You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Pandangnya dilayangkan arah ke barat<br />
Terlihat surya hampir terbenam<br />
Sebab pun kelana, jadi melarat<br />
Menurutkan hati yang remuk redam<br />
Melihat surya, hampir beradu,<br />
Cahayanya laksana emas perada<br />
Hati kelana bertambah rindu<br />
Terkenanglah ayah beserta bunda<br />
Kelana duduk, hati bercinta<br />
Suara hati rasa terdengar<br />
Wahai kelana muda juita<br />
Hendaklah engkau berhati sabar<br />
(Perjuangan Tanggung Jawab dalam Kesusastraan,<br />
1977:25-26)<br />
Latihan<br />
Sebelum menjawab pertanyaan berikut, bacalah sekali lagi syair di atas<br />
dengan penuh penghayatan!<br />
1. Perasaan apa yang sedang diungkapkan dalam syair “Bergundah Hati”?<br />
2. Pada bait pertama, kerinduan kepada siapa yang diungkapkan?<br />
3. Dan pada bait keempat, kepada siapa penyair merasa rindu?<br />
4. Saat-saat bagaimana yang membuat perasaan manusia menjadi sedih,<br />
menurut syair tersebut?<br />
5. Bagaimana persajakan yang ditampilkan pada syair tersebut?<br />
1. Pembacaan Puisi dengan Lafal, Intonasi, dan Ekspresi yang Tepat<br />
Pembacaan puisi dapat dikatakan berhasil bila pendengar terhanyut dalam<br />
suasana pembacaan. Untuk mencapai tujuan itu, pembaca hendaknya berlatih<br />
dan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.<br />
a. tahap pertama, pembaca harus mempelajari dan memahami puisi yang akan<br />
dibaca.<br />
b. tahap kedua, pembaca memahami pemenggalan (jeda) baik pada kata, frase,<br />
atau kalimat.<br />
c. tahap ketiga, pembaca memahami siapa yang menjadi pendengarnya.<br />
d. tahap keempat, pembaca harus senang terhadap puisi yang akan dibaca.<br />
Bab I ~ Pendidikan Nasional<br />
9