Amerika<br />

Serikat dari Partai<br />

Republik, sebelum<br />

mengikuti debat di<br />

Perpustakaan Ronald<br />

Reagan, di Lembah<br />

Simi, California, Rabu<br />

(16/9).<br />

LUCY NICHOLSON/REUTERS<br />

AYA Beydoun punya cita-cita luar<br />

biasa tinggi: menjadi Presiden<br />

Amerika Serikat. Aya, 17 tahun, punya<br />

semua modalnya. Dia cerdas,<br />

dia juga pandai bicara dan ambisius. Di satu<br />

SMA di Dearborn, Michigan, dia menjadi ketua<br />

klub debat politik. Seperti jalan yang ditempuh<br />

Presiden Barack Obama, Aya berniat kuliah<br />

di jurusan hukum, sebelum lompat ke arena<br />

politik.<br />

Satu hal yang menurut kacamata Ben Carson,<br />

kandidat Presiden Amerika dari Partai<br />

Republik, membuat Aya tak layak jadi Presiden<br />

Amerika adalah dia seorang muslim. Kedua<br />

orang tua Aya lari dari perang saudara di Libanon<br />

pada 1970-an. Aya lahir dan tumbuh besar<br />

di Amerika.<br />

Pada Ahad malam dua pekan lalu, Aya menonton<br />

acara Meet the Press di stasiun televisi<br />

NBC bersama orang tuanya. Di layar televisi,<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Ben Carson, mantan dokter bedah saraf kondang,<br />

tengah menyampaikan pendapatnya.<br />

Seorang penguasa di Gedung Putih, menurut<br />

Ben Carson, harus memeluk keyakinan yang<br />

sejalan dengan konstitusi Amerika.<br />

Ajaran Islam, paling tidak menurut Ben Carson,<br />

tak sebangun dengan konstitusi Amerika.<br />

“Aku tak akan menyarankan menempatkan<br />

seorang muslim menjadi pemimpin negara<br />

ini. Aku sepenuhnya tak setuju,” kata Carson.<br />

Menyimak pernyataan kandidat presiden dari<br />

AKU TAK AKAN MENYARANKAN MENEMPATKAN<br />

SEORANG MUSLIM MENJADI PEMIMPIN<br />

NEGARA INI.”<br />

kelompok Republikan<br />

itu, Aya kesal, marah,<br />

geram bukan kepalang.<br />

“Aku banyak menyaksikan<br />

hal buruk di media: orang mati, diskriminasi,<br />

perilaku politikus yang menjijikkan....<br />

Tapi kali ini benar-benar menusuk sampai ke<br />

rumah karena aku yang dia bicarakan,” kata<br />

Aya. “Aku cukup terpelajar untuk tahu bahwa<br />

apa yang dia sampaikan benar-benar berlawanan<br />

dengan konstitusi. Tapi bagaimana dengan<br />

anak-anak lain yang tak tahu? Mungkin sekarang<br />

mereka berpikir untuk berbohong atau<br />

menyembunyikan agamanya.”<br />

Paling tidak, ada 2,8 juta warga Amerika<br />

yang memeluk agama Islam. Dearborn, tempat<br />

tinggal keluarga Aya, merupakan kota dengan<br />

konsentrasi warga muslim tertinggi di Amerika<br />

Serikat. Dari 98 ribu warga Kota Dearborn,<br />

lebih dari 40 persen merupakan keturunan<br />

Timur Tengah. Bahasa Arab menjadi bahasa<br />

kedua di kota itu.<br />

“Carson sudah melewati batas. Dia harus<br />

mengundurkan diri,” kata Ibrahim Hooper, juru<br />

bicara Majelis untuk Hubungan Amerika-Islam.<br />

Di satu distrik di Kota Anaheim, yang dikenal<br />

sebagai “Arab Kecil”, pernyataan Carson sungguh<br />

menusuk perasaan. “Aku benar-benar sulit<br />

memahami, bagaimana seorang calon presiden<br />

bisa mengatakan hal seperti itu. Sama sekali<br />

tak terdengar seperti seorang Amerika,” kata<br />

Radwan Soueidan, 18 tahun.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Dua kandidat Presiden<br />

Amerika Serikat dari Partai<br />

Republik, Ben Carson dan<br />

Donald Trump, saat mengikuti<br />

debat di Perpustakaan Ronald<br />

Reagan, di Lembah Simi,<br />

California, Rabu (16/9).<br />

LUCY NICHOLSON/REUTERS<br />

Pandangan salah<br />

dan diskriminasi terhadap<br />

Islam bukan hal<br />

baru dalam politik di<br />

Amerika Serikat. Tiga<br />

tahun lalu, dalam debat<br />

kandidat presiden<br />

Republikan di New Hamp shire, Newt Gingrich<br />

mengatakan, “Orang Pakistan yang bermigrasi<br />

ke Amerika menjadi warga negara ini merakit<br />

bom yang untungnya gagal meledak di Times<br />

Square, ditanya oleh hakim mengapa dia melakukan<br />

hal itu padahal sudah bersumpah setia<br />

kepada Amerika. Dia menjawab, ‘Aku berbohong.<br />

Kalian musuhku.’” Gingrich menyamakan<br />

berurusan dengan warga muslim sama dengan<br />

berurusan dengan Nazi.<br />

Bukan cuma Gingrich yang meyakini bahwa<br />

pemeluk Islam adalah masalah. Herman Cain,<br />

kandidat Republikan lain, percaya sebagian<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Donald Trump berpidato<br />

