You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
FOKUS<br />
JEJAK PERLAWANAN<br />
SALIM ‘KANCIL’<br />
PENOLAKAN terhadap penambangan<br />
pasir di pantai selatan<br />
Lumajang, Jawa Timur, berlangsung<br />
sejak <strong>201</strong>2. Protes itu berujung<br />
pada tragedi berdarah pada Sabtu,<br />
26 September <strong>201</strong>5.<br />
Saat itu kelompok pro-penambangan<br />
menyerang petani pemrotes,<br />
Salim alias Kancil, 46 tahun,<br />
dan Tosan, 51 tahun. Salim tewas<br />
dianiaya, sedangkan Tosan terluka<br />
berat akibat disiksa.<br />
Berikut ini runutan kejadian selama <strong>201</strong>5 hingga meninggalnya<br />
Salim di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang.<br />
JANUARI <strong>201</strong>5<br />
Warga lewat Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok<br />
Awar-Awar menyurati Kepala Desa Selok Awar-Awar, Camat<br />
Pasirian, dan Bupati Lumajang mengenai masalah penambangan<br />
pasir yang merugikan warga.<br />
JUNI <strong>201</strong>5<br />
Forum minta bertemu dengan Bupati Lumajang buat mengadukan investor yang<br />
menyebut akan membuka bisnis pariwisata. Setelah direstui warga, ternyata yang<br />
masuk adalah perusahaan penambang pasir besi. Bupati hanya mengutus camat<br />
buat menemui warga.<br />
9 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />
Forum berunjuk rasa dan menyetop aktivitas penambangan pasir serta mencegat<br />
truk pasir di Balai Desa Selok Awar-Awar. Aksi ini ditanggapi Kepala Desa Hariyono<br />
dengan meneken surat pernyataan menghentikan penambangan pasir.<br />
11 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />
Forum melaporkan ancaman ke Polres Lumajang.<br />
Kasat Reskrim Ajun Komisaris Heri Sugianto<br />
menjanjikan pengamanan dari Polsek Pasirian.<br />
21 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />
Forum melaporkan penambangan liar oleh aparat Desa<br />
Selok Awar-Awar di kawasan hutan milik Perhutani<br />
kepada Polres Lumajang.<br />
10 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />
Beredar ancaman pembunuhan<br />
terhadap anggota Forum oleh<br />
sekelompok preman yang diduga<br />
suruhan Kepala Desa Hariyono.<br />
19 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />
Forum menerima surat pemberitahuan dari Polres<br />
Lumajang bahwa kasus ancaman pembunuhan itu<br />
sudah mulai disidik.<br />
25 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />
Forum menyiapkan unjuk rasa terhadap<br />
penambangan pasir yang akan digelar esok hari<br />
pukul 07.30 WIB.<br />
26 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />
07.00 WIB<br />
Tosan bersama Imam menyebar selebaran ajakan unjuk rasa di depan rumahnya di<br />
Dusun Persil. Seorang pria memarahinya.<br />
07.30 WIB<br />
Sekitar 40 orang mendatangi rumah Tosan dan mengeroyoknya. Imam<br />
disuruh Tosan menyelamatkan diri. Tosan juga lari dengan sepeda tapi<br />
dikejar dan dianiaya.<br />
Anggota Forum, Ridwan, mendengar kabar pengeroyokan dan mencari<br />
Tosan. Ia berhasil menghentikan penganiayaan setelah menantang<br />
Desir, yang memimpin kelompok penyerang. Ridwan membawa Tosan ke<br />
Puskesmas Pasirian dan akhirnya dilarikan ke RSUD Malang.<br />
08.00 WIB<br />
Dari rumah Tosan, penyerang mendatangi rumah Salim di Dusun Krajan I. Salim diikat<br />
tangannya dan dipukuli. Ia digiring sejauh sekitar 2 kilometer ke Balai Desa Selok<br />
Awar-Awar. Penyiksaan berlanjut di balai desa hingga pukul 08.30 WIB. Di balai desa, Salim<br />
disetrum. Akhirnya Salim dibawa ke arah makam desa dan dibunuh.<br />
29 SEPTEMBER <strong>201</strong>5<br />
Polres Lumajang menangkap 22 tersangka pembunuhan Salim dan<br />
penganiayaan terhadap Tosan. Dua tersangka tak ditahan karena<br />
masih 16 tahun.<br />
1 OKTOBER <strong>201</strong>5<br />
Hariyono, yang sebelumnya hanya tersangka penambangan liar,<br />
akhirnya ditetapkan Polres Lumajang sebagai tersangka otak<br />
pembunuhan Salim dan penganiayaan Tosan.<br />
Kapolres Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail<br />
memindahkan semua tersangka ke Polda Jatim dan menutup lokasi<br />
pertambangan pasir ilegal.<br />
PENGGAGAS FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT<br />
PEDULI DESA SELOK AWAR-AWAR<br />
Salim “Kancil”<br />
Tosan<br />
Iksan Sumar<br />
Ansori<br />
Sapari<br />
Abdul Hamid<br />
Turiman<br />
M. Haryadi<br />
Rosyid<br />
Mohammad Imam<br />
Ridwan<br />
Cokrowidodo R.S.<br />
TERSANGKA:<br />
Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono<br />
Tedjo, Ngatiman, Elisandi, Harmoko, Timartin, Rudi, Edi Santosa, Madasir, Widianto, Sukit, Hendrik,<br />
Buri, Farid, Muhamad Subadri, Slamet, Siari, Siaman, Edor Hadi Kusuma, dan Dodik Hartono. Dua<br />
anak yang jadi tersangka adalah IL dan AA<br />
PENYERANG VERSI KESAKSIAN WARGA YANG BELUM JADI TERSANGKA:<br />
Desir, Eksan, Tomin, Tinarlap, Budi, Sio, Besri, Jumunam, Misto, Parman, dan Satrum<br />
SUMBER: KOMISI UNTUK ORANG HILANG DAN KORBAN TINDAK KEKERASAN (KONTRAS) SURABAYA | OKTA WIGUNA | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO<br />
MAJALAH DETIK 5 - 11 OKTOBER <strong>201</strong>5