You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
NASIONAL<br />
Pasangan calon Bupati<br />
dan Wakil Bupati Blitar,<br />
Rijanto-Marhaenis, kini<br />
berpeluang ikut pilkada<br />
serentak tahun ini.<br />
ERLIANA RIADY/DETIKCOM<br />
menjabat Wakil Bupati Blitar.<br />
Mahkamah Konstitusi pada Selasa, 29 September<br />
lalu, memutuskan pasangan calon<br />
tunggal tetap berhak mengikuti pilkada. Putusan<br />
untuk menjawab gugatan uji materi Undang-<br />
Undang Nomor 8 Tahun <strong>201</strong>5 tentang Pilkada<br />
itu akhirnya menjadi solusi atas problem calon<br />
tunggal yang dihadapi sejumlah daerah.<br />
Majelis hakim MK menilai penundaan pemilihan<br />
ke jadwal pilkada serentak berikutnya<br />
menghilangkan hak rakyat untuk dipilih dan<br />
memilih. Sedangkan UU Pilkada tidak memberi<br />
jalan keluar seandainya syarat minimal dua<br />
pasang calon―agar pilkada bisa digelar―tidak<br />
terpenuhi.<br />
Kekosongan hukum itu mengakibatkan<br />
pilkada terpaksa ditunda apabila syarat tidak<br />
terpenuhi. “Andaikata penundaan dibenarkan,<br />
tetap tidak ada jaminan bahwa pada pilkada<br />
serentak berikutnya hak rakyat akan dipenuhi,”<br />
ujar hakim konstitusi, I Gede Dewa Palguna,<br />
saat membacakan putusan di gedung MK,<br />
Jakarta Pusat.<br />
Penundaan tersebut, menurut hakim konstitusi,<br />
Suhartoyo, juga bertentangan dengan<br />
semangat demokrasi yang tertuang dalam<br />
UUD 1945. “Demi menjamin terpenuhinya hak<br />
konstitusional warga negara, pilkada harus<br />
tetap dilaksanakan meskipun hanya terdapat<br />
satu pasang calon,” tuturnya.<br />
Namun pilkada calon tunggal tak bisa digelar<br />
begitu saja. Dalam sidang yang dipimpin Ketua<br />
MK Arief Hidayat itu, Mahkamah menyatakan<br />
pilkada dengan satu pasang calon bisa digelar<br />
MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5