dalam Forum Koalisi<br />

Kebebasan dan<br />

Keyakinan di Des<br />

Moines, Iowa, Sabtu<br />

(19/9).<br />

BRIAN C. FRANK/REUTERS<br />

besar muslim punya extremist view. Menurut<br />

Cain, dia tak akan memilih seorang muslim<br />

dalam kabinetnya jika terpilih menjadi Presiden<br />

Amerika. Belakangan, Cain mundur dari pencalonan.<br />

Sekarang, dua kandidat paling populer dari<br />

Partai Republik—Donald Trump dan Ben Carson—juga<br />

menyulut sentimen anti-Islam. Muslim<br />

Amerika mulai cemas. Dua pekan lalu, seorang<br />

pemuda mengacungkan jari saat Trump<br />

berkampanye di Rochester, New Hampshire.<br />

“Kita punya masalah di negeri ini. Masalah<br />

itu bernama muslim,” kata pemuda itu. “Anda<br />

tahu, presiden kita seorang muslim. Bahkan<br />

dia bukan seorang Amerika. Kita tahu mereka<br />

punya kamp latihan di mana mereka berlatih<br />

untuk membunuh kita. Pertanyaanku, kapan<br />

kita bisa menyingkirkan mereka?”<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

AKU BENAR-BENAR SULIT<br />

MEMAHAMI, BAGAIMANA<br />

SEORANG CALON PRESIDEN BISA<br />

MENGATAKAN HAL SEPERTI ITU.”<br />

Presiden Obama bukan seorang muslim dan<br />

dia warga Amerika. Tapi Trump tak meluruskan<br />

kesalahan pemuda itu. “Banyak orang mengatakan<br />

hal itu. Banyak orang mengatakan hal<br />

buruk yang terjadi di sekitar mereka. Kami akan<br />

mencermati masalah itu,” Trump menjawab<br />

pertanyaan pemuda itu.<br />

Mengapa dia tak meluruskan kesalahan pemuda<br />

itu, Trump berkilah, “Aku tak harus membela<br />

Presiden Obama. Dia juga tak akan<br />

membela aku.... Ya, ada masalah di<br />

negeri ini, dan itu bernama muslim.”<br />

Trump mengklaim dia punya banyak<br />

teman muslim. “Mereka orangorang<br />

yang fenomenal. Tapi juga seperti<br />

orang lain, ada sebagian orang<br />

yang bermasalah. Kalian tak bisa mengatakan<br />

bahwa tak ada masalah dengan orang Islam.<br />

Kalian tahu, orang yang meruntuhkan World<br />

Trade Center tak terbang kembali ke Swedia.”<br />

Selalu ada orang yang menaruh curiga terhadap<br />

kelompok agama lain. Yang jadi soal adalah<br />

keduanya kandidat Presiden Amerika. Survei<br />

Gallup pada Juni lalu menunjukkan “hanya” 40<br />

persen warga Amerika yang menolak memilih<br />

kandidat presiden beragama Islam. Artinya, 60<br />

persen warga Amerika menganggap tak jadi<br />

soal seorang muslim jadi presiden mereka.<br />

Menurut Saud Anwar, Wali Kota South Windsor,<br />

Connecticut, wali kota muslim pertama<br />

di Amerika, penolakan terhadap calon pemimpin<br />

muslim makin kecil di tingkat lokal. Sebab,<br />

pemilih lebih kenal dengan calon pemimpinnya.<br />

“Mereka memilih berdasar kinerja dan<br />

kemampuan calon itu menuntaskan masalah,”<br />

kata Saud.<br />

“Enam puluh persen bukan angka yang<br />

buruk,” kata Amaney Jamal, profesor politik<br />

di Universitas Princeton. Tapi angka itu jadi<br />

tampak kecil, berselisih lumayan jauh, jika disandingkan<br />

dengan dukungan warga Amerika<br />

terhadap kandidat presiden beragama Yahudi,<br />

Katolik, atau keturunan Afrika.<br />

Barangkali orang seperti Carson, Trump, dan<br />

para pendukungnya memang tak akan menyokong<br />

kandidat Presiden Amerika beragama<br />

Islam. Tapi mungkinkah ada Presiden Amerika<br />

beragama Islam? Paling tidak, kini ada dua<br />

orang muslim di Kongres Amerika, yakni Keith<br />

Maurice Ellison dan Andre Carson. Keduanya<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


