08.02.2017 Views

20151005_MajalahDetik_201

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

FOKUS<br />

Lokasi penambangan pasir<br />

liar di Desa Selok Awar-Awar<br />

diberi garis polisi.<br />

ISFARI/DETIKCOM<br />

lingkungan ini juga dijaga beberapa polisi dan<br />

personel Satuan Polisi Pamong Praja. Beberapa<br />

ucapan belasungkawa, antara lain dari Yayasan<br />

Kasih Bangsa Surabaya, Sajogyo Institute, LBH<br />

Disabilitas Jatim, Walhi, dan dari perorangan,<br />

seperti aktivis Wardah Hafidz, tertata di depan<br />

rumah sederhana itu.<br />

Tijah ingat Salim pernah bercerita ia akan<br />

dibunuh gara-gara kegiatannya memprotes penambangan<br />

pasir ilegal di desanya. Salim juga<br />

pernah ditantang berkelahi oleh para preman<br />

yang menjadi beking tambang pasir. Tapi Salim<br />

menolaknya.<br />

Berikut ini wawancara Bahtiar Rifai dari majalah<br />

detik dengan Tijah.<br />

Salim memprotes penambangan pasir<br />

karena dirugikan. Sawahnya rusak, sehingga<br />

tidak bisa bertani lagi. Sejak kapan<br />

kerusakan sawah itu terjadi?<br />

Sejak ada Backhoe (ekskavator) itu. Kuranglebih<br />

dua tahun. Ini kan sawah Pak Kancil. Nah,<br />

Kepala Desa bikin (tempat) parkir motor di<br />

situ. Bilangnya begini, “Pak Kancil, sawahmu<br />

mau dibikin parkir motor. Nanti bagi hasil. Satu<br />

motor dikasih Rp 2.000.”<br />

Pernah dulu kami gagal panen, habis biaya<br />

lebih dari Rp 2 juta. Tapi tidak ada hasilnya.<br />

Terus minta hasil parkiran sama Pak Kades,<br />

dikasih Rp 1 juta. Terus gagal lagi panen, minta<br />

lagi sama Kepala Desa. Dia suruh minta ke Pak<br />

Desir. Terus Pak Salim datang ke Pak Desir, tapi<br />

Pak Desir bilang ke Kades saja.<br />

Pak Salim bilang, “Aku malu, Tik (panggilan<br />

MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!