INTERNASIONAL<br />

Warga muslim di Amerika<br />

Serikat<br />

HUFFINGTONPOST<br />

berasal dari Partai Demokrat.<br />

“Mengapa tidak? Jika ada<br />

seseorang menanyakan hal<br />

itu sepuluh tahun lalu... aku<br />

akan menjawab, ‘Tidak, itu<br />

tak akan pernah terjadi,’” kata<br />

Rashida Tlaib, mantan anggota legislatif Negara<br />

Bagian Michigan. Rashida adalah muslim<br />

pertama yang terpilih menjadi anggota dewan<br />

legislatif Michigan. ■<br />

SAPTO PRADITYO | GUARDIAN | CNN | WASHINGTONPOST |<br />

NYTIMES | REUTERS<br />

REUTERS<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


Tap judul untuk<br />

baca artikel<br />

AGNES MONICA<br />

AGEN<br />

PERDAMAIAN<br />

AARON SORKIN<br />

LEWATI<br />

BATAS<br />

DIAN PELANGI<br />

SELEB<br />

DUNIA<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


PEOPLE<br />

PEOPLE<br />

AGNES MONICA<br />

AGEN PERDAMAIAN<br />

DI tengah kesibukannya, Agnes<br />

Monica menyempatkan<br />

diri berpartisipasi dalam<br />

peringatan Hari Perdamaian<br />

Internasional. Dia pun menulis deklarasi<br />

perdamaian berjudul “I am Generation<br />

of Love”.<br />

Deklarasi yang diunggah ke akun<br />

Instagram-nya itu dibacakan di Balai<br />

Kota DKI Jakarta beberapa waktu lalu.<br />

“Kita harus menjadi agen perdamaian,<br />

dimulai dari diri sendiri,” katanya.<br />

Pelantun Teruskanlah ini mengaku<br />

beruntung bisa mendapat kesempatan<br />

membacakan deklarasi perdamaian.<br />

Bahkan hal ini merupakan salah<br />

satu prestasi yang membanggakan.<br />

“Ini mungkin menjadi prestasi<br />

terbesar di hidupku,” tulis Agnes di<br />

Instagram.<br />

Setelah deklarasi, Agnes tidak akan<br />

berhenti menjadi agen perdamaian.<br />

Penyanyi yang pernah berduet<br />

dengan Michael Bolton ini meneruskan<br />

kampanyenya lewat hashtag<br />

#iamgenerationoflove. n ADELINE WAHYU<br />

| KEN YUNITA<br />

Tap untuk kembali<br />

ke Indeks People<br />

FOTO: AKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARA FOTO<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


PEOPLE<br />

PEOPLE<br />

AARON SORKIN<br />

LEWATI BATAS<br />

FILM biografi Steve Jobs belum<br />

juga dirilis. Namun perseteruan<br />

sudah terjadi. Hal itu bermula<br />

saat CEO Apple Tim Cook menyebut<br />

banyak pihak yang membuat film<br />

tentang Jobs sebagai oportunis.<br />

Aaron Sorkin, penulis skenario film<br />

Steve Jobs, geram bukan kepalang. Dia<br />

pun membalas komentar pedas itu. “Tak<br />

ada orang yang membuat film ini untuk<br />

mendapat kekayaan,” ujarnya.<br />

Dia meminta Cook menonton filmnya<br />

terlebih dulu sebelum berkomentar.<br />

“Jika kamu (Apple) punya pabrik penuh<br />

anak-anak di Tiongkok, kamu punya banyak<br />

saraf untuk menyebut orang lain<br />

oportunis,” ujarnya.<br />

Namun akhirnya Sorkin menyadari<br />

tanggapannya terlalu keras. Dia pun secara<br />

pribadi meminta maaf melalui salah<br />

satu media yang mewawancarainya.<br />

“Saya minta maaf kepada Tim Cook.<br />

Aku harap, ketika dia menonton filmnya,<br />

dia bisa menikmatinya seperti saya menikmati<br />

produknya (Apple),” ujar penulis<br />

skenario yang pernah memenangi Oscar<br />

ini.<br />

Film yang akan tayang pada 9 Oktober<br />

<strong>201</strong>5 itu disutradarai Danny Boyle. Selain<br />

Seth Rogen, aktris Kate Winslet tampil<br />

dalam film yang mengangkat cerita<br />

tentang jatuh-bangun Jobs dengan bisnisnya.<br />

n ADELINE WAHYU | KEN YUNITA<br />

Tap untuk kembali<br />

ke Indeks People<br />

FOTO: ADRIANA M. BARRAZA/WENN.COM<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


PEOPLE<br />

DIAN PELANGI<br />

SELEB DUNIA<br />

NAMA Dian Pelangi sebagai<br />

desainer hijab memang<br />

sudah mendunia. Namun bagaimana<br />

jika ia disejajarkan<br />

dengan seleb dunia, seperti Gigi Hadid,<br />

Cara Delevingne, Alexander Wang, dan<br />

David Beckham? Wow!<br />

Baru-baru ini Dian berhasil masuk<br />

daftar 500 pelaku fashion paling berpengaruh<br />

di dunia versi Business of Fashion<br />

Magazine (BOF), salah satu media mode<br />

terkemuka di London, Inggris.<br />

Selain sebagai satu-satunya orang<br />

Indonesia yang masuk daftar itu, Dian<br />

terpilih menjadi Top 8. Sosoknya yang<br />

dibuat ilustrasi berhijab pink dan busana<br />

oranye pun tampil di cover BOF. Awesome!<br />

Seperti dilansir situs businessoffashion.com,<br />

Dian dianggap mampu menjadi<br />

inspirasi bagi dunia fashion muslim<br />

perempuan melalui karier bisnis dan<br />

media sosial.<br />

“Dia mampu mengubah tren hijab<br />

dunia menjadi lebih modern dan colorful,”<br />

demikian tulis businessoffashion.<br />

com.<br />

Tentu saja Dian sangat senang atas<br />

pencapaiannya saat ini. Ke depan, desainer<br />

lulusan ESMOD ini ingin lebih banyak<br />

bergerak dalam kegiatan sosial, tapi<br />

tetap berhubungan dengan fashion.<br />

“Saya ingin membantu para perajin<br />

fashion karena industri fashion menjadi<br />

salah satu penggerak ekonomi Indonesia,”<br />

ujarnya. n ADELINE WAHYU | KEN YUNITA<br />

Tap untuk kembali<br />

ke Indeks People<br />

FOTO: RACHMAN/DETIKFOTO<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

BUDAYA<br />

DARI DESA TUAToraja<br />

FESTIVAL BUDAYA DI TORAJA MEMBERI<br />

RUANG BAGI PUBLIK MENIKMATI<br />

KESENIAN INTERNASIONAL. PRODUK<br />

BUDAYA LOKAL TETAP MENDAPAT<br />

PORSI TERBANYAK.<br />

FOTO: CRACK PALINGGI/DOC. TIF<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN BUDAYA<br />

TIAP Agustus, ada kemeriahan<br />

di Tana Toraja. Perhelatan<br />

Toraja International Festival<br />

(TIF) merebut minat pemerhati<br />

kesenian dari dalam dan<br />

luar negeri. Tahun ini, yang<br />

merupakan tahun ke-3 TIF,<br />

mengambil tema “Mabugi”,<br />

yakni sebuah rangkaian tarian dan nyanyian<br />

kolosal yang dikemas dalam bentuk teatrikal.<br />

TIF <strong>201</strong>5 bertempat di salah satu desa tertua<br />

di Toraja, yakni Desa Kete’ Kesu, Rantepao, Kabupaten<br />

Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 14-16<br />

Agustus <strong>201</strong>5. Alamnya indah dikepung pegunungan,<br />

hamparan sawah, serta barisan rumah<br />

adat yang usianya lebih dari 300 tahun. Hanya<br />

di Desa Kete’ Kesu ini ada Mabugi.<br />

Panggung didirikan di sela-sela tongkonan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

BUDAYA<br />

dan lumbung padi, menyisakan ruang memanjang bagi pengunjung<br />

menikmati hiburan di panggung sekaligus mengagumi<br />

megahnya tongkonan, nama rumah adat Toraja. Setiap<br />

tongkonan dibangun berhadap-hadapan dengan lumbung padi<br />

yang berukuran lebih kecil.<br />

Salah satu tongkonan di Desa Kete’ adalah museum yang<br />

berisi koleksi benda adat kuno Toraja, mulai ukiran, senjata<br />

tajam, keramik, patung, kain dari Tiongkok, hingga bendera<br />

Merah-Putih. Bendera ini konon bendera Merah-Putih pertama<br />

yang dikibarkan di Toraja. Semuanya tersimpan rapi.<br />

Merupakan pemandangan yang jamak jika di depan tongkonan<br />

tersusun menjulang tanduk kerbau. Jumlah tanduk<br />

yang dipasang di tongkonan menandakan jumlah kerbau yang<br />

sudah dikorbankan keluarga tersebut. Dalam kepercayaan<br />

masyarakat Toraja, kerbau adalah lambang kekuasaan. Maka,<br />

semakin banyak kerbau yang dikorbankan, pertanda semakin<br />

berpengaruh seseorang tersebut.<br />

Selain kerbau, babi adalah hewan yang wajib dikorbankan<br />

dalam setiap upacara adat. Dalam upacara rambu solo’ atau<br />

upacara kematian, misalnya, semakin tinggi derajat keluarga,<br />

jumlah kerbau yang dikorbankan juga semakin banyak, dari<br />

puluhan hingga ratusan ekor.<br />

Upacara adat yang juga populer di Tana Toraja adalah rambu<br />

tuka, yakni upacara yang berhubungan dengan syukuran, se-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

BUDAYA<br />

perti membangun rumah, pernikahan, dan panen padi. Dalam<br />

upacara inilah ditarikan manimbong, dibawakan laki-laki yang<br />

memakai pakaian tradisional khusus yang disebut baju pokko<br />

dan seppa tallu buku yang dihiasi parang kuno. Manimbong<br />

ditampilkan juga di TIF.<br />

Tari pa’gellu dikreasikan khusus untuk TIF. Tari yang bercerita<br />

tentang panen ini dibawakan remaja putri dengan diiringi tabuhan<br />

gendang oleh empat remaja putra. Kostum para penari<br />

memiliki ornamen unik pada hiasan kepalanya, disebut sa’pi,<br />

yang menggambarkan tongkonan dan tanduk kerbau.<br />

Grup paduan suara Tibaen Ballo sukses mengajak penonton<br />

menyanyikan lagu To’mepare, yang menceritakan<br />

kegembiraan panen padi. Ketika lagu ini mengalun, semua<br />

penonton mengikuti dan meneriakkan “aiihi!” sebagai ekspresi<br />

bahagia.<br />

Modero dipilih sebagai tari penutup dan perpisahan dengan<br />

pengunjung. Pengunjung membentuk lingkaran, lalu membuat<br />

gerakan berputar. Modero biasa dibawakan pada waktu pesta<br />

panen, sebagai ungkapan rasa terima kasih atas keberhasilan<br />

panen, ditarikan sampai pagi.<br />

Selain menampilkan kesenian adat daerah Toraja, TIF menyuguhkan<br />

penampilan grup musik beraliran indo-etnik,<br />

Kunokini, yang punya jam terbang manggung di berbagai<br />

daerah di Indonesia hingga mancanegara. Grup yang diawaki<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

BUDAYA<br />

Bhismo, Bebi, dan Fiqri ini memainkan medley<br />

lagu-lagu daerah yang diberi sentuhan reggae<br />

dan disko.<br />

Juga hadir ansambel musik dari Gotrasawala<br />

& Ana Alcaide, yang mengawinkan musik Sunda<br />

dan Spanyol. Musikus internasional yang<br />

tampil antara lain Boi Akih dari Belanda, Ron<br />

Reves dari Australia, Helga Sedli dari Hungaria,<br />

serta penari O’zbegim Yoshlari dari Uzbekistan.<br />

Semoga hanya kesan positif yang tertinggal<br />

di benak penampil dan pengunjung tentang<br />

kekayaan budaya yang Indonesia punya. Juga<br />

tentang Tana Toraja dan budaya tuanya. Sampai<br />

jumpa di TIF <strong>201</strong>6. ■ ADITYA MARDIASTUTI<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

SEBUAH KELOMPOK STRIPPER PRIA BERENCANA MENYUGUHKAN PERTUNJUKAN SPEKTAKULER UNTUK<br />

KONVENSI STRIPPER TAHUNAN. DALAM PERJALANAN, MEREKA MENEMUKAN BANYAK HAL MENARIK YANG<br />

JADI INSPIRASI SUGUHAN FINAL NANTI.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Judul:<br />

Magic Mike XXL<br />

Genre:<br />

Comedy, Drama, Music<br />

Sutradara: Gregory Jacobs<br />

Skenario: Reid Carolin<br />

Tap untuk melihat Video<br />

Produksi:<br />

Warner Bros. Pictures<br />

Pemain:<br />

Channing Tatum, Joe Manganiello,<br />

Matt Bomer<br />

Durasi: 1 jam 55 menit<br />

MIKE (Channing Tatum), yang sudah<br />

pensiun dari industri “pria penghibur”,<br />

kini tengah merintis usaha<br />

sendiri di bidang pembuatan mebel.<br />

Usahanya belum banyak memberi untung,<br />

penjualan sepi, dia bahkan tak sanggup membayar<br />

asuransi kesehatan untuk pegawainya<br />

yang cuma satu. Ditambah lagi, belum lama ini,<br />

pacarnya memutuskan hubungan mereka yang<br />

terjalin sejak lama.<br />

Setelah mengantar mebel pesanan, Mike<br />

mendapat telepon dari tim stripper lamanya.<br />

Mereka akan melewati kota tempat<br />

Mike tinggal dalam perjalanan ke kon-<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

vensi stripper tahunan di Myrtle Beach.<br />

Tak perlu berpikir dua kali, Mike setuju bergabung<br />

untuk yang terakhir kali, sekadar horehore,<br />

sebelum menggantung G-strings dan<br />

merobek pants ketatnya secara permanen.<br />

Bersama para pria ganteng berotot, Ken<br />

(Matt Bomer), Tito (Adam Rodriguez), Tarzan<br />

(Kevin Nash), Tobias (Gabriel Iglesias), dan Big<br />

Dick Richie (Joe Manganiello), Mike merancang<br />

sebuah pertunjukan yang benar-benar baru.<br />

Mereka akan memuaskan para perempuan<br />

dengan cara yang tak pernah perempuan alami<br />

sebelumnya. Begitu janji mereka.<br />

Keenamnya mengendarai van menuju timur<br />

dan berhenti di beberapa tempat menarik<br />

sepanjang perjalanan. Perhentian pertama di<br />

klub strip pantai yang sedang pesta. Di sini,<br />

Mike secara singkat berkenalan dengan seorang<br />

fotografer cerdas, Zoe (Amber Heard).<br />

Para pria itu kemudian melanjutkan perjalanan,<br />

lalu singgah menemui pemilik klub mewah,<br />

Rome (Jada Pinkett Smith), yang tahu benar<br />

apa yang perempuan inginkan. Samar-samar<br />

kita dapat menangkap Rome dan Mike pernah<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Magic Mike XXL keluar<br />

tiga tahun setelah film<br />

terakhirnya, Magic Mike<br />

(<strong>201</strong>2), yang juga dibintangi<br />

Channing Tatum.<br />

punya cerita di masa lalu, dan dulu<br />

berpisah sambil membawa tanda<br />

tanya masing-masing.<br />

Lalu sampailah perjalanan mereka<br />

ke pesta privat di rumah mewah<br />

milik Nancy Davidson (Andie<br />

MacDowell), ibu rumah tangga<br />

yang tanpa tedeng aling-aling dapat<br />

melontarkan kalimat apa pun<br />

yang ada di kepalanya (apalagi saat<br />

mabuk). Di sana sudah berkumpul<br />

perempuan-perempuan paruh baya<br />

yang masing-masing punya keluhan tentang<br />

kehidupan seks mereka dengan pasangan. Tak<br />

dikira, ada Zoe juga di sini, yang tak lain putri<br />

Nancy.<br />

Magic Mike XXL keluar tiga tahun setelah<br />

film terakhirnya, Magic Mike (<strong>201</strong>2), yang juga<br />

dibintangi Channing Tatum. Sutradara peraih<br />

Academy Award Steven Soderbergh (Traffic),<br />

yang dulu menyutradarai Magic Mike, kini<br />

memberi jalan bagi sahabatnya, Greg Jacobs,<br />

untuk menunjukkan kemampuan. Jacobs, yang<br />

bermata tajam, memperhatikan benar penggunaan<br />

kostum, warna, pencahayaan, dan angle<br />

kamera agar tampilan film tak terlalu modern.<br />

Matthew McConaughey dan Alex Pettyfer<br />

tidak kembali untuk sekuel ini, tapi kondisi ini<br />

justru membuat pemain-pemain pendukung<br />

mendapat lebih banyak jatah di layar.<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Pujian untuk penulis skenario Reid Carolin,<br />

juga menulis versi pertama, yang membuat<br />

dialog tanpa rasa Hollywood. Bahkan dialog<br />

panjangnya mengingatkan kita pada masterpiece<br />

Paul Thomas Anderson, Boogie Nights<br />

(1997).<br />

Magic Mike XXL adalah film jalanan yang<br />

tak memusingkan plot dan tak banyak narasi.<br />

Layaknya pesta seru, santai, de ngan tuan rumah<br />

ramah yang menyuguhkan hiburan tarian<br />

dengan gerakan menggoda.<br />

Tiap pemain berhasil mendapat momen<br />

untuk bersinar dan merebut layar, termasuk<br />

Channing Tatum, yang namanya meroket saat<br />

berusia 26 tahun lewat Step Up (2006). Bisa<br />

jadi, Anda baru tahu ternyata Matt Bomer bisa<br />

menyanyi.<br />

Kehadiran perempuan dalam film ini memberi<br />

dorongan yang signifikan dengan tambahan<br />

Amber Heard (Friday Night Lights), Jada<br />

Pinkett Smith (The Nutty Professor), dan Andie<br />

MacDowell (Groundhog Day).<br />

Titik lemah film ini adalah justru di adegan<br />

stripping. Kita terus-menerus melihat adegan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

perempuan cantik menjerit-jerit sambil nyawer<br />

US$ 1 tapi tak jelas bagaimana mereka bisa<br />

sampai segirang itu padahal stripping-nya terburu-buru<br />

dan berulang-ulang.<br />

Juga sewaktu para pria ini menampilkan<br />

pertunjukan final mereka di Myrtle Beach.<br />

Masing-masing mendapat giliran menunjukkan<br />

tariannya, masalahnya mereka tak tampak<br />

seperti benar-benar sedang stripping.<br />

Walau secara keseluruhan film ini belum<br />

matang dan, mungkin, terlalu percaya diri, XXL<br />

mengalir, gampang dicerna, dan natural. Jadi,<br />

Ladies, silakan duduk manis, santai, nikmati<br />

tanpa perlu banyak mikir, dan biarkan para<br />

stripper ini mengerjakan tugas mereka. ■<br />

SILVIA GALIKANO<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


FILM PEKAN INI<br />

THE INTERN<br />

BERKISAH tentang sosok Ben Whittaker (Robert<br />

De Niro), seorang duda 70 tahun yang masih ingin<br />

bekerja. Di usianya yang senja itu, Ben kembali<br />

menjadi karyawan magang senior di sebuah<br />

perusahaan website fashion yang dipimpin Jules Ostin<br />

(Anne Hathaway).<br />

JENIS FILM: COMEDY | PRODUSER:<br />

NANCY MEYERS, SUZANNE<br />

FARWELL | SUTRADARA: NANCY<br />

MEYERS | PENULIS: NANCY<br />

MEYERS | PRODUKSI: WARNER<br />

BROS. PICTURES | DURASI: 121<br />

MENIT<br />

HOTEL<br />

TRANSYLVANIA 2<br />

MELANJUTKAN film pertamanya, Hotel Transylvania 2<br />

akan menyoroti kisah Dennis, anak Mavis dan Jonathan.<br />

Dracula (disuarakan Adam Sandler) berupaya melatih<br />

cucunya itu untuk menjadi vampir. Namun masalah<br />

semakin rumit saat Hotel Transylvania kedatangan<br />

ayah Dracula, yaitu Vlad, yang marah karena cicitnya ternyata tidak<br />

berdarah murni sebagai vampir.<br />

JENIS FILM: ANIMATION,<br />

COMEDY, FAMILY | PRODUSER:<br />

MICHELLE MURDOCCA<br />

| SUTRADARA: GENNDY<br />

TARTAKOVSKY | PENULIS:<br />

ADAM SANDLER | PRODUKSI:<br />

COLUMBIA PICTURES | DURASI:<br />

89 MENIT<br />

EVEREST<br />

EVEREST diadaptasi dari buku berjudul Into<br />

Thin Air: A Personal Account of the Mt. Everest<br />

Disaster karya Jon Krakauer. Sebuah kisah<br />

petualangan epik para petualang sejati. Everest<br />

akan membingkai kisah nyata yang terjadi pada<br />

1996. Sebuah tim penjelajah harus berhadapan dengan<br />

keganasan alam yang ada di Everest, salah satu badai salju<br />

paling ganas yang pernah dihadapi umat manusia.<br />

JENIS FILM: ADVENTURE, DRAMA,<br />

THRILLER | PRODUSER: TIM BEVAN,<br />

NICKY KENTISH BARNES, ERIC<br />

FELLNER, BRIAN OLIVER, BALTASAR<br />

KORMAKUR, TYLER THOMPSON, EVAN<br />

| SUTRADARA: BALTASAR KORMAKUR |<br />

PENULIS: WILLIAM NICHOLSON, SIMON<br />

BEAUFOY | PRODUKSI: UNIVERSAL<br />

PICTURES | DURASI: 121 MENIT<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BUKU<br />

POLITIKUS SIPIL JANGAN<br />

MENGGODA TNI DAN<br />

POLRI KEMBALI MASUK<br />

WILAYAH POLITIK PRAKTIS.<br />

PIMPINAN TNI PUN TIDAK<br />

BOLEH TERGODA KEMBALI<br />

MEMASUKI WILAYAH<br />

POLITIK KEKUASAAN.<br />

AGUNG P/DETIKFOTO<br />

REFORMASI TNI,<br />

TUNTASKAN...<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BUKU<br />

Agus Widjojo memberikan tanggapan<br />

atas pertanyaan serta kritik terhadap<br />

buku Transformasi TNI: Dari Pejuang<br />

Kemerdekaan Menuju Tentara<br />

Profesional yang ditulisnya.<br />

AGUNG P/DETIKFOTO<br />

REFORMASI TNI belum tuntas karena masih terdapat sejumlah pekerjaan<br />

rumah yang harus diselesaikan. Jika persoalan tersebut tidak tuntas,<br />

akan sulit bagi TNI untuk mewujudkan tentara profesional. Sebab, “virus”<br />

yang mengajak kembali ke politik kekuasaan atau menangani masalah<br />

keamanan dalam negeri akan tetap tinggal dalam tubuh TNI.<br />

“Reformasi harus dilanjutkan untuk menjaga pencapaian agar tidak melemah<br />

dan menimbulkan arus balik,” kata Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Agus Widjojo<br />

saat peluncuran buku karyanya, Transformasi TNI: Dari Pejuang Kemerdekaan<br />

Menuju Tentara Profesional dalam Demokrasi, di kantor Center for Strategic and<br />

International Studies (CSIS), Jakarta, Senin, 28 September <strong>201</strong>5.<br />

Buku setebal 738 halaman itu merupakan kumpulan tulisan Agus sejak berpangkat<br />

mayor. Lulusan Akademi Militer 1970 ini dikenal sebagai salah seorang<br />

pemikir TNI dan ikut menggawangi lahirnya reformasi di kalangan internal<br />

TNI. Tak aneh bila para akademisi di bidang ilmu kemiliteran menjulukinya<br />

Jenderal Reformis.<br />

Hadir dalam acara ini antara lain mantan presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyono, mantan Panglima ABRI Jenderal (Purnawirawan) Wiranto,<br />

Laksamana TNI (Purnawirawan) Agus Suhartono, mantan Wakil Kepala<br />

Staf Angkatan Darat Letjen (Purnawirawan) Kiki Syahnakri, mantan Sekretaris<br />

Kabinet Andi Widjojanto, Direktur Eksekutif CSIS Rizal Sukma,<br />

dan Harry Tjan Silalahi.<br />

Presiden sebagai pemimpin tertinggi, kata Agus, harus bertanggung jawab<br />

menuntaskan reformasi tersebut. Sebab, TNI tidak bisa dibiarkan mereformasi<br />

dirinya sendiri. “Panglima TNI itu seperti sopir, TNI itu mobilnya. Tapi yang me-<br />

SUDRAJAT/MAJALAHDETIK<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BUKU<br />

Panglima TNI itu<br />

seperti sopir, TNI<br />

itu mobilnya. Tapi<br />

yang menentukan<br />

kebijakan atas<br />

kendaraan itu yang<br />

punya mobil, yakni<br />

presiden.<br />

nentukan kebijakan atas kendaraan itu yang punya mobil, yakni presiden,” ujarnya.<br />

Agus, yang menjadi Komandan Sekolah Staf Komando dan Kepala Staf Teritorial,<br />

menyebutkan reformasi di tubuh TNI yang perlu dilanjutkan adalah amanat<br />

undang-undang yang menempatkan Panglima TNI di bawah Menteri Pertahanan,<br />

yang hingga saat ini belum dilaksanakan sepenuhnya. Kedua, mereformasi fungsi<br />

dari komando teritorial dan, ketiga, mereformasi pengadilan militer.<br />

Reformasi TNI, Agus menegaskan, bukanlah sebuah perubahan, melainkan pemurnian<br />

kembali peran dan kewenangan TNI sesuai dengan konstitusi. Konstitusi<br />

mengamanatkan, fungsi TNI hanya pertahanan nasional. Karena itu, penggunaan<br />

kekuatan militer untuk mengamankan wilayah publik, seperti bandara dan stasiun<br />

kereta, bukanlah merupakan tugas pokok dan kewenangan TNI seperti yang diamanatkan<br />

konstitusi.<br />

Reformasi TNI, kata Agus, yang pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan<br />

Rakyat di awal reformasi, masuk pada wilayah peran dan kewenangan<br />

TNI. Bukan dalam segi perumusan kebijakan-kebijakan TNI, seperti modernisasi<br />

peralatan, strategi pertahanan, atau teknologi yang akan digunakan. “Kebijakan<br />

TNI itu bisa dipilih. Namun peran dan kewenangan tidak ada pilihan. Sesuai dengan<br />

konstitusi artinya benar, atau di luar konstitusi artinya salah,” kata Agus.<br />

Putra mendiang Pahlawan Revolusi Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo<br />

itu menyatakan buku yang ditulisnya sekaligus mengoreksi buku karya<br />

Marcus Mietzner, The Politics of Military Reform in Post Soeharto Indonesia: Elite<br />

Conflict, Nationalism, and Institutional Resistance. Mietzner mengungkapkan keluarnya<br />

Fraksi TNI-Polri dari MPR akibat kalah voting. Padahal, yang sebenarnya,<br />

keputusan keluar itu dibuat sukarela pimpinan TNI-Polri dalam rapat pada 11 Agustus<br />

2002 pukul 01.25 WIB. “Kami mengakhiri keberadaan fraksi di MPR, DPR, dan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BUKU<br />

Mantan Panglima ABRI Jenderal<br />

Wiranto memberikan tanggapan<br />

atas buku karya Agus Widjojo.<br />

AGUNG P/DETIKFOTO<br />

DPRD,” kata Agus.<br />

Sependapat dengan Agus, Yudhoyono menyatakan berhentinya TNI dan Polri<br />

dari politik kekuasaan dan kembali sebagai kekuatan pertahanan negara adalah sebuah<br />

amanah. Karena itu, ia minta TNI sebaiknya tidak kembali terperosok seperti<br />

pada masa lalu. Namun, di pihak lain, Yudhoyono mengingatkan para politikus sipil<br />

agar tidak menarik-narik perwira TNI dan Polri kembali masuk wilayah politik praktis,<br />

sehingga membuat prajurit melanggar sumpah dan etika profesionalismenya.<br />

“Para jenderal, laksamana, marsekal tidak boleh tergoda kembali memasuki wilayah<br />

politik kekuasaan,” ujarnya.<br />

Posisi militer dalam demokrasi, Yudhoyono melanjutkan, tidak rumit. Militer harus<br />

taat pada konstitusi, nilai-nilai demokrasi, dan tunduk pada kepemimpinan sipil.<br />

“Hormati pemimpin yang dipilih secara demokratis. Tidak bisa begitu saja diambil<br />

alih. Tentara harus setia penuh kepada pemimpin politik. Itulah, sebetulnya tatanan<br />

yang ada harus ditegakkan,” kata Yudhoyono.<br />

Sementara itu, pengamat politik Eep Saefulloh Fatah dari PolMark Indonesia<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


BUKU<br />

(Dari kiri ke kanan) Al Araf,<br />

Kiki Syahnakri, Jaleswari<br />

Pramodhawardani, Eep Saifulloh<br />

Fatah, dan Andi Widjojanto menjadi<br />

pembicara dalam bedah buku karya<br />

Agus Widjojo.<br />

AGUNG P/DETIKFOTO<br />

mengatakan faktor eksternal memang banyak mengubah<br />

wajah TNI dalam proses reformasi. Namun faktor<br />

internal, terutama dari perwira-perwira yang memiliki<br />

pemikiran terbuka, juga memiliki andil. Ia antara lain<br />

memuji kepemimpinan Panglima TNI Jenderal Endriartono<br />

Sutarto, yang tegas menolak mengambil alih<br />

kekuasaan saat krisis pada era kepemimpinan Presiden<br />

Abdurrahman Wahid (Gus Dur).<br />

TNI dan demokrasi, Eep melanjutkan, bisa berjalan<br />

beriringan hanya jika peran militer diarahkan untuk<br />

membantu lancarnya proses demokrasi tanpa harus<br />

berpenetrasi dalam tiap gerak demokratis itu sendiri.<br />

Selain itu, TNI harus menyelesaikan pekerjaan rumahnya,<br />

misalnya konsep komando teritorial.<br />

Hal itu berarti TNI harus dipertahankan hanya jika mereka masih bisa memegang<br />

peran dan fungsi pertahanan. Jika sudah tidak ada lagi aspek tersebut, TNI pun<br />

harus menarik diri dari konsep demokrasi yang sedang berjalan.<br />

“Pekerjaan rumah TNI terkait politisasi yang belum selesai, yakni konsep komando<br />

teritorial. Hal ini dibutuhkan untuk fungsi pertahanan yang memerlukan infrastruktur,<br />

seperti organisasi ketentaraan, termasuk batalion dan lain-lain. Sampai tingkat di<br />

mana komando teritorial itu masih mempunyai perlengkapan dan fungsi pertahanan,<br />

maka dia bisa diteruskan dan dipertahankan. Tapi untuk level di mana tidak ada lagi<br />

infrastruktur pertahanan, dia harus dibubarkan,” ujarnya. n PASTI LIBERTI MAPPAPA<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


AGENDA<br />

THE SOUND<br />

OF MUSIC<br />

6-11 OKTOBER <strong>201</strong>5, PUKUL<br />

20.00 WIB<br />

Ciputra Artpreneur Theater,<br />

Ciputra World 1 Kuningan,<br />

Jakarta<br />

Promotor: Sorak Gemilang<br />

Persada<br />

INDONESIA<br />

MARITIME EXPO<br />

7 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />

JIExpo, Kemayoran, Jakarta<br />

CRAFINA <strong>201</strong>5<br />

The 8 th Jakarta handicraft trade fair<br />

7 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />

Jakarta Convention Center,<br />

Jakarta<br />

OKTOBERFEST<br />

JAKARTA<br />

7-10 OKTOBER <strong>201</strong>5, PUKUL<br />

18.00-00.00 WIB<br />

Paulaner Brauhaus, Jakarta<br />

STAGE EMPIRE:<br />

ANANG & ASHANTY<br />

8 OKTOBER <strong>201</strong>5, PUKUL 22.00 WIB<br />

Colosseum Club,<br />

Jalan Kunir Nomor 7, Jakarta Barat<br />

Promotor: Colosseum Club<br />

ALL INDONESIA<br />

JAPAN KENSHIBUDO<br />

PERFORMANCE<br />

10 OKTOBER <strong>201</strong>5,<br />

PUKUL 14.30-17.30 WIB<br />

Kenbujutsu Indonesia, Familia<br />

Club House, Bintaro, Tangsel<br />

MAHAKARYA<br />

BOROBUDUR<br />

10 OKTOBER <strong>201</strong>5, PUKUL 19.00 WIB<br />

Panggung Aksobya, Candi Borobudur,<br />

Jawa Tengah<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5


Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />

Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />

Